• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi dan Ukuran Perusahaan sebagai Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam Teknologi Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan antara Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi dan Ukuran Perusahaan sebagai Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam Teknologi Informasi"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF,

KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN UKURAN

PERUSAHAAN SEBAGAI RESPON STRATEGIK

PERUSAHAAN BERUPA INVESTASI DALAM

TEKNOLOGI INFORMASI

Oleh

FITRI ULFA DAULAY

090522058

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “ Hubungan

antara Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi dan

Ukuran Perusahaan sebagai Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam

Teknologi Informasi”, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

keseluruhan atau bagian tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari

tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut

di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi

yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri.

Medan, 20 Juni 2011

Yang membuat pernyataan

Fitri Ulfa Daulay

(3)

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon strategik perusahaan perbankan dengan keiginan melakukan penambahan investasi dalam teknologi informasi dalam menghadapi globalisasi. Penelitian ini juga mengetahui hubungan dari faktor tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap respon strategik perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah lima perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang dengan jumlah 43 reponden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengujian data penelitian menggunakan path analysis dengan bantuan AMOS 19.

Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor tipologi strategi kompetitif tidak berpengaruh signifikan terhadap respon strategik perusahaan, untuk faktor kematangan teknologi informasi berpengaruh segnifikan secara langsung. Sedangkan untuk faktor ukuran perusahaan berpengaruh cukup signifikan terhadap respon strategik perusahaan.

(4)

This research aims to study the strategic response by the firm’s willingness to increase the information technology invesment to face globalization. This research also examine the relationship of competitive strategy typology factors, information technology maturity and size of the firm against the company’s strategy response.

The population in this research is that there are five banks in the area of Medan and Deli Serdang, with 43 respondents. The sample in this research using purposive sampling methode. Mechanical testing of research data using path analysis with the help of AMOS 19.

The result prove that competitive strategy typology factor, did not significantly influence the firm’s strategic response. To information technology maturity factor, directly effects significant. As for factors significantly effect a firm the size of the firm’s strategic response.

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada

kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Tipologi Strategi

Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap

Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam Teknologi Informasi”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program

pendidikan strata satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak , selaku ketua Program Studi

S1 Akuntansi, juga selaku dosen pembimbing, dan Ibu Dra. Mutia

Ismail, MM, Ak, selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah

memberikan bimbingan, arahan, koreksi dan saran bagi penulis

(6)

yang telah memberikan saran-saran kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sambas A. Kesuma, SE, MSi, Ak, selaku dosen

pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk penulis

dalam perbaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Kasyful Mahalli, SE, MSi, yang telah memberikan banyak

motivasi dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ayahanda dan Ibunda tersayang Drs. H. Hasaiddin Daulay dan

Dra. Hj. Ruzlah, MPd, juga buat Abang Nanda Putra Daulay, dan

adik-adik saya Khaidir Ali Daulay dan Habibi Al-khairi Daulay

terima kasih atas do’a dan semangat yang diberikan kepada penulis

dalam peyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga sangat diperlukan masukan dan

saran yang sifatnya dapat membangun. Namun demikian besar harapan penulis,

agar skripsi yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, 20 Juni 2011

Penulis

Fitri Ulfa Daulay

(7)

Halaman

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... . ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 7

2.1 Tinjauan Teoritis... 7

2.1.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi... 7

(8)

2.1.3 Jenis-Jenis Teknologi E-Banking... 10

2.1.4 Investasi dalam Teknologi Informasi... 13

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi dalam Teknologi Informasi... 17

2.1.5.1 Tipologi Strategi Kompetitif... 17

2.1.5.2 Kematangan Teknologi Informasi... 20

2.1.5.3 Ukuran Perusahaan... 24

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 26

2.3 Kerangka Konseptual... 28

2.4 Pengembangan Hipotesis... 29

BAB III : METODE PENELITIAN... 30

3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran... 30

3.1.1 Variabel Independen... 30

3.1.1.1 Tipologi Strategi Kompetitif... . 30

3.1.1.2 Kematangan Teknologi Informasi... 31

3.1.1.3 Ukuran Perusahaan... 32

3.1.2 Variabel Independen... 32

3.2 Populasi dan Sampel... 33

3.3 Metode Pengumpulan Data... 34

3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 34

3.4.1 Uji Validitas Data... 34

(9)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN... 36

4.1 Pengumpulan Data... 36

4.2 Pengujian Data... 37

4.3 Pegujian Hipotesis... 38

4.3.1 Analisis Regresi... 38

4.3.2 Analisis Korelasi... 42

4.3.3 Pengaruh Langsung... 45

4.3.4 Pengaruh Total... 46

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 50

5.1 Kesimpulan... 50

5.2 Keterbatasan... 52

5.3 Saran... 53

(10)

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 26

Tabel 4.1 Responden Bank Pengisian Kuisioner... 37

Tabel 4.2 Squared Multiple Correlation... 38

Tabel 4.3 Covariances... 39

Tabel 4.4 Regression Weights... 41

Tabel 4.5 Standardized Regression Weigths... 42

Tabel 4.6 Correlations... 43

Tabel 4.7 Implied Correlation... 44

Tabel 4.8 Direct Effect... 45

Tabel 4.9 Standardized Direct Effect... 46

Tabel 4.10 Total Effect... 47

(11)

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 28

(12)

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon strategik perusahaan perbankan dengan keiginan melakukan penambahan investasi dalam teknologi informasi dalam menghadapi globalisasi. Penelitian ini juga mengetahui hubungan dari faktor tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap respon strategik perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah lima perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang dengan jumlah 43 reponden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengujian data penelitian menggunakan path analysis dengan bantuan AMOS 19.

Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor tipologi strategi kompetitif tidak berpengaruh signifikan terhadap respon strategik perusahaan, untuk faktor kematangan teknologi informasi berpengaruh segnifikan secara langsung. Sedangkan untuk faktor ukuran perusahaan berpengaruh cukup signifikan terhadap respon strategik perusahaan.

(13)

This research aims to study the strategic response by the firm’s willingness to increase the information technology invesment to face globalization. This research also examine the relationship of competitive strategy typology factors, information technology maturity and size of the firm against the company’s strategy response.

The population in this research is that there are five banks in the area of Medan and Deli Serdang, with 43 respondents. The sample in this research using purposive sampling methode. Mechanical testing of research data using path analysis with the help of AMOS 19.

The result prove that competitive strategy typology factor, did not significantly influence the firm’s strategic response. To information technology maturity factor, directly effects significant. As for factors significantly effect a firm the size of the firm’s strategic response.

(14)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kita sadari bahwa sekarang ini secara bersamaan dunia bisnis telah

memasuki beberapa zaman, mulai dari zaman globalisasi, teknologi informasi,

kualitas manajemen strategi sampai pada revolusi manajemen. Keempat zaman

tersebut memiliki dampak yang luar biasa terhadap dunia bisnis yang dimasuki

oleh perusahaan. Selain itu, pembentukan beberapa perdagangan bebas Asean

antara lain seperti dampak krisis moneter internasional, krisis utang luar negeri,

pembentukan World Trade Organization (WTO), Asean Free Trade Area

(AFTA), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), dan yang paling semarak

di tahun 2010 adalah terbentuknya Asean China Free Trade Area (ACFTA)

telah mewarnai perekonomian negara.

