• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas IX A S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas IX A S"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX A SMP MUHAMMADIYAH 2 SIMO

TAHUN AJARAN 2016/2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan

Oleh:

CATUR WULANDARI A 210 120 034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX A

SMP MUHAMMADIYAH 2 SIMO TAHUN AJARAN 2016/2017

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

CATUR WULANDARI A 210 120 034

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX A

SMP MUHAMMADIYAH 2 SIMO TAHUN AJARAN 2016/2017

OLEH

CATUR WULANDARI A 210 120 034

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari ..………, ………..…..…2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dra. Titik Asmawati, M.Si (……..………) (Ketua Dewan Penguji)

2. Drs. Sudarto, M.M (………..………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Djalal Fuadi, M.M (……….……….) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 16 Januari 2017 Penulis

(5)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX A SMP MUHAMMADIYAH 2 SIMO TAHUN AJARAN 2016/2017

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan kedisiplinan belajar siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah guru yang memberikan tindakan dan penerima tindakan adalah siswa kelas IX A SMP Muhammadiyah 2 Simo yang berjumlah 26 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah proses analisis data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan Keaktifan dan kedisiplinan siswa dalam belajar IPS. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari indikator, yaitu : 1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya sebelum tindakan 80,76% dan di akhir tindakan menjadi 100%, 2) Terlibat dalam pemecahan masalah sebelum tindakan sebanyak 7,69% dan di akhir tindakan sebanyak 84,61%, 3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya seblum tindakan sebanyak 15,38% dan di akhir tindakan sebanyak 80,76%, 4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah sebelum tindakan sebanyak 11,53% dan di akhir tindakan menjadi 76,92%, 5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru sebelum tindakan 76,92% dan di akhir tindakan menjadi 96,15%, 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya sebelum tindakan sebanyak 19,21% dan di akhir tindakan sebanyak 69,23% 7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis sebelum tindakan sebanyak 26,92% dan di akhir tindakan menjadi 73,07%, 8) Kesemptan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihdapinya sebelum tindakan sebanyak 23,07% dan di akhir tindakan sebanyak 76,92%. Kedisiplinan belajar siswa dapat dilihat dari indikator, yaitu 1) rajin dan teratur belajar sebelum tindakan sebanyak 34,61% dan di akhir tindakan menjadi 76,92%, 2) ketaatan terhadap tugas-tugas pelajara sebelum tindakan sebanyak 42,30% dan di akhir tindakan menjadi 92,30%. Sehingga disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan kedisiplinan belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas IX A SMP Muhammadiyah 2 Simo.

Kata kunci : Keaktifan Siswa, Kedisiplinan Siswa, Problem Based Learning (PBL)

ABSTRACT

This research aims to enhance the activity and discipline students’ learning model

(6)

class IX A SMP Muhammadiyah 2 Simo totaling 26 students. Data collection methods used were observation, interviews, field notes and documentation. Data analysis technique used is the process of data analysis, data presentation, and data verification. The results showed an increase activeness and discipline students in

social studies. Students’ learning activeness can be seen from the indicators, namely: 1) Participate in carrying out the ask of learning before action 80,76% and the at the end of the action 100%, 2) Engage in problem solving as much as 7,69% before treatment and at the end of the action as much 84,61%, 3) To ask another student or the teacher if it does not understand the problems faced before action as much as 15,38% and at the end of the action as much as 80,76%, 4) Trying to find a variety of information needed to solve the problem before the action as much as 11,53% and at the end of the action becomes 76,92%, 5) Conducting group discussions in accordance with the instructions of teachers before actions 76,92%, 6) Assessing the ability of himself and the results obtained prior to the action as much as 19,21% and at the end of the actions as much as 69,23%, 7) Train yourself in solving problems or similar problems before the action as much as 26,92% and in final action becomes 73,07%, 8) Opportunity use or apply what has been gainedin completing a task or problem faces prior to the action as 23,07% and at the end of the action as much as 76,92%. Students learn discipline can be seen from the indicators, namely 1) diligently and regularly studied before action as much as 34,61% and at the end of the action becomes 76,92%, 2) Adherence to the duties subject is before the action as much as 42,30% and at the end action be 92,30%. Thus concluded that the use of Problem Based Learning model of learning can enhance the activity and discipline of student learning in social studies class IX A students SMP Muhammadiyah 2 Simo.

