PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN PENGGANTI LEMAK COKELAT (
COCOA
BUTTER SUBSTITUTES
/ CBS) DARI
PALM KERNEL OIL
(
PKO)
DENGAN KAPASITAS 5.000 TON / TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
OLEH :
RINA MEILINA F S
NIM: 050405026
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul :
Pra-Rancangan Pabrik Pembuatan Lemak Cokelat (Cocoa Butter Substitutes) dari Palm Kernel Oil (PKO) dengan Kapasitas Produksi 5.000
Ton/Tahun.
Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian sarjana pada Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini juga, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Indra Surya, MSc sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Ir. M. Yusuf Ritonga, MT sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Ibu Ir. Renita Manurung, MT sebagai ketua Departemen Teknik Kimia dan Bapak M. Hendra S Ginting, ST, MT sebagai sekretaris Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Dr. Ir. Irvan, MSi sebagai Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh Dosen Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani studi di Departemen Teknik Kimia FT USU.
6. Para pegawai administrasi Departemen Teknik Kimia yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama mengenyam pendidikan di Departemen Teknik Kimia FT USU.
8. Teman seperjuangan Airlando LT sebagai partner penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Teman-teman angkatan 2005 dan abang dan kakak senior angkatan 2004 serta adik-adik junior stambuk ’06, ’07, ’08, dan ’09 yang telah banyak memberikan masukan, dukungan, dan semangat..
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang juga turut memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan berikutnya. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Maret 2010 Penulis,
INTISARI
Lemak cokelat dapat digunakan pada produk pangan, farmasi dan kosmetik. Lemak cokelat adalah buah yang dihasilkan dari pohon kakao (Theobroma cacao). Dengan adanya kemajuan IPTEK, maka lemak cokelat juga dapat diperoleh dari minyak kelapa atau coconut oil (CNO) yang mana dikenal dengan pengganti lemak cokelat (Cocoa Butter Substitutes). Akan tetapi dengan kondisi industri minyak kelapa saat ini yang tidak berkembang atau bahkan tingkat produktifitasnya cenderung turun, maka produk-produk turunan yang selama ini menggunakan CNO sebagai feedstock terpakasa harus mencari penggantinya.
Kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sumber minyak nabati, misalnya kelapa sawit. Sampai saat ini Indonesia merupakan produsen kedua setelah Malaysia. Ketersediaan dan produksi minyak dan lemak nabati dari kelapa sawit diperkirakan akan meningkat terus. Dengan peningkatan produksi minyak sawit yang semakin pesat, maka secara otomatis menyebabkan peningkatan minyak inti sawit pula. Minyak sawit dan minyak inti sawit merupakan bahan baku yang penting dalam pengembangan hard-butters seperti produk pengganti cocoa butter (Cocoa Butter Substitutes/CBS) dan produk sejenis cocoa butter (Cocoa Butter Equivalent/CBE,
Cocoa Butter Replacer/CBR ). Hal ini dikarenakan minyak inti sawit atau Palm
Kernel Oil (PKO) memiliki rantai karbon yang mirip dengan CNO. Keduanya
memiliki karakteristik fisik yang juga serupa satu dengan yang lain, sehingga PKO dapat juga digunakan dalam pembuatan CBS. Cocoa Butter Substitutes (CBS) diproduksi melalui proses fraksinasi dan hidrogenasi. Proses produksi CBS terdiri dari beberapa tahap reaksi yaitu degummning, bleaching, hidrolisa, fraksinasi (destilasi) bertahap, dan hidrogenasi.
Hasil evaluasi ekonomi Pabrik Pembuatan Cocoa Butter Substitutes (CBS) dari PKO ini sebagai berikut:
Total Modal Investasi : Rp 334.391.869.542,- Total Biaya Produksi : Rp 1.127.009.141.965,- Hasil Penjualan : Rp 1.285.803.711.189,- Laba Bersih : Rp 110.617.947.464,-
Profit Margin (PM) : 12,29%
Break Even Point (BEP) : 54,88%
Return on Investment (ROI) : 20,53%
Pay Out Time (POT) : 4,87 tahun
Return on Network (RON) : 34,21%
Internal Rate of Return (IRR) : 33,97%
Dari hasil evaluasi ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xiii BAB I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Tujuan Pra Rancangan pabrik ... I-3 1.3 Rumusan Masalah ... I-4 1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik ... I-4 BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES ... II-1
2.1 Lemak Cokelat ... II-1 2.2 Minyak Inti Sawit ( Palm Kernel Oil) ... II-2
2.3 Sifat-sifat Bahan ... II-3 2.3.1 Minyak Inti Sawit ( PKO) ... II-3 2.3.2 Bleaching Earth ... II-4 2.3.3 Hidrogen ... II-5
2.3.4 Air ... II-5 2.4 Deskripsi Proses ... II-6
2.4.1 Proses Degumming ... II-6 2.4.2 Proses Bleaching ... II-6
2.6 Perhitungan Spesifikasi Peralatan Unit Pengolahan Limbah ... II-11 2.7 Spesifikasi Peralatan Unit Pengolahan Limbah ... II-29 BAB III NERACA MASSA ... III-1 BAB IV NERACA PANAS ... IV-1 BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1 BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1
6.1 Instrumentasi ... VI-1 6.2 Keselamatan Kerja ... VI-10
BAB VII UTILITAS ... VII-1 7.1 Kebutuhan Uap (Steam) ... VII-1 7.2 Kebutuhan Oli Thermal Heater (OTH ... VII-2 7.3 Kebutuhan Air ... VII-2 7.4 Kebutuhan Listrik ... VII-13 7.5 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-16 7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-17 BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1 8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1 8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-6 8.3 Perincian Luas Tanah ... VIII-7 BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1 9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1
9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-3 9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-4
9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-8 9.5 Struktur Tenaga Kerja ... IX-10 BAB X EVALUASI EKONOMI ... X-1
10.1 Modal Investasi ... X-1 10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ... X-4
BAB XI KESIMPULAN ... XI-1 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Produksi Minyak Inti Sawit ... I-2 Tabel 1.2 Komposisi Asam lemak pada Minyak Kelapa dan Minyak Inti Sawit (%) ... I-2 Tabel 2.1 Komposisi Inti Sawit ... II-2 Tabel 2.2 Komposisi Minyak Inti sawit (PKO ... II-2 Tabel 2.3 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Inti Sawit ... II-3 Tabel 3.1 Neraca Massa Mixer I (M-110) ... III-1 Tabel 3.2 Neraca Massa Mixer II (M-210) ... III-1 Tabel 3.3 Neraca Massa Filter Press (H-213) ... III-2 Tabel 3.4 Neraca Massa Kolom Hidrolisa (D-310) ... III-2 Tabel 3.5 Neraca Massa Kolom Destilasi I (D-410) ... III-2 Tabel 3.6 Neraca Massa Kondensor (E-411) ... III-3 Tabel 3.7 Neraca Massa Reboiler (E-416) ... III-3 Tabel 3.8 Neraca Massa Kolom Destilasi II (D-420) ... III-4 Tabel 3.9 Neraca Massa Kondensor (E-421) ... III-4 Tabel 3.10 Neraca Massa Reboiler (E-426) ... III-5 Tabel 3.11 Neraca Massa Kolom Destilasi II (D-430) ... III-5 Tabel 3.12 Neraca Massa Kondensor (E-431) ... III-6 Tabel 3.13 Neraca Massa Reboiler (E-436) ... III-6 Tabel 3.14 Neraca Massa Reaktor Hidrogenasi (D-510) ... III-7 Tabel 3.15 Neraca Massa H2 Separator (H-514) ... III-7
Tabel 4.9 Neraca Panas Reboiler I (E-416) ... IV-3 Tabel 4.10 Neraca Panas Kondensor II (E-421) ... IV-3 Tabel 4.11 Neraca Panas Reboiler II (E-426) ... IV-4 Tabel 4.12 Neraca Panas Kondensor III (E-431) ... IV-4 Tabel 4.13 Neraca Panas Reboiler III (E-436) ... IV-4 Tabel 4.14 Neraca Panas Cooler (E-414) ... IV-4 Tabel 4.15 Neraca Panas Cooler (E-418) ... IV-5 Tabel 4.16 Neraca Panas Cooler (E-424) ... IV-5 Tabel 4.17 Neraca Panas Cooler (E-428) ... IV-5 Tabel 4.18 Neraca Panas Cooler (E-434) ... IV-5 Tabel 4.19 Neraca Panas Cooler (E-438) ... IV-6 Tabel 4.20 Neraca Panas Reaktor Hidrogenasi (R-510) ... IV-6 Tabel 4.21 Neraca Panas H2 Separator (H-514) ... IV-6
