• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses editing Hostlink program Mata Lelaki di Trans 7 episode Games

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses editing Hostlink program Mata Lelaki di Trans 7 episode Games"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

LOLA MARSHA

NIM: 107051102565

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 (SI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 2011

(3)

ABSTRAK

Nama : Lola Marsha NIM : 107051102565

Jurusan : Konsentrasi Jurnalistik

Skripsi : Proses Editing Hostlink Program Mata Lelaki Di Trans 7 Episode Games.

Editing Hostlink adalah dimana editor melakukan proses editing bagian host atau presenternya saja, jadi tidak keseluruhan satu tayangan, namun hanya terpaku di bagian editing presenter saja, ini merupakan bagian dari video editing, yaitu pekerjaan memotong-motong dan merangkaikan (menyambung) potongan-potongan gambar sehingga menjadi film berita yang utuh dan dapat dimengerti. Pekerjaan ini dilakukan di ruang editing yang dilakukan oleh editor atau penyunting gambar.

Penelitian ini merupakan sebuah upaya untuk menemukan dan mengetahui sebuah proses editing yang tayang di stasiun televisi swasta, lebih spesifiknya mengetahui proses editing program Mata Lelaki di Trans 7, yang editingnya lebih mengarah dan mengupas bagaimana proses editing hostlink atau presenter.

Beberapa pertanyaan yang selanjutnya mengarahkan penulis antara lain : Bagaimana proses editing hostlink program Mata Lelaki di Trans 7 episode games, dan apakah prosese editing yang dilakukan oleh editor sesuai dengan teori Edwin S. Porter yaitu Three Match Cut?

Penulis akan menganalisisnya dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengangkat proses editing yang berpedoman pada teori milik Edwin S. Porter karena menurut penulis teori Porter lah yang cocok dengan karya ilmiah ini; Three Match Cut, yaitu Match The Look dimana dalam mengedit kecocokan pandangan mata itu harus sesuai, kedua Match The Position artinya gambar yang diedit harus sesuai dipandang mata, sesuai dengan posisi sebelumnya dan Match The Movement, adalah menyocokkan gerakan dalam video agar mampu menjadi gambar yang countinue.

Dalam dunia jurnalistik, editing jarang sekali disinggung, padahal editing juga termasuk ke dalam bagian jurnalistik, berdasarkan hal tersebut juga, jarang sekali bidang kejurnalistikan yang mengangkat karya ilmiah mengenai proses editing. Dengan program Mata Lelaki yang kebanyakan masyarakat men-judge

tayangan ini adalah tayangan murahan, maka dengan alasan itulah penulis berkeinginan mengupas program tersebut dari sisi editingnya. Berangkat dari hal tersebutlah penulis ingin mengetahui dan meneliti proses editing hostlink Mata Lelaki dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan berpedoman pada teori Edwin S. Porter.

Proses editing Mata Lelaki Trans 7 berpedoman pada teori Porter; Three Match Cut, dimana editor mengedit berdasarkan Match The Look, Match The Position and Match The Movement, editor mengedit hotlink atau presenter pada episode games ini sebagian menggunakan teori editing Porter, tapi juga terkadang editor melenceng dari teori, jadi dalam program editing episode ini ketika editor mengedit mengacu pada teori Edwin S. Porter hasil editan terlihat continue, namun ketika editor lepas dari teori Porter, hasil editan akan jelas terlihat jumping

atau tidak menyambung dengan gambar sebelumnya. i

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi ini. Berkat pertolongan serta nikmat-Nya, penulis mampu melalui rintangan dan cobaan saat mengerjakan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada yang tersayang, penyeru kebenaran, pembawa keberkahan Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabatnya dan semoga kita istiqomah menjadi umatnya sampai hari kiamat. Amin.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dorongan dan doa dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak Drs. Mahmud Jalal, M.A selaku Pembantu Dekan Bidang Kepegawaian. Bapak Drs. Studi Rizal, LK M.A selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Ibu Rubiyanah, M.A selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ibu Ade Rina Farida, M.Si selaku sekretaris Konsentrasi Jurnalistik.

(5)

3. Bapak M. Hudri, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu bersedia memberikan masukan yang sangat bermanfaat dalam menyusun skripsi ini.

4. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu serta berbagai macam pengalaman selama menuntut ilmu.

5. Segenap staff perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Orang tua tercinta, Ayahanda Taryono dan Ibunda Siti Mutmainah yang dengan ketulusan hati memberikan dorongan moral maupun materil serta iringan doa kepada penulis untuk menuntut ilmu sampai saat ini, semoga Allah SWT merahmati dan hanya Dialah yang mampu membalas segala jasa besarmu.

7. Kepada Mas Budi selaku editor dan Mba Mira Khairunnisa selaku Associate produser program Mata Lelaki Trans 7, terima kasih atas waktu yang diberikan untuk menjawab semua pertanyaan yang membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(6)

Ari, Mas Budi, Mba Anggun, Dian, Mba Wenny, Mas Mail, Mas Iwan, Pak Rizki, Mas Rama dan semua Tim Imaji Bumi Films.

9. Komka (Komunitas Kreatif Audio Visual) dan Komunitas Djuanda yang mengantarkanku kembali mengejar impian sebagai editor, Kak Ray Sangga Kusuma, Kak Herry, Kak Renal, dan semua anggota komunitas.

10. Teman-teman Jurnalistik 2007 yang sama-sama berjuang, Tya, Bociel, Nunu, Nana, Nia, Ririn, Ika, Zeto, Cahya, Maua, Era, Miral, Ajat, Helmy, dan semua teman kelasku.

11. Kekasih yang sangat baik memberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini, Andika Fisma Padindi.

12. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan baik materi maupun imateri sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Hanya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya yang dapat penulis haturkan kepada semua pihak yang telah turut mendukung dan membantu dalam penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala budi baik dan bantuan semua pihak yang telah diberikan kepada penulis.

Jakarta, Juni 2011

(7)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ……….. . v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 6

1. Metode Penelitian ... 6

2. Teknik Pengumpulan Data ... 7

E. Tinjauan Pustaka……….9

F. Sistematika Penulisan ……… ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Televisi ……….. ... .12

1. Pengertian Televisi ……….. .12

2. Sejarah Televisi……...………...15

3. Televisi Sebagai Media Massa ……… .19

B. Program Acara ………. ... .23

1. Pengertian Program Acara……….23

2. Jenis-jenis Program Acara ………24

C.Teori Editing Three Match Cut Milik Edwin S. Porter………28

1. Pengertian Editing……….28

2. Teknik Editing ………..31

3. Perlengkapan Editing………33

4. Kerangka Teori Edwin S. Porter………...37

(8)

vi  

1. Profil Trans 7 ... ..41

2. Logo Trans 7 ... ..42

3. Program-program Trans 7 ... ..42

4. Direksi ... ..43

B. Program Mata Lelaki Trans 7 ………. ... ..44

1. Sejarah Program ... ..44

2. Visi dan Misi Program ... ..46

3. Target Audience ... ..46

4. Aspek Marketing dan Share ... ..46

5. LSF (Lembaga Sensor Film) ... ..47

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A. Proses Editing Hostlink……… ... .49

1. Proses Editing Hostlink ……… ... .49

2. Analisa Proses Editing Hostlink Berdasarkan teori Three Match Cut Milik Edwin S. Porter. ……… .63

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN

(9)

A. Latar Belakang Masalah

Di era modern sekarang ini, teknologi dan informasi berkembang sangat pesat, hal ini menuntut manusia untuk selalu tahu tentang apa pun yang terjadi. Media massa sebagai sarana informasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, media massa sendiri menduduki kekuatan keempat, dalam sebuah negara atau the fourth estate. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal atau menyeluruh. Penyebaran informasi identik dengan teknologi komunikasi. Berbicara tentang teknologi komunikasi kita akan teringat dengan alat-alat untuk berkomunikasi atau berinteraksi, yang juga biasa disebut sebagai media massa. Adapun fungsi dari komunikasi massa itu sendiri yaitu menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.1

Banyak macam media massa, mulai dari media cetak, elektronik hingga online. Pada media cetak terdapat majalah, koran, tabloid dan sebagainya, pada media elektronik terdapat radio dan televisi, televisi tampak mempunyai sifat istimewa. Televisi sendiri merupakan gabungan dari suara (audio) dan gambar (visual). Penyampaian isi atau pesan juga seolah-olah langsung antara komunikator (pembawa acara, pembaca berita, host dan sebagainya) dengan

       1

Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003), h.31.

