• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan untuk Penilaian Prestasi Kerja PNS dengan Metode SKP (Sasaran Kerja PNS) dan Penilaian Perilaku Kerja Sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2011 di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan untuk Penilaian Prestasi Kerja PNS dengan Metode SKP (Sasaran Kerja PNS) dan Penilaian Perilaku Kerja Sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2011 di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN

PRESTASI KERJA PNS DENGAN METODE SKP (SASARAN

KERJA PNS) DAN PENILAIAN PERILAKU KERJA SESUAI

DENGAN PP NOMOR 46 TAHUN 2011 DI KEMENTRIAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

INNE FRIHARYANTI

10111968

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)
(3)
(4)

v

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR……...iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR SIMBOL...xiii

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Perumusan Masalah...2

1.3 Maksud dan Tujuan...2

1.4 Batasan Masalah...3

1.5 Metodologi Penelitian...3

1.5.1 Visi dan Misi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta…..………..3

1.5.2 Tugas dan Fungsi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan………….……4

1.6 Sistematika Penulisan...6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...7

2.1 Profil Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta...8

2.1.1 Visi dan Misi ……….………..………...8

2.1.2 Struktur Organisasi……….……..………10

2.1.3 Uraian Tugas (Job Description) ………..………15

2.2 Landasan Teori... 15

2.2.1 Sistem Pendukung Keputusan...16

2.2.2 Pengertian Kepegawaian………...………..…….22 2.2.3 Basis Data……….23

(5)

vi

2.2.5 Pengertian Kinerja………...………..…..….31

2.2.6 Metode Personal Balanced Score Card (PBSC)………….. ………..…….33

2.2.7 Teknik Hundred Scoring………...………..…….38

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM………...…………..39

3.1 Analisis Sistem...39

3.1.1 Analisis Masalah...39

3.1.2 Prosedur yang Sedang Berjalan...39

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis...43

3.1.4 Analisis Pengkodean...46

3.1.5 Analisis Metode Personal Balanced Score Card (PBSC)...46

3.1.6 Teknik Hundred Scoring...66

3.1.7 Kebutuhan Perangkat Lunak...67

3.1.8 Analisis Non Fungsional...68

3.1.9 Analisis Data...73

3.1.10 Analisis Kebutuhan Fungsional...75

3.1.11 Spesifikasi Proses... …………...89

3.1.12 Kamus Data...99

3.2 Perancangan Sistem...107

3.2.1 Perancangan Basis Data...107

3.2.2 Perancangan Struktur Menu...113

3.2.3 Perancangan Antar Muka ...115

3.2.4 Perancangan Pesan………..…….……....140

3.2.5 Perancangan Jaringan Semantik………..……….……....142

3.2.6 Perancangan Prosedural………...………....……...145

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN………..…….152

4.1 Implementasi Sistem...152

4.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan...152

4.1.2 Perangkat Lunak yang digunakan...152

(6)

vii

4.2.2 Pengujian Black Box...164

4.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ...192

4.2.4 Pengujian Beta……….……….192

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN………...….201

5.1 Kesimpulan...201

5.2 Saran...201

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W, kepada keluarganya, kepada sahabatnya dan kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Dengan mengucapkan alhamdulillahirobbil „alamin, tugas akhir yang berjudul

“SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS DENGAN METODE SKP (SASARAN KERJA PNS) DAN PENILAIAN PERILAKU KERJA SESUAI DENGAN PP NOMOR 46 TAHUN 2011 DI KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA” ini dapat penulis selesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini masih jauh dari taraf kesempurnaan, hal ini karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang penulis dimiliki, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis, sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk perbaikan dan penulisan yang akan datang.

Selama penulisan tugas akhir ini tentu saja tidak lepas dari dorongan, bantuan dan bimbingan secara moril, materil dan spiritual dari berbagai pihak. Dengan tulus dan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ayahanda Dedi Aep Mulyana serta Ibunda LilisRohayati “Terima kasih atas

do‟a, dukungan, perhatian dan kasih sayangnya”. Segenap keluarga yang

(8)

iv

Kebudayaan Jakarta.

4. Ibu Tati Harihayati M.,S.T.M.T selaku penguji I yang telah memberikan arahan untuk kemajuan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Ibu Riani Lubis S.T.M.T selaku penguji III yang telah memberikan arahan untuk kemajuan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Dosen – dosen Teknik Informatika yang telah mengajari berbagai hal dan berbagai bidang ilmu pengetahuan.

7. Teman – teman seperjuangan IF-17K, Sahabatku M. Ilham Inayatullah dan teman – teman satu bimbingan yang selalu membantu penulis.

8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu – persatu.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya dengan berlipat ganda. Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan. Aamiin.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Bandung, 25 Februari 2014

(9)

203

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kementrian_Pendidikan_dan_Kebudayaan_Indonesia.

[2] Roger S.Pressman, Ph.D. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi edisi 7. Yogyakarta : Andi.

[3] Tugas dan Fungsi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/tentang-kemdikbud-tusi.

[4] Visi dan Misi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/tentang-kemdikbud-visi.

[5] Struktur Organisasi Kemdikbud. http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/tentang-kemdikbud-struktur.

[6] Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

[7] Kusrini.2007.Konsep dan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan. Andi,Yogyakarta.

[8] Efraim Turban, Jay E.Aronson dan Ting Peng liang. 2005. Decision support Systems and Intelligent System. Andi,Yogyakarta.

[9] Mahmun Syarif Nasution.2012. Pendekatan Baru Dalam Penilaian Kinerja Pns. Kemenag Sumatera Utara.

[10] Peraturan Pemerintah Nomor : 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.

(10)

[12] Fathansyah. 2012. Basis Data.Informatika.Bandung.

[13] Jogiyanto. 2006. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi,Yogyakarta.

[14] Kinerja.http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja.

[15] Rampersad, H.2006.Personal Balanced Scorecard.PPM Manajemen.

[16] Al Fatta. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Andi,Yogyakarta.

(11)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) adalah kementrian dalam pemerintah Indonesia yang membidangi urusan pendidikan dan kebudayaan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dipimpin oleh seorang Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari wakil mentri pendidikan dan kebudayaan bidang pendidikan dan wakil mentri pendidikan dan kebudayaan bidang kebudayaan [1]. Penilaian prestasi kerja untuk Pegawai Negeri Sipil di Kemdikbud Jakarta dilakukan untuk menentukan kenaikan pangkat atau mutasi kerja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Biro Kepegawaian Kemdikbud Jakarta yaitu Bapak Ir. Totok Suprayitno, Ph.D, penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri sipil dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja Pegawai Negeri sipil, yang dapat memberi petunjuk bagi pejabat yang berkepentingan dalam rangka mengevaluasi kinerja unit dan organisasi. Hasil penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan penetapan

keputusan kebijakan pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil

.

Sistem penilaian yang dilakukan di Kemdikbud Jakarta saat ini menggunakan penilaian metode DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan). Atasan/Pejabat melakukan penilaian kepada pegawai setiap akhir tahun dengan mengisi lembar formulir DP3 pegawai. Hasil penilaian diberikan kepada Biro Kepegawaian untuk disimpan sebagai arsip Biro Kepegawaian. Hal ini mengakibatkan kehilangan maupun kerusakan pada dokumen seiring dengan berjalannya waktu dan usia dokumen tersebut.