Tabel LB.23 Kalor Masuk pada Kondensor I (E-411) ... LB-32 Tabel LB.24 Kalor Keluar pada Kondensor I (E-411) ... LB-33 Tabel LB.25 Titik Didih Umpan Destilasi II ... LB-35 Tabel LB.26 Dew Point Destilat II ... LB-36 Tabel LB.27 Kalor Masuk pada Kondensor II (E-421) ... LB-37 Tabel LB.28 Kalor Keluar pada Kondensor II (E-421) ... LB-37 Tabel LB.29 Boiling Point Produk Bawah II ... LB-39 Tabel LB.30 Kalor Masuk pada Kondensor II (E-421) ... LB-40 Tabel LB.31 Kalor Keluar pada Kondensor II (E-421) ... LB-40 Tabel LB.32 Titik Didih Umpan Destilasi III ... LB-42 Tabel LB.33 Dew Point Destilat III ... LB-43 Tabel LB.34 Kalor Masuk pada Kondensor III (E-431) ... LB-44 Tabel LB.35 Kalor Keluar pada Kondensor III (E-431) ... LB-44 Tabel LB.36 Boiling Point Produk Bawah III ... LB-46 Tabel LB.37 Kalor Masuk pada Kondensor III (E-431) ... LB-47 Tabel LB.38 Kalor Keluar pada Kondensor III (E-431) ... LB-47 Tabel LB.39 Kalor Masuk pada Cooler (E-414) ... LB-49 Tabel LB.40 Kalor Keluar pada Cooler (E-414) ... LB-49 Tabel LB.41 Kalor Masuk pada Cooler (E-418) ... LB-51 Tabel LB.42 Kalor Keluar pada Cooler (E-418) ... LB-51 Tabel LB.43 Kalor Masuk pada Cooler (E-424) ... LB-53 Tabel LB.44 Kalor Keluar pada Cooler (E-424) ... LB-54 Tabel LB.45 Kalor Masuk pada Cooler (E-428) ... LB-55 Tabel LB.46 Kalor Keluar pada Cooler (E-428) ... LB-56 Tabel LB.47 Kalor Masuk pada Cooler (E-434) ... LB-57 Tabel LB.48 Kalor Keluar pada Cooler (E-434) ... LB-58 Tabel LB.49 Kalor Masuk pada Cooler (E-428) ... LB-59 Tabel LB.50 Kalor Keluar pada Cooler (E-428) ... LB-60 Tabel LB.51 Kalor Masuk pada Reaktor Hidrogenasi (R-510) ... LB-61 Tabel LB.52 Kalor Keluar pada Reaktor Hidrogenasi (R-510) ... LB-62 Tabel LB.53 Kalor Masuk pada H2 Separator (H-514) ... LB-64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Flowdiagram Unit Pengolahan Limbah ... II-10 Gambar 6.1 Instrumentasi pada Tangki Cairan ... VI-6 Gambar 6.2 Instrumentasi pada Tangki Gas ... VI-6 Gambar 6.3 Instrumentasi pada Kolom Hidrolisa ... VI-6 Gambar 6.4 Instrumentasi pada Kolom Destilasi ... VI-7 Gambar 6.5 Instrumentasi pada Akumulator ... VI-7 Gambar 6.6 Instrumentasi pada Heat Exchanger ... VI-8 Gambar 6.7 Instrumentasi pada Pompa ... VI-8 Gambar 6.8 Instrumentasi pada Kompresor ... VI-8 Gambar 6.9 Instrumentasi pada Blower ... VI-9 Gambar 6.10 Instrumentasi pada Expander ... VI-9 Gambar 6.11 Instrumentasi pada Filter Press ... VI-9 Gambar 6.12 Instrumentasi pada Gas Separator ... VI-10 Gambar 8.1 Tata Letak Pabrik Pembuatan Propilen Glikol dari Gliserol ... VIII-9 Gambar 9.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... IX-7 Gambar LD.1 Sketsa Sebagian Besar Bar Screen ... LD-2 Gambar LD.2 Grafik Entalpi dan Temperatur Cairan pada Cooling Tower ... LD-43 Gambar LD.3 Kurva Hy terhadap 1/(Hy*-Hy) ... LD-44 Gambar LE.1 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan
INTISARI
Lemak cokelat dapat digunakan pada produk pangan, farmasi dan kosmetik. Lemak cokelat adalah buah yang dihasilkan dari pohon kakao (Theobroma cacao). Dengan adanya kemajuan IPTEK, maka lemak cokelat juga dapat diperoleh dari minyak kelapa atau coconut oil (CNO) yang mana dikenal dengan pengganti lemak cokelat (Cocoa Butter Substitutes). Akan tetapi dengan kondisi industri minyak kelapa saat ini yang tidak berkembang atau bahkan tingkat produktifitasnya cenderung turun, maka produk-produk turunan yang selama ini menggunakan CNO sebagai feedstock terpakasa harus mencari penggantinya.
Kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sumber minyak nabati, misalnya kelapa sawit. Sampai saat ini Indonesia merupakan produsen kedua setelah Malaysia. Ketersediaan dan produksi minyak dan lemak nabati dari kelapa sawit diperkirakan akan meningkat terus. Dengan peningkatan produksi minyak sawit yang semakin pesat, maka secara otomatis menyebabkan peningkatan minyak inti sawit pula. Minyak sawit dan minyak inti sawit merupakan bahan baku yang penting dalam pengembangan hard-butters seperti produk pengganti cocoa butter (Cocoa Butter Substitutes/CBS) dan produk sejenis cocoa butter (Cocoa Butter Equivalent/CBE,
Cocoa Butter Replacer/CBR ). Hal ini dikarenakan minyak inti sawit atau Palm
Kernel Oil (PKO) memiliki rantai karbon yang mirip dengan CNO. Keduanya
memiliki karakteristik fisik yang juga serupa satu dengan yang lain, sehingga PKO dapat juga digunakan dalam pembuatan CBS. Cocoa Butter Substitutes (CBS) diproduksi melalui proses fraksinasi dan hidrogenasi. Proses produksi CBS terdiri dari beberapa tahap reaksi yaitu degummning, bleaching, hidrolisa, fraksinasi (destilasi) bertahap, dan hidrogenasi.
Hasil evaluasi ekonomi Pabrik Pembuatan Cocoa Butter Substitutes (CBS) dari PKO ini sebagai berikut:
Total Modal Investasi : Rp 334.391.869.542,- Total Biaya Produksi : Rp 1.127.009.141.965,- Hasil Penjualan : Rp 1.285.803.711.189,- Laba Bersih : Rp 110.617.947.464,-
Profit Margin (PM) : 12,29%
Break Even Point (BEP) : 54,88%
Return on Investment (ROI) : 20,53%
Pay Out Time (POT) : 4,87 tahun
Return on Network (RON) : 34,21%
Internal Rate of Return (IRR) : 33,97%
Dari hasil evaluasi ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lemak cokelat dapat digunakan pada produk pangan, dan kosmetik. Dalam industri pangan dapat digunakan produk emulsifier seperti butter, produk berbasis gula seperti ice cream dan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan karamel, susu dan margarin. Sedangkan untuk kosmetik dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan sabun yang dapat melembutkan dan melembabkan kulit.
Lemak cokelat adalah buah yang dihasilkan dari pohon kakao (Theobroma
cacao). Dengan adanya kemajuan IPTEK, maka lemak cokelat juga dapat diperoleh
dari minyak kelapa atau coconut oil (CNO) yang mana dikenal dengan pengganti lemak cokelat (Cocoa butter substitutes). Akan tetapi dengan kondisi industri minyak kelapa saat ini yang tidak berkembang atau bahkan tingkat produktifitasnya cenderung turun, maka produk-produk turunan yang selama ini menggunakan CNO sebagai feedstock terpakasa harus mencari penggantinya.
Produk-produk lemak yang selama ini menggunakan bahan baku CNO atau lebih popular disebut sebagai lauric oil antara lain confectionary fats, ice cream cake, dan
cocoa butter substitutes.
Di Indonesia permintaan CNO sebenarnya tidak pernah surut, bahkan terus meningkat. Akan tetapi, karena harga CNO selalu tinggi, sehingga produksi CNO semakin turun. Minyak kelapa yang sebagian besar dihasilkan dari kebun-kebun rakyat, kapasitas produksinya tidak pernah meningkat . Sementara dari kebun-kebun tua yang sudah tidak diperbaharui lagi menyebabkan produksi minyak kelapa juga masih langka.
CBS sebagai salah satu produk spesial lemak (fat) yang berbasis minyak kelapa (CNO) yang gurih. Dari dasar ini maka perlu dicari alternatif agar bisa bersaing di pasar dunia yang semakin kompetitif, baik dari sisi harga maupun rasa (Apolin, 2006)
kg dan di Sumatera sendiri masih mengimpor cocoa butter dari Malaysia, New Zealand sebanyak 8.345 kg.
Indonesia sendiri memiliki banyak sumber minyak nabati, misalnya kelapa sawit. Sampai saat ini Indonesia merupakan produsen kedua setelah Malaysia. Ketersediaan dan produksi minyak dan lemak nabati dari kelapa sawit diperkirakan akan meningkat terus. Dengan peningkatan produksi minyak sawit yang semakin pesat, maka secara otomatis menyebabkan peningkatan minyak inti sawit pula. Hal ini dapat dilihat dari produk peningkatan minyak inti sawit dari tahun ke tahun.
