Nama
: Yohan Abednego Tambunan
TTL
: Depok, 25 November 1993
Jenis kelamin
: Laki - laki
Alamat asal
: Perum Kopo Permai Block C-38 , Kecamatan
Bungursari, Kabupaten Purwakarta, RT 15/06
Agama
: Kristen Protestan
Status
: Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia
RIWAYAT PENDIDIKAN
No. Jenjang
Nama Sekolah
Tahum
1
SD
SDN Sarimulya V Cikampek
1999
–
2005
2
SMP
SMPN 2 Cikampek
2005
–
2008
3
SMA
SMAN 2 Purwakarta (Kelas III bidang studi
IPA)
2008
–
2011
4
PT
Jurusan Teknik Informatika UNIKOM
2011 - sekarang
Dengan demikian daftar riwayat hidup saya buat dengan sebenar-benarnya.
Bandung, Agustus 2015
DI RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
YOHAN ABEDNEGO TAMBUNAN
10111382
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer
v
ABSTRAK ... i
ABSTRACT
... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR SIMBOL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1.
Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.
Rumusan Masalah ... 2
1.3.
Maksud dan Tujuan ... 2
1.4.
Batasan Masalah ... 3
1.5.
Metodologi Penelitian ... 3
1.6.
Sistematika Penulisan ... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1.
Profil Tempat Penelitian ... 9
2.2.
Struktur Organisasi ... 10
2.3.
Landasan Teori ... 12
2.3.1.
Sistem Informasi ... 12
2.3.2.
Konsep Sistem Informasi ... 12
2.3.4.
Pengendalian Mutu(Quality Control) ... 14
2.3.5.
Pengambilan Keputusan(
Desicion Making
) ... 15
2.3.6.
Analythical Hierarchy Process (AHP) ... 16
2.3.7.
UML ( Unified Modeling Language )
... 21
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 25
3.1.
Analisis Sistem ... 25
3.1.1.
Analisis Masalah ... 25
3.1.2.
Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan ... 26
3.1.3.
Analisis Aturan Bisnis... 28
3.1.4.
Analisis Kode ... 30
3.1.5.
Gambaran Umum Sistem ... 31
3.1.6.
Analisis Metode AHP Terhadap Kasus... 34
3.1.7.
Asumsi Kasus ... 94
3.1.8.
Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 104
3.1.9.
Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 106
3.1.10. Perancangan Sistem ... 127
3.1.11. Jaringan Semantik ... 144
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 147
4.1.
Implementasi Sistem ... 147
4.1.1.
Perangkat Keras Yang Digunakan ... 147
4.1.2.
Implementasi Perangkat Lunak ... 148
4.1.3.
Implementasi Basis Data ... 148
4.1.4.
Implementasi Antarmuka ... 152
4.2.
Pengujian Sistem ... 154
vii
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 181
5.1.
Kesimpulan ... 181
5.2.
Saran ... 181
DAFTAR PUSTAKA
1.
Prof, Dr. Sugiyono,”Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)”.Bandung :
Alfabeta, 2013.
2.
Moh. Nazir, Ph. D,”Metode Penelitian”,Bogor : Ghalia Indonesia, 2005.
3.
Tominanto,” SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGN METODE
ANALYTICAL
HIERARCHY
PROCESS(AHP)
UNTUK
PENENTUAN
PRESTASI KINERJA DOKTER PADA RSUD.SUKOHARJO ”,
INFOKES.vol.2,pp 1,Agustus 2012.
4.
Heru Prastawa,Darminto Pujitomo,Ary Arvianto*),Fithria Khoirunnisa **)”
SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE
PRISM (Studi Kasus di RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG)”, TEKNIK.vol.32,pp 1,2011.
5.
Desi Leha Kurniasih” SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN
LAPTOP DENGAN METODE TOPSIS”, Pelita Informatika Budi
Dharma.vol.III,pp 2,April 2013.
6.
Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina U
paya Kesehatan”Kamus
Indikator Kinerja Rumah Sakit dan Balai”Bandung:Kementrian Kesehatan,2015.
7.
Rumah Sakit Mata Cicendo, "Sejarah Instansi," [Online]. Available:
http://www.cicendoeyehospital.org/index.php/profil/sejarah.html. [Accessed 10 8
2015].
PEMBANGUNAN HOSPITAL QUALITY CONTROL (HQC) DI RUMAH
SAKIT MATA CICENDO BANDUNG
Yohan Abednego Tambunan
Teknik Informatika
–
Universitas Komputer Indonesia
Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung
E-mail : abed.yohan@gmail.com
ABSTRAK
Rumah Sakit Mata Cicendo yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai Pusat Mata Nasional memliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat terutama dalah hal kesehatan mata.Pelayanan dan managemen yang kuat merupakan kunci dalam menjaga serta membangun kepercayaan masyarakat.Dalam hal ini direksi memliki peran yang sangat penting untuk mengawasi setiap kegiatan yang terdapat di rumah sakit, direksi yang mempunyai pedoman berupa kamus indikator kinerja rumah sakit dan balai yang dikeluarkan pemerintah pada tanggal 13 Januari 2015 menjadi acuan dalam menilai kinerja rumah sakti.Sistem controling yang dibangun menggunkan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) yang diberi nama Hospital Quality Control (HQC).
AHP merupkan metode pengambilan keputusan dengan memiliki berbagai alternatif dan memiliki banyak faktor yang berpengaruh dalam perhitungan.Melalui metode ini yang diterapkan pada aplikasi HQC diharapkan dapat membantu direksi dalam perhitungan kualitas rumah sakit untuk nantinya dijadikan sebagai acuan untuk memberikan evaluasi kepada setiap bagian di dalam rumah sakit.Perhitungan AHP yang dilakukan adalah untuk mendapatkan batas nilai maksimal dan minimal dari kualitas rumah sakit berdasarkan kamus indikator, nilai tersebut didapat dari pengelompokan kategori berdasarkan jumlah indikator yang berjumlah 92 indikator yang dikelompokan menjadi 16 kategori, stiap indikator mempunyai nilai didalamnya yang dimasukan oleh kepala bagian di Rumah Sakit Mata Cicendo.Tools pengembangan perangkat lunak pada sistem ini menggunakan metode objek oriented dengan Unified Modeling Language (UML) dalam menggambarkan fungsional dan aliran data yang terdapat pada sistem ini.