(12)

ternyata tidak mendapatkan kesempatan untuk kenaikan pangkat, sebaliknya ada pula PNS yang berkinerja buruk namun karena dekat dengan Atasan/Pejabat diberi kesempatan untuk mendapatkan kenaikan pangkat yang seharusnya mendapatkan mutasi kerja.

Oleh karena itu, Biro Kepegawaian membutuhkan Sistem Pendukung Keputusan yang terkomputerisasi dan dapat menjadi pendukung keputusan bagi setiap Atasan/Pejabat dalam memberikan rekomendasi pegawai yang layak dan tidak layak untuk mendapatkan kenaikan pangkat atau mutasi kerja.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana membangun Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penilaian Prestasi Kerja PNS dengan Metode SKP (Sasaran Kerja PNS) dan Penilaian Perilaku Kerja Sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2011 di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan skripsi ini adalah membangun Sistem Pendukung Keputusan untuk Penilaian Prestasi Kerja PNS dengan Metode SKP (Sasaran Kerja PNS) dan Penilaian Perilaku Kerja sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2011 di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

Tujuan yang akan dicapai dalam pembangunan Sistem Pendukung Keputusan untuk Penilaian Prestasi Kerja PNS dengan Metode SKP (Sasaran Kerja PNS) dan Penilaian Perilaku Kerja sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2011 di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta ini adalah :

1. Membantu Kepala Bidang dalam memberikan rekomendasi pegawai yang layak naik pangkat atau mutasi kerja.

(13)

3

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah dipaparkan, maka ruang lingkup penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta. 2. Kriteria – kriteria untuk penilaian SKP (Sasaran Kerja PNS) yaitu kuantitas,

kualitas, waktu, biaya, tugas tambahan, dan tugas kreatifitas.

3. Kriteria – kriteria untuk penilaian perilaku kerja pegawai yaitu orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan. 4. Metode Personal Balanced Scorecard digunakan untuk menentukan kpi dari

penilaian pegawai.

5. Teknik Hundred Scoring digunakan untuk mengolah nilai.

6. Sistem Pendukung Keputusan ini berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai database.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, dimana memerlukan data untuk mendukung terlaksananya suatu penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan fakta-fakta dan informasi dalam situasi atau kejadian dimasa sekarang secara sistematis, faktual dan akurat. Metodologi penelitian ini memiliki dua metode, yaitu metode pengumpulan data dan metode pembangunan perangkat lunak.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian dan referensi-referensi yang telah diperoleh. Cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan

(14)

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung ke Biro Kepegawaian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung pada Kepala Biro Kepegawaian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

2. Studi Literatur

Studi Literatur merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan proses pencarian, membaca, serta mengenai website yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan laporan.

1.5.2 Metode Pembuatan Perangkat Lunak

Metode yang digunakan dalam pembuatan perangkat lunak ini menggunakan model waterfall seperti pada Gambar 1.1. Model ini adalah model klasik yang melakukan pendekatan secara sistematis, berurutan dalam membangun software berkat penurunan dari satu fase ke fase lainnya. Tahap dari model ini adalah sebagai berikut:

1. Communication

Tahap communication merupakan analisis terhadap kebutuhan software dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan Kepala Biro Kepegawaian maupun mengumpulkan data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun internet.

2. Planning

(15)

5

3. Modeling

Tahap modeling akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan

software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement.

4. Construction

Tahap construction merupakan proses pembuatan kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya dalam tahapan ini penggunaan komputer akan dimaksimalkan. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing

terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki. 5. Deployment

Tahap deployment bisa dikatakan final dari pembuatan software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean, maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh pengguna. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.

Gambar 1. 1 Model Waterfall [2]

1.6 Sistematika Penulisan

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 membahas tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 membahas tentang profil, sejarah singkat, visi, misi, uraian tugas, struktur organisasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta dan teori – teori yang berkaitan dengan pembangunan perangkat lunak yang akan dibangun.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab 3 menguraikan tentang analisis prosedur sistem yang sedang berjalan di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, analisis kebutuhan non -fungsional, analisis kebutuhan -fungsional, perancangan basis data, perancangan antarmuka, perancangan struktur menu, perancangan pesan, jaringan semantik dan perancangan prosedural

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN

Bab 4 berisi hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat disertai juga hasil pengujian sistem yang dilakukan di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipimpin oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan [1]. Dalam memimpin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dibantu oleh 2 (dua) Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yakni Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan dan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam melaksanakan tugasmenyelenggarakan fungsi sebagai berikut [3]:

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan;

b. pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di daerah; dan

e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

(18)

2.1.1 Visi dan Misi

Visi dan Misi pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta yaitu sebagai berikut [4].

1. Visi

Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan dan Kebudayaan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas dan Berkarakter Kuat.

2. Misi

a. Meningkatkan Ketersediaan layanan pendidikan dan kebudayaan.

b. Memperluas Keterjangkauan layanan pendidikan dan kebudayaan.

c. Meningkatkan Kualitas layanan pendidikan dan kebudayaan.

d. Mewujudkan Kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan dan kebudayaan.

e. Menjamin Kepastian/Keterjaminan memperoleh layanan pendidikan.

f. Melestarikan dan Memperkukuh Bahasa dan Kebudayaan Indonesia.

2.1.2 Struktur Organisasi

Struktur yang terdapat pada setiap instansi pada dasarnya merupakan kerangka pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pegawai yang melaksanakan pekerjaan.Unsur-unsur harus dibuat dan untuk ditaati sebaik-baiknya, sebagai pertimbangan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan.

(19)

9

(20)

2.1.3 Uraian Tugas (Job Description)

Deskripsi kerja pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu sebagai berikut [6] :

1. Wakil Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan a. Tugas Pokok

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, mempunyai tugas membantu Menteri dalam pelaksanaan tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang Pendidikan

b. Fungsi

1) Membantu Menteri dalam perumusan dan/atau pelaksanaan kebijakan Kementerian di bidang pendidikan.

2) Membantu Menteri dalam mengkoordinasikan pencapaian kebijakan strategis lintas unit organisasi eselon I yang membidangi pendidikan di lingkungan Kementerian.

2. Wakil Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan a. Tugas Pokok

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, mempunyai tugas membantu Menteri dalam pelaksanaan tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang Kebudayaan

b. Fungsi

1) Membantu Menteri dalam perumusan dan/atau pelaksanaan kebijakan Kementerian di bidang kebudayaan.

2) Membantu Menteri dalam mengkoordinasikan pencapaian kebijakan strategis lintas unit organisasi eselon I yang membidangi kebudayaan di lingkungan Kementerian.

(21)

11

Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Fungsi

1) Koordinasi kegiatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2) Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

4) Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi, tata laksana, dan kerja sama.

5) Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum.

6) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik Negara.