Tabel 1.1 Produksi Minyak Inti Sawit
Tahun Produksi Minyak Inti sawit (ribu ton)
1998 912,1 1999 1012,4 2000 1039,7 2001 1081,2 2002 1145,1
Sumber: Data Eksport- Inport Biro Pusat Statistik, 2003
Minyak sawit dan minyak inti sawit merupakan bahan baku yang penting dalam pengembangan hard-butters seperti produk pengganti cocoa butter (cocoa butter substitutes/CBS) dan produk sejenis cocoa butter (cocoa butter equipment/CBE). Hal ini dikarenakan minyak inti sawit atau Palm kernel oil (PKO) memiliki rantai karbon yang mirip dengan CNO. Keduanya memiliki karakteristik fisik yang juga serupa satu dengan yang lain, sehingga PKO dapat juga digunakan dalam pembuatan CBS. Adapun komposisi asam lemak yang terdapat dalam kedua minyak ini dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Komposisi Asam lemak pada Minyak Kelapa dan Minyak Inti Sawit (%) Asam Lemak Minyak Kelapa (CNO) Minyak Inti Sawit (PKO)
C6 C8 C10 C12
0,4 7,3 6,6 47,8
C14 C16 C18 C18:1 C18:2
Asam Lemak Lainnya
18,1 8,9 2,7 6,4 1,6 0,1
15,6 7,5 1,8 14,8
2,6 0,1
Sumber: Pantzaris, 2001
Minyak inti sawit melalui proses modifikasi, yaitu interesterifikasi dan hidrogenisasi dapat digunakan untuk membuat CBS. Proses fraksinasi, walaupun menambah ongkos produksi, dapat diterapkan untuk menghsilkan CBS yang mempunyai sifat organoleptik yang mirip dengan cocoa butter. Minyak sawit merupakan sumber trigliserida simetris yang sangat diperlukan dalam formulasi CBE melalui penerapan proses hidrogenasi, fraksionasi (menjadi fraksi tengah minyak sawit) dan interesterifikasi. Minyak sawit dapat juga digunakan sebagai penggerak kristalisasi dan bahan baku dalam pembuatan CBS. Perkembangan teknologi hard-butter dan modifikasi minyak sawit dan minyak inti sawit
Harga bahan baku yaitu minyak inti sawit (PKO) berkisar US$ 680 per ton. Harga jual lemak cokelat (cocoa butter) di pasar internasional saat ini berkisar US$ 5.200 per ton. Diperkirakan dimasa yang akan datang harga cokelat olahan akan semakin meningkat, ini dipacu oleh hasil penelitian yang menyatakan mengkonsumsi cokelat sangat baik bagi kesehatan. Keseimbangan produksinya akan lebih cenderung mengalami defisit karena beberapa negara produsen utama menghadapi berbagai kendala dalam upaya meningkatkan produksinya untuk mengimbangi kenaikan konsumsi. Oleh karena itu unit pembuatan CBS dari PKO ini layak didirikan untuk memenuhi kebutuhan pengganti lemak cokelat (CBS) baik dalam negeri maupun untuk kebutuhan ekspor (Anonim, Harian Bisnis 2007).
Secara umum, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan Cocoa Butter Substitutes
(CBS) ini adalah menerapkan disiplin ilmu Teknik Kimia khususnya di bidang perancangan, proses, dan operasi teknik kimia sehingga dapat memberikan gambaran kelayakan Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Cocoa Butter Substitutes (CBS).
Secara khusus, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan Cocoa Butter Substitute
(CBS) ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri akan pengganti lemak cokelat (cocoa butter subsitutes) sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor
cocoa butter.
1.3 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan meningkatnya produksi cokelat serta tingginya kebutuhan akan cokelat olahan, maka diperlukan suatu usaha untuk mengolah minyak inti sawit (PKO) degan mendirikan pabrik lemak cokelat mentah. Tugas akhir ini memaparkan bagaimana pra rancangan Pabrik Pembuatan Lemak Cokelat (Cocoa Butter
Substitutes/ CBS) dari minyak inti sawit ( Palm Kernel Oil/PKO ) berdasarkan:
perhitungan neraca massa dan neraca energi, penentuan spesifikasi peralatan yang diperlukan untuk proses produksi maupun proses pendukung produksi, penentuan instrumentasi dan keselamatan kerja yang dibutuhkan, penentuan utilitas, penentuan manajamen organisasi perusahaan yang diperlukan demi kelancaran proses produksi, penentuan estimasi ekonomi dan pembiayaan.
1.4 Manfaat Perancangan
Manfaat pra perancangan pabrik pembuatan Lemak Cokelat (Cocoa Butter Substitutes/ CBS) dari minyak inti sawit ( Palm Kernel Oil/PKO) adalah memberikan gambaran kelayakan dari segi rancangan dan ekonomi pabrik sehingga akan mendukung pertumbuhan industri cocoa butter (CB) Indonesia. Hal ini, diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan CB domestik.
Manfaat lain yang ingin dicapai adalah dapat meningkatkan devisa negara dan dapat membantu pemerintah untuk menanggulangi masalah pengangguran di Indonesia yaitu dengan menciptakan lapangan kerja baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Lemak Cokelat
Rasa cokelat masih sulit didefinisikan. Dalam bukunya Emperors Chocolate, Joel
Glenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang rasanya. Rasa cokelat tercipta
dari campuran 1.200 macam zat, tanpa satu rasa yang jelas-jelas dominan. Sebagian
dari zat itu rasanya sangat tidak enak kalau berdiri sendri. Karenaya, sampai kini
belum ada rasa cokelat tiruan.
Menurut Wikimedia Foundation Inc dalam Saputra (2008), mendefenisikan di
antara zat-zat penghasil rasa cokelat terdapat lemak. Titik leleh lemak cokelat ini
hanya sedikit di bawah suhu normal tubuh manusia. Cokelat adalah bahan yang
relatif mahal, bila dibandingkan dengan gula atau minyak nabati. Lemak cokelat
sering digantikan minyak yang lebih murah, seperti lesitin dari kedelai atau minyak
palem dan juga dapat diperoleh dari fraksinasi dan hidrogenasi dari minyak inti sawit
( Eka Saputra, 2008).
Fungsi dari lemak cokelat, antara lain:
Dapat melembutkan dan melembabkan kulit
Dapat mengeraskan sabun dan menunda sabun menjadi tengik
Sebagai sumber vitamin E yang mempunyai banyak manfaat untuk kulit
Mengandung tocopherol dan polyophenol yang berfungsi sebagai penangkal
radikal bebas
Mencegah/ menunda terjadinya keriput dan melindungi kulit dari polusi dan
menjadikan kulit bercahaya dan awet muda
Lemak cokelat mempunyai warna kekuning-kuningan dan mempunyai bau khas
cokelat. Lemak ini mempunyai mudah mencair pada suhu 250C dan tidak larut dalam
2.2Minyak Inti Sawit (Palm Kernel Oil)
Minyak inti sawit merupakan salah satu bagian yang dihasilkan dari biji sawit.
Biji sawit tersebut terdiri dari inti sawit dan cangkang. Dari inti sawit inilah
dihasilkan minyak inti sawit (PKO), sementara cangkangnya banyak digunakan
sebagai arang aktif, bahan pengisi dan partikel board. Pemisahan inti sawit dari
bijinya berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit dan cangkangnya. Alat
yang digunakan untuk pemisahan adalah hydrocyclone separator, dalam hal ini inti
dan cangkang dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung dengan
biji-bijinya yang telah pecah dalam larutan lempung yang mempunyai berat jenis
1,16. Inti sawit terapung dan cangkangnya tenggelam. Proses selanjutnya pencucian
inti sawit, kemudian dikeringkan pada suhu 800C untuk menghindari kerusakan
akibat mikroorganisme. Komposisi inti sawit dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Komposisi Inti Sawit
Komposisi Inti Sawit Komposisi (%)
Abu 2
non nitrogen 24
Selulosa 5
Protein 9,0
Air 8
Minyak (PKO) 52
Setelah kering, inti sawit diolah lebih lanjut dengan ekstraksi sehingga dihasilkan
minyak inti sawit (PKO). Hasil samping dari ekstraksi adalah bungkil inti sawit
(Kernel Oil Cake). Uraian komposisi PKO dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Komposisi Minyak Inti sawit (PKO)
Karakteristik PK O Komposisi (%)
Trigliserida 98,61
Lain-lain (Air dan Impurities)
Impurities: pospatida, senyawa tidak tersabunkan, penyebab warna,
dan peptida.
1,39
Trigliserida dalam minyak inti sawit terdiri dari ester gliserol dan asam lemak.
Asam-asam lemak ini ada yang jenuh dan tidak jenuh. Berikut adalah tabel
komposisi asam lemak dalam minyak inti sawit (PKO).