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh kompetisi sekarang ini,

dibutuhkan perusahaan yang mampu menampung dan menyaring informasi

sebanyak mungkin. Kekuatan bisnis saat ini sangat tergantung pada informasi

yang dapat diolah menjadi keunggulan kompetitif bagi dirinya. Artinya sistem

informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi

keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi sangat membantu segala

jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis,

pengambilan keputusan manajerial dan kerjasama kelompok kerja hingga menjadi

(15)

Dalam literatur manajemen strategik, Hagedoorn (1993) menyatakan bahwa

jenis respon strategik perusahaan terhadap globalisasi akan tergantung pada jenis

tipologi strategi kompetitif perusahaan, sehingga dalam hal ini dapat dikatakan

bahwa tipologi strategi kompetitif berhubungan dengan keinginan perusahaan

untuk melakukan investasi dalam teknologi informasi. Keputusan melakukan

investasi dalam teknologi informasi ini menyangkut jumlah yang besar, hal ini

menyebabkan faktor kematangan dan ukuran perusahaan berhubungan dengan

keinginan perusahaan dalam melakukan investasi teknologi informasi sebagai

respon strategik (Ein Dor dan Segev, 1979; McFarlan et al., 1983; Goslar dan

Grover, 1993; Mata et al., 1995).

Teknologi informasi sekarang ini telah berkembang sangat pesat tercermin

pada perkembangan jaringan dan sarana telekomunikasi serta inovasi baru

seperti internet, e-mail dan web-site. Perkembangan tersebut telah

mempengaruhi berbagai bentuk jasa layanan baik pada kegiatan di bidang

perbankan melalui jaringan elektronik (e-banking) juga pada kegiatan

perdagangan melalui elektronik yang dikenal dengan electronic commerce

(e-commerce). Perkembangan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi

juga berpengaruh terhadap dunia perbankan di indonesia. Pada saat ini

perusahaan-perusahaan perbankan berusaha mengoptimalkan fasilitas teknologi

informasinya dalam rangka meraih konsumen sebanyak-banyaknya, meskipun

investasi dalam teknologi informasi akan menyerap biaya yang sangat tinggi.

Globalisasi dalam ekonomi industri menambah nilai-nilai informasi untuk

(16)

sedangkan sistem informasi menyediakan komunikasi yang diperlukan

perusahaan dalam melaksanakan perdagangan dan mengelola bisnis dalam skala

global. Pemanfaatan perkembangan teknologi ini tidak hanya memberikan

peluang bagi masing-masing pihak terutama lembaga keuangan untuk

memperluas jaringan jasa pelayanan, namun juga berpengaruh terhadap

peningkatan efisiensi jasa pelayanan tersebut kepada nasabahnya. Penggunaan

sarana teknologi juga telah memungkinkan bank memfasilitasi kegiatan dan

transaksi perdagangan yang mulai bergerak ke arah transaksi secara elektronik.

Industri perbankan adalah salah satu bidang jasa yang secara ekstensif

menyelenggarakan layanan dengan memanfaatkan media elektronik

(e-banking). Sebagian besar bank saat ini bahkan mengandalakan teknologi

informasi dan media elektronik sebagai basis layanannya, sehingga layanan yang

diselenggarakan kini memberikan kemudahan yang dapat dimanfaatkan

masyarakat dimana saja, kapan saja yang selalu tidak dibatasi oleh jarak dan

waktu. Jenis teknologi (e-banking) dan media elektronik yang digunakan antara

lain adalah layanan perbankan online, layanan jaringan mesin ATM (Automated

Teller Machine), layanan jaringan EDC (Electronic Data Capture), layanan

phone banking, layanan internet banking, layanan kartu kredit, kartu cicilan dan

untuk pembayaran tunda sejenisnya.

Dalam penerapan teknologi diperbankan, suatu perbankan tidak diharuskan

untuk menggunakan teknologi tertentu. Karena itu, setiap bank yang ada baik itu

bank pemerintah maupun swasta akan memiliki layanan yang muatan

(17)

sekarang ini mulai dirasakan oleh perbankan. Tujuannya adalah efisiensi dan

penggunaan maintanance yang jauh lebih murah. Selain itu, yang menjadi tujuan

ke depan bagi setiap perbankan adalah adanya penggunaan standarisasi untuk

setiap fasilitas yang digunakan.

Sekarang ini, perkembangan teknologi informasi perbankan telah

mengajarkan pada pengolahan introspeksi dalam mengenali posisinya di dalam

peta persaingan. Hal ini perlu untuk melakukan kaji ulang berdasarkan analisa

SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) dan merevitalisasi

eksistensi, yang pada gilirannya bermuara pada pengambangan produk dan jasa

inovatif yang diunggulkan, sebagaimana pengembangan produk dan jasa inovatif

yang diunggulkan. Salah satu elemen penting dalam kaji ulang bisnis perbankan

adalah teknologi informasi. Dan salah satu faktor yang menyebabkan perubahan

sangat cepat pada lingkungan bisnis adalah kemajuan teknologi.

Akhirnya, era perdagangan bebas ASEAN benar-benar berlaku yang kita

kenal dengan Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asean China Free Trade

Area (ACFTA). Inilah salah satu kenyataan globalisasi perekonomian dunia

yang nyata. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kenyataan integrasi

perekonomian dunia ini memang harus dihadapi. Sehubungan dengan penelitian

ini sampel diambil dari lima perusahaan perbankan yang ada di wilayah Medan

dan Deli Serdang. Alasan mengkhususkan pada perusahaan perbankan adalah

karena pesatnya perkembangan teknologi informasi yang di pakai pihak

perbankan akhir-akhir ini dalam meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada

(18)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis ingin menguji hubungan

antara tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran

perusahaan terhadap respon strategik dalam menghadapi globalisasi. Selain itu,

penelitian ini juga bertujuan untuk memperjelas bukti empiris dari penelitian

yang dilakukan sebelumnya oleh Arifin (2001) dan Bandi (2006). Untuk itu

penulis mengambil judul mengenai “Hubungan antara Tipologi Strategi

Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi dan Ukuran Perusahaan sebagai Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam Teknologi Informasi ”.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah tipologi Strategi kompetitif berhubungan dengan keinginan

perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi informasi sebagai respon

strategik perusahaan?

2. Apakah Kematangan Teknologi Informasi berhubungan dengan keinginan

perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi informasi sebagai respon

strategik perusahaan?

3. Apakah Ukuran Perusahaan berhubungan dengan keinginan perusahaan untuk

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah ada hubungan antara tipologi strategi kompetitif terhadap

keinginan perusahaan melakukan investasi sebagai respon strategik

perusahaan dalam menghadapi globalisasi.

2. Mengetahui apakah ada hubungan antara kematangan teknologi informasi

terhadap keinginan perusahaan melakukan investasi sebagai respon strategik

perusahaan dalam menghadapi globalisasi.

3. Mengetahui apakah ada hubungan antara ukuran perusahaan terhadap

keinginan perusahaan melakukan investasi sebagai respon strategik

perusahaan dalam menghadapi globalisasi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, diharapkan agar penelitian yang dilakukan dapat memberikan

pengetahuan yang lebih baik mengenai teknologi informasi dan mengetahui

pengaruhnya terhadap perusahaan perbankan sebagai respon strategik

perusahaan dalam menghadapi globalisasi.

2. Bagi pihak bank, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

penggunaan teknologi informasi, strategi perusahaan dan ukuran perusahaan

yang mempengaruhi perusahaan melakukan investasi teknologi sebagai

respon strategik perusahaan.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi

(20)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Dalam Kadir (2003:10), Hall menyatakan bahwa sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses

menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Sedangkan secara

umum, menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi

yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk

elektronis.

