• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan PD. Pasar Kota Medan Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Terhadap Pegawai Tetap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD. Pasar Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan PD. Pasar Kota Medan Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Terhadap Pegawai Tetap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD. Pasar Kota Medan"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PD. PASAR KOTA MEDAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN

SOSIAL TERHADAP PEGAWAI TETAP BADAN USAHA MILIK DAERAH

(BUMD) PD. PASAR KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan memenuhi syarat – syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Hukum

Oleh :

M

Mh

hd

d.

.

E

Ed

d

i

i

e

e

N

Nu

ug

gr

ra

ah

ha

a

P

Pu

ur

rb

ba

a

NIM. 050200240

Jurusan: Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan: Hukum Perburuhan

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

PERANAN PD. PASAR KOTA MEDAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN

SOSIAL TERHADAP PEGAWAI TETAP BADAN USAHA MILIK DAERAH

(BUMD) PD. PASAR KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan memenuhi syarat – syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Hukum

Oleh :

M

Mh

hd

d.

.

E

Ed

d

i

i

e

e

N

Nu

ug

gr

ra

ah

ha

a

P

Pu

ur

rb

ba

a

NIM. 050200240

Jurusan: Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan: Hukum Perburuhan

Disetujui oleh:

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

NIP. 19600214987032002 Suria Ningsih, SH, M.Hum

Pembimbing I

NIP. 195905111986011001

Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum

Pembimbing II

NIP. 197608162002122002 Dr. Agusmidah, SH, M.Hum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan rakhmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian tingkat

Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini

berjudul “Peranan PD. Pasar Kota Medan Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Terhadap Pegawai Tetap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD.

Pasar Kota Medan”.

Di dalam menyelesaikan skripsi ini, telah banyak mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima-kasih yang sebesar-besarnya kepada :

- Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara Medan.

- Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan I dan

sebagai Ketua Program Kekhususan Hukum Perburuhan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.

- Ibu Dr. Agusmidah, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II Penulis.

- Bapak dan Ibu Dosen serta semua unsur staf administrasi di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

- Rekan-rekan se-almamater di Fakultas Hukum khususnya dan Umumnya

(4)

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan rasa terima-kasih yang

tiada terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda, semoga kebersamaan yang kita

jalani ini tetap menyertai kita selamanya.

Demikianlah penulis niatkan, semoga tulisan ilmiah penulis ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Medan, Juli 2012

Penulis

NIM : 050200240

Mhd. Edie Nugraha Purba

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

(5)

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 8

D. Keaslian Penulisan... 9

E. Tinjauan Kepustakaan ... 10

F. Metodologi Penulisan ... 15

G. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II. PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI PEGAWAI PD. PASAR KOTA MEDAN ... 19

A. Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 19

B. Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 20

C. Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pegawai PD. Pasar Kota Medan ... 23

BAB III PROSEDUR KLAIM JAMINAN SOSIAL BAGI PEGAWAI PD. PASAR ... 43

A. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Kecelakaan ... 43

B. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Sakit Bukan Kecelakaan ... 44

(6)

BAB IV. TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM

JAMSOSTEK BAGI PEGAWAI PD. PASAR ... 66

A. Perselisihan Klaim Jamsostek di PD. Pasar ... 66

B. Peran PD. Pasar Kota Medan Dalam Penyelenggaraan Perselisihan Klaim Jamsostek ... 71

C. Peran PT. Jamsostek Dalam Penyelenggaraan Perselisihan Klaim Jamsostek ... 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

(7)

ABSTRAK

PERANAN PD. PASAR KOTA MEDAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PEGAWAI

TETAP BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PD. PASAR KOTA MEDAN

Oleh :

NIM : 050200240 Mhd. Edie Nugraha Purba

PD. Pasar Kota Medan merupakan perusahaan daerah yang membutuhkan pekerja yang mampu bekerja secara efektif dan efisien agar dapat memperoleh hasil yang berkualitas. PD. Pasar Kota Medan mempunyai pekerja yang terbagi dalam Pekerja Tetap. Dalam menjalankan pekerjaannya, ada banyak risiko yang mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan para pekerja tersebut. Untuk menciptakan ketenangan kerja dan meningkatkan produktivitas kerja para pekerja, maka PD. Pasar Kota Medan mengikutsertakan seluruh pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Bahwa dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja, maka produktivitas pekerja PD. Pasar Kota Medan diharapkan mampu menjadi lebih baik karena dengan adanya jaminan yang mengcover atau melindungi para pekerja akan berefek pada ketenangan mereka untuk bekerja dan juga lebih giat untuk bekerja.

Pembahasan yang akan dilakukan adalah tentang bagaimanakah pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan, Bagaimana prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar jika terjadi kematian atau PHK dan bagaimana tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi pegawai PD. Pasar.

(8)

ABSTRAK

PERANAN PD. PASAR KOTA MEDAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PEGAWAI

TETAP BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PD. PASAR KOTA MEDAN

Oleh :

NIM : 050200240 Mhd. Edie Nugraha Purba

PD. Pasar Kota Medan merupakan perusahaan daerah yang membutuhkan pekerja yang mampu bekerja secara efektif dan efisien agar dapat memperoleh hasil yang berkualitas. PD. Pasar Kota Medan mempunyai pekerja yang terbagi dalam Pekerja Tetap. Dalam menjalankan pekerjaannya, ada banyak risiko yang mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan para pekerja tersebut. Untuk menciptakan ketenangan kerja dan meningkatkan produktivitas kerja para pekerja, maka PD. Pasar Kota Medan mengikutsertakan seluruh pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Bahwa dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja, maka produktivitas pekerja PD. Pasar Kota Medan diharapkan mampu menjadi lebih baik karena dengan adanya jaminan yang mengcover atau melindungi para pekerja akan berefek pada ketenangan mereka untuk bekerja dan juga lebih giat untuk bekerja.

Pembahasan yang akan dilakukan adalah tentang bagaimanakah pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan, Bagaimana prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar jika terjadi kematian atau PHK dan bagaimana tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi pegawai PD. Pasar.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan nasional bertujuan untuk menciptakan

pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya serta mewujudkan suatu masyarakat yang adil, makmur dan

merata baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan

kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara

berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan

perkembangan global.

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai

peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan

pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja,

diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas dan

kontribusinya dalam pembangunan serta melindungi hak dan

kepentingannya sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Pembangunan

ketenagakerjaan dilandasi dengan Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang

berbunyi : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan”.

Kegiatan pembangunan ketenagakerjaan melibatkan berbagai faktor,

(10)

Dalam hubungan kerja tersebut, seringkali diperoleh kenyataan bahwa pekerja

berada pada posisi yang penuh dengan risiko. Risiko sosial yang sering dialami

tenaga kerja adalah : kecelakaan kerja, sakit akibat kerja, kematian, dan

datangnya hari tua. Hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan tenaga kerja

dan keluarganya sehingga pekerja terpaksa tidak dapat bekerja untuk sementara

waktu, bahkan untuk selamanya, dan penghasilannya akan berkurang atau

mungkin juga terhenti. Untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintah

telah mengambil kebijaksanaan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Berdasarkan Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003,

setiap pekerja / buruh mempunyai hak memperoleh perlindungan atas :

1. keselamatan dan kesehatan kerja

2. moral dan kesusilaan

3. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama.

Meningkatnya peranan tenaga kerja dalam perkembangan pembangunan

nasional di tanah air, dan semakin meningkatnya penggunaan teknologi di

berbagai sektor kegiatan usaha, dapat mengakibatkan semakin tinggi risiko

yang mengancam keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan tenaga kerja

sehingga perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja antara lain dengan

adanya program jaminan sosial tenaga kerja.

