ABSTRAK
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI GRAM NEGATIF (Escherichia coli) DAN GRAM POSITIF (Staphylococcus aureus)
SECARA IN VITRO Oleh
DANAR FAHMI SUDARSONO
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama. Bakteri gram positif Staphylococcus aureus dan bakteri gram negatif Escherichia coli merupakan penyebab paling umum penyakit infeksi. Daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) telah banyak dikenal sebagai salah satu jenis tanaman yang bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit, atau dikenal sebagai antibakteri. Aktivitas bakteri ini berhubungan dengan senyawa kimia yang terkandung dalam daun kemuning, yaitu flavanoid, alkaloid, saponin, tannin, minyak atsiri dan fenol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antibakteri dalam ekstrak etanol daun kemuning terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus yang diukur dari diameter zona hambat yang terbentuk. Ekstraksi daun kemuning dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 76%. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi Kirby Bauer (sumuran)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak etanol daun kemuning 30%, 40% dan 50% termasuk kategori antibakteri kuat sedangkan konsentrasi 20% termasuk kategori sedang terhadap bakteri E. coli maupun S. aureus. Bakteri gram positif S. aureus lebih peka terhadap ekstrak etanol daun kemuning bila dibandingkan dengan bakteri gram negatif E. coli.
ABSTRACT
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF ORANGE JESSAMINE LEAF (Murraya paniculata L. Jack) ETHANOL EXTRACT ON IN-VITRO GROWTH OF GRAM NEGATIVE BACTERIA (Escherichia coli) AND
GRAM POSITIVE (Staphylococcus aureus).
By
Danar Fahmi Sudarsono
Infectious diseases is one of the most important health problems. Gram-positive bacteria Staphylococcus aureus and gram-negative bacteria Escherichia coli are the most common cause of infectious diseases. Orange Jessamine (Murraya paniculata (L.) Jack) has been known as one of plant are useful to treat various diseases, as an antibacterial. This antibacterial activity is related to chemical substance leaf containing in the extract, such as flavanoid, alkaloid, saponin, tanin, etheric oil and phenols.
This study aims to determine the antibacterial ability of ethanol extract of orange jessamine leaves on the growth of E. coli and S. aureus from the diameter of inhibition zone formed. Extraction of orange jessamine leaves was done by maceration using ethanol 76 %. Testing for antibacterial activity was using the Kirby Bauer diffusion method.
The result of this experiment measured show that the concentration of ethanol extract orange jessamine leaves 30 %, 40 % and 50 % are strong antibacterial and concentration of 20 % is classified as medium antibacterial on E. coli and S. aureus. Gram-positive bacteria S. aureus is more sensitive to the orange jessamine ethanol leaf extract compared to gram-negative bacteria Escherichia coli.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI GRAM NEGATIF (Escherichia coli) DAN GRAM POSITIF (Staphylococcus aureus)
SECARA IN VITRO
Oleh
DANAR FAHMI SUDARSONO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 31 Agustus 1993, sebagai
anak kedua dari tiga bersaudara, dari Bapak Prof. Dr. Ir. H. Hamim Sudarsono, M.Sc. dan Ibu Ir. Hj. Titik Nur Aeny, M.Sc,
Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Kautsar, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Kemudian melanjutkan Sekolah Dasar (SD) Al-Kautsar, Bandar
Lampung dan selesai pada tahun 2005. Selanjutnya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 9 Bandar Lampung, selesai pada tahun
2011.
Untuk Mama, Papa, Kakak, adik, sahabat dan Keluarga Besarku tercinta atas segala waktu, kasih sayang, doa, motivasi, dan kesabarannya. Semoga Allah
selalu melindungi, dunia maupun akhirat.
Allah akan meninggikan orang
-orang
yang
beriman
di
antaramu
dan
orang
-
orang
yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, dan
karunia yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tak lupa shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang syafaatnya sangat diinginkan dan dirindukan kelak di
Yaumil Akhir.
