HUBUNGAN ANTARA TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF,
KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI RESPON STRATEGIK
PERUSAHAAN BERUPA INVESTASI DALAM
TEKNOLOGI INFORMASI
Oleh
FITRI ULFA DAULAY
090522058
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “ Hubungan
antara Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi dan
Ukuran Perusahaan sebagai Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam
Teknologi Informasi”, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
keseluruhan atau bagian tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari
tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut
di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri.
Medan, 20 Juni 2011
Yang membuat pernyataan
Fitri Ulfa Daulay
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon strategik perusahaan perbankan dengan keiginan melakukan penambahan investasi dalam teknologi informasi dalam menghadapi globalisasi. Penelitian ini juga mengetahui hubungan dari faktor tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap respon strategik perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah lima perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang dengan jumlah 43 reponden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengujian data penelitian menggunakan path analysis dengan bantuan AMOS 19.
Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor tipologi strategi kompetitif tidak berpengaruh signifikan terhadap respon strategik perusahaan, untuk faktor kematangan teknologi informasi berpengaruh segnifikan secara langsung. Sedangkan untuk faktor ukuran perusahaan berpengaruh cukup signifikan terhadap respon strategik perusahaan.
This research aims to study the strategic response by the firm’s willingness to increase the information technology invesment to face globalization. This research also examine the relationship of competitive strategy typology factors, information technology maturity and size of the firm against the company’s strategy response.
The population in this research is that there are five banks in the area of Medan and Deli Serdang, with 43 respondents. The sample in this research using purposive sampling methode. Mechanical testing of research data using path analysis with the help of AMOS 19.
The result prove that competitive strategy typology factor, did not significantly influence the firm’s strategic response. To information technology maturity factor, directly effects significant. As for factors significantly effect a firm the size of the firm’s strategic response.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada
kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Tipologi Strategi
Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam Teknologi Informasi”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program
pendidikan strata satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak , selaku ketua Program Studi
S1 Akuntansi, juga selaku dosen pembimbing, dan Ibu Dra. Mutia
Ismail, MM, Ak, selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah
memberikan bimbingan, arahan, koreksi dan saran bagi penulis
yang telah memberikan saran-saran kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Sambas A. Kesuma, SE, MSi, Ak, selaku dosen
pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk penulis
dalam perbaikan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Kasyful Mahalli, SE, MSi, yang telah memberikan banyak
motivasi dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ayahanda dan Ibunda tersayang Drs. H. Hasaiddin Daulay dan
Dra. Hj. Ruzlah, MPd, juga buat Abang Nanda Putra Daulay, dan
adik-adik saya Khaidir Ali Daulay dan Habibi Al-khairi Daulay
terima kasih atas do’a dan semangat yang diberikan kepada penulis
dalam peyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga sangat diperlukan masukan dan
saran yang sifatnya dapat membangun. Namun demikian besar harapan penulis,
agar skripsi yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 20 Juni 2011
Penulis
Fitri Ulfa Daulay
Halaman
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
ABSTRACT... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... . ix
DAFTAR GAMBAR... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Perumusan Masalah... 5
1.3 Tujuan Penelitian... 6
1.4 Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 7
2.1 Tinjauan Teoritis... 7
2.1.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi... 7
2.1.3 Jenis-Jenis Teknologi E-Banking... 10
2.1.4 Investasi dalam Teknologi Informasi... 13
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi dalam Teknologi Informasi... 17
2.1.5.1 Tipologi Strategi Kompetitif... 17
2.1.5.2 Kematangan Teknologi Informasi... 20
2.1.5.3 Ukuran Perusahaan... 24
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 26
2.3 Kerangka Konseptual... 28
2.4 Pengembangan Hipotesis... 29
BAB III : METODE PENELITIAN... 30
3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran... 30
3.1.1 Variabel Independen... 30
3.1.1.1 Tipologi Strategi Kompetitif... . 30
3.1.1.2 Kematangan Teknologi Informasi... 31
3.1.1.3 Ukuran Perusahaan... 32
3.1.2 Variabel Independen... 32
3.2 Populasi dan Sampel... 33
3.3 Metode Pengumpulan Data... 34
3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 34
3.4.1 Uji Validitas Data... 34
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN... 36
4.1 Pengumpulan Data... 36
4.2 Pengujian Data... 37
4.3 Pegujian Hipotesis... 38
4.3.1 Analisis Regresi... 38
4.3.2 Analisis Korelasi... 42
4.3.3 Pengaruh Langsung... 45
4.3.4 Pengaruh Total... 46
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 50
5.1 Kesimpulan... 50
5.2 Keterbatasan... 52
5.3 Saran... 53
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 26
Tabel 4.1 Responden Bank Pengisian Kuisioner... 37
Tabel 4.2 Squared Multiple Correlation... 38
Tabel 4.3 Covariances... 39
Tabel 4.4 Regression Weights... 41
Tabel 4.5 Standardized Regression Weigths... 42
Tabel 4.6 Correlations... 43
Tabel 4.7 Implied Correlation... 44
Tabel 4.8 Direct Effect... 45
Tabel 4.9 Standardized Direct Effect... 46
Tabel 4.10 Total Effect... 47
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 28
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon strategik perusahaan perbankan dengan keiginan melakukan penambahan investasi dalam teknologi informasi dalam menghadapi globalisasi. Penelitian ini juga mengetahui hubungan dari faktor tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap respon strategik perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah lima perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang dengan jumlah 43 reponden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengujian data penelitian menggunakan path analysis dengan bantuan AMOS 19.
Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor tipologi strategi kompetitif tidak berpengaruh signifikan terhadap respon strategik perusahaan, untuk faktor kematangan teknologi informasi berpengaruh segnifikan secara langsung. Sedangkan untuk faktor ukuran perusahaan berpengaruh cukup signifikan terhadap respon strategik perusahaan.
This research aims to study the strategic response by the firm’s willingness to increase the information technology invesment to face globalization. This research also examine the relationship of competitive strategy typology factors, information technology maturity and size of the firm against the company’s strategy response.
The population in this research is that there are five banks in the area of Medan and Deli Serdang, with 43 respondents. The sample in this research using purposive sampling methode. Mechanical testing of research data using path analysis with the help of AMOS 19.
The result prove that competitive strategy typology factor, did not significantly influence the firm’s strategic response. To information technology maturity factor, directly effects significant. As for factors significantly effect a firm the size of the firm’s strategic response.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kita sadari bahwa sekarang ini secara bersamaan dunia bisnis telah
memasuki beberapa zaman, mulai dari zaman globalisasi, teknologi informasi,
kualitas manajemen strategi sampai pada revolusi manajemen. Keempat zaman
tersebut memiliki dampak yang luar biasa terhadap dunia bisnis yang dimasuki
oleh perusahaan. Selain itu, pembentukan beberapa perdagangan bebas Asean
antara lain seperti dampak krisis moneter internasional, krisis utang luar negeri,
pembentukan World Trade Organization (WTO), Asean Free Trade Area
(AFTA), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), dan yang paling semarak
di tahun 2010 adalah terbentuknya Asean China Free Trade Area (ACFTA)
telah mewarnai perekonomian negara.
