KAJIAN PUSTAKA
HUBUNGAN RIWAYAT KEJANG DEMAM DENGAN KEJADIAN
EPILEPSI PADA ANAK
Oleh :
Dewi Septina Sari Hasyim
08020125
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
HUBUNGAN RIWAYAT KEJANG DEMAM DENGAN KEJADIAN
EPILEPSI PADA ANAK
KAJIAN PUSTAKA Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran
Oleh:
Dewi Septina Sari Hasyim 08020125
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS AKHIR
Telah Disetujui Sebagai Karya Tulis Akhir Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang Tgl 08 April 2014
Pembimbing I
dr. Pertiwi Febriana Candrawati, MSc, Sp.A
Pembimbing II
dr. Nanang Mardiraharjo, Sp.THT
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
Lembar pengujian
Karya Tulis Akhir oleh Dewi Septina Sari Hasyim ini Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 08 April 2014
Tim Penguji
dr. Pertiwi Febriana Candrawati, MSc, Sp.A , Ketua
dr. Nanang Mardiraharjo, Sp.THT , Anggota
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat, inayah dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul ”Hubungan Riwayat Kejang Demam Dengan Kejadian Epilepsi Pada Anak” dengan baik. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada Rasulullah SAW.
Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini, saya selaku penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, H.Hasyim Kasmani SH,MM serta Ibu Hj. Chalsum atas air mata, pengorbanan, kasih sayang, doa restu, dukungan dan dorongan semangat tiada henti, hingga saya dapat menjalankan amanah untuk menuntut ilmu di Kedokteran. Betapa bersyukur dan bangga mempunyai orang tua seperti Bapak dan Ibu.
2. dr. Hj. Irma Suswati, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang atas bimbingannya selama di FK UMM.
4. dr. Nanang Mardiraharjo, Sp.THT selaku pembimbing II, atas waktu, petunjuk dan kesabarannya dalam membimbing sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik.
5. dr. Sulistiyo Agustin, Sp.PK selaku penguji yang telah meluangkan waktu serta kesabaran yang luar biasa untuk memberikan bimbingan dan petunjuk demi kesempurnaan tugas akhir ini.
6. dr. Moch. Ma’roef, SpOG selaku Pembantu Dekan I, yang telah memberikan motivasi, bimbingan, petuah-petuah untuk selalu berusaha dan rajin dari awal menjalani pendidikan di FK UMM hingga saat ini.
7. dr. Rahayu, Sp.S selaku Pembantu Dekan II, yang telah menginspirasi dan membimbing saya dengan sabar dalam menjalani pendidikan di FK UMM ini. 8. dr. Iwan Sis, SpKJ selaku Pembantu Dekan III, yang selalau memberikan
semangat dan bimbingannya dalam menjalani pendidikan di FK UMM ini. 9. dr. Ruby Riani Asparini, SpBP selaku Dosen Wali, yang tak bosan-bosannya
memotivasi saya dari awal menjalani pendidikan di FK UMM hingga saat ini. 10.Seluruh staf TU FK UMM, Pak Yon, Bu. Endah, Mas Didit, Mas Faisal, atas
seluruh arahan, motivasi dan bantuan yang luar biasa.
11.Kedua saudara tercinta, Emilia sebasting chusnah dan Rina Ayu Yanita Hasyim, terima kasih atas dukungan, semangat, canda dan doa yang tiada henti.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini sehingga penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini sebagai suatu karya tulis ilmiah dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, April 2014
ABSTRAK
Hasyim, Dewi Septina Sari. 2014. Hubungan Kejang Demam Dengan Kejadian Epilepsi Pada Anak. Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Pertiwi Febriana Candrawati (2) Nanang Mardiraharjo.