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

4. Biro Umum a. Tugas Pokok

Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, barang milik negara, ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan ketatalaksanaan di lingkungan Sekretariat Jenderal serta penyusunan bahan pembinaan pengelolaan barang milik negara dan ketatausahaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. b. Fungsi

(22)

2) Pelaksanaan urusan persuratan dan kearsipan Sekretariat Jenderal dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3) Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan, ketatausahaan pimpinan, dan keprotokolan.

4) Pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, dan barang milik negara Sekretariat Jenderal.

5) Pelaksanaan urusan ketatalaksanaan Sekretariat Jenderal.

6) Pembinaan pengelolaan barang milik negara dan ketatausahaan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

5. Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri a. Tugas Pokok

Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, penyusunan, dan evaluasi kebijakan, rencana, program, dan anggaran Kementerian serta pembinaan dan penyelenggaraan kerja sama luar negeri di bidang pendidikan dan kebudayaan.

b. Fungsi

1) Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2) Koordinasi, sinkronisasi, dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3) Sinkronisasi penyusunan program pendidikan dan kebudayaan di pusat dan daerah.

4) Pembinaan kerja sama luar negeri di bidang pendidikan dan kebudayaan.

5) Pelaksanaan urusan administrasi kerja sama luar negeri dan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.

(23)

13

7) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program, dan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta kerja sama luar negeri.

8) Pelaksanaan urusan ketatausahaan Biro. 6. Biro Keuangan

a. Tugas Pokok

Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, dan pembinaan pengelolaan keuangan serta penyusunan laporan dan pembinaan akuntabilitas kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Fungsi

1) Pelaksanaan pembinaan pejabat perbendaharaan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2) Pengujian, verifikasi, dan pengesahan dokumen pencairan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3) Pelaksanaan akuntansi keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

4) Pelaksanaan pembinaan pengelolaan keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

5) Pelaksanaan penyelesaian kerugian negara di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

6) Evaluasi dan penyusunan laporan keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

7) Penyusunan laporan dan pembinaan akuntabilitas kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8) Pelaksanaan urusan ketatausahaan Biro. 7. Biro Kepegawaian

a. Tugas Pokok

(24)

b. Fungsi

1) Penyusunan standar kualifikasi dan rencana formasi pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2) Pelaksanaan urusan pengadaan pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3) Pelaksanaan urusan pengangkatan dalam jabatan.

4) Pelaksanaan urusan mutasi dosen, tenaga fungsional lainnya, dan tenaga administrasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

5) Pembinaan dan pengembangan pegawai kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

6) Pengembangan sistem dan penilaian prestasi kerja pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

7) Pelaksanaan urusan disiplin pegawai.

8) Pelaksanaan urusan pemberhentian dan pemensiunan pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

9) Pelaksanaan pemberian penghargaan pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

10) Pengelolaan data dan informasi serta dokumentasi kepegawaian. 11) Pelaksanaan urusan ketatausahaan Biro.

8. Biro Hukum dan Organisasi a. Tugas Pokok

Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian bantuan hukum di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Fungsi

1) Pembinaan dan koordinasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan.

(25)

15

3) Penelaahan kasus dan masalah hukum serta pemberian bantuan hukum kepada satuan organisasi dan pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

4) Pengkajian, pembinaan, dan pengembangan kelembagaan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

5) Pengembangan sistem pengukuran dan penilaian kinerja lembaga serta penyajian informasi kelembagaan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

6) Fasilitasi pengembangan kelembagaan pengelola pendidikan dan kebudayaan di daerah.

7) Pengkajian, pembinaan, dan pengembangan ketatalaksanaan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8) Pengkajian, pembinaan, dan evaluasi pelaksanaan pelayanan publik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

9) Pelaksanaan analisis jabatan dan penyajian informasi jabatan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

10)Pelaksanaan urusan ketatausahaan Biro.

2.2 Landasan Teori

Dalam penelitian tugas akhir ini digunakan beberapa teori berkaitan dengan permasalahan yang dibahas sebagai dasar pemahaman dalam sebuah sistem serta metode yang dipakai untuk kegiatan pengembangan terhadap sistem itu sendiri.Landasan teori ini membahas mengenai sistem pendukung keputusan, pengertian kepegawaian, pengertian penilaian prestasi kerja, konsep basis data, konsep analisis, konsep kinerja dan metode Personal Balanced Score Card

(PBSC).

2.2.1 Sistem Pendukung Keputusan

(26)

semiterstuktur dan situasi yang tidak terstuktur, di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana seharusnya keputusan dibuat [7].

Sistem pendukung keputusan biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. Sistem pendukung keputusan seperti itu disebut aplikasi sistem pendukung keputusan. Aplikasi Sistem pendukung keputusan memberikan antarmuka pengguna yangh mudah dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. SPK juga dapat mengambil keputusan dalam situasi yang terstuktur dan tidak terstuktur.

Tujuan SPK adalah [7] :

1. Membantu manager dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstuktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manager.

3. Meningkatkan elektifitas keputusan yang diambil manager lebih dari pada perbaikan efisiensinya.

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambi keputusan untuk melakukan banyak komputasu secara cepat dengan biaya rendah.

5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal.

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat

7. Meningkatkan daya saing.

2.2.1.1Karakteristik SPK pada pengolahan informasi

(27)

17

SPK merupakan sistem yang ditunjukan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi lagi, dengan karakteristik sebagai berikut :

1. berfokus pada keputusan, ditujukan pada manager puncak dan pengambil keputusan,

2. menekan pada fleksibilitas, adaptibilatas dan respon yang cepat. 3. Mampu menekan berbagai gaya pengambilan keputusan.

SPK dari sudut teoritikal, tidak hanya sekedar evolusioner dari PDE dan SIM, tetapi SPK merupakan kelas sistem informasi yang berinteraksi dengan bagian-bagian dari sistem informasi manajemen secara keseluruhan untuk mendukung aktivitas secara keseluruhan untuk mendukung aktivitas pengambilan keputusan dalam organisasi.

2.2.1.2Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Karakteristik dan kemampuan sistem pendukung keputusanantara lain[7] : 1. SPK menyediakan dukungan bagi para pengambil keputusan dalam

pemecahan masalah semiterstuktur maupun tidak terstuktur dengan menggabungkan antara penilaian manusia dan komputer.

2. Dapat digunakan oleh berbagai level manajerial, mulai dari manager puncak sampai manager tingkat bawah.

3. Dapat digunakan secara individu atau kelompok.

4. SPK mendukung keputusan yang saling berkesinambungan keputusan tersebut biasa dibuat sekali, berapa kali atau berkali-kali.

5. SPK mendukung semua tahap dalam proses pengambilan keputusan yaitu intelengensia, perancangan, pemilihan dan implementasi.

6. SPK mendukung berbagai macam proses dan gaya pengambil keputusan. 7. SPK dapat beradaptasi seiring dengan waktu. Pengambil keputusan harus

bersikap reaktif dan mengatasi SPK agar dapat memenuhi perubahan-perubahan yang terjadi.

(28)

9. Pengambil keputusan mempunyai kontrol penuh dalam setiap pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah. SPK bertujuan untuk mendukung keputusan masalah, bukan menggantinya.

