• Tidak ada hasil yang ditemukan

CB (Cikutra Basketball) Sport Hall Tema Bentang Lebar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CB (Cikutra Basketball) Sport Hall Tema Bentang Lebar"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

BENTANG LEBAR

LAPORAN PERANCANGAN

AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER XV TAHUN 2015/2016

Sebagai syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

RANGGA RAMADHAN 104 08 007

Dosen Pembimbing : Dr. Salmon P. Martana, ST.,MT

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

(2)

BENTANG LEBAR

Oleh :

RANGGA RAMADHAN 104 08 007

Disahkan di Bandung pada 27 Februari 2016

Dosen Pembimbing

Dr. Salmon P. Martana, ST.,MT. NIK : 41277012001

Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan

(3)

DAFTAR ISI

Daftar Gambar dan Tabel...vii

Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ...1

1.1.1 Revitalisasi...2

Bab. II. Studi Banding dan Studi Literatur 2.1 Pengertian Gelanggang Olahraga...8.

2.1.1. Sejarah GOR... ...8

2.1.2. Bola Basket... ...11

2.1.3.Lapangan,waktu dan jumlah pemain basket...12

2.2 Studi Literatur...13

2.3 Standar Gelanggang Olahraga Basket...15

(4)

2.3.2. Papan Pantul...19

2.4 Studi Fungsi Sejenis...20

Bab. III. Deskripsi Proyek dan Elaborasi Tema 3.1 Data Umum Proyek...22

3.1.2 Potensi Tapak...23

3.1.2 Kekurangan Tapak... ...23

3.2 Tema...24

Bab. IV. Data dan Analisa 4.1. Analisa Konteks Lingkungan...27

4.1.1. Lokasi...27

4.2. Analisa Tapak...28

4.2.1. Fungsi Lahan...28

4.2.2 Analisis Makro...29

4.3 Analisa Fungsional...32

(5)

6.3 Block Plan ...42

6.4 Denah ...43

6.5 Tampak...44

6.6 Potongan ...45

6.7 Perspektif Suasana ...47

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara

Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya

menurut jumlah penduduk. Selain itu, Kota Bandung juga merupakan kota terbesar di

wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah

Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah

Jabodetabek dan Gerbangkertosusila (Gerbang kertosusilo).

Masyarakat kota Bandung dan sekitarnya merupakan penggemar fanatik atau dikenal

dengan istilah bobotoh untuk Persib Bandung, yaitu sebuah klub sepak bola yang bermain di

kompetisi Liga Super Indonesia yang berdiri sejak tahun 1933, klub ini menggunakan

Stadion Siliwangi namun pada musim kompetisi LSI 2009-2010 Stadion Si Jalak Harupat

juga digunakan klub ini untuk pertandingan kandang. Rencananya mulai tahun 2015 Persib

Bandung menggunakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api di kawasan Gede Bage,

Bandung Timur sebagai markas dan tempat untuk laga kandang, Selain itu di kota ini terdapat

juga beberapa klub sepak bola lain yang bermain di Liga Super Indonesia yaitu Pelita

Bandung Raya. Garuda Speedy Bandung merupakan sebuah klub basket yang bermarkas di

(7)

setelah dilakukan proses re-design. Dengan begitu diharapkan dapat memaksimalkan fungsi

sebagai gelanggang olahraga.

1.1.1. Revitalisasi

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan

kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital

mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan

sebagainya.

Pengertian dari revitalisasi bisa berarti proses, cara dan atau perbuatan untuk

menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun.

Sehingga secara umum pengertian dari revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk

menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.

Beragam kata revitalisasi sering dipergunakan untuk melakukan satu tujuan

misalkan revitalisasi pendidikan, revitalisasi sebuah kawasan, Revitalisasi Kearifan lokal dan

beragam revitalisasi lainnya seiring dengan perkembangan zaman

I.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Proses perancangan ini dimaksudkan untuk menambah dan meningkatkan potensi

dari fungsi gedung olahraga sebelumnya dan meningkatkan mutu olahraga yang

(8)

1.2.2 Tujuan

 Menciptakan desain yang bermanfaat, tidak merusak lingkungan

 Menambah fungsi dan manfaat dari fungsi GOR sebelumnya.