Kejang demam merupakan kejang yang paling sering dialami oleh bayi dan anak, lebih dari 90 % terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun. Kejang demam merupakan kejang yang berkaitan dengan kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Sebagian besar kejang demam sembuh dengan sempurna, namun sebagian dapat berkembang menjadi epilepsi. Pada saat kejang demam akan timbul kenaikan konsumsi energi di otak, jantung, otot, dan terjadi gangguan pusat pengatur suhu. Pireksia akan menyebabkan kejang bertambah lama, sehingga kerusakan otak makin bertambah. Pada kejang yang lama akan terjadi perubahan sistemik berupa hipotensi arterial, hiperpireksia sekunder akibat aktifitas motorik, dan hiperglikemia. Hal ini akan mengakibatkan iskemia neuron karena kegagalan metabolisme di otak. Sehingga dapat menimbulkan kerusakan anatomi otak berupa kehilangan neuron dan gliosis terutama di daerah hipokampus dan amigdala. Kerusakan di daerah ini merupakan prekursor timbulnya epilepsi lobus temporalis yang berlatar belakang kejang demam.
ABSTRACT
Hasyim, Dewi Septina Sari. 2014. Correlation of Febrile Seizures History toward Incident of Epilepsy in Children. Final Assessment. Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Pertiwi Febriana Candrawati (2) Nanang Mardiraharjo.
Febrile seizures is the most commonly seizure that suffered by infants and children, more than 90% febrile seizures case occur to the children under 5 years old. Febrile seizures is seizures that related to the body temperature increase (rectal temperature over 38°C) that caused by an extracranium process. Most of febrile seizures recover completely, but some of it can be developed and become epilepsy. When the febrile seizure occurs then it will emerge the increase of energy consumption in brain, heart, muscle, and nuisance of temperature regulator center will occur. Pyrexia will cause seizures became longer, thus the brain damage will be more serious. In the long seizure, it will result the systemic alteration such as arterial hypotension, secondary hyperpyrexia that caused by motor activity and hyperglycemia. All of this will result neuron ischemia because of the metabolism failure in brain. It will make the damage of brain anatomy such as neuron and glyosis lost, especially in the hippocampus and amygdale area. The damage in this area is precursor of temporally lobus epilepsy that caused by febrile seizure.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SINGKATAN ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
BAB 2 HUBUNGAN KEJANG DEMAM DENGAN KEJADIAN EPILEPSI ... 3
2.1. Definisi Kejang Demam ... 3
2.2. Klasifikasi Kejang Demam ... 3
2.3 Manifestasi Klinis Kejang Demam ... 4
2.4 Etiologi Kejang Demam ... 5
2.5 Faktor Resiko Terjadi Kejang Demam ... 6
2.6 Patofisiologi Kejang Demam ... 8
2.7 Diagnosis Kejang Demam ... 10
2.7.1 Anamnesis ... 11
2.7.3 Pemeriksaan Penunjang ... 11
2.8 Penatalaksanaan ... 13
2.9 Edukasi Pada Orang Tua ... 18
2.10 Prognosis Kejang Demam ... 19
2.11 Definisi Epilepsi ... 20
2.12 Etiologi Epilepsi ... 21
2.13 Klasifikasi Epilepsi ... 22
2.14 Patofisiologi Epilepsi ... 25
2.15 Diagnosis Epilepsi ... 26
2.15.1 Anamnesis ... 27
2.15.2 Pemeriksaan Fisik dan Neurologis ... 28
2.15.3 Pemeriksaan Penunjang ... 28
2.16 Prognosis Epilepsi ... 30
2.17 Hubungan Kejang Demam Dengan Epilepsi ... 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Macam-macam infeksi yang mendasari kejang demam ... 6
2.2 Perbedaan kejang demam dengan kejang disertai demam ... 10
2.3 Alogaritme penatalaksanaan kejang demam ... 14
2.4 Kejang Tonik-Klonik ... 27
DAFTAR SINGKATAN
NIH : The National Institute of Health
ILAE : The International League Against Epilepsy
IBE : International Bureau for Epilepsy
CO2 : Karbon Dioksida CBF : Cerebral Blood Flow EEG : Elektroensefalograam LP : Lumbal Pungsi
MRI : Magnetic Resonance Imaging OAE : Obat Anti Epilepsi
SUDEP : Sudden Unexplained Death In Epilepsy
ELT : Epilepsy Lobus Temporalis
DAFTAR PUSTAKA
Alfatah, I. 2008, Faktor-Faktor Resiko Kejang Demam Pada Anak Usia 6-14 Tahun, Tesis, Universitas Muhammadyah Semarang, Semarang.