Setelah melalukan pengujian Black Box dan pengujian Betha dengan metode wawancara dengan beberapa kepala bagian dan direksi.Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi ini mampu memudahkan direksi untuk controling setiap bagian
di Rumah Sakit Mata Cicendo, serta memudahkan kepala bagian dalam pengisian data kedalam sistem, sehingga evaluasi dan keputusan yang di berikan bisa optimal.
Kata kunci : Analythical Hierarchy Process,Controling,Kualitas Rumah Sakit.
1.
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Mata Cicendo (RSMC) Bandung berdiri di atas lahan seluas 11.400 m2 dengan luas bangunan 13.832,9 m2 yang terdiri dari 8 gedung utama meliputi instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi bedah, instalasi penunjang, perkantoran, perkuliahan, dan fasilitas riset. Sebagai Pusat Mata Nasional dan Rumah Sakit Negeri kelas A, Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung memiliki banyak keunggulan dalam segi kelengkapan fasilitas penunjang baik dari segi medis maupun non medis.
Direksi yang bertanggung jawab langsung terhadap keseluruhan kualitas rumah sakit telah melakukan pengukuran kualitas, namun terdapat masalah dimana direksi sering mengalami kesulitan dalam mengukur kualitas dikarenakan data yang begitu banyak sehingga membuat proses perhitungan membutuhkan waktu yang lama.Proses perhitungan yang lama berdampak pada evaluasi yang dilakukan menjadi tidak efektif dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk evaluasi menjadi singkat.Pemberian keputusan terhadap setiap bagian menjadi terhambat dikarenakan keterbatasan waktu direksi dalam menyampaikan setiap keputusan kepada bagian yang mengalami masalah.
Untuk mengatasi masalah diatas maka akan dibangun sebuah aplikasi berbasis destkop dengan mengguakan metode Analythic Hierarchy Process (AHP) dimana metode AHP digunakan untuk memberikan rekomendasi keputusan kepada direksi dengan tujuan untuk membantu direksi dalam mempercepat perhitungan kualitas serta pengambilan keputusan mana bagian yang perlu dievaluasi dan evaluasi apa yang diberikan kepada bagian tersebut, nantinya aplikasi ini akan memberikan peringatan jika terdapat bagian yang bermasalah, aplikasi ini juga akan memberikan laporan baik itu perbagian ataupun keseluruhan baik itu dalam bentuk grafik ataupun daftar evaluasi yang telah dilakukan di setiap bagianya.Aplikasi ini dinamakan Hospital Quality Control (HQC) untuk memudahkan pengguna dalam mengingatnya.
1.1 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kumpulan dari bagian-bagian atau komponen subsistem atau merupakan bagian dari sistem itu sendiri yang mempunyai suatu pekerjaan dan tujuan yang sama, setiap dari sistem informasi mempunyai fungsi tertentu yang berpengaruh terhadap proses secara keseluruhan.
1.2 Pengendalian Mutu (Quality Control)
Dalam rekayasa dan manufaktur,
pengendalian mutu atau pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui persyaratan dari pelanggan maupun produsen sendiri. Sistem-sistem ini sering dikembangkan bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan pendekatan lintas fungsional. ISO 9000 dan TQM (Total Quality Management) adalah contoh standar dan pendekatan yang digunakan untuk pengendalian mutu.
Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai
peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi. 3. Elemen lunak, seperti kepegawaian,
integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap produk diperiksa secara visual, dan biasanya pemeriksaan tersebut menggunakan mikroskop stereo untuk mendapatkan detail halus sebelum produk tersebut dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang bertugas untuk mengawasi (inspektur) akan diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-kecacatan dari produk cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat dirilis), contohnya seperti keretak atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output akan beresiko mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak tercukupi.
atau melampaui persyaratan dari pelanggan maupun produsen sendiri. Sistem-sistem ini sering dikembangkan bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan pendekatan lintas fungsional. ISO 9000 dan TQM (Total Quality Management) adalah contoh standar dan pendekatan yang digunakan untuk pengendalian mutu.
Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2. Kompetensi, seperti pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
3. Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
contohnya seperti keretak atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output akan beresiko mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak tercukupi.lam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau pengendalian kualitas Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui persyaratan dari pelanggan maupun produsen sendiri. Sistem-sistem ini sering dikembangkan bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan pendekatan lintas fungsional. ISO 9000 dan TQM (Total Quality Management) adalah contoh standar dan pendekatan yang digunakan untuk pengendalian mutu.
1.3 Analythical Hierarchy Process (AHP)
AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/ rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hierarki, kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut. AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi dengan cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi dan juga pengalaman untuk memberikan pertimbangan. AHP merupakan suatu proses mengidentifikasi, dan memberikan perkiraan interaksi sistem secara keseluruhan.
2.
ISI PENELITIAN
2.1 Analisis Masalah
Sulitnya direksi dalam mengukur kualitas Rumah Sakit Mata Cicendo merupakan masalah utama yang ditemui dalam penelitian ini, direksi mengalami kesulitan dalam mengukur kualitas diakibatkan oleh waktu yang teralu lama dalam pengumpulan data dan proses pemberian keputusan evaluasi setiap bagian di Rumah Sakit Mata Cicendo.Selain dari itu sulitnya direksi dalam mengawasi kinerja setiap bagian di Rumah Sakit Mata Cicendo ,karena setiap bagian akan menyerahkan data pada awal bulan, dan setiap data yang diberikan kepada direksi berbentuk data yang belum diolah, hal ini menyulitkan direksi dalam mengawasi perkembangan setiap bagian yang terdapat pada rumah sakit. Hal selanjutnya yang diperhaikan adalah sulitnya direksi dalam memberi keputusan kepada setiap bagian mengenai evaluasi berdasarkan di Kamus Indikator Kinerja Rumah Sakit dan Balai.Direksi pada permasalahan ini sangat mempunyai waktu yang sedikit dalam memberikan keputusan secara langsung, sehingga
seringkali keputusan evaluasi yang diberikan terkadang tidak diberikan kepada setiap bagian.