Skripsi dengan judul “UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN
KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI GRAM NEGATIF (Escherichia coli) DAN GRAM POSITIF
(Staphylococcus aureus) SECARA IN VITRO” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Dr. Sutyarso, M.Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran.
3. dr. Ety Apriliana, M. Biomed selaku Pembimbing Utama atas segala kesediaan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, saran, kritik, dan
4. dr. Tri Umiana Soleha, M.Kes selaku Pembimbing Kedua atas waktu, pikiran,
saran, bimbingan, serta kesabarannya dalam membimbing saya hingga skripsi ini selesai.
5. Prof. Dr. dr. Efrida Warganegara, M.Kes, Sp. MK selaku Penguji Utama pada ujian skripsi. Terima kasih atas motivasi, dukungan, saran dan kritik
membangun dalam penyelesaian skripsi ini.
6. dr. Reni Zuraida selaku dosen Pembimbing Akademik yang sudah memberikan pengalaman, memberi motivasi, dan membimbing saya dalam
mengatur strategi perkuliahan.
7. Staf dosen yang telah menjadi guru saya, sangat banyak ilmu yang telah
diberikan, dan hanya Tuhan yang bisa membalas semua hal yang telah beliau– beliau berikan kepada saya.
8. Staf Akademik dan Tata Usaha Fakultas Kedokteran yang telah membantu
saya dalam segala administrasi di kampus.
9. Kedua orangtua saya, Papa dan Mama yang senantiasa mendukung dan selalu ada untukku. Terima kasih atas segala doa yang tak pernah terlupa di setiap
shalatmu, segala bentuk dukungan, motivasi, nasehat, pengalaman hidup, dan kesabaran dalam menghadapi anakmu ini. Maaf bila ananda sering
mengecewakan dan belum bisa membanggakan, sesungguhnya aku takkan menjadi seperti sekarang ini bila tanpa genggaman tanganmu, papa mama. 10.Kakak dan adik tercinta, Mbak Esti Annisa Sudarsono dan Dik Sena Farid
Sudarsono yang selalu memberikan dukungan, perhatian, menjadi teman dikala jenuh, dan menjadi contoh yang baik sehingga adek bisa menjadi
11.Mbah Kakung dan Mbah Putri yang selalu memberikan nasehat dan
petuah-petuah kehidupan untuk cucumu ini. Serta menjadi motivasi untuk terus mengejar cita-cita sebagai seorang dokter.
12.Sahabat dan teman seperjuangan Dina Rianti, Fatwa Maratus, Anisa Ika, Resti Ramdhani, Tanti Yossela, Yogie Fadli, Diano Ramadhan, Topaz Tritama dan
Vandy ikra, Azatu Zahirah, Tegar Prakoso. Terimakasih atas segala suka dan duka yang telah kita lewati bersama dan juga segala waktu bahagia, masakan-masakan enak, keceriaan kalian. Semoga semua angan dan harapan yang kita
inginkan akan tercapai kelak dan persahabatan ini tetap terjaga selamanya. 13.Teman sepermainan, Cherry Brotherhood yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu. Terima kasih atas segala waktu bahagia, ada di saat susah, nakal bersama dan bercanda bersama.
14.Teman sejawat satu angkatan 2011, terimakasih telah memberikan saya
kesempatan untuk mengenal kalian. Semoga kita dapat membanggakan almamater tercinta dan menjadi dokter yang berguna untuk nusa dan bangsa. 15.Staf laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unila, terutama mba
Romi yang selalu tulus dan ikhlas dalam membantu untuk kelancaran skripsi ini.
16.Kakak-kakak dan adik-adik tingkat (angkatan 2002-2014) yang sudah memberikan semangat kebersamaan dalam satu kedokteran.
17.Dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih telah
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Februari 2015
Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Definisi Operasional ... 22 2. Diameter zona hambat ekstrak etanol daun kemuning terhadap pertumbuhan
bakteri Escherichia coli. ... 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar pengenceran ekstrak menjadi beberapa tingkat konsentrasi.