American Academy of Pediatric, 1990, Febrile Seizures : Long-Term Management of Children With Fever Associated Seizures, Dalam : A Consensus development conferens on febrile seizures, Pediatrics, Vol 66, No.6, pp. 1009-1012.
Bahrudin, M. 2010, Epilepsi, Dalam : Bahrudin (ed) Buku Blok Neuromuskular Ilmu Penyakit Saraf, Bagian Neurologi/ Ilmu Penyakit Saraf, Universitas Muhammadyiah Malang. hal 91-132.
Bahtera T., Alifiani HP., Tun-Paksi S. 2011, Kejang Demam, Dalam: Dadiyanto DW., Muryawan, M.H, S., Anindita, Ilmu Kesehatan Anak, FK UNDIP, Semarang, h.134-140.
Berg A, T. 1993, Are Febrile Seizures by a Rapid in Temperature. American Academy of Pediatrics, Vol 147, pp.11-13.
Chen R., Baram TZ., Soltesz. 2000, Febrile Seizures in The Developing Brain Result in Presistent Modification of Neural Excitability in Limbic Circuits. American Academy of Pediatrics, Vol 5, pp.888-894.
Davey, P. 2005, Neurologi Epilepsi, Dalam : Safitri, Amalia, At a Glance Medicine, Erlangga, Jakarta, hal. 358-359.
Deliana, M. 2002, Tata Laksana Kejang Demam Pada Anak. Sari Pediatri, Vol 4, No.2, hal.59-62.
Fuadi TB., Noor W. 2010, Faktor Resiko Bangkitan Kejng Demam pada Anak. Sari Pediatri, Vol 12, No.3, hal.142-143.
Ginsberg, L. 2007, Epilepsi. Dalam : Safitri, Amalia., Astika, Wati. Lecture Notes Neurologi, Edisi 8, Erlangga, Jakarta. hal.79-88.
Hasan R., Alatas H. 2007, Neurologi Kejang Demam, Dalam : Hasan R., Alatas, H, (ed). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 2, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta, hal.847-855
IDAI. 2006, Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam, Badan Penerbit IDAI, Jakarta.
ILAE. 1993, Guidelines for Epidemiologic studies on Epilepsy. Epilepsia, Vol 34,pp.592-596.
Jensen FE., Sanchez RM. 2002, Why Does the Developing Brain Demonstrate Heightened Susceptibility to Febrile and Other Provoked Seizures. In : Baram TZ., Shinnar S. Febrile Seizures, Academic Press, San Diego.pp.153-62.
Joseph M., Shlomo., Shinnar. 1990, Febrile Status Epilepticus. American Academy of Pediatrics, Vol 86, No.4, p.611-614.
Knudsen, FU. 2000, Febrile Seizures : Treatment and Prognosis Epilepsy, Pupmed, Vol 41, pp. 2-9.
Leena, DM. 2010, Febrile Seizures, Clinical Evidence, Pupmed, Vol 11, pp.324-327.
Lumbantobing, S. 1999, Etiologi Dan Faal Sakitan Epilepsi. Dalam: Soetomenggolo, Taslim., Ismael, Sofyan. Penyunting. Neurologi Anak. Badan Penerbit IDAI, Jakarta.h.197-203.
Lynette GS., Ingrid E, Scheffer. 2007, Febrile Seizures, Clinical Review. Pubmed, Vol 334, pp.307-311.
Oktaviana, F. 2008, Epilepsi. Medicinus, Vol 21, No.4, hal.121-124.
Prasad A., Stafstrom CE. 2000, Recent Advance in The Guidelines of Epilepsi, Insight from Human and Animal Studies, Epilepsia, Vol 40, Ed 10, pp.1329-52.
Pudjiadi A., Badriul, H. 2010, Pedoman Pelayanan Medis jilid 1. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia;h.150-152.