10. User harus membangun atau memodifikasi sistem sederhana.

11. SPK biasanya mengutilisasikan model untuk melakukan analisa dalam melakukan keputusan.

2.2.1.3Fase - Fase Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu intelegensi, desain dan kriteria. Sedangkan fase keempat yakni implementasi [8].Gambaran konseptual pengambilan keputusan dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Fase – Fase Pengambilan Keputusan [8]

(29)

19

menyederhanakan realitas dan menuliskan hubungan di antara semua variabe. Model ini kemudian divalidasi dan ditentukanlah kriteria dengan menggunakan prinsip memilih untuk menevaluasi alternatif tindakan yang telah diindentifikasi. Proses pengembangan model sering mengidentifikasi solusi-solusi alternatif dan demikian sebaliknya.

Selanjutnya adalah fase pilihan yang mengikuti pilihan terhadap solusi yang diusulkan untuk model(tidak memerlukan masalah yang disajikan. Solusi ini diuju untuk viabilitasnya. Begitu solusi yang dimasukan masuk akal maka kita siap untuk masuk ke fase terakhir yakni fase implementasi keputusan.

Hasil dari implementasi adalah dapat memecahkanya masalah nyata apabila terjadi kegagalan diharuskan kembali ke fase sebelumnya

2.2.1.4Komponen - Komponen SPK

Aplikasi SPK dapat terdiri subsistem seperti ditunjukkan pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Komponen – Komponen SPK [8]

Dari gambar 3.3 Sistem pendukung keputusan terdiri dari komponen berikut.

1. Subsistem manajemen data

(30)

a) Basis data

Basisdata adalah kumpulan data yang saling berhubungan, diatur sedemikian rupa sehingga saling berkaitan dengan stuktur dan kebutuhan perusahaan. Basis data merupakan sekumulan data yang diorganisasikan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.

b) Sistem manajemen basisdata

Sistem manajemen basisdata merupakan sistem untuk mengakses dan menupdate basisdata.

c) Kamus data

Kamus data adalah katalog dari semua yang ada di dalam basisdata. Kamus data ini mengandung definisi data dan fungsi utamanya adalah untuk memberikan informasi tentang jenis data, sumber data dan entity data.

d) Fasilitas query

Fasilitas query adalah fasilitas untuk melakukan akses, memanipulasi, menquery data dari basisdata. Fasilitas query juga mempunya kemampuan untuk menyediakan dasar untuk pengaksesan data dan permintaan akan data yang akan diakses. Tugasnya adalah untuk menerima permintaan data dari komponen SPK yang lain, menentukan bagaimanan permintaan data ini bisa terpenuhi, memformulasikan permintaan data tersebut dan mengirimkan kembali permintaan tersebut kepada yang memintanya.

2. Subsistem manajemen model

Elemen-elemen dari manajemen model meliputi basis model, direktori model dan eksekusi model, integrasi dan perintah. Subsistem manajemen model mempunyai elemen-elemen sebagai berikut :

a) Basis model

Basis model mencakup model statistic, finansial, peramalan, ilmu pengetahuan dan model-model kuantitatif lainnya yang menyediakan kemampuan bagi SPK untuk melakukan analisa.

(31)

21

Fungsi sistem manajemen basis model adalah untuk membangun suatu model dengan menggunakan bahasa pemerograman

c) Bahasa pemodelan

Bahasa pemodelan adalah bahasa pemerograman yang digunakan untuk melakukan perubahan terhadap model.

d) Kamus model

Kamus model merupakan katalog dari semua model yang terdapat dalam basis model. Kamus model mengandung definisi model dan fungsi utamanya adalah untuk menjawab pertanyaan tentang ketersediaan dan kemampuan model.

e) Eksekusi,integrasi dan perintah model

Eksekusi model adalah proses untuk mengawasi model yang sedang berjalan. Integrasi model adalah pengkobinasian beberapa model jika diperlukan. Perintah model bertugas untuk menerima dan menterjemahkan intruksi yang diterima dari subsistem antarmuka dan menyampaikan kepada sistem manajemen basis model.

3. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan

Sebagian SPK yang canggih telah dilengkapi oleh subsistem ini yaitu subsistem untuk menyediakan pengetahuan yang dimiliki oleh para ahli demi kemajuan-kemajuan SPK yang lain. Subsistem tambahan ini dapat mendukung subsistem lainnya atau bertindak sebagai komponen

Indepedent.

4. Subsistem antarmuka

(32)

2.2.2 Pengertian Kepegawaian

Pada hakekatnya kepegawaian secara yuridis tidak mempunyai perbedaan arti yang dalam kaitannya dengan kehadirannya dalam perusahaan, hanya berbeda lingkungan penggunaanya.

2.2.2.1Pengertian Penilaian Prestasi Kerja PNS

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan secara sistematis yang penekanannya pada tingkat capaian sasaran kerja pegawai atau tingkat capaian hasil kerja yang telah disusun dan disepakati bersama antara Pegawai Negeri Sipil dengan Pejabat Penilai.

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil secara strategis diarahkansebagai pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang disepakati dan bukan penilaian atas kepribadian seseorang Pegawai Negeri Sipil.Unsur perilaku kerja yang mempengaruhi prestasi kerja yang dievaluasi harus relevan dan berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan dalam jenjang jabatan setiap Pegawai Negeri sipil yang dinilai.

Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh Pejabat Penilai sekali dalam1 (satu) tahun yang dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang bersangkutan atau paling lama akhir Januari tahun berikutnya [10].

2.2.2.2Pengertian Pangkat

Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan tingkat seseorang pegawai negeri sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.Sedangkan kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian pegawai negeri sipil terhadap Negara.

(33)

23

2.2.3 Basis data

Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut[12]. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis.

Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database management system/DBMS).Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator dan programer menggunakan istilah basis data untuk kedua arti tersebut.

(34)

2.2.3.1Konsep Basis Data Relasional

Prinsip model relasional (relationalmodel) pertama kali diperkenalkan oleh Dr. E.F Codd, pada bulan Juni 1970 dalam sebuah tulisannya yang berjudul “A

Relational Model of Data for Large Shared Data Banks.” Dalam tulisan tersebut,

Dr. Codd menjelaskan tentang model relasional untuk sistem basis data[12]. Model-model yang lebih populer digunakan pada saat itu adalah

hierarchical dan network, atau bahkan simpel flat file data stuktur. Relational Database Management Systems (RDBMS) segera menjadi sangat populer, terutama karena kemudahan penggunaannya dan fleksibilitas struktur datanya.

Selanjutnya, banyak vendor bermunculan untuk mendukung sistem ini diantaranya Oracle, dimana mendukung RDBMS dengan paket untuk keperluan membangun aplikasi dan produk-produk siap pakai, sebagai total solusi bagi keperluan pengembangan teknologi informasi.