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh kompetisi sekarang ini,
dibutuhkan perusahaan yang mampu menampung dan menyaring informasi
sebanyak mungkin. Kekuatan bisnis saat ini sangat tergantung pada informasi
yang dapat diolah menjadi keunggulan kompetitif bagi dirinya. Artinya sistem
informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi
keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi sangat membantu segala
jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis,
pengambilan keputusan manajerial dan kerjasama kelompok kerja hingga menjadi
Dalam literatur manajemen strategik, Hagedoorn (1993) menyatakan bahwa
jenis respon strategik perusahaan terhadap globalisasi akan tergantung pada jenis
tipologi strategi kompetitif perusahaan, sehingga dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa tipologi strategi kompetitif berhubungan dengan keinginan perusahaan
untuk melakukan investasi dalam teknologi informasi. Keputusan melakukan
investasi dalam teknologi informasi ini menyangkut jumlah yang besar, hal ini
menyebabkan faktor kematangan dan ukuran perusahaan berhubungan dengan
keinginan perusahaan dalam melakukan investasi teknologi informasi sebagai
respon strategik (Ein Dor dan Segev, 1979; McFarlan et al., 1983; Goslar dan
Grover, 1993; Mata et al., 1995).
Teknologi informasi sekarang ini telah berkembang sangat pesat tercermin
pada perkembangan jaringan dan sarana telekomunikasi serta inovasi baru
seperti internet, e-mail dan web-site. Perkembangan tersebut telah
mempengaruhi berbagai bentuk jasa layanan baik pada kegiatan di bidang
perbankan melalui jaringan elektronik (e-banking) juga pada kegiatan
perdagangan melalui elektronik yang dikenal dengan electronic commerce
(e-commerce). Perkembangan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi
juga berpengaruh terhadap dunia perbankan di indonesia. Pada saat ini
perusahaan-perusahaan perbankan berusaha mengoptimalkan fasilitas teknologi
informasinya dalam rangka meraih konsumen sebanyak-banyaknya, meskipun
investasi dalam teknologi informasi akan menyerap biaya yang sangat tinggi.
Globalisasi dalam ekonomi industri menambah nilai-nilai informasi untuk
sedangkan sistem informasi menyediakan komunikasi yang diperlukan
perusahaan dalam melaksanakan perdagangan dan mengelola bisnis dalam skala
global. Pemanfaatan perkembangan teknologi ini tidak hanya memberikan
peluang bagi masing-masing pihak terutama lembaga keuangan untuk
memperluas jaringan jasa pelayanan, namun juga berpengaruh terhadap
peningkatan efisiensi jasa pelayanan tersebut kepada nasabahnya. Penggunaan
sarana teknologi juga telah memungkinkan bank memfasilitasi kegiatan dan
transaksi perdagangan yang mulai bergerak ke arah transaksi secara elektronik.
Industri perbankan adalah salah satu bidang jasa yang secara ekstensif
menyelenggarakan layanan dengan memanfaatkan media elektronik
(e-banking). Sebagian besar bank saat ini bahkan mengandalakan teknologi
informasi dan media elektronik sebagai basis layanannya, sehingga layanan yang
diselenggarakan kini memberikan kemudahan yang dapat dimanfaatkan
masyarakat dimana saja, kapan saja yang selalu tidak dibatasi oleh jarak dan
waktu. Jenis teknologi (e-banking) dan media elektronik yang digunakan antara
lain adalah layanan perbankan online, layanan jaringan mesin ATM (Automated
Teller Machine), layanan jaringan EDC (Electronic Data Capture), layanan
phone banking, layanan internet banking, layanan kartu kredit, kartu cicilan dan
untuk pembayaran tunda sejenisnya.
Dalam penerapan teknologi diperbankan, suatu perbankan tidak diharuskan
untuk menggunakan teknologi tertentu. Karena itu, setiap bank yang ada baik itu
bank pemerintah maupun swasta akan memiliki layanan yang muatan
sekarang ini mulai dirasakan oleh perbankan. Tujuannya adalah efisiensi dan
penggunaan maintanance yang jauh lebih murah. Selain itu, yang menjadi tujuan
ke depan bagi setiap perbankan adalah adanya penggunaan standarisasi untuk
setiap fasilitas yang digunakan.
Sekarang ini, perkembangan teknologi informasi perbankan telah
mengajarkan pada pengolahan introspeksi dalam mengenali posisinya di dalam
peta persaingan. Hal ini perlu untuk melakukan kaji ulang berdasarkan analisa
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) dan merevitalisasi
eksistensi, yang pada gilirannya bermuara pada pengambangan produk dan jasa
inovatif yang diunggulkan, sebagaimana pengembangan produk dan jasa inovatif
yang diunggulkan. Salah satu elemen penting dalam kaji ulang bisnis perbankan
adalah teknologi informasi. Dan salah satu faktor yang menyebabkan perubahan
sangat cepat pada lingkungan bisnis adalah kemajuan teknologi.
Akhirnya, era perdagangan bebas ASEAN benar-benar berlaku yang kita
kenal dengan Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asean China Free Trade
Area (ACFTA). Inilah salah satu kenyataan globalisasi perekonomian dunia
yang nyata. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kenyataan integrasi
perekonomian dunia ini memang harus dihadapi. Sehubungan dengan penelitian
ini sampel diambil dari lima perusahaan perbankan yang ada di wilayah Medan
dan Deli Serdang. Alasan mengkhususkan pada perusahaan perbankan adalah
karena pesatnya perkembangan teknologi informasi yang di pakai pihak
perbankan akhir-akhir ini dalam meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis ingin menguji hubungan
antara tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran
perusahaan terhadap respon strategik dalam menghadapi globalisasi. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk memperjelas bukti empiris dari penelitian
yang dilakukan sebelumnya oleh Arifin (2001) dan Bandi (2006). Untuk itu
penulis mengambil judul mengenai “Hubungan antara Tipologi Strategi
Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi dan Ukuran Perusahaan sebagai Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam Teknologi Informasi ”.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah tipologi Strategi kompetitif berhubungan dengan keinginan
perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi informasi sebagai respon
strategik perusahaan?
2. Apakah Kematangan Teknologi Informasi berhubungan dengan keinginan
perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi informasi sebagai respon
strategik perusahaan?
3. Apakah Ukuran Perusahaan berhubungan dengan keinginan perusahaan untuk
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah ada hubungan antara tipologi strategi kompetitif terhadap
keinginan perusahaan melakukan investasi sebagai respon strategik
perusahaan dalam menghadapi globalisasi.
2. Mengetahui apakah ada hubungan antara kematangan teknologi informasi
terhadap keinginan perusahaan melakukan investasi sebagai respon strategik
perusahaan dalam menghadapi globalisasi.
3. Mengetahui apakah ada hubungan antara ukuran perusahaan terhadap
keinginan perusahaan melakukan investasi sebagai respon strategik
perusahaan dalam menghadapi globalisasi.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, diharapkan agar penelitian yang dilakukan dapat memberikan
pengetahuan yang lebih baik mengenai teknologi informasi dan mengetahui
pengaruhnya terhadap perusahaan perbankan sebagai respon strategik
perusahaan dalam menghadapi globalisasi.
2. Bagi pihak bank, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
penggunaan teknologi informasi, strategi perusahaan dan ukuran perusahaan
yang mempengaruhi perusahaan melakukan investasi teknologi sebagai
respon strategik perusahaan.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Dalam Kadir (2003:10), Hall menyatakan bahwa sistem informasi adalah
sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses
menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Sedangkan secara
umum, menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi
yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk
elektronis.
