• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ) P.T. Inalum Terhadap Meningkatnya Prestasi Belajar Siswa Kurang Mampu (Studi Eksplanatif di SMA Negeri 1 Sei Suka, Kabupaten Batubara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ) P.T. Inalum Terhadap Meningkatnya Prestasi Belajar Siswa Kurang Mampu (Studi Eksplanatif di SMA Negeri 1 Sei Suka, Kabupaten Batubara)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ)

P.T Inalum Terhadap

Meningkatnya Prestasi Belajar Siswa Kurang Mampu

(Studi Eksplanatif di SMA Negeri 1 Sei Suka, Kabupaten Batubara)

S K R I P S I

Diajukan oleh:

F A D I L L A H E R M E Y D A

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

0 4 0 9 0 1 0 3 0

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

M E D A N

(2)

ABSTRAK

Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya merupakan suatu program yang wajib dijalankan oleh perusahaan-perusahaan. Badan Pengelola Zakat (BPZ) yang berada di PT.Inalum saat ini sudah menjalankan hal tersebut dengan melakukan berbagai cara, baik di bidang pendidikan, pertanian, peternakan, perdagangan dan lain-lain. Tetapi, yang menjadi sorotan utama lembaga ini adalah dalam hal pendidikan masyarakat sekitarnya dengan menyalurkan bantuan beasiswa kepada siswa-siswa sekolah menengah pertama sampai dengan sekolah menengah umum. Contohnya di SMU Negeri 1 Sei Suka Kabupaten Batubara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh penerimaan beasiswa dari Badan Pengelola Zakat terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa kurang mampu yang belum pernah mendapatkan beasiswa tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode studi korelasi Spearman, dimana dalam hal ini analisa data menggunakan aplikasi software statistik pada sistem komputerisasi. Lokasi penelitian dilakukan di SMU Negeri 1 Sei Suka Batubara, dengan responden sebanyak 63 orang.

Berdasarkan temuan data dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program dari Badan Pengelola Zakat (BPZ) di bidang pendidikan berupa beasiswa merupakan motivasi ekstrinsik yang memiliki hubungan/pengaruh yang cukup berarti dalam mendorong peningkatan prestasi belajar siswa yang tidak mendapatkan beasiswa itu sendiri. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan software statistik, maka diperoleh hasil koefisien korelasi Spearman sebesar 0,261. Berdasarkan pernyataan bahwa jika rs > 0, maka hipotesis diterima dan arahnya

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji dan

syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-NYA yang

senantiasa menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan

penyusunan skripsi ini dengan baik. Dan kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad SAW, atas petunjuknya sehingga kita sebagai umat manusia dapat hidup

pada dunia yang lebih baik dan mulia.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dapat

menyelesaikan studi di Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara dengan judul Pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ)

PT.Inalum terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa kurang mampu. Studi yang

dilakukan di SMA Negeri 1 Sei Suka Kabupaten Batubara.

Dengan ketulusan hati, skripsi ini penulis persembahkan sebagai ungkapan

terima kasih dan segenap rasa sayang kepada ayahanda Herman Taslim dan ibunda

Roida Khairuniah untuk segala rasa cinta, kasih sayang, dan pengorbanannya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai pada tingkat ini. Serta

kepada adikku Denny Dwi Putra yang sedang menuntut ilmu di kota orang

(Yogyakarta) untuk semua kasih sayang, perhatian dan doa yang tiada hentinya untuk

keberhasilan dan kebahagiaan penulis. Serta kepada seluruh keluarga yang telah

(4)

Penulis menyadari tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis

tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dengan segenap kerendahan hati

izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya

kepada :

1. Bapak Prof. DR. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Badaruddin, M.Si selaku Ketua Departemen Sosiologi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen wali

penulis. Terima kasih atas semua ilmu dan nasehat yang diberikan kepada penulis.

3. Ibu Dra. Rosmiani, MA selaku Sekretaris Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus.

4. Rasa hormat dan ungkapan terima kasih yang tidak terhingga untuk Bapak Drs.

Sismudjito, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak mencurahkan

tenaga, waktu, ide-ide serta ilmu pengetahuan untuk membimbing penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. Kepada seluruh staf pengajar, khususnya dosen-dosen di Departemen Sosiologi

dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya Kak Feny dan Kak

Betty dan juga yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan andil besar dalam penyelesaian studi penulis.

6. Dengan segenap rasa sayang dan ungkapan terima kasih kepada Muhammad

Fahmi Harahap (kandaQ) untuk perhatian, dukungan, omelan, doa dan cintanya

(5)

7. Terima kasih buat sahabat-sahabatku di Sos 04: Ika, Ira, Kiki, Devi, Hesti, Toeit,

Flo, Rini, Reni, Banta, Titin, Burung, Didin, Nita, Weni, dan semua yang tidak

sempat penulis sebutkan satu-persatu (untuk semua dukungan en semangatnya).

8. Saudara satu atapku (kos-kosan): kak Dewi, P3 (untuk semua bantuan dan

hari-hari menyenangkan yang kita lewati bersama..)

9. Buat temen-temenku yang pernah senasib dan seperjuangan di medan perang

RUMIG. Mz Ded, Bg Buaya, Bg Blender, Bg Mansur, Bg Beny, Parto, Kk Arby,

Tipe, dan Dekna, makasih buat bantuan, dukungan dan perhatian kalian. “AKU

SAYANG KALIAN SEMUA”…!!!!! Thanx yach buat semuanya…

10.Terima kasih kepada seluruh responden penelitian yang telah membantu penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak karena tanpa bantuan dari

adik-adik sekalian maka skripsi ini tidak bisa diselesaikan.

Akhirnya terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu atas doa, dukungan, dan partisipasinya. Semoga amal kebaikan yang

telah diberikan senantiasa mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin yaa Rabbal

Alamin.

Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sehingga dapat

menambah kesempurnaan kajian dan penulisan ini. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2008

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR……….…ii

DAFTAR ISI………..….vi

DAFTAR TABEL……….viii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang………..…1

1.4.3. Manfaat Bagi Penulis……….……..6

1.5.Kerangka Teori………..…....7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Badan Pengelola Zakat (BPZ)……….………22

2.2. Beasiswa Badan Pengelola Zakat (BPZ)……….24

2.2.1. Maksud dan Tujuan Pemberian Beasiswa…………...….25

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian………....26

3.2. Lokasi Penelitian……….27

3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel……….…….27

3.4. Teknik Pengumpulan Data………..28

3.5. Analisis Data………..…….29

3.5.1. Koefisien Korelasi……….………..29

3.6. Jadwal Kegiatan……….……….30

BAB IV : HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….……31

4.1.1. Sejarah Singkat BPZ………...….31

4.1.2. Visi dan Misi BPZ………32

4.1.3. Strategi Pencapaian Visi dan Misi BPZ………...32

(7)

4.1.5. Peta Kekuatan BPZ………..…33

4.1.6. Kriteria Penerima Beasiswa BPZ………...…..34

4.1.7. Sistem Distribusi………..34

4.1.8. Periode Pemberian Beasiswa……….…..35

4.1.9. Bentuk Beasiswa……….….35

4.1.10. Program Kerja BPZ………..…..36

4.1.11. Harapan dan Peluang………..……37

4.1.12. Struktur Organisasi, Susunan Pengurus&Tugas BPZ....39

4.1.13. Sejarah Singkat SMA N 1 Sei Suka………..….41

4.1.14. Visi dan Misi SMA N 1 Sei Suka………..…42

4.1.15. Tujuan……….43

4.1.16. Profil Sekolah……….43

4.1.17. Kepala Sekolah……….……..44

4.2. Karakteristik Responden……….…45

4.3. Beasiswa BPZ………...49

4.4. Motivasi………..53

4.5. Prestasi………58

4.6. Analisis Data………...………61

4.7. Pembahasan……….…66

4.8. Kekuatan Korelasi……….…..69

BAB V : PENUTUP 5.1. Kesimpulan………..71

5.2. Saran………..………..72

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Indikator Variabel………..….…20

Tabel 2: Indikator Prestasi Belajar……….………..…….21

Tabel 3: Tabel kekuatan korelasi……….……….……29

Tabel 4: Jadwal kegiatan………..……30

Tabel 5: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...45

Tabel 6: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...46

Tabel 7: Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Kelas...46

Tabel 8: Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua...47

Tabel 9: Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Orang Tua... 48

Tabel10: Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Uang Jajan Perbulan...48

Tabel 11: Jumlah nominal bantuan dana yang diberikan oleh BPZ Inalum...49

Tabel 12: Motivasi untuk bisa menerima bantuan...50

Tabel 13: Pengaruh syarat penerimaan bantuan dalam memotivasi peningkatan nilai setiap semerter...51

Tabel 14: Pengaruh pemberian bantuan dalam keaktifan proses belajar...51

Tabel 15: Pengaruh syarat penerimaan bantuan dalam memotivasi belajar...52

Tabel 16: Frekuensi dalam menjawab pertanyaan dari guru secara lisan...53

Tabel 17: Frekuensi dalam menjawab pertanyaan dari guru secara tulisan...54

Tabel 18: Frekuensi bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran...54

Tabel 19: Frekuensi diskusi di dalam kelas...55

Tabel 20: Frekuensi keaktifan dalam mengumpulkan tugas pelajaran yang diberikan guru...56

Tabel 21: Daya serap dalam menerima pelajaran...56

Tabel 22: Frekuensi dalam belajar kelompok selama seminggu...57

Tabel 23: Frekuensi diskusi dengan teman diluar sekolah...58

Tabel24: Keaktifan belajar memotivasi peningkatan nilai (prestasi) guna memenuhi syarat penerimaan bantuan...58

Tabel25: Keaktifan belajar kelompok bertujuan untuk meningkatkan kemampuan...59

Tabel 26: Perbandingan peningkatan prestasi pada semester terakhir dengan yang sebelumnya...60

Tabel27: Perbandingan peningkatan menyerap pelajaran pada semester terakhir dengan yang sebelumnya...61

Tabel28: Data Jumlah Siswa dan Siswa Kurang Mampu Di SMA Negeri 1 Sei Suka Batubara...62

(9)

ABSTRAK

Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya merupakan suatu program yang wajib dijalankan oleh perusahaan-perusahaan. Badan Pengelola Zakat (BPZ) yang berada di PT.Inalum saat ini sudah menjalankan hal tersebut dengan melakukan berbagai cara, baik di bidang pendidikan, pertanian, peternakan, perdagangan dan lain-lain. Tetapi, yang menjadi sorotan utama lembaga ini adalah dalam hal pendidikan masyarakat sekitarnya dengan menyalurkan bantuan beasiswa kepada siswa-siswa sekolah menengah pertama sampai dengan sekolah menengah umum. Contohnya di SMU Negeri 1 Sei Suka Kabupaten Batubara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh penerimaan beasiswa dari Badan Pengelola Zakat terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa kurang mampu yang belum pernah mendapatkan beasiswa tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode studi korelasi Spearman, dimana dalam hal ini analisa data menggunakan aplikasi software statistik pada sistem komputerisasi. Lokasi penelitian dilakukan di SMU Negeri 1 Sei Suka Batubara, dengan responden sebanyak 63 orang.

Berdasarkan temuan data dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program dari Badan Pengelola Zakat (BPZ) di bidang pendidikan berupa beasiswa merupakan motivasi ekstrinsik yang memiliki hubungan/pengaruh yang cukup berarti dalam mendorong peningkatan prestasi belajar siswa yang tidak mendapatkan beasiswa itu sendiri. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan software statistik, maka diperoleh hasil koefisien korelasi Spearman sebesar 0,261. Berdasarkan pernyataan bahwa jika rs > 0, maka hipotesis diterima dan arahnya

(10)

BAB I

PE N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang

Menyimak dari aspek historis dahulu sampai sekarang, yang menjadi

permasalahan terbesar di dalam sebuah negara adalah masalah kemiskinan. Baik di

bidang pendidikan, finansial, kesehatan, sampai dengan kemiskinan Sumber Daya

Manusia (SDM). Pada dasamya, kemiskinan merupakan hasil dari apa yang telah di

upayakan oleh manusia itu sendiri. Maksud dari ungkapan diatas adalah, "nasib

seseorang tidak akan berubah apabila ia tidak berusaha mengubah nasibnya". Dalam

hal ini, kemiskinan pada satu aspek yang sangat umum yaitu sosial ekonomi, yang

berdampak negatif terhadap dunia pendidikan.