Tabel 2.3 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Inti Sawit
Asam Lemak Komposisi (%)
Asam Kaproat 0,3
Asam kaprilat 0,9
Asam kaprat 4
Asam laurat 49,6
Asam miristat 16
Asam palmitat 8
Asam stearat 5,4
Asam oleat 13,7
Asam linoleat 2
Asam Akridat 0,1
Sumber: Pantzaris, 2001
2.3Sifat-sifat Bahan
2.3.1Minyak Inti sawit (PKO)
- Bilangan Iodine (mgI2 / 1000 gr) : 14-20
- Bilangan penyabunan (mgKOH/g) : 245-255
- Asam lemak bebas (%) : 5,0 maks
- Zat yang tersabunkan : 0,8 maks
- Kandungan karbon (%)
C6 :1, 5 maks
C8 : 3-5
C10 : 3-7
C12 : 40-52
C14 : 34-48
C18 : 1-3
C18:1 : 11-19
C18:2 : 0,5-2
C20 : 1 maks
- Spesifik gravity (250C/ 15,50C) : 0,917-0,919
- Refraktif gndeks, pada 800C : 1,448-1,480
- Titer (0C) : 20-24
- Boiling goint (0C) pada P=10mmHg : 170
- Berat molekul : 200,31
- Melting point : 43,6
( Perry, 1992)
2.3.2Bleaching Earth
a. Sifat-sifat fisik:
- Karakteristik : Flow- calzined kieselgul- based
filter aid
- Bentuk : serbuk putih
- Wet density : 275 gr/liter
- Bulk density : 170 gr/liter
- Nilai pH : 9
- Kekasaran 0-100µ : 5,0 %
b. Sifat-sifat kimia:
- Loss of ignition : 0,2 %
- Kelembaman : 0,2 %
- Komposisi (%)
SiO2 : 89
Al2O3 : 4,2
Fe2O3 : 1,2
CaO : 0,7
2.3.3Hidrogen
a. Sifat-sifat fisik:
- Berat molekul : 2,016 gr/mol
- Titik didih (1 atm) : - 252,80C
- Titik lebur : - 259,20C
- Densitas gas (1 atm, 00C) : 0,06973 gr/liter
- Spesifik gravity : 0,0695
- Viskositas (250) : 0,00892 cP
- Konduktivitas termal (250) : 0,000444 kal/cm.cm2.det.0C
- Potensial ionisasi : 13,54 volt
- Panas penguapan (- 252,80C) : 107 kal/gr
- Kapasitas panas (250) : 3,42 kal/gr.0C
- Temperatur kritis : - 240)C
- Tekanan kritis : 13 atm
- Densitas kritis : 0,0301 gr/cm3
b. Sifat-sifat Kimia:
- Reaksi dengan oksigen akan menghasilkan air
- Hidrogen sangat reaktif terhadap senyawa halogen, reaksi dengan fluorin
membentuk senyawa HF
- Dengan nitrogen, hidrogen bereaksi membentuk ammonia
- Hidrogen bereaksi pada temperatur tertentu dengan sejumlah logam seperti
dengan lithium membentuk senyawa LiH
- Hidrogenasi asetaldehid menghasilkan etil alkohol
2.3.4Air sebagai bahan pembantu
- Berat Molekul : 18 gr/mol
- Titik Didih : 1000C
- Densitas : 1,0 gr/cm3
- Spesifik Gravity : 1,0
2.4Deskripsi Proses
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bahan pengganti lemak cokelat
(CBS) yaitu minyak inti sawit (PKO) difraksinasi untuk menghasilkan fatty acid
berdasarkan kandungan fatty acid yang terdapat dalam buah cokelat (cacao).
Kemudian fatty acid yang dihasikan sebagai produk akhir dapat digunakan sebagai
feedstock dalam pembuatan CBS melalui reaksi glikolisis (reaksi asam lemak dengan
gliserol menjadi trigliserida). Akan tetapi pra rancangan pabrik ini hanya sekadar
membahas proses pembuatan bahan intermediet yang diperlukan dalam pembuatan
lemak cokelat (CBS).
2.4.1Proses Degumming
Bahan baku yang berupa minyak inti sawit (PKO) secara normal mengandung
bahan-bahan seperti fosfolipida, lechitin, getah (gum) dan bahan-bahan lain yang
dapat membentuk emulsi. Pada tahap ini akan dihilangkan getah dan zat-zat lain
yang dapat menyebabkan emulsi tersebut. Bahan baku PKO masuk ke tangki
berpengaduk (M-110) pada temperatur 1200C dan 1 atm dimana pada reaktor
tersebut terjadi pengadukan dan pencampuran dengan H3PO4 85% masuk dengan
kondisi reaksi 1200C dan 1 atm. Keluaran reaktor dipompakan ke Mixer Bleaching
(M-210).
2.4.2Proses Bleaching
Keluaran dari M-110 diumpankan pada tangki berpengaduk (M-210) yang
mana direaksikan dengan Bleaching Earth ( bisa berupa activated clays,
diatomaceous earths, atau recovereable silicas). Tujuannya adalah untuk
mengadsorbsi senyawa pospatida, senyawa tidak tersabunkan, penyebab warna, dan
peptida. Reaktor ini beroperasi selama 1 jam tiap batch nya. Keluaran reaktor ini
dipompakan ke filter press (H-213) yang bertujuan untuk mempercepat proses
pemisahan. Air dan impurities dipisahkan dari minyak dimana air dan impurities
2.4.3Splitting (Hidrolisis Asam Lemak)
Minyak yang telah bebas dari impuritiesnya diumpankan ke tangki D-310. Di
kolom ini terjadi reaksi hidrolisa pada temperatur 2550C dan tekanan 55 bar (agar
reaktan dan produk tetap dalam fasa cair).
Pada kondisi ini, air dimasukkan dari atas kolom dan PKO dari bawah kolom.
Perbedaan densitas menyebabkan air turun kebawah dan mulai terjadi reaksi
hidrolisa pada area heat exchange gliserol ke PKO, yang mana hasil reaksi berupa
lemak yang terus bergerak ke atas melalui fasa bahan fatty contiununous sampai ke
area heat exchange asam lemak ke air untuk didinginkan oleh air dari atas kolom
dalam serangkaian trays.
Asam lemak yang sudah terpisah diproses lebih lanjut ke kolom fraksinasi
destilasi. Sementara gliserol yang dihasilkan didinginkan oleh cooler (E-312) dan
disimpan dalam tangki produk F-313.
Reaksi hidrolisis yang terjadi dalam kolom splitting:
CH2-COOR CH2-OH
CH-COOR2 + 3H2O CH-OH + 3RCOOH
CH2-COOR CH2-OH
Trigliserida Air Gliserol Asam Lemak
2.4.4Fraksinasi Asam Lemak (Destilasi)
Fraksinasi bertujuan untuk memisahkan minyak menjadi fraksi-fraksinya.
Dalam hal ini dilakukan pemisahan tiga kali untuk menghasilkan produk akhir yang
sesuai dengan komposisi CBS.
2.4.5Hidrogenasi Asam Lemak
Tujuan dari proses ini adalah untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai
atom karbon C asam lemak pada minyak. Reaksi ini dilakukan dengan menggunakan
hidrogen murni ditambah serbuk nikel sebagai katalisator, yang mengakibatkan
kenaikan titik cair dari asam lemak juga menjadikan minyak atau lemak tahan
terhadap oksidasi akibat hilangnya ikatan rangkap.
CBS unhydrogenated yang berasal dari F-435 di pompakan ke R-510 dan
adalah asam lemak hidrogenasi (butter) dan hidrogen. Untuk memisahkan gas
hidrogen dari campuran digunakan separator H-514 yang selanjutnya hidrogen
tersebut dikembalikan ke dalam tangki penyimpanan gas hidrogen untuk dapat
digunakan kembali. Kemudian dialirkan lagi ke filter press H-515 untuk
memisahkan produk dari katalis sehingga produk akhir intermediet CBS diperoleh
dan dialirkan ke tangki penyimpanan produk F-518.
2.5Unit Pengolahan Limbah
Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau
atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat
membahayakan alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian
lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah.
Sumber-sumber limbah cair pabrik pembuatan Intermediet Cocoa Butter
Substitutes (CBS) ini meliputi:
1. Limbah proses
Proses pembuatan Cocoa Butter Substitutes menghasilkan limbah proses yaitu :
a. Alur 7
11
Air , Impurities Earth, Bleaching phospor, asam
F = 71,4335 kg/jam
Total limbah = 71,4335 kg/jam
2. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik
Limbah ini diperkirakan mengandung kerak dan kotoran-kotoran yang melekat
pada peralatan pabrik.
3. Limbah domestik
Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar
mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah
cair. Limbah domestik dari pabrik Intermediet Cocoa Butter Substitutes (CBS)
diolah pada septic tank yang tersedia di lingkungan pabrik sehingga tidak
membutuhkan pengolahan tambahan.
4. Limbah laboratorium
Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang
yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan pengembangan
proses.
Pengolahan limbah cair pabrik ini dilakukan dengan menggunakan activated
sludge (sistem lumpur aktif). Alasan pemilihan proses pengolahan limbah tersebut
adalah :
- Limbah yang dihasilkan mengandung impurities dari PKO yang merupakan
bahan organik.
- Tidak terlalu membutuhkan lahan yang besar.
- Proses pengolahan ini dapat menghasilkan effluent dengan BOD yang lebih
rendah (Perry, 1997).