Banyak perusahaan yang berani melakukan investasi yang sangat tinggi di

bidang teknologi informasi. Alasan yang paling umum adalah karena adanya

kebutuhan untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi kompetitif,

mengurangi biaya, meningkatkan fleksibilitas, dan tanggapan. Itulah sebabnya,

sebagai contoh banyak bank yang berlomba-lomba untuk memperluas jaringan

ATM untuk meningkatkan layanan kepada nasabah, mengingat akan ketatnya

persaingan dunia usaha bank saat ini. Teknologi informasi sering dikatakan

dapat digunakan untuk membentuk “strategi” menuju keunggulan kompetitif

(O’Brien, 1996, dalam Kadir, 2003:18) antara lain :

a. Strategi biaya, meminimalisir biaya/memberikan harga yang lebih murah terhadap pelanggan, menurunkan biaya dari pemasok, atau meningkatkan biaya pesaing untuk tetap bertahan di industri.

(21)

c. Strategi inovasi, memperkenalkan produk/jasa yang unik atau membuat perubahan yang radikal dalam proses bisnis yang menyebabkan perubahan-perubahan yang mendasar dalam pengelolaan bisnis.

d. Strategi pertumbuhan, mengembangkan kapasitas produksi secara signifikan, melakukan ekspansi ke dalam pemasaran global, melakukan diversifikasi produk/jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam produk/jasa yang terkait. e. Strategi aliansi, membentuk hubungan dan aliansi bisnis yang baru dengan

pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan dan lain-lain.

2.1.2 Perkembangan Teknologi Informasi dalam dunia perbankan

Perbankan adalah salah satu sektor yang paling dramatis terpengaruh

oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sistem on-line yang

menjadi faktor unggulan sedang memasuki generasi ketiga. Dalam era

globalisasi yang dipengaruhi oleh liberalisasi ekonomi dan beberapa

kesepakatan internasional (GATT/GATS dalam WTO, APEC, AFTA dan

ACFTA) telah mengubah orientasi bank dari inward looking menjadi forward

looking guna menengahkan persaingan. Dewasa ini perkembangan industri

keuangan baik lembaga perbankan maupun non perbankan berjalan sangat pesat.

Kemajuan teknologi informasi telah memungkinkan pula lembaga-lembaga yang

dulunya bergerak disektor industri non keuangan mengalihkan atau

mendefinisikan bisnisnya ke sektor keuangan.

Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan

perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi,

e-banking meliputi phone e-banking, mobile e-banking, dan internet e-banking. Fungsi

penggunaannya mirip dengan mesin ATM dimana sarananya saja yang berbeda,

seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan saldo rekening, transfer

(22)

bulanan seperti: listrik, telepon, kartu kredit, dan lain sebagainya. Dengan

memanfaatkan e-banking banyak keuntungan yang akan diperoleh nasabah

terutama apabila dilihat dari banyaknya waktu dan tenaga yang dapat dihemat

karena e-banking jelas bebas antrian dan dapat dilakukan dari mana saja

sepanjang nasabah memiliki sarana pendukung untuk melakukan layanan

e-banking tersebut.

Dari sudut organisasi, dampak langsung penerapan e-banking (dan atau

penggunaan teknologi informasi yang semakin ke arah otomatisasi) adalah

pengalihan tugas administrasi yang sebelumnya dilakukan secara manual atau

semi manual/semi otomatis pada proses penyelesaian secara elektronik.

Pengembangan sistem elektronik juga memungkinkan bank memperluas

jaringan operasionalnya tanpa harus dilakukan dengan pengembangan jaringan

perkantoran bank yang bersangkutan. Dengan demikian dampak utama adalah

pengurangan tugas-tugas administratif bank. Dampak ini akan mengubah

kebutuhan penyediaan sumber daya manusia untuk menunjang penyelenggaraan

kegiatan pelayanan jasa dan pengelolaan resiko operasional dan manajerial bank.

Perubahan tersebut pada gilirannya mempengaruhi struktur dan bentuk

organisasi bank yang bersangkutan.

Program pengembangan sistem informasi dimaksudkan untuk

mengembangkan sistem informasi yang diperlukan untuk meningkatkan

masuknya informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia

internasional, memperlancar pertukaran dan penyebaran informasi ilmu

(23)

pengelolaan, pemantauan kegiatan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

2.1.3 Jenis-Jenis Teknologi E-Banking

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di perbankan nasional

relatif lebih maju dibandingkan sektor lainnya. Berbagai jenis teknologinya

diantaranya meliputi Automated Teller Machine, Banking Application System,

Real Time Gross Settlement System, Sistem Kliring Elektronik, dan internet

banking. Bank Indonesia sendiri lebih sering menggunakan istilah Teknologi

Sistem Informasi (TSI) Perbankan untuk semua terapan teknologi informasi dan

komunikasi dalam layanan perbankan. Istilah lain yang lebih populer adalah

Electronic Banking. Electronic banking mencakup wilayah yang luas dari

teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Beberapa diantaranya terkait

dengan layanan perbankan di “garis depan” atau front end, seperti ATM dan

komputerisiasi (sistem) perbankan, dan beberapa kelompok lainnya bersifat back

end, yaitu teknologi-teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan,

merchant, atau penyedia jasa transaksi, misalnya electronic check conversion.

Saat ini sebagian besar layanan E-banking terkait langsung dengan

rekening bank. Jenis E-Banking yang tidak terkait rekening biasanya berbentuk

nilai moneter yang tersimpan dalam basis data atau dalam sebuah kartu (chip

dalam smartcard). Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kompleksitas

transaksi, berbagai jenis E-banking semakin sulit dibedakan karena fungsi dan

(24)

sebuah kartu plastik mungkin memiliki “magnetic strip”- yang memungkinkan

transaksi terkait dengan rekening bank, dan juga memiliki nilai moneter yang

tersimpan dalam sebuah chip. Kadang kedua jenis kartu tersebut disebut “debit

card” oleh merchant atau vendor. Beberapa gambaran umum mengenai

jenis-jenis teknologi E-Banking dapat dilihat di bawah ini :

a. Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang membolehkan

nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di

bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.

b. Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui

koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan

perbankan.

c. Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal

point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang

langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.

d. Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi

(misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah

dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik.

e. Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran

yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana

elektronik.

f. Electronic Bill Presentment and Payment (EBPP). Bentuk pembayaran

tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan

(25)

g. Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam

cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar

bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.

h. Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari

satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.

i. Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oleh

pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya

mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales.

j. Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang

mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang

diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya

dengan jumlah pembayaran tertentu.

k. Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai

moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai

tersebut ke penerbit kartu.

l. Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam

satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data,

melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus

(misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan

menyimpan data pribadi).

m.Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai

moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau

(26)

2.1.4 Investasi dalam Teknologi Informasi

Secara umum investasi diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana

atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan (Nurul dan Mustafa, 2007:7).

Tujuan dari investasi adalah untuk mendapatkan sejumlah keuntungan. Investasi

merupakan salah satu keharusan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan,

terutama ketika bisnisnya sedang berada dalam tahap awal, yaitu pada tingkat

pembentukan dan pertumbuhan (infancy dan growth stages). Faktor penentu

investasi sangat tergantung pada situasi di masa depan yang sulit untuk

diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah.

Ditinjau dari segi peranan strategis teknologi informasi, ditemukan lima

jenis tujuan dari dilakukannya investasi terhadap perangkat teknologi tersebut.

