BENTANG LEBAR
LAPORAN PERANCANGAN
AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER XV TAHUN 2015/2016
Sebagai syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
RANGGA RAMADHAN 104 08 007
Dosen Pembimbing : Dr. Salmon P. Martana, ST.,MT
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
BENTANG LEBAR
Oleh :
RANGGA RAMADHAN 104 08 007
Disahkan di Bandung pada 27 Februari 2016
Dosen Pembimbing
Dr. Salmon P. Martana, ST.,MT. NIK : 41277012001
Mengetahui,
Dekan Ketua Jurusan
DAFTAR ISI
Daftar Gambar dan Tabel...vii
Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ...1
1.1.1 Revitalisasi...2
Bab. II. Studi Banding dan Studi Literatur 2.1 Pengertian Gelanggang Olahraga...8.
2.1.1. Sejarah GOR... ...8
2.1.2. Bola Basket... ...11
2.1.3.Lapangan,waktu dan jumlah pemain basket...12
2.2 Studi Literatur...13
2.3 Standar Gelanggang Olahraga Basket...15
2.3.2. Papan Pantul...19
2.4 Studi Fungsi Sejenis...20
Bab. III. Deskripsi Proyek dan Elaborasi Tema 3.1 Data Umum Proyek...22
3.1.2 Potensi Tapak...23
3.1.2 Kekurangan Tapak... ...23
3.2 Tema...24
Bab. IV. Data dan Analisa 4.1. Analisa Konteks Lingkungan...27
4.1.1. Lokasi...27
4.2. Analisa Tapak...28
4.2.1. Fungsi Lahan...28
4.2.2 Analisis Makro...29
4.3 Analisa Fungsional...32
6.3 Block Plan ...42
6.4 Denah ...43
6.5 Tampak...44
6.6 Potongan ...45
6.7 Perspektif Suasana ...47
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara
Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya
menurut jumlah penduduk. Selain itu, Kota Bandung juga merupakan kota terbesar di
wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah
Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah
Jabodetabek dan Gerbangkertosusila (Gerbang kertosusilo).
Masyarakat kota Bandung dan sekitarnya merupakan penggemar fanatik atau dikenal
dengan istilah bobotoh untuk Persib Bandung, yaitu sebuah klub sepak bola yang bermain di
kompetisi Liga Super Indonesia yang berdiri sejak tahun 1933, klub ini menggunakan
Stadion Siliwangi namun pada musim kompetisi LSI 2009-2010 Stadion Si Jalak Harupat
juga digunakan klub ini untuk pertandingan kandang. Rencananya mulai tahun 2015 Persib
Bandung menggunakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api di kawasan Gede Bage,
Bandung Timur sebagai markas dan tempat untuk laga kandang, Selain itu di kota ini terdapat
juga beberapa klub sepak bola lain yang bermain di Liga Super Indonesia yaitu Pelita
Bandung Raya. Garuda Speedy Bandung merupakan sebuah klub basket yang bermarkas di
setelah dilakukan proses re-design. Dengan begitu diharapkan dapat memaksimalkan fungsi
sebagai gelanggang olahraga.
1.1.1. Revitalisasi
Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan
kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti
menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital
mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan
sebagainya.
Pengertian dari revitalisasi bisa berarti proses, cara dan atau perbuatan untuk
menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun.
Sehingga secara umum pengertian dari revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk
menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.
Beragam kata revitalisasi sering dipergunakan untuk melakukan satu tujuan
misalkan revitalisasi pendidikan, revitalisasi sebuah kawasan, Revitalisasi Kearifan lokal dan
beragam revitalisasi lainnya seiring dengan perkembangan zaman
I.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Proses perancangan ini dimaksudkan untuk menambah dan meningkatkan potensi
dari fungsi gedung olahraga sebelumnya dan meningkatkan mutu olahraga yang
1.2.2 Tujuan
Menciptakan desain yang bermanfaat, tidak merusak lingkungan
Menambah fungsi dan manfaat dari fungsi GOR sebelumnya.