Jaminan sosial tenaga kerja merupakan upaya pelaksanaan perlindungan

(11)

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang pada dasarnya menggantikan dan

menyempurnakan Peraturan Perundang-undangan sebelumnya yaitu :

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1947 jo. Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1951

tentang Kecelakan Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977

tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja. Asuransi sosial tenaga kerja hanya

memiliki 3 (tiga) program jaminan sosial yaitu: asuransi kecelakaan kerja,

asuransi kematian dan tunjangan hari tua. Sedangkan Undang-Undang Nomor 3

Tahun 1992 memiliki program jaminan sosial yang lebih memadai dan sesuai

dengan perkembangan teknologi yang meliputi : jaminan kecelakan kerja,

jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan.

Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 dinyatakan bahwa

jaminan sosial tenaga kerja tidak hanya memberikan santunan atau pelayanan

setelah risiko-risiko itu terjadi, melainkan juga ikut membantu secara efektif

dalam usaha-usaha pencegahan dan rehabilitasi akibat risiko tersebut. Jaminan

kecelakaan kerja berperan aktif dalam usaha meningkatkan keselamatan dan

kesehatan kerja dan memberikan rehabilitasi fisik untuk cacat akibat kecelakaan

kerja.

Jaminan sosial mempunyai tujuan ganda yaitu, tujuan sosial dan tujuan

ekonomi. Tujuan sosial untuk menanggulangi berbagai peristiwa yang

merugikan tenaga kerja baik berupa pencegahan maupun penyantunan.

Sedangkan tujuan ekonomi dimaksudkan untuk menanggulangi ketidakpastian

masa depan karyawan sehingga dapat menciptakan ketenangan kerja yang

(12)

kerja.

Program jaminan sosial tenaga kerja yang diatur Undang-Undang Nomor 3

Tahun 1992 adalah :

1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kecelakan kerja

merupakan risiko yang dihadapi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan.

Untuk menanggulangi sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan

oleh kematian atau cacat atau kecelakaan kerja baik fisik maupun mental

maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja.

2. Jaminan Kematian

Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja

akan mengakibatkan terputusnya penghasillan, dan sangat berpengaruh pada

kehidupan sosial ekonomi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu,

diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga

baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.

3. Jaminan Hari Tua

Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak mampu

bekerja. Oleh karena itu, diperlukan jaminan hari tua yang memberikan

kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan secara sekaligus atau

berkala kepada tenaga kerja yang telah mencapai umur 55 tahun atau

memenuhi persyaratan tertentu.

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

(13)

produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas

sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan. Oleh

karena itu, upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan

memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknya

diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program

jaminan sosial tenaga kerja. Disamping itu, pengusaha tetap berkewajiban

mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya

peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif),

pemulihan (rehabilitatif).

Timbulnya kecelakaan kerja tidak selalu hanya karena kelalaian pekerja,

akan tetapi mungkin juga karena penggunaan teknologi dan kondisi

lingkungan. Oleh karena itu, setiap pekerja perlu dipertanggungkan terhadap

timbulnya bahaya atau kecelakaan kerja. Sistem pertanggungan itu saat ini

dikelola dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja yang lebih

dikukuhkan dan diperluas melalui Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992.

Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja adalah PT.

JAMSOSTEK sebagaimana telah diatur dalam Pasal 1 dari Peraturan

Pemerintah Nomor 36 tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

PD. Pasar Kota Medan merupakan perusahaan daerah yang

membutuhkan pekerja yang mampu bekerja secara efektif dan efisien agar

dapat memperoleh hasil yang berkualitas. PD. Pasar Kota Medan mempunyai

(14)

ada banyak risiko yang mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan

para pekerja tersebut. Untuk menciptakan ketenangan kerja dan meningkatkan

produktivitas kerja para pekerja, maka PD. Pasar Kota Medan

mengikutsertakan seluruh pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga

kerja. Bahwa dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja, maka

produktivitas pekerja PD. Pasar Kota Medan diharapkan mampu menjadi lebih

baik karena dengan adanya jaminan yang mengcover atau melindungi para

pekerja akan berefek pada ketenangan mereka untuk bekerja dan juga lebih giat

untuk bekerja.

Sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 3

tahun 1992, maka semua tenaga kerja harus diikutsertakan dalam program

jaminan sosial tenaga kerja. Di dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja sudah dijelaskan bahwa setiap badan

usaha yang mempekerjakan 10 (sepuluh) orang atau lebih atau membayar total

upah Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per bulan, wajib mengikutsertakan

pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.

Program jaminan sosial tenaga kerja adalah perlindungan dasar bagi

pekerja yang sifatnya saling membantu. Pekerja yang muda membantu yang

tua, yang berupah besar membantu yang berupah kecil, dan yang sehat

membantu yang sakit. Sampai saat ini, masih banyak perusahaan yang

melaporkan upah tidak sebenarnya kepada jaminan sosial tenaga kerja. Kondisi

ini sangat merugikan pekerja, karena jika terjadi sesuatu atas pekerja dan saat

(15)

mengacu pada upah yang dilaporkan.

Pada hakekatnya program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan

untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan

keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang.

Disamping itu, program jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa

aspek, yaitu :1

a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal

bagi tenaga kerja beserta keluarganya.

b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan

tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekerja.

Masalah jaminan sosial tenaga kerja merupakan hal yang paling prinsipil

bagi setiap tenaga kerja dan sekaligus merupakan beban yang harus dipikul oleh

setiap pengusaha. Oleh karena itu, tidak mustahil timbul kerawanan-kerawanan

pada perusahaan-perusahaan tertentu yang tidak melaksanakan ketentuan

tersebut. Mengingat bahwa di setiap perusahaan memiliki pekerja tetap dan

pekerja tidak tetap, maka dalam kenyataannya tidak setiap pekerja

mendapatkan pelayanan jaminan sosial tenaga kerja.

Berdasarkan alasan-alasan yang telah disebutkan diatas yang menjadi dasar

penulis untuk membahas permasalahan sebatas kemampuan daya pikir

penulis, maka penulis memilih judul : ”Peranan PD. Pasar Kota Medan

1

(16)

Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terhadap Pegawai Tetap

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD. Pasar Kota Medan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

mengemukakan permasalahan yaitu:

1. Bagaimanakah pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai PD.

Pasar Kota Medan?

2. Bagaimana prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan?

3. Bagaimana tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi pegawai

PD. Pasar Kota Medan?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Suatu tulisan atau uraian pada dasarnya bermaksud untuk

memberitahukan atau menjelaskan sesuatu kepada pembaca atau pendengarnya.

Sedangkan sebuah penelitian dimaksudkan untuk membuat jelas suatu

permasalahan dengan mengamati pokok permasalahan untuk dirumuskan guna

mencapai solusi yang terbaik.

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai

PD. Pasar Kota Medan.

2. Untuk mengetahui prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan.

3. Untuk mengetahui tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi

(17)

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Praktis

Dengan diadakannya penelitian ini, maka diharapkan dapat menjadi suatu

bahan informasi bagi perusahaan dalam rangka Pelaksanaan Program

Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang berkaitan dengan perlindungan bagi

tenaga kerja.

2. Kegunaan Teoritis

a. Diharapkan dapat mengerti dan memahami pelaksanaan program

jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

b. Diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat memperkaya

bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan Ilmu Hukum Administrasi Negara

khususnya tentang ketenagakerjaan.

D. Keaslian Penulisan

Adapun penulisan skripsi yang berjudul “Peranan PD. Pasar Kota Medan

Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terhadap Pegawai Tetap Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) PD. Pasar Kota Medan” ini merupakan luapan dari

hasil pemikiran penulis sendiri,dan penulisan skripsi ini tidak sama dengan

penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat

(18)

E. Tinjauan Kepustakaan

Jaminan sosial tenaga kerja merupakan hak dari setiap pekerja, untuk

mendapatkan perlindungan baik dalam bentuk jaminan sosial maupun

penggantian kerugian dalam rangka pelaksanaan tugas yang merupakan

kewajiban setiap pekerja. Jaminan sosial tenaga kerja adalah salah satu

kebutuhan dasar bagi tenaga kerja untuk dapat bekerja lebih produktif dan

hidup lebih sejahtera. Sebaliknya bagi perusahaan juga akan dapat lebih

bersungguh-sungguh dalam melakukan usahanya, karena tenaga kerja yang

bekerja di perusahaannya terlindung dan terjamin oleh program jaminan sosial

tenaga kerja.

Penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja pada dasarnya

berusaha ingin memberikan rasa aman dan tenteram bagi setiap tenaga kerja

dalam melaksanakan pekerjaannya, dan tidak perlu memikirkan semua biaya

yang harus dikeluarkan untuk mengatasi masalah yang terjadi baik si pekerja itu

sendiri maupun keluarganya.

Jaminan sosial dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan istilah Social

Security. Istilah ini pertama kali dipakai oleh Amerika Serikat dalam suatu

undang-undang yang bernama The Social Security Act Of 1935. Kemudian

dipakai resmi oleh New Zealand Tahun 1983 sebelum secara resmi dipakai oleh

(19)

Menurut ILO: “Social security adalah sistem perlindungan yang

diberikan oleh masyarakat untuk para warganya melalui berbagai usaha untuk

menghadapi risiko-risiko ekonomi atau sosial yang dapat mengakibatkan

terhentinya atau sangat berkurangnya penghasilan”.2

Menurut Kennet Thomson, seorang tenaga ahli pada Sekretariat Jendral

International Social Security Assotiation di Jenewa, dalam Regional Training

ISSA di Jakarta bulan Juni 1980, jaminan sosial tenaga kerja diartikan sebagai:3

“Perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi

anggota-anggotanya untuk risiko-risiko atau peristiwa-peristiwa tertentu dengan tujuan sejauh mungkin, untuk menghindari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut yang dapat mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian besar penghasilan, dan untuk memberikan pelayanan medis dan/atau jaminan keuangan terhadap konsekuensi ekonomi dari terjadinya peristiwa tersebut, serta jaminan untuk keluarga dan anak”.

Sejalan dengan kedua pengertian di atas, Undang-Undang Nomor 6

Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, pada

Pasal 2 ayat (4) menyebutkan sebagai berikut : “Jaminan sosial sebagai

perwujudan dari sekuritas sosial adalah seluruh sistem perlindungan dan

pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi warga negara yang diselenggarakan

oleh pemerintah dan/atau masyarakat guna memelihara taraf kesejahteraan

sosial”.

Selanjutnya menurut Imam Soepomo, dalam bukunya “Pengantar

Hukum Perburuhan” disebutkan bahwa jaminan sosial adalah pembayaran yang

diterima pihak buruh dalam hal berat diluar kesalahan tidak melakukan

2

(20)

pekerjaan, jadi menjamin kepastian pendapatan (income security) dalam hal

buruk kehilangan upahnya karena alasan diluar kehendaknya.4

Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa pengertian tersebut

memberikan pengertian jaminan sosial dalam arti luas, yaitu jaminan sosial

tersebut mencakup :5

bidang pencegahan dan pengembangan, yaitu dibidang kesehatan, keagamaan,

keluarga berencana, pendidikan, bantuan hukum dan lain-lain yang

dikelompokkan dalam pelayanan sosial (social security)

bidang pemulihan dan penyembuhan, seperti bantuan untuk bencana alam,

lanjut usia, yatim piatu, penderia cacat dan berbagai kegunaan yang

dikelompokkan dalam pengertian bantuan sosial (social assistance). Ciri

pokok bantuan sosial adalah :

a. Seluruh biaya program di pikul oleh pemerintah.

b. Bantuan yang diberikan terdiri atas kategori kebutuhan yang ditetapkan

oleh pemerintah.

c. Bantuan yang dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan total

seorang ke tingkat standar minimum hidup yang berlaku dalam

masyarakat itu dengan memperhatikan faktor-faktor lain seperti jumlah

keluarga, dan kewajiban tetap yang tidak dapat dihindarkan.

bidang pembinaan, diberikan dalam bentuk perbaikan gizi perusahaan, koperasi

dan lain-lain yang dapat dikelompokkan dalam sarana sosial (social

3

(21)

infrastruktur)

Sedangkan pengertian jaminan sosial secara sempit lebih dipertegas

dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerta dan Transmigrasi RI Nomor:

PER-03/MEN/1980 yang dalam Pasal 2 ayat 1 menentukan bahwa :

“Program jaminan sosial adalah progam yang meliputi jaminan sakit,

hamil, bersalin, hari tua/pensiun, kecelakaan/cacat dan meninggal dunia

bagi tenaga kerja dan/atau keluarganya”.

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 dalam Pasal 1

ayat (1) adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan

berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau

berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang di alami

oleh tenaga kerja berupa keselamatan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan

meninggal dunia.

Menurut Lalu Husni, dalam bukunya “Pengantar Hukum

Ketenagakerjaan Indonesia” disebutkan bahwa jaminan sosial tenaga kerja

merupakan perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang

(jaminan kecelakaan kerja, kematian, dan tabungan hari tua), dan pelayanan

kesehatan yakni jaminan pemeliharaan kesehatan.6

Menurut H. Sendjun Manulang dalam bukunya “Pokok-pokok Hukum

Ketenagakerjaan Indonesia” disebutkan bahwa jaminan sosial tenaga kerja

adalah hak tenaga kerja berbentuk tunjangan berbentuk uang, pelayanan atau

4

Iman Soepomo, Pengantar hukum Perburuhan, Jakarta: Jambatan, 2003, hal.36 5

(22)

keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,

bersalin, hari tua, meninggal dunia dan menganggur.7

Jaminan sosial tenaga kerja merupakan salah satu bentuk asuransi sosial

dan bantuan sosial. Asuransi sosial adalah program asuransi yang

diselenggarakan secara wajib berdasarkan undang-undang. Jaminan sosial

tenaga kerja dikatakan sebagai jenis asuransi sosial karena :

1. Biaya yang diperoleh dari iuran pengusaha dan tenaga kerja.

2. Partisipasi diwajibkan, dengan beberapa pengecualian.

3. Tingkat iuran dan tunjangan sering dikaitkan dengan posisi seseorang atau

penghasilannya.

4. Hak seseorang akan tunjangan dijamin oleh bukti catatan iurannya.

Bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan

diselenggarakan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat dasar,

dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong royong,

sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Dasar Negara RI 1945.

Jaminan sosial tenaga kerja merupakan hak dari setiap pekerja untuk

mendapatkan santunan berupa uang sebagai pengganti dari pengahsilan yang

telah dikeluarkan apabila terjadi peristiwa-peristiwa yang membawa kerugian

terhadap pekerja itu sendiri. Selain itu, jaminan sosial tenaga kerja juga

diberikan kepada pekerja atau keluarganya yang menderita suatu penyakit atau

meninggal dunia dan pekerja yang sudah tidak mampu lagi untuk melakukan

6

(23)

pekerjaan karena telah lanjut usia.

F. Metodologi Penulisan

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat yuridis normatif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap

suatu keadaan yang menjadi objek penelitian dengan mendasarkan penelitian

pada ketentuan hukum normatif. Dalam penelitian yuridis normatif ini akan

digambarkan keadaan atau suatu fenomena yang berhubungan dengan Peranan

PD. Pasar Kota Medan Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Terhadap Pegawai Tetap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD. Pasar Kota

Medan.

2. Sumber Data

Sumber penelitian yang dipergunakan bersumber dari data sekunder.

Data sekunder yakni dengan melakukan pengumpulan referensi yang berkaitan

dengan objek atau materi penelitian yang meliputi:

a. Bahan hukum primer, dalam penelitian ini dipakai adalah:

- Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja

- Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan

7

(24)

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang

Timbul Karena Hubungan Kerja

- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/MEN/1993 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-04/MEN/1993 Tentang

Jaminan Kecelakaan Kerja

- Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 1998 tentang Perubahan PP No.

14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja

- Peraturan Pemerintah Nomor 83 tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2002 Tentang Perubahan Ketiga

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang

Penyelenggaran Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2005 Tentang Perubahan

Keempat Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang

Penyelenggaran Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

b. Bahan hukum sekunder, berupa bacaan yang relevan dengan materi yang

diteliti.

c. Bahan hukum tertier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum dan kamus

(25)

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian ini adalah melalui studi dokumen yang berupa

pengambilan data yang berasal dari bahan literatur atau tulisan ilmiah sesuai

dengan objek yang diteliti.