Kita mengetahui bahwa masa depan bangsa kita berada di tangan generasi

muda. Akan tetapi, bagaimana nasib bangsa ini jika sebagian besar anak-anak dari

keluarga miskin harus putus sekolah karena terbelit masalah ekonomi? Persoalan

tersebut diatas bukan hanya dialami oleh sekolah-sekolah yang berafiliasi kepada

sebuah Yayasan saja. Namun sekolah yang telah memiliki biaya operasional, tidak

kalah bingung dalam menanggulangi masalah tersebut.

Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama

dengan kebutuhan perumahan, sandang, dan pangan. Bahkan, ada bangsa atau yang

(11)

mau mengurangi kualitas perumahan, pakaian, bahkan makanan, demi melaksanakan

pendidikan anak-anaknya. Seharusnya, negara, juga demikian. Apabila suatu negara

ingin cepat maju dan berhasil dalam pembangunan, prioritas pembangunan negara,

itu adalah pendidikan. Jika perlu, sektor-sektor yang tidak penting ditunda dulu dan

dana dipusatkan pada pembangunan pendidikan bagi anak kurang mampu (http:

//64.203.71.11 /kompas-cetak/0408/05/pnddkn/1 190244. htm).

Berkaitan dengan hal tersebut, negara kita telah lebih dari 20 tahun

melaksanakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Enam Tahun dan telah 10 tahun

melaksanakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Maksud dan tujuan

pelaksanaan wajib belajar adalah memberikan pelayanan kepada anak bangsa untuk

memasuki sekolah dengan biaya murah dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat

banyak. Selain membuat program wajib belajar, pemerintah juga telah mengadakan

dana. Biaya Operasional Sekolah (BOS). Sementara, sasaran penerima BOS tahun

2006 setara SD sebanyak 29.432.530 siswa dengan bantuan per orang Rp.235.000 per

tahun dan setara SMP sebanyak 10.488.627 siswa dengan bantuan per orang

Rp.324.500 per tahun serta setara SMA sebanyak 698.458 siswa dengan bantuan per

orang Rp.65.000 per bulan. Sehingga total anggaran yang akan disalurkan senilai

lebih kurang Rp.10,86 trilyun

Jika kita merujuk kepada hasil identifikasi yang dilakukan Kementerian

Negara Percepatan Daerah Tertinggal, sebanyak 199 kabupaten termasuk dalam

kategori tertinggal. Masyarakatnya masih seringkali menghadapi persoalan

keterbatasan SDM dan kelangkaan sarana dan prasarana. Artinya, pemerintah daerah

(12)

daerah sangat tidak mampu jika harus kerja sendirian untuk menyelesaikan persoalan

sekompleks itu. Kondisi ini, menurut Dosen Fakultas Pertanian Universitas Asahan

itu juga menjadi persoalan yang dihadapi oleh Pemkab Batubara. Sebagai Sekretaris

Komisi C DPRD Asahan, dia melihat masih banyak yang harus ditangani oleh

pemerintah daerah. Padahal untuk membangun pendidikan yang berkualitas, jelas saja

cukup mahal. "Kalau sekolahnya mau baik, pelayanan pendidikan oleh guru yang

cukup memuaskan, sarana dan prasarana yang oke, tentunya uang sekolah pun harus

besar. Terutama untuk sekolah lanjutan atas,yang belum disubsidi oleh pemerintah,"

katanya. Angka kemiskinan di daerah ini masih cukup besar. Berdasarkan data Survei

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2006 jumlah penduduk miskin Kabupaten

Asahan (masih termasuk Batubara) terus bertambah. Susenas 2006 menunjukkan

terdapat 138 ribu jiwa lebih warga daerah ini masih dinyatakan miskin

(http://www.seputar.indonesia.comledisicetaklsumaterautaralhtml).

Saat ini, kemiskinan telah menjadi masalah umum bagi sekolah-sekolah yang

ada di negara kita. Hal ini juga dialami oleh SMA Negeri 1 Sei Suka Batubara.

Banyak orang tua yang mempercayakan sekolah tersebut sebagai lembaga yang bisa

meningkatkan Sumber Daya anak-anaknya. Dari 632 orang siswa yang menuntut

ilmu di sekolah tersebut, sekitar 63 siswa yang berstatus tidak mampu. Dari data

tersebut kita dapat melihat bahwa keterbatasan ekonomi tidak mampu menyurutkan

semangat mereka untuk terus sekolah. Malah, sebagian prestasi sekolah didapat dari

(13)

Realita tersebut mengundang simpati sebuah lembaga yang berada di sekitar

pemukiman sekolah. Beberapa siswa kurang mampu yang berprestasi diberikan

bantuan berupa dans yang tentunya akan terus diberikan apabila prestasi dapat

dipertahankan. Bahkan, pihak lembaga akan menanggung biaya pendidikan sampai

jenjang perguruan tinggi.

Lembaga tersebut dinamakan Badan Pengelola Zakat (BPZ), lembaga ini

merupakan sebuah lembaga yang berlandaskan atas Islam yang dalam kegiatannya

selalu memberikan bantuan atau solusi bagi setiap anggota masyarakat yang ada di

sekitarnya. Baik dibidang pendidikan dengan memberikan bantuan kepada siswa

kurang mampu yang berprestasi, bidang pertanian, perdagangan serta peternakan

yang memberikan pinjaman modal tanpa memberikan bunga sewaktu

mengembalikannya. Tentunya hal ini dilakukan agar terbebas dari jeratan rentenir.