Meminimalisir masalah-masalah yang ditimbulkan dari GOR sebelumnya.
Konteks bangunan sesuai dengan area sekitar.
1.3. Sasaran Perancangan
Sasaran ataupun peruntukan perancangan revitalisasi dari Gelanggang olahraga
ini adalah wilayah Jawa Barat Khususnya Kota Bandung serta diperuntukkan bagi
masyarakat umum terutama warga masyarakat Kota Bandung Timur.
1.4. Identifikasi Masalah
GOR tidak memenuhi standar nasional
Fasilitas Gor tidak memenuhi golongan kelas A
Konteks bangunan tidak sesuai dengan area sekitar
Kurangnya fasilitas parkir untuk pengunjung pada penyelenggaraan event- event
besar.
1.5. Pendekatan Perancangan
Peraturan standarisasi Gelanggang olahraga
Pengumpulan data dengan beberapa tahapan dan proses, seperti :
- Pengumpulan data
Data literatur, data peraturan daerah terbuka non hijau, informasi
mengenai rencana pembangunan Gelanggang olahraga, dan lain- lain.
- Pengelompokan
Dalam hal ini pengelompokan dibagi menjadi variabel tertentu seperti
pengelompokan pengguna gelanggang olahraga. Ketertarikan dan
fungsi utama dari Gelanggang olahraga
- Proses analisis
Tahapan ini didapatkan melalui proses survey langsung ke lapangan,
studi literatur, dan studi banding untuk dijadikan sebagai acuan dalam
proses desain dan perancangan.
- Proses deain
Merupakan rangkuman serta penjabaran dari semua proses diatas
secara visual maupun grafis yang mampu merepresentasikan hasil
1.8. Sistematika Laporan
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan ini dibagi menjadi VI bab, hal ini ditujukan untuk
mempermudah dalam pemahaman yang terarah. Adapun sistematika penulisan LaporanTugas
Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I :
Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan pembangunan
proyek,maksud dan tujuan ,masalah perancangan, pendekatan perancangan dan
batasan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir.
BAB II :
Studi Banding dan Literatur
Pada bab ini membahas Studi banding proyek sejenis dan studi literatur proyek sejenis
dilihat dari segi konsep pembangunan.
BAB III :
Deskripsi Proyek dan Elaborasi Tema
Pada bab ini mengarah pada penjelesan proyek secara umum , program kegiatan,
kebutuhan ruang, pengertia tema, hubungan tema dengan rancangan proyek yang
BAB IV :
Data dan Analisa
Pada bab ini berisi tentang Data-data, analisa fungsi bangunan dan analisa bangunan
terhadap lingkungan sekitar.
BAB V :
Konsep Rancangan
Bab ini berisi penjabaran konsep perancangan dalam tahapan perencanaan dan
data-data perencanaan.
Bab VI :
Hasil Rancangan
BAB II
STUDI BANDING DAN LITERATUR
2.1 Gelanggang Olahraga
Gelanggangmenurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah ruang/lapangan tempat
menyabung ayam, bertinju, berpacu(kuda), olahraga dan sebagainya. Gelanggang juga berarti
arena atau lingkaran. Olahraga memiliki arti gerak badan untuk menguatkan dan
menyehatkan tubuh (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Olahraga juga berarti suatu
kesibukan/kegiatan jasmani dan rohani yang dilaksanakan secara teratur mengenai waktu,
alat dan tempat, secara spontan dan swadaya serta mencakup segala kegiatan kehidupan
manusia untuk memperkuat daya tahan tubuh dan membentuk kepribadian. Sehingga dapat
disimpulkan pengertian Gelanggang Olahraga yaitu arena atau tempat untuk menampung
kegiatan jasmani dan rohani yang bertujuan untuk menyehatkan badan serta pikiran.