(10)

       

komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat jelas secara visual.2

Televisi juga dapat digunakan untuk berdakwah atau mengajak orang kepada amar ma’ruf dan nahi munkar, sehingga mendapat keridhaan dari Allah SWT. Dakwah sendiri merupakan kewajiban setiap manusia untuk saling mengingatkan dan mengajak sesamanya dalam rangka menegakkan kebenaran. Saat ini, dakwah mengalami kemajuan dalam berbagi hal, diantaranya dari teknik atau metode dakwahnya, serta media dakwah yang sangat menarik perhatian masyarakat. Oleh karenanya dakwah bisa dikategorikan sebagai komunikasi massa, karena saat ini dakwah sudah menggunakan berbagai macam cara, diantaranya dengan media massa, hal itu sesuai dengan sifat komunikasi massa yang dalam setiap aspeknya selalu bermedia (mediated).3

Televisi sebagai media, mampu mempengaruhi pemirsa sehingga penyampaian pesan melalui media lebih efektif dan efesien untuk diterima oleh

receiver yaitu masyarakat. Saat ini dakwah melalui televisi sudah dikemas dengan sedemikian rupa, yaitu menggunakan unsur entertaint sehingga memiliki human interest tersendiri bagi yang menonton.

Menonton televisi di kalangan masyarakat umum sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton. Jadi, jika hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah

  2

Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet ke-1, h.v.

3

(11)

       

suatu hal yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologi dari televisi adalah seakan-akan menghipnotis penonton.4

Pada siaran televisi, kita mengenal adanya beberapa macam program, seperti berita, quiz, drama, komedi, musik, realityshow, varietyshow, talkshow, lifestyle dan masih banyak lagi. Program-program yang kontennya lifestyle pun sudah banyak tayang di televisi, bahkan sebagian besar tayangan-tayangan televisi swasta sudah banyak menyajikan program-program yang kontennya lifestyle, salah satunya Trans 7 yang menyajikan tayangan dengan konten lifestyle yang dikemas semenarik mungkin, yaitu Mata Lelaki.

Proses editing merupakan hal yang jarang diangkat di dunia jurnalistik, padahal seharusnya video editing adalah bagian dari kejurnalistikan yang seharusnya video editing juga diangkat, dibahas dan dipelajari selayaknya ilmu-ilmu jurnalistik seperti yang lainnya, nyatanya proses editing dalam dunia kejurnalistikan adalah hal yang langka, hal yang jarang dibahas oleh jurnalis-jurnalis, oleh karenanya banyak juga yang tidak tahu bahwa proses editing video itu merupakan bagian dari dunia jurnalistik, oleh karena itu ketika proses editing video tidak terangkat dan menjadi hal yang langka dalam akademis dan juga belum diteliti maka dengan alasan tersebutlah dengan karya ilmiah ini, penulis merasa proses editing harus diangkat, dikupas dan diteliti dalam dunia jurnalistik, jadi banyak juga jurnalis-jurnalis yang seharusnya memahami hal editing tersebut.

Video editing adalah pekerjaan memotong-motong dan merangkaikan (menyambung) potongan-potongan gambar sehingga menjadi film berita yang

  4

(12)

utuh dan dapat dimengerti. Pekerjaan ini dilakukan di ruang editing yang dilakukan oleh editor atau penyunting gambar. Editing adalah pekerjaan memilih gambar (shot) dan menyesuaikan gambar itu dengan gambar berikutnya sehingga menjadi suatu sekuen yang memiliki cerita yang logis dan saling berkaitan.

Mata Lelaki tayang di Trans 7 setiap hari Senin, pukul 00.00 – 00.30 WIB. Tayangan ini adalah sebuah persepsi sebagian laki-laki, mengenai segala hal yang menjadi trend, segala hal yang ada disekitar laki-laki, dan segala hal tentang wanita, juga segala hal yang mengelilinginya. Persepsi ini akan diambil dari data riset, yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga, dan mudah diakses oleh banyak orang. Hasil akhir dari program ini adalah, bagaimana laki-laki menghargai sekitarnya, menghargai wanita, dan menghargai dirinya sendiri. Ini adalah bagaimana laki-laki memandang wanita. Berangkat dari sebuah mitos, yang kemudian dicari data risetnya, dan kemudian ditelaah dan diambil kesimpulan akhirnya. Program Mata Lelaki akan selalu memberikan closing statement, sebagai kesimpulan pada akhir tema.

Pada episode 43 yang tayang pada 23 Mei 2011, Mata Lelaki mengambil tema “Games”, yang membahas tentang maraknya laki-laki dewasa yang masih suka bermain games seperti Aeromodelling, Radio Control Rock Crawling bahkan

Action Figure dan lainnya. Mata lelaki dalam setiap tayangannya pasti akan mengangkat profil dari para narasumbernya, dalam episode “Games” ini para

gamers pun di wawancarai mengenai hobinya tersebut. Mata Lelaki juga mengangkat sejarah dari sebuah permainan.

(13)

Lelaki ini dan penulis bermaksud menyusun skripsi dengan judul “PROSES EDITING HOSTLINK PROGRAM MATA LELAKI DI TRANS 7

EPISODE GAMES”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti agar pembahasan menjadi lebih terarah, spesifik dan sistematis. Pada hal ini penulis membatasi pada proses editingnya dan dari sekian banyak episode yang dipilih episode games karena episode tersebutlah yang penulis kira merupakan episode yang umum yang banyak dikenal penonton. Sehingga dari hal tersebut dapat diperoleh pengetahuan, seperti apa proses editing dalam sebuah tayangan. Dan semua proses editing tersebut mengacu pada teori Three Match Cut milik Edwin S. Porter.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini bermaksud meneliti proses editing hostlink dalam program, yaitu:

a. Bagaimana Proses Editing Hostlink Program Mata Lelaki Trans 7? b. Sesuaikah proses editing tersebut dengan teori Three Match Cut

milik Edwin S. Porter?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(14)

a. Bagaimana proses editing hostlink Program Mata Lelaki di Trans 7 pada Episode Games?

b. Sesuaikah proses editing tersebut dengan teori Three Match Cut milik Edwin S. Porter?