Banyak perusahaan yang berani melakukan investasi yang sangat tinggi di
bidang teknologi informasi. Alasan yang paling umum adalah karena adanya
kebutuhan untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi kompetitif,
mengurangi biaya, meningkatkan fleksibilitas, dan tanggapan. Itulah sebabnya,
sebagai contoh banyak bank yang berlomba-lomba untuk memperluas jaringan
ATM untuk meningkatkan layanan kepada nasabah, mengingat akan ketatnya
persaingan dunia usaha bank saat ini. Teknologi informasi sering dikatakan
dapat digunakan untuk membentuk “strategi” menuju keunggulan kompetitif
(O’Brien, 1996, dalam Kadir, 2003:18) antara lain :
a. Strategi biaya, meminimalisir biaya/memberikan harga yang lebih murah terhadap pelanggan, menurunkan biaya dari pemasok, atau meningkatkan biaya pesaing untuk tetap bertahan di industri.
c. Strategi inovasi, memperkenalkan produk/jasa yang unik atau membuat perubahan yang radikal dalam proses bisnis yang menyebabkan perubahan-perubahan yang mendasar dalam pengelolaan bisnis.
d. Strategi pertumbuhan, mengembangkan kapasitas produksi secara signifikan, melakukan ekspansi ke dalam pemasaran global, melakukan diversifikasi produk/jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam produk/jasa yang terkait. e. Strategi aliansi, membentuk hubungan dan aliansi bisnis yang baru dengan
pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan dan lain-lain.
2.1.2 Perkembangan Teknologi Informasi dalam dunia perbankan
Perbankan adalah salah satu sektor yang paling dramatis terpengaruh
oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sistem on-line yang
menjadi faktor unggulan sedang memasuki generasi ketiga. Dalam era
globalisasi yang dipengaruhi oleh liberalisasi ekonomi dan beberapa
kesepakatan internasional (GATT/GATS dalam WTO, APEC, AFTA dan
ACFTA) telah mengubah orientasi bank dari inward looking menjadi forward
looking guna menengahkan persaingan. Dewasa ini perkembangan industri
keuangan baik lembaga perbankan maupun non perbankan berjalan sangat pesat.
Kemajuan teknologi informasi telah memungkinkan pula lembaga-lembaga yang
dulunya bergerak disektor industri non keuangan mengalihkan atau
mendefinisikan bisnisnya ke sektor keuangan.
Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan
perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi,
e-banking meliputi phone e-banking, mobile e-banking, dan internet e-banking. Fungsi
penggunaannya mirip dengan mesin ATM dimana sarananya saja yang berbeda,
seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan saldo rekening, transfer
bulanan seperti: listrik, telepon, kartu kredit, dan lain sebagainya. Dengan
memanfaatkan e-banking banyak keuntungan yang akan diperoleh nasabah
terutama apabila dilihat dari banyaknya waktu dan tenaga yang dapat dihemat
karena e-banking jelas bebas antrian dan dapat dilakukan dari mana saja
sepanjang nasabah memiliki sarana pendukung untuk melakukan layanan
e-banking tersebut.
Dari sudut organisasi, dampak langsung penerapan e-banking (dan atau
penggunaan teknologi informasi yang semakin ke arah otomatisasi) adalah
pengalihan tugas administrasi yang sebelumnya dilakukan secara manual atau
semi manual/semi otomatis pada proses penyelesaian secara elektronik.
Pengembangan sistem elektronik juga memungkinkan bank memperluas
jaringan operasionalnya tanpa harus dilakukan dengan pengembangan jaringan
perkantoran bank yang bersangkutan. Dengan demikian dampak utama adalah
pengurangan tugas-tugas administratif bank. Dampak ini akan mengubah
kebutuhan penyediaan sumber daya manusia untuk menunjang penyelenggaraan
kegiatan pelayanan jasa dan pengelolaan resiko operasional dan manajerial bank.
Perubahan tersebut pada gilirannya mempengaruhi struktur dan bentuk
organisasi bank yang bersangkutan.
Program pengembangan sistem informasi dimaksudkan untuk
mengembangkan sistem informasi yang diperlukan untuk meningkatkan
masuknya informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia
internasional, memperlancar pertukaran dan penyebaran informasi ilmu
pengelolaan, pemantauan kegiatan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2.1.3 Jenis-Jenis Teknologi E-Banking
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di perbankan nasional
relatif lebih maju dibandingkan sektor lainnya. Berbagai jenis teknologinya
diantaranya meliputi Automated Teller Machine, Banking Application System,
Real Time Gross Settlement System, Sistem Kliring Elektronik, dan internet
banking. Bank Indonesia sendiri lebih sering menggunakan istilah Teknologi
Sistem Informasi (TSI) Perbankan untuk semua terapan teknologi informasi dan
komunikasi dalam layanan perbankan. Istilah lain yang lebih populer adalah
Electronic Banking. Electronic banking mencakup wilayah yang luas dari
teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Beberapa diantaranya terkait
dengan layanan perbankan di “garis depan” atau front end, seperti ATM dan
komputerisiasi (sistem) perbankan, dan beberapa kelompok lainnya bersifat back
end, yaitu teknologi-teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan,
merchant, atau penyedia jasa transaksi, misalnya electronic check conversion.
Saat ini sebagian besar layanan E-banking terkait langsung dengan
rekening bank. Jenis E-Banking yang tidak terkait rekening biasanya berbentuk
nilai moneter yang tersimpan dalam basis data atau dalam sebuah kartu (chip
dalam smartcard). Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kompleksitas
transaksi, berbagai jenis E-banking semakin sulit dibedakan karena fungsi dan
sebuah kartu plastik mungkin memiliki “magnetic strip”- yang memungkinkan
transaksi terkait dengan rekening bank, dan juga memiliki nilai moneter yang
tersimpan dalam sebuah chip. Kadang kedua jenis kartu tersebut disebut “debit
card” oleh merchant atau vendor. Beberapa gambaran umum mengenai
jenis-jenis teknologi E-Banking dapat dilihat di bawah ini :
a. Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang membolehkan
nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di
bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
b. Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui
koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan
perbankan.
c. Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal
point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang
langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.
d. Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi
(misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah
dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik.
e. Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran
yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana
elektronik.
f. Electronic Bill Presentment and Payment (EBPP). Bentuk pembayaran
tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan
g. Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam
cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar
bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
h. Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari
satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
i. Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oleh
pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya
mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales.
j. Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang
mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang
diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya
dengan jumlah pembayaran tertentu.
k. Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai
moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai
tersebut ke penerbit kartu.
l. Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam
satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data,
melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus
(misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan
menyimpan data pribadi).
m.Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai
moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau
2.1.4 Investasi dalam Teknologi Informasi
Secara umum investasi diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan (Nurul dan Mustafa, 2007:7).
Tujuan dari investasi adalah untuk mendapatkan sejumlah keuntungan. Investasi
merupakan salah satu keharusan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan,
terutama ketika bisnisnya sedang berada dalam tahap awal, yaitu pada tingkat
pembentukan dan pertumbuhan (infancy dan growth stages). Faktor penentu
investasi sangat tergantung pada situasi di masa depan yang sulit untuk
diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah.
Ditinjau dari segi peranan strategis teknologi informasi, ditemukan lima
jenis tujuan dari dilakukannya investasi terhadap perangkat teknologi tersebut.