2.2 Analisis Metode AHP Terhadap Kasus
AHP yang digunakan dalam hal ini adalah mengelompokan semua indikator berdasarkan kategori, lalu menjumlahkan semua nilai indikator perkategori setelah itu dibagi jumlah indikator setiap kategori sehingga mendapatkan nilai yang akan dikelompokan berdasarkan Tabel 1-0 Kriteria Kategori Kamus Indikator,untuk selanjutnya setiap kategori dicari nilai TPV untuk mendapatkan nilai eigen yang nantinya akan dikalikan dengan nilai eigen dari Kriteria Kategori.Setelah mendapatkan hasil kali dari kedua nilai eigen maka langkah selanjutnya mencari nilai maksimum dan minimun dari sistem, kedua nilai akan dipakai dalam menentukan batas atas dan batas bawah dari kualitas rumah sakit, nilai hasil kali kedua nilai eigen akan di bagi nilai maksimum dari kualitas rumah sakit, setelah itu nilai tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga mendapatkan kualitas rumah sakit dengan satuan persen.
Database pada penelitian ini digunakan untuk menyimpan data secara terstruktur, sehingga memudahkan dalam pengolahan data untuk keperluan kualitas rumah sakit.
Laporan yang dikeluarkan oleh aplikasi HQC ini berupa file yang nantinya dapat di cetak melalui printer,laporan yang terdapat pada HQC merupakan hasil perhitungan dari semua sistem yang terdapat pada sistem, bentuk laporan selain file adalah berupa peringatan jika terdapat bagian yang bermasalah, tujuanya untuk memberi peringatan kepada direksi untk segera mengevaluasi bagian tersebut agar kualitas rumah sakit dapat terus dijaga pada level baik.
Kriteria kategori ditentukan berdasarkan setiap penilaian kamus indikator yang mempunyai banyak kesamaan dalam pemberian rentang penilaian dalam bentu skor,kemudian selanjutnya menghitung peringkat berdasarkan perbedaan skor setiap kriteria kategori, maka akan terlihat seperti pada tabel 1-0.
Tabel 1 Kriteria Kategori Kamus Indikator
Kritera Skala Peringkat
Buruk 0 - 25 4
Cukup 26 - 50 3
Baik 51 - 75 2
Sangat Baik 75 - 100 1
2.3 Membuat Struktur Hirarki
setiap indikator mempunyai kriteria penilaian masing-masing namun dalam pemberian skor setiap kriteria mngacu pada 4 kriteria sehingga setiap kategori pun dapat di asumsikan seperti kategori yang mempunyai 4 kriteria sehingga setiap kategori memliki kriteria sebagai berikut :
1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup 4. Buruk
[image:10.595.72.284.244.526.2]Berdasarkan asusmsi tersebut struktur hirarki pengukur kualitas rumah sakit dapat dilihat pada gambar 1.0
Gambar 1 Hirarki Permasalahan Yang Dihadapi
2.4Membuat Matriks Perbandingan
Berpasangan
[image:10.595.70.284.612.765.2]Dengan menggunakan skala prioritas pada tabel 2.
Tabel 2 Skala Prioritas
Intensitas Kepentingan
Arti/Makna Penjelasan
1 Kedua elemen
sama pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang
satu sedikit lebih penting dari pada elemen lainya
Pengalaman dan penilaian sedikit
menyokong satu elemen
dibandingkan elemen yang lainya.
5 Elemen yang
satu lebih penting dari pada elemen lainya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainya
7 Satu elemen
jelas lebih mutlak penting dari pada elemen yang lainya
Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat daam praktek
9 Satu elemen
mutlak penting dari pada elemen yang lainya
Bukti mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai – nilai
antara 2 nilai pertimbangan yang
berdekatan
Nilai ini diberikan bila
ada dua
kompromi diantara 2 pilihan. Kebalikan Jika aktifitas i mendapat satu
angka dibanding aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikanya dengan i
[image:10.595.305.521.677.762.2]Dimana jika nilai matriks berada simetris dengan diagonalnya maka akan bernilai kebalikannya. Nilai perbandingan terhadap kriteria yang sama bernilai 1. Untuk menentukan skala prioritas diperoleh dengan mengurutkan kategori berdasarkan jumlah sub kategori dari yang paling sedikit ke yang paling banyak.
Tabel 3 Urutan Skala Prioritas Berdasarkan Jumlah Sub Kategori
N0 Kategori Jumlah Sub Kategori
Skala Prioritas
1 B.11 Keuangan 1 9
2 B.9 Level IT 1 9
3 B.7 Sumber Daya Manusia
4 B.1 Utilisasi 1 9 5 B.5 Tingkat
Kehandalan Sumber Daya
2 8
6 B.4 Temuan Yang di Tindak Lanjuti
2 8
7 B.2 Kepuasan Pelanggan
2 8
8 B.10 Pendidikan 3 7 9 B.8 Sarana dan
Prasarana
3 7
10 A.5 Pengendali Mutu
3 7
11 A.4 Prosedur Penanganan Sampel Uji
3 7
12 B.6 Promotif dan Preventif
4 6
13 A.1 Kepatuhan Terhadap Standart
7 5
14 A.2 Tingkat Pengendalian Infeksi di RS
8 4
15 B.3 Ketepatan Waktu
Pelayanan
23 2
16 A.3 Capaian Indikator Medik
28 1
Dengan demikian Matriks Perbandingan kriteria dapat dibentuk dari skala prioritas yang terdapat pada Tabel 4
[image:11.595.66.280.73.442.2]Setelah nilai TPV didapat langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat konsistensi matriks perbandingan kategori, apakah nilai konsistensi dapat ditoleransi konsistensinya atau perhitungan harus diulang kembali agar mendapatkan perhitungan dengan konsistensi kurang dari 0,1. Untuk perhitungan konsistensi (CI) dilakukan dengan tahapan sepeti tabel 5
Tabel 5 Nilai eigen
Kategori TPV Jumlah
Kolom Max
A.3 0,24169636 3,504 0,84690403 B.3 0,19048712 5,377 1,02424923 A.2 0,11690557 11,098 1,29741804 A.1 0,08723239 15,37 1,34076187 B.6 0,06210277 20,99 1,30353713 A.4 0,04066883 28,82 1,17207569 A.5 0,04066883 28,82 1,17207569 B.8 0,04066883 28,82 1,17207569 B.10 0,04066883 28,82 1,17207569 B.2 0,02530132 40 1,0120529
B.4 0,02530132 40 1,0120529 B.5 0,02530132 40 1,0120529 B.1 0,01574913 54 0,85045278 B.7 0,01574913 54 0,85045278 B.9 0,01574913 54 0,85045278 B.11 0,01574913 54 0,85045278
Jumlah 16,9391429
[image:11.595.319.514.272.672.2] [image:11.595.71.285.616.769.2]Setelah mendapatkan hasil dari nilai eigen setiap kategori, maka selanjutnya akan dicari nilai eigen untuk kualitas minimal dan maksimal yang akan digunakan sebagai batas atas dan batas bawah bagi kualitas rumah sakit
Tabel 6 Nila Eigen Kualitas Maksimal
Kategori Nilai Eigen
Kepatuhan Terhadap Standart
0,04066122 Tingkat Pengendalian
Infeksi di RS 0,05449264 Capaian Indikator Medik
0,11266077 Prosedur Penanganan
Sampel Uji 0,01895677
Pengendalian Mutu 0,01895677 Utilisasi 0,00734107 Kepuasan Pelanggan 0,01179358 Ketepatan Waktu
Pelayanan 0,08879085
Temuan Yang di Tindak
Lanjuti 0,01179358
Tingkat Kehandalan
Sumber Daya 0,01179358
Promotif dan Preventif
0,02894767 Sumber Daya Manusia
0,00734107 Sarana dan Prasarana
0,01895677 Level IT 0,00734107 Pendidikan 0,01895677 Keuangan 0,00734107 Jumlah 0,46612523
maka dapat dihitung untuk nilai Eigen Kualitas maksimal untuk Level IT adalah
(TPV Kategori x TPV kriteria)
0,01574913 x 0,46612523 = 0,04066122
[image:12.595.317.514.224.621.2]Menurut tabel 6 jumlah dari semua kategori adalah 0,466125226 angka ini menunjukan nilai maksimal dari kulaitas yang bernilai sangat baik atau rentang nilai kriteria 75-100.Dengan demikian dapat disimpulkan nilai maksimal dari kualitas rumah sakit mata cicendo berdasarkan kamus indikator kesehatan dan balai adalah 0,466125226.