Keywords: active participation by students, studens discipline, Problem Based Learning (PBL)

1.PENDAHULUAN

Kenyataan yang ada dalam pendidikan sekarang ini terdapat masalah yang harus dihadapi dalam proses pembelajaran IPS. Salah satu masalah yang ada yaitu kurangnya keaktifan dan kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran IPS di kelas. Masalah yang ada menjadikan proses pembelajaran hanya berorientasi pada guru IPS. Siswa yang memandang bahwa mata pelajaran IPS kurang menarik yang disebabkan karena pada pelajaran IPS siswa lebih banyak menghafal materi saja. Dalam hal ini guru dituntut lebih kreatif dalam memberikan materi pelajaran IPS agar proses pembelajaran lebih menarik dan memicu keaktifan dan kedisiplinan siswa.

(7)

meningkatkan fasilitas belajar dan memberikan berbagai model pembelajaran yang bervariasi. Hal tersebut dilakukan agar di dalam proses pembelajaran siswa tidak merasa jenuh dan siswa mampu mengikuti proses pembelajaran secara maksimal.

Berdasarkan hasil pengamatan pada hari Jum’at tanggal 11 Oktober 2016 di kelas IX A SMP Muhammadiyah 2 Simo menunjukan bahwa tingkat keaktifan belajar siswa pada pembelajaran IPS sangat rendah yaitu dari 26 siswa hanya sekitar 32,68% dan tingkat kedisiplinan siswa sebanyak 36,68%.

Berdasarkan pada kenyataan permasalahan yang ada maka penulis akan mengadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keaktifan dan kedisiplinan belajar siswa dengan kondisi belajar yang merata dalam pembelajaran IPS di kelas IX A SMP Muhammadiyah 2 Simo melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.

Menurut Sani (2014: 127), “Problem Based Learning adalah pembelajaran

yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka

dialog”. Model pembelajaran dengan PBL ini menawarkan kebebasan peserta

didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang bersifat generatif. Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan peserta didik dapat membentuk kemampuan berfikir tingkat tinggi dan mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk berfikir yang kritis.

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keaktifan dan kedisiplinan belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN

(8)

2.METODE

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan guru dan peneliti. Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 2 Simo. Siswa yang menjadi subjek penerima tindakan ini yaitu siswa kelas IX A dengan jumlah 26 siswa. Sementara itu, guru yang menjadi subjek pelaku tindakan ini adalah Ibu Budi Ernawati, S.Pd. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juli 2016 sampai bulan November 2016. Pelaksanaan penelitian ini tanggal 11 Oktober 2016 sampai dengan 25 Oktober 2016.

Dalam penelitian metode pengumpulan data terdiri dari: 1) Observasi menurut Sarwono (2006: 224) adalah kegiatan melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. 2) wawancara dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang penting di dalam proses pembelajaran IPS dan wawancara ini untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. 3) catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. 4) dokumentasi yaitu berupa RPP, daftar nama siswa, pedoman observasi, catatan lapangan, lembar tanggapan guru dan foto proses penelitian berlangsung.

Teknik analisis terdiri dari tiga langkah yaitu: 1) reduksi data yaitu proses pemilihan. 2) penyajian data yaitu untuk menyusun data hasil penelitian berupa tabel dan grafik. 3) verifikasi data/kesimpulan yaitu menarik kesimpulan hasil data yang diperoleh. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.

3.HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah diadakan penelitian dengan menerapkan metode Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS di kelas SMP Muhamadiyah 2 Simo.