Kategori pertama adalah karena alasan kelangsungan hidup perusahaan atau
bisnis itu sendiri. Kategori kedua adalah perusahaan yang hendak melakukan
investasi. Kategori ketiga adalah tujuan investasi untuk memperbaiki
efektitivitas usaha, dalam arti kata melakukan apa yang diistilahkan sebagai “Do
the right thing”. Kategori keempat adalah keinginan perusahaan untuk
mendapatkan suatu loncatan keunggulan kompetitif (competitive advantage
leap) agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan mengembangkan
teknologi yang perusahaan lain belum memiliki. Kategori kelima adalah suatu
bentuk investasi yang dilatarbelakangi oleh peranan teknologi informasi sebagai
salah satu perangkat infrastruktur yang tidak dapat dihindari keberadaannya bagi
Mahmood dan Mann (1993) menyatakan bahwa investasi yang mantap
dalam teknologi informasi harus dipertimbangkan untuk meningkatkan
performance ekonomi dan strategi organisasi. Dengan investasi teknologi
informasi yang tepat, maka perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif
sehingga mampu bersaing dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Sircar et
al. (2000) melakukan penelitian dengan membuat framework baru untuk
mengukur kinerja yaitu tidak lagi menekankan kinerja dalam arti produktivitas,
namun kinerja perusahaan yang sebenarnya meliputi penjualan, aset, dan market
value. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya diperoleh hasil hubungan yang
signifikan antara investasi dalam teknologi informasi dan kinerja perusahaan.
Investasi yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi oleh sejumlah
faktor. Karimi et al. (1996) membuat suatu model penelitian berkaitan dengan
beberapa penelitian sebelumnya mengenai faktor yang mempengaruhi
perusahaan dalam melakukan respon terhadap globalisasi. Karimi et al. (1996)
menunjukkan bahwa ada tiga faktor yang menentukan respon strategik
perusahaan terhadap globalisasi. Tiga faktor tersebut adalah tipologi strategi
kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan.
Sircat et.al (2000) mengklasifikasikan aset investasi teknologi informasi
menjadi 3 (tiga) bagian, antara lain :
a. Biaya teknologi informasi, yang terdiri dari biaya rutin yang dikeluarkan
untuk gaji staf TI, pelatihan staf TI, dan biaya-biaya lainnya.
b. Nilai peralatan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan.
Perlu disadari bahwa dalam hal investasi, selalu terjadi persaingan dalam
“perebutan” alokasi dana investasi. Selain itu investasi teknologi informasi pada
umumnya masih dievaluasi seperti halnya investasi untuk sektor lain.
Berdasarkan karakteristik tujuan investasi teknologi informasi perusahaan, maka
aset investasi teknologi informasi tersebut terdiri dari :
a. Infrastruktur teknologi informasi yang memberikan dasar untuk dapat berbagi
layanan teknologi informasi (mencakup aspek teknis dan sumber daya
manusia, misalnya server, jaringan, laptop, database pelanggan, help desk,
dan pengembangn aplikasi) yang digunakan oleh berbagai aplikasi teknologi
informasi. Investasi infrastruktur teknologi informasi secara jangka panjang
diharapkan dapat meningkatkan kemampulabaan dan kinerja operasional
perusahaan.
b. Investasi yang bersifat transaksi (transactional), yaitu dibuat untuk
mengotomasi proses, memangkas biaya, dan meningkatkan volume bisnis
perusahaan. Investasi seperti ini diharapkan dapat dengan cepat mereduksi
biaya operasional perusahaan.
c. Investasi yang bersifat informatif (informational), yaitu memberikan
informasi untuk manajemen, akuntansi, pelaporan dan komunikasi internal
perusahaan kepada pihak pelanggan, pemasok dan regulator. Diharapkan
investasi informatif ini dapat memperkuat sistem pelaporan, fungsi kontrol,
mempermudah pengumpulan data dan pengambilan keputusan, mengurangi
biaya, dan mengidentifikasi peluang-peluang baru untuk meningkatkan
d. Investasi yang bersifat strategis, yaitu berupa reposisi perusahaan dalam pasar
melalui pengembangan produk baru, jasa ataupun proses bisnis. Investasi
strategis yang sukses akan mengubah sistem pelayanan jasa atau proses
perusahaan dalam industri, namun manjadi tidak strategis ketika kompetitor
mengkomoditikan kemampuannya.
Ada beberapa isu penting yang perlu diperhatikan oleh mereka yang
diberi kewenangan untuk melakukan investasi teknologi informasi. Pertama,
dianjurkan untuk menentukan dasar-dasar pertimbangan dalam investasi. Tidak
selalu nilai manfaat investasi teknologi informasi harus dihitung menggunakan
ROI, perlu dipertimbangkan pula faktor-faktor non-teknologi, seperti apakah
investasi teknologi informasi akan berpotensi meningkatkan penjualan, kepuasan
pelanggan, tingkat keuntungan dan lain sebagainya. Guna memudahkan dalam
mengukur manfaat, khususnya manfaat keuangan, bagi perusahaan yang akan
mengimplementasikan teknologi informasi dalam skala luas dan bersifat
strategis perlu mempertimbangkan untuk meninjau kembali perlakuan akuntansi
yang akan digunakan untuk menilai kinerja investasi teknologi informasi. Data
akuntansi sangat penting dalam menghitung manfaat investasi teknologi
informasi.
Setelah identifikasi dasar-dasar pertimbangan dilakukan, maka langkah
kedua adalah menentukan prioritas, dengan memperhatikan cakupan manfaat
bisnis dan ekonomi, keterbatasan sumber daya, dan faktor lainnya.
Bagaimanapun, dari semua pertimbangan di atas perlu dipilih dan dipilah mana
daya perusahaan tidak mencukupi semua kebutuhan investasi teknologi
informasi.
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi dalam Teknologi Informasi
2.1.5.1Tipologi Strategi Kompetitif
Suatu perusahaan yang sukses didukung oleh strategi yang sesuai
dengan lingkungan perusahaannya, sehingga perusahaan memiliki
kemampuan untuk memperoleh keunggulan bersaing dalam dunia bisnis
melalui strategi yang dipilihnya. Beberapa perusahaan mengalami
kegagalan pada saat strategi yang diambilnya tidak sesuai dengan
lingkungan operasinya. Model strategi akan memberikan rerangka yang
bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi karakteristik sistem
informasi yang sesuai dengan berbagai jenis strategi yang berbeda-beda.
Model tipologi ini banyak didokumentasikan dalam berbagai studi empiris
untuk menentukan hubungan antara strategi perusahaan secara keseluruhan
(corporate strategy) dengan strategi unit bisnis yang lain sebagai respon
dari lingkungan (Karimi et al., 1996).
Tipologi strategi kompetitif yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah tipologi strategi kompetitif yang dikemukan oleh Miles dan Snow.