Tabel 7 Nilai Eigen Kualitas Minimal
Kategori Nilai Eigen
Kepatuhan Terhadap Standart
0,00835855 Tingkat Pengendalian
Infeksi di RS 0,01120181 Capaian Indikator Medik
0,02315918 Prosedur Penanganan
Sampel Uji 0,00389686
Pengendalian Mutu 0,00389686 Utilisasi 0,00150907 Kepuasan Pelanggan 0,00242436 Ketepatan Waktu
Pelayanan 0,01825235
Temuan Yang di Tindak
Lanjuti 0,00242436
Tingkat Kehandalan
Sumber Daya 0,00242436
Promotif dan Preventif
0,00595064 Sumber Daya Manusia
0,00150907 Sarana dan Prasarana
0,00389686 Level IT 0,00150907 Pendidikan 0,00389686 Keuangan 0,00150907 Jumlah 0,09581932
Tabel 7 Nilai eigen didapat dari TPV dari kategori dikalikan dengan TPV dari kirteria berdasarkan jumlah nilai yang didapat pada kategori tersebut, seperti pada kolom level IT didapat skor 0 untuk kategori Level IT berdasarkan tabel 3-20 maka nilai TPV untuk kriteria adalah 0,095819316 maka dapat dihitung untuk nilai Eigen Kualitas minimal untuk Level IT adalah
(TPV Kategori x TPV kriteria)
0,01574913 x 0,095819316= 0,00150907
Menurut tabel 7 nilai minimal dari kulaitas yang bernilai sangat baik atau rentang nilai kriteria 75-100 adalah 0,09581932, dengan demikian dapat disimpulkan nilai minimal dari kualitas rumah sakit mata cicendo berdasarkan kamus indikator kesehatan dan balai adalah 0,09581932.
Tabel 8 Nilai Eigen Asumsi Kasus
Kategori Nilai Eigen
Kepatuhan Terhadap Standart
0,014024 Tingkat Pengendalian
Infeksi di RS 0,018794
Capaian Indikator Medik
0,038856 Prosedur Penanganan
Sampel Uji 0,011277
Pengendalian Mutu 0,006538 Utilisasi 0,001509 Kepuasan Pelanggan 0,002424 Ketepatan Waktu
Pelayanan 0,030623
Temuan Yang di Tindak
Lanjuti 0,004067
Tingkat Kehandalan
Sumber Daya 0,004067
Promotif dan Preventif
0,009984 Sumber Daya Manusia
0,002532 Sarana dan Prasarana
0,003897 Level IT 0,007341 Pendidikan 0,006538 Keuangan 0,001509 Jumlah 0,163980606
Tabel 8 Nilai eigen didapat dari TPV dari kategori dikalikan dengan TPV dari kirteria berdasarkan jumlah nilai yang didapat pada kategori tersebut, seperti pada kolom Pendidikan didapat skor 41,6666667 dengan peringkat 3 untuk kategori Pendidikan berdasarkan tabel 3-23 maka nilai TPV untuk kriteria adalah 0,160762076 maka dapat dihitung untuk nilai Eigen Kualitas asumsi kasus untuk Pendidikan adalah
(TPV Kategori x TPV kriteria)
[image:12.595.80.274.268.665.2]Menurut tabel 8 nilai dari kulaitas rumah sakit cicendo adalah 0,163980606, dengan demikian dapat disimpulkan nilai minimal dari kualitas rumah sakit mata cicendo berdasarkan kamus indikator kesehatan dan balai adalah 0,195234.Selanjutnya menghitung menggunakan persentase demikian rumusnya.
Persentase Kualitas = (Nilai Kualitas/Nilai Makimal Kualitas) x 100%
Persentase Kualitas = (0,163980606/0,466125226)x 100%
Persentase Kualitas = (0,078248442) x 100 % Persentase Kualitas = 36 %
Perhitungan diatas menunjukan bahwa kualitas rumah sakit mata cicendo untuk asumsi kamus masih berada pada angka 36% , dengan rincian berdasarkan pengelompokan kriteria yang terdapat pada tabel 3-3 adalah sebagai berikut.
1. Sangat Baik = 1 Kategori. 2. Baik = 1 Kategori 3. Cukup = 11 Kategori 4. Buruk = 3 Kategori
Data diatas didapat dari mengelompokan setiap kategori yang terdapat pada tabel 3-23 sesuai dengan peringkat yang terdapat pada tabel 3-3. Dapat disimpulkan dari data diatas bahwa kualitas Rumah Sakit Cicendo untuk angka 36% masih berada pada kategori Cukup.
3.