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam perkembangan kajian media yang berhubungan dengan media dan komunikasi massa.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi informasi bagi masyarakat, serta bisa menjadi masukan lebih baik lagi untuk program Mata Lelaki Trans 7.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

(15)

       

bersituasikan secara sosial, menggunakan manusia sebagai instrument penelitian utama.5

2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulkan beberapa data yang nantinya membantu penulis dalam penulisan skripsi. Salah satu teknik yang dilakukan adalah melalui observasi. Dengan melakukan pengamatan pada objek yang akan diteliti secara langsung. Berbagai fakta dan data yang diperoleh lewat pengamatan yang nantinya akan dikumpulkan untuk mendapatkan sebuah informasi, seperti ketika penulis mengamati editor melakukan proses editing, mengumpulkan gambar-gambar editor yang sedang mengedit dan juga mengumpulkan catatan-catatan yang dibuat penulis ketika mengamati proses editing. b. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti sebuah penelitian, pengumpulan data-data dokumentasi berupa tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, naskah, dokumen ataupun arsip-arsip milik program Mata Lelaki Trans 7, juga tak ketinggalan mengakses data-data yang bersangkutan dari internet.

c. Wawancara

Selain observasi dan dokumentasi, teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah dengan melalui wawancara. Wawancara

  5

(16)

adalah melakukan tanya-jawab secara langsung dengan Budiman selaku editor dan Mira Khairunnisa sebagai produser dari program Mata Lelaki Trans 7. Teknik yang digunakan adalah teknik wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Hal ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada penulis untuk bertanya, namun tetap terarah pada masalah penelitian yang diangkat.

d. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian sendiri dilakukan di kantor Trans 7, yaitu di Gedung Trans Tv Lt.5, Jln. Kapten P Tendean Kav 12-14 A, Jakarta 12790 pada 10 Juni 2011.

e. Analisis Data

Untuk menganalisis data, penulis menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan landasan teori Three Match Cut milik Edwin S. Porter untuk mengupas proses editing hostlink Program Mata Lelaki di Trans 7 Episode Games. Meneliti proses editing hostlink tersebut meliputi: Match The Look (Kecocokan Tampilan Gambar), Match The Position (Kecocokan Posisi Gambar) dan Match The Movement

(Kecocokan Gerakan Gambar).

Pertama, Match The Look yaitu, dimana setiap sambungan gambar harus sama bentuk dan ruangannya sesuai dengan shot atau gambar sebelumnya.

(17)

Ketiga, Match The Movement yaitu, dimana setiap sambungan gambar harus sesuai dengan gerakan shot atau gambar sebelumnya.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian berjudul Proses Editing Hostlink Program Mata Lelaki Di Trans 7 Pada Episode Games” ini terinspirasi dari beberapa skripsi yang telah ada sebelumnya:

1. Analisis Produksi Acara “Makna Kehidupan” Di Trans Tv.

Peneliti ini menganalisa dan meneliti sebuah tayangan di Trans Tv yaitu Makna Kehidupan. Peneliti mengungkap tata cara produksi tayangan Makna Kehidupan ini, bagaimana dan seperti apa proses produksi yang berlangsung dalam program Makna Kehidupan Trans Tv ini.

2. Analisis Program Halal Di Trans Tv Oleh Nur Rochim,

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah

dan Komunikasi Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009.

Penulis ini mengangkat produksi program dari sebuah tayangan, menganalisa bagaimana produksi dari sebuah program yang tayang pada stasiun televisi, menganalisa pra produksi, produksi hingga pasca produksi.

3. Produksi Program “Apa Kabar Indonesia Di Tv One”

(18)

shooting, Ia menjelaskan bagaimana dan seperti apa proses produksi yang berlangsung dalam program tersebut.

Melalui tinjauan pustaka ke perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan menelusuri situs di internet, skripsi dengan judul Proses Editing Hostlink Program Mata Lelaki Di Trans 7 Pada Episode Games” belum pernah diteliti dan belum pernah ada sebelumnya. Meskipun penulis terinspirasi dari ketiga skripsi sebelumnya yang telah disebutkan diatas, namun seluruh skripsi ini sangat berbeda.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, terbagi ke dalam lima bab yang memiliki pembahasan masing-masing. Kelima bab itu adalah sebagai berikut:

Bab I :Pendahuluan

Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab II :Kajian Teoritis

(19)

mungkin ketinggalan adalah pembahasan mengenai teori Edwin s. Porter yaitu Three Match Cut.

Bab III :Gambaran Umum Trans 7 dan Program Mata Lelaki

Bab ini menjelaskan gambaran umum stasiun televisi swasta Trans 7, dan gambaran umum mengenai program Mata Lelaki Trans 7.

Bab IV :Proses Editing Program Mata Lelaki Trans 7 Episode Games

Pada bab ini menguraikan mengenai objek penelitian dan pembahasan serta penelitian yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis pada bab sebelumnya.

Bab V :Penutup

(20)

12        

A. Televisi

1. Pengertian Televisi

Televisi merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Dibandingkan dengan media massa lainnya, seperti radio, surat kabar, majalah, dan sebagainya, televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media suara dengan media gambar (audio visual). Penyampaian isi atau pesan juga seolah-olah langsung antara komunikator (pembawa acara, pembaca berita, dan sebagainya) dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat jelas secara visual.7

Menonton televisi di kalangan masyarakat umum sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton. Jadi, jika hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah suatu hal yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologi dari televisi adalah seakan-akan menghipnotis penonton.8

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, televisi mempunyai pengertian, pengubahan gambar (serta suara) menjadi sinyal listrik

  7

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet ke-1, h.v.

8

(21)

       

kemudian disalurkan dengan perantaraan kabel atau gelombang elektro magnetik untuk diubah menjadi bentuk semula oleh pesawat penerima. Karena televisi merupakan peranti yang mengubah pantulan cahaya obyek menjadi deretan pulsa-pulsa listrik. Tabung kamera tersedia dalam berbagai bentuk dan jenis, namun pada umumnya memiliki dua bagian penting, yakni permukaan peka cahaya berfungsi untuk mengubah pantulan cahaya obyek menjadi muatan listrik membentuk citra elektris (electrical image). Berkas dibangkitkan oleh penembak elektron kemudian dipindahkan ke seluruh permukaan bermuatan listrik.9

Televisi dari segi etimologis berasal dari kata “tele” yang artinya jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio dan penglihatannya oleh gambar10. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini yaitu dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah perangkat penerima (televisi set).11

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar obyek yang bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan

 

9

Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT. Cipta Adi Pusaka), Jilid 16, cet. ke-1, h. 194

10

Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: Firma Rimbow, 1989), cet. ke-2, h. 221

11

(22)

       

bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan berita dan sebagainya.12

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa televisi yang dimaksud di sini adalah televisi siaran yang dapat dilakukan melalui transmisi atau pancaran dan dapat juga disalurkan melalui kabel (televisi kabel). Dalam sistem transmisi atau pancaran gambaran dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektro magnetik dan selanjutnya transmisi melalui pemancar. Gelombang elektro magnetik ini diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat penerima (pesawat televisi). Di pesawat televisi lalu gelombang elektro magnetik diubah kembali menjadi gambar dan suara yang dapat kita nikmati di layar televise. Sedangkan pada televisi kabel gelombang elektro magnetik tersebut disalurkan melalui kabel ke pesawat penerima.

Jelas siaran televisi, untuk dapat diterima di rumah harus melalui proses-proses tertentu. Kecanggihan yang ada pada televisi ini bila tidak ditunjang dengan sumber daya manusia menyebabkan televisi yang diterima menjadi tontonan yang membosankan.

Karenanya untuk menjadikan siaran televisi ini tetap survive, maka dibutuhkan tenaga-tenaga handal di bidangnya dan juga manajerial yang kuat, sedikitnya ada delapan hal yang harus dimiliki individu-individu di penyiaran televisi, individu yang handal tersebut harus memiliki :

 

12

(23)

       

a. Keahlian di bidang masing-masing b. Tanggung jawab profesi

c. Kreativitas

d. Sifat untuk bekerja sama (tidak egoistis)

e. Kepemimpinan bijaksana (tegas tapi tidak kaku) f. Kesadaran pada fungsinya masing-masing

g. Satu tekad untuk mencapai satu tujuan dengan baik yaitu siaran televisi.

h. Memiliki pandangan jauh ke depan di bidang perangkat keras.