Kebutuhan masyarakat kota Semarang akan ruang publik yang sarat akan fasilitas olahraga
terus meningkat seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan
jaman. Peningkatan kebutuhan ini tidak diimbangi dengan sarana prasarana olahraga yang
memadai dan kondisinya yang kian memprihatinkan. Banyak arena dan Gelanggang
Olahraga di kota Bandung yang kondisinya tidak terawat bahkan rusak, sehingga dalam
pemenuhan kebutuhan kegiatan jasmani dan rohani masyarakat Semarang masih belum
memadai.
2.1.1. Sejarah GOR
Sejarah Perkembangan Gedung Olah Raga Sejarah Perkembangan Gedung Olah Raga
(by sebastian) Keberadaan gedung olah raga berawal dari didirikannya stadion (colloseum)
itu, stadion biasanya berbentuk segi empat dan tidak beratap atau hanya beratap sebagian
yaitu di atas tempat duduk penonton. Pada jaman Romawi dikenal adanya ‘Amphitheater’
yang dapat dikatakan sebagai pengembangan bangunan stadion dan merupakan
penggabungan antara teater dan fasilitas pertandingan. Berarti telah ada pemikiran
penggunaan gedung olah raga untuk keiatan olah raga dan hiburan. Seiring dengan kemajuan
teknologi, sekitar abad 20 dapat dibuat gedung besar yang seluruhnya beratap yaitu
Astrodome, Houston, Texas. Pemanfaatan gedung olah raga juga berkembang menjadi
bangunan serba guna, dengan menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang. Gedung
olah raga dimasa mendatang etrutama yang berada di pusat kota mempunyai kecenderungan
untuk berperan sebagai wadah kegiatan multi fungsi mengingat pertimbangan pengoptimalan
penggunaan lahan dan ruang yang terbatas. Klasifikasi Gedung Olah Raga Klasifikasi dan
penggunaan bangunan gedung olah raga dibagi menjadi beberapa type,yaitu :
Type A menyediakan minimal: 1 lapangan bola basket 1 lapangan bola
voli 5 lapangan buku tangkis 1 lapangan tennis • ukuran minimal hall : 50
x 30 dengan tinggi 12,5 m • kapasitas penonton : diatas 3.000 orang
Type B menyediakan minimal: 1 lapangan bola basket 1 lapangan bola voli
3 lapangan buku tangkis • ukuran minimal hall : 32 x 22 dengan tinggi 12,5
m • kapasitas penonton : 1000 - 3.000 orang
Type C menyediakan minimal: 1 lapangan bola basket 1 lapangan bola voli
• ukuran minimal hall : 24 x 16 dengan tinggi 9 m • kapasitas penonton : 1000
Berdasarkan skala pelayanannya, gedung olah raga dibagi atas :
1. Skala Nasional Fasilitas olah raga ini menampung atau melayani kegiatan-kegiatan
di antaranya kpmpetisi utama, pertandingan, latihan dan mengajar dengan standar
internasional seperti PON, Sea Games, dan sejenisnya. Contoh : Gedung Istora
Senayan Jakarta
2. Skala Regional Fasilitas olah raga yang melayani satu atau beberapa daerah denga
populasi sebesar 200.000 sampai dengan 350.000 penduduk dan merupakan
fasilitas pelengkap di suatu daerah atau wilayah. Contoh : Gelanggang Olah Raga
Penjaringan Gelanggang Olah Raga Grogol.
3. Skala Lingkungan Fasilitas olah raga yang melayani satu lingkungan, dalam hal ini
lingkungan pemukiman dngan populasi 2.000 sampai dengan 10.000 orang, dan
biasannya disediakan dalam suatu kompleks perumahan sebagai satu pelengkap
sarana. Contoh : Kelapa Gading Sport Club di kompeks perumahan Kelapa
Gading. Bimantara Sport Club di kompleks perumahan Green Village. Persada
Sport Centre di kompleks AURI Halim.