2.2.3.2Konsep Modul Relasional

Konsep basis data model relasional memiliki beberapa definisi penting sebagai berikut[12]:

a. Kumpulan objek atau relasi untuk menyimpan data

b. Kumpulan dari operator yang melakukan suatu aksi terhadap suatu relasi untukmenghasilkan relasi-relasi lain

c. Basis data relasional harus mendukung integritas data sehingga data tersebut harus akurat dan konsisten

Contoh dari relasi adalah tabel. Kita dapat menggunakan perintah-perintah SQL untuk menampilkan data dari tabel.

2.2.3.3Fungsi - Fungsi Basis Data Relasional

Basis data relasional memiliki fungsi-fungsi kegunaan sebagai berikut[12]: a. Mengatur penyimpanan data

b. Mengontrol akses terhadap data

(35)

25

2.2.3.4Istilah - Istilah Basis Data Relasional

Beberapa istilah yang perlu kita pahami mengenai basis data relasional antara lain[12]:

a. Table : Merupakan struktur penyimpanan dasar dari basis data relasional, terdiri dari satu atau lebih kolom (column) dan nol atau lebih baris (row). b. Row (baris) : Baris merupakan kombinasi dari nilai-nilai kolom dalam tabel;

sebagai contoh, informasi tentang suatu departemen pada tabel Departmen. Baris seringkali disebut dengan “record”.

c. Column (kolom):Kolom menggambarkan jenis data pada tabel; sebagai contoh, nama departemen dalam tabel Departmen. Kolom di definisikan dengan nama kolom dan tipe data beserta panjang data tertentu.

d. Field :Field merupakan pertemuan antara baris dan kolom. Sebuah field dapat berisi data. Jika pada suatu field tidak terdapat data, maka field tersebut dikatakan memiliki nilai “null”.

e. Primary key : Primary key atau kunci utama merupakan kolom atau kumpulan kolom yang secara unik membedakan antara baris yang satu dengan lainnya; sebagai contoh adalah kode departemen. Kolom dengan kategori ini tidak boleh mengandung nilai “null”, dan nilainya harus unique

(berbeda antara baris satu dengan lainnya).

f. Foreign key :Foreign key atau kunci tamu merupakan kolom ataukumpulan kolom yang mengacu ke primary key pada tabel yang sama atau tabel lain.

Foreignkey ini dibuat untuk memaksakan aturan-aturan relasi pada basis data. Nilai data dari foreign key harus sesuai dengan nilai data pada kolom dari tabel yang diacunya atau bernilai “null”.

2.2.4 Analisis

(36)

2.2.4.1Pengertian Analisis

Analisis requirement adalah sebuah proses yang terbagi ke dalam lima tahappenting: pengenalan masalah, evaluasi masalah, pemodelan, spesifikasi dan

review yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model data, fungsi dan sifat yang dimiliki oleh perangkat lunak[13].

Pengenalan masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dimana masalah dapat diidentifikasi sebagai suatu pertanyaan yang diingikan untuk dipecahkan.Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat dicapai.Oleh karena itu, langkah pertama yang harus di lakukan adalah mengidentifikasikan masalah-masalah yang terjadi terlebih dahulu, termasuk mengidentifikasi penyebab dari masalah yang timbul.

Setelah permasalahan dirumuskan kemudian dilakukan evaluasi yang tujuannya untuk mendefinisikan objek data eksternal yang teramati, aliran informasi/data, fungsi –fungsi perangkat lunak, prilaku perangkat lunak, terhadap event yang terjadi, karakteristik antarmuka dan batasan-batasannya.Hasil evaluasi tersebut di gunakan sebagai bahan sintesis untuk menentukan solusi permasalahan yang ada.

Pemodelan dibuat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai perangkat lunak yang akan di bangun, pemodelan ini dilakukan dengan mengubah kebutuhan yang belum terstruktur menjadi model-model atau gambar-gambar dengan memenfaatkan metoda dan teknik tertentu.

Pemodelan dalam analisis mempunyai tiga tujuan utama yaitu[13]: 1. Memahami permasalahan secara keseluruhan

2. Mengugkapkan apa yang harus dikerjakan oleh sistem perangkat lunak untuk memenuhi kenbutuhan pemakai.

(37)

27

2.2.4.2Alat Bantu Analisis

Ada beberapa alat atau notasi yang dapat di gunakan untuk menggambarkan

keadaan suatu system seperti Diagram Konteks, Data Flow Diagram, Kamus

Data, Entity Relationship Diagram (ERD).

2.2.4.2.1 Diagram Konteks

Diagram konteks merupakan alat pemodelan atau suatu diagram yang

menggambarkan sistem berbasis komputer yang dirancang secara global dan

merupakan suatu diagram alir data tingkat atas, dimana didalam diagram konteks

ini menggambarkan seluruh jaringan, baik masukan maupun sebuah keluaran

sebuah sistem [13].

Diagram konteks terdiri dari sebuah simbol proses tunggal yang

menggambarkan sebuah sistem dan menunjukan data aliran utama untuk dan dari

terminator. Ddiagram ini merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan

aliran data yang mengalir menuju sistem (input system) dan keluar dari sistem

(output system), yang meliputi objek berupa kesatuan luar (eksternal entity).

Diagram konteks dapat mendefinisikan jangkauan proses penurunan sistem

informasi yaitu menentukan apa yang menjadi bagian dari sistem informasi dan

apa yang tidak menjadi bagian sistem informasi. dalam diagram konteks hanya

ada satu proses tidak boleh ada store dalam diagram konteks [13].

2.2.4.2.2 Data Flow Diagram (DFD)

Diagram aliran data atau DFD merupakan suatu bagan alir data yang

digunakan untuk menjelaskan data yang ditransformasikan oleh suatu proses pada

(38)

cara menggunakan informasi yang tersimpan dan pemindahan informasi antar

fungsi di dalam sistem.

Beberapa simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD) antara

lain [13]:

1. Proses (Process)

Proses adalah simbol utama data flow diagram. Proses dilambangkan

dengan lingkaran, dimana proses ini menunjukan bagian dari sistem yang

mengubah satu atau lebih input dan output. Nama proses dituliskan dengan

satu kata, singkatan atau kalimat sederhana.

2. Aliran Data (Flow)

Aliran Data digambarkan dengan tanda panah dari proses. Aliran data juga

digunakan untuk menunjukan bagian – bagian informasi dari satu bagian ke

bagian lain. Pembagian nama untuk aliran ini menunjukan sebuah arti untuk

sebuah aliran. Untuk kebanyakan sistem yang dibuat, aliran data sebenarnya

menggambarkan data yakni angka, huruf, pesan, dan macam – macam

informasi lainnya.

3. Simpanan Data (Storage)

Simpanan data digunakan sebagai penyimpanan bagi paket – paket

data.Notasi penyimpanan data digambarkan dengan garis horizontal yang

paralel.Simpanan data merupakan simpanan data dari data yang berupa

suatu file atau database di sistem komputer ataupun berupa arsip atau

(39)

29

4. Kesatuan luar (External Entity)

Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan

suatu sistem dengan lingkungan luarnya.Kesatuan luar merupakan kesatuan

(entity) dilingkungan luar sistem yang dapat berupa orang. Organisasi atau

sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan

input atau output dari sistem.