Perhitungan Untuk Sistem Pengolahan Limbah
Diperkirakan jumlah air buangan pabrik:
1. Limbah proses = 71,4335 kg/jam = 0,0023 m3/jam
2. Pencucian peralatan pabrik = 50 liter/jam = 0,050 m3/jam
(Metcalf dan Eddy, 1991)
3. Limbah domestik dan kantor
Limbah domestik untuk kantor perorangan = 15 L/hari
(hal 19, Metcalf dan Eddy, 1991)
Limbah domestik untuk kantin perorangan = 9 L/hari
(hal 18, Metcalf dan Eddy, 1991)
Total limbah domestic yang dihasilkan
= (127 orang x 15 L/hari ) + (127 orang x 9 L/hari )
= 3048 L/hari = 0,1270 m3/jam
4. Limbah laboratorium = 15 liter/jam = 0,015 m3/jam
Total air buangan = (0,0023 + 0,0050 + 0,1270 + 0,015) m3/jam
= 0,1943 m3/jam
Bak Penampungan
Bak Pengendapan
Awal
Bak Netralisasi Tangki Aerasi
Gambar 2.1 Flowdiagram Unit Pengolahan Limbah
2.5.1 Bak Penampungan (BP)
Bak penampungan berfungsi sebagai tempat menampung air buangan
sementara. Limbah proses, limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik, dan limbah
laboratorium ditampung pada bak-bak penampung yang tersedia untuk
mengendapkan padatan-padatan terlarut maupun tak terlarut dalam air buangan
pabrik.
2.5.2 Bak Sedimentasi Awal (BSA)
Bak sedimentasi awal berfungsi untuk menghilangkan padatan dengan cara
pengendapan. Di sini terjadi pengendapan lanjut dari padatan-padatan terlarut
maupun tak terlarut dalam air buangan pabrik.
2.5.3 Bak Netralisasi (BN)
Air buangan pabrik yang mengandung bahan organik mempunyai pH = 5
(Hammer, 1998). Limbah pabrik yang terdiri dari bahan-bahan organik harus
dinetralkan sampai pH = 6 (Kep.42/MENLH/10/1998). Untuk menetralkan limbah
digunakan soda abu (Na2CO3).
2.5.4 Kolam Aerasi (KA)
Proses lumpur aktif merupakan proses aerobik di mana flok biologis (lumpur
yang mengandung biologis) tersuspensi di dalam campuran lumpur yang
mengandung O2. Biasanya mikroorganisme yang digunakan merupakan kultur
campuran.
2.5.5 Tangki Sedimentasi (TS)
Tangki sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan flok biologis dari tangki aerasi
dan sebagian diresirkulasi kembali ke tangki aerasi. Air buangan olahan pabrik yang
telah memenuhi standar baku mutu limbah cair dibuang ke sungai
2.6 Perhitungan Spesifikasi Peralatan Unit Pengolahan Limbah
2.6.1 Bak Penampungan (BP)
Bahan konstruksi : Beton kedap air
Jumlah : 1 unit
Laju volumetrik air buangan = 0,1943 m3/jam
Waktu penampungan air buangan = 10 hari
Volume air buangan = (0,1943 × 10 × 24)/2 = 23,3107 m3
Bak terisi 90 % maka volume bak =
0,9 23,3107
= 25,9008 m3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
- panjang bak (p) = 3 × lebar bak (l)
- tinggi bak (t) = lebar bak (l)
Maka:
Volume bak = p × l × t
25,9008 m3 = 3 l × l × l lebar = 2,0515 m
Jadi, panjang bak = 6,1544 m
lebar bak = 2,0515 m
tinggi bak = 2,0515 m
Luas bak = 12,6255 m2
Tekanan Hidrostatik:
PHidrostatik = × g × l
= 996,24 kg/m3 × 9,8 m/det2 × 2,0515 m = 20028,7493 Pa = 20,0287 kPa
Po = 101,3250 kPa
P = 20,0287 kPa + 101,3250 kPa = 121,3537 kPa
Pdesign = 1,2 × 121,3537 kPa = 145,6245 kPa
2.6.2 Pompa Bak Penampung (PL-01)
Fungsi : Memompa cairan limbah dari bak penampungan ke bak
pengendapan awal
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
- Temperatur = 300C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 0,000538 lbm/ftjam
Laju alir massa (F) = 236,7691 kg/jam = 0,1450 lbm/detik
Debit air/laju alir volumetrik, 3
m m /ft lb 62,1586 /s lb 0,1450 ρ F
Q
= 0,0023 ft3/s Desain pompa
Di,opt = 3,9 (Q)0,45()0,13 (Walas, 1990)
= 3,9 × (0,0023 ft3/s)0,45 × (62,1419 lbm/ft3)0,13
= 0,0117 in
Dari Tabel A.5-1 Geankoplis (2003), dipilih pipa dengan spesifikasi:
Ukuran nominal : 1 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 1,0490 in = 0,0874 ft = 0,0226 m
Diameter Luar (OD) : 1,3150 in = 0,1096 ft
Inside sectional area : 0,006 ft2
Kecepatan linier: v =
A Q = 2 3 ft 0,006 /s ft 0,0023
= 0,3888 ft/s
Bilangan Reynold : NRe =
μ D v ρ = lbm/ft.s 0,000538 ) ft 0874 , 0 )( s / ft 0,0038 )( ft / lbm 1568 , 62 ( 3
= 3926,1143
Untuk pipa commercial steel diperoleh harga = 0,00015 (Geankoplis, 2003)
Pada NRe = 3926,1143dan /D = 0,00015 m /0,0874 m = 0,0017
maka harga f = 0,013 (Geankoplis, 2003)
1 Sharp edge entrance: hc = 0,55 2 1 2 1 2 v A A = ) 174 , 32 )( 1 ( 2 0,3888 ) 0 1 ( 5 , 0 2
= 0,0012 ft.lbf/lbm
2 elbow 90°: hf = n.Kf. c g v . 2 2 = 2(0,75) ) 174 , 32 ( 2 0,38882
= 0,0035 ft.lbf/lbm
1 check valve: hf = n.Kf. c g v . 2 2 = 1(2) ) 174 , 32 ( 2 0,38882
= 0,0047 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 20 ft: Ff = 4f
c g D v L . 2 . . 2
= 4(0,013)
0,0874
.2.32,174
0,3888 .
20 2
= 0,0279 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit: hex = n
c g v A A . . 2 1 2 2 2 1
= 1
174 , 32 1 2 0,3888 0 1 2 2
= 0,0023 ft.lbf/lbm
Total friction loss: F = 0,0397 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli:
F W 0ρ P P z z g v v 2α 1 s 1 2 1 2 2 1 2
2
(Geankoplis, 2003)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
Z = 13 ft
maka:
13ft 0 0,0937ft.lbf/lbm W 0bm/lbf.s 32,174ft.l 32,174ft/s 0 s 2 2
Ws = –13,0397 ft.lbf/lbm
Efisiensi pompa, = 80 %
Ws = - × Wp
- 13,0397 = - 0,8 × Wp
Wp = 16,2996 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m × Wp
= 0,1450lbm/s16,2996 ft.lbf/lbm×
s 550ft.lbf/
hp 1
Maka dipilih pompa dengan daya motor 0,005 hp.
2.6.3 Bak Sedimentasi Awal (BSA)
Fungsi : Menghilangkan padatan dengan cara pengendapan.
Bahan konstruksi : Beton kedap air
Jumlah : 1 unit
Laju volumetrik air buangan = 1,3739 m3/jam
Waktu tinggal air = 5 jam (Perry, 1997)
Volume bak (V) = 0,1943 m3/jam × 5 jam = 0,9713 m3
Bak terisi 90 maka volume bak =
0,9 0,9713
= 1,0792 m3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
- panjang bak (p) = 2 × lebar bak (l)
- tinggi bak (t) = lebar bak (l)
Maka: Volume bak = p × l × t
1,0792 m3 = 2l × l × l l = 0,8141 m
Jadi, panjang bak = 1,6282 m
lebar bak = 0,8141 m
tinggi bak = 0,8141 m
Luas bak = 1,3256 m2
Tekanan Hidrostatik:
PHidrostatik = × g × l
= 996,24 kg/m3 × 9,8 m/det2 × 0,8141 m = 7948,4144 Pa = 7,9484 kPa
Po = 101,3250 kPa
P = 7,9484 kPa + 101,3250 kPa = 109,2734 kPa
Pdesign = 1,2 × 109,2734 kPa = 131,1281 kPa
2.6.4 Pompa Bak Pengendapan Awal (PL-02)
netralisasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
- Temperatur = 300C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,1419 lbm/ft3
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 0,000538 lbm/ftjam
Laju alir massa (F) = 236,7691 kg/jam = 0,1450 lbm/detik
Debit air/laju alir volumetrik, 3
m m /ft lb 62,1586 /s lb 0,1450 ρ F
Q
= 0,0023 ft3/s Desain pompa
Di,opt = 3,9 (Q)0,45()0,13 (Walas, 1990)
= 3,9 × (0,0023 ft3/s)0,45 × (62,1419 lbm/ft3)0,13
= 0,0117 in
Dari Tabel A.5-1 Geankoplis (2003), dipilih pipa dengan spesifikasi:
Ukuran nominal : 1 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 1,0490 in = 0,0874 ft = 0,0226 m
Diameter Luar (OD) : 1,3150 in = 0,1096 ft
Inside sectional area : 0,006 ft2
Kecepatan linier: v =
A Q
= 2
3 ft 0,006 /s ft 0,0023
= 0,3888 ft/s
Bilangan Reynold : NRe =
μ D v ρ = lbm/ft.s 0,000538 ) ft 0874 , 0 )( s / ft 0,3888 )( ft / lbm 1568 , 62 ( 3
= 3926,1143
Pada NRe = 3926,1143dan /D = 0,00015 m /0,0874 m = 0,0017
maka harga f = 0,013 (Geankoplis, 2003)
Friction loss:
1 Sharp edge entrance: hc = 0,55
2 1 2 1 2 v A A = ) 174 , 32 )( 1 ( 2 0,3888 ) 0 1 ( 5 , 0 2
= 0,0012 ft.lbf/lbm
2 elbow 90°: hf = n.Kf. c g v . 2 2 = 2(0,75) ) 174 , 32 ( 2 0,38882
= 0,0035 ft.lbf/lbm
1 check valve: hf = n.Kf. c g v . 2 2 = 1(2) ) 174 , 32 ( 2 0,38882
= 0,0047 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 20 ft: Ff = 4f
c g D v L . 2 . . 2
= 4(0,013)
0,0874
.2.32,174
0,3888 .