Kategori pertama adalah karena alasan kelangsungan hidup perusahaan atau

bisnis itu sendiri. Kategori kedua adalah perusahaan yang hendak melakukan

investasi. Kategori ketiga adalah tujuan investasi untuk memperbaiki

efektitivitas usaha, dalam arti kata melakukan apa yang diistilahkan sebagai “Do

the right thing”. Kategori keempat adalah keinginan perusahaan untuk

mendapatkan suatu loncatan keunggulan kompetitif (competitive advantage

leap) agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan mengembangkan

teknologi yang perusahaan lain belum memiliki. Kategori kelima adalah suatu

bentuk investasi yang dilatarbelakangi oleh peranan teknologi informasi sebagai

salah satu perangkat infrastruktur yang tidak dapat dihindari keberadaannya bagi

(27)

Mahmood dan Mann (1993) menyatakan bahwa investasi yang mantap

dalam teknologi informasi harus dipertimbangkan untuk meningkatkan

performance ekonomi dan strategi organisasi. Dengan investasi teknologi

informasi yang tepat, maka perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif

sehingga mampu bersaing dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Sircar et

al. (2000) melakukan penelitian dengan membuat framework baru untuk

mengukur kinerja yaitu tidak lagi menekankan kinerja dalam arti produktivitas,

namun kinerja perusahaan yang sebenarnya meliputi penjualan, aset, dan market

value. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya diperoleh hasil hubungan yang

signifikan antara investasi dalam teknologi informasi dan kinerja perusahaan.

Investasi yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi oleh sejumlah

faktor. Karimi et al. (1996) membuat suatu model penelitian berkaitan dengan

beberapa penelitian sebelumnya mengenai faktor yang mempengaruhi

perusahaan dalam melakukan respon terhadap globalisasi. Karimi et al. (1996)

menunjukkan bahwa ada tiga faktor yang menentukan respon strategik

perusahaan terhadap globalisasi. Tiga faktor tersebut adalah tipologi strategi

kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan.

Sircat et.al (2000) mengklasifikasikan aset investasi teknologi informasi

menjadi 3 (tiga) bagian, antara lain :

a. Biaya teknologi informasi, yang terdiri dari biaya rutin yang dikeluarkan

untuk gaji staf TI, pelatihan staf TI, dan biaya-biaya lainnya.

b. Nilai peralatan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan.

(28)

Perlu disadari bahwa dalam hal investasi, selalu terjadi persaingan dalam

“perebutan” alokasi dana investasi. Selain itu investasi teknologi informasi pada

umumnya masih dievaluasi seperti halnya investasi untuk sektor lain.

Berdasarkan karakteristik tujuan investasi teknologi informasi perusahaan, maka

aset investasi teknologi informasi tersebut terdiri dari :

a. Infrastruktur teknologi informasi yang memberikan dasar untuk dapat berbagi

layanan teknologi informasi (mencakup aspek teknis dan sumber daya

manusia, misalnya server, jaringan, laptop, database pelanggan, help desk,

dan pengembangn aplikasi) yang digunakan oleh berbagai aplikasi teknologi

informasi. Investasi infrastruktur teknologi informasi secara jangka panjang

diharapkan dapat meningkatkan kemampulabaan dan kinerja operasional

perusahaan.

b. Investasi yang bersifat transaksi (transactional), yaitu dibuat untuk

mengotomasi proses, memangkas biaya, dan meningkatkan volume bisnis

perusahaan. Investasi seperti ini diharapkan dapat dengan cepat mereduksi

biaya operasional perusahaan.

c. Investasi yang bersifat informatif (informational), yaitu memberikan

informasi untuk manajemen, akuntansi, pelaporan dan komunikasi internal

perusahaan kepada pihak pelanggan, pemasok dan regulator. Diharapkan

investasi informatif ini dapat memperkuat sistem pelaporan, fungsi kontrol,

mempermudah pengumpulan data dan pengambilan keputusan, mengurangi

biaya, dan mengidentifikasi peluang-peluang baru untuk meningkatkan

(29)

d. Investasi yang bersifat strategis, yaitu berupa reposisi perusahaan dalam pasar

melalui pengembangan produk baru, jasa ataupun proses bisnis. Investasi

strategis yang sukses akan mengubah sistem pelayanan jasa atau proses

perusahaan dalam industri, namun manjadi tidak strategis ketika kompetitor

mengkomoditikan kemampuannya.

Ada beberapa isu penting yang perlu diperhatikan oleh mereka yang

diberi kewenangan untuk melakukan investasi teknologi informasi. Pertama,

dianjurkan untuk menentukan dasar-dasar pertimbangan dalam investasi. Tidak

selalu nilai manfaat investasi teknologi informasi harus dihitung menggunakan

ROI, perlu dipertimbangkan pula faktor-faktor non-teknologi, seperti apakah

investasi teknologi informasi akan berpotensi meningkatkan penjualan, kepuasan

pelanggan, tingkat keuntungan dan lain sebagainya. Guna memudahkan dalam

mengukur manfaat, khususnya manfaat keuangan, bagi perusahaan yang akan

mengimplementasikan teknologi informasi dalam skala luas dan bersifat

strategis perlu mempertimbangkan untuk meninjau kembali perlakuan akuntansi

yang akan digunakan untuk menilai kinerja investasi teknologi informasi. Data

akuntansi sangat penting dalam menghitung manfaat investasi teknologi

informasi.

Setelah identifikasi dasar-dasar pertimbangan dilakukan, maka langkah

kedua adalah menentukan prioritas, dengan memperhatikan cakupan manfaat

bisnis dan ekonomi, keterbatasan sumber daya, dan faktor lainnya.

Bagaimanapun, dari semua pertimbangan di atas perlu dipilih dan dipilah mana

(30)

daya perusahaan tidak mencukupi semua kebutuhan investasi teknologi

informasi.

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi dalam Teknologi Informasi

2.1.5.1Tipologi Strategi Kompetitif

Suatu perusahaan yang sukses didukung oleh strategi yang sesuai

dengan lingkungan perusahaannya, sehingga perusahaan memiliki

kemampuan untuk memperoleh keunggulan bersaing dalam dunia bisnis

melalui strategi yang dipilihnya. Beberapa perusahaan mengalami

kegagalan pada saat strategi yang diambilnya tidak sesuai dengan

lingkungan operasinya. Model strategi akan memberikan rerangka yang

bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi karakteristik sistem

informasi yang sesuai dengan berbagai jenis strategi yang berbeda-beda.

Model tipologi ini banyak didokumentasikan dalam berbagai studi empiris

untuk menentukan hubungan antara strategi perusahaan secara keseluruhan

(corporate strategy) dengan strategi unit bisnis yang lain sebagai respon

dari lingkungan (Karimi et al., 1996).

Tipologi strategi kompetitif yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah tipologi strategi kompetitif yang dikemukan oleh Miles dan Snow.

Tipologi memandang perusahaan sebagai suatu sistem yang lengkap dan

terintegrasi dalam interaksinya dengan lingkungan. Menurut Miles dan

(31)

a. Prospector, yaitu perusahaan yang secara intensif menggunakan

teknologi informasi dalam berbagai aktivitas operasionalnya, sehingga

memiliki kecenderungan untuk menerapkan desain strategi kompetitif

yang agresif dengan tujuan agar tetap menjadi pioner dalam produk dan

segmen pasar tertentu.

b. Defender, yaitu perusahaan yang cenderung memiliki sifat kurang

dinamis. Perusahaan beroperasi dalam lingkungan yang relatif stabil

serta dapat diprediksi arah perubahannya di masa depan. Dengan

demikian perusahaan lebih menaruh perhatian pada upaya

mempertahankan porsi pangsa pasar tertentu dari keseluruhan pasar

dengan menciptakan produk dan jasa tertentu maupun jumlah customer

yang stabil.

c. Analyzer, yaitu perusahaan yang menerapkan strategi keseimbangan

antara aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan peluang perluasan

pangsa pasar baru produk dan jasa dengan tetap menjaga hubungan

dengan customer dan supplier yang lama. Fokus utama perusahaan ini

adalah di satu sisi meminimalisasi resiko karena pemanfaatan teknologi

yang telah usang, sementara di sisi lain perusahaan berusaha meraih

peluang untuk mendapatkan laba dengan jalan meniru inivasi produk

dan jasa yang telah sukses (benchmarking).

d. Reactor, tipe perusahaan seperti ini tidak memiliki strategi untuk

senantiasa menyesuaikan teknologi informasinya dengan perubahan

(32)

Perusahaan tidak dapat memastikan strategi mana yang paling jitu

yang digunakan untuk memenangkan persaingan, dibutuhkan pemahaman

dan pengenalan strategi tersebut. Miles dan Snow (1978), memberikan

alternatif-alternatif strategi bersaing tersebut dengan tujuan agar

perusahaan dapat menerapkan strategi tersebut pada waktu dan situasi

yang tepat dengan terlebih dahulu memahami posisi perusahaan dalam

persaingan.