4. Analisis Data

Jenis analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif yang menggambarkan fenomen-fenomena mengenai hasil penelitian

dengan kalimat-kalimat sehingga dapat memecahkan rumusan masalah.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa Bab, dimana dalam bab

terdiri dari unit-unit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat

dalam bentuk uraian:

Bab I. Pendahuluan

Dalam Bab ini akan diuraikan tentang uraian umum seperti

penelitian pada umumnya yaitu, Latar Belakang Masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian

Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penulisan serta

Sistematika Penulisan.

Bab II. Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pegawai PD Pasar

(26)

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang Dasar Hukum

Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga

Kerja serta Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pegawai

PD. Pasar Kota Medan.

Bab III. Prosedur Klaim Jaminan Sosial Bagi Pegawai Pd. Pasar

Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan tentang: Klaim

Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Kecelakaan,

Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Sakit

Bukan Kecelakaan serta Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar

Yang Mengalami Kematian.

Bab IV. Tata Cara Penyelesaian Sengketa Klaim Jamsostek Bagi Pegawai

PD Pasar

Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan terhadap Perselisihan

Klaim Jamsostek di PD. Pasar, Peran PD. Pasar Kota Medan Dalam

Penyelenggaraan Perselisihan Klaim Jamsostek serta Peran PT.

Jamsostek Dalam Penyelenggaraan Perselisihan Klaim Jamsostek.

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana

(27)

BAB II

PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI PEGAWAI PD. PASAR KOTA MEDAN

A. Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Dasar hukum pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja

2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

3. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul

Karena Hubungan Kerja

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/MEN/1993 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-04/MEN/1993 Tentang

Jaminan Kecelakaan Kerja

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 1998 tentang Perubahan PP No. 14

Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga

Kerja

7. Peraturan Pemerintah Nomor 83 tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2002 Tentang Perubahan Ketiga

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaran

(28)

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

9. Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2005 Tentang Perubahan Keempat

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaran

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

B. Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Persyaratan Kepesertaan

Menurut Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992

disebutkan bahwa persyaratan dan tata cara penyelenggaraan program jaminan

sosial tenaga kerja diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah, maka

berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun

1993 disebutkan mengenai persyaratan kepesertaan sebagai berikut :

“Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang

atau lebih atau membayar upah paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta

rupiah) sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program

jaminan sosial tenaga kerja”.

Pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan

kesehatan bagi tenaga kerjanya dengan manfaat lebih baik dari Paket Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Dasar menurut peraturan pemerintah, maka tidak

wajib ikut dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh

PT. Jamsostek.

Pengusaha dan tenaga kerja yang telah ikut program asuransi sosial

(29)

Tahun 1993, dapat tetap melanjutkan kepesertaannya dalam program jaminan

sosial tenaga kerja. Selanjutnya pengusaha yang belum mengikutsertakan

tenaga kerjanya, maka wajib memberikan jaminan sosial tenaga kerja sesuai

dengan peraturan tersebut.

Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan

Pengusaha yang memenuhi syarat penyelenggaraan jaminan sosial

tenaga kerja dalam hal kepesertaan wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga

kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja kepada badan

penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan badan penyelenggara.

Pengusaha harus menyampaikan formulir jaminan sosial tenaga kerja kepada

badan penyelenggara selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak

diterimanya formulir dari badan penyelenggara.

Dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari sejak formulir pendaftaran dan

pembayaran iuran pertama diterima, badan penyelenggara menerbitkan dan

menyampaikan kepada pengusaha hal-hal sebagai berikut:

- Sertifikat kepesertaan untuk masing-masing perusahaan sebagai tanda

kepesertaan perusahaan.

- Kartu peserta untuk masing-masing tenaga kerja sebagai tanda kepesertaan

dalam jaminan sosial tenaga kerja.

(30)

mengikuti program jaminan pemeliharaan kesehatan. 8

Selanjutnya pengusaha menyampaikan kartu peserta program jaminan

sosial tenaga kerja kepada masing-masing tenaga kerja dalam waktu paling

lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya dari badan penyelenggara. Kartu peserta

berlaku sampai berakhirnya masa kepesertaan tenaga kerja yang bersangkutan

dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Apabila tenaga kerja pindah tempat

kerja dan masih menjadi peserta program jaminan sosial tenaga kerja, maka

harus memberitahukan kepesertaannya kepada pengusaha tempat kerja yang

baru dan menunjukkan kartu peserta.

Kepesertaan perusahaan dan tenaga kerja dalam program jaminan sosial

tenaga kerja berlaku sejak pendaftaran dan pembayaran iuran pertama

dilakukan oleh pengusaha. Pengusaha diwajibkan untuk melaporkan kepada

PT. Jamsostek apabila tejadi perubahan mengenai :9

a. Alamat perusahaan

b. Kepemilikan perusahaan

c. Jenis dan bidang usaha

d. Jumlah tenaga kerja dan keluarganya

e. Besarnya upah setiap tenaga kerja

Laporan tersebut disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak

terjadinya perubahan. Tenaga kerja peserta jaminan sosial tenaga kerja wajib

menyampaikan daftar susunan keluarga kepada pengusaha, termasuk segala

8

(31)

perubahannya. Apabila terjadi perubahan mengenai jumlah tenaga kerja dan

keluarganya dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak laporan diterima,

PT. Jamsostek wajib menerbitkan :

a. Kartu peserta tenaga kerja baru, kecuali tenaga kerja yang bersangkutan

telah memiliki kartu peserta

b. Kartu pemeliharaan kesehatan yang baru10

Bagi perusahaan atau pengusaha yang telah mendaftarkan pekerjanya

dalam program jaminan sosial tenaga kerja, berarti pengusaha itu telah

melakukan suatu tindakan yang bijaksana yaitu melindungi para pekerja dalam

menghadapi setiap kecelakaan yang mungkin terjadi, mendidik para pekerjanya

untuk menghemat atau menabung yang nantinya dapat dinikmati apabila

sewaktu-waktu terjadi suatu kejadian, melindungi perusahaannya dari

keharusan memberikan tunjangan kecelakaan yang kemungkinan jumlahnya

sangat besar dan memberikan ketenangan kepada pekerja beserta keluarganya

karena dengan terjadinya kecelakaan yang tidak diharapkan, mereka telah

berhak memperoleh jaminan yang memadai.

C. Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pegawai PD. Pasar Kota Medan

Jaminan sosial tenaga kerja merupakan hak dari setiap pekerja, untuk

mendapatkan perlindungan baik dalam bentuk jaminan sosial maupun

penggantian kerugian dalam rangka pelaksanaan tugas yang merupakan

9

(32)

kewajiban setiap pekerja. Jaminan sosial tenaga kerja adalah salah satu

kebutuhan dasar bagi tenaga kerja untuk dapat bekerja lebih produktif dan

hidup lebih sejahtera. Sebaliknya bagi perusahaan juga akan dapat lebih

bersungguh-sungguh dalam melakukan usahanya, karena tenaga kerja yang

bekerja di perusahaannya terlindung dan terjamin oleh program jaminan sosial

tenaga kerja. Program jaminan sosial tersebut meliputi setiap upaya untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kerja dan keluarganya.

PD. Pasar Kota Medan mengikutsertakan seluruh pekerjanya yang

termasuk dalam Pekerja Tetap. Program jaminan sosial tenaga kerja tersebut

terdiri dari Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan

Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

Menurut pegawai PD. Pasar Kota Medan, jaminan sosial tenaga kerja

yang telah dilaksanakan oleh Perusahaan sangat memberikan manfaat bagi

pekerjanya. Karena dengan menjadi anggota atau mengikuti program jaminan

sosial tenaga kerja dapat meringankan kebutuhan keluarga. Disamping

membantu kebutuhan keluarga, juga kesejahteraan dalam perusahaan pun

menjadi terjamin.11

Tata cara pendaftaran kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja

meliputi beberapa tahap, yaitu :12

1. Pendaftaran Tenaga Kerja

10

Lalu Husni, Penyelesaian Perselisian Hubungan Industrial Melalui Pengadilan dan

Diluar Pengadilan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada, 2004, hal. 90.