20 2
= 0,0279 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit: hex = n
c g v A A . . 2 1 2 2 2 1
= 1
174 , 32 1 2 0,3888 0 1 2 2
= 0,0023 ft.lbf/lbm
Total friction loss: F = 0,0397 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli:
F W 0ρ P P z z g v v 2α 1 s 1 2 1 2 2 1 2
2
(Geankoplis, 2003)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
Z = 22 ft
maka:
22ft 0 0,0937ft.lbf/lbm W 0bm/lbf.s 32,174ft.l
32,174ft/s
0 2 s
2
Ws = –22,0397 ft.lbf/lbm
Efisiensi pompa, = 80 %
Ws = - × Wp
- 22,0397 = - 0,8 × Wp
Wp = 27,5496 ft.lbf/lbm
= 0,1450lbm/s27,5496 ft.lbf/lbm×
s 550ft.lbf/
hp 1
= 0,0073 hp
Maka dipilih pompa dengan daya motor 0,05 hp.
2.6.6 Bak Netralisasi
Fungsi : Tempat menetralkan pH limbah.
Bahan konstruksi : Beton kedap air
Jumlah : 1 unit
Kebutuhan Na2CO3 untuk menetralkan pH air limbah adalah 0,15 mg Na2CO3/ 30
ml air limbah (Lab. Analisa FMIPA USU, 1999).
Jumlah air buangan = 0,1943 m3/jam = 194,2557 liter/jam
Kebutuhan Na2CO3:
= (194,2557 liter/jam) × (0,15 mg/0,03 liter) × (1 kg/106 mg)
= 0,0010 kg/jam
Laju volumetrik air buangan = 0,1943 m3/jam
Direncanakan waktu penampungan air buangan selama 1 hari.
Volume air buangan = 0,1943 m3/ jam × 1 hari × 24 jam/1 hari = 4,6621 m3
Direncanakan menggunakan 1 buah bak penetralan.
Bak yang digunakan direncanakan terisi 90% bagian.
Volume bak = 9 , 0 4,6621
= 5,1802 m3
Direncanakan ukuran bak sebagai berikut:
- panjang bak (p) = 2 × lebar bak (l)
- tinggi bak (t) = lebar bak (l)
Maka: Volume bak = p × l × t
5,1802 m3 = 2l × l × l
l = 1,3733 m
Jadi, panjang bak = 2,7466 m
tinggi bak = 1,3733 m
Luas bak = 3,7720 m2
Tekanan Hidrostatik:
PHidrostatik = × g × l
= 996,24 kg/m3 × 9,8 m/det2 × 1,3733 m = 36826,6130 Pa = 36,8266 kPa
Po = 101,3250 kPa
P = 36,8266 kPa + 101,3250 kPa = 138,1516 kPa
Pdesign = 1,2 × 138,1516 kPa = 165,7819 kPa
2.6.7 Pompa Bak Netralisasi (PL-03)
Fungsi : Memompa limbah dari bak netralisasi ke tangki aerasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
- Temperatur = 300C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,1419 lbm/ft3
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 0,000538 lbm/ftjam
Laju alir massa (F) = 236,7691 kg/jam = 0,1450 lbm/detik
Debit air/laju alir volumetrik,
3 m
m
/ft lb 62,1586
/s lb 0,1450
ρ
F
Q
= 0,0023 ft3/s Desain pompa
Di,opt = 3,9 (Q)0,45()0,13 (Walas, 1990)
= 3,9 × (0,0023 ft3/s)0,45 × (62,1419 lbm/ft3)0,13
= 0,0117 in
Dari Tabel A.5-1 Geankoplis (2003), dipilih pipa dengan spesifikasi:
Ukuran nominal : 1 in
Schedule number : 40
Diameter Luar (OD) : 1,3150 in = 0,1096 ft
Inside sectional area : 0,006 ft2
Kecepatan linier: v =
A Q
= 2
3 ft 0,006 /s ft 0,0023
= 0,3888 ft/s
Bilangan Reynold : NRe =
μ D v ρ = lbm/ft.s 0,000538 ) ft 0874 , 0 )( s / ft 0,3888 )( ft / lbm 1568 , 62 ( 3
= 3926,1143
Untuk pipa commercial steel diperoleh harga = 0,00015 (Geankoplis, 2003)
Pada NRe = 3926,1143dan /D = 0,00015 m /0,0874 m = 0,0017
maka harga f = 0,013 (Geankoplis, 2003)
Friction loss:
1 Sharp edge entrance: hc = 0,55
2 1 2 1 2 v A A = ) 174 , 32 )( 1 ( 2 0,3888 ) 0 1 ( 5 , 0 2
= 0,0012 ft.lbf/lbm
2 elbow 90°: hf = n.Kf. c g v . 2 2 = 2(0,75) ) 174 , 32 ( 2 0,38882
= 0,0035 ft.lbf/lbm
1 check valve: hf = n.Kf. c g v . 2 2 = 1(2) ) 174 , 32 ( 2 0,38882
= 0,0047 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 20 ft: Ff = 4f
c g D v L . 2 . . 2
= 4(0,013)
0,0874
.2.32,174
0,3888 .
20 2
= 0,0279 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit: hex = n
c g v A A . . 2 1 2 2 2 1
= 1
174 , 32 1 2 0,3888 0 1 2 2
= 0,0023 ft.lbf/lbm
Total friction loss: F = 0,0397 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli:
F W 0ρ P P z z g v v 2α 1 s 1 2 1 2 2 1 2
2
(Geankoplis, 2003)
P1 = P2
Z = 22 ft
maka:
22ft 0 0,0937ft.lbf/lbm W 0bm/lbf.s 32,174ft.l
32,174ft/s
0 2 s
2
Ws = –22,0397 ft.lbf/lbm
Efisiensi pompa, = 80 %
Ws = - × Wp
- 22,0397 = - 0,8 × Wp
Wp = 27,5496 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m × Wp
= 0,1450lbm/s27,5496 ft.lbf/lbm×
s 550ft.lbf/
hp 1
= 0,0073 hp
Maka dipilih pompa dengan daya motor 0,05 hp.
2.6.8 Pengolahan Limbah dengan Sistem Activated Sludge (Lumpur Aktif)
Proses lumpur aktif merupakan proses aerobis di mana flok biologis (lumpur
yang mengandung biologis) tersuspensi di dalam campuran lumpur yang
mengandung O2. Biasanya mikroorganisme yang digunakan merupakan kultur
campuran. Flok biologis ini sendiri merupakan makanan bagi mikroorganisme ini
sehingga akan diresirkulasi kembali ke tangki aerasi.