PENUTUP
Setelah melakukan
analisis,perancangan,implementasi, dan pengujian sistem, maka diperoleh kesimpulan terhadap Aplikasi Hospital Quality Control adalah sebagai berikut :
1. Direski lebih mudah dalam mengukur kualitas rumah sakit berdasarkan indikator yang terdapat di Kamus Indikator Kinerja Rumah Sakit dan Balai.
2. Direksi tidak merasakan kemudahan dalam mengawasi kinerja setiap bagian di Rumah Sakit Mata Cicendo.
3. Direksi lebih mudah dalam memberikan saran dan evaluasi kepada kepala bagian, serta memberikan keuptusan kepada bagian terkait berdasarkan evaluasi.
Terlepas dari kelebihan dalam penggunaan perangkat lunak yang telah dibangun, sebuah pembangunan dan produk dari perangkat lunak pasti memiliki berbagai kekurangan, akan tetapi semua itu mampu dikembangkan dikemudian hari. Adapun saran-saran dalam pembangunan aplikasi Hospital Quality Control adalah sebagai berikut:
1. Adanya penambahan fitur penambahan data indikator.
2. Adanya otomasisasi dalam pengecekan evaluasi.
3. Adanya penambahan parameter acuan dalam fitur pengawasan kinerja setiap bagian pada aplikasi HQC.
Berdasarkan penelitian diatas bahwa dapat dibuktikan AHP dapat dipergunakan sebagai alat penghitungan kualitas suatu instansi, serta mendapatkan perhitungan lenigh maksimal dikarenakan perhitungan berdasarkan kriteria yang terdapat dalam struktur hirarki.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada :
1.
Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini.2.
Kedua orang tua serta seluruh keluarga besar, terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatian dan kasih sayang serta dukungan baik materi maupun moral.3.
Bapak Irawan Afrianto S.T, M.T. selakuketua program studi teknik informatika.
4.
Ibu Riani Lubis ,S.T.,M.T. selakupembibing skripsi yang telah memberikan banyak bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini.
5.
Ibu Anna Dara Andriana, S.Kom., M.Kom. Selaku dosen reviewer yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan penelitian skripsi.6.
Segenap dosen dan staff Program StudiTeknik Informatika.
7.
Rekan seperjuangan Program Studi Teknik Informatika khsusnya IF-9 2011.8.
Bapa Agus Suhendar S.Si selaku pembimbing di Rumah Sakit Cicendo Bandung yang telah memberikan arahan sampai dengan selesainya skripsi ini.DAFTAR PUSTAKA
1. Prof, Dr. Sugiyono,”Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)”.Bandung : Alfabeta, 2013.
2. Moh. Nazir, Ph. D,”Metode Penelitian”,Bogor : Ghalia Indonesia, 2005.
3. Tominanto,” SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN DENGN METODE
ANALYTICAL HIERARCHY
PRESTASI KINERJA DOKTER PADA RSUD.SUKOHARJO ”, INFOKES.vol.2,pp 1,Agustus 2012.
4. Heru Prastawa,Darminto Pujitomo,Ary Arvianto*),Fithria Khoirunnisa **)” SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di RUMAH SAKIT
ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG)”, TEKNIK.vol.32,pp 1,2011.
5. Desi Leha Kurniasih” SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMILIHAN LAPTOP DENGAN METODE TOPSIS”, Pelita Informatika Budi Dharma.vol.III,pp 2,April 2013.
6. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan”Kamus Indikator Kinerja Rumah Sakit dan Balai”Bandung:Kementrian
Kesehatan,2015.
7. Rumah Sakit Mata Cicendo, "Sejarah Instansi," [Online]. Available: http://www.cicendoeyehospital.org/index.p hp/profil/sejarah.html. [Accessed 10 8 2015].
DEVELOPMENT OF HOSPITAL QUALITY CONTROL (
HQC) AT CICENDO
EYE HOSPITAL BANDUNG
Yohan Abednego Tambunan
Teknik Informatika
–
Universitas Komputer Indonesia
Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung
E-mail : abed.yohan@gmail.com
ABSTRACT
Cicendo Eye Hospital designated by the government as National Eye Centre possess a very important role in safeguarding public health, especially in the way the health mata.Pelayanan and strong management is key in maintaining and building trust masyarakat.Dalam this case the directors possess a very important role to oversee any activities contained in the hospital, the directors who have guidelines in the form of performance indicators dictionary hospitals and centers were issued by the government on January 13, 2015 a reference in assessing the performance of homes built sakti.Controling system method using the Analytical Hierarchy Process (AHP).
AHP is a method of decision-making by having various alternatives and has many influential factor in perhitungan.Thorugh this method is applied to the HQC applications is expected to assist the directors in the calculation of the hospital's quality will be used as a reference to give evaluation to every section in hospital .Calculaton AHP is to get the maximum value and the minimum limit of hospital quality indicators based dictionary, the values obtained from the grouping of categories based on the number of indicators which amounts to 92 indicators grouped into 16 categories, each indicator has a value in it that is inserted by the head part The Eye Hospital Cicendo.Tools software development on these systems using object oriented methods with Unified Modeling Language (UML) to describe the functional and flow data contained in the system ini.
After pass Black Box testing and testing Betha with interview with several heads parts and directors. Results from this study is the application is able to facilitate directors for Controlling each part in Cicendo Eye Hospital, as well as facilitate the filling head of the data into the system, so that the evaluation and decision can be given optimal.
Keywords: Analythical Hierarchy Process, Controling, Hospitals, Quality
1.
INTRODUCTION
Cicendo Eye Hospital in Bandung stands on an area of 11,400 m2 with a building area of 13832.9 m2, consisting of 8 main building includes the installation of outpatient, inpatient, surgical installation, installation support, office, classroom and research facilities , As National Eye Center and the Hospital of the State Class A, Cicendo Eye Hospital in Bandung has many advantages in terms of completeness of supporting facilities in terms of both medical and non-medical.
Cicendo Eye Hospital designated by the government as a National Eye Centre possess a very important role in maintaining the health of the community, of course custody is followed by quality Eye Hospital Cicendo which should be improved and maintained so that people who seek treatment get maximum results, such as in writing in RI HEALTH MINISTER NO. 1040 / Menkes / SK / XI / 1992 dated November 19, 1992 there are annotations-annotation in which mentioned the need to enhance the organization and working procedures Cicendo Eye Hospital, it can be used as a reference for the RSMC in improving while keeping quality from Hospital.There is indicators that need to be considered in the improvement and maintenance of the quality, as stated in the Dictionary of Performance Indicators Hospital and Institute, published by the Ministry of Health Directorate General of Health Efforts in which there are 92 indicators divided into 49 areas of clinical and managerial area 43 where each each of these indicators should be taken to ensure that the quality of RSMC maintained and increased.