4. Skala Sekolahan Fasilitas olah raga ini melayani olah raga di suatu sekolahan,
biasanya berbentuk aula, serbaguna dan dapat berbentuk lapangan terbuka serta
digunakan hanaya untuk latihan olah raga standar saja. 5. Skala Khusus Fasilitas
olah raga yang menangani olah raga jenis tertentu yang sifatnya komersial atau
yang diperuntukkan khusus bagi penyandang cacat, biasanya dibentuk oleh pihak
2.1.2. Bola Basket
Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan
memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton
karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang
relatif kecil. Selain itu, permainan bola basket juga lebih kompetitif karena tempo permainan
cenderung lebih cepat jika dibandingkan dengan olahraga bola yang lain, seperti voli dan
sepak bola. Ada 3 posisi utama dalam bermain basket, yaitu :
1) Forward, pemain yang tugas utamanya adalah mencetak poin dengan memasukkan
bola ke keranjang lawan,
2) Defense, pemain yang tugas utamanya adalah menjaga pemain lawan agar pemain
lawan kesulitan memasukkan bola, dan
3) Playmaker, pemain yang menjadi tokoh kunci permainan dengan mengatur alur
bola dan strategi yang dimainkan oleh rekan-rekan setimnya.
Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat
dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan,
Lithuania, dan juga di Indonesia. Banyak kompetisi bola basket yang diselenggarakan setiap
tahun, seperti British Basketball League (BBL) di Inggris, National Basketball Association
2.1.3. Lapangan, waktu, dan jumlah pemain bola basket
Lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan dua standar ukuran, yakni
panjang 28,5 meter dan lebar 15 meter untuk standar National Basketball Association dan
panjang 26 meter dan lebar 14 meter untuk standar Federasi Bola Basket Internasional. Tiga
buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80
meter.
Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan
cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 2 orang.
Wasit 1 disebut Referee sedangkan wasit 2 disebut Umpire.
Waktu permainan 4 x 10 menit jika berpedoman dengan aturan Federasi Bola Basket
Internasional. Versi National Basketball Association waktu bermain adalah 4 x 12 menit. Di
antara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor
yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih
skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk
lemparan ke dalam yaitu 5 detik.
Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan
berat bola adalah 600 - 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai
papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 - 1,40 meter.
Panjang papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar
adalah 1,20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan
Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan
pantul bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang
yaitu 0,40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter.
Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran lebar
garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan
panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter.
2.2. Studi Literatur
2.2.1. Program Kegiatan
Berdasarkan hasil studi lapangan dan pengamatan yang dilakukan dapat
disimpulkan kegiatan-kegiatan apa asaja yang dilakukan di sebuah Gelanggang
Olahraga adalah sebagai berikut :
Dibagi menjadi 3 pembagian kelompok pengguna yaitu,
1. Pengunjung
2. Atlit Basket
Pengunjung
Staff/Pengelola
2.3. Standar Fasilitas Gelanggang Olahraga Basket
Tata cara perencanaan memakai acuan dan standar LPMB dalam Teknik Bangunan Gedung Olahraga ini, dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan untuk merencanakan sebuah bangunan gedung olahraga.
2.3.1 Ukuran Lapangan Bola Basket :
1. Ukuran Lapangan Basket Standar National
Panjang 28,5 meter
Lebar 15 meter.
2. Ukuran Lapangan Basket Standar Internasional.
Panjang 26 meter
Lebar 14 meter
- Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang
jari-jari yaitu 1,80 meter.