 Meminimalisir masalah-masalah yang ditimbulkan dari GOR sebelumnya.

 Konteks bangunan sesuai dengan area sekitar.

1.3. Sasaran Perancangan

Sasaran ataupun peruntukan perancangan revitalisasi dari Gelanggang olahraga

ini adalah wilayah Jawa Barat Khususnya Kota Bandung serta diperuntukkan bagi

masyarakat umum terutama warga masyarakat Kota Bandung Timur.

1.4. Identifikasi Masalah

 GOR tidak memenuhi standar nasional

 Fasilitas Gor tidak memenuhi golongan kelas A

 Konteks bangunan tidak sesuai dengan area sekitar

 Kurangnya fasilitas parkir untuk pengunjung pada penyelenggaraan event- event

besar.

1.5. Pendekatan Perancangan

(9)

 Peraturan standarisasi Gelanggang olahraga

 Pengumpulan data dengan beberapa tahapan dan proses, seperti :

- Pengumpulan data

Data literatur, data peraturan daerah terbuka non hijau, informasi

mengenai rencana pembangunan Gelanggang olahraga, dan lain- lain.

- Pengelompokan

Dalam hal ini pengelompokan dibagi menjadi variabel tertentu seperti

pengelompokan pengguna gelanggang olahraga. Ketertarikan dan

fungsi utama dari Gelanggang olahraga

- Proses analisis

Tahapan ini didapatkan melalui proses survey langsung ke lapangan,

studi literatur, dan studi banding untuk dijadikan sebagai acuan dalam

proses desain dan perancangan.

- Proses deain

Merupakan rangkuman serta penjabaran dari semua proses diatas

secara visual maupun grafis yang mampu merepresentasikan hasil

(10)
(11)

1.8. Sistematika Laporan

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada laporan ini dibagi menjadi VI bab, hal ini ditujukan untuk

mempermudah dalam pemahaman yang terarah. Adapun sistematika penulisan LaporanTugas

Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I :

Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan pembangunan

proyek,maksud dan tujuan ,masalah perancangan, pendekatan perancangan dan

batasan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir.

BAB II :

Studi Banding dan Literatur

Pada bab ini membahas Studi banding proyek sejenis dan studi literatur proyek sejenis

dilihat dari segi konsep pembangunan.

BAB III :

Deskripsi Proyek dan Elaborasi Tema

Pada bab ini mengarah pada penjelesan proyek secara umum , program kegiatan,

kebutuhan ruang, pengertia tema, hubungan tema dengan rancangan proyek yang

(12)

BAB IV :

Data dan Analisa

Pada bab ini berisi tentang Data-data, analisa fungsi bangunan dan analisa bangunan

terhadap lingkungan sekitar.

BAB V :

Konsep Rancangan

Bab ini berisi penjabaran konsep perancangan dalam tahapan perencanaan dan

data-data perencanaan.

Bab VI :

Hasil Rancangan

(13)

BAB II

STUDI BANDING DAN LITERATUR

2.1 Gelanggang Olahraga

Gelanggangmenurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah ruang/lapangan tempat

menyabung ayam, bertinju, berpacu(kuda), olahraga dan sebagainya. Gelanggang juga berarti

arena atau lingkaran. Olahraga memiliki arti gerak badan untuk menguatkan dan

menyehatkan tubuh (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Olahraga juga berarti suatu

kesibukan/kegiatan jasmani dan rohani yang dilaksanakan secara teratur mengenai waktu,

alat dan tempat, secara spontan dan swadaya serta mencakup segala kegiatan kehidupan

manusia untuk memperkuat daya tahan tubuh dan membentuk kepribadian. Sehingga dapat

disimpulkan pengertian Gelanggang Olahraga yaitu arena atau tempat untuk menampung

kegiatan jasmani dan rohani yang bertujuan untuk menyehatkan badan serta pikiran.