2. Sejarah Televisi

Istilah televisi dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1906, di Kota Paris, yang saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan para ahli bidang elektronika dari berbagai negara.13

Tahun 1952, Menteri Penerangan saat itu, Maladi, menggagas pendirian sebuah stasiun televisi di Indonesia. Sepuluh tahun kemudian, yaitu tepatnya 19 Agustus 1962, berdirilah stasiun TVRI dengan studionya yang terletak di kompleks Senayan, Jakarta.14

Setidaknya ada tiga pemikiran dasar berdirinya TVRI yang ditulis oleh Paul Kitley dan dikutip oleh Erica dan Iqbal dalam bukunya (2006). Pertama, secara politis diperkirakan akan menguntungkan pemerintah dalam kampanye pemilu pertama 1955. Kedua, dapat menempa persatuan nasional lewat pendidikan. Ketiga, moment Asian Games, di mana dengan adanya

 

13

JB. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, (Bandung: Alumni, 1986), h. 49

14

(24)

       

stasiun televisi, bangsa Indonesia akan mendapatkan prestise sebagai bangsa yang modern, berkembang cepat, dan canggih dalam perkara teknologi.15

Karena kelahirannya yang prematur, pertumbuhan TV di Indonesia tidak sebaik di Barat. Benar bahwa selama dua pekan Asian Games TVRI punya bahan liputan langsung dari berbagai lapangan olah raga untuk disiarkan. Namun, setelah itu yang tersisa hanya pola teknik sehingga antara 12 hingga 18 September 1962, siaran terpaksa diistirahatkan karena TVRI tidak punya program yang jelas untuk disiarkan. Ketika diudarakan lagi, untuk masa cukup lama siaran hanya dapat dilaksanakan tidak lebih dari 30 menit sehari.16

Untuk menyikapi masalah itu, kemudian pada tanggal 20 Oktober 1963 – lebih setahun setelah siaran pertama – kehadiran TVRI diatur melalui Keppres No. 215 tahun 1963 yang antara lain menetapkan statusnya sebagai suatu yayasan, yaitu Yayasan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Hanya saja, palaksanaannya tidak lagi murni.

Dulu berdasarkan Keppres No. 215/1963, TVRI berada langsung di bawah presiden. Kini ia lebih banyak diatur Departemen Penerangan (Deppen).17 Pada tanggal 1 April 1981 TVRI tidak menyiarkan iklan. Hal ini dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru guna menghindari konsumerisme masyarakat di Indonesia.

  15

Kutipan dari: Paul Kitley, Kontruksi Budaya Bangsa di Layar Kaca, (Jakarta, ISAI, 2001), h. 25-26 dan 33.

16

Idi Subandi Ibrahim dan Deddy Mulyana, ed., Bercinta Dengan Televisi: Televisi di Indonesia dan Pengaturannya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997),Cet. Pertama, h.12.

17

(25)

Sejalan dengan perkembangannya, maka pada tanggal 16 Agustus 1976 TVRI resmi menggunakan Satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi, sehingga jangkauan siaran dan daya pancarnya lebih luas hampir ke seluruh pelosok Nusantara.

Perkembangan pertelevisian di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah pada tahun 1989 pemerintah Indonesia secara resmi melakukan terobosan dengan memberi izin pendidikan stasiun yang bersifat komersial yang ditandai dengan berdirinya stasiun televisi swasta pertama yaitu RCTI yang secara resmi beroperasi pada tahun 1990 kemudian disusul oleh stasiun televisi swasta lainnya SCTV, TPI yang mengudara tahun 1991, ANTV mulai tahun 1993, INDOSIAR 1995, awal tahun 2000-an Metro TV, Trans TV, TV 7, Lativi dan TV Global.

Gagasan untuk membuat stasiun televisi swasta sebenarnya sudah ada sejak 1975, tetapi hal ini bisa diredam hingga tahun 1987 karena ada masalah yang membuat hal ini harus terjadi, yaitu belum adanya undang-undang penyiaran. Lahirnya televisi swasta merupakan manifestasi dari Kepmenpen No. 111 tahun 1990 yang terbentuk berdasarkan Keppres No. 215 tahun 1963 yang menyatakan “Dalam batas-batas tertentu TVRI dapat menunjuk pihak lain (swasta/masyarakat) menjadi pelaksana siaran TV melalui hubungan kerjasama yang diatur dalam perjanjian tertulis”.

(26)

Bambang Triatmojo. RCTI diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989 dan RCTI di Bandung baru dioperasikan 1 Mei 1991.

Kemudian disusul oleh Surabaya Centra Televisi (SCTV) yang mulai dioperasikan pada bulan Agustus 1989 yang memiliki cabang di Denpasar, Bali. Selain itu ada Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang dikelola oleh PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) dipimpin oleh Ny. Siti Hardianti Indra Rukmana yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991 bertempat di studio 12 TVRI Senayan, Jakarta. Walaupun TPI berstatus swasta, tetapi penyiarannya untuk sementara bekerjasama dengan TVRI.

Pada tahun 1992, buletin intern TVRI “Lensa” nomor 10 tahun 1992 memuat berita tentang perkembangan televisi di Indonesia. Dalam waktu dekat ini enam stasiun TV swasta siap beroperasi, satu diantaranya ialah Indosiar Visual Mandiri (IVM) yang berjangkau siaran secara nasional beroperasi di Daan mogot, Jakarta.

(27)

       

Di sejumlah negara berkembang seperti di Asia Tenggara, media melakukan perannya yang dilukiskan sebagai “agen pembangunan”.18 Di Indonesia misalnya, pemerintah melihat media sebagai sumber daya yang kritis untuk membantu dalam mengkomunikasikan pendidikan dan informasi vital mengenai isu mendasar seperti kesehatan, perairan, pengendalian kelahiran pada kurang lebih 200 juta jiwa penduduk bangsa ini yang tinggal di lebih dari 13.000 pulau. Media diharapkan bisa membantu pemerintah dalam tugasnya mempersatukan, membangun dan membentuk jiwa nasionalisme masyarakat.

3. Televisi Sebagai Media Massa

Pers adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers berarti fungsi jurnalistik. Di zaman modern sekarang ini, jurnalistik tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu, fungsinya bukan lagi hanya sekedar menyiarkan informasi (to inform) saja.

Memang banyak para ahli di bidang komunikasi yang memberikan penjabaran tentang fungsi media, Onong Uchjana menjabarkan fungsi media sebagai berikut:19

1. Menyiarkan Informasi (to inform)

Menyiarkan informasi adalah fungsi media massa yang pertama dan utama. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal yang terjadi.

  18

Jim Macnamara, Strategi Jitu Menaklukkan Media, (Jakarta: Mitra Media, 1999), Cet. Ke-1, h. 9-10.

19

(28)

       

Di Eropa informasi biasanya dijelaskan pada abad ke-17 dan ke-18 sebagai kecerdasan, pendidikan sebagai pelajaran, dan hiburan sebagai rekreasi, penumbuh waktu atau kesenangan.20 Dalam wacana komunikasi politik, informasi merupakan gradasi komunikasi yang berarti penyampaian fakta kepada komunikan.

2. Mendidik (to educate)

Fungsi kedua dari media massa ialah mendidik. Sebagai sarana pendidikan massa (mass education), surat kabar memuat tulisan-tulisan atau tayangan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi medidik ini bisa secara implisit dalam bentuk berita, dapat juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana.

Pada fungsi ini diharapkan media dapat memberikan kontribusi dalam mencerdaskan masyarakat. Saat ini sedang ramai program

media literacy atau program media melek yang dilakukan oleh negara-negara yang sudah maju dan beberapa negara-negara berkembang. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya akulturasi negatif melalui media massa.

3. Menghibur (to entertaint)

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat media massa untuk mengimbangi berita-berita keras (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Televisi biasa menayangkan film-film kartun dan film-film

 

20

(29)

       

yang bersifat heroik serta acara-acara yang sifatnya tidak membutuhkan konsentrasi dalam menikmati acara tersebut. Menurut Wright, pada fungsi ini media sebagai alat menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana rekreasi serta alat untuk meredakan ketegangan sosial.