Lampiran 2 Gambar pembuatan media agar. Lampiran 3 Gambar pembuatan suspensi bakteri.
Lampiran 4 Gambar pengisian ekstrak uji ke dalam cawan petri.
Lampiran 5 Gambar cawan petri yang sudah ditumbuhi bakteri dan diuji dengan ekstrak daun kemuning
Lampiran 6 Gambar pengukuran diameter zona hambat.
Lampiran 7 Gambar hasil penelitian ekstrak daun kemuning terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori ... 7 2. Kerangka Konsep ... 8
3. Daun Kemuning ... 14 4. Pengaruh ekstrak daun kemuning terhadap pertumbuhan bakteri E. coli
ditandai dengan terbentuknya zona hambat ... 27
DAFTAR ISI
2.2Staphylococcus aureus ... 12
2.3Tanaman Kemuning ... 13
2.4Pengukuran Aktivitas Antibakteri ... 16
III.METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 19
3.2Tempat Dan Waktu Penelitian ... 19
3.3Sampel ... 19
3.4Variabel Penelitian ... 20
3.5Alat, Bahan dan Media ... 20
3.6Definisi Operasional ... 21
3.7Prosedur Penelitian ... 22
3.8Alur Penelitian ... 24
3.9Analisis Data ... 25
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 26
1. Aktivitas Antibakteri Pada Ekstrak Daun Kemuning Terhadap Pertumbuhan E. coli. ... 26
4.2 Pembahasan ... 29
V.SIMPULAN DAN SARAN ... 35
5.1Simpulan ... 35
5.2Saran ... 35
1
I.PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara - negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2007, penyebab utama kematian antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler (18,9 %), dan penyakit pernafasan (15,7 %) (Depkes RI, 2007). Data ini menunjukkan bahwa penyakit karena infeksi di Indonesia masih cukup tinggi. Bakteri gram positif (Staphylococcus aureus, Streptococcus sp) dan bakteri gram negatif (Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli) merupakan bakteri yang sering menyebabkan penyakit infeksi (Eva, 2009). Pengobatan utama infeksi yang disebabkan oleh bakteri yaitu dengan penggunaan antibiotik.
2
dapat bertahan dari antibiotik (Eva, 2009). Untuk masalah resistensi perlu dicari cara mengatasinya.
Hal ini yang mendasari berbagai penelitian untuk mencari tanaman-tanaman asli Indonesia yang berpotensi sebagai sumber obat - obatan alami yang murah dan memiliki aktivitas antimikroba/antibakteri (Kumala & Siswanto 2007). Salah satu tanaman herbal yang memiliki khasiat sebagai antibakteri adalah kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) (Kartika, 2007).
Tanaman ini sudah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu tanaman yang sering digunakan untuk mengobati beberapa penyakit diantaranya untuk mengatasi nyeri, menurunkan demam, menyembuhkan penyakit infeksi seperti bisul, ulkus, infeksi saluran kencing, infeksi saluran pernafasan, diare dan disentri (Erisca, 2013). Salah satu bagian tanaman kemuning yang sering digunakan untuk obat adalah daunnya (Kartika, 2007).
Daun kemuning berdasarkan hasil penelitian Aziz et al. (2010), dapat digunakan untuk penyembuhan luka baru dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli. Daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri. Daya anti-bakteri pada daun kemuning disebabkan oleh aktivitas dari kandungan alkaloid,
saponin, tannin dan minyak atsiri (Kartika, 2007). Fenolik dan flavonoid
3
mengganggu pembentukan dinding sel, merusak membran sel, dan mengganggu permeabilitas membran sehingga sel tidak dapat melakukan aktivitas hidupnya dengan normal (Parwata et al., 2011). Saponin bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan, mengakibatkan kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar (Faure et al., 2002). Dan alkaloid mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson, 2005). Fenol dapat menyebabkan terjadinya perubahan permeabilitas membran sel yang
mengakibatkan kebocoran sel sehingga bakteri mengalami kematian
(Butcher & Ulaeto, 2010). Sedangkan flavanoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri (Paiva et al, 2010).