Kebutuhan masyarakat kota Semarang akan ruang publik yang sarat akan fasilitas olahraga

terus meningkat seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan

jaman. Peningkatan kebutuhan ini tidak diimbangi dengan sarana prasarana olahraga yang

memadai dan kondisinya yang kian memprihatinkan. Banyak arena dan Gelanggang

Olahraga di kota Bandung yang kondisinya tidak terawat bahkan rusak, sehingga dalam

pemenuhan kebutuhan kegiatan jasmani dan rohani masyarakat Semarang masih belum

memadai.

2.1.1. Sejarah GOR

Sejarah Perkembangan Gedung Olah Raga Sejarah Perkembangan Gedung Olah Raga

(by sebastian) Keberadaan gedung olah raga berawal dari didirikannya stadion (colloseum)

(14)

itu, stadion biasanya berbentuk segi empat dan tidak beratap atau hanya beratap sebagian

yaitu di atas tempat duduk penonton. Pada jaman Romawi dikenal adanya ‘Amphitheater’

yang dapat dikatakan sebagai pengembangan bangunan stadion dan merupakan

penggabungan antara teater dan fasilitas pertandingan. Berarti telah ada pemikiran

penggunaan gedung olah raga untuk keiatan olah raga dan hiburan. Seiring dengan kemajuan

teknologi, sekitar abad 20 dapat dibuat gedung besar yang seluruhnya beratap yaitu

Astrodome, Houston, Texas. Pemanfaatan gedung olah raga juga berkembang menjadi

bangunan serba guna, dengan menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang. Gedung

olah raga dimasa mendatang etrutama yang berada di pusat kota mempunyai kecenderungan

untuk berperan sebagai wadah kegiatan multi fungsi mengingat pertimbangan pengoptimalan

penggunaan lahan dan ruang yang terbatas. Klasifikasi Gedung Olah Raga Klasifikasi dan

penggunaan bangunan gedung olah raga dibagi menjadi beberapa type,yaitu :

 Type A menyediakan minimal:  1 lapangan bola basket  1 lapangan bola

voli  5 lapangan buku tangkis  1 lapangan tennis • ukuran minimal hall : 50

x 30 dengan tinggi 12,5 m • kapasitas penonton : diatas 3.000 orang

 Type B menyediakan minimal:  1 lapangan bola basket  1 lapangan bola voli

 3 lapangan buku tangkis • ukuran minimal hall : 32 x 22 dengan tinggi 12,5

m • kapasitas penonton : 1000 - 3.000 orang

 Type C menyediakan minimal:  1 lapangan bola basket  1 lapangan bola voli

• ukuran minimal hall : 24 x 16 dengan tinggi 9 m • kapasitas penonton : 1000

(15)

Berdasarkan skala pelayanannya, gedung olah raga dibagi atas :

1. Skala Nasional Fasilitas olah raga ini menampung atau melayani kegiatan-kegiatan

di antaranya kpmpetisi utama, pertandingan, latihan dan mengajar dengan standar

internasional seperti PON, Sea Games, dan sejenisnya. Contoh : Gedung Istora

Senayan Jakarta

2. Skala Regional Fasilitas olah raga yang melayani satu atau beberapa daerah denga

populasi sebesar 200.000 sampai dengan 350.000 penduduk dan merupakan

fasilitas pelengkap di suatu daerah atau wilayah. Contoh : Gelanggang Olah Raga

Penjaringan Gelanggang Olah Raga Grogol.

3. Skala Lingkungan Fasilitas olah raga yang melayani satu lingkungan, dalam hal ini

lingkungan pemukiman dngan populasi 2.000 sampai dengan 10.000 orang, dan

biasannya disediakan dalam suatu kompleks perumahan sebagai satu pelengkap

sarana. Contoh : Kelapa Gading Sport Club di kompeks perumahan Kelapa

Gading. Bimantara Sport Club di kompleks perumahan Green Village. Persada

Sport Centre di kompleks AURI Halim.