Sedangkan menurut McQuail fungsi menghibur pada media sebagai: melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan, bersantai, mendapatkan kenikmatan jiwa dan estetis, mengisi waktu, dan lainnya.21

Televisi sebagai hiburan secara emplisit juga merupakan ancaman bagi pemirsa yang menontonnya. Karena banyak sekali tayangan-tayangan media yang secara etika dan moral sangat bertentangan dengan kultur di Indonesia. Hal ini sebagaimana pernah disinggung Drs. Redi Panuju dalam bukunya ”Komunikasi Organisasi.”22

Maksud pembuatan isi yang mengandung hiburan, semata-mata untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah para pembaca dihidangkan berita dan artikel yang berat dan menguras pikiran.

4. Mempengaruhi (to influence)

Fungsinya yang keempat yakni, mempengaruhi. Yang menyebabkan media massa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari media massa

 

21

Denis McQuail,Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2005), Cet. Ke-2, h. 72.

22

(30)

secara implisit terdapat pada berita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana, artikel, dan opini yang dapat mengkonstruk pikiran masyarakat lewat permainan bahasa dan tayangan di Televisi. Media massa merupakan alat yang paling efektif untuk menyebarkan pengaruh.

Dari fungsi-fungsi tersebut, maka banyak sekali program-program yang mewarnai acara media, khususnya Televisi. Mungkin para pemirsa yang menonton bisa bingung karena selain banyaknya program acara yang ditawarkan televisi, ditambah lagi dengan banyaknya stasiun Televisi yang ada.

Ada juga yang berpendapat bahwa fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Fungsi Televisi di antaranya yaitu sebagai berikut:

a. Proses penyerapan informasi

Tayangan televisi dapat dijadikan sumber belajar. Masyarakat dapat memilih dan menilai informasi apa yang tepat dan cocok bagi dirinya.

b. Sumber sosialisasi

(31)

        c. Pembentuk citra

Kemampuan Televisi dapat menampilkan gambar dengan jelas dan berulang-ulang baik berupa budaya, nilai gaya, dan norma tertentu sehingga dapat membentuk citra bagi penontonnya23.

B. Program Acara

1. Pengertian Program Acara

Program acara merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau

program yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.24

Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian program acara adalah

 

23

Jurnal Teknodik, Pendidikan dan Informasi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2001, No. 9/V/Teknodik/ Oktober 2001, h. 28

24

(32)

       

produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan penonton yang lebih besar, sedangkan program acara yang buruk tidak akan mendapatkan penonton.

Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang akan dicapai. Ada lima parameter yg harus di perhitungkan dalam menyusun program siaran televisi, yaitu:25

1. Landasan filosofis yang mendasari tujuan semua program

2. Strategi penyususnan program sebagai pola umum tujuan program. 3. Sasaran program

4. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program

5. Karakter institusi dan managemen sumber program untuk mencapai usaha yang optimum.

2. Jenis – jenis Program Acara

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program acara yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja dapat dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.

 

25

(33)

       

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu: 1) program informasi (berita) dan; 2) program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan.26

1. Program Informasi

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan demikian, program informasi tidak melulu program berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talkshow (perbincangan), misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hardnews) dan berita lunak (soft news).

Berita Keras. Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Peran televisi sebagai

 

26

(34)

sumber utama hard news bagi masyarakat cenderung untuk terus meningkat. Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita kepada masyarakat. Dalam berita-berita mengenai konflik, televisi menjadi medium informasi yang paling dipercaya. Hal ini disebabkan televisi menyajikan gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan.

Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi dari beberapa menit saja (misalnya breaking news) hingga program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam. Suatu program berita merupakan kumpulan dari berita keras. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu:

straight news (berita langsung), features (berita ringan tapi menarik),

dan infotainment (informasi kehidupan seseorang seperti artis).

Berita Lunak. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.

2. Program Hiburan

(35)

Jenis Program Televisi27

      

27

(36)

       

C. Teori Editing Three Match Cut Milik Edwin S. Porter.

1. Pengertian Editing Hostlink

Editing Hostlink adalah dimana editor melakukan proses editing bagian host atau presenternya saja, jadi tidak keseluruhan satu tayangan, namun hanya terpaku di bagian editing presenter saja, ini merupakan bagian dari video editing, yaitu pekerjaan memotong-motong dan merangkaikan (menyambung) potongan-potongan gambar sehingga menjadi film berita yang utuh dan dapat dimengerti. Pekerjaan ini dilakukan di ruang editing

yang dilakukan oleh editor atau penyunting gambar. 28

Editing adalah pekerjaan memilih gambar (shot) dan menyesuaikan gambar itu dengan gambar berikutnya sehingga menjadi suatu sekuen yang memiliki cerita yang logis dan saling berkaitan.29

Kata editing dalam bahasa Indonesia adalah serapan dari Inggris. Editing berasal dari bahasa Latin “editus” yang artinya ‘menyajikan kembali’. Editing dalam bahasa indonesia bersinonim dengan kata editing. Dalam bidang audio-visual, termasuk film, editing adalah usaha merapihkan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Tentunya editing film ini dapat dilakukan jika bahan dasarnya berupa shot (stockshot) dan unsur pendukung seperti voice, sound effect, dan musik sudah mencukupi. Selain itu, dalam kegiatan editing seorang editor

 

28

Morissan, M. A, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta, Prenada Media Group, 2008) h.217.

29

(37)

       

harus betul-betul mampu merekontruksi (menata ulang) potongan-potongan gambar yang diambil oleh campers.30

Pertunjukan film di bioskop ataupun televisi di rumah-rumah apabila belum melalui proses editing bisa dipastikan hasilnya tidak maksimal, penonton cenderung merasa bosan dan jenuh. Padahal, tayangan film ataupun video begitu ekonomis. Artinya, penayangannya sangat bergantung pada aspek waktu. Waktu begitu mahal dan menentukan dalam proses penayangan film. Jika sebuah tayangan berdurasi 60 menit, itu artinya selama waktu itu pencipta film harus menjamin tidak membuat penonton bosan apalagi meninggalkan bioskop, atau kalau di televisi memindahkan saluran. Begitu berartinya sebuah hasil editing sampai ada pengamat film yang menyatakan bahwa ruh tayangan film adalah proses editing.31

J.M. Peters menyatakan bahwa yang dimaksud dengan editing adalah mengkombinasikan atau memisah-misahkan rangkaian sehingga tercapai sintesis atau analisis dari bahan yang diambil. Di sini, Peters mengungkapkan; dengan editing, film sintesis atau sutradara televisi dapat menghidupkan cerita, menjernihkan suatu keterangan, menyatakan ide-ide atau menimbulkan rasa haru pada penonton.

  30

http://www.facebook.com/topic.php?uid=47484892509&topic=7513.Oleh Komunitas

Video Editor Indonesia Diakses tanggal 23 mei 2011/16.30.

31

http://www.facebook.com/topic.php?uid=47484892509&topic=7513 dikutip dari

(Peters, 1980: 9) dan (Griffith, 1972: 20-25 , Oleh Komunitas Video Editor Indonesia Diakses

(38)

       

Sementara itu, D.W. Griffith berpendapat bahwa editing film merupakan suatu hal yang terpenting dalam film karena editing film itu merupakan suatu seni yang tinggi. Seni sendiri merupakan pondasi dari film. Menyunting film adalah menyusun gambar-gambar film untuk menimbulkan tekanan dramatik dari cerita film itu sendiri. Sutradara dan editor harus pandai dalam selection of shot, selection of action ( scene demi scene yang harus dirangkaikan).

Mengedit gambar adalah pekerjaan yang memiliki aturan tertentu yang harus dipatuhi oleh seorang editor. Semua ketentuan atau peraturan dalam mengedit gambar itu dimaksudkan agar memberikan kenyamanan kepada pemirsa yang menyaksikan gambar itu tanpa harus menimbulkan kebingungan dan keheranan.32

Pada saat proses editing gambar, editor sering mengeluh terhadap materi gambar yang tersedia dan mereka tidak puas terhadap kualitas gambar, terutama jika pengambilan gambar terlalu singkat atau tidak cukup banyak variasi gambar yang dapat digunakan untuk keperluan editing.