Tipologi memandang perusahaan sebagai suatu sistem yang lengkap dan
terintegrasi dalam interaksinya dengan lingkungan. Menurut Miles dan
a. Prospector, yaitu perusahaan yang secara intensif menggunakan
teknologi informasi dalam berbagai aktivitas operasionalnya, sehingga
memiliki kecenderungan untuk menerapkan desain strategi kompetitif
yang agresif dengan tujuan agar tetap menjadi pioner dalam produk dan
segmen pasar tertentu.
b. Defender, yaitu perusahaan yang cenderung memiliki sifat kurang
dinamis. Perusahaan beroperasi dalam lingkungan yang relatif stabil
serta dapat diprediksi arah perubahannya di masa depan. Dengan
demikian perusahaan lebih menaruh perhatian pada upaya
mempertahankan porsi pangsa pasar tertentu dari keseluruhan pasar
dengan menciptakan produk dan jasa tertentu maupun jumlah customer
yang stabil.
c. Analyzer, yaitu perusahaan yang menerapkan strategi keseimbangan
antara aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan peluang perluasan
pangsa pasar baru produk dan jasa dengan tetap menjaga hubungan
dengan customer dan supplier yang lama. Fokus utama perusahaan ini
adalah di satu sisi meminimalisasi resiko karena pemanfaatan teknologi
yang telah usang, sementara di sisi lain perusahaan berusaha meraih
peluang untuk mendapatkan laba dengan jalan meniru inivasi produk
dan jasa yang telah sukses (benchmarking).
d. Reactor, tipe perusahaan seperti ini tidak memiliki strategi untuk
senantiasa menyesuaikan teknologi informasinya dengan perubahan
Perusahaan tidak dapat memastikan strategi mana yang paling jitu
yang digunakan untuk memenangkan persaingan, dibutuhkan pemahaman
dan pengenalan strategi tersebut. Miles dan Snow (1978), memberikan
alternatif-alternatif strategi bersaing tersebut dengan tujuan agar
perusahaan dapat menerapkan strategi tersebut pada waktu dan situasi
yang tepat dengan terlebih dahulu memahami posisi perusahaan dalam
persaingan.
Tipologi strategi kompetitif berpengaruh secara signifikan terhadap
respon strategi perusahaan. Jika ditinjau dari investasi teknologi informasi,
tipologi strategi kompetitf tersebut merespon perusahaan untuk melakukan
langkah-langkah strategik, sehingga tipologi strategi kompetitif
perusahaan berhubungan dengan perannya dalam menjadikan teknologi
informasi sebagai bagian dari respon strategik menghadapi persaingan
global. Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya dapat berupa
sejumlah keputusan investasi terkait dengan penggunaan teknologi
informasi.
Selain itu, dalam usaha menjadikan penggunaan teknologi
informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus
mampu melakukan analisa terhadap lingkungan industrinya. Dari uraian di
atas dapat diketahui bahwa tipologi strategi kompetitif perusahaan akan
menentukan kebutuhan informasi, selanjutnya akan mendorong
2.1.5.2Kematangan Teknologi Informasi
Kematangan teknologi informasi dicerminkan dalam evolusi fungsi
sistem informasi perusahaan dalam aspek perencanaan, organisasi,
pengendalian dan integrasinya, seperti penelitian yang dilakukan oleh
Karimi et. Al (1996), Darmawati dan Indrianto (1999), dan Arifin (2001)
Tingkat kematangan teknologi informasi dicerminkan dalam formalisasi
perencanaan, pengendalian, organisasi dan integrasi aktivitas-aktivitas
teknologi informasi. Fase kematangan teknologi terjadi jika teknologi
benar-benar diperlukan oleh perusahaan dan efisiensi sudah benar-benar
tercapai. Teknologi baru yang menawarkan peluang kepada perusahaan
akan diadopsi baik yang mengarah ke aplikasi baru maupun yang
mengarah pada restrukturisasi aplikasi lama. Dengan demikian perusahaan
akan selalu dihadapakan pada tantangan untuk senantiasa mengadopsi
teknologi baru.
Tidak seperti jenis investasi lainnya, seperti gedung perkantoran
atau peralatan, investasi TI tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang
terus berkurang nilainya seiring dengan waktu, karena konteks nilai pada
investasi TI tidak hanya dapat dipandang sebagai suatu nilai nominal.
Investasi TI dapat mendatangkan manfaat terhitung (tangible) dan tidak
terhitung (intangible). Keberhasilan investasi Teknologi informasi ini
dapat dicapai jika ada keselarasan antara Teknologi Informasi dan strategi
yang kompetitif. Kematangan teknologi informasi dari suatu perusahaan
a. Perencanaan TI. Sasaran utama Teknologi Informasi dalam tahap
kematangan adalah untuk menyelaraskan perencanaan-perencanaan
Teknologi Informasi dengan perencanaan-perencanaan bisnis
(Sullivan, 1985). Kriteria kearah kematangan teknologi informasi
lebih dititik beratkan pada : (1) Apakah sistem informasi benar-benar
merupakan kebutuhan untuk menjalankan strategi kompetitif
perusahaan. (2) Peluang-peluang strategik apa yang diberikan oleh
teknologi nformasi. (3) Bagaimana menentukan prioritas proyek
teknologi informasi.
b. Pengendalian TI. Dalam tahap kematangan, perusahaan telah memiliki
kepercayaan diri dalam mengelola sistem informasinya sebagaimana
pengelolaan sumberdaya perusahaan yang lain.
Pengembangan-pengembangan aplikasi ditujukan untuk meraih manfaat ekonomi, dan
manajer teknologi informasi berusaha untuk menciptakan
keseimbangan antara penggunaan jangka pendek dan investasi dimasa
datang (Earl, 1989). Perhatian ditujukan kepada hal-hal berikut ini: (1)
Seberapa banyak dana yang dibelanjakan untuk teknologi informasi.
(2) Bagaimanakah seharusnya proposal teknologi informasi
dievaluasi. (3) Bagaimanakah seharusnya pertanggungjawaban dan
otoritas kearah pengembangan dan operasi dibentuk.
c. Organisasi TI. Pada tahap awal perkembangan teknologi informasi,
perusahaan dapat mengorganisir aktivitas-aktivitas teknologi
perusahaan tersebut masih terbatas pada fungsi-fungsi yang berkaitan
dengan transaksi, sehingga kesadaran dan keterlibatan pengguna
sangat terbatas. Perhatian utama dalam tahap kematangan meliputi:
(1) Bagaimanakah teknologi informasi mempengaruhi struktur
organisasi perusahaan. (2) Apakah harus ada seorang direktur untuk
menangani teknologi informasi. (3) Jika harus ada direktur,
bagaimanakah peran dan tanggungjawabnya.
d. Integrasi TI. Semakin perusahaan menuju kearah kematangan, maka
akan terjadi beberapa keadaan berikut ini (Cash, 1992) : (a) Terdapat
proses perencanaan top down untuk menghubungkan strategi sistem
informasi dengan kebutuhan-kebutuhan bisnis, (b) teknologi ditransfer
ke dalam spektrum aplikasi-aplikasi yang lebih luas, serta (c) terdapat
integrasi teknologi dalam tingkatan yang lebih tinggi, dimana hal ini
mendorong pada eksploitasi teknologi informasi di dalam perusahaan.
Dalam kondisi semacam ini perusahaan terintegrasi menggunakan
teknologi informasi untuk menciptakan produk dan jasa baru, dan
untuk mengubah hubungannya dengan para pemasok dan pelanggan,
serta untuk menetapkan standar kinerja baru dalam industrinya.
Dampak kematangan teknologi informasi ditunjukkan dengan
pengaruh yang signifikan terhadap respon strategik perusahaan dalam
menghadapi globalisasi. Respon strategik perusahaan terkait dengan
informasi teknologi dilakukan dalam bentuk keputusan investasi atas
berhubungan dengan perannya dalam menjadikan teknologi informasi
sebagai bagian dari respon strategik perusahaan menghadapi perdagangan
bebas.