4. Skala Sekolahan Fasilitas olah raga ini melayani olah raga di suatu sekolahan,

biasanya berbentuk aula, serbaguna dan dapat berbentuk lapangan terbuka serta

digunakan hanaya untuk latihan olah raga standar saja. 5. Skala Khusus Fasilitas

olah raga yang menangani olah raga jenis tertentu yang sifatnya komersial atau

yang diperuntukkan khusus bagi penyandang cacat, biasanya dibentuk oleh pihak

(16)

2.1.2. Bola Basket

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan

memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton

karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang

relatif kecil. Selain itu, permainan bola basket juga lebih kompetitif karena tempo permainan

cenderung lebih cepat jika dibandingkan dengan olahraga bola yang lain, seperti voli dan

sepak bola. Ada 3 posisi utama dalam bermain basket, yaitu :

1) Forward, pemain yang tugas utamanya adalah mencetak poin dengan memasukkan

bola ke keranjang lawan,

2) Defense, pemain yang tugas utamanya adalah menjaga pemain lawan agar pemain

lawan kesulitan memasukkan bola, dan

3) Playmaker, pemain yang menjadi tokoh kunci permainan dengan mengatur alur

bola dan strategi yang dimainkan oleh rekan-rekan setimnya.

Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat

dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan,

Lithuania, dan juga di Indonesia. Banyak kompetisi bola basket yang diselenggarakan setiap

tahun, seperti British Basketball League (BBL) di Inggris, National Basketball Association

(17)

2.1.3. Lapangan, waktu, dan jumlah pemain bola basket

Lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan dua standar ukuran, yakni

panjang 28,5 meter dan lebar 15 meter untuk standar National Basketball Association dan

panjang 26 meter dan lebar 14 meter untuk standar Federasi Bola Basket Internasional. Tiga

buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80

meter.

Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan

cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 2 orang.

Wasit 1 disebut Referee sedangkan wasit 2 disebut Umpire.

Waktu permainan 4 x 10 menit jika berpedoman dengan aturan Federasi Bola Basket

Internasional. Versi National Basketball Association waktu bermain adalah 4 x 12 menit. Di

antara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor

yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih

skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk

lemparan ke dalam yaitu 5 detik.

Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan

berat bola adalah 600 - 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai

papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 - 1,40 meter.

Panjang papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar

adalah 1,20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan

(18)

Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan

pantul bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang

yaitu 0,40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter.

Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran lebar

garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan

panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter.

2.2. Studi Literatur

2.2.1. Program Kegiatan

Berdasarkan hasil studi lapangan dan pengamatan yang dilakukan dapat

disimpulkan kegiatan-kegiatan apa asaja yang dilakukan di sebuah Gelanggang

Olahraga adalah sebagai berikut :

Dibagi menjadi 3 pembagian kelompok pengguna yaitu,

1. Pengunjung

2. Atlit Basket

(19)

Pengunjung

(20)

Staff/Pengelola

2.3. Standar Fasilitas Gelanggang Olahraga Basket

Tata cara perencanaan memakai acuan dan standar LPMB dalam Teknik Bangunan Gedung Olahraga ini, dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan untuk merencanakan sebuah bangunan gedung olahraga.

2.3.1 Ukuran Lapangan Bola Basket :

(21)

1. Ukuran Lapangan Basket Standar National

Panjang 28,5 meter

Lebar 15 meter.

2. Ukuran Lapangan Basket Standar Internasional.

Panjang 26 meter

Lebar 14 meter

- Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang

jari-jari yaitu 1,80 meter.

(22)

2.3.2 Tribun Penonton

Gambar 2.3.3. Tribun Penonton (Sumber : Data Standar LPMB)

1) Pemisahan Tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

(1) Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar

transparan dengan tingga minimal 1,00 m, dan maksimal

1,20 m;

(2) Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan

tinggi bagian masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan

antara 1,00 – 1,20 m;

(23)

Gambar 2.3.4. Tribun Penonton (Sumber : Data Standar LPMB)

Tempat duduk Ukuran tata letak tempat duduk adlah sebagai berikut:

1) Ukuran tempat duduk penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C antara lain:

(4) VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m,

dengan ukuran panjang minimal 0,80 m, dan maximal 0,90 m;

(2) Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,40 m, maksimal 0,50 m,

(24)

2.3.3 Papan Pantul

Gambar 2.3.3. Tribun Papan Pantul (Sumber : Data Standar LPMB)

- Papan Pantul :

Papan Pantul Bagian Luar

Panjang 1,80 meter

Lebar 1,20 meter.