Directors are directly responsible for the overall quality of the hospital has conducted the measurement of quality, but there is a problem where directors often have difficulty in measuring quality because data is so much that it makes the calculation process takes a long calculation it is impacted on evaluations conducted become ineffective due to the time required for evaluation . decision is givted on each part becomes constrained due to time constraints of directors in delivering decisions to the part that has the problem.
Analythic Hierarchy Process (AHP) which AHP is used to give a recommendation decision to the directors in order to assist the directors in accelerating the calculation of the quality and decision making which parts need to be evaluated and the evaluation of what given to the part, that this application will alert you if there is a part that is problematic, this application will also provide reports either partially or in whole be it in the form of a chart or list of evaluations that have been conducted in each of these parts .Aplication called the Hospital Quality Control (HQC) to facilitate the user in mind.
1.1 Information system
The information system is a collection of parts or components or subsystems are part of the system itself that has a job and the same goal, each of these information systems have certain functions that affect the overall process.
1.2 Quality Control
In engineering and manufacturing, quality control or quality control involves the development of a system to ensure that products and services are designed and manufactured to meet in engineering and manufacturing, quality control or quality control involves the development of a system to ensure that products and services are designed and manufactured to meet or exceed the requirements of the customers and the manufacturers themselves. These systems are often developed in conjunction with businesses or other engineering disciplines with cross-functional approach. ISO 9000 and TQM (Total Quality Management) are examples of standards and approaches that are used for quality control.
Quality control (Quality Control), or QC for the acronym, is a process that in essence is to make the entity as an observer the quality of all the factors involved in production activities. There are three aspects emphasized in this approach, namely:
1. Elements such as controls, job management, processes are defined and has been managed well, integrity and performance criteria, and identification records.
2. Competence, such as knowledge, skills, experience, and qualifications.
3. Elements software, such as staffing, integrity, confidence, organizational culture, motivation, team spirit, and quality relationships.
The scope of control includes the inspection of products, where each product is checked visually, and usually such checks using a stereo microscope to get the fine detail before the product is sold to the external market. Someone whose job is to oversee the (inspectors) will be
given a list and description of the deficiencies of product defects that can not be accepted (not released), such as cracks or surface defects. The quality of the output will be at risk of disability if one of these three aspects are not fulfille or exceed the requirements of customers and the manufacturers themselves. These systems are often developed in conjunction with businesses or other engineering disciplines with cross-functional approach. ISO 9000 and TQM (Total Quality Management) are examples of standards and approaches that are used for quality control.
1.3 Analythical Hierarchy Process (AHP)
AHP is a method break down complex problems / complicated in situations that are not structured into component parts. Arranging parts or variable composition becomes a form of hierarchy, then provide a numerical value for the subjective assessment of the relative importance of each variable and synthesize assessment to which variable has the highest priority that will affect the settlement of the situation. AHP combines considerations and personal judgment in a logical way and influenced the imagination, experience, and knowledge to construct a hierarchy of a problem that is based on logic, intuition and experience to provide consideration. AHP is a process to identify and provide an estimate of the overall system interaction.
2. CONTENTS OF RESEARCH
2.1 Problem Analysis
The difficulty in measuring the quality directors Cicendo Eye Hospital is the main problem encountered in this study, the directors have difficulty in measuring the quality caused by long time teralu in data collection and evaluation process of each part in the decision Eye Hospital Cicendo.Selain of the difficulty directors in overseeing the performance of each section in the Eye Hospital Cicendo, because each piece will submit the data to the beginning of the month, and any data provided to directors in the form of data that has not been processed, it is difficult for directors to oversee the development of each section contained in the hospital. The next thing is the difficulty of directors diperhaikan in giving the decision to every part of the evaluation based on the Dictionary of Performance Indicators Hospital and Balai.Direksi on these issues so have little time in reaching a decision directly, so often given evaluation decisions are sometimes not given to each section.
2.2 Analysis Method of AHP Against Case
Dictionary Indicator, henceforth each category sought to value TPV obtain eigenvalues will be multiplied by the eigenvalues of Criteria Kategori.Setelah obtain the product of the two eigenvalues then the next step searching for the maximum and minimum values of the system, these two values will be used in determining the upper limit and lower limit of hospital quality, value the product of the two eigenvalues are going in for the maximum value of the quality of the hospital, then the value will be multiplied by 100% to get the quality of hospital units per cent.
Databases in this study is used to store data in a structured, so as to facilitate the processing of data for the purposes of hospital quality.
The report issued by the application HQC is a file that can later be printed by the printer, the report contained in the HQC is the result of calculation of all the systems that are on the system, the form of the report in addition to the file is in the form of a warning if there is the problematic part, aim to give a warning to directors remedy quickly evaluate the part of the hospital so that the quality can be maintained at a good level.
[image:17.595.313.524.95.382.2]Criteria determined by each assessment category dictionary indicators that have much in common in the delivery range in bentu assessment scores, then further ranked by calculating the difference in scores for each criteria category, it will look like in table 1-0.
Tabel 1 Criteria Category Dictionary Indicators
Critera Scale Ranked
Poor 0 - 25 4
Sufficient 26 - 50 3
Good 51 - 75 2
Excellent 75 - 100 1
2.3 Creating Structure Hierarchy
The main purpose of this application is to measure the quality HQC Eye Hospital Cicendo Bandung.Kualitas was measured based on 16 categories derived from the Dictionary of Performance Indicators Hospital and Institute, in a dictionary indicator each indicator has assessment criteria respectively but in scoring each criterion mngacu on 4 criteria so that each category can be assumed as categories that have four criteria so that every category possess the following criteria:
1.Excellent 2.Good 3.Sufficient 4.Poor
Asusmsi based on the hierarchical structure of measuring the quality of a hospital can be seen in Figure 1.0
Gambar 1 Problems Faced hierarchy
2.4Creating Pairwise Comparison Matrix as well as the assumption of the case
By using the scale of priorities in Table 2
Table 2 Priority scale
Intensity Interests
Meaning Explanation
1 Both elements
are equally important
Two elements have equal influence on the destination
3 Elements that
one a little more important than the other elements
Experience and judgment slightly contribute an element other than the elements. 5 Elements which
one is more important than the other elements
Experience and judgment in very strong support of the elements other than the elements 7 One element is
obviously more important than the absolute other elements
[image:17.595.312.525.459.755.2]9 One absolutely essential element of the other elements
Evidence to support one element against another element has the highest possible degree of confirmation strengthens 2,4,6,8 Value - a value
between 2 values adjacent consideration
This value is given when there are two compromise between the two options. reverse If activity i got one point
compared to activity j, then j has a value kebalikanya with i
[image:18.595.71.286.75.321.2]Wherein if the matrix is symmetric with diagonal then it will be worth the opposite. Value comparisons against the same criteria are worth 1. To determine the priority scale is obtained by sorting the categories based on the number of sub categories from least to most.