11

Bapak Sukardi Bg, Wawancara, Karyawan PD. Pasar Kota Medan, 2 Agustus 2011. 12

(33)

Perusahaan melakukan pendaftaran tenaga kerja untuk kepesertaan jaminan

sosial tenaga kerja dilakukan bagi pekerja yang baru pada kepesertaan awal

maupun pekerja baru susulan pada bulan-bulan berikutnya.

2. Penerbitan Kartu Peserta (KPA)

Setelah persyaratan kepesertaan dipenuhi, PT Jamsostek akan menerbitkan

dan menyampaikan kartu peserta (KPA) sebagai tanda kepesertaan.

3. Pendaftaran Keluarga Tenaga Kerja

Perusahaan melakukan pendaftaran keluarga tenaga kerja melalui

kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan. Dalam pendaftaran

ini juga dilakukan pemilihan fasilitas pelayanan kesehatan yang

dikehendaki pekerja dan keluarganya.

Kepesertaan perusahaan dan tenaga kerja dalam program jaminan sosial

tenaga kerja berlaku sejak pendaftaran dan pembayaran iuran pertama

dilakukan oleh pengusaha. Pengusaha juga diwajibkan untuk melaporkan

kepada PT. Jamsostek apabila tejadi perubahan mengenai :13

a. Alamat perusahaan

b. Kepemilikan perusahaan

c. Jenis dan bidang usaha

d. Jumlah tenaga kerja dan keluarganya

e. Besarnya upah setiap tenaga kerja

Laporan tersebut disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak

13

(34)

terjadinya perubahan. Tenaga kerja peserta jaminan sosial tenaga kerja wajib

menyampaikan daftar susunan keluarga kepada pengusaha, termasuk segala

perubahannya. Apabila terjadi perubahan mengenai jumlah tenaga kerja dan

keluarganya dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak laporan diterima,

PT Jamsostek wajib menerbitkan :

a. Kartu peserta tenaga kerja baru, kecuali tenaga kerja yang bersangkutan

telah memiliki kartu peserta

b. Kartu pemeliharaan kesehatan yang baru14

Bagi perusahaan atau pengusaha yang telah mendaftarkan pekerjanya

dalam program jaminan sosial tenaga kerja, berarti pengusaha itu telah

melakukan suatu tindakan yang bijaksana yaitu melindungi para pekerja dalam

menghadapi setiap kecelakaan yang mungkin terjadi, mendidik para pekerjanya

untuk menghemat atau menabung yang nantinya dapat dinikmati apabila

sewaktu-waktu terjadi suatu peistiwa, melindungi perusahaannya dari

keharusan memberikan tunjangan kecelakaan yang kemungkinan jumlahnya

sangat besar dan memberikan ketenangan kepada pekerja beserta keluarganya

karena dengan terjadinya kecelakaan yang tidak diharapkan, mereka telah

berhak memperoleh jaminan yang memadai.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan

Sosial Tenaga Kerja, PD. Pasar Kota Medan dalam melaksanakan program

jaminan sosial tenaga kerja bekerja sama dengan PT Jamsostek sebagai badan

14

Abdul Khakim, Aspek Hukum Pengupahan, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13

(35)

penyelenggara. Adapun program jaminan sosial tenaga yang diselenggarakan

meliputi :

1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja menurut Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 3

tahun 1992 adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan

kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula

kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju

tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan biasa / wajar dilalui.

Kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kecelakaan kerja

merupakan risiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan

pekerjaan.15

Dalam jaminan kecelakaan kerja, PT Jamsostek melakukan

perhitungan kemudian menetapkan besarnya jaminan yang didasarkan pada

tingkat kecacatan dan tingkat upah pekerja yang bersangkutan yang terdiri Mengingat gangguan mental akibat kecelakaan kerja sifatnya

relatif sehingga sulit diterapkan derajat cacatnya maka jaminan atau

santunan hanya diberikan dalam hal terjadi cacat mental tetap yang

mengakibatkan tenaga kerja yang bersangkutan tidak bisa bekerja lagi.

Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang

diakibatkan oleh kematian atau cacat atau kecelakaan kerja baik fisik

maupun mental maka perlu adanya Jaminan Kecelakaan Kerja.

15

(36)

dari penggantian biaya dan santunan. Apabila kecelakaan kerja menimpa

pekerja dan mengakibatkan pekerja tersebut tidak mampu bekerja sementara

waktu, maka santunan uang yang diberikan mempunyai batas waktu sampai

pekerja sembuh dan mampu bekerja lagi sesuai dengan surat keterangan

dokter.

Frekuensi terjadinya kecelakaan kerja di PD. Pasar Kota Medan ini

jarang terjadi karena perusahaan sangat mengutamakan keselamatan dan

kesehatan para pekerjanya sehingga dalam menjalankan produksinya telah

dilengkapi dengan berbagai pengamanan. Berdasarkan data yang ada,

diketahui bahwa kebanyakan kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh

kelalaian pekerja, seperti kondisi fisik pekerja dalam menjalankan

pekerjaannya.16

Bagi Pekerja telah diberikan alat-alat kerja dan alat pelindung yang

telah disediakan oleh Perusahaan. Terhadap Pekerja yang tidak

mengindahkan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja, serta tidak

mempergunakan alat perlengkapan kerja dan alat pelindung diri yang

disediakan sehingga dapat menimbulkan kecelakaan terhadap dirinya

sendiri atau teman sekerja serta menimbulkan kerugian kepada Perusahaan

dapat dikenakan sanksi peringatan atau pemutusan hubungan kerja.17

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2005, jaminan

kecelakaan kerja dibayarkan secara sekaligus dan berkala dengan besarnya

16

(37)

santunan yaitu :

1. Santunan cacat total untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus

(lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santunan :

- Santunan sekaligus (lumpsum) sebesar 70 % x 70 bulan upah (tetap)

- Santunan berkala sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) per

bulan selama 24 (dua puluh empat) bulan

- Santunan cacat kekurangan fungsi dibayarkan secara sekaligus

(lumpsum) dengan besarnya santunan adalah % berkurangnya fungsi

x % sesuai tabel x 70 bulan upah

2. Santunan kematian akibat kecelakaan kerja dibayarkan secara sekaligus

(lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santunan :

- Santunan sekaligus (lumpsum) sebesar 60 % x 70 bulan upah,

sekurang-kurangnya sebesar jaminan kematian.

- Santunan berkala sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) per

bulan selama 24 (dua puluh empat) bulan

- Biaya pemakaman sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu

rupiah)

Berdasarkan keterangan Pekerja Pabrik Gula Trangkil, dapat

disimpulkan bahwa para pekerja mendukung adanya pembuatan laporan

kecelakaan kerja pekerja.18

17

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.

Selama pekerja yang tertimpa kecelakaan kerja

(38)

bersangkutan, sampai penetapan akibat kecelakaan kerja yang dialami

diterima semua pihak.19

Apabila santunan yang dibayarkan badan penyelenggara lebih besar

dari yang dibayarkan pengusaha, maka selisihnya dibayarkan langsung

kepada pekerja. Sebaliknya, jika penggantian santunan yang dibayarkan

badan penyelengara lebih kecil dari upah yang telah dibayarkan pengusaha,

maka selisihnya tidak dimintakan pengembaliannya kepada pekerja.