Papan Pantul Bagian Dalam

Panjang 0,59 meter

Lebar 0,45 meter.

- Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara

(25)

- Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan

ukuran lebar garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu

6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter.

2.4. Studi Fungsi sejenis

Amway Centre, Orlando Florida

Gambar 2.4. Amway Centre, Orlando Florida (Sumber : Data Pribadi Google)

Stadium Info:

Broke ground July 25, 2008

Opened October 1, 2010

Construction cost $480 million

($521 million in 2015 dollars[2])

Architect

Populous

C.T. Hsu + Associates Baker Barrios Architects, Inc.

Project manager Turner Construction

Structural engineer Walter P. Moore

Services engineer Smith Seckman Reid, Inc.

General contractor

(26)

Moda Centre, Portlando Oregon

Gambar 2.5. Moda Centre, Portlando Oregon (Sumber : Data Pribadi Google) Stadium Info:

Broke ground July 12, 1993

Opened October 12, 1995

Construction cost $262 million

($407 million in 2015 dollars

Architect Ellerbe Becket

Project manager Shiels Obletz Johnsen, Inc.

Structural engineer KPFF Consulting Engineers

Services engineer Flack + Kurtz, Inc.

(27)

BAB III

DESKRIPSI PROYEK DAN ELABORASI TEMA

3.1 Data Umum Proyek

Deskripsi Tapak

 Lokasi : Jalan Cikutra No.278 , Bandung Timur

 Luas Lahan : 2800 m²

 Sifat Proyek : Fiktif

 KDB : 60 %

 KLB : 2

 GSB : 12 m

(28)

3.1.1 Potensi Tapak

- Lokasi berada di pusat kota Bandung

- Aksesibilitas menuju tapak yang relatif cukup mudah dijangkau

- Dilalui jalan utama Kota Bandung

- Termasuk ke dalam area strategis dalam area Kota Bandung

3.1.2. Kekurangan Tapak

- Berada disekitar area pemukiman padat penduduk

- Lebar jalan yang tidak cukup besar sehngga memungkinkan menimbulkan

potensi kemacetan.

Pada umumnya sebuah bangunan Gelanggang Olahraga berskala kota membutuhkan

klasifikasi tapak seperti berikut :

 Berada di area strategis

 Pencapaian menujun lokasi tapak

 Memiliki sarana penunjang di area kawasan site

(29)

Lokasi Site berada di jalan Cikutra, Bandung Timur

Batas wilayah :

Sebelah utara : Area pemukiman penduduk

Sebelah timur : Area perkantoran dan komersil

Sebelah barat : Area komersil dan pemukiman penduduk

Sebelah selatan : Jln. Cikutra dan area perkantoran

Gambar 3.1.3. Peta Lokasi Site (Sumber : Data Pribadi)

3.2. Tema

Tema yang dipilih merupakan penyesuaian terhadap struktur bangunan yang dipakai

(30)

Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secara umum menjadi 2 yaitu bentang lebar

sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi

bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan

tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks

merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar,

bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

Guna dan fungsi bangunan bentang lebar, bangunan bentang lebar dipergunakan untuk

kegiatan-kegiatan yang lebih membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti

untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung exhibition.

Berikut merupakan jenis-jenis fasilitas ataupun ketersedian ruangan yang akan diterapkan

pada desain, yaitu :

 Lapangan Basket

Sebagai area tempat dilakukannya kegiatan olahraga dalam hal ini adalah olahraga

Basket.

 Hall

Area masuk para pengunjung yang berfungsi juga sebagai tempat konferensi pers.