Table 3 Priority Scale Sequence Based on Total Sub Category
N0 Category Number of Sub Categories
Priority scale
1 B.11 Keuangan 1 9
2 B.9 Level IT 1 9
3 B.7 Sumber Daya Manusia
1 9
4 B.1 Utilisasi 1 9
5 B.5 Tingkat Kehandalan Sumber Daya
2 8
6 B.4 Temuan Yang di Tindak Lanjuti
2 8
7 B.2 Kepuasan Pelanggan
2 8
8 B.10 Pendidikan 3 7 9 B.8 Sarana dan
Prasarana
3 7
10 A.5 Pengendali Mutu
3 7
11 A.4 Prosedur Penanganan Sampel Uji
3 7
12 B.6 Promotif dan Preventif
4 6
13 A.1 Kepatuhan Terhadap
7 5
Standart
14 A.2 Tingkat Pengendalian Infeksi di RS
8 4
15 B.3 Ketepatan Waktu
Pelayanan
23 2
16 A.3 Capaian Indikator Medik
28 1
Thus the comparison criteria matrix can be formed from the priorities contained in Table 4
After TPV obtained the next step is to calculate the level of consistency of comparison matrix category, if the value of consistency can be tolerated consistency or calculation must be repeated in order to get a calculation with the consistency of less than 0.1. For the calculation of consistency (CI) is conducted in stages figure 5
Tabel 5 Nilai eigen
Category TPV
Number of Columns
Max
A.3 0,24169636 3,504 0,84690403 B.3 0,19048712 5,377 1,02424923 A.2 0,11690557 11,098 1,29741804 A.1 0,08723239 15,37 1,34076187 B.6 0,06210277 20,99 1,30353713 A.4 0,04066883 28,82 1,17207569 A.5 0,04066883 28,82 1,17207569 B.8 0,04066883 28,82 1,17207569 B.10 0,04066883 28,82 1,17207569 B.2 0,02530132 40 1,0120529 B.4 0,02530132 40 1,0120529 B.5 0,02530132 40 1,0120529 B.1 0,01574913 54 0,85045278 B.7 0,01574913 54 0,85045278 B.9 0,01574913 54 0,85045278 B.11 0,01574913 54 0,85045278
Jumlah 16,9391429
[image:18.595.301.524.78.193.2]After getting the results of the eigenvalues of each category, then the next will be sought eigenvalues to a minimum and maximum quality to be used as the upper limit and lower limit for the quality of hospital
Table 6 Eigen value Maksimum Quality
Category Eigen Values
Kepatuhan Terhadap Standart
0,04066122 Tingkat Pengendalian
[image:18.595.321.515.680.765.2]Capaian Indikator Medik
0,11266077 Prosedur Penanganan
Sampel Uji 0,01895677
Pengendalian Mutu 0,01895677 Utilisasi 0,00734107 Kepuasan Pelanggan 0,01179358 Ketepatan Waktu
Pelayanan 0,08879085
Temuan Yang di Tindak
Lanjuti 0,01179358
Tingkat Kehandalan
Sumber Daya 0,01179358
Promotif dan Preventif
0,02894767 Sumber Daya Manusia
0,00734107 Sarana dan Prasarana
0,01895677 Level IT 0,00734107 Pendidikan 0,01895677 Keuangan 0,00734107 Jumlah 0,46612523
Table 6 eigen value obtained from TPV of categories multiplied by TPV of kirteria based on the amount of the value obtained in that category, as in column level IT obtained a score of 100 for the category of table 3-17 Level IT based TPV for the value of the criterion is 0.466125226 Eigen value can be calculated for maximum Quality Level IT is (TPV Category x TPV criteria)
X 0.01574913 0.46612523 = 0.04066122
[image:19.595.79.276.80.407.2]According to Table 6 is the sum of all categories 0.466125226 this figure shows the maximum value of kulaitas great-value or range of values thus be concluded criteria 75-100.Dengan maximum value of hospital quality eye health indicator Cicendo dictionaries and hall are 0 , 466 125 226.
Table 7 Eigen value Minimum Quality
Category Eigen Values
Kepatuhan Terhadap Standart
0,00835855 Tingkat Pengendalian
Infeksi di RS 0,01120181 Capaian Indikator Medik
0,02315918 Prosedur Penanganan
Sampel Uji 0,00389686
Category Eigen Values
Pengendalian Mutu 0,00389686 Utilisasi 0,00150907 Kepuasan Pelanggan 0,00242436 Ketepatan Waktu
Pelayanan 0,01825235
Temuan Yang di Tindak
Lanjuti 0,00242436
Tingkat Kehandalan
Sumber Daya 0,00242436
Promotif dan Preventif
0,00595064 Sumber Daya Manusia
0,00150907 Sarana dan Prasarana
0,00389686 Level IT 0,00150907 Pendidikan 0,00389686 Keuangan 0,00150907 Jumlah 0,09581932
Table 7 eigen value obtained from TPV of categories multiplied by TPV of kirteria based on the amount of the value obtained in that category, as in column level IT obtained a score of 0 to Level IT category based on Table 7 the TPV value for the criterion is 0.095819316 Eigen value can be calculated for a minimum Quality Level IT is (TPV Category x TPV criteria)
0.095819316 x 0.01574913 = 0.00150907 According to Table 7 minimum value of kulaitas great-value or range of values 75-100 criteria is 0.09581932, thus it can be concluded minimal value of hospital quality eye health indicator Cicendo dictionaries and hall is 0.09581932.