(9)

peneliti sebagai observer. Data sebelum tindakan menunjukkan keaktifan dan kedisiplinan belajar siswa masih rendah dilihat dari indikator bahwa keaktifan dan kedisiplinan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa sebelum tindakan yang meliputi: 1) siswa yang turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya sebanyak 21 siswa (80,76%), 2) siswa yang terlibat dalam pemecahan masalah sebanyak 2 siswa (7,69%), 3) siswa yang ebrani bertanya kepada siswa lain atau guru sebanyak 4 siswa (15,38), 4) siswa yang berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah sebanyak 3 siswa (11,53%), 5) siswa yang melaksanakan tugas diskusi kelompok sesuai perintah guru sebanyak 20 siswa (76,92%), 6) siswa yang menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperoleh siswa sebanyak 5 siswa (19,21%), 7) siswa yang melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis sebanyak 7 siswa (26,92%), 8) siswa yang menggunakan kesempatan atau menerapkan apa yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang sejenis sebanyak 6 siswa (23,07%). Kedisiplinan belajar siswa sebelum adanya tindakan yang meliputi: 1) siswa yang rajin dan teratur belajar sebanyak 9 siswa (34,61%), 2) siswa yang taat terhadap tugas-tugas pelajaran sebanyak 11 siswa (42,30%.

Adapun peningkatan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu dpada siswa kelas VIII B dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas pada siklus II dapat disajikan dalam tabel dan grafik sebagi berikut:

Tabel 1

Data Peningkatan Keaktifan dan Kedisiplinan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX A dengan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) Peningkatan Indikator Sebelum

Tindakan

Terlibat dalam pemechan masalah Bertanya kepada siswa

(10)

Keaktifan

apabila tidak memahami

persoalan yang

dihadapinya

Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk kelompok sesuai dengan petunjuk guru dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya memecahkan soal atau masalah yang sejenis telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihdapinya

(11)

4.7 Data Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran IPS dengan Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL)

Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

30 Terlibat dalam pemecahan

masalah

10 kelompok sesuai dengan

petunjuk guru

4.8 Data Kedisiplinan Belajar Siswa pada Mata

30

25 Rajin dan Teratur Belajar

20

15 tugas-tugas pelajaran Ketaatan terhadap

(12)

Hasil penelitiannya sebagai berikut : Keaktifan belajar siswa pada siklus sebesar 56,24% yang meliputi: 1) siswa yang turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya sebanyak 26 siswa (100%), 2) siswa yang terlibat dalam pemecahan masalah sebanyak 9 siswa (34,61%), 3) siswa yang berani bertanya kepada siswa lain atau guru sebanyak 10 siswa (38,46%), 4) siswa yang berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan maalah sebanyak 11 siswa (42,30%), 5) siswa yang melaksanakan tugas diskusi kelompok sesuai perintah guru sebanyak 24 siswa (92,30%), 6) siswa yang menilai kemampuan diriny dan hasil yang diperoleh siswa sebanyak 12 siswa (46,15%), 7) siswa yang melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis sebanyak 13 siswa (50%), 8) siswa yang menggunakan kesempatan atau menerapkan apa yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya sebanyak 12 siswa (46,15%).

Keaktifan belajar siswa pada siklus II sebesar 82,20% yang meliputi: 1) siswa yang turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya sebanyak 26 siswa (100%), 2) siswa yang terlibat dalam pemecahan masalah sebanyak 22 siswa (84,61%), 3) siswa yang berani bertanya kepada siswa lain atau guru sebanyak 21 siswa (80,76%), 4) siswa yang berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah sebanyak 20 siswa (76,92%), 5) siswa yang melaksanakan tugas diskusi kelompok sesuai perintah guru sebanyak 25 siswa (96,15%), 6) siswa yang menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperoleh siswa sebanyak 18 siswa (69,23%), 7) siswa yang melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis sebanyak 19 siswa (73,07%), 8) siswa yang menngunakan kesempatan atau menerapkan apa yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi sebanyak 20 siswa (76,92%).