 Ruang Staff

Merupakan tempat dimana para pengelola bangunan dan staff berada

(31)

 Ruang Ganti Pemain

Merupakan ruang ganti para pemain ataupun atlit basket, dipermudah aksesnya

dengan mengintegrasikan langsung ke lapangan basket.

 Toilet

Fasilitas penunjang untuk memenuhi kebutuhan pengunjung Gelanggang Olahraga.  Mini Gallery

Dimaksudkan untuk sebagai tempat menyimpan berbagai barang-barang memorabilia

para atlit, termasuk diantaranya piala-piala yang telah diraih oleh tim basket dan

keterangan sejarah yang menceritakan perjalanan serta eksistensi tim basket dan

pencapaian tim sebagai pemilik basecamp.

 Gudang

Sebagai tempat menyimpan berbagai barang ataupun properti bangunan serta

(32)

BAB IV

DATA DAN ANALISA

4.1 ANALISA KONTEKS LINGKUNGAN

4.1.1 LOKASI

Lokasi tapak berada di Jalan Cikutra No.278 , Bandung Timur. Yang berada di daerah Bandung Pusat dan merupakan daerah yang didominasi oleh komplek

perumahan TNI yang berhubungan dengan pemerintahan. Dan juga terdapat beberapa

pemukiman penduduk sipil dan tingkat aktivitas di kawasan tersebut juga sangnat

tinggi. Konteks aktifitas pada kawasan ini meliputi sentra komersil, perdagangan baik

(33)

4.2. ANALISA TAPAK

4.2.1. FUNGSI LAHAN

Menurut Data yang diperoleh dari Dinas Tata Ruang Cipta Karya

(DISTARCIP) lokasi tapak/site yang dipilih diperuntukkan sebagai Ruang terbuka

Non hijau atau untuk Sarana Olahraga.

(34)

4.2.2. Analisis Makro

Aksesbilitas Site

Gambar 4.2.2. Aksesbilitas tapak (Sumber : Data Pribadi)

(35)

Orientasi Tapak

(36)

Kebisingan Site

Gambar 4.2.5. Peta Lokasi Site (Analisa Kebisingan) (Sumber : Data Pribadi Google Earth)

Kawasan tapak ini dalam hal tingkat kebisingan cukup menjadi kendala,

mengingat site berada cukup dekat jalan utama yaitu akses Jalan Cikutra. Kawasan tersebut

dilalui berbagai macam janis kendaraan dari beroda empat sampai dengan roda dua, adapun

yang membuat kawasan cukup ramai dilalui kendaraan ialah oleh angkutan umum yang

cukup banyak melewati kawasan tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut harus ada solusi

yang dapat meminimalisir tingkat kebisingan ke dalam area tapak.

Penggunaan dan penempatan vegetasi dapat menjadi salah satu solusi untuk

meminimalisir tingkat kebisingan di dalam area tapak, dan tidak lupa pula menghitung

(37)

4.3. ANALISA FUNGSIONAL 4.3.1 Program Ruang

 Atlit basket dan Official

 Pengunjung

Kapasitas Standar Sumber Jumlah

(38)

Pengelola dan Karyawan

Gambar 4.3.1. Kebutuhan Ruang (Sumber : Data Pribadi)

4.3.2. Pola Aktifitas

(39)

 Staff dan Pengelola

Gambar 4.3.3. Pola aktifitas Staff & Pengelola (Sumber : Data Pribadi)

 Pengunjung

(40)

BAB V

KONSEP RANCANGAN

5.1. RENCANA TAPAK

Gambar 5.1. Pola Zonig Tapak (Sumber : Data Pribadi) Keterangan :

= Bangunan

(41)

Penzoningan tapak dibagi menjadi kedalam 3 bagian, yaitu :

1. Zona Banguna utama

Zona ini berada di bagian tengah pada area tapak. Zona ini berperan sebagai fungsi

utama dari perancangan yang didesain. Penempatan pada bagian tengah

dimaksudkan untuk :

 Pencegahan pada saat terjadi bencana alam

 Alur sirkulasi manusia ddan kendaraan dapat mengelilingi seluruh

bagian bangunan.