20

2. Jaminan Kematian

Kematian adalah salah satu kehidupan yang pasti akan dialami oleh

orang termasuk para pekerja. Jaminan kematian adalah jaminan yang

diberikan kepada keluarga dan ahli waris pekerja yang meninggal dunia

bukan akibat kecelakaan kerja untuk meringankan beban keluarga. Pekerja

yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan

putusnya penghasilan pekerja. Dan hal ini sangat berpengaruh terhadap

kehidupan sosial ekonomi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu

diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga dari

pekerja yang meninggal dunia.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2005, jaminan

kematian dibayarkan sekaligus kepada janda / duda / anak dan meliputi

18

Bapak Agus Supriyadi, Wawancara, Pekerja PD. Pasar Kota Medan, 1 Agustus 2011. 19

Bapak Sukardi Bg, Wawancara, Pekerja PD. Pasar Kota Medan, 1 Agustus 2011. 20

(39)

santunan kematian sebesar Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah) dan biaya

pemakaman sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah).

Santunan jaminan kematian tersebut diberikan sekaligus kepada ahli

waris dengan urutan sebagai berikut :

1. janda atau duda

2. anak

3. orang tua

4. cucu

5. kakek atau nenek

6. saudara kandung

7. mertua21

Apabila janda, duda, atau anak yatim tidak ada, jaminan kematian

dibayarkan sekaligus kepada keturunan sedarah dari tenaga kerja, menurut

garis lurus ke bawah dan garis kurus ke atas dihitung sampai derajat kedua.

Akan tetapi jika tenaga kerja tidak memiliki keturunan sedarah, jaminan

kematian dibayarkan sekaligus kepada pihak yang ditunjuk tenaga kerja

dalam wasiatnya. Jika tidak ada wasiat, biaya pemakaman dibayarkan

kepada pengusaha atau pihak lain guna pengurusan pemakaman.

Untuk mengajukan klaim pembayaran jaminan kematian kepada

PT Jamsostek, pihak yang berhak harus menyerahkan bukti-bukti berupa

kartu peserta jaminan sosial tenaga kerja dan surat keterangan kematian.

21

Thoga M. Sitorus, Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia dan Daerah (Pasca

(40)

PD. Pasar Kota Medan juga memberikan tunjangan kematian

tersendiri kepada Pekerja Tetap dan Pekerja Kampanye yaitu :

1) Apabila Pekerja meninggal dunia maka kepada keluarga atau ahli

warisnya diberikan tunjangan :

- biaya pemakaman (termasuk kain kafan, peti dan bahan keperluan

lain) sebesar satu bulan upah minimal Rp 1.500.000,00 (satu juta

lima ratus ribu rupiah)

- uang duka sebesar 3 (tiga) bulan upah

- gula pasir sebanyak 15 kilogram, dan

- uang jasa yang besarnya diberikan sesuai dengan masa kerja yaitu :

Masa Kerja Aktif Besarnya Uang Jasa

3-6 tahun 6-9 tahun 9-12 tahun 12-15 tahun 15-18 tahun 18-20 tahun 20-24 tahun > 24 tahun

2 bulan upah 3 bulan upah 4 bulan upah 5 bulan upah 6 bulan upah 7 bulan upah 8 bulan upah 10 bulan upah

2) Apabila salah satu keluarga Pekerja meninggal dunia maka kepada

Pekerja tersebut diberikan bantuan biaya pemakaman sebesar Rp

1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) dan bantuan gula pasir

sebanyak 10 kilogram.

3) Bagi pekerja yang meninggal dunia dalam dan karena menjalankan

(41)

- 2x bantuan biaya pemakaman

- 2x uang duka

- 2x uang jasa

- Bantuan gula pasir sebanyak 30 kilogram

4) Dalam hal Pekerja atau keluarganya meninggal di RSU Pemerintah yang

letaknya sangat jauh dari rumahnya, dan perawatan dilakukan atas

petunjuk Dokter Perusahaan, maka atas permintaan keluarga yang

bersangkutan, jenasahnya dapat dibawa ke rumah yang bersangkutan

atas biaya Perusahaan.

5) Dalam hal Pekerja yang menjalani purna tugas meninggal dunia, maka

kepada isterinya diberikan tunjangan sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta

lima ratus ribu rupiah) dengan menunjukkan bukti Surat Keputusan

Pensiun atau bukti pendukung lain.

Bagi Pekerja peserta jaminan sosial tenaga kerja, pemberian

tunjangan bantuan biaya pemakaman, uang duka serta tunjangan kematian

berkenaan dengan kecelakaan kerja dikaitkan dengan santunan yang

diterima oleh PT Jamsostek dalam arti kata diberikan santunan atau

tunjangan yang paling menguntungkan bagi Pekerja, dalam hal pemberian

dari Perusahaan lebih besar dari yang diterima dari PT Jamsostek maka

selisihnya menjadi beban Perusahaan.22

22

(42)

3. Jaminan Hari Tua

Hari tua mengakibatkan hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan

seorang pekerja, untuk itu diadakan program jaminan hari tua. Dengan

adanya program jaminan hari tua diharapkan tenaga kerja yang sudah

mencapai hari tua tidak gelisah dan dapat hidup tenang karena adanya

kepastian penerimaan penghasilan.

Jaminan hari tua merupakan jaminan yang memberikan kepastian

penerimaan penghasilan yang dibayarkan sekaligus atau berkala pada saat

tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau memenuhi

persyaratan tertentu. Pembayaran iuran jaminan hari tua menjadi tanggung

jawab bersama antara pekerja dan pengusaha, dengan besarnya iuran

jaminan hari tua adalah 5,70 % x upah sebulan, dengan perincian 2 % x

upah sebulan dibayar oleh pekerja, dan 3,70 % x upah sebulan dibayar oleh

pengusaha. Untuk pekerja, pembayaran iuran jaminan hari tua langsung

diambil dari pemotongan gaji pekerja setiap bulan.

Pekerja Tetap yang akan menjalani purna tugas dari perusahaan

diberikan Uang Jasa Masa Akhir Jabatan (UJAM) sebagai berikut :

- Bagi Pekerja Tetap yang berhenti dengan hormat dari perusahaan

dengan masa kerja sekurang-kurangnya 15 tahun atau jika meninggal

dunia, atau 5 tahun cacat, atau berapa tahun pun jika gugur/tewas dalam

menjalankan tugas perusahaan, akan menerima uang jasa akhir masa

jabatan dengan menggunakan rumus :

(43)

Keterangan :

UJAM : Uang Jasa Akhir Masa

FJ : Faktor Jasa, yaitu Masa Kerja x 2,5 % (maksimal 80 %)

U : Upah Pokok x Indeks Konjungtur

Selain itu, Perusahaan Pabrik Gula Trangkil juga memberikan

santunan hari tua kepada Pekerja Tetap yang menjalani purna tugas yang

besarnya 1/2 bulan upah bersih per tahun, dengan santunan hari tua

maksimal sebesar 15 kali upah bersih.

Bagi Pekerja Kampanye yang menjalani purna tugas diberikan

penghargaan masa dinas. Penghargaan diberikan bagi Pekerja Kampanye

yang memiliki masa kerja terus menerus dalam lingkungan perusahaan

sekurang-kurangnya selama 15 tahun giling atau 20 tahun giling atau 25

tahun giling atau 30 tahun giling.

Santunan hari tua diberikan kepada :

a. Karyawan yang berhak atas pensiun

b. Ahli waris karyawan yang meninggal dunia

Pemberian jaminan hari tua diberikan secara sekaligus. Bagi Pekerja

Tetap dan Pekerja Kampanye yang diberhentikan Perusahaan karena

mencapai usia pensiun (55 tahun) dan yang bersangkutan memiliki masa

kerja kurang dari 15 tahun dan tidak memenuhi syarat pensiun, maka

kepadanya diberikan uang pesangon, uang jasa dan ganti rugi.23

23

(44)

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan

produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas

sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan di bidang penyembuhan (kuratif).

Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada pekerja karena kesehatan

sangat menunjang segala aktivitas pekerja sehingga lebih meningkatkan

produktivitas sebagaimana yang diharapkan. Demikian pula dengan

keluarga pekerja yang sehat akan mendorong kerja serta ketenangan kerja

bagi pekerja dalam menjalankan tugas-tugasnya di perusahaan.

Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan apabila pekerja atau

keluarganya menderita sakit yaitu sakit yang biasa atau pada umumya

diderita dan bukan disebabkan oleh kecelakaan kerja. Jaminan pemeliharaan

ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Dengan

demikian, tenaga kerja dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan

mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya untuk penyembuhan (kuratif).

Program jaminan pemeliharaan kesehatan, dikelola sendiri oleh PD.

Pasar Kota Medan yaitu dengan menyediakan fasilitas Poliklinik dan Dokter

Perusahaan bagi pekerja dan keluarganya. Perusahaan mengambil

kebijaksanaan ini karena Perusahaan menilai selama ini PT. jamsostek

kurang memberikan pelayanan bagi jaminan pemeliharaan kesehatan.

Bagi pekerja dan keluarganya yang berobat ke Poliklinik dan Dokter

(45)

Perusahaan tidak dipungut biaya. Apabila pekerja dan keluarganya berobat

di luar maka biayanya akan diganti oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan

juga akan mengganti biaya perawatan di Rumah Sakit maksimal 2 (dua)

bulan dengan mendapat gaji standar dalam setahun, jika harus opname lagi

bukan merupakan tanggungan perusahaan.

Selain tunjangan yang disebutkan di atas, PD. Pasar Kota Medan

juga memberikan tunjangan lain kepada pekerjanya yaitu :

1. Perawatan dan Pengobatan Mata

Pemeriksaan dan perawatan mata di RSU Pemerintah hanya dilakukan

atas attest dokter Perusahaan. Kacamata untuk pekerja diberikan

berdasarkan pendapat dokter perusahaan dan diatur sebagai berikut :

- lensa kacamata atas resep dokter untuk pertama kali dan berikutnya

diganti penuh maksimal Rp 125.000,00 (seratus dua pulu lima ribu

rupiah)

- tangkai kacamata ditanggung untuk pertama kali sebesar Rp

150.000,00 (seratus lima puluh lima ribu rupiah) dan untuk

penggantian yang berikutnya setiap tahun diganti sebesar jumlah

yang sama.

Sedangkan untuk keluarga pekerja diberikan penggantian biaya dengan

ketentuan sebagai berikut :

- lensa kacamata tiap kali dibutuhkan diganti sesuai dengan tarif yang

berlaku untuk pekerja

(46)

yang berlaku untuk pekerja, dan kali berikutnya setiap tiga tahun

sebesar jumlah yang sama yaitu 50 % dari tarif yang berlaku bagi

pekerja.

2. Perawatan Gigi

Pekerja yang memerlukan perawatan gigi karena sakit (abses) dan

giginya harus dicabut atau ditambal dengan bahan amalgam (bukan

logam mulia) menurut pertimbangan dokter perusahaan, maka biaya

sehubungan dengan perawatan ditanggung oleh perusahaan. Untuk

pemasangan gigi palsu (prothese) dan perawatannya tidak ditanggung

oleh perusahaan.

3. Perawatan Kesehatan

Guna kepentingan pekerja dan keluarganya, perusahaan menyediakan

poliklinik di bawah pengawasan dokter perusahaan, mantri dan bidan.

Kepada pekerja dan keluarganya yang sakit, melahirkan anak atau

keguguran kandungan diberikan perawatan dan pengobatan oleh dokter

perusahaan.

Apabila pekerja dan keluarganya memerlukan perawatan atau

pengobatan di Rumah Sakit, maka perawatan dan pengobatan itu di

lakukan di RSU Pemerintah Tingkat Kabupaten/Kotamadya setempat

atas attest dokter perusahaan. Penyelenggaran pelayanan dokter

kesehatan bagi pekerja dan keluarganya diadakan dalam musim giling

adalah 3x seminggu, sedangkan dalam musim luar giling adalah 2x

(47)

dapat diperiksa kesehatannya secara poliklinis di Poliklinik Perusahaan,

dan pemerikasaan lebih lanjut dilakukan atas attest Dokter Perusahaan.

Ada hal-hal lain yang tidak mendapatkan penggantian biaya perawatan

dan pengobatan, antara lain :

1. Perawatan kecantikan atau kosmetik serta bedah plastik.

2. Penyakit yang diderita karena kesalahan sendiri atau karena tidak

mentaati petunjuk dokter, mantri poliklinik atau bidan Perusahaan.

3. Penggunaan Suplemen, Viagra dan obat sejenis lainnya.

4. Penyakit jiwa.

5. Penyakit kelamin, AIDS dan akibat dari penyakit tersebut.

4. Biaya Bersalin dan Sarana Keluarga Berencana

Biaya bersalin Pekerja wanita dan seorang istri Pekerja yang tercatat

pada Perusahaan menjadi beban Perusahan dalam hal sebagai berikut :

- Dirawat di Poloklinik BKIA Perusahaan atau pada waktu melahirkan

dibantu oleh Bidan dari Poloklinik Perusahaan.

- Karena suatu kelainan yang memerlukan perawatan khusus di RSU

Pemerintah atas attest Bidan BKIA atau Dokter Perusahaan.

- Bersalin diluar RSU Pemerintah dan karena tidak mungkin dibantu

oleh Bidan BKIA Perusahaan karena jarak terlalu jauh dapat

diberikan bantuan biaya dengan sepengetahuan Bidan BKIA atau

dokter Perusahaan yaitu sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu

rupiah) untuk Bidan Luar dan Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah)

(48)

Biaya persalinan diberikan oleh Perusahaan terbatas untuk

persalinan anak pertama, kedua dan ketiga dari Pekerja wanita atau istri

Pekerja dari perkawinan yang sah. Bagi Pekerja yang dalam masa

percobaan atau training tidak berhak atas penggantian biaya persalinan.

Biaya persalinan tersebut meliputi : biaya dokter / ahli kandungan /

bidan, obat-obatan, sewa peralatan untuk persalinan, biaya operasi dan

perawatan bila terjadi kelainan pada kandungan, biaya kamar, biaya

perawatan untuk bayi selama di Rumah Sakit / klinik Perusahaan.

Dalam menunjang Program Keluarga berencana Nasional,

Polillinik BKIA menyediakan sarana Keluarga Berencana.24

Untuk program jaminan pemeliharaan kesehatan ini, PD. Pasar

Kota Medan telah melaksanakan sendiri. Karena kesehatan merupakan

kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Dalam

pelaksanaannya, Perusahaan telah menyediakan fasilitas Poliklinik dan

Dokter Perusahaan bagi pekerja dan keluarganya.

Pada dasarnya pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja di PD.

Pasar Kota Medan tidak mengalami hambatan yang serius. Berdasarkan hasil

penelitian dan informasi yang diperoleh, hambatan yang timbul adalah

berkaitan dengan lamanya waktu untuk mencairkan dana atau pengambilan

uang jaminan dari PT Jamsostek.25

24

Zaeni Asyhadie, Perselisihan Perburuhan, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hal. 91.

Selain itu, hambatan yang timbul adalah

(49)

hilang.26

Setiap ada hambatan yang timbul, maka harus dicari jalan keluarnya.

Untuk mengatasi hambatan mengenai kurang memadainya pelayanan yang

diberikan oleh PT Jamsostek, maka khusus untuk jaminan pemeliharaan

kesehatan PD. Pasar Kota Medan menyelenggarakan sendiri jaminan tersebut

dengan menyediakan berbagai fasilitas yaitu Poliklinik, Bidan dan Dokter

Perusahaan serta bekerja sama dengan beberapa Rumah Sakit setempat.

Dalam mengatasi lamanya waktu pengambilan uang jaminan dari PT

jamsostek, maka Perusahaan terlebih dahulu harus meminjami uang yang

diperlukan oleh pekerja jika terjadi risiko yang diikutkan dalam program

jaminan sosial tenaga kerja. Setelah PT Jamsostek memberikan uang jaminan

tersebut, maka uang jaminan yang dari PT Jamsostek diberikan kepada

Perusahaan untuk mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan.27

Bagi Pekerja yang kehilangan kartu peserta, Perusahaan menghimbau

kepada para Pekerja untuk segera melaporkan ke Perusahaan. Perusahaan akan

segera membuat surat pengantar untuk pengajuan dalam pembuatan kartu

peserta yang baru ke PT Jamsostek. Kemudian PT Jamsostek akan menerbitkan

kartu peserta yang baru.28

25

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.