Meskipun lembaga tersebut berlandaskan atas suatu agama, tidak menutup

kemungkinan para pemeluk agama lain bisa mendapatkan bantuan yang telah ada

dengan mengikuti prosedur yang telah diberlakukan oleh lembaga tersebut. BPZ

sendiri telah berdiri sekitar 10 tahun yang lalu, dan terletak di tengah-tengah sebuah

komplek perumahan PT. Inalum Kab.Batubara. Sedangkan, dana yang didapat oleh

BPZ merupakan dana yang dikumpulkan setiap bulannya oleh para penghuni

komplek, yang dalam ketentuan Islam disebut dengan Zakat Profesi. Disini, saya

akan mencoba menyoroti peran BPZ dalam menanggulangi masalah masyarakat di

(14)

Berdasarkan survey yang dilakukan, bahwasannya siswa yang mendapatkan

bantuan dari BPZ sebanyak 6 orang. Sementara, sudah menjadi rahasia umum bahwa

pada sekolah-sekolah yang memiliki status Negeri pada umumnya memiliki siswa

yang kurang mampu dalam jumlah yang cukup memprihatinkan.

Hal tersebut diatas menjadi suatu pertanyaan yang cukup penting, mengingat

peran BPZ di dalam bidang pendidikan adalah memberikan bantuan kepada siswa

yang kurang mampu. Tetapi, mengapa hanya segelintir saja yang mendapatkan

bantuan, serta apakah siswa kurang mampu yang lainnya tidak merasa lebih

termotivasi semangat belajarnya setelah adanya BPZ di sekolah mereka dan demi

mendapat bantuan tersebut.

Disini, peneliti merasa tertarik untuk melakukan riset mengenai pengaruh

yang ditimbulkan akibat diberlakukannya bantuan tersebut oleh Badan Pengelola

Zakat. Terutama kepada siswa kurang mampu yang tidak berprestasi.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap masalah tersebut. Yang menjadi perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: "Apakah ada pengaruh antara Badan Pengelola Zakat (BPZ)

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kurang mampu di SMA Negeri 1 Sei

Suka, Kabupaten Batubara?". Dalam upaya menjawab masalah ini digunakan variabel

(15)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah ada pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ) terhadap peningkatan

prestasi belajar siswa kurang mampu yang ada di SMA Negeri 1 Sei Suka,

Kabupaten Batubara.

1.4. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini, diharapkan manfaat penelitian ini berupa:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah hasil kajian ilmiah yang akurat

sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran bagi kalangan akademis

maupun pihak kelembagaan yang terkait di dalamnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi khazanah

kepustakaan yang bernilai dan bermutu.

1.4.3. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

serta wawasan penulis mengenai kasus tersebut dan sebagai wadah latihan

serta pembentukan pola fikir ilmiah dan rasional dalam menghadapi segala

(16)

1.5. Kerangka Teori

1.5.1. Struktural Fungsional

Dalam penelitian ini, dapat dipergunakan teori struktural fungsional dari

Talcott Parsons yaitu, Parsons membuat sejumlah karya besar teoritis. Talcott Parsons

merupakan tokoh Sosiologi modern yang mengembangkan analisis fungsional dan

secara sangat rinci menggunakannya dalam karya-karyanya. Karya pertamanya yang

memakai analisis fungsional adalah buku The Social System. Dalam karya berikutnya

Parsons secara rinci menguraikan fungsi berbagai struktur bagi dipertahankannya

sistem sosial.

Menurut Talcott Parsons, pada dasarnya masyarakat berkecenderungan ke

arab eqilibrum (homeostatis). Prosesnya terjadi pada penerapan fungsi adaptasi

pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola. Sistem tidak dipandang sebagai

sesuatu yang statis, tetapi pada dasarnya tiap-tiap sistem memiliki kemampuan untuk

melakukan perubahan dan adaptasi demi pencapaian tujuan masyarakat secara.

keseluruhan (Abdulsyani, 1994:78).

Terkait dengan hal ini, lembaga yang ada di masyarakat yaitu Badan

Pengelola Zakat (BPZ) dapat mengerti apa yang cenderung diharapkan oleh

masyarakat itu sendiri. Maka daripada. itu, BPZ membuat suatu program kerja yang

diperuntukkan bagi masyarakat sekitar agar nantinya dapat melakukan perubahan

(17)

Sebagai prasyarat fungsional dari sistem sosial, Parsons mengemukakan

sebagai berikut:

Setiap sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya (adaptation).

 Setiap sistem harus memiliki suatu alat untuk memobilisasi sumbernya supaya

dapat mencapai tujuan-tujuannya, dan dengan demikian mencapai gratifikasi (goal

attainment).

 Setiap sistem harus mempertahankan koordinasi internal dari bagianbagiannya

dan membangun cara-cara yang bertautan dengan deviasinya atau dengan kata lain,

setiap sistem harus mempertahankan kesatuannya (integration).

 Setiap sistem harus mempertahankan dirinya sedapat mungkin dalam keadaan

seimbang (latent pattern maintenance).

Sementara itu, Badan Pengelola Zakat (BPZ) adalah sebuah lembaga

masyarakat, dimana di dalamnya memiliki suatu struktur sebagai suatu sistem, serta

merniliki persyaratan yang fungsional. Persyaratan tersebut mencakup:

A - Adaptation, menunjuk pada keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk

menghadapi lingkungannya. Ada dua dimensi yaitu: pertama, harus ada suatu

penyesuaian dari sistem itu terhadap tuntunan kenyataan yang keras yang tidak dapat

diubah (inflexible) yang datang dari lingkungan (atau kalau menggunakan terminologi

Parsons yang terdahulu, pada kondisi tindakan). Kedua, ada proses transformasi aktif

dari situasi itu. Ini meliputi penggunaan segi-segi situasi itu yang dapat dimanipulasi

sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi, usaha memperoleh alat itu secara

analistis harus dipisahkan dari pencapaian tujuan. Lingkungan, seperti sudah kita

(18)

sosial akan terdiri dari satuan institusional yang lebih besar dimana kelompok itu

berada.