Raharjo, TB. 2007, Faktor-Faktor Resiko Epilepsi Pada Anak dibawah Usia 6 Tahun, Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Robert H., Haslam, A. 2000, Kejang-Kejang Pada Masa Anak, Dalam : Waldo, E., Nelson, MD., dkk, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15, Vol 3, EGC, Jakarta, hal.2059-2063.
Roland, A., Bender, Dube. 2004, Febrile Seizures and Mechanisms of Epileptogenesis: Insights from and Animal Model, NIH Public Access, pp. 213-225.
Schwatz MW. 2005, Kejang, Dalam : Schwatz M, William, Pedoman Klinis PEDIATRI , EGC, Jakarta, hal.656-659.
Selzer ME., Dichter MA. 1998, Cellural Pathopysiology and Pharmacology of Epilepsi, Pubmed, pp. 916-26.
Shorvon, SD. 1989, Epilepsy A General Practice Perspective, Ciba Geigy, London.
Subcommittee on Febrile Seizures. 2011, Febrile Seizures : Guideline for Neurodiagnostic Evaluation of The Child With a Simple Febrile Seizure. American Academy of Pediatrics, Vol 127, No 2, pp. 389-391.
Sunaryo, U. 2007, Diagnosis Epilepsi Lengkap, Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, Vol 1, No.1. hal 22-68.
Suwarba, IGMN. 2011, Inseden Dan Karakteristik Klinis Epilepsi Pada Anak. Sari Pediatri, Vol 13, No.4, hal. 124-126.
1 BAB 1
PENDAHULUAN
Kejang demam merupakan kejang yang paling umum dialami oleh bayi dan anak, lebih dari 90 % kasus kejang demam terjadi pada anak berusia di bawah 5 tahun. Terbanyak terjadi pada anak berusia antara 6 bulan sampai dengan 22 bulan, dan insiden kejang demam tertinggi terjadi pada anak usia 18 bulan (Fuadi dan Noor, 2010., Bahtera, Alifiani dan Tun-Paksi, 2011).
Menurut Subcommitte on Febrile Seizure (2011) kejang demam adalah kejang yang terkait dengan demam pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun dan tidak didapatkan infeksi intrakranial atau kelainan lain di otak. Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas 38°C (suhu rektal) atau di atas 37,8°C (suhu aksila).
Insiden kejang demam di Amerika Serikat dan Eropa berkisar 2-5 %. Di Asia insiden kejang demam meningkat dua kali lipat bila dibandingkan di Amerika dan Eropa. Sebagai contoh di Jepang, insiden kejang demam berkisar 8,3%-9,9%. Bahkan di Guam insiden kejang demam meningkat hingga 14 % (Knudsen, 2000).
Sebagian besar kejang demam sembuh dengan sempurna, dan sebagian lagi berkembang menjadi epilepsi. Menurut Suwarba (2011) di bagian / SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD / RSUP Sanglah Denpasar Bali selama periode Januari 2007-Desember 2010 didapatkan pervalensi epilepsi sebesar 5,3% dan yang mempunyai riwayat kejang demam sebelumnya sebanyak 10,1%.
2
yang dapat menyebabkan epilepsi adalah adanya kelainan neurologis sebelum kejang demam pertama, adanya riwayat epilepsi dalam keluarga,dan mengalami kejang demam komplek (Lynette, Ingrid, Scheffer, 2007)
Kejang demam komplek disebut juga kejang demam lama, yaitu kejang yang terjadi lebih dari 15 menit. Ada hubungan yang bermakna antara kejang demam kompleks dengan kejadian epilepsi, khususnnya temporal lobe epilepsy. Hubungannya adalah kejang demam komplek dapat menyebabkan edema otak sehingga menyebabkan kerusakan sel neuron otak di bagian lobus temporalis. Kerusakan sel neuron itu lah yang menyebabkan cetusan-cetusan listrik yang menjadi hal yang mendasari terjadinya epilepsi. Namun kejang demam bukan merupakan satu-satunya faktor resiko yang mendasari terjadinya epilepsi (Lynette, Ingrid, Scheffer, 2007., Saleh dan Imad, 2000).