Tipologi strategi kompetitif berpengaruh secara signifikan terhadap

respon strategi perusahaan. Jika ditinjau dari investasi teknologi informasi,

tipologi strategi kompetitf tersebut merespon perusahaan untuk melakukan

langkah-langkah strategik, sehingga tipologi strategi kompetitif

perusahaan berhubungan dengan perannya dalam menjadikan teknologi

informasi sebagai bagian dari respon strategik menghadapi persaingan

global. Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya dapat berupa

sejumlah keputusan investasi terkait dengan penggunaan teknologi

informasi.

Selain itu, dalam usaha menjadikan penggunaan teknologi

informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus

mampu melakukan analisa terhadap lingkungan industrinya. Dari uraian di

atas dapat diketahui bahwa tipologi strategi kompetitif perusahaan akan

menentukan kebutuhan informasi, selanjutnya akan mendorong

(33)

2.1.5.2Kematangan Teknologi Informasi

Kematangan teknologi informasi dicerminkan dalam evolusi fungsi

sistem informasi perusahaan dalam aspek perencanaan, organisasi,

pengendalian dan integrasinya, seperti penelitian yang dilakukan oleh

Karimi et. Al (1996), Darmawati dan Indrianto (1999), dan Arifin (2001)

Tingkat kematangan teknologi informasi dicerminkan dalam formalisasi

perencanaan, pengendalian, organisasi dan integrasi aktivitas-aktivitas

teknologi informasi. Fase kematangan teknologi terjadi jika teknologi

benar-benar diperlukan oleh perusahaan dan efisiensi sudah benar-benar

tercapai. Teknologi baru yang menawarkan peluang kepada perusahaan

akan diadopsi baik yang mengarah ke aplikasi baru maupun yang

mengarah pada restrukturisasi aplikasi lama. Dengan demikian perusahaan

akan selalu dihadapakan pada tantangan untuk senantiasa mengadopsi

teknologi baru.

Tidak seperti jenis investasi lainnya, seperti gedung perkantoran

atau peralatan, investasi TI tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang

terus berkurang nilainya seiring dengan waktu, karena konteks nilai pada

investasi TI tidak hanya dapat dipandang sebagai suatu nilai nominal.

Investasi TI dapat mendatangkan manfaat terhitung (tangible) dan tidak

terhitung (intangible). Keberhasilan investasi Teknologi informasi ini

dapat dicapai jika ada keselarasan antara Teknologi Informasi dan strategi

yang kompetitif. Kematangan teknologi informasi dari suatu perusahaan

(34)

a. Perencanaan TI. Sasaran utama Teknologi Informasi dalam tahap

kematangan adalah untuk menyelaraskan perencanaan-perencanaan

Teknologi Informasi dengan perencanaan-perencanaan bisnis

(Sullivan, 1985). Kriteria kearah kematangan teknologi informasi

lebih dititik beratkan pada : (1) Apakah sistem informasi benar-benar

merupakan kebutuhan untuk menjalankan strategi kompetitif

perusahaan. (2) Peluang-peluang strategik apa yang diberikan oleh

teknologi nformasi. (3) Bagaimana menentukan prioritas proyek

teknologi informasi.

b. Pengendalian TI. Dalam tahap kematangan, perusahaan telah memiliki

kepercayaan diri dalam mengelola sistem informasinya sebagaimana

pengelolaan sumberdaya perusahaan yang lain.

Pengembangan-pengembangan aplikasi ditujukan untuk meraih manfaat ekonomi, dan

manajer teknologi informasi berusaha untuk menciptakan

keseimbangan antara penggunaan jangka pendek dan investasi dimasa

datang (Earl, 1989). Perhatian ditujukan kepada hal-hal berikut ini: (1)

Seberapa banyak dana yang dibelanjakan untuk teknologi informasi.

(2) Bagaimanakah seharusnya proposal teknologi informasi

dievaluasi. (3) Bagaimanakah seharusnya pertanggungjawaban dan

otoritas kearah pengembangan dan operasi dibentuk.

c. Organisasi TI. Pada tahap awal perkembangan teknologi informasi,

perusahaan dapat mengorganisir aktivitas-aktivitas teknologi

(35)

perusahaan tersebut masih terbatas pada fungsi-fungsi yang berkaitan

dengan transaksi, sehingga kesadaran dan keterlibatan pengguna

sangat terbatas. Perhatian utama dalam tahap kematangan meliputi:

(1) Bagaimanakah teknologi informasi mempengaruhi struktur

organisasi perusahaan. (2) Apakah harus ada seorang direktur untuk

menangani teknologi informasi. (3) Jika harus ada direktur,

bagaimanakah peran dan tanggungjawabnya.

d. Integrasi TI. Semakin perusahaan menuju kearah kematangan, maka

akan terjadi beberapa keadaan berikut ini (Cash, 1992) : (a) Terdapat

proses perencanaan top down untuk menghubungkan strategi sistem

informasi dengan kebutuhan-kebutuhan bisnis, (b) teknologi ditransfer

ke dalam spektrum aplikasi-aplikasi yang lebih luas, serta (c) terdapat

integrasi teknologi dalam tingkatan yang lebih tinggi, dimana hal ini

mendorong pada eksploitasi teknologi informasi di dalam perusahaan.

Dalam kondisi semacam ini perusahaan terintegrasi menggunakan

teknologi informasi untuk menciptakan produk dan jasa baru, dan

untuk mengubah hubungannya dengan para pemasok dan pelanggan,

serta untuk menetapkan standar kinerja baru dalam industrinya.

Dampak kematangan teknologi informasi ditunjukkan dengan

pengaruh yang signifikan terhadap respon strategik perusahaan dalam

menghadapi globalisasi. Respon strategik perusahaan terkait dengan

informasi teknologi dilakukan dalam bentuk keputusan investasi atas

(36)

berhubungan dengan perannya dalam menjadikan teknologi informasi

sebagai bagian dari respon strategik perusahaan menghadapi perdagangan

bebas.

Bradley et al. (1993) dalam karyanya telah membuat tiga

kesimpulan, meliputi : (1) Dimasa kini telah terjadi perpaduan antara

teknologi informasi dan telekomunikasi yang secara radikal

mempengaruhi seluruh perusahaan baik yang merupakan pengguna

signifikan dari teknologi maupun tidak. (2) Perpaduan teknologi tersebut

sangat dinamis dan akan menyebabkan perubahan struktur fundamental

perusahaan. Dan (3) Strategi perusahaan akan meningkat dipengaruhi oleh

penciptaan industri baru, restrukturisasi industri yang ada dan berfokus

pada pencapaian keunggulan kompetitif melalui perpaduan teknologi

informasi dan telekomunikasi.