Data:
Laju volumetrik (Q) = 0,1943 m3/jam = 1231,6429 gal/hari
BOD5 (So) = 935 mg/liter (www.digilib.biologi.lipi.go.id,2010)
Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (X) = 150 mg/l
(www.digilib.biologi.lipi.go.id,2010)
Dari Metcalf & Eddy (1991) diperoleh data sebagai berikut:
- Koefisien cell yield (Y) = 0,8 mg VSS/mg BOD5
- Koefisien endogenous decay (Kd) = 0,025 hari-1
Direncanakan:
1. Penentuan Efisiensi
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 1998
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri (MenLH, 1998), diperoleh
kadar maksimum BOD5 yang diizinkan adalah 50 mg/liter. Pabrik CBS ini mengolah
limbah hingga BOD5 935 mg/liter maka efisiensi pengolahan adalah:
100 S S S E o o
100 935
50 935
E (Metcalf & Eddy, 1991)
E = 94,65%
2. Penentuan Volume Aerator (Vr)
) . k X(1 S) .Q.Y(S Vr c d o c
(Metcalf & Eddy, 1991)
10) 0,025 mg/l)(1 (150 mg/l 50) 0,8)(935 gal/hari)( ,6429 hari)(1231 (10
= 46505,8348 gal = 176,0140 m3
3. Penentuan Ukuran Kolam Aerasi
Panjang bak = 4 × tinggi bak
Lebar bak = 2 × tinggi bak
V = p × l × t
176,0140 m3 = 4t × 2t × t
t = 2,7734 m
Maka, panjang = 11,0936 m
lebar = 5,5468 m
Faktor kelonggaran = 0,5 m di atas permukaan air (Metcalf & Eddy, 1991)
Tinggi = (5,5468 + 0,5 ) m = 6,0468 m
Tekanan Hidrostatik:
= 996,24 kg/m3 × 9,8 m/det2 × 6,0468 m = 590335,6282 Pa = 59,0356 kPa
Po = 101,3250 kPa
P = 59,0356 kPa + 101,3250 kPa = 160,3606 kPa
Pdesign = 1,2 × 160,3606 kPa = 192,4328 kPa
4. Penentuan Jumlah Flok yang Diresirkulasi (Qr)
Tangki aerasi
Tangki sedimentasi
Q Q + Qr
X
Qr
Xr
Qw
Qw'
Xr Qe Xe Bak Penampung dan Pengendapan Asumsi:
Qe = Q = 0,1943 m3/jam 1231,6429 gal/hari
Xe = 0,001 X = 0,001 × 150 mg/l = 0,15 mg/l
Xr = 0,999 X = 0,999 × 150 mg/l = 149,85 mg/l
Px = Qw × Xr (Metcalf & Eddy, 1991)
Px = Yobs .Q.(So– S) (Metcalf & Eddy, 1991)
c d obs k 1 Y Y
(Metcalf & Eddy, 1991)
0) (0,025).(1 1 0,8 Yobs
= 0,64
Px = (0,64) (1231,6429 gal/hari) (935 – 50) mg/l
= 700164,3393 gal.mg/l.hari
Neraca massa pada tangki sedimentasi:
Akumulasi = jumlah massa masuk – jumlah massa keluar
0 = (Q + Qr)X – Qe Xe – Qw Xr
0 = QX + QrX – Q(0,001X) - Px
= 3437,3510 gal/hari
5. Penentuan Waktu Tinggal di Aerator ()
1231,6429 46505,8348 Q
Vr
= 37,76 hari
6. Penentuan Daya yang Dibutuhkan
Type aerator yang digunakan adalah surface aerator.
Kedalaman air = 4,6871 m, dari Tabel 8.28, Metcalf & Eddy, 1991 diperoleh daya
aeratornya 20 hp.
2.6.9 Pompa Tangki Aerasi (PL-04)
Fungsi : Memompa limbah dari tangki aerasi ke tangki sedimentasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
- Temperatur = 300C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 0,000538 lbm/ftjam
Laju alir massa (F) = 236,7691 kg/jam = 0,1450 lbm/detik
Debit air/laju alir volumetrik,
3 m
m
/ft lb 62,1586
/s lb 0,1450
ρ
F
Q
= 0,0023 ft3/s Desain pompa
Di,opt = 3,9 (Q)0,45()0,13 (Walas, 1990)
= 3,9 × (0,0023 ft3/s)0,45 × (62,1419 lbm/ft3)0,13
= 0,0117 in
Dari Tabel A.5-1 Geankoplis (2003), dipilih pipa dengan spesifikasi:
Ukuran nominal : 1 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 1,0490 in = 0,0874 ft = 0,0226 m
Inside sectional area : 0,006 ft2
Kecepatan linier: v =
A Q
= 2
3 ft 0,006 /s ft 0,0023
= 0,3888 ft/s
Bilangan Reynold : NRe =
μ D v ρ = lbm/ft.s 0,000538 ) ft 0874 , 0 )( s / ft 0,3888 )( ft / lbm 1568 , 62 ( 3
= 3926,1143
Untuk pipa commercial steel diperoleh harga = 0,00015 (Geankoplis, 2003)
Pada NRe = 3926,1143dan /D = 0,00015 m /0,0874 m = 0,0017
maka harga f = 0,013 (Geankoplis, 2003)
Friction loss:
1 Sharp edge entrance: hc = 0,55
2 1 2 1 2 v A A = ) 174 , 32 )( 1 ( 2 0,3888 ) 0 1 ( 5 , 0 2
= 0,0012 ft.lbf/lbm
2 elbow 90°: hf = n.Kf. c g v . 2 2 = 2(0,75) ) 174 , 32 ( 2 0,38882
= 0,0035 ft.lbf/lbm
1 check valve: hf = n.Kf. c g v . 2 2 = 1(2) ) 174 , 32 ( 2 0,38882
= 0,0047 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 20 ft: Ff = 4f
c g D v L . 2 . . 2
= 4(0,013)
0,0874
.2.32,174
0,3888 .
20 2
= 0,0279 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit: hex = n
c g v A A . . 2 1 2 2 2 1
= 1
174 , 32 1 2 0,3888 0 1 2 2
= 0,0023 ft.lbf/lbm
Total friction loss: F = 0,0397 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli:
F W 0ρ P P z z g v v 2α 1 s 1 2 1 2 2 1 2
2
(Geankoplis, 2003)
dimana : v1 = v2
Z = 10 ft
maka:
10ft 0 0,0937ft.lbf/lbm W 0bm/lbf.s 32,174ft.l
32,174ft/s
0 2 s
2
Ws = –10,0397 ft.lbf/lbm
Efisiensi pompa, = 80 %
Ws = - × Wp
- 10,0397 = - 0,8 × Wp
Wp = 12,5496 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m × Wp
= 0,1450lbm/s12,5496 ft.lbf/lbm×
s 550ft.lbf/
hp 1
= 0,0033 hp
Maka dipilih pompa dengan daya motor 0,005 hp.
2.6.10 Tangki Sedimentasi
Fungsi : mengendapkan flok biologis dari tangki aerasi dan sebagian diresirkulasi
kembali ke tangki aerasi.
Laju volumetrik air buangan = (1231,6429 + 753,0572) gal/hari
= 1984,7000 gal/hari = 7,5130 m3/hari
Diperkirakan kecepatan overflow maksimum = 33 m3/m2 hari (Perry, 1997)
Waktu tinggal air = 2 jam = 0,083 hari (Perry, 1997)
Volume bak (V) = 7,5130 m3/hari × 0,083 hari = 0,6236 m3
Luas tangki (A) = (7,5130 m3/hari) / (33 m3/m2 hari) = 0,2277 m3 A = ¼ D2
D = (4A/)1/2 = (4 × 0,2277 / 3,14 )1/2 = 0,5385 m
Kedalaman tangki, H = V/A = 0,6236 / 0,2277 = 2,7390 m
Tekanan Hidrostatik:
PHidrostatik = × g × l
Po = 101,3250 kPa
P = 26,7413 kPa + 101,3250 kPa = 128,0663 kPa
Pdesign = 1,2 × 128,0663 kPa = 153,6795 kPa
2.6.11 Pompa Tangki Sedimentasi (PL-05)
Fungsi : Memompa air resirkulasi dari tangki sedimentasi ke tangki
aerasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
- Temperatur = 300C
- Densitas air () = 995,68 kg/m3 = 62,1586 lbm/ft3
- Viskositas air () = 0,8007 cP = 0,000538 lbm/ftjam
Laju alir massa (F) = 236,7691 kg/jam = 0,1450 lbm/detik
Debit air/laju alir volumetrik,
3 m
m
/ft lb 62,1586
/s lb 0,1450
ρ
F
Q
= 0,0023 ft3/s Desain pompa
Di,opt = 3,9 (Q)0,45()0,13 (Walas, 1990)
= 3,9 × (0,0023 ft3/s)0,45 × (62,1419 lbm/ft3)0,13
= 0,0117 in
Dari Tabel A.5-1 Geankoplis (2003), dipilih pipa dengan spesifikasi:
Ukuran nominal : 1 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 1,0490 in = 0,0874 ft = 0,0226 m
Diameter Luar (OD) : 1,3150 in = 0,1096 ft
Inside sectional area : 0,006 ft2
Kecepatan linier: v =
A Q
= 2
3
ft 0,006
/s ft 0,0023
Bilangan Reynold : NRe = μ D v ρ = lbm/ft.s 0,000538 ) ft 0874 , 0 )( s / ft 0,3888 )( ft / lbm 1568 , 62 ( 3
= 3926,1143
Untuk pipa commercial steel diperoleh harga = 0,00015 (Geankoplis, 2003)
Pada NRe = 3926,1143dan /D = 0,00015 m /0,0874 m = 0,0017
maka harga f = 0,013 (Geankoplis, 2003)
Friction loss:
1 Sharp edge entrance: hc = 0,55
2 1 2 1 2 v A A = ) 174 , 32 )( 1 ( 2 0,3888 ) 0 1 ( 5 , 0 2
= 0,0012 ft.lbf/lbm
2 elbow 90°: hf = n.Kf. c g v . 2 2 = 2(0,75) ) 174 , 32 ( 2 0,38882
= 0,0035 ft.lbf/lbm
1 check valve: hf = n.Kf. c g v . 2 2 = 1(2) ) 174 , 32 ( 2 0,38882
= 0,0047 ft.lbf/lbm
Pipa lurus 20 ft: Ff = 4f
c g D v L . 2 . . 2
= 4(0,013)
0,0874
.2.32,174
0,3888 .