Bradley et al. (1993) dalam karyanya telah membuat tiga
kesimpulan, meliputi : (1) Dimasa kini telah terjadi perpaduan antara
teknologi informasi dan telekomunikasi yang secara radikal
mempengaruhi seluruh perusahaan baik yang merupakan pengguna
signifikan dari teknologi maupun tidak. (2) Perpaduan teknologi tersebut
sangat dinamis dan akan menyebabkan perubahan struktur fundamental
perusahaan. Dan (3) Strategi perusahaan akan meningkat dipengaruhi oleh
penciptaan industri baru, restrukturisasi industri yang ada dan berfokus
pada pencapaian keunggulan kompetitif melalui perpaduan teknologi
informasi dan telekomunikasi.
Goslar dan Grover (1993), melakukan penelitian yang berkenaan
dengan pengaruh kematangan sistem informasi terhadap inisiatif, adopsi,
dan implementasi teknologi telekomunikasi. Penelitian ini dilakukan
terhadap 154 perusahaan di Amerika, dan hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa kematangan sistem informasi mempengaruhi inisiatif,
adopsi, dan implementasi teknologi telekomunikasi. Darmawati dan
Indriantoro (1999), juga melakukan penelitian mengenai hubungan antara
kematangan teknologi informasi dengan respon strategik perusahaan
dalam menghadapi globalisasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
perusahaan untuk melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai
respon strategik terhadap globalisasi.
Karimi et al. (1996), melakukan penelitian untuk menguji pengaruh
kematangan teknologi informasi terhadap keputusan investasi dalam
teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan terhadap
globalisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kematangan
teknologi informasi mempengaruhi keputusan investasi dalam teknologi
informasi sebagai respon strategik perusahaan terhadap globalisasi. Hasil
penelitian tersebut, menunjukkan bahwa kematangan teknlogi informasi
berhubungan denngan keinginan perusahaan untuk melakukan investasi.
2.1.5.3 Ukuran Perusahaan
Kettinger et al. (1994), melakukan penelitian terhadap 30
perusahaan di Amerika. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa ukuran
perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan
sistem informasi strategik untuk memiliki keunggulan kompetitif. Akses
terhadap sumber daya, skala ekonomi, dan aliansi rangkaian nilai secara
umum berasosiasi dengan perusahaan besar dan akan membatasi
perusahaan kecil untuk berkompetisi dengan inovator teknologi informasi
yang berskala besar.
Menurut teori ketergantungan sumber daya (resource dependence
theory), ukuran perusahaan merupakan faktor organisasi terpenting yang
Perusahaan besar akan lebih inovatif karena kemampuannya untuk
menanggung resiko yang lebih besar. Perusahaan besar diharapkan
memiliki sumber daya dan infrastruktur untuk melakukan respon terhadap
lingkungannya, (Darmawati dan Indrianto, 1999). Karimi et al. (1996),
dalam penelitiannya juga menemukan adanya hubungan antara ukuran
perusahaan dengan keinginan melakukan investasi dalam teknologi
informasi sebagai respon strategik perusahaan terhadap globalisasi.
Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan
adalah faktor ukuran perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan dapat
dinyatakan dengan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan
dan rata-rata total aktiva. Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan
besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan
laba yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan.
Perusahaan besar yang dianggap telah mencapai tahap kedewasaan
merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil
dan lebih mampu menghasilkan laba dari pada perusahaan yang lebih
kecil. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar pula tingkat
investasi yang akan digunakan dalam teknologi informasi untuk
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti dan
tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel penelitian
Menyatakan bahwa variabel tipologi strategi kompetitif tidak berhubungan dengan keinginan perusahaan perbankan dalam melakukan
penambahan investasi teknologi.
Dan menyataan bahwa dua variabel yaitu kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan memiliki hubungan yang signifikan dengan keiginan perusahaan perbankan dalam melakukan
penambahan investasi perusahaan jasa keuangan di
indonesia dalam melakukan investasi teknologi informasi sebagai respon strategik dalam menghadapi globalisasi tidak dipengaruhi oleh strategi perusahaan, pengendalian teknologi informasi, organisasi teknologi informasi, integrasi teknologi informasi, dan ukuran perusahaan. Tetapi perusahaan jasa keuangan hanya dipengaruhi oleh perencanaan teknologi informasi.
3 Bandi (2006) Pengaruh Respon Strategik Perusahaan
Teknologi Informasi,
mempengaruhi investasi dalam teknologi informasi, tetapi keinginan perusahaan melakukan investasi merupakan respon strategik.
Menyatakan bahwa variabel
kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan mempengaruhi keiginan perusahaan melakukan penambahan investasi. Sedangkan variabel tipologi strategi perusahaan tidak mempengaruhi keiginan melakukan penambahan Studi Kasus pada PT. XYZ
Investasi teknologi informasi pada PT. XYZ memiliki pengaruh dan hubungan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan, yaitu terhadap variabel ROI dan ROA.
Faktor kapabilitas TI yang berpengaruh terhadap kinerja sistem teknologi informasi yang diimplementasikan pada PT. XYZ adalah komitmen manajemen senior terhadap investasi TI (X1) dan kemampuan teknis staf TI (X2).
2.3 Kerangka Konseptual
Kematangan teknologi informasi perusahaan akan memiliki pengaruh
terhadap keinginan melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon
strategik perusahaan menghadapi globalisasi (Ein-Dor dan Segev, 1978; Goslar
dan Grover, 1993; Mata et al., 1995; Karimi et al., 1996 dalam Bandi, 2006).
Clemon et al. (1993), menyatakan bahwa teknologi informasi mempunyai
kemampuan untuk memperendah biaya koordinasi perusahaan tanpa
mempertinggi resiko transaksi yang bersangkutan, dan dapat memperbaiki
monotoring serta pengurangan spesifikasi hubungan yang ada dalam koordinasi
eksplisit.
Karimi et al. (1996), Darmawati dan Indrianto (1999), dan Arifin dan
Hartono (2000), telah menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi respon strategik perusahaan untuk berinvestasi yaitu :(1) Tipologi
strategi kompetitif, (2) Kematangan teknologi informasi, dan (3) Ukuran
perusahaan. Berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Tipologi strategi
perusahaan
Kematangan Teknologi informasi
Ukuran Perusahaan
2.4 Pengembangan Hipotesis
Faktor yang mendorong kontribusi teknologi informasi dalam menciptakan
nilai bagi perusahaan mungkin lebih penting dari pada pengukuran nilai teknologi
informasi. Investasi teknologi informasi seharusnya tidak hanya untuk keharusan
semata (business necessity), tetapi haruslah mampu dipakai dalam menciptakan
dan mempertahankan keunggulan kompetitif untuk memperbaiki kinerja. Setiap
perusahaan harus menjamin bahwa investasi teknologi informasi mereka
mendukung strategi bisnis manajemen perusahaan secara keseluruhan agar
investasi TI tersebut mampu menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan
tersebut.
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka
diperoleh hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis (H1) : Tipologi strategi kompetitif perusahaan berhubungan dengan
keinginan perusahaan melakukan investasi dalam teknologi
informasi sebagai respon strategik perusahaan.
Hipotesis (H2) : Kematangan teknologi informasi perusahaan berhubungan
dengan keinginan perusahaan melakukan investasi dalam
teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan.