4
1.2Perumusan Masalah
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara - negara berkembang termasuk Indonesia. Bakteri gram positif (Staphylococcus aureus, Streptococcus sp) dan bakteri gram negatif (Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli merupakan bakteri yang sering menyebabkan penyakit infeksi (Eva, 2009).
Daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) memiliki kandungan yang berfungsi sebagai antibakteri, yaitu Flavanoid (Gautam et al., 2012), tannin (Ajizah, 2004), minyak atsiri (Parwata et al., 2011), saponin (Faure et al., 2002), alkaloid (Robinson, 2005) dan fenol (Butcher & Ulaeto,
2010).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah ekstrak etanol daun kemuning memiliki aktivitas antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri gram negatif (Escherichia coli) dan gram positif (Staphylococcus aureus) secara in vitro?
1.3Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
5
pertumbuhan bakteri gram negatif (Escherichia coli) dan gram positif (Staphylococcus aureus) secara in vitro.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif (Escherichia coli) dan gram positif (Staphylococcus aureus).
b. Mengetahui perbedaan daya hambat ekstrak etanol daun kemuning terhadap pertumbuhan bakteri gram negatif (Escherichia coli)
dibandingkan dengan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus).
1.4Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, menambah ilmu pengetahuan mengenai pengobatan alamiah daun kemuning.
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk penelitian serupa.
3. Bagi masyarakat, memberikan informasi dasar ilmiah mengenai manfaat daun kemuning sebagai tanaman herbal yang mengandung senyawa antibakteri.
6
5. Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi perguruan tinggi sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
1.5Kerangka Teori
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama Bakteri gram positif (Staphylococcus aureus, Streptococcus sp) dan bakteri gram negatif (Klebsiella penumoniae, Escherichia coli) merupakan bakteri yang sering menyebabkan penyakit infeksi (Eva, 2009).
Daya antibakteri pada daun kemuning disebabkan oleh aktivitas dari
kandungan minyak atsiri, alkaloid, saponin, dan tannin (Kartika, 2007) serta fenolik dan flavanoid (Gautam et al., 2012). Minyak atsiri
mengganggu proses terbentuknya membran sel sehingga tidak terbentuk sempurna (Parwata et al., 2011). Alkaloid mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri (Robinson, 2005). Saponin
menurunkan tegangan permukaan, mengakibatkan kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar (Faure et al., 2002). Tannin mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel (Ajizah, 2004). Fenol menyebabkan perubahan
permeabilitas membran sel bakteri sehingga bakteri mengalami kematian
7
Kerangka teori pada penelitian ini disajikan pada Gambar 2 di bawah ini:
Gambar 1. Kerangka teori
Flavanoi Saponin Tannin Alkaloid Minyak
8
1.6Kerangka Konsep
Pengaruh ekstrak etanol daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus diuji dengan metode difusi cakram untuk mengukur diameter zona hambatannya (Gambar 3)
Gambar 2. Kerangka konsep Variabel terikat
Daun kemuning (Murraya paniculata (L.)
9
1.7Hipotesis
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1Escherichia coli
Bakteri E. coli merupakan merupakan bakteri Gram negatif, bentuk batang, memilki ukuran 2,4 mikro 0,4 hingga 0,7 mikro, bergerak, tidak berspora, positif pada tes indol, glukosa, laktosa, sukrosa (Greenwood et al., 2007).
Dinding sel bakteri gram negatif tersusun atas membran luar, peptidoglikan dan membran dalam. Peptidoglikan yang terkandung dalam bakteri gram negatif memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan gram positif. Membran luarnya terdiri dari lipid, liposakarida dan protein. Peptidoglikan berfungsi mencegah sel lisis, menyebabkan sel kaku dan memberi bentuk kepada sel (Purwoko, 2007).