Sebaliknya juru kamera terkadang mengeluh kepada editor karena merasa beberapa gambar bagus tidak terpakai sama sekali atau digunakan secara buruk. Masalah-masalah ini bisa dihindari jika juru kamera atau reporter dan editor dapat saling berkomunikasi dan secara bersama melihat materi gambar sebelum melakukan editing.33

  32

Morissan, M. A, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta, Prenada Media Group, 2008) h.211.

33

(39)

       

2. Teknik Editing

Teknik editing yang digunakan oleh televisi pada umumnya terdiri dari dua cara yaitu linier dan nonlinier.34

a. Linier

Beberapa stasiun televisi di Indonesia menggunakan teknologi

editing linier. Cara kerjanya adalah merekam atau meng-copy gambar yang berada pada satu kaset ke kaset lainnya, jadi mirip seperti kita merekam lagu dengan menggunakan tape recorder. Perangkat alat edit dengan teknik linier bekerja dengan merekam atau memindahkan gambar dari satu kaset ke kaset lainnya.

Gambar yang diperoleh dari liputan di lokasi perlu dipindahkan atau direkam ke dalam kaset utama atau master tape yang akan menjadi versi yang sudah diedit yang akan ditayangkan pada program. Kaset master itu ditempatkan pada alat perekam (recorder) yang dilengkapi dengan monitor untuk mengetahui gambar apa yang tengah direkam dan sebuah alat control untuk menandai batas awal dan abates akhir gambar yang direkam.

Untuk editing linier, peralatan yang biasa digunakan terdiri atas:35 1. Video Tape Recorder (VTR)

2. Video Mixer

3. Audio Mixer

4. Monitor (audio & video)  

34

Ibid, h.219.

35

(40)

       

5. Mic, CCT, CD, Tape Rheel, DAT

6. Character generator (untuk membuat judul) 7. Edit Controler.

b. Nonlinier

Dengan sistem ini materi mentah akan dipindahkan atau disimpan terlebih dahulu ke dalam computer yang memiliki software editing

gambar. Keuntungan dari teknik nonlinier ini adalah hasil pengambilan gambar bisa diatur ulang kapan saja sebelum potongan terakhir direkam ke dalam kaset. Kelemahan cara ini adalah proses pemindahan gambar (capture) dari materi mentah ke dalam computer memerlukan waktu relative lama. Materi mentah dengan durasi satu jam memerlukan waktu satu jam pula untuk mem yang baik adalah sama.buatnya menjadi digital. Apapun jenis editing yang dipakai, prinsip bagaimana mengedit gambar.

Untuk editing nonlinier, peralatan yang biasa digunakan terdiri atas:36 1. Computer Editing: hard disk dengan kapasitas minimal 80 GB 2. DD RAM (kecepatan membaca) minimal 1 GB

3. Video Card (berbagai macam merk dan kualitas, dari Snazzi sampai Pinnacle Liquid Edition)

4. Editing Software (standar Adobe Premiere, Final Cut Pro atau Avid Express)

5. Monitor display (paling tidak 17 inci)

  36

(41)

6. Mic & loudspeaker (untuk voice over atau isi suara) 7. VTR recorder (untuk merekam hasil edit)

8. Monitor audio & video (untuk mengecek hasil)

3. Perlengkapan Editing

A. Final Cut Pro (Software Editing)

Proses editing Hostlink dalam tayangan Mata Lelaki di Trans 7 menggunakan software atau program Final Cut Pro yang dimana Final Cut Pro hanya bisa membaca format video dalam bentuk (.mov) dan audio dalam bentuk (.aiff). Sehingga ketika video atau audio tersebut bukan dalam bentuk (.mov) dan (.aiff), maka harus diubah terlebih dahulu dengan program Mpeg Stream untuk video dan untuk mengubah audio ke dalam bentuk format (.aiff) menggunakan program Soundbooth.

(42)

Final Cut Pro: The Social Network (2010), Eat Pray Love (2010) dan X-Men Origins: Wolverine (2009).37

(Gambar I. program Final Cut Pro)

B. Teknologi38

- Kelebihan

• Mendukung format video HD dari generasi terbaru

camcorder seperti: AVHCD, AVC-Intra, AVCAM, DV, DVCAM, DVCPRO, DVCPRO HD, DVCPRO 50, HDV. • Mendukung format keluaran AVC-Intra, AVI, DVD, FLV,

MPEG-1, MPEG-2, MP4 atau QuickTime, R3D, XDCAM EX, XDCAM HD, XDCAM 422 atau JVC.

• Dapat mengedit video secara real-time oleh beberapa

kamera.

       37

http://id.wikipedia.org/wiki/finalcutpro. Diakses tanggal 23 mei 2011/16.55.

38

(43)

- Kekurangan

• Hanya dapat berjalan di OS Mac • Tidak mendukung file inputan FLV • Tidak ada trial.

C. Apple Inc.

Software atau program Final Cut Pro tidak bisa menggunakan komputer atau pun laptop berjenis windows, tapi khusus program Final Cut Pro ini harus menggunakan komputer berbasis Macintosh

atau biasa disingkat Mac. Dan komputer berbasis Macintosh ini diproduksi oleh perusahaan Apple Inc.

Apple Computer (sekarang dikenal sebagai Apple, Inc) adalah kekuatan utama dalam revolusi Personal Computer (PC) yang berlangsung di tahun 1970-an dan1980-an.

(44)

(Gambar III. Logo Apple) (Logo Apple Computer pertama

kali, dibuat oleh Ronald Wayne)

(Logo Apple tahun 1976 dibuat Rob Janoff, dengan tema pelangi digunakan hingga 1998)

D. MacBook Pro

Proses Editing Hostlink program mata Lelaki Trans 7 menggunakan software Final Cut Pro yang hanya bisa digunakan pada komputer berbasis Macintosh, dan dalam proses editing tersebut menggunakan komputer MacBook Pro keluaran Apple Inc.

(45)

       

Apple adalah sebuah perkembangan revolusioner dalam dunia komputer personal.39

MacBook Pro merupakan computer yang digunakan program Mata Lelaki dalam mengedit tayangan ini adalah seri komputer jinjing Macintosh yang diproduksi oleh Apple.

MacBook Pro menggunakan alumunium sebagai bahan utamanya dan terbagi menjadi tiga ukuran, yaitu MacBook Pro ukuran 13, 3”, 15, 4”, dan 17” dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Terdapat Multi-Touch trackpad sebagai salah satu inovasi andalannya, LED-layar lebar, sebuah port FireWire 800, dua buah port USB 2.0, 8x

SuperDrive untuk memutar DVD-R, DVD-RW,CD-R, CD-RW),

AirPort Extreme (802.11n) untuk fasilitas Wi-Fi serta jaringan Bluetooth 2.1. Semua jenis MacBook Pro telah dilengkapi komponen

Intel Core 2 Duo.