 Skala bangunan yang cukup besar sehingga memberikan cukup ruang

jarak dengan bnagunan-bangunan yang berada di area sekitar.

2. Zona Kendaraan

Zona ini berada di area luar tapak. Karena jalur utama kendaraan hanya dapat dilaui

oleh satu jalur utama, yaitu Jalan Cikutra. Zoan ini hanya terdapat di area depan dan

hal ini dimaksudkan agar jalur-jalur kendaraan tim basket tidak dapat dilalui oleh

kendaraan pengunjung.

3. Zona manusia

Zona ini dikhususkan untuk para pejalan kaki saja. Zona ini berada di bagian utara

tapak dimana zona ini lebih didominasi oleh perkerasan. Area ini secara khusus

diibuat agar memanusiakan manusia, yang dimaksudkan adalah mengutamakan

(42)

5.2 AKSESBILITAS TAPAK

Gambar 5.2. Aksesbilitas pada Tapak (Sumber : Data Pribadi) Keterangan :

A.Bangunan Utama H. Entrance Barat

B.Gedung Parkir

C.Entrance

(43)

Sesuai dengan pembagian Zoning pada tapak sebelumnya, pembagian alur sirkulasi dan

aksesbilitas dibagi menjadi dua kategori yaitu Alur kendaraan dan Alur Sirkulasi manusia.

Setiap jalur dibuat satu arah untuk alur kendaraan.

5.3. GUBAHAN MASSA

Gambar 5.3. Gubahan Massa (Sumber : Data Pribadi) KETERANGAN :

(44)

5.4. PROGRAM TATA RUANG 1) Denah Lantai Dasar

Gambar 5.4. Denah Lantai Dasar (Sumber : Data Pribadi)

Lantai dasar pada Gelanggang Olahraga lebih bersifat penerima dan pembagian zona ruang

terbagi atas entrance bagian Utara dan Entrance Selatan. Zona ruang pada lantai dasar lebih

mengutamakan pada zona service dan area para staf dan pengelola. Berikut Ruang yang

terdapat pada Lantai Dasar.

(45)

 Ruang Ganti Pemain

 Kamar Mandi pengunjung

 Mushalla

 Gudang

1) Denah Tribun

Gambar 5.4. Denah Tribun (Sumber : Data Pribadi) Pada Denah lantai Tribun pembagian zona hanya terbagi atas :

 Zona Tribun

(46)

BAB VI

HASIL RANCANGAN

Setelah penjelasan yang cukup panjang mengenai latar belakang, tujuan, dan

konsep pernacangan. Maka saya sebagai penyusun dan sebagai peserta Tugas Akhir membuat

sebuah gagasan desain revitalisasi Gor C-tra menjadi GOR dengan memenug=hi standar klasifiasi kelas A dengan nama bangunan “CB (Cikutra Basketball) Sport Hall”. GOR

tersebut juga akan menjadi Homebase sala satu tim Basket dari kota Bandung yaitu Bandung

Utama.

(47)

6.2 Site Plan

Gambar 6.2. Site Plan (Sumber : Data Pribadi) 6.3. Block Plan

(48)
(49)

6.4 Tampak

Gambar 6.5. Tampak Utara (Sumber : Data Pribadi)

Gambar 6.5.1. Tampak Selatan (Sumber : Data Pribadi)

Gambar 6.5.2. Tampak Barat (Sumber : Data Pribadi)

(50)

6.6 Potongan

(51)
(52)

6.7. Perspektif Suasana

(53)

Gambar 6.7.2. Suasana inteior 1 (Sumber : Data Pribadi)

(54)
(55)

DAFTAR PUSTAKA

Geraint John and Helen Heard (1981), Handbook of Sport and Recreational Building Design volume 3. London: The Architecturall Press

Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Olahraga, Standar SNI-T-25-1991-03, Kantor Menpora, Jakarta. 1997

Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gambar

Gambar 1.7.1 Diagram Kerangka Berfikir
Gambar 2.3.1 Lapangan Basket
Gambar 2.3.2 Lapangan Basket
Gambar 2.3.3. Tribun Penonton
+7

Referensi

Dokumen terkait