26

Bapak Agus Supriyadi, Wawancara, Pekerja PD. Pasar Kota Medan, 1 Agustus 2011. 27

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.

28

(50)

BAB III

PROSEDUR KLAIM JAMINAN SOSIAL BAGI PEGAWAI PD. PASAR

A. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Kecelakaan

Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi formulir

Jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada PT

Jamsostek (Persero) tidak lebih dari 2 x 24 Jam terhitung sejak terjadinya

kecelakaan.

Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal dunia oleh dokter

yang merawat, pengusaha wajib mengisi formulir Jamsostek 3a (laporan

kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT Jamsostek (persero) tidak lebih dari

2 x 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal.

Mengisi Formulir Jamsostek 3b/Surat Keterangan dokter. Diisi lengkap

danditandatangani oleh Dokter yang bersangkutan berikut Stempel Rumah

Sakit/Dokter yang merawat. (setelah Tenaga Kerja dinyatakan sembuh, sehat

atau cacat/meninggal oleh Dokter yang bersangkutan) Dengan dilampirkan :

1. Photo Copy KPA (KPJ)

2. Photo Copy KTP yang masih berlaku

3. Photo Copy Absensi pada Bulan Kecelakaan kerja sampai dengan tenaga

kerja aktif bekerja kembali

(51)

4. Kwitansi pengobatan asli, copy resep yang digunakan dengan dibubuhi

materai Rp. 3000 untuk yang diatas Rp. 250.000 dan Rp 6000 untuk

yangdiatas Rp. 1000.000 dengan distempel di atas materai.

5. Kwitansi Transportasi yang asli (jika ada)

6. Surat istirahat Dokter (asli), Jika ada

7. Surat konsul Dokter/ Rujukan dari Dokter pertama ke Dokter selanjutnya

(jika ada)

8. Daftar Upah (DUTK) yang dilaporkan ke PT. Jamsostek (persero)

9. Kronologi terjadinya kecelakaan kerja yang ditandatangani oleh Pimpinan

atau Atasan dari Tenaga Kerja

10.Surat tugas/ dinas dari Perusahaan

11.Surat keterangan dari Kepolisisan

12.Denah terjadinya kecelakaan

Selanjutnya PT Jamsostek (Persero) akan menghitung dan membayar

santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerja/ahli

waris. Data asli harap dibawa semua saat pengajuan.

B. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Sakit Bukan Kecelakaan

Klaim jamsostek bagi pegawai PD. Pasar yang mengalami sakit bukan

kecelakaan ditanggung dalam Jaminan Sosial tenaga Kerja dalam bentuk

(52)

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-12/Men/VI/2007 tentang Petunjuk

Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan

dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

2. Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero) No. KEP/127/062006 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan.

Adapun petunjuk umum bagi pegawai PD. Pasar yang dijamin dalam

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah meliputi:

1. Selalu membawa dan meperlihatkan Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

kepada petugas Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) di Klinik Dokter

Keluarga (PPK I), Klinik Dokter Spesialis (PPK II), Rumah Sakit, Apotek

dan Optik.

2. Setiap berkunjung ke Klinik Spesialis (PPK II), sertakan berkas pendukung

(fotokopi):

a. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

b. Surat rujukan dari Dokter Keluarga

3. Setiap berkunjung ke Kantor Cabang PT Jamsostek, sertakan berkas

pendukung (fotokopi):

a. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

b. Surat rujukan dari Dokter Keluarga/Dokter Spesialis

c. Resep obat/ resep kacamata

4. Selalu menandatangani Formulir Bukti Kunjungan / Perawatan / Tindakan /

(53)

Adapun prosedur klaim jaminan pemeliharaan kesehatan meliputi:

1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PPK I - Dokter Keluarga)

a. Datangilah dokter keluarga / dokter gigi yang sudah dipilih sesuai yang

tercantum dalam KPK.

b. Perlihatkan KPK dan daftarkan diri dengan mengisi dan

menandatangani Blanko Kunjungan di PPK I (JPK 4)

c. Peserta mendapatkan pelayanan dan obat di PPK I

d. Tindakan medis sederhana dilakukan di PPK I, setelah selesai

tandatanganilah Bukti Tindakan Perawatan (Formulir Jamsostek 6.b1)

e. Bila memerlukan pemeriksaan, tindakan medis atau perawatan tindak

lanjutan, dokter keluarga akan merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan

yang lebih tinggi.

f. Mintalah Surat Rujukan (F6.a1) rangkap 4:

1) Lembar 1 : Dokter Spesialis (Rumah Sakit)

2) Lembar 2 : Untuk pengambilan obat

3) Lembar 3 : Untuk arsip peserta

4) Lembar 4 : Untuk arsip PPK I pengirim

g. Surat Rujukan dapat dipakai maksimal 4x dalam satu bulan untuk

penyakit yang sama.

h. Mintalah jawaban rujukan dari dokter spesialis (Formulir Jamsostek

6.a1) untuk diberikan kepada dokter keluarga

i. Mintalah jawaban rujukan dari dokter spesialis (Formulir Jamsostek

(54)

2. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (PPK II - Dokter Spesialis).

Dokter spesialis akan melayani peserta berdasarkan surat rujukan (Formulir

Jamsostek 6.a1) dari dokter keluarga. Tahap-tahap pelayanan:

a. Mendaftar di loket RS yang ditunjuk, perlihatkan surat rujukan

(Formulir Jamsostek 6.a1) dan blanko bukti tindakan dan perawatan

(Formulir Jamsostek 6.b1) dan KPK

b. Setelah diperiksa oleh dokter spesialis:

1) Tanda tanganilah blanko bukti tindakan dan perawatan (Formulir

Jamsostek 6.b1)

2) Dokter spesialis menjawab rujukan (Formulir Jamsostek 6.b1) pada

kolom yang disediakan untuk diberikan kepada dokter keluarga

c. Untuk rujukan ke poliklinik lain/unit penunjang diagnostik lain atau ke

Rumah Sakit lain, mintalah dokter spesialis membuat surat rujukan

internal/eksternal (Formulir Jamsostek 6.b2) rangkap 2:

1) Lembar pertama, untuk poliklinik/unit penunjang diagnostik/RS

yang dituju.

2) Lembar kedua, untuk arsip pada poliklinik yang mengirim. Setelah

pelayanan selesai, tanda tangani bukti pelayanan dan kembali kepada

fasilitas pengirim dengan membawa jawaban konsul dan hasil

pemeriksaan.

d. Untuk pe

Referensi

Dokumen terkait

Makalah ini telah membahas salah satu perluasan dari masalah rute kendaraan (MRK) dasar dengan karakteristik-karakteristik yang mencakup: (1) trip majemuk (TM), (2)

BIDANG DATA, INFORMASI PELAYANAN UMUM, & PENGADUAN DAN BIDANG PENGOLAHAN & PENERBITAN PERIZINAN & NON PERIZINAN NAMA SOP : Pelayanan Surat Izin Tukang Gigi.. DASAR

17.08/ULP-BMU/BRG/E.PROC/IX/2016 Tanggal 23 September 2016 Maka Bersama ini disampaikan calon pemenang untuk paket pekerjaan tersebut adalah :. Rp

Untuk mengimplementasikan pembelajaran SCL, perhatian harus diberikan antara lain pada aspek pembelajaranseperti tujuan belajar dan hasil yang ingin dicapai yang tercermin

Karena itu penulis mencoba membuat sistem administrasi pada perusahaan pengiriman barang, dimana proses pendataan pelanggan, barang sampai dengan proses pembuatan laporan

[r]

“Sekolah merupakan lembaga publik yang mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan kepada publik, khususnya pelayanan untuk peserta.. didik yang menuntut

Mulato dan Panicum maximum memiliki laju pertumbuhan relatif yang lebih tinggi pada berbagai tingkat naungan dan nilai laju asimilasi bersih tinggi