2.3.2 Tribun Penonton
Gambar 2.3.3. Tribun Penonton (Sumber : Data Standar LPMB)
1) Pemisahan Tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar
transparan dengan tingga minimal 1,00 m, dan maksimal
1,20 m;
(2) Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan
tinggi bagian masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan
antara 1,00 – 1,20 m;
Gambar 2.3.4. Tribun Penonton (Sumber : Data Standar LPMB)
Tempat duduk Ukuran tata letak tempat duduk adlah sebagai berikut:
1) Ukuran tempat duduk penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C antara lain:
(4) VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m,
dengan ukuran panjang minimal 0,80 m, dan maximal 0,90 m;
(2) Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,40 m, maksimal 0,50 m,
2.3.3 Papan Pantul
Gambar 2.3.3. Tribun Papan Pantul (Sumber : Data Standar LPMB)
- Papan Pantul :
Papan Pantul Bagian Luar
Panjang 1,80 meter
Lebar 1,20 meter.
Papan Pantul Bagian Dalam
Panjang 0,59 meter
Lebar 0,45 meter.
- Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara
- Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan
ukuran lebar garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu
6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter.
2.4. Studi Fungsi sejenis
Amway Centre, Orlando Florida
Gambar 2.4. Amway Centre, Orlando Florida (Sumber : Data Pribadi Google)
Stadium Info:
Broke ground July 25, 2008
Opened October 1, 2010
Construction cost $480 million
($521 million in 2015 dollars[2])
Architect
Populous
C.T. Hsu + Associates Baker Barrios Architects, Inc.
Project manager Turner Construction
Structural engineer Walter P. Moore
Services engineer Smith Seckman Reid, Inc.
General contractor
Moda Centre, Portlando Oregon
Gambar 2.5. Moda Centre, Portlando Oregon (Sumber : Data Pribadi Google) Stadium Info:
Broke ground July 12, 1993
Opened October 12, 1995
Construction cost $262 million
($407 million in 2015 dollars
Architect Ellerbe Becket
Project manager Shiels Obletz Johnsen, Inc.
Structural engineer KPFF Consulting Engineers
Services engineer Flack + Kurtz, Inc.
BAB III
DESKRIPSI PROYEK DAN ELABORASI TEMA
3.1 Data Umum Proyek
Deskripsi Tapak
Lokasi : Jalan Cikutra No.278 , Bandung Timur
Luas Lahan : 2800 m²
Sifat Proyek : Fiktif
KDB : 60 %
KLB : 2
GSB : 12 m
3.1.1 Potensi Tapak
- Lokasi berada di pusat kota Bandung
- Aksesibilitas menuju tapak yang relatif cukup mudah dijangkau
- Dilalui jalan utama Kota Bandung
- Termasuk ke dalam area strategis dalam area Kota Bandung
3.1.2. Kekurangan Tapak
- Berada disekitar area pemukiman padat penduduk
- Lebar jalan yang tidak cukup besar sehngga memungkinkan menimbulkan
potensi kemacetan.
Pada umumnya sebuah bangunan Gelanggang Olahraga berskala kota membutuhkan
klasifikasi tapak seperti berikut :
Berada di area strategis
Pencapaian menujun lokasi tapak
Memiliki sarana penunjang di area kawasan site
Lokasi Site berada di jalan Cikutra, Bandung Timur
Batas wilayah :
Sebelah utara : Area pemukiman penduduk
Sebelah timur : Area perkantoran dan komersil
Sebelah barat : Area komersil dan pemukiman penduduk
Sebelah selatan : Jln. Cikutra dan area perkantoran
Gambar 3.1.3. Peta Lokasi Site (Sumber : Data Pribadi)
3.2. Tema
Tema yang dipilih merupakan penyesuaian terhadap struktur bangunan yang dipakai
Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secara umum menjadi 2 yaitu bentang lebar
sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi
bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan
tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks
merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar,
bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.
Guna dan fungsi bangunan bentang lebar, bangunan bentang lebar dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan yang lebih membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti
untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung exhibition.
Berikut merupakan jenis-jenis fasilitas ataupun ketersedian ruangan yang akan diterapkan
pada desain, yaitu :
Lapangan Basket
Sebagai area tempat dilakukannya kegiatan olahraga dalam hal ini adalah olahraga
Basket.