11
a. Enterotoksigenik E. coli (ETEC)
Enterotoksigenik merupakan penyebab paling umum dari diare pada wisatawan (Travellers Diarrhea) dan diare pada bayi di negara
berkembang. Ada dua macam eksotoksin yang dihasilkan dari E. coli yaitu: (1) Limfotoksin dikeluarkan bawah kendali genetik plasmid. (2) Sitotoksin yang berada di bawah kendali kelompok plasmid heterogen. Strain yang menghasilkan kedua toksin tersebut menyebabkan diare yang lebih berat (Brooks et al., 2008).
b. Enteroinvasif E. coli (EIEC)
Menyebabkan penyakit yang mirip dengan shigellosis. Sering terjadi pada anak – anak di negara berkembang dan wisatawan yang menuju negara tersebut. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus (Brooks et al., 2008).
c. Enteropatogenik E. coli (EPEC)
12
d. Enterohemoragik E. coli (EHEC)
Ssedangkan EHEC dianggap sebagai patogen zoonosis baru yang dapat menyebabkan gastroenteritis akut dan hemoragik kolitis dengan komplikasi ginjal dan neurologis sebagai akibat dari translokasi Shiga toksin (Stx 1 dan Stx 2) di usus. Merupakan penyebab utama kematian bayi dalam Negara berkembang (Jawetz et al., 2008)
e. Enteroagregatif E. coli (EAEC)
Akibat infeksinya menyebabkan diare akut dan kronik pada negara berkembang. Bakteri ini ditandai dengan pola khas perlekatannya pada sel manusia. EAEC memproduksi hemolisin dan ST enterotoksin yang sama dengan ETEC (Brooks et al., 2008).
2.2Staphylococcus aureus
S. aureus adalah bakteri kokus gram positif yang tersusun dalam
kelompok yang tidak teratur. Kokus tunggal, berpasangan, tidak motil dan tidak membentuk spora. Mikroba ini dapat hidup dalam suasana aerobik atau mikroaerofilik (Rostinawati, 2009).
13
Bakteri ini memiliki reseptor terhadap permukaan sel penjamu dan protein matriks (misalnya fibronektin, kolagen) yang membantu organism ini untuk melekat. Bakteri ini memproduksi enzim litik ekstraseluler (misalnya lipase), yang memecah jaringan penjamu dan membantu invasi. Beberapa strain memproduksi eksotoksin poten, yang menyebabkan sindrom syok toksik. Enterotoksin juga dapat diproduksi, yang menyebabkan diare (Gillespie & Bamford, 2009).
Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit baik melalui kemampuannya untuk berkembang biak dan menyebar luas di jaringan serta dengan cara menghasilkan berbagai substansi ekstraseluler. S. aureus adalah parasit manusia yang dapat ditemukan di mana-mana. Sumber utama infeksi adalah lesi terbuka, benda yang terkontaminasi lesi tersebut, serta saluran napas dan kulit manusia (Jawetz et al., 2008).
2.3Tanaman Kemuning
14
atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepinya rata atau agak beringgit, panjang 2-7 cm, lebar 1-3 cm, permukaan licin, mengilap, warnanya hijau, bila diremas tidak berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1-8, warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8-12 mm, masih muda hijau setelah tua merah mengilap, berbiji dua (Erisca, 2013).
Gambar 3. Daun Kemuning
Daun kemuning dilaporkan mengandung senyawa kimia yang merupakan metabolit sekunder seperti minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Kandungan senyawa kimia dalam daun kemuning mempunyai aktivitas biologi sebagai obat pemati rasa (anestesia), penenang (sedatif), penurun panas (antipiretik), dan antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan E. coli (Kartika, 2007).
Daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) mengandung senyawa
15
flavonoid, saponin, dan tannin (Kartika, 2007). Pada penelitian yang lebih baru yang dilakukan oleh Gautam et al (2012) melaporkan bahwa aktivitas antibakteri yang terdapat dalam daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) disebabkan oleh aktivitas dari kandungan fenolik dan
flavonoid.
Minyak atsiri secara kimiawi tersusun dari campuran dari senyawa steroid dan senyawa lainya tang berperan sebagai antibakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga
tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna (Parwata et al., 2011)
Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang
diduga adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak
terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson, 2005).