2.2.4.2.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram adalah suatu model atau teknik pendekatan

yang dapat menyatakan atau menggambarkan hubungan entity didalam sebuah

sistem, dimana hubungan tersebut dinyatakan sebagai one-to-one, one-to-many

dan many-to-many[12].

Entity relationship bertujuan untuk menentukan objek-objek data (Entity)

dan relationship (hubungan) yang ada pada objek-objek tersebut.

Komponen Entity Relationship Diagram[12]:

1. Entity

Entity adalah suatu yang dapat dibedakan atau diidentifikasikan secara unik,

objek disini sifatnya berupa orang, tempat, peristiwa atau konsep yang

informasinnya direkam.

2. Atribut

Atribut adalah kumpulan dari beberapa elemen data yang membentuk suatu

entity.Atribut merupakan ciri sebutan atau karakteristik yang dapat mewakili

suatu simbol yang digunakan untuk menggambarkan atribut pada entity

(40)

3. Relationship

Relationship adalah relasi atau hubungan yang terjadi diantara beberapa

entity. Simbol yang digambarakan untuk menggambarkan relationship pada

teknik entity relationship diagram adalah berupa belah ketupat.

Setiap relationship mempunyai derajat relationship, yaitu tingkat atau

hubungan yang terdiri dari tiga derajat, yaitu :

a. Unary (derajat 1)

Suatu relationship yang dihubungkan dengan suatu entity set, dimana

penghubungnya ada dua.

b. Binary (derajat 2)

Relationship derajat dua adalah relationship yang biasa terjadi yaitu dua

entity set dihubungkan dengan satu entity relationship.

c. Ternary (derajat 3)\

Relationship diagram juga mempunyai Cardinalitas yaitu batasan pada

jumlah entity yang terdiri dari[12]:

o Relasi satu ke satu (one-to-one)

Adalah suatu relasi yang terjadi dengan batasan relasi yang berupa satu

berbanding satu.

o Relasi satu ke banyak (one-to-many)

Adalah suatu relasi yang terjadi dengan batasan relasi yang berupa banyak

(41)

31

o Relasi Banyak ke Banyak (many-to-many)

Adalah suatu relasi yang terjadi dengan batasan relasi yang berupa banyak

berbanding banyak.

2.2.5 Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata job informance atau actual performance, yaitu prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya Menurut Bernardin dan Russell, kinerja merupakan catatan out come yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu). Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan sehingga mereka mempengaruhi beberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada instansi atau organisasi termasuk kualitas pelayanan yang disajikan [14].

2.2.5.1Performance Appraisal (Penilaian Kinerja)

Pengukuran Kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator -indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan. Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi.

2.2.5.2Kerangka Pengukuran Kinerja

(42)

data yang akurat, lengkap, tepat waktu, dan konsisten, yang berguna dalam pengambilan keputusan.Pengumpulan data kinerja untuk indikator kinerja kegiatan yang terdiri dari indikator-indikator masukan, keluaran, dan hasil, dilakukan secara terencana dan sistematis untuk mengukur kehematan, efektivitas, efisiensi, dan kualitas pencapaian sasaran.Sedangkan pengumpulan data kinerja untuk indikator manfaat dan dampak dapat diukur pada akhir periode selesainyasuatu program atau dalam rangka mengukur pencapaian tujuan-tujuan instansi pemerintah.

Pengukuran kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dan masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana kerja. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan [14].

2.2.5.3Evaluasi Kinerja

(43)

33

2.2.6 Metode Personal Balanced Score Card (PBSC)

PBSC dapat didefinisikan dalam bentuk rumusan yaitu sebagai berikut [5]: PBSC = misi pribadi + visi pribadi + peran kunci pribadi + sasaran pribadi + ukuran kinerja + target + tindakan perbaikan (dipilah kedalam empat perspektif : internal, eksternal, pengetahuan dan pembelajaran, dan keuangan) .

Elemen PBSC yang saling terkait satu sama lain yaitu sebagai berikut[5]: 1. Ambisi pribadi

Seperangkat prinsip yang menjadi pedoman, yang secara jelas menyatakan siapa diri Anda, kemana Anda akan menuju, Anda akan menjadi seperti apa, dan sebagainya. Ambisi pribadi dapat juga didefinisikan sebagai :

a) Misi pribadi merupakan kumpulan falsafah hidup Anda dan keseluruhan sasaran hidup Anda yang menunjukkan siapa diri Anda, mengapa Anda berada di muka bumi ini, tujuan hidup Anda, dan apa aspirasi teralam Anda.

b) Visi pribadi adalah deskripsi mengenai cara Anda mewujudkan misi Anda, impian jangka panjang Anda. Visi akan berfungsi sebagai kompas etika, yang akan memberi makna pada kehidupan Anda.

c) Peran kunci adalah cara yang Anda pilih untuk memenuhi berbagai peran penting dalam kehidupan Anda sehingga dapat mewujudkan misi dan visi pribadi Anda. Hubungan seperti apa yang Anda miliki dengan rekan kerja, sahabat, keluarga, dan lainnya. Rumusan peran kunci Anda juga akan menghasilkan pengetahuan diri yang lebih besar dan citra diri yang lebih baik, yang pada gilirannya akan memperbaiki kemampuan pembelajaran Anda.

2. Faktor penentu keberhasilan (FPK) pribadi

FPK terkait dengan 4 perspektif yaitu internal, eksternal, pengetahuan dan pembelajaran, dan keuangan.FPK diterjemahkan dari ambisi pribadi seseorang.

3. Sasaran pribadi

(44)

yang jauh, sedangkan sasaran pribadi bersifat jangka pendek. Sasaran pribadi Anda diturunkan dari FPK pribadi dan dari analisis kekuatan dan kelemahan Anda.

4. Ukuran kinerja pribadi

Standar untuk mengukur kemajuan sasaran pribadi Anda.Ukuran kinerja mengukur perubahan yang telah dilakukan, dan membandingkannya dengan standar, sehingga memberi informasi mengenai arah Anda.

5. Target pribadi

Sasaran kuantitatif dari kinerja pribadi.Target pribadi merupakan nilai yang diupayakan pencapainnya dan kemudian diukur menggunakan ukuran kinerja pribadi.

6. Tindakan perbaikan pribadi

Startegi yang diggunakan untuk mewujudkan ambisi pribadi Anda.Tindakan pribadi dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan, memperbaiki perilaku, menguasai diri, dan memperbaiki kinerja.

Elemen PBSC dibagi ke dalam 4 perspektif yaitu sebagai berikut[5]: 1. Internal

Perspektif Internal mendeskripsikan kesehatan fisik atau keadaan mental dari seorang pegawai

Contoh: Kejujuran dari seorang pegawai. 2. Eksternal

Perspektif Eksternal mendeskripsikan hubungan seorang pegawai dengan keluarga, rekan kerja, atasan, customer atau lingkungan luar lainnya.

Contoh: Tingkat komunikasi seorang pegawai dengan atasan, rekan kerja atau

customer.

3. Pengetahuan dan pembelajaran

Perspektif pengetahuan dan pembelajaran mendeskripsikan keterampilan, kemampuan pembelajaran dan pengetahuan pegawai.