Hipotesis (H3) : Ukuran perusahaan berhubungan dengan keinginan perusahaan
melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran
Variabel dependen adalah respon strategik perusahaan dalam menghadapi
globalisasi, yang dicerminkan dalam keinginan untuk melakukan penambahan
investasi dalam teknologi informasi. Sedangkan variabel independen adalah
strategi perusahaan, kematangan teknologi informasi yang dicerminkan dalam
variabel perencanaan teknologi informasi, pengendalian teknologi informasi,
organisasi teknologi informasi, dan integrasi teknologi informasi, serta ukuran
perusahaan. Item-item dari setiap instrumen variabel diukur dengan skala likert
dimana masing-masing skala tergantung pada jumlah masing-masing item yang
ada pada setiap variabel.
3.1.1 Variabel Independen
3.1.1.1Tipologi Strategi Kompetitif
Dalam hubungannya dengan investasi teknologi informasi sebagai
respon strategik manajer perusahaan tipologi strategi kompetitif dijadikan
alasan dalam pengambilan keputusan, tipologi ini mendasarkan pada
respon manajer perusahaan terhadap keinginan untuk manajer
memutuskan perusahaan berinvestasi teknologi. Tipologi strategi
kompetitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tipologi strategi
menganggap tipologi jenis ini tepat untuk diterapkan pada tingkat sistem
total, bukan pada tingkat sub unit dengan alasan: (a) Memfokuskan pada
prilaku perusahaan pada tingkat sistem total, bukan pada tingkat sub unit,
(b) Tipologi ini dibentuk berdasarkan apa yang terbaik dilakukan oleh
perusahaan (distinctive competence).
Untuk mengukur variabel ini perusahaan diminta untuk melakukan
penilaian sendiri terhadap strategi perusahaannya dengan mengunakan
instrumen yang dikembangkan Miles dan Snow (1978). Pengukuran skala
likert pada variabel ini dibobot dengan skala 1-4 dengan 4 pernyataan.
Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran kuisioner bagian 1.
3.1.1.2 Kematangan Teknologi Informasi
Kematangan Teknologi Informasi dicerminkan dalam evolusi
fungsi sistem informasi perusahaan dalam aspek perencanaan,
pengendalian, organisasi dan integritasnya. Penelitian ini menggunakan
instrumen kematangan teknologi informasi yang digunakan oleh Karimi et
al. (1996). Untuk mengukur kematangan teknologi informasi digunakan
empat kriteria yaitu bentuk perencanaannya, pengendaliannya,
organisasinya, dan integrasinya, kesemuanya ada 20 item. Pada variabel
ini, pengukuran skala diberi bobot dengan skala 1-5, dimana skor 1=
sangat tidak setuju, skor 2= tidak setuju, skor 3= netral, skor 4= setuju, dan
skor 5= sangat setuju. Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran
3.1.1.3 Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dicerminkan dengan besarnya penjualan atau
pendapatan tahunan dan banyaknya karyawan (Ein-Dor Segev, 1978:
Goslar dan Grover, 1993: Karimi et al. 1996). Tavakolian (1989) dan
Karimi et al. (1996), membedakan antara perusahaan besar dan kecil
dengan melihat dua komponen, meliputi jumlah karyawan dan pedapatan
kotor tahunan. Variabel ukuran perusahaan dilihat dari jumlah karyawan
perusahaan dan pendapatan perusahaan, yang di ukur dengan skala likert
dengan bobot 1-8 pada ukuran perusahaan, dan bobot 1-5 pada pendapatan
perusahaan. Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran kuisioner
bagian 3.
3.1.2 Variabel Dependen
Berdasarkan beberapa literatur yang telah dijelaskan sebelumnya,
menyatakan bahwa respon strategik perusahaan berupa investasi teknologi
informasi yaitu dicerminkan dalam keinginan perusahaan untuk melakukan
investasi dalam teknologi informasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam
rangka mengahadapi persaingan atau ketidakpastian lingkungan usaha yang
disebabkan oleh adanya perjanjian dari perdagangan bebas . Penelitian ini
menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Karimi et al. (1996). Pada
variabel respon strategik perusahaan berupa investasi pembobotan skala
dilakukan dengan skala 1-5. Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran
3.2 Populasi dan Sampel
Karena keterbatasan waktu dalam penelitian, maka yang menjadi populasi
adalah lima perusahaan perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah : 1. Bank Bukopin Tbk
(cabang Gajah Mada dan cabang Denai), 2. Bank Mandiri (Persero) Tbk (cabang
Pulo Brayan), 3. Bank Negara Indonesia Tbk (cabang Krakatau), 4. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk (cabang Helvetia dan cabang Lubuk Pakam), 5. Bank
SUMUT (cabang Lubuk Pakam).
Responden yang menjadi subyek penelitian ini adalah karyawan perbankan yang
memiliki kriteria tertentu, tetapi lebih dikhususkan kepada pimpinan/manajer
bagian teknologi/informasi perusahaan perbankan. Alasan mengambil karyawan
sebagai responden penelitian ini adalah karena sulitnya mendapat informasi dari
manajer bagian teknologi informasi dari setiap perusahaan perbankan.
Pengambilan sampel dengan mengirimkan kuisioner kepada perusahaan
perbankan yang ada di Medan. Jadi kuesioner yang kembali dan terisi dianggap
sebagai sampel penelitian ini. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan
adalah Purposive Sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel anggota
populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu, dengan catatan bahwa sampel
tersebut representative atau mewakili populasi, dan sering juga disebut judgment
sampling (Supranto, 2003 : 84). Adapun kriteria responden pengisian kuisioner
dalam penelitian ini adalah :
1. Karyawan perusahaan perbankan yang mengetahui dan memahami teknologi
2. Karyawan perusahaan perbankan yang berusia minimal 25 tahun.
3. Karyawan perusahaan perbankan yang sudah bekerja minimal selama 3 tahun.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini merupakan data primer. Data diperoleh dengan cara
menyebarkan kuisioner kepada karyawan perusahaan perbankan yang memliki
kriteria tertentu. Penelitian sebelumnya menggunakan jasa pos atau mail survei
dalam pengumpulan data. Namun berdasarkan penelitian sebelumya, cara tersebut
kurang efisien, karena selain memakan waktu yang lebih lama untuk
pengembalian kuisionernya, tingkat pengembalian kuisionernya pun lebih rendah.
Untuk itu, dalam penelitian ini kuisioner diantar langsung ke lima perusahaan
perbankan yang ada diwilayah Medan dan Deli Serdang, dengan tengang waktu
pengembalian kuisioner yang ditetapkan.
3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Uji validitas data
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu test (alat
pengukur) melakukan fungsi ukurannya. Suatu pengukuran dikatakan valid bila
ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya diukur
(Kuncoro, 2003:151). Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan
tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas yang rendah.
Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item, yaitu pengujian terhadap
3.4.2 Uji reliabilitas data
Uji reabilitas dimaksudkan untuk menunjukkan konsistensi dan stabilitas
dari suatu skor (skala pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena
yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, dan yang kedua
lebih memperhatikan ketepatan (Kuncoro, 2003:154). Teknik pengujian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa dengan menggunakan
Cronbach’s Alpha yang menunjukan realiabilitas, konsistensi internal dan
homogenitas antar butir dalam variabel yang diteliti. Instrumen yang dipakai
dalam variabel itu dikatakan handal apabila memiliki cronbach’s alpha lebih
dari 0.70.