(13)

Kedisiplinan belajar siswa pada siklus I sebesar 44,22% yang meliputi: 1) siswa yang rajin dan teratur belajar siswa sebanyak 11 siswa (42,30%), 2) siswa yang taat terhadap tugas-tugas pelajaran sebanyak 12 siswa (46,15%).

Kedisiplinan belajar siswa pada siklus II sebesar 84,61% yang meliputi: 1) siswa yang rajin dan teratur belajar sebanyak 19 siswa (76,92%), 2) siswa yan taat terhadap tugas-tugas pelajaran sebanyak 20 siswa (92,30%).

Dari data yang diperoleh di atas dapat menunjukkn bahwa kedisiplinan belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum adanya tindakan samapai dengan putaran tindakan tindakan siklus II yaitu 38,45% pada sebelum tindakan, 44,22% pada siklus I, 84,61% pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, salah satunya dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anni

Qurrotul A’Yuni (2015) bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada siswa kelas X

IPS 1 MAN 1 Boyolali tahun ajaran 2014/2015.

Nuriyah Miftaqul Jannah (2015) menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Project Based Lerning dapat meningkatkan disiplin belajar siswa di SD Negeri 2 Sedayu Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun pelajaran 2014/2015.

Leonardus Baskoro Pandu Y. (2013) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas X EI SMK N 2 Wonosari Yogyakarta.

(14)

4.PENUTUP

Penelitian tindakan di SMP Muhammadiyah 2 Simo kelas IX A tahun ajaran 2016/2017 ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan (3) hasil pengamatan, dan (4) refleksi tindakan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan kedisiplinan belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IX A SMP Muhammadiyah 2 Simo dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penelitian tindakan kelas mengenai peningkatan kekatifan dan kedisiplinan belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas IX A SMP Muhammadiyah 2 Simo tahun ajaran 2016/2017 berhasil membuat siswa lebih aktif dan disiplin dalam memecahkan masalah dari guru. Keaktifan belajar siswa terbukti dari hasil observasi yang menunjukkan peningkatan keaktifan belajar siswa yang semula hanya sebesar 32,68%, kemudian setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat menjadi 56,24%, dan pada siklus II kekatifan belajar siswa meningkat hingga sebesar 82,20%. Selanjutnya kedisiplinan belajar siswa ini juga terbukti dari hasil observasi yang menunjukkan peningkatan kedisiplinan belajar siswa yang semula hanya sebesar 32,68%, kemudian setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat menjadi 44,22% dan pada siklus II kedisiplinan belajar siswa meningkat hingga 84,61%. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning juga direspon baik oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

A’yuni, Anni Qurrotul. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Ilmu Ekonomi Pada Siswa Kelas X IPS 1 MAN 1 Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Miftaqul, Nuriyaah Jannah. 2015. “Peningkatan Disiplin dalam Pembelajaran Sub

Tema: Aku Merawat Tubuhku Melalui Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Siswa Kelas 1 SDN 2 Sedayu

Grobogan Tahun 2014/2015”. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

(15)

Komputer (KK6) Di SMK N 2 Wonosari Yogyakarta.” Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Problem Based Learning (PBL), merupakan salah satu model pembelajaran pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui

Tidak melaksanakan program/kegiatan Subbidang Olahraga karena Subbidang Seni sudah memenuhi JKEM. JKEM Bidang Seni dan Olahraga

Dari suatu barisan aritmatika, suku ketiga adalah 36, jumlah suku kelima dan ketujuh adalah 144.. Jumlah sepuluh suku pertama deret tersebut

Pada saat tegangan output memiliki nilai sebesar 11,7 Volt arus pada output bernilai menjadi 1.5 A sehingga menandakan proses pengisian batere telah berpindah

Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Koba, 25

[r]

[r]

Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997