(45)

35

4. Keuangan

Perspektif keuangan mendeskripsikan pencapaian target kerja seseorang dalam sisi keuangan.

Contoh: Penghematan Penggunaan Dana Perusahaan Dalam Setiap Proyek. Perspektif keuangan mendeskripsikan pencapaian target kerja seseorang dalam sisi keuangan. Persentase tingkat efisiensi biaya dari target biaya, perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut :

Persentase efisiensi biaya = (2.1)

Dalam hal kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol), penghitungannya menggunakan rumus:

Nilai Capaian SKP = (2.2)

Untuk aspek biaya tingkat efisiensi yang dapat ditoleransikan ≤ 24% (kurang dari atau sama dengan dua puluh empat persen)diberikan nilai baik sampai dengan sangat baik.Dalam hal tingkat efisiensi biaya ≤ 24% (kurang dari atau sama dengan 24 persen) dari target yang ditentukan maka untukmenghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan rumus:

Nilai Capaian SKP = (2.3)

Untuk aspek biaya tingkat efisiensi > 24% (lebih dari dua puluhempat persen) diberikan nilai cukup sampai dengan buruk.Dalam hal tingkat efisiensi biaya > 24% (lebih dari dua puluhempat persen) dari target yang ditentukan maka untukmenghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan rumus:

(46)

Batas toleransi efesiensi biaya paling tinggi 24% (dua puluh empatpersen) dengan nilai 76 (baik) sampai dengan nilai 100(sangat baik).Apabila efisiensi lebih dari 24% (dua puluh empat persen), maka nilainya menjadi 75 ke bawah (cukup sampai dengan buruk).

Perspektif Internal mendeskripsikan kesehatan fisik atau keadaan mental dari seorang pegawai.Penilaian dilakukan dengan memasukkan tugas jabatan setiap pegawai dengan kriteria kuantitas, waktu dan biaya.Sedangkan untuk penilaian perilaku kerja meliputi kriteria Integritas, Komitmen, Disiplin, dan Kepemimpinan.

1. Aspek Kuantitas

Dalam menentukan Target Output (TO) dapat berupa dokumen,konsep, naskah, surat keputusan, paket, laporan, dan lain-lain. Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut.

Aspek Kuantitas = (2.5)

2. Aspek Kualitas

Dalam menetapkan Target Kualitas (TK) harus memprediksi padamutu hasil kerja yang terbaik, target kualitas diberikan nilaipaling tinggi 100 (seratus).Perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut.

Aspek Kualitas = (2.6)

3. Aspek Waktu

Target Waktu (TW) harus memperhitungkanberapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatupekerjaan, misalnya bulanan, triwulan, kwartal, semester, dantahunan.Perhitungan Waktu dan efisiensi dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

Menghitung persentase tingkat efisiensi waktu dari target waktu, perhitungannya menggunakan rumus :

(47)

37

Kegiatan yang tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol), penghitungannya menggunakan rumus:

Nilai Capaian SKP =

(2.8)

Aspek waktu tingkat efisiensi yang dapat ditoleransikan ≤ 24% (kurang dari atau sama dengan dua puluh empat persen)diberikan nilai baik sampai dengan sangat baik.Dalam hal tingkat efisiensi biaya ≤ 24% (kurang dari atau sama dengan 24 persen) dari target yang ditentukan maka untukmenghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan rumus:

Nilai Capaian SKP = (2.9)

Untuk aspek waktu tingkat efisiensi > 24% (lebih dari dua puluh empat persen) diberikan nilai cukup sampai dengan buruk.Dalam hal tingkat efisiensi waktu> 24% (lebih dari dua puluhempat persen) dari target yang ditentukan maka untukmenghitung nilai capaian SKP dengan menggunakan rumus:

Nilai Capaian SKP= (2.10)

Batas toleransi efesiensi waktu paling tinggi 24% (dua puluh empatpersen) dengan nilai 76 (baik) sampai dengan nilai 100(sangat baik).Apabila efisiensi lebih dari 24% (dua puluh empat persen), maka nilainya menjadi 75 ke bawah (cukup sampai dengan buruk).

Alasan Personal Balanced Scorecard penting untuk diterapkan yaitu sebagai berikut [5]:

1. Pembinaaan diri dan pengelolaan diri dan pengelolaan diri ditujukan memaksimalkan pengembangan dan secara terus – menerus bersedia menerima tantangan, baik di tempat kerja maupun di luar tempat kerja.

(48)

3. Menemukan keseimbangan antara ambisi pribadi dan perilaku pribadi yang menghasilkan integritas pribadi, kedamaian batin, penghematan enrgi dan kemampuan dibimbing kata kati yang mengembangkan karisma pribadi. 4. Adanya keseimbangan yang efektif antara kepentingan karyawan perorangan

dan kepentingan organisasi, karyawan akan bekerja dengan komitmen yang lebih besar untuk mengembangkan organisasi.

5. Integritas personal balanced scorecard dalam proses pengembangan kompetensi dan kaitan dengan organizational balanced scorecard

menghasilkan manajemen talenta yang efektif, terkait dengan tantangan dan pengembangan keterampilan terkait secara terus-menerus.

6. Pengembangan dan pembelajaran tim.

7. Menjadi pengelola waktu yang sangat berdisiplin dengan menggunakan waktu secara efektif.

8. Menghilangkan rasa takut dalam organisasi dengan memperkenalkan pertemuan ambisi antara manajemen lini dengan karyawan.

9. Mengurangi strees dan kelelahan jiwa dalam organisasi. 10.Memilih kandidat yang tepat untuk pekerjaan yang tepat.

2.2.7 Teknik Hundred Scoring

Teknik Hundred Scoring merupakan sebuah teknik pengolahan nilai yangdigunakan untuk menghitung skor akhir dari sebuah kategori nilai dengan bobot keseluruhan kategori berjumlah 100 [15].Persamaan teknik hundred scoring yaitu sebagai berikut.

Nilai = Total Nilai x Bobot Nilai (2.11) Keterangan :

Total Nilai adalah Total Nilai dari setiap kategori

(49)

201

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan membahas tentang kesimpulan yang berisi hasil yang diperoleh setelah melakukan analisis, perancangan sistem dan implementasi dari perangkat lunak yang dibangun dan saran yang memberikan catatan penting untuk pengembangan perangkat lunak selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan analisis dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil sebuah kesimpulan terhadap Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penilaian Prestasi Kerja di Kemdikbud Jakarta ini sebagai berikut :

1. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penilaian Prestasi Kerja di Kemdikbud Jakarta ini dapat membantu Kepala Bidang dalam memberikan rekomendasi pegawai yang layak naik pangkat atau mutasi kerja.

2. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penilaian Prestasi Kerja di Kemdikbud Jakarta ini dapat membantu Kepala Biri Kepegawaian untuk menentukan kebijakan pembinaan karier Pegawai Negri Sipil di Kemdikbud Jakarta.