Table 8 Eigen value Case
Category Eigen Values
Kepatuhan Terhadap Standart
0,014024 Tingkat Pengendalian
Infeksi di RS 0,018794
Capaian Indikator Medik
0,038856 Prosedur Penanganan
Sampel Uji 0,011277
Pengendalian Mutu
[image:19.595.323.514.88.380.2] [image:19.595.321.515.606.755.2] [image:19.595.82.275.640.772.2]Category Eigen Values
Utilisasi
0,001509 Kepuasan Pelanggan
0,002424 Ketepatan Waktu
Pelayanan 0,030623
Temuan Yang di Tindak
Lanjuti 0,004067
Tingkat Kehandalan
Sumber Daya 0,004067
Promotif dan Preventif
0,009984 Sumber Daya Manusia
0,002532 Sarana dan Prasarana
0,003897 Level IT 0,007341 Pendidikan 0,006538 Keuangan 0,001509 Jumlah 0,163980606 Table 8 eigen value obtained from TPV of categories multiplied by TPV of kirteria based on the amount of the value obtained in that category, as in the education field 41.6666667 scores obtained with a rating of 3 for category based TPV table 3-23, the value for the criterion is 0 , 160762076, it can be calculated for Eigen value assuming Quality Education is a case for
(TPV Category x TPV criteria)
0.04066883 x 0.160762076 = 0.006538006 According to Table 8 values of kulaitas hospital Cicendo is 0.163980606, thus it can be concluded minimal value of hospital quality eye health indicator Cicendo dictionaries and hall is 0,195234.Selanjutnya calculate using percentages so the formula.
Quality Percentage = (Value Quality / Value Makimal Quality) x 100%
Quality Percentage = (0.163980606 / 0.466125226) x 100%
Quality Percentage = (0.078248442) x 100% Percentage Quality = 36%
The above calculation shows that the quality of Cicendo Eye Hospital for assuming the dictionary still stands at 36%, with details based on grouping criteria contained in Table 2 is as follows.
1.Excellent = 1 category. 2.Good = 1 Category 3.Sufficient = 11 Categories 4.Poor = 3 Categories
The above data obtained from classifying any category contained in Table 8 in accordance with the ratings listed in Table 2. It can be concluded from
the above data that the quality of the Hospital Cicendo to figure 36% is still in the category of Self.
2.
PENUTUP
After doing the analysis, design, implementation, and testing of the system, then the conclusion of the Hospital Quality Control Application is as follows:
1. Direski easier to measure the quality of hospital based on indicators contained in the Dictionary of Performance Indicators Hospital and Institute.
2. The Board of Directors did not find it easy to monitor the performance of each section in the Eye Hospital Cicendo.
3. The Board of Directors is easier to give advice and evaluation of the head section, as well as providing keuptusan the relevant section based evaluation.
Apart from the advantages in the use of software that has been built, a development of software products and certainly has various drawbacks, but it is able to be developed in the future. As for suggestions in the construction of Hospital Quality Control application is as follows:
1. The addition of additional features indicator data.
2. The otomasisasi in checking the evaluation. 3. The addition of a reference parameter in the
performance monitoring features of each part on the application HQC.
Based on the above research that can be proved AHP can be used as a means of calculating the quality of an institution, as well as get the maximum lenigh calculation because the calculation is based on the criteria contained in a hierarchical structure.
THANKS TO
In this moment I want to thank:
1. Jesus Christ for His grace so that the author was able to finish this thesis.
2. Both parents and the whole family, thank you profusely for all the attention and affection as well as both material and moral support.
3. Mr. Irawan Afrianto S.T, M.T. as the head of informatics engineering study program. 4. Mrs Riani Lubis, S.T., M.T. as pembibing
thesis has provided a lot of guidance and suggestions to the author since the beginning of the study until the completion of this thesis.
[image:20.595.79.273.74.358.2]6. The entire faculty and staff Informatics Engineering Program.
7. Co-arms Informatics Engineering Program khsusnya IF 9th, 2011.
8. Father Agus Suhendar S.Si as a mentor at the Hospital Cicendo Bandung which has provided direction to the completion of this thesis.
BIBLIOGRAPHY
1. Prof, Dr. Sugiyono,”Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)”.Bandung : Alfabeta, 2013.
2. Moh. Nazir, Ph. D,”Metode Penelitian”,Bogor : Ghalia Indonesia, 2005.
3. Tominanto,” SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN DENGN METODE
ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS(AHP) UNTUK PENENTUAN PRESTASI KINERJA DOKTER PADA RSUD.SUKOHARJO ”, INFOKES.vol.2,pp 1,Agustus 2012.
4. Heru Prastawa,Darminto Pujitomo,Ary Arvianto*),Fithria Khoirunnisa **)” SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di RUMAH SAKIT
ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG)”, TEKNIK.vol.32,pp 1,2011.
5. Desi Leha Kurniasih” SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMILIHAN LAPTOP DENGAN METODE TOPSIS”, Pelita Informatika Budi Dharma.vol.III,pp 2,April 2013.
6. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan”Kamus Indikator Kinerja Rumah Sakit dan Balai”Bandung:Kementrian
Kesehatan,2015.
7. Rumah Sakit Mata Cicendo, "Sejarah Instansi," [Online]. Available: http://www.cicendoeyehospital.org/index.p hp/profil/sejarah.html. [Accessed 10 8 2015].
iii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan inspirasi serta hikmat dan
kebijkansanaan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan
baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul
“
Pembangunan Aplikasi Hospital Quality Control
(HQC) Menggunakan Metode Analythical Hierarchy Process (AHP) di
Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung “,
disusun untuk memperoleh gelar
sarjana Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas
Komputer Indonesia.
Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada :
1.
Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir ini.
2.
Kedua orang tua serta seluruh keluarga besar, terimakasih yang
sebesar-besarnya atas segala perhatian dan kasih sayang serta dukungan baik
materi maupun moral.
3.
Bapak Irawan Afrianto S.T, M.T. selaku ketua program studi teknik
informatika.
4.
Ibu Riani Lubis ,S.T.,M.T. selaku pembibing skripsi yang telah
memberikan banyak bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini.
5.
Ibu Anna Dara Andriana, S.Kom., M.Kom. Selaku dosen reviewer yang
telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan penelitian
skripsi.
8.
Bapa Agus Suhendar S.Si selaku pembimbing di Rumah Sakit Cicendo
Bandung yang telah memberikan arahan sampai dengan selesainya skripsi
ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Tak lupa penulis
memohon maaf apabila dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis telah
menyinggung perasaan atau telah menyakiti hati semua orang baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
membangun lingkungan pendidikan dan rumah sakit yang lebih baik kedepanya.
v