Goslar dan Grover (1993), melakukan penelitian yang berkenaan

dengan pengaruh kematangan sistem informasi terhadap inisiatif, adopsi,

dan implementasi teknologi telekomunikasi. Penelitian ini dilakukan

terhadap 154 perusahaan di Amerika, dan hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa kematangan sistem informasi mempengaruhi inisiatif,

adopsi, dan implementasi teknologi telekomunikasi. Darmawati dan

Indriantoro (1999), juga melakukan penelitian mengenai hubungan antara

kematangan teknologi informasi dengan respon strategik perusahaan

dalam menghadapi globalisasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

(37)

perusahaan untuk melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai

respon strategik terhadap globalisasi.

Karimi et al. (1996), melakukan penelitian untuk menguji pengaruh

kematangan teknologi informasi terhadap keputusan investasi dalam

teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan terhadap

globalisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kematangan

teknologi informasi mempengaruhi keputusan investasi dalam teknologi

informasi sebagai respon strategik perusahaan terhadap globalisasi. Hasil

penelitian tersebut, menunjukkan bahwa kematangan teknlogi informasi

berhubungan denngan keinginan perusahaan untuk melakukan investasi.

2.1.5.3 Ukuran Perusahaan

Kettinger et al. (1994), melakukan penelitian terhadap 30

perusahaan di Amerika. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa ukuran

perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan

sistem informasi strategik untuk memiliki keunggulan kompetitif. Akses

terhadap sumber daya, skala ekonomi, dan aliansi rangkaian nilai secara

umum berasosiasi dengan perusahaan besar dan akan membatasi

perusahaan kecil untuk berkompetisi dengan inovator teknologi informasi

yang berskala besar.

Menurut teori ketergantungan sumber daya (resource dependence

theory), ukuran perusahaan merupakan faktor organisasi terpenting yang

(38)

Perusahaan besar akan lebih inovatif karena kemampuannya untuk

menanggung resiko yang lebih besar. Perusahaan besar diharapkan

memiliki sumber daya dan infrastruktur untuk melakukan respon terhadap

lingkungannya, (Darmawati dan Indrianto, 1999). Karimi et al. (1996),

dalam penelitiannya juga menemukan adanya hubungan antara ukuran

perusahaan dengan keinginan melakukan investasi dalam teknologi

informasi sebagai respon strategik perusahaan terhadap globalisasi.

Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan

adalah faktor ukuran perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan dapat

dinyatakan dengan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan

dan rata-rata total aktiva. Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan

besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan

laba yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan.

Perusahaan besar yang dianggap telah mencapai tahap kedewasaan

merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil

dan lebih mampu menghasilkan laba dari pada perusahaan yang lebih

kecil. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar pula tingkat

investasi yang akan digunakan dalam teknologi informasi untuk

(39)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti dan

tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel penelitian

Menyatakan bahwa variabel tipologi strategi kompetitif tidak berhubungan dengan keinginan perusahaan perbankan dalam melakukan

penambahan investasi teknologi.

Dan menyataan bahwa dua variabel yaitu kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan memiliki hubungan yang signifikan dengan keiginan perusahaan perbankan dalam melakukan

penambahan investasi perusahaan jasa keuangan di

indonesia dalam melakukan investasi teknologi informasi sebagai respon strategik dalam menghadapi globalisasi tidak dipengaruhi oleh strategi perusahaan, pengendalian teknologi informasi, organisasi teknologi informasi, integrasi teknologi informasi, dan ukuran perusahaan. Tetapi perusahaan jasa keuangan hanya dipengaruhi oleh perencanaan teknologi informasi.

3 Bandi (2006) Pengaruh Respon Strategik Perusahaan

(40)

Teknologi Informasi,

mempengaruhi investasi dalam teknologi informasi, tetapi keinginan perusahaan melakukan investasi merupakan respon strategik.

Menyatakan bahwa variabel

kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan mempengaruhi keiginan perusahaan melakukan penambahan investasi. Sedangkan variabel tipologi strategi perusahaan tidak mempengaruhi keiginan melakukan penambahan Studi Kasus pada PT. XYZ

Investasi teknologi informasi pada PT. XYZ memiliki pengaruh dan hubungan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan, yaitu terhadap variabel ROI dan ROA.

Faktor kapabilitas TI yang berpengaruh terhadap kinerja sistem teknologi informasi yang diimplementasikan pada PT. XYZ adalah komitmen manajemen senior terhadap investasi TI (X1) dan kemampuan teknis staf TI (X2).

(41)

2.3 Kerangka Konseptual

Kematangan teknologi informasi perusahaan akan memiliki pengaruh

terhadap keinginan melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon

strategik perusahaan menghadapi globalisasi (Ein-Dor dan Segev, 1978; Goslar

dan Grover, 1993; Mata et al., 1995; Karimi et al., 1996 dalam Bandi, 2006).

Clemon et al. (1993), menyatakan bahwa teknologi informasi mempunyai

kemampuan untuk memperendah biaya koordinasi perusahaan tanpa

mempertinggi resiko transaksi yang bersangkutan, dan dapat memperbaiki

monotoring serta pengurangan spesifikasi hubungan yang ada dalam koordinasi

eksplisit.

Karimi et al. (1996), Darmawati dan Indrianto (1999), dan Arifin dan

Hartono (2000), telah menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi respon strategik perusahaan untuk berinvestasi yaitu :(1) Tipologi

strategi kompetitif, (2) Kematangan teknologi informasi, dan (3) Ukuran

perusahaan. Berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Tipologi strategi

perusahaan

Kematangan Teknologi informasi

Ukuran Perusahaan

(42)

2.4 Pengembangan Hipotesis

Faktor yang mendorong kontribusi teknologi informasi dalam menciptakan

nilai bagi perusahaan mungkin lebih penting dari pada pengukuran nilai teknologi

informasi. Investasi teknologi informasi seharusnya tidak hanya untuk keharusan

semata (business necessity), tetapi haruslah mampu dipakai dalam menciptakan

dan mempertahankan keunggulan kompetitif untuk memperbaiki kinerja. Setiap

perusahaan harus menjamin bahwa investasi teknologi informasi mereka

mendukung strategi bisnis manajemen perusahaan secara keseluruhan agar

investasi TI tersebut mampu menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan

tersebut.

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka

diperoleh hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis (H1) : Tipologi strategi kompetitif perusahaan berhubungan dengan

keinginan perusahaan melakukan investasi dalam teknologi

informasi sebagai respon strategik perusahaan.

Hipotesis (H2) : Kematangan teknologi informasi perusahaan berhubungan

dengan keinginan perusahaan melakukan investasi dalam

teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan.

Hipotesis (H3) : Ukuran perusahaan berhubungan dengan keinginan perusahaan

melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon

(43)

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel dependen adalah respon strategik perusahaan dalam menghadapi

globalisasi, yang dicerminkan dalam keinginan untuk melakukan penambahan

investasi dalam teknologi informasi. Sedangkan variabel independen adalah

strategi perusahaan, kematangan teknologi informasi yang dicerminkan dalam

variabel perencanaan teknologi informasi, pengendalian teknologi informasi,

organisasi teknologi informasi, dan integrasi teknologi informasi, serta ukuran

perusahaan. Item-item dari setiap instrumen variabel diukur dengan skala likert

dimana masing-masing skala tergantung pada jumlah masing-masing item yang

ada pada setiap variabel.