4. Kerangka Teori Editing Edwin S. Porter

Pada awal film pertama kali dibuat tidak mengenal editing, ketika itu film berdurasi pendek sekitar satu menit. Namun saat film sudah berdurasi panjang sekalipun, seperti Melies yang sudah berdurasi 14 menit belum ada editing di dalamnya. Film baru merupakan satu shot saja, pada saat itu kamera merekam adegan tanpa ada interupsi pemotongan shot sama sekali. Editing atau penyuntingan gambar pertama kali dilakukan pada film A Trip to the Moon, percobaan ini dilakukan oleh Edwin S. Porter tahun 1903. Porter melakukan apa yang dinamakan sebagai visual continuity, sebuah

  39

(46)

       

gagasan luar biasa yang hingga saat ini masih dianut oleh para penyunting gambar atau editor, maka dari itu Edwin S. Porter disebut sebagai Bapak Editing yang terkenal dengan teori Three Match Cut-nya tersebut.40

Dalam film The Life of American Fireman, Porter kembali membuat 20 rangkaian shot menjadi satu rangkaian cerita. Film ini sangat sederhana, seorang pemadam kebakaran membantu menyelamatkan seorang ibu dan anak yang terjebak di dalam sebuah gedung yang terbakar. Dengan durasi 6 menit, Porter memperlihatkan adegan menjadi sebuah rangkaian dramatis penyelamatan ke dua orang itu. Porter melakukan intercut adegan penyelamatan di dalam ruangan atau interior dengan gambar lain sebuah kebakaran eksterior gedung. Penggabungan antara interior dengan eksterior tersebut membuat satu rangkaian yang dinamis. Penonton akan mengira bahwa ibu dan anak tersebut bener-benar terjebak dalam gedung yang terbakar, padahal eksterior gedung yang terbakar sebetulnya tidak ada ibu dan anak tadi. Inilah yang dinamakan juxtaposition atau juksta posisi, yakni penempatan atau posisi shot. Dengan jukstaposisi memungkinkan akan melahirkan nilai dramatis baru dibandingkan dengan shot yang berdiri sendiri.

a. Matching The Look

Ini berkaitan dengan ruang dan bentuk, shot yang satu disambungkan ke shot berikutnya dengan memperhatikan bentuk dan ruang. Ketika bentuk atau ruang tidak memiliki kesamaan,

  40

(47)

maka hampir dipastikan sambungan tersebut akan terlihat aneh, melompat dan tidak bagus. Dan ini yang dinamakan jumping, sambungan menjadi visible atau terlihat.

b. Matching The Position

Kesinambungan secara posisi antara shot sebelum dengan shot sesudahnya. Editor harus melihat apakah misalnya posisi subyek pada satu shot terdapat kesamaan dengan shot berikutnya atau tidak. Jika tidak ada kesamaan maka sambungan antar shot akan terganggu, ini artinya sambungan tersebut tidak match, tidak cocok.

c. Matching The Movement

Sambungan satu shot dengan shot berikutnya dilakukan jika ada kesinambungan secara pergerakannya. Yang dimaksud pergerakkan di sini yakni pergerakkan subyek, pergerakkan kamera, atau pergerakkan kedua-duanya.

Pada intinya, dengan memahami teori three match cut di atas maka penonton secara tidak sadar akan merasakan kesinambungan cerita, penonton tidak akan merasakan adanya cut atau sambungan antar shot. Agar setiap sambungan dibuat sehalus mungkin, editor harus memposisikan dirinya sebagai penonton saat melakukan penyuntingan gambar.

(48)
(49)

A. Profil Perusahaan 41

1. Profil Trans 7

TRANS 7 dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006, TRANS 7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian yang aktif.

TRANS 7 yang semula bernama TV 7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000. Pada 22 Maret 2000, keberadaan TV 7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan KKG, TV 7 melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai TRANS 7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya TRANS 7. Di bawah naungan PT. Trans Corpora yang merupakan bagian dari manajemen Para Group, TRANS 7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju, dengan program-program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif.

       41

http://trans7.co.id/ Diakses tanggal 10 mei 2011 / 09.22.

(50)

2. Logo Trans 7

Logo TRANS 7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi terhormat di antara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan membawa TRANS 7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa setianya.

(Gambar IV. Logo Trans 7)

3. Program-program Trans 7

TRANS 7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsanya, dengan menyajikan program informasi seperti Redaksi yang hadir setiap pagi, siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan dinamis, update dan informatif. TRANS 7 juga menghadirkan program berita dan dokumenter lainnya seperti Aku Ingin Tahu, Peri Gigi, Asal Usul, warna dan Jejak Petualang yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi pemirsa.

(51)

Program sport TRANS 7 juga selalu dinantikan oleh para pecinta olahraga. Para pecinta otomotif, MotoGP dan Superbike mengajak Anda untuk memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. TRANS 7 juga menyajikan tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, di antaranya Sport7, One Stop Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia.

TRANS7 juga tidak melupakan pemirsa cilik dengan memberikan pengetahuan dan hiburan bagi mereka. Bocah Petualang dan Si Bolang Jalan-jalan menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh penjuru Indonesia. Laptop Si Unyil dan Buku Harian Si Unyil memberikan ilmu pengetahuan yang mendasar bagi para pemirsa cilik. Jalan Sesama yang merupakan adaptasi dari Sesame Street juga dipercayakan untuk ditayangkan di TRANS 7. Melalui Cita-citaku, TRANS 7 berusaha menghadirkan keseharian profesi yang dicita-citakan anak-anak Dilengkapi dengan sajian film-film berkualitas, Theater7 hadir pada momen-momen spesial, mengisi layar kaca anda.

4. Direksi

Dewan Komisaris

Komisaris Utama Chairul Tanjung

Komisaris 1. Agung Adiprasetyo

2. Ishadi SK

3. Asih Winanti

Dewan Direktur

Direktur Utama Atiek Nur Wahyuni

Direktur Wishnutama

(52)

       

B. Gambaran Umum Program Mata Lelaki 42

1. Sejarah Program

Mata Lelaki perdana tayang pada 30 Juni 2010 hingga sekarang, hampir setahun sudah tayang. Sempat beberapa kali berubah jam tayang, baik hari maupun jam, namun tetap tayang di jam shoulder 2 (di atas jam 10 malam).

Penamaan program Mata Lelaki berawal dari sebutannya yang sensasional. Mata merupakan sesuatu yang eyecatching misalnya ketika mengenal seseorang pertama kali yang dilihat adalah mata dan berangkat dari sudut pandang program yang mengangkat dari segala sesuatu yang menarik dari sudut pandang lelaki, berangkat dari hal tersebutlah penamaan program Mata Lelaki.

Konsep Mata Lelaki merupakan tayangan kategori News Feature Magazine Program, khusus menayangkan beragam informasi seputar hal-hal yang menarik dari sudut pandang Mata Lelaki, program Mata Lelaki bersifat informatif, yang berkesan elegan dan ekslusif dan selalu

mem-package, menyajikan dan meracik sebuah informasi sehingga tayangan tidak menjadi murahan.

Tayangan ini merupakan segala hal yang disukai oleh lelaki, berangkat dari laki-laki yang tidak bisa lepas dari harta, tahta dan wanita, dari hal tersebutla bisa di dapat banyak ide yang cangkupannya luas, jadi bisa di eksplore dari riga hal tersebut, seperti wanita ada model, chef, penari,

  42

(53)

penyanyi dan lainnya, juga dengan harta tidak melulu soal uang, bisa berupa hobi laki-laki yang suka mengkoleksi mobil mewah, motor ataupun games mahal lainnya. Maka dari tiga hal tersebutlah menjadi ide yang kreatif untuk program Mata Lelaki.

Kelebihan program Mata Lelaki yang tidak ada di program lain yang sejenis ialah menampilkan sejarah di setiap episode, karena episode apapun yang tayang, Mata Lelaki selalu memberikan sejarah atau flashback awal mula dari tema episode yang diangkat. Seperti episode Highheels, dimana dahulu sejarah highheels itu digunakan oleh lelaki yang memotong daging, agar dia bersih dan tidak terciprat dari kotoran-kotoran darah, contoh lainnya pada episode Ring Girls yang awalnya ring girls adalah laki-laki rapih yang menggunakan jaz mengelilingi mengitari ring tinju. Itulah yang membedakan Mata Lelaki dengan tayangan-tayangan lain, dari situ juga Mata Lelaki menyajikan tayangan yang edukatif, informatif juga menghibur.

(54)

2. Visi dan Misi Program

Visi misi Mata Lelaki yaitu ingin menyajikan tayangan yang diminati dan bisa diterima di khalayak, itu merupakan impian setiap orang mengerjakan sebuah program, artinya tujuannya bukan hanya untuk para tim Mata Lelaki tapi juga untuk audience, disitulah ada kepuasan, suatu keinginan sekaligus tanggung jawab, dimana kewajiban Mata Lelaki adalah menyajikan tayangan yang informatif dan menghibur, satu sisi juga kita mempunyai tanggung jawab atas tayangan tersebut.