Saponin mempunyai tingkat toksisitas yang tinggi melawan fungi.
menurunkan tegangan permukaan, mengakibatkan kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar (Faure et al., 2002).
Tanin dapat merusak membran sel bakteri, menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan terhadap enzim atau subtrat mikroba dan pembentukan suatu kompleks ikatan tannin terhadap ion logam yang dapat
16
permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati (Ajizah, 2004).
Fenol merupakan salah satu antiseptikum tertua dengan khasiat bakterisid
dan fungisid. Perubahan permeabilitas membran sel bakteri merupakan
mekanisme kerja fenol, dan senyawa amonium kuartener. Terjadinya
perubahan permeabilitas membran sel menyebabkan kebocoran kostituen
sel yang esensial sehingga bakteri mengalami kematian (Butcher and
Ulaeto, 2010).
Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri. Mekanisme kerja dari flavonoid adalah dengan menghambat fungsi dari membran sitoplasma (Paiva, 2010).
2.4Pengukuran Aktivitas Antibakteri
Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap antibakteri dapat dilakukan dengan salah satu dari dua metode pokok. Penting sekali menggunakan metode standar untuk mengendalikan semua factor yang mempengaruhi aktivitas antibakteri. Ada dua metode untuk mengukur aktivitas antibakteri yaitu dilusi dan difusi (Jawetz et al., 2008).
17
Prinsip metode ini adalah menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi media cair dan sejumlah tertentu sel mikroba yang telah diuji. Setelah itu masing-masing tabung diuji dengan antibakteri yang telah diencerkan secara serial. Cara ini digunakan untuk menentukan kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) dari larutan antimikroba (Fatimah, 2004).
2. Metode Difusi
Metode difusi agar (penyebaran) sering digunakan untuk melihat aktivitas antibakteri. Metode ini menggunakan cakram kertas/silinder gelas dan pencetak lubang yang mengandung bahan uji dalam jumlah tertentu dan ditempatkan pada media padat yang telah ditanami dengan biakan bakteri yang akan diperiksa, kemudian dieramkan. Setelah pengeraman, garis tengah diameter daerah hambatan jernih yang mengelilingi bahan uji dianggap sebagai ukuran kekuatan hambatan bahan uji terhadap bakteri yang diperiksa. Metode ini dipengaruhi banyak faktor fisika dan kimia seperti sifat pembenihan, daya difusi, ukuran molekul dan stabilitas bahan uji. Meskipun demikian, standarisasi keadaan memungkinkan penentuan kerentanan organisme (Fatimah, 2004).
18
19
III. METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah eksperimen laboratorik dengan metode difusi
(sumuran). Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali sehingga digunakan 12 unit percobaan.
3.2Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di di Laboraratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung pada bulan November 2014– Desember 2014. Ekstraksi dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
3.3Sampel
20
isolat bakteri E. coli dan S. aureus yang diperoleh dari Laboratorium Kesehatan Daerah Bandar Lampung.
3.4Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) dengan 4 tingkat konsentrasi, yaitu konsentrasi 20%, 30%, 40% dan 50% Semua perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Variabel terikat pada penelitian ini adalah diameter zona hambat.
Pengulangan dilakukan sebanyak 6 kali, dari hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan rumus Federer (Setiawan R., 2010) yaitu:
(n – 1) (t –1) ≥ 15 Keterangan:
(n – 1) (4 –1) ≥ 15 n = jumlah pengulangan (n –1) ( 3) ≥ 15 t = jumlah perlakuan
n –1 ≥ 5 n ≥ 6
3.5Alat, Bahan dan Media
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
21
c) Tabung reaksi dan rak tabung d) Lubang difusi cakram
e) Ose bulat f) Lampu spirtus g) Blender
h) Lidi kapas steril i) Corong
j) Pembolong (punch hole)
Bahan uji yang digunakan yaitu daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack.). Bahan lain yang diperlukan adalah media Muller Hinton Agar (MHA) aquades, isolat bakteri E. coli dan S. aureus yang didapat dari Laboratorium Kesehatan Daerah Bandar Lampung.