3.4.3 Metode pengujian hipotesis.
Penelitian ini akan menggunakan analisis path. Dengan diagram jalur
tersebut satu persamaan struktural dan dua substruktural, variable eksogen
(bebas/independen) dan Y sebagai variable endogen (terikat/dependen). Bentuk
persamaan strukturannya adalah sebagai berikut:
Y= ρ
1
y x1 + ρy2x2 + ρy3x3 + €
Keterangan:
• Tipologi strategi merupakan variable bebas pertama dan diberi simbol X1 • Kematangan TI merupakan variable bebas kedua dan diberi simbol X2
• Ukuran perusahaan merupakan variable bebas ketiga dan diberi simbol X3
• Respon strategi persuhaan berupa investasi merupakan variable terikat dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan dari penelitian ini, dilakukan dengan menggunkan metode
penelitian yang telah dijelaskan pada Bab 3, terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi keinginan perusahaan melakukan investasi dalam teknologi
informasi. Penelitian ini menggunakan Path analysis dengan bantuan SPSS 19
dan AMOS 19.
4.1 Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu diperoleh melalui penyebaran
kuisioner ke lima bank di wilayah Medan dan Deli Serdang. Kuisioner diantar
langsung ke setiap perusahaan perbankan, dengan jangka waktu yang telah ditentukan,
yaitu selama 1 minggu. Jumlah kuisioner yang dikirim adalah sebanyak 47 kuisioner,
sedangkan kuisioner yang kembali adalah sebanyak 43 kuisioner. Jadi jumlah
kuisioner yang kembali yaitu sebanyak 43 kuisioner adalah sampel yang digunakan
untuk dianalisis, dengan kriteria pengisian responden kuisioner yang telah ditentukan
sebelumnya pada Bab 3. Setelah semua data terkumpul, maka sebelum dianalisis
untuk masing-masing item pada setiap variabel dilakukan pembobotan dengan skala
likert, agar pengolahan data selanjutnya dapat dilakukan. Adapun jumlah bank dan
pengembalian kuisioner yang dijadikan populasi dan sampel terlihat pada tabel di
Tabel 4.1 Responden Bank Pengisian Kuisioner Nama Bank Jumlah Kuisinoer
yang di kirim
Jumlah kuisioner yang kembali
1. Bank Bukopin Tbk 5 5
2. Bank Mandiri (Persero)
Tbk
7 7
3. Bank Negara Indonesia 6 6
4. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
5 5
5. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
12 10
6. Bank SUMUT 12 10
Jumlah 47 43
4.2 Pengujian Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka data perlu di uji tingkat validitas
dan reliabilitasnya. Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran
yang akurat. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
dan kesahihan suatu instrumen penelitian. Berdasarkan dari hasil pengujian yang
dilakukan, untuk pengujian variabel kematangan teknologi informasi yang terdiri
dari 20 item, semua data signifikan dan data dikatakan valid. Sedangkan untuk
pengujian reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbrach alpha lebih besar dari
0,70. Untuk itu, semua item dapat dipakai untuk menganalisis data pada variabel
4.3 Pengujian hipotesis 4.3.1 Analisis Regresi
a. Melihat pengaruh tipologi strategi, kematangan teknologi informasi dan
ukuran perusahaan secara gabungan terhadap respon strategik
perusahaan.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur
(path analysis), dengan bantuan AMOS 19. Input data dilakukan melalui
bantuan SPSS 19 kemudian dilakukan pengujian dengan diagram jalur
(path analysis). Sebelum data diukur dengan skala likert, terlebih dahulu
dilakukan pembobotan agar data dapat diolah dan dilakukan analisis untuk
setiap item variabel. Hubungan antara Tipologi strategi kompetitif,
Kematangan teknologi informasi, dan Ukuran perusahaan dapat di lihat
melalui analisis regresi, khususnya pada angka R square yang ada di tabel
bawah ini :
Tabel 4.2 Squared Multiple Correlations
Estimate
Respon_Strategi_Perusahaan .209
Sumber : Lampiran 5
Besarnya angka estimate dalam hal ini merupakan angka R square (r2)
adalah 0,209. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara ketiga variabel independen tersebut, yaitu hubungan
antara tipologi strategi kompetitif, kematangan TI, dan ukuran perusahaan
khusunya pada perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang.
Besarnya hubungan tersebut dapat di lihat dengan cara menghitung
Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Koefisien Determinasi (KD) = r2 x 100%
= 0,209x 100%
= 20,9%
Angka tersebut menyatakan bahwa hubungan antara tipologi strategi
kompetitif, kematangan TI, dan ukuran perusahaan sebagai respon strategi
perusahaan berupa investasi dalam teknologi informasi adalah sebesar
20,9%. Dengan kata lain sebesar 79,1% (100% - 20,9%) adalah sisanya
yang berarti adanya faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap respon
strategi perusahaan berupa investasi teknologi informasi tersebut. Untuk
mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar atau salah,
diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan uji signifikansi
sebagaimana tertera dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Covariances
Estimate S.E. C.R. P Label
Tipologi_Strategi <--> Kematangan_TI -3.201 1.255 -2.550 .011 par_4
Kematangan_TI <--> Ukuran_Perusahaan 15.032 6.591 2.281 .023 par_5
Tipologi_Strategi <--> Ukuran_Perusahaan -1.051 .545 -1.929 .054 par_6
Angka estimate pada output di atas menunjukkan kovarian antar
variabel-variabel bebas (independen). Untuk mengetahui hal tersebut,
dapat dilakukan pengujian hipotesis seperti pada pengujian ada tidaknya
hubungan antara dua variabel tertentu.
Kaidah pengujian signifikansi Program AMOS 19 sebagai berikut:
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
artinya signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan H1 ditolak yang
artinya tidak signifikan.
Kovarians adalah hubungan antara dua variabel yang bersifat dua arah
(berbeda dengan regression weights yang bersifat searah). Pada model ini
ada beberapa kovarians, yang menunjukkan hubungan antara
masing-masing variabel bebas (independen). Pada kolom P terlihat semua angka
probability yakni P untuk tipologi strategi dan kematangan TI adalah
(0,011 dan 0,023), berarti P<0,05 sehingga H0 ditolak. Sedangkan pada
ukuran perusahaan nillai P adalah (0,054), berarti P>0,05 sehingga H0
diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa pada variabel tipologi strategi dan
kematangan TI terdapat hubungan antara variabel bebas, sedangkan pada
variabel ukuran perusahaan tidak terdapat hubungan antara variabel bebas.
• H0: Tidak ada hubungan yang nyata (signifikan) antara tipologi
strategi, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan
terhadap respon strategi perusahaan.
• H1: Ada hubungan yang nyata (signifikan) antara tipologi strategi,
kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap
respon strategi perusahaan.
Maka, dari pernyataan dia atas untuk variabel tipologi strategi dengan
ukuran perusahaan H0 ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan
yang nyata (signifikan), tetapi untuk variabel tipologi strategi dengan
kematangan teknologi informasi dan variabel kematangan teknologi
informasi dengan ukuran perusahaan adalah H0 diterima dan H1 ditolak
yang artinya tidak signifikan.
b. Melihat pengaruh tipologi strategi, kematangan teknologi informasi dan
ukuran perusahaan secara parsial terhadap respon strategi perusahaan.
Tabel 4.4 Regression Weights