3. Target Audience

Target audience yang utama adalah laki-laki, namun tidak menutup kemungkinan wanita pun menonton Mata Lelaki, karena biasanya wanita pun memiliki rasa ingin tahu.

Selama Mata Lelaki membuka wacana baru kepada pemirsa sampai saat ini adalah relatif dewasa, artinya ada adult, mature yang umurnya bervariasi, seperti di atas 25 sampai 30 tahun, tapi Mata Lelaki juga menarik orang yang sudah 50 atau 50 tahun ke atas itu masuk ke dalam profil

audience Mata Lelaki Trans 7.

4. Aspek Marketing dan Share

Marketing Mata Lelaki selama ini tidak pernah defisit, artinya penghasilan program Mata Lelaki selalu melebihi biaya pengeluaran budget

per episode, jadi untung iklan di luar body. Iklan di body bentuknya hanya

(55)

Marketing di jam shoulder 2 itu lebih sedikit, karena penonton malam yang sedikit, namun selama ini iklan yang yang masuk di Mata Lelaki itu ada di body tayangan juga di luar body tayangan.

Untuk Iklan di luar body merupakan bagian dari traffic dan

programming yang mengurus slot body tayangan 24 menit di sisa iklan. Selama ini di awal Mata Lelaki tayang, share masih naik turun, namun belum setahun sudah konstan bisa di double digit artinya share, bukan rating, kalo di trans 7 lebih kepada share yang sampai saat ini tinggi, karena awarness dari pemirsanya tinggi.

Pada episode ke 40, Mata Lelaki merubah OBB (Opening BillBoard) dan presenter dan respon masyarakat sangat baik, karena setelah perubahan tersebut dari segi share mampu mencapai 14-15 yang sebelum-sebelumnya hanya sekitar 10 atau 12, namun Mata Lelaki tidak pernah mendapat share

di bawah 7. Ketika iti share paling tinggi ada pada episode 42 Sexy Dancer

yaitu 15.9 dan paling buruk Mata Lelaki pernah mendapat share 7 episode waria.

5. LSF (Lembaga Sensor Film)

Proses LSF (Lembaga Sensor Film) Mata Lelaki yaitu editing sudah selesai, ideal seminggu sebelumnya tayangan sudah diberikan kepada LSF dalam bentuk DVD, namun minimal 5 hari sebelum tayang.

(56)

Pertama preview editing oleh produser, setelah itu diberikan kepada LSF lalu QC di Trans 7, jadi ada 3 filtering untung lulus sensor tayangan Mata Lelaki.

Episode Lady Escort pernah tidak layak tayang, karena tayangan tidak melewati preview control dari produser, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang, justru lebih menyemangati agar lebih kreatif dengan kerja keras

(57)

49        

A. Proses Editing Hostlink

Proses editing hostlink dengan kata lain pengeditan presenter, merupakan bagian dari editing yang mampu membuat sebuah sajian tayangan lebih menarik. Jadi tidak seluruh tayangan terlihat wide angle, namun editor mengedit hostlink atau presenter ini dengan menambahkan tilt (pergerakan kamera ke kanan atau ke kiri), zooming (pergerakan kamera lebih dekat atau menjauh). Sehingga hostlink atau presenter tidak hanya tampil dengan wide angle saja, namun juga close up, medium, wide angle hingga tiltnya.

Sebenarnya editor juga melakukan proses capture sebelum mulai mengedit, Capture merupakan proses pengambilan atau transfer video dan audio dari alat perekam ke dalam komputer.43 Capture video adalah memindahkan isi kaset dari kamera ke dalam hardisk (storage). Capture video DV membutuhkan sebuah VTR (Video Tape Recorder), serta komputer yang memiliki fasilitas Firewire, serta kabel data firewire.44

Dalam proses editing Mata Lelaki yang tayang di Trans 7, sebelum proses editing dimulai hasil rekaman hostlink atau presenter yang telah direkam dalam kaset mini DV harus di capture, artinya dipindahkan dari rekaman kaset ke dalam harddisk computer agar dapat diedit, setelah proses capture maka editor baru bisa mulai mengedit.

  43

Wahana Komputer, Pengolahan Video Kreatif dengan Adobe Premiere Element8,

(Yogyakarta, C.V Andi Offset, 2010) h.29. 44

http://www.facebook.com/topic.php?uid=47484892509&topic=14315. Oleh Komunitas

(58)

Proses editing Hostlink terdiri dari beberapa langkah:

1. Pada Macintosh buka program Final Cut Pro untuk mulai mengedit.

2. Maka akan muncul lembar kerja baru Final Cut Pro seperti ini;

3. Kemudian editor membuat layar baru pada program Final Cut Pro dan langsung menyimpannya;

(File – New Project)

(59)

(File - Save Project As)

4. Pada kolom, editor membuat kerangka-kerangka file untuk footage, musik, hostlink, efek, soundbite, youtube dan tak ketinggalan timeline

untuk jalur editing dengan cara klik kanan – New Bin – kemudian beri nama footage,musik, hostlink, efek, soundbite, youtube.

5. Berbeda dengan cara membuat Timeline yaitu jalur untuk editing, dengan cara klik kanan – New Sequence – Lalu beri nama dengan segment 1, buat berulang sampai 3 sequence yang nantinya sequence-sequence tersebut akan direname dengan segment 1, segment 2 dan segment 3.

(60)

6. Setelah membuat Bin Timeline dan sequence yang telah di rename

menjadi segment 1, lalu double click pada sequence segment 1 dimana editor akan memulai untuk mengedit hostlink 1, maka akan muncul timeline untuk jalur editing seperti ini;

(61)

7. Pada Bin Hostlink yang sudah diisi dengan file HL Games, double click pada Hostlink Games 1.

8. Maka akan muncul HL Games 1 yaitu dengan wide angle;

(62)

9. Drag HL Games 1 tersebut ke dalam jalur editing yaitu sequence segment 1. Setelah di drag otomatis video dan audio dari hostlink 1 akan muncul pada sequence segment 1.

10. Dengan HL Games 1 yang sudah di drag ke dalam Timeline sequence segment 1 maka tampilan editan hostlink atau presenter dalam program Final Cut Pro adalah seperti ini;

11. Selanjutnya editor menambahkan HL Games 1 Insert agar terdapat pandangan yang lebih close up dalam tayangan. Dengan cara

men-drag HL Games 1 Insert ke dalam Timeline sequence segment 1. Insert adalah gambar yang diambil oleh kameramen dengan medium atau pun close up angle.

(63)

12. Begitu selanjutnya editor menambahkan HL Games 1 Insert ke dalam Timeline sequence segment 1 hingga HL Games 1 selesai yaitu dengan menyocokkan video dan audio, yaitu antara gambar mulut dengan suara presenter agar sama.

13. Setelah HL Games 1 selesai di edit lanjut kepada HL Games 3. Pada Bin Hostlink yang sudah diisi dengan file HL Games, double click

pada Hostlink Games 2.

(64)

14. Maka akan muncul HL Games 3 yaitu dengan wide angle;

15. Drag HL Games 3 tersebut ke dalam jalur editing atau timeline. Setelah di drag otomatis video dan audio dari hostlink 3 akan muncul pada Timeline.

16. Dengan HL Games 3 yang sudah di drag ke dalam Timeline maka tampilan editan hostlink atau presenter dalam program Final Cut Pro adalah seperti ini;

Gambar

gambar-gambar editor yang sedang mengedit dan juga mengumpulkan
gambar harus sesuai dengan posisi shot atau gambar sebelumnya.
gambar harus sesuai dengan gerakan shot atau gambar sebelumnya.
gambar itu dengan gambar berikutnya sehingga menjadi suatu sekuen yang
+7

Referensi

Dokumen terkait