3.6Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati/diteliti, variabel-variabel tersebut perlu diberi batasan atau definisi operasional (Notoatmodjo & Soekidjo, 2012). Definisi operasional dari masing-masing variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
22
Semua alat yang akan digunakan dalam penelitian ini sebelumnya disterilkan dalam autoclave menggunakan suhu 121oC selama 15 menit.
2. Pembuatan suspensi bakteri
23
Sebanyak 3 gram MHA dilarutkan dalam 150 ml aquades, kemudian dipanaskan dan diaduk sampai larut pada erlenmeyer. Media disterilkan dengan autoklaf selama 10 menit dengan suhu 121o C. 4. Pembuatan Lubang Sumur
Siapkan cawan petri dan cetakan sumur dengan diameter ±
6mm dengan tinggi 1 cm, yang sebelumnya telah disterilkan, dan diletakkan enam buah pada tiap-tiap cawan petri.
Dituangkan 100 µl suspensi masing-masing E. Coli dan S.
aureus dalam NB yang telah dibuat sebelumnya kedalam media
MHA, kemudian digoyangkan supaya homogen. Kemudian tuang MHA tersebut sebanyak 10 ml ke masing-masing cawan petri yang sudah diletakkan sedotan sebelumnya dan dibiarkan hingga agar MHA mengeras.
Tuangkan sampel (ekstrak daun kemuning) sebanyak 50 µl
dalam masing-masing sumur dan inkubasi selama 24 jam dengan suhu 37o C. Tiap cawan petri berisi empat jenis konsentrasi dan kontrol negatif.
Kemudiaan sediaan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
Keesokan harinya dilakukan pengukuran diameter zona hambat
24
3.8Alur Penelitian
35 gram bubuk agar MHA + 150
Disterilkan dengan autoclave pada suhu 121o C selama 15 menit
Dibiarkan agak mendingin
Ditambahkan suspense bakteri E. coli atau S. aureus (100 µl/250
Dikocok sampai homogen
Dituangkan ke dalam cawan petri berisi sedotan untuk membuat sumuran
(telah disterilisasi dalam autoclave pada suhu 121o)
Dibiarkan sampai dingin/padat
Sedotan dicabut hingga membentuk lubang/sumuran
Setiap lubang diisi dengan ekstrak daun kemuning dan control. (10 µl/lubang)
Ditutup dan diinkubasi selama 24 jam
Diamati terbentuknya zona hambatan berwarna bening di sekitar
25
3.9Analisis data
35
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
1. Umum
Terdapat aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kemuning
terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. 2. Khusus
Ekstrak daun kemuning dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif E. coli dan gram positif S. aureus pada semua konsentrasi yaitu 20%, 30%. 40% dan 50%. Konsentrasi 30%, 40%, 50% termasuk kategori antibakteri kuat dan konsentrasi 20%
kategori sedang pada bakteri E coli dan S. aureus.
Ekstrak daun kemuning lebih berpotensi menghabat pertumbuhan
bakteri gram positif S. aureus dibandingkan dengan bakteri gram negatif E. coli.
5.2Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa
36
(Murraya paniculata (L) Jack) dan aktivitas antibakterinya terhadap
bakteri patogen lain
2. Perlu dilakukan uji pra-klinis dan toksisitas untuk mengetahui dosis ekstrak daun kemuning (Murraya paniculata (L) Jack) yang tepat dan
aman dalam penggunaan.
3. Bagi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut mengenai kadar hambat
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, V.D. 2000. Uji antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Rose) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichea coli dan staphylococcus aureus secara in Vitro. Undergraduate thesis, FMIPA UNDIP.
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava) Bioscientiae. Program Studi Biologi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat. 1 (1)
Aziz, S. et al 2010. Coumarins from Murraya Paniculata (Rutaceae). The Malaysian Journal of Analytical Sciences. 14 (1): 1 – 5.