Hall
Area masuk para pengunjung yang berfungsi juga sebagai tempat konferensi pers.
Ruang Staff
Merupakan tempat dimana para pengelola bangunan dan staff berada
Ruang Ganti Pemain
Merupakan ruang ganti para pemain ataupun atlit basket, dipermudah aksesnya
dengan mengintegrasikan langsung ke lapangan basket.
Toilet
Fasilitas penunjang untuk memenuhi kebutuhan pengunjung Gelanggang Olahraga. Mini Gallery
Dimaksudkan untuk sebagai tempat menyimpan berbagai barang-barang memorabilia
para atlit, termasuk diantaranya piala-piala yang telah diraih oleh tim basket dan
keterangan sejarah yang menceritakan perjalanan serta eksistensi tim basket dan
pencapaian tim sebagai pemilik basecamp.
Gudang
Sebagai tempat menyimpan berbagai barang ataupun properti bangunan serta
BAB IV
DATA DAN ANALISA
4.1 ANALISA KONTEKS LINGKUNGAN
4.1.1 LOKASI
Lokasi tapak berada di Jalan Cikutra No.278 , Bandung Timur. Yang berada di daerah Bandung Pusat dan merupakan daerah yang didominasi oleh komplek
perumahan TNI yang berhubungan dengan pemerintahan. Dan juga terdapat beberapa
pemukiman penduduk sipil dan tingkat aktivitas di kawasan tersebut juga sangnat
tinggi. Konteks aktifitas pada kawasan ini meliputi sentra komersil, perdagangan baik
4.2. ANALISA TAPAK
4.2.1. FUNGSI LAHAN
Menurut Data yang diperoleh dari Dinas Tata Ruang Cipta Karya
(DISTARCIP) lokasi tapak/site yang dipilih diperuntukkan sebagai Ruang terbuka
Non hijau atau untuk Sarana Olahraga.
4.2.2. Analisis Makro
Aksesbilitas Site
Gambar 4.2.2. Aksesbilitas tapak (Sumber : Data Pribadi)
Orientasi Tapak
Kebisingan Site
Gambar 4.2.5. Peta Lokasi Site (Analisa Kebisingan) (Sumber : Data Pribadi Google Earth)
Kawasan tapak ini dalam hal tingkat kebisingan cukup menjadi kendala,
mengingat site berada cukup dekat jalan utama yaitu akses Jalan Cikutra. Kawasan tersebut
dilalui berbagai macam janis kendaraan dari beroda empat sampai dengan roda dua, adapun
yang membuat kawasan cukup ramai dilalui kendaraan ialah oleh angkutan umum yang
cukup banyak melewati kawasan tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut harus ada solusi
yang dapat meminimalisir tingkat kebisingan ke dalam area tapak.
Penggunaan dan penempatan vegetasi dapat menjadi salah satu solusi untuk
meminimalisir tingkat kebisingan di dalam area tapak, dan tidak lupa pula menghitung
4.3. ANALISA FUNGSIONAL 4.3.1 Program Ruang
Atlit basket dan Official
Pengunjung
Kapasitas Standar Sumber Jumlah
Pengelola dan Karyawan
Gambar 4.3.1. Kebutuhan Ruang (Sumber : Data Pribadi)
4.3.2. Pola Aktifitas
Staff dan Pengelola
Gambar 4.3.3. Pola aktifitas Staff & Pengelola (Sumber : Data Pribadi)
Pengunjung
BAB V
KONSEP RANCANGAN
5.1. RENCANA TAPAK
Gambar 5.1. Pola Zonig Tapak (Sumber : Data Pribadi) Keterangan :
= Bangunan
Penzoningan tapak dibagi menjadi kedalam 3 bagian, yaitu :
1. Zona Banguna utama
Zona ini berada di bagian tengah pada area tapak. Zona ini berperan sebagai fungsi
utama dari perancangan yang didesain. Penempatan pada bagian tengah
dimaksudkan untuk :
Pencegahan pada saat terjadi bencana alam
Alur sirkulasi manusia ddan kendaraan dapat mengelilingi seluruh
bagian bangunan.