5.2 Saran

(50)
(51)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN PRESTASI

KERJA PNS DI KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JAKARTA

Inne Friharyanti

Inne Friharyanti

Teknik Informatika – Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

Email : innefriharyanti@gmail.com

ABSTRAK

Hasil penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan

penetapan keputusan kebijakan pembinaan karier

Pegawai Negeri Sipil. Permasalahan yang saat ini ada

pada Biro Kepegawaian yaitu sulitnya kepala bidang dalam memberikan rekomendasi pegawai yang layak naik pangkat atau mutasi kerja dan sulitnya kepala Biro Kepegawaian untuk menetapkan keputusan kebijakan

pembinaan karier Pegawai Negri Sipil di Kemdikbud

Jakarta.

Berdasarkan hasil pengujian sistem dengan

strategi black box dan pengujian beta, maka diperoleh

kesimpulan bahwa sistem yang dibangun dapat membantu Kepala Bidang dalam dalam memberikan rekomendasi pegawai yang layak naik pangkat atau mutasi kerja dan membantu Kepala Biro Kepegawaian untuk menetapkan keputusan kebijakan pembinaan

karier Pegawai Negeri Sipil di Kemdikbud Jakarta. Kata kunci : Sistem, Pendukung Keputusan, Pembinaan, Kenaikan Pangkat, Mutasi, Pegawai.

1. PENDAHULUAN

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri sipil dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja Pegawai Negeri sipil, yang dapat memberi petunjuk bagi pejabat yang berkepentingan dalam rangka mengevaluasi kinerja unit dan organisasi. Hasil penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dimanfaatkan sebagai dasar

pertimbangan penetapan keputusan kebijakan

pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil. Sistem penilaian yang dilakukan di Kemdikbud Jakarta saat ini menggunakan penilaian metode DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan). Hasil penilaian diberikan kepada Biro Kepegawaian untuk disimpan sebagai arsip Biro Kepegawaian. Hal ini mengakibatkan kehilangan maupun kerusakan pada dokumen seiring dengan berjalannya waktu dan usia dokumen tersebut.

Salah satu kendala lain pada Kemdikbud Jakarta adalah sulit untuk menentukan pegawai yang layak dan tidak layak untuk mendapatkan kenaikan pangkat atau mutasi kerja.

Oleh karena itu, Biro Kepegawaian membutuhkan Sistem Pendukung Keputusan yang terkomputerisasi dan dapat menjadi pendukung keputusan bagi setiap

Atasan/Pejabat dalam memberikan rekomendasi

pegawai yang layak dan tidak layak untuk

mendapatkan kenaikan pangkat atau mutasi kerja.

2. ISI PENELITIAN 2.1 Analisis Masalah

Masalah yang dianalisis adalah mengenai

prosedur-prosedur dari setiap data yang dibutuhkan dan yang dihasilkan dari Sistem Pendukung Keputusan Penilaian PNS yang ada pada Kemdikbud Jakarta, Masalah-masalah yang ada adalah :

1. Dokumen penilaian untuk kenaikan pangkat atau

mutasi kerja mudah rusak dan terkadang hilang seiring dengan berjalannya waktu dan usia dokumen tersebut.

2. Proses kenaikan pangkat atau mutasi kerja

mengalami kesulitan dalam menentukan pegawai yang layak naik pangkat atau mutasi kerja karena penilaian yang bersifat subjektif.

2.2 Analisis Metode Personal Balanced Score Card

(PBSC)

Analisis metode dilakukan untuk mendapatkan gambaran apakah metode yang digunakan dalam penelitian ini cocok atau tidak dalam menyelesaikan masalah yang ada.Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun mengacu pada formulir Sasaran Kerja PNS (SKP) dan formulir Perilaku Kerja PNS dengan

pendekatan terhadap metode Personal Balanced Score

Card (PBSC).

Oleh karena itu, setiap perspektif di formulir Sasaran Kerja PNS dan Perilaku Kerja PNS akan diberikan suatu nilai dan bobot yang akan dihitung

dengan menggunakan teknik Hundred Scoring.

2.3 Teknik Hundred Scoring

Teknik Hundred Scoring merupakan sebuah teknik

(52)

Tabel 2.1 Keterangan Nilai

Pada teknik Hundred Scoring penilai memberikan

nilai dalam bentuk angka kepada setiap pegawai pada sub kriteria form penilaian.

2.4 Kebutuhan Perangkat Lunak

Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak untuk membangun Sistem Pendukung Keputusan ini terdiri

dari kebutuhan fungsional dan kebutuhan

non-fungsional.Adapun spesifikasi kebutuhan fungsional dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Spesifikasi Kebutuhan Fungsional No. Kode Deskripsi Kebutuhan

1. SKPL-F-001 Sistem menyediakan fasilitas

login.

2. SKPL-F-002 Sistem menyediakan fasilitas

lupa password .

3. SKPL-F-003 Sistem menyediakan fasilitas

pengolahan data akun.

4. SKPL-F-004 Sistem menyediakan fasilitas

pengolahan data SKP

5. SKPL-F-005 Sistem menyediakan fasilitas

pengolahan data PKP

6. SKPL-F-006 Sistem menyediakan fasilitas

pengolahan data pengguna.

Sedangkan untuk spesifikasi non-fungsional dapat

dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Spesifikasi Kebutuhan Non-Fungsional No. Kode Deskripsi Kebutuhan

1. SKPL-NF-diakses dari sistem operasi

Windows, Linux maupun

Mac OS (multiplatform)

mendefinisikan batasan pada sistem seperti

kemampuan piranti I/O dan representasi data yang dipakai pada interface sistem [2].

Tabel 2.4 Analisis Spesifikasi Pengguna Sistem yang

Sedang Berjalan

2.6 Analisis Perangkat Keras (Hardware)

Analisis kebutuhan perangkat keras (Hardware)

yang digunakan di KemdikbudJakarta dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5 Tabel Perangkat Keras yang

Gambar

Gambar 1. 1 Model Waterfall [2]
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kemdikbud Jakarta [5]
Gambar 2.2 Fase – Fase Pengambilan Keputusan [8]
Gambar 2.3 Komponen – Komponen SPK [8]
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pemilik Warung dapat bekerja sama dengan karyawan dalam mengembangkan usaha bubur kacang hijaub. Jelaskan dan

Setiap negara memiliki ketentuan berbeda tentang informasi apa yang harus tercantum dalam sebuah resep yaitu obat ditulis dengan nama paten/dagang, generik, resmi atau

(1999), unsur-unsur yang terdapat dalam kredit sebagai berikut: 1) Kepercayaan, yaitu dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau

(5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada

Selama periode tahun 2007 sampai dengan 2012 pada tahun 2010 terdapat kejadian hujan ekstrem yang jika dilihat dari pola frekuensi menunjukan anomali, sehingga pada penulisan ini

Data hasil pengujian kekasaran permukaan pada proses pemesinan menggunakan mesin frais konvensional dengan pengaruh kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan dapat

RISTA NURKARTIKA NIM.. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak, maka pola asuh orang tua yang diterapkan akan sangat

Adapun jawaban pada pertanyaan penelitian “Apakah citra kandidat gubernur dan wakil gubernur berpengaruh terhadap perilaku memilih masyarakat dalam Pilgub Jateng tahun 2013?”