G – Goal Attainment, merupakan persyaratan fungsional yang muncul dari

pandangan Parsons bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuannya. Namun,

perhatian yang diutamakan disini bukanlah tujuan pribadi individu, melainkan tujuan

bersama para anggota dalam suatu sistem sosial. Dalam salah satu dari kedua hal itu,

pencapaian tujuan merupakan sejenis kulminasi tindakan yang secara intrinsik

memuaskan, dengan mengikuti kegiatan-kegiatan penyesuaian persiapan.

I – Integration, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan integrasi antara

para anggota dalam sistem sosial itu. Supaya sistem sosial itu berfungsi secara efektif

sebagai suatu satuan, harus ada paling kurang suatu tingkat solidaritas diantara

individu yang termasuk di dalamnya. Masalah integrasi menunjuk pada kebutuhan

untuk menjamin bahwa ikatan emosional yang cukup menghasilkan solidaritas dan

kerelaan untuk bekerjasama dikembangkan dan dipertahankan.

L – Latent Pattern Maintenance, konsep latensi (latency) menunjukkan pada

berhentinya interaksi. Para anggota dalam sistem sosial apa saja bisa letih dan jenuh

serta tunduk pada sistem sosial lainnya dimana mungkin mereka terlibat. Karena itu,

semua sistem sosial harus berjaga-jaga bilamana sistem itu sewaktu-waktu

kocar-kacir dan para anggotanya tidak lagi bertindak atau berinteraksi sebagai

anggota sistem.

Persyaratan-persyaratan diatas tentunya dapat menjadi pegangan ataupun

pedoman bagi sebuah lembaga, yang dalam hal ini adalah Badan Pengelola Zakat

(19)

tercapainya suatu keseimbangan yang diinginkan di dalam masyarakatnya.

Selain persyaratan diatas yang harus di jalankan oleh sebuah kelembagaan,

sebenarnya BPZ sudah memiliki program kerja yang diperuntukkan kepada siswa

sekolah yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah. BPZ menjanjikan akan

memberikan bantuan biaya kepada siswa yang kurang mampu dan berprestasi. Hal

tersebut bertujuan agar para siswa yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah

merasa terpacu dan termotivasi untuk meraih prestasi demi mendapatkan bantuan

tersebut.

1.5.2. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi berasal dari kata motif, dimana "motif dapat diartikan

sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu".

Sementara itu motivasi juga mempunyai peranan yang penting dalam menimbulkan

gairah, merasa tenang dan bersemangat belajar untuk mencapai tujuan, yaitu prestasi

yang tinggi.

Sedangkan menurut Winkel dalam buku Mansour Fakih (2002:57), "Motivasi

adalah sebagai daya penggerak dalam pribadi seseorang untuk melakukan aktivitas

tertentu untuk mencapai suatu tujuan". Motivasi berprestasi merupakan kecendrungan

individu untuk menyeleksi aktivitas dengan usaha yang efektif sehingga memberikan

hasil terbaik yang pada dasarnya berkaitan dengan harapan untuk sukses. Jadi dapat

disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu energi penggerak dalam

(20)

Berbagai keinginan atau kebutuhan akan memunculkan dorongan. Dorongan

ialah desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan

merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup, semua itu merupakan hal

yang biasa kita jumpai. Namun terkadang kita melihat ada orang-orang yang bisa

berhasil dalam tempo yang tidak terlalu lama, ada pula mereka yang justru belum bisa

mengubah nasib mereka. Banyak variabel memang yang bisa menentukan hal semua

itu, diantara variabel itu adalah berkaitan dengan motivasi individu.

Abraham Maslow dalam buku Abdulsyani (1994:39), menyatakan bahwa

urutan dasar dan kebutuhan motivasi adalah sebagai berikut :

1. Basic needs atau kebutuhan fisiologi, merupakan kebutuhan yang paling

penting seperti kebutuhan akar makanan. Dominasi kebutuhan fisiologi ini relatif

lebih tinggi dibanding dengan kebutuhan lain dengan demikian muncul

kebutuhan- kebutuhan lain.

2. Safety needs atau kebutuhan akan keselamatan, merupakan kebutuhan yang

meliputi keamanan, kemantapan, ketergantungan, kebebasan dari rasa takut,

cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, hukum, batas-batas kekuatan pada

diri, pelindung, dan sebagainya.

3. Love needs atau kebutuhan rasa memiliki dan rasa cinta, merupakan kebutuhan

yang muncul setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keselamatan telah

terpenuhi. Artinya orang dalam kehidupannya akan membutuhkan rasa untuk

disayang dan menyayangi antar sesama dan untuk berkumpul dengan orang

(21)

4. Esteem needs atau kebutuhan harga diri. Semua orang dalam masyarakat

mempunyai kebutuhan atau mengiginkan penilaian terhadap dirinya yang

mantap, mempunyai dasar yang kuat yang biasanya bermutu tinggi akan rasa

hormat diri atau harga diri dan penghargaan dari orang lain. Kebutuhan ini

dibagi dalam dua peringkat :

a. Keinginan akan kekuatan, akan prestasi, berkecukupan, unggul, dan

kemampuan, percaya diri, kemerdekaan dan kebebasan

b. Hasrat akan n am a bai k at au gengsi d an h arga diri, p res tise

(penghormatan dan penghargaan dari orang lain), status, ketenaran dan

kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian dan martabat.

5. Self Actualitation needs atau kebutuhan akan perwujudan diri, yakni

kecendrungan untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan kemampuannya.

Pada dasarnya motivasi mengandung tiga komponen pokok yaitu

menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkahlaku manusia. Apabila ketiga

komponen tersebut dirinci lebih lanjut dapat memberikan gambaran bahwa :

• Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan individu memimpin seseorang

untuk bertindak dengan cara tertentu.

• Motivasi juga mengarahkan dan menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia

menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap

tujuan.

• Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus

(22)

Motivasi berprestasi (achievement motivation) merupakan teori yang

dikenalkan oleh David McClelland dalam buku Abdulsyani (1994:42). Dasar teorinya

tetap berdsarkan teori kebutuhan Maslow, namun ia mencoba mengkristalisasinya

menjadi tiga kebutuhan :

Need for Power (nPow)

Need for Affiliation (nAffi)

Need for Achievement (nAch)

McClelland mengklasifikasikan profil orang-orang yang memiliki kebutuhan

berprestasi (nAch) :

Orang dengan nAch tinggi memilih untuk menghindari tujuan prestasi yang

mudah dan sulit. Mereka sebenarnya memilih tujuan yang moderat yang mereka

pikir akan mampu mereka raih.

Orang dengan nAch tinggi memilih umpan balik langsung dan dapat diandalkan

mengenai bagaimana mereka berprestasi.

Orang dengan nAch tinggi menyukai tanggung jawab pemecahan masalah.

M. Ngalim Purwanto dalam buku Judistira Garna (1993:121) menjelaskan

bahwa, motivasi adalah "pendorongan" yaitu suatu usaha yang didasari untuk

mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak

melakukan sesuatu hingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Tujuan motivasi

adalah menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan

kemauannya untuk melakukan sesuatu hingga dapat memperoleh hasil atau tujuan

(23)

David McClelland dalam buku Mansour Fakih (2002:45) mendefinisikan

motivasi berprestasi sebagai kebutuhan yang mendorong manusia untuk berbuat lebih

daripada orang lain, guna mencapai kesuksesan karir di masa yang akan datang sesuai

dengan standar kehidupan yang ditetapkannya sendiri.

Motivasi di bedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa

rangsangan dari luar. Motivasi inilah yang di harapkan lebih dominan pada diri siswa

sehingga dengan motivasi ini mereka terdorong untuk melaksanakan segala tugas

yang di berikan kepadanya tanpa merasa terbebani dalam menyelesaikannya.

Sementara itu, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai akibat adanya

ransangan dari luar, di mana suatu kegiatan di mulai dan dilaksanakan karena adanya

dorongan dari luar dirinya.

Dalam hal ini, peran BPZ adalah sebagai motivasi ekstrinsik, di mana

para siswa merasa terpacu untuk belajar demi mendapatkan bantuan yang ditawarkan

oleh BPZ itu sendiri. Baik itu motivasi intrinsik maupun ekstrinsik, demi mencapai

suatu prestasi setiap siswa harus memiliki sebuah motivasi untuk belajar

1.5.3. Prestasi Belajar

Untuk memperoleh kemajuan dan kelestarian pada masa depan diperlukan

adanya kualitas keberdayaan, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,

kecerdasan moral, kecerdasan spiritual, dan keterampilan-keterampilan mega, yang

(24)

proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia yang sedang berkembang menuju

kepribadian mandiri untuk membangun dirinya sendiri dan masyarakat.

Konsekuensinya, proses pendidikan harus mampu menyentuh dan mengendalikan

berbagai aspek perkembangan manusia.

Prestasi belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan para

peserta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Memasuki

dunia Perguruan Tinggi berarti melibatkan diri dalam situasi hidup dan situasi

akademis yang secara fundamental berbeda dengan apa yang pernah dialami dalam

lingkungan sekolah lanjutan atas.

Para psikolog berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan prilaku.

Prilaku mengundang arti yang sangat luas, meliputi pengetahuan kemampuan

berpikir, skill/keterampilan, penghargaan terdapat sesuatu sikap, minat, dan

semacamnya. Tidak semua prilaku merupakan hasil belajar, karena sebagian

diakibatkan oleh proses perkembangan dan pertumbuhan, seperti antara lain

kematangan tetapi hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar. Karena belajar merupakan suatu proses, ia

membutuhkan waktu serta usaha dan usaha itu memerlukan waktu, cara dan metode.

Para ahli pendidikan, khususnya dalam hal belajar, secara umum berpendapat

bahwa belajar bersifat kompleks karena, merupakan proses yang dipengaruhi oleh

banyak faktor, baik dari dalam diri manusia maupun dari luar diri manusia. Belajar

juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang cukup banyak jenisnya. Namun secara

umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: faktor internal seperti motivasi, bakat,

(25)

lingkungan dan sarana prasarana.

Prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dapat dicapai. Muris dalam buku

Shindunata (2000:12) mengemukakan bahwa pengertian prestasi dui belajar

dipadukan sebagai ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pengajaran yang di

capai oleh siswa. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulakan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai setelah melakukan kegiatan belajar. Hal tersebut

merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes

hasil belajar. Prestasi belajar diwujudkan dalam bentuk angka. Hal ini dapat dilihat

pada daftar nilai dari suatu mata pelajaran. Prestasi belajar siswa adalah kemampuan

siswa dalam menguasai mata pelajaran.

Mutu pendidikan harus dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar siswa

secara mandiri. Pengetahuan apapun yang mereka kuasai adalah hasil belajar yang

mereka lakukan sendiri. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi pemamfaatan

waktu di kelas (time of learning dan time of task), partisipasi dan keaktifan siswa,

perubahan prilaku dan sikap belajar, serta hasil belajar. Penilaian keberhasilan belajar

adalah usaha untuk mengetahui mutu belajar dan mengajar atau dengan lain perkataan

seberapa jauh setiap tujuan pendidikan telah tercapai. Evaluasi merupakan suatu

proses yang berjalan terus menerus dan harus berdasarkan patokan atau kriteria serta

dapat dikembangkan.

Perkembangan zaman di abad 21 ini menuntut sekolah menyelenggarakan

pembelajaran yang memungkinkan lulusannya memiliki kemampuan kognitif tingkat

tinggi, keterampilan memotivasi diri, keterampilan mengelola diri dan keterampilan

(26)

bersaing dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan jaman.

Faktor-faktor penunjang efisiensi prestasi belajar, antara lain :

Kesiapan untuk belajar, adalah merupakan kapasitas fisik dan kesiapan mental

untuk belajar disertai harapan skill/keterampilan yang dimiliki dan latar belakang

untuk menger akan sesuatu.