Brooks, Geo F., Butel, Janet S., Morse, Stephen A. 2008. Jawetz, Melnick & Adelberg’s Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Salemba Medika: Jakarta
Butcher, W & Ulaeto, D. 2010. Contact Inactivation of Orthopoxviruses by Household Disinfectants. Philadelphia: Department of Biomedical Sciences, Dstl Porton Down. P 279-283.
Dananjaya A., Winarsih S., Prijadi B., 2013. Pengaruh Ekstrak Metanol Fraksi Etil Asetat Madu Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Secara In Vitro. Universitas Brawijaya
Darmawi, Manaf, Z.H dan Putranda, F. 2013. Daya Hambat Getah Jarak Cina (Jatropha multifida L.) Terhadap Staphylococcus aureus secara In Vitro. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh
Depkes RI. 2007. Buku Data 2006. Subdit Surveilans Epidemiologi. Dit. Sepim Keswa. Ditjen PP & P1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Eva, D. Wijayantie. 2009. Isolat dan uji aktivitas antimikroba dari isolat
Streptomyces terhadap Escherichia coli dan uji bioautografi. Jakarta. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiah Jakarta.
Erisca, A. 2013. Pengenalan Tanaman Kemuning. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya: Malang
Faure R., Emam A. M., Moussa, Elias R., Balansard G. 2002. Isolation of mimengoside B, a triterpenoid saponin from Buddleja madagascariensis. Journal of Ethnopharmacology. 58 (3) P: 215-17
Gautam M.K., Kumar P., Poonia S. 2012. In–vitro antibacterial activity on human pathogens and total phenolic, flavonoid contents of Murraya paniculata Linn. Leaves. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. Elsevier 3(2): 1660-3
Gillespie, S., Bamford, K., 2009. At a Glance: Mikrobiologi Medis dan Infeksi. Jakarta: Erlangga Medica Series.
Greenwood, D., Slack, R., Peutherer, J., Barer, M. 2007. Medical Microbiology. Seventheen Edition. Elsevier Limited: England.
Jawetz, Melnick, Adelberg. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Jakarta: EGC Edisi 23.
Kartika S. 2007. Profil kromatogram dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kemuning (Murraya Paniculata (L.) Jack.) terhadap Bakteri E. coli in Vitro. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang.
Kumala , S. & E. Siswanto. 2007. Isolation and screening of endophtic microbes from morinda citrifoliaand their ability to produce anti-microbial substance. Microbiology Indonesia, 1, ISSN: 1978-3477
Nataro, J., and Kaper, J.B. (1998) Diarrheagenic Escherichia coli. Clin Microbiol Rev 11: 142–210
Notoatmodjo & Soekidjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.
Paiva P, Gomes F, Napoleão T, Sá R, Correia M, Coelho L. 2010. Antimicrobial activity of secondary metabolites and lectins from plants. Current Research, Technology and Education Topics in Applied Microbiology and Microbial Biotechnology, 1:396-406
Parwata I. M., Santi S. R., Sulaksana I. M., Widiarthini A. A. 2011. Aktivitas larvasida minyak atsiri pada daun sirih (Piper betle) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Journal of Chemistry. 5 (1)
Prawira, M.Y., Sarwiyono dan Surjowardojo, P. 2013. Daya Hambat Dekok Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap pertumbuhan Bakteri Penyebab Penyakit Mastitis Pada Sapi Perah. Universitas Brawijaya: Malang.
Purwoko,T. 2007. Fisiologi Mikroba, Penerbit PT Bumi Aksara: Jakarta
Rabbani, H.J., Achmad, G., Tantin, E. 2014. Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill.) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. Universitas Jember: Jember
Radji, M. 2001. Mikrobiologi. Buku Kedokteran ECG: Jakarta.
Robinson, T., 2005. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Institut Teknologi Bandung: Bandung. 132-6
Rostinawati, T., 2009. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Eschericia coli, Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus Dengan Metode Difusi Agar. Penelitian Mandiri. Universitas Padjajaran.