3.1.1 Variabel Independen

3.1.1.1Tipologi Strategi Kompetitif

Dalam hubungannya dengan investasi teknologi informasi sebagai

respon strategik manajer perusahaan tipologi strategi kompetitif dijadikan

alasan dalam pengambilan keputusan, tipologi ini mendasarkan pada

respon manajer perusahaan terhadap keinginan untuk manajer

memutuskan perusahaan berinvestasi teknologi. Tipologi strategi

kompetitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tipologi strategi

(44)

menganggap tipologi jenis ini tepat untuk diterapkan pada tingkat sistem

total, bukan pada tingkat sub unit dengan alasan: (a) Memfokuskan pada

prilaku perusahaan pada tingkat sistem total, bukan pada tingkat sub unit,

(b) Tipologi ini dibentuk berdasarkan apa yang terbaik dilakukan oleh

perusahaan (distinctive competence).

Untuk mengukur variabel ini perusahaan diminta untuk melakukan

penilaian sendiri terhadap strategi perusahaannya dengan mengunakan

instrumen yang dikembangkan Miles dan Snow (1978). Pengukuran skala

likert pada variabel ini dibobot dengan skala 1-4 dengan 4 pernyataan.

Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran kuisioner bagian 1.

3.1.1.2 Kematangan Teknologi Informasi

Kematangan Teknologi Informasi dicerminkan dalam evolusi

fungsi sistem informasi perusahaan dalam aspek perencanaan,

pengendalian, organisasi dan integritasnya. Penelitian ini menggunakan

instrumen kematangan teknologi informasi yang digunakan oleh Karimi et

al. (1996). Untuk mengukur kematangan teknologi informasi digunakan

empat kriteria yaitu bentuk perencanaannya, pengendaliannya,

organisasinya, dan integrasinya, kesemuanya ada 20 item. Pada variabel

ini, pengukuran skala diberi bobot dengan skala 1-5, dimana skor 1=

sangat tidak setuju, skor 2= tidak setuju, skor 3= netral, skor 4= setuju, dan

skor 5= sangat setuju. Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran

(45)

3.1.1.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dicerminkan dengan besarnya penjualan atau

pendapatan tahunan dan banyaknya karyawan (Ein-Dor Segev, 1978:

Goslar dan Grover, 1993: Karimi et al. 1996). Tavakolian (1989) dan

Karimi et al. (1996), membedakan antara perusahaan besar dan kecil

dengan melihat dua komponen, meliputi jumlah karyawan dan pedapatan

kotor tahunan. Variabel ukuran perusahaan dilihat dari jumlah karyawan

perusahaan dan pendapatan perusahaan, yang di ukur dengan skala likert

dengan bobot 1-8 pada ukuran perusahaan, dan bobot 1-5 pada pendapatan

perusahaan. Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran kuisioner

bagian 3.

3.1.2 Variabel Dependen

Berdasarkan beberapa literatur yang telah dijelaskan sebelumnya,

menyatakan bahwa respon strategik perusahaan berupa investasi teknologi

informasi yaitu dicerminkan dalam keinginan perusahaan untuk melakukan

investasi dalam teknologi informasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam

rangka mengahadapi persaingan atau ketidakpastian lingkungan usaha yang

disebabkan oleh adanya perjanjian dari perdagangan bebas . Penelitian ini

menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Karimi et al. (1996). Pada

variabel respon strategik perusahaan berupa investasi pembobotan skala

dilakukan dengan skala 1-5. Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran

(46)

3.2 Populasi dan Sampel

Karena keterbatasan waktu dalam penelitian, maka yang menjadi populasi

adalah lima perusahaan perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah : 1. Bank Bukopin Tbk

(cabang Gajah Mada dan cabang Denai), 2. Bank Mandiri (Persero) Tbk (cabang

Pulo Brayan), 3. Bank Negara Indonesia Tbk (cabang Krakatau), 4. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk (cabang Helvetia dan cabang Lubuk Pakam), 5. Bank

SUMUT (cabang Lubuk Pakam).

Responden yang menjadi subyek penelitian ini adalah karyawan perbankan yang

memiliki kriteria tertentu, tetapi lebih dikhususkan kepada pimpinan/manajer

bagian teknologi/informasi perusahaan perbankan. Alasan mengambil karyawan

sebagai responden penelitian ini adalah karena sulitnya mendapat informasi dari

manajer bagian teknologi informasi dari setiap perusahaan perbankan.

Pengambilan sampel dengan mengirimkan kuisioner kepada perusahaan

perbankan yang ada di Medan. Jadi kuesioner yang kembali dan terisi dianggap

sebagai sampel penelitian ini. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan

adalah Purposive Sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel anggota

populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu, dengan catatan bahwa sampel

tersebut representative atau mewakili populasi, dan sering juga disebut judgment

sampling (Supranto, 2003 : 84). Adapun kriteria responden pengisian kuisioner

dalam penelitian ini adalah :

1. Karyawan perusahaan perbankan yang mengetahui dan memahami teknologi

(47)

2. Karyawan perusahaan perbankan yang berusia minimal 25 tahun.

3. Karyawan perusahaan perbankan yang sudah bekerja minimal selama 3 tahun.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini merupakan data primer. Data diperoleh dengan cara

menyebarkan kuisioner kepada karyawan perusahaan perbankan yang memliki

kriteria tertentu. Penelitian sebelumnya menggunakan jasa pos atau mail survei

dalam pengumpulan data. Namun berdasarkan penelitian sebelumya, cara tersebut

kurang efisien, karena selain memakan waktu yang lebih lama untuk

pengembalian kuisionernya, tingkat pengembalian kuisionernya pun lebih rendah.

Untuk itu, dalam penelitian ini kuisioner diantar langsung ke lima perusahaan

perbankan yang ada diwilayah Medan dan Deli Serdang, dengan tengang waktu

pengembalian kuisioner yang ditetapkan.

3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Uji validitas data

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu test (alat

pengukur) melakukan fungsi ukurannya. Suatu pengukuran dikatakan valid bila

ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya diukur

(Kuncoro, 2003:151). Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan

tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas yang rendah.

Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item, yaitu pengujian terhadap

(48)

3.4.2 Uji reliabilitas data

Uji reabilitas dimaksudkan untuk menunjukkan konsistensi dan stabilitas

dari suatu skor (skala pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena

yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, dan yang kedua

lebih memperhatikan ketepatan (Kuncoro, 2003:154). Teknik pengujian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa dengan menggunakan

Cronbach’s Alpha yang menunjukan realiabilitas, konsistensi internal dan

homogenitas antar butir dalam variabel yang diteliti. Instrumen yang dipakai

dalam variabel itu dikatakan handal apabila memiliki cronbach’s alpha lebih

dari 0.70.

3.4.3 Metode pengujian hipotesis.

Penelitian ini akan menggunakan analisis path. Dengan diagram jalur

tersebut satu persamaan struktural dan dua substruktural, variable eksogen

(bebas/independen) dan Y sebagai variable endogen (terikat/dependen). Bentuk

persamaan strukturannya adalah sebagai berikut:

Y= ρ

1

y x1 + ρy2x2 + ρy3x3 + €

Keterangan:

• Tipologi strategi merupakan variable bebas pertama dan diberi simbol X1 • Kematangan TI merupakan variable bebas kedua dan diberi simbol X2

• Ukuran perusahaan merupakan variable bebas ketiga dan diberi simbol X3

• Respon strategi persuhaan berupa investasi merupakan variable terikat dan

(49)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan dari penelitian ini, dilakukan dengan menggunkan metode

penelitian yang telah dijelaskan pada Bab 3, terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi keinginan perusahaan melakukan investasi dalam teknologi

informasi. Penelitian ini menggunakan Path analysis dengan bantuan SPSS 19

dan AMOS 19.