Minat dan kosentrasi, keduanya merupakan faktor-faktor yang saling

berkaitan.Minat adalah perhatian yang bersifat khusus, sedangkan kosentrasi itu

muncul akibat perhatian itu. Kosentrasi adalah pemusatan pemikiran terhadap

suatu hal dengan menyampingkan semua hal yang berhubungan.

Keteraturan akan waktu dengan disiplin. Mengatur waktu dan disiplin

membawa banyak mamfaat. Namun hal ini kadang kurang diperhatikan, karena

tidak mengetahui dan menyadari pentingnya waktu dan disiplin dalam belajar.

Menurut Megawangi dalam buku Hasbullah (2005:111), banyak alternatif

sistem penilaian yang dapat dipakai selain tes pilihan berganda atau pilihan

benar-salah, misalnya (1) Persentasi hasil kerja secara verbal; (2) Pameran hasil kerja atau

tugas proyek; (3) bermain peran; (4) berdiskusi; (5) karya tulis; (6) sajak; (7) hasil

kerja kelompok; (8) portofolio; (9) menjawab pertanyaan dengan tulisan atau esai;

(10) menjawab pertanyaan dengan lisan; (11) kompetensi yang harus dikuasai sesuai

dengan yang tercantum dikurikulum; (12) siswa memberikan penilaian terhadap

kemampuan diri sendiri; dan (13) penilaian pada saat proses bukan hanya terhadap

(27)

1.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau

merupakan suatu jawaban semantara atas pertanyaan penelitian Prasetyo, dalam

buku Burhan Bungin (2001: 76). Berdasarkan penjelasan teori diatas, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

Ho : tidak ada pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ) dalam memotivasi semangat

belajar siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa kurang mampu

Ha : ada pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ) dalam memotivasi semangat belajar

siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa kurang mampu.

1.7. Definisi Konsep

Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi kosep sangat diperlukan untuk

mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah generalisasi dari

kelompok fenomena tertentu yang akan diteliti (Singarimbun, 1989:33).

Konsep-konsep yang penting dalam penelitian ini adalah:

1. BPZ (Badan Pengelola Zakat), adalah suatu lembaga resmi yang mengatasi

masalah-masalah masyarakat, baik di bidang pendidikan, pertanian,

perdagangan, maupun peternakan, demi tercapainya suatu tujuan yang

diinginkan.

2. Motivasi, adalah dorongan, keinginan, hasrat yang dapat mempengaruhi

tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak/melakukan

(28)

3. Siswa, adalah individu yang masih terikat dalam suatu lembaga pengajaran.

4. Zakat, adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat yang memeluk

agama Islam, untuk membersihkan harta yang dimilikinya.

5. Kurang mampu, adalah suatu kondisi dari individu yang dalam melakukan

segala hal tidak dapat mencapai titik maksimal. Dalam pembahasan ini, dapat

dilihat dari kemampuannya memenuhi semua kebutuhan administrasi

sekolahnya dan fasilitas yang dimiliki.

6. Prestasi, adalah suatu pencapaian maksimal yang telah memiliki standar

tertentu. Dalam hal ini, yang menjadi indikasi berprestasi adalah siswa

yang memiliki peningkatan nilai dalam rapornya.

1.8. Operasional Variabel

Menurut Neuman, dalam buku Burhan Bungin (2001:521) variabel adalah

sebuah konsep yang secara empiris dapat diukur dan dinilai. Dalam penelitian

kuntitatif melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas (indenpenden) dan variabel

terikatat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Badan Pengelola

Zakat (BPZ), variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Sedangkan

yang menjadi variabel antara adalah motivasi belajar. Indikator-indikator pada

(29)

Tabel. 1

Indikator Variabel

Variabel Teoritis Operasional Variabel

Variabel X

Badan Pengelola Zakat

 Besarnya jumlah bantuan

 Pemanfaatan dana bantuan

 Pengaruh bantuan zakat terhadap prestasi belajar

Variabel Z

MotivasiBelajar

 Aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar

 Memiliki kelompok belajar

Variabel Y

Prestasi Belajar

 Nilai mata pelajaran

Bagan Operasional Variabel

- Memiliki kelompok belajar.

- Nilai mata

(30)

Tabel. 2

Indikator Prestasi Belajar

Prestasi Belajar Defenisi Kerja

Nilai mata pelajaran  Nilai ujian mata pelajaran yang rata-rata 8

Aktif dalam proses

kegiatan belajar

mengajar

 Kemampuan menjawab secara lisan pertanyan dari

guru

 Kemampuan menjawab pertanyaan secara tulisan

pertanyaan dari guru

 Aktif dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa

 Kemampuan dalam menerima (menyerap) pelajaran

Kemampuan belajar

kelompok

 Memiliki kelompok belajar

 Kemampuan dalam mengaktualisasikan wawasan

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Badan Pengelola Zakat (BPZ)

Permasalahan dalam masyarakat adalah bersifat kompleks. Segala fenomena

dan gejala yang terjadi dalam masyarakat begitu luas di mana segala urusan yang

menyangkut aspek kehidupan manusia pada hakekatnya merupakan masalah

kemasyarakatan. Pitirin Sorokin (1981:14) mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu

yang mempelajari hubungan-hubungan dan pengaruh-pengaruh timbal balik antara

aneka macam gejala-gejala sosial.

Begitu juga fenomena hubungan timbal balik antara suatu organisasi

perusahaan dengan masyarakat luas dan sekitarnya. Yang menarik di lihat dari kaca

mata sosiologi dari fenomena interaksi ini adalah masalah mengenai tanggung jawab

sosial suatu organisasi perusahaan terhadap masyarakat luas atau masyarakat

sekitarnya.