20 2
= 0,0279 ft.lbf/lbm
1 Sharp edge exit: hex = n
c g v A A . . 2 1 2 2 2 1
= 1
174 , 32 1 2 0,3888 0 1 2 2
= 0,0023 ft.lbf/lbm
Total friction loss: F = 0,0397 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernoulli:
F W 0ρ P P z z g v v 2α 1 s 1 2 1 2 2 1 2
2
(Geankoplis, 2003)
dimana : v1 = v2
P1 = P2
maka:
22ft 0 0,0937ft.lbf/lbm W 0 bm/lbf.s32,174ft.l 32,174ft/s
0 2 s
2
Ws = –10,0397 ft.lbf/lbm
Efisiensi pompa, = 80 %
Ws = - × Wp
- 22,0397 = - 0,8 × Wp
Wp = 27,5496 ft.lbf/lbm
Daya pompa : P = m × Wp
= 0,1450lbm/s27,5496 ft.lbf/lbm×
s 550ft.lbf/
hp 1
= 0,0073 hp
Maka dipilih pompa dengan daya motor 0,05 hp.
2.7 Spesifikasi Peralatan Pengolahan Limbah
2.7.1 Bak Penampungan
Fungsi : Tempat menampung air buangan sementara
Bentuk : Persegi panjang
Bahan konstruksi : Beton kedap air
Kondisi operasi : Temperatur 25C dan tekanan 1,44 atm
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 23,3107 m3
Panjang : 6,1544 m
Lebar : 2,0515 m
Tinggi : 2,0515 m
2.7.2 Pompa Bak Penampung (PL-01)
Fungsi : Memompa cairan limbah dari bak penampungan ke
bak pengendapan awal
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Daya motor : 0,005 hp
2.7.3 Bak Sedimentasi Awal
Fungsi : Menghilangkan padatan dengan cara pengendapan
Bentuk : Persegi panjang
Bahan konstruksi : Beton kedap air
Kondisi operasi : Temperatur 25C dan tekanan 1,29 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1,0792 m3
Panjang : 1,6282 m
Lebar : 0,8141 m
Tinggi : 0,8141 m
2.7.4 Pompa Bak Pengendapan Awal (PL-02)
Fungsi : Memompa cairan limbah dari bak pengendapan awal
ke bak netralisasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas : 0,0023 m3/s
Daya motor : 0,005 hp
2.7.5 Bak Netralisasi
Fungsi : Tempat menetralkan pH limbah
Bentuk : Persegi panjang
Bahan konstruksi : Beton kedap air
Kondisi operasi : Temperatur 25C dan tekanan 1,64 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 5,1802 m3
Panjang : 2,7466 m
Lebar : 1,3733 m
2.7.6 Pompa Bak Netralisasi (PL-03)
Fungsi : Memompa cairan limbah dari bak netralisasi ke
tangki aerasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas : 0,0023 ft3/s
Daya motor : 0,005 hp
2.7.7 Tangki Aerasi
Fungsi : Mengolah limbah
Bentuk : Persegi panjang
Bahan konstruksi : Beton kedap air
Kondisi operasi : Temperatur 25C dan tekanan 1,89 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 176,0140 m3
Panjang : 11,0936 m
Lebar : 5,5468 m
Tinggi : 6,0468 m
2.7.8 Pompa Tangki Aerasi (PL-04)
Fungsi : Memompa cairan limbah dari tangki aerasi ke tangki
sedimentasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas : 0,0023 m3/s
Daya motor : 0,005 hp
2.7.9 Tangki Sedimentasi
sebagian diresirkulasi kembali ke tangki aerasi.
Bentuk : Silinder tegak dengan alas datar
Bahan konstruksi : Beton kedap air
Kondisi operasi : Temperatur 25C dan tekanan 1,52 atm
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 0,6236 m3
Diameter : 0,5385 m
Tinggi : 2,74 m
2.7.10 Pompa Tangki Sedimentasi (PL-05)
Fungsi : Memompa air resirkulasi dari tangki sedimentasi ke
tangki aerasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Commercial steel
Kapasitas : 0,0023 m3/s
Daya motor : 0,005 hp
BAB III
NERACA MASSA
Hasil perhitungan neraca massa pra rancangan pabrik pembuatan Cocoa Butter Substitutes (CBS) adalah sebagai berikut:
Kapasitas produksi : 5000 ton/tahun
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Waktu kerja per tahun : 350 hari
3.1 MIXER I ( M-110)
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Mixer I (M-110)
Komponen Laju alir Masuk (kg.jam-1)
Laju Alir Keluar (kg.jam-1)
2 4 5
PKO (TG) 2370,2627 - 2370,2627
H2O 30,0700 0,3555 30,4255
Impurities 3,3411 - 3,3411
H3PO4 - 2,0417 2,0417
Total 2403,6738 2,3703 2377,3877
2406,0441 2406,0441
3.2 MIXER II ( M-210)
Tabel 3.2 Neraca Massa pada Mixer II (M-210)
Komponen Laju alir Masuk (kg.jam-1)
Laju Alir Keluar (kg.jam-1)
6 8 9
PKO 2370,2627 - 2370,2627
H2O 30,4255 - 30,4255
Impurities 3,3411 - 3,3411
H3PO4 2,0417 - 2,0417
Bleaching Earth - 35,6252 35,6252
Total 2406,0441 35,6252 2411,5980
3.3 FILTER PRESS (H-213)
Tabel 3.3 Neraca Massa pada Filter Press (H-213)
Komponen Laju alir Masuk (kg.jam-1)
Laju Alir Keluar
(kg.jam-1)
9 10 11
PKO 2370,2627 - -
PKO Bleached - 2370,2627 -
H2O 30,4255 30,4255
Impurities 3,3411 3,3411
H3PO4 2,0417 - 2,0417
Bleaching Earth 35,6252 - 35,6252
Total 2411,5980 2370,2627 71,3353
2411,5980 2411,5980
3.4 KOLOM HIDROLISA ( D-310)
Tabel 3.4 Neraca Massa pada Kolom Hidrolisa (D-310)
Komponen Laju alir Masuk (kg.jam-1) Laju Alir Keluar(kg.jam-1)
13 14 15 17
PKO Bleached 2370,2627 - - -
H2O - 178,9312 - 148,5129
Asam Lemak - - 2133,2364 237,0263
Gliserol - - - 30,4183
Total 2370,2627 178,9312 2133,2364 415,9575
2549,1939 2549,1939
3.5 KOLOM DESTILASI I ( D-410)
Tabel 3.5 Neraca Massa pada Kolom Destilasi I (D-410)
Komponen Laju alir Masuk (kg.jam-1)
Laju Alir Keluar
(kg.jam-1)
20 24 29
C8 19,1991 19,1991 -
C10 85,3295 85,3295 -
C12 1058,0852 1,0084 1057,0768
C14 341,3178 0,1120 341,2058
C16 170,6589 - 170,6589
C18:0 115,1948 - 115,1948
C18:1 292,2534 - 292,2534
C18:2 42,6647 - 42,6647
C20 2,1332 - 2,1332
Total 2133,2364 112,0488 2021,1876
2133,2364 2133,2364
[image:56.595.119.460.84.298.2]3.6 KONDENSOR I (E-411)
Tabel 3.6 Neraca Massa pada Kondensor (E-411)
Komponen Laju alir Masuk (kg.jam-1)
Laju Alir Keluar
(kg.jam-1)
21 23 24
C6 13,2189 6,8192 6,3997
C8 39,6568 20,4576 19,1991
C10 176,2523 90,9229 85,3295
C12 2,0830 1,0475 1,0084
C14 0,2314 0,1194 0,1120
C16 - - -
C18:0 - - -
C18:1 - - -
C18:2 - - -
C20 - - -
Total 231,4424 119,3936 112,0488
231,4424 231,4424
3.7 REBOILER I (E-416)
Tabel 3.7 Neraca Massa pada Reboiler (E-416)
Komponen Laju alir Masuk (kg.jam-1)
Laju Alir Keluar
27 28 29
C6 - - -
C8 - - -
C10 - - -
C12 2359,5695 1302,4927 1057,0768
C14 761,6275 420,4217 341,2058
C16 380,9388 210,2799 170,6589
C18:0 257,1337 141,9389 115,1948
C18:1 652,3577 360,1043 292,2534
C18:2 95,2347 52,5700 42,6647
C20 4,7617 2,6285 2,1332
Total 4511,6235 2490,4359 2021,1876
4511,6235 4511,6235
[image:57.595.118.459.84.343.2]3.8 KOLOM DESTILASI II ( D-420)
Tabel 3.8 Neraca Massa pada Kolom Destilasi II (D-420)
Komponen Laju alir Masuk (kg.jam-1)
Laju Alir Keluar
(kg.jam-1)
30 34 39
C6 - - -
C8 - - -
C10 - - -
C12 1057,0768 1057,0768 -
C14 341,2058 341,2058 -
C16 170,6589 12,7717 157,9473
C18:0 115,1948 1,4124 113,7824
C18:1 292,2534 - 292,2534
C18:2 4