Skala bangunan yang cukup besar sehingga memberikan cukup ruang
jarak dengan bnagunan-bangunan yang berada di area sekitar.
2. Zona Kendaraan
Zona ini berada di area luar tapak. Karena jalur utama kendaraan hanya dapat dilaui
oleh satu jalur utama, yaitu Jalan Cikutra. Zoan ini hanya terdapat di area depan dan
hal ini dimaksudkan agar jalur-jalur kendaraan tim basket tidak dapat dilalui oleh
kendaraan pengunjung.
3. Zona manusia
Zona ini dikhususkan untuk para pejalan kaki saja. Zona ini berada di bagian utara
tapak dimana zona ini lebih didominasi oleh perkerasan. Area ini secara khusus
diibuat agar memanusiakan manusia, yang dimaksudkan adalah mengutamakan
5.2 AKSESBILITAS TAPAK
Gambar 5.2. Aksesbilitas pada Tapak (Sumber : Data Pribadi) Keterangan :
A.Bangunan Utama H. Entrance Barat
B.Gedung Parkir
C.Entrance
Sesuai dengan pembagian Zoning pada tapak sebelumnya, pembagian alur sirkulasi dan
aksesbilitas dibagi menjadi dua kategori yaitu Alur kendaraan dan Alur Sirkulasi manusia.
Setiap jalur dibuat satu arah untuk alur kendaraan.
5.3. GUBAHAN MASSA
Gambar 5.3. Gubahan Massa (Sumber : Data Pribadi) KETERANGAN :
5.4. PROGRAM TATA RUANG 1) Denah Lantai Dasar
Gambar 5.4. Denah Lantai Dasar (Sumber : Data Pribadi)
Lantai dasar pada Gelanggang Olahraga lebih bersifat penerima dan pembagian zona ruang
terbagi atas entrance bagian Utara dan Entrance Selatan. Zona ruang pada lantai dasar lebih
mengutamakan pada zona service dan area para staf dan pengelola. Berikut Ruang yang
terdapat pada Lantai Dasar.
Ruang Ganti Pemain
Kamar Mandi pengunjung
Mushalla
Gudang
1) Denah Tribun
Gambar 5.4. Denah Tribun (Sumber : Data Pribadi) Pada Denah lantai Tribun pembagian zona hanya terbagi atas :
Zona Tribun
BAB VI
HASIL RANCANGAN
Setelah penjelasan yang cukup panjang mengenai latar belakang, tujuan, dan
konsep pernacangan. Maka saya sebagai penyusun dan sebagai peserta Tugas Akhir membuat
sebuah gagasan desain revitalisasi Gor C-tra menjadi GOR dengan memenug=hi standar klasifiasi kelas A dengan nama bangunan “CB (Cikutra Basketball) Sport Hall”. GOR
tersebut juga akan menjadi Homebase sala satu tim Basket dari kota Bandung yaitu Bandung
Utama.
6.2 Site Plan
Gambar 6.2. Site Plan (Sumber : Data Pribadi) 6.3. Block Plan
6.4 Tampak
Gambar 6.5. Tampak Utara (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 6.5.1. Tampak Selatan (Sumber : Data Pribadi)
Gambar 6.5.2. Tampak Barat (Sumber : Data Pribadi)
6.6 Potongan
6.7. Perspektif Suasana
Gambar 6.7.2. Suasana inteior 1 (Sumber : Data Pribadi)
DAFTAR PUSTAKA
Geraint John and Helen Heard (1981), Handbook of Sport and Recreational Building Design volume 3. London: The Architecturall Press
Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Olahraga, Standar SNI-T-25-1991-03, Kantor Menpora, Jakarta. 1997
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.