Banyak yang mengartikan istilah BPZ tersebut secara sempit, yakni tanggung

jawab sebuah organisasi terhadap kehidupan sosial, khususnya masyarakat tidak

mampu. Akibatnya ketika sebuah organisasi menggelar kegiatan sosial, misalnya

mendatangi panti asuhan, hal seperti itulah yang dianggap sebagai bentuk bentuk

implementasi BPZ. Ada juga yang memaknai BPZ secara lebih luas, yakni tanggung

jawab sosial organisasi terhadap bencana alam. Ketika tsunami menyapu Aceh dan

(32)

belum lama ini, banyak organisasi datang mengulurkan tangan. Mereka

beramai-ramai memberikan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah.

Pada awalnya sebagai bentuk perwujudan BPZ, perusahaan lebih

memfokuskan perhatian pada perbaikan pemenuhan kebutuhan stakeholder (salah

satunya adalah karyawan) mereka saja. Tunjangan dan fasilitas untuk para karyawan

mereka perbaiki. Dengan asumsi karyawan akan bertambah giat bekerja dan akan

tetap loyal pada perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan mendapat

keuntungan dari hal tersebut. Pemenuhan target produksi tercapai dengan semakin

rajin dan besarnya tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaannya.

Perusahaan untung dan karyawan menjadi senang.

Kenyataan nya tidaklah sesedarhana demikian, banyak penduduk (merupakan

bagian dari komonitas) tempat perusahaan tersebut berada bersuara lantang dan

nyaring mengkritik perusahaan tersebut. Mereka menyuarakan berbagai hal, dari

mulai minta perhatian agar perusahaan dapat memberikan bantuan kepada mereka,

berupa sumbangan untuk fasilitas sosial ataupun umum, bahkan juga sampai ada yang

mengancam akan menutup perusahaan jika perusahaan tidak mengabulkan tuntutan

mereka.

Apalagi jika produk yang dihasilkan perusahaan mengakibatkan limbah yang

dirasakan sangat merugikan warga. Seperti kasus yang berkenaan dengan limbah

yang merugikan masyarakat adalah kasus pencemaran Teluk Buyat oleh PT

Newmont di Sulawesi Utara dan di Sumatera Utara pernah mengemuka konflik antara

PT Indo Rayon dengan masyarakat sekitar, dan banyak lagi kasus-kasus serupa yang

(33)

sifatnya positif bagi komonitas setempat malahan warga hanya mendapatkan hal yang

negatif saja. Hal yang demikian dapat terjadi jika ada bagian dari BPZ yang belum

dilaksanakan. Yaitu memperhatikan kehidupan komonitas setempat di mana

perusahaan berada.

Korporasi akan kesulitan jika masih menggunakan paradigma lama, yaitu

mengejar keuntungan yang setinggi-tingginya tanpa mempedulikan kondisi

masyarakat sekitar. Hal ini akan memicu ketidakpuasan (kecemburuan sosial) dari

masyarakat sekitar. Selain itu, perusahaan tidak dapat menggali potensi masyarakat

lokal yang seyogyanya dijadikan modal sosial perusahaan untuk maju dan

berkembang. Berbeda dengan konsep community development yang menekankan

pada pembangunan sosial (pembangunan kapasitas masyarakat), di mana korporasi

dapat diuntungkan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Selain dapat

menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja

dengan kualifikasi yang diinginkan, mereka juga dapat membangun citra sebagai

korporasi yang ramah dan peduli lingkungan. Untuk keperluan ini Agenda 21

disarankan menggunakan empat pilar pembangunan berkelanjutan (Soemarwoto:

2003), yaitu pro lingkungan hidup, pro rakyat miskin, pro gender dan pro lapangan

kerja.

2.2. Beasiswa Badan Pengelola Zakat (BPZ)

Pada program pendidikan BPZ memberikan bantuan beasiswa untuk

membantu generasi muda, yang bersifat bantuan pendidikan jangka panjang dan juga

(34)

juga mengharapkan bisa mengurangi angka putus sekolah mulai dari sekolah dasar,

hingga sekolah menengah atas dan juga untuk membantu para sarjana muda dalam

menyelesaikan pendidikan mereka. Program ini khusus untuk mereka yang tinggal di

daerah atau di lingkungan operasi PT. Inalum.

2.2.1. Maksud dan Tujuan Pemberian Beasiswa

Bantuan beasiswa yang di berikan oleh BPZ kepada siswa SMA Negeri 1 Sei

Suka, memiliki persyaratan yang harus di penuhi bagi siswa yang akan menerima

beasiswa dari BPZ tersebut. Beasiswa diberikan kepada siswa-siswa yang berprestasi

dan yang memerlukan bantuan. Bantuan beasiswa ini tidak mengikat siswa yang

menerimanya, namun demikian berdasarkan kebutuhan operasinya, BPZ bisa

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai metode studi kasus (case study) karena, mengacu pada

objek studi yang diamati, situasinya, dan perilakunya. Studi kasus digunakan untuk

memperoleh pengamatan mendalam tentang mengapa dan bagaimana seorang

individu atau kelompok bertindak dengan suatu cara. tertentu. Hal ini dikarenakan

karena penelitian ini ingin melihat suatu permasalahan secara tajam. (Faisal,

1999:22). Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

yang dipilih dalam penelitian ini adalah studi korelasi. Secara spesifik penelitian ini

menggunakan studi korelasi Spearman. Penggunaan korelasi Spearman dalam

penelitian ini dikarenakan bahwa korelasi rank Spearman digunakan untuk mencari

hubungan data dari dua variabel yang mempunyai pengukuran sekurang-kurangnya

tipe data ordinal sehingga memungkinkan untuk dibuat peringkat atau rangking

terhadap data tersebut. Dimana dengan metode tersebut diharapkan dapat mencari

atau menemukan hubungan antara variabel X dan variabel Y, dalam penelitian ini

adalah variabel Badan Pengelola Zakat dan prestasi belajar. Selain itu, disini juga

(36)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sei Suka, Batubara. Adapun alasan

pemilihan lokasi penelitian ini adalah:

1. Lokasi penelitian merupakan salah satu sekolah yang beberapa siswanya

mendapatkan prestasi terbaik dan mengikuti program sukses yang diberikan oleh

BPZ.

2. Sekretariat BPZ yang ada di komplek perumahan PT. Inalum.

3. Lokasi tersebut merupakan