4.1 Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu diperoleh melalui penyebaran

kuisioner ke lima bank di wilayah Medan dan Deli Serdang. Kuisioner diantar

langsung ke setiap perusahaan perbankan, dengan jangka waktu yang telah ditentukan,

yaitu selama 1 minggu. Jumlah kuisioner yang dikirim adalah sebanyak 47 kuisioner,

sedangkan kuisioner yang kembali adalah sebanyak 43 kuisioner. Jadi jumlah

kuisioner yang kembali yaitu sebanyak 43 kuisioner adalah sampel yang digunakan

untuk dianalisis, dengan kriteria pengisian responden kuisioner yang telah ditentukan

sebelumnya pada Bab 3. Setelah semua data terkumpul, maka sebelum dianalisis

untuk masing-masing item pada setiap variabel dilakukan pembobotan dengan skala

likert, agar pengolahan data selanjutnya dapat dilakukan. Adapun jumlah bank dan

pengembalian kuisioner yang dijadikan populasi dan sampel terlihat pada tabel di

(50)

Tabel 4.1 Responden Bank Pengisian Kuisioner Nama Bank Jumlah Kuisinoer

yang di kirim

Jumlah kuisioner yang kembali

1. Bank Bukopin Tbk 5 5

2. Bank Mandiri (Persero)

Tbk

7 7

3. Bank Negara Indonesia 6 6

4. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk

5 5

5. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk

12 10

6. Bank SUMUT 12 10

Jumlah 47 43

4.2 Pengujian Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka data perlu di uji tingkat validitas

dan reliabilitasnya. Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran

yang akurat. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

dan kesahihan suatu instrumen penelitian. Berdasarkan dari hasil pengujian yang

dilakukan, untuk pengujian variabel kematangan teknologi informasi yang terdiri

dari 20 item, semua data signifikan dan data dikatakan valid. Sedangkan untuk

pengujian reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbrach alpha lebih besar dari

0,70. Untuk itu, semua item dapat dipakai untuk menganalisis data pada variabel

(51)

4.3 Pengujian hipotesis 4.3.1 Analisis Regresi

a. Melihat pengaruh tipologi strategi, kematangan teknologi informasi dan

ukuran perusahaan secara gabungan terhadap respon strategik

perusahaan.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur

(path analysis), dengan bantuan AMOS 19. Input data dilakukan melalui

bantuan SPSS 19 kemudian dilakukan pengujian dengan diagram jalur

(path analysis). Sebelum data diukur dengan skala likert, terlebih dahulu

dilakukan pembobotan agar data dapat diolah dan dilakukan analisis untuk

setiap item variabel. Hubungan antara Tipologi strategi kompetitif,

Kematangan teknologi informasi, dan Ukuran perusahaan dapat di lihat

melalui analisis regresi, khususnya pada angka R square yang ada di tabel

bawah ini :

Tabel 4.2 Squared Multiple Correlations

Estimate

Respon_Strategi_Perusahaan .209

Sumber : Lampiran 5

Besarnya angka estimate dalam hal ini merupakan angka R square (r2)

adalah 0,209. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya

hubungan antara ketiga variabel independen tersebut, yaitu hubungan

antara tipologi strategi kompetitif, kematangan TI, dan ukuran perusahaan

(52)

khusunya pada perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang.

Besarnya hubungan tersebut dapat di lihat dengan cara menghitung

Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Koefisien Determinasi (KD) = r2 x 100%

= 0,209x 100%

= 20,9%

Angka tersebut menyatakan bahwa hubungan antara tipologi strategi

kompetitif, kematangan TI, dan ukuran perusahaan sebagai respon strategi

perusahaan berupa investasi dalam teknologi informasi adalah sebesar

20,9%. Dengan kata lain sebesar 79,1% (100% - 20,9%) adalah sisanya

yang berarti adanya faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap respon

strategi perusahaan berupa investasi teknologi informasi tersebut. Untuk

mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar atau salah,

diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan uji signifikansi

sebagaimana tertera dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Covariances

Estimate S.E. C.R. P Label

Tipologi_Strategi <--> Kematangan_TI -3.201 1.255 -2.550 .011 par_4

Kematangan_TI <--> Ukuran_Perusahaan 15.032 6.591 2.281 .023 par_5

Tipologi_Strategi <--> Ukuran_Perusahaan -1.051 .545 -1.929 .054 par_6

(53)

Angka estimate pada output di atas menunjukkan kovarian antar

variabel-variabel bebas (independen). Untuk mengetahui hal tersebut,

dapat dilakukan pengujian hipotesis seperti pada pengujian ada tidaknya

hubungan antara dua variabel tertentu.

Kaidah pengujian signifikansi Program AMOS 19 sebagai berikut:

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan H1 diterima yang

artinya signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan H1 ditolak yang

artinya tidak signifikan.

Kovarians adalah hubungan antara dua variabel yang bersifat dua arah

(berbeda dengan regression weights yang bersifat searah). Pada model ini

ada beberapa kovarians, yang menunjukkan hubungan antara

masing-masing variabel bebas (independen). Pada kolom P terlihat semua angka

probability yakni P untuk tipologi strategi dan kematangan TI adalah

(0,011 dan 0,023), berarti P<0,05 sehingga H0 ditolak. Sedangkan pada

ukuran perusahaan nillai P adalah (0,054), berarti P>0,05 sehingga H0

diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa pada variabel tipologi strategi dan

kematangan TI terdapat hubungan antara variabel bebas, sedangkan pada

variabel ukuran perusahaan tidak terdapat hubungan antara variabel bebas.

(54)

• H0: Tidak ada hubungan yang nyata (signifikan) antara tipologi

strategi, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan

terhadap respon strategi perusahaan.

• H1: Ada hubungan yang nyata (signifikan) antara tipologi strategi,

kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap

respon strategi perusahaan.

Maka, dari pernyataan dia atas untuk variabel tipologi strategi dengan

ukuran perusahaan H0 ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan

yang nyata (signifikan), tetapi untuk variabel tipologi strategi dengan

kematangan teknologi informasi dan variabel kematangan teknologi

informasi dengan ukuran perusahaan adalah H0 diterima dan H1 ditolak

yang artinya tidak signifikan.

b. Melihat pengaruh tipologi strategi, kematangan teknologi informasi dan

ukuran perusahaan secara parsial terhadap respon strategi perusahaan.

Tabel 4.4 Regression Weights

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1      Kerangka Konseptual
Tabel 4.1 Responden Bank Pengisian Kuisioner
Tabel 4.2 Squared Multiple Correlations
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 1954, saat mulai terjadi pengeklaiman wilayah antara Korea Selatan dan Jepang melalui dokumen dan perjanjian damai San Fransisco dan Jepang mulai

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Samosir... Kependudukan dan Sosial Budaya... Visi dan Misi Kabupaten Samosir... Gambaran Umum Dinas Pariwisata, Seni

Tantangannya adalah 51 juta murid dari SD sampai SMA dan 2,7 juta guru, dengan satu kelas terdiri atas 40 orang, kuncinya ada pada guru-guru yang mempunyai cita-cita tinggi

1. Ruas Jalan Gabek Raya.. Data Kondisi Jalan Titik Rawan Kecelakaan di Jalan Provinsi Kota Pangkalpinang.. No Titik/Lokasi

Melalui analisis framing konflik dualism DPR ini, dapat diketahui bahwa media massa khususnya media online, tidak bisa sepenuhnya objektif dan berimbang.. Khalayak pembaca

Setiap Negara harus menetapkan peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk menjamin bahwa pemilik kapal yang dapat membuktikan bahwa mereka telah mengorbankan

www.netjournals.org E-mail: ampr@netjournals.org Net Journals © 2014 Advancement in Medicinal Plant Research..

Sesuai dengan namanya, POP3 adalah sebuah protokol di dalam jaringan internet yang memiliki fungsi seperti bis surat, dan digunakan di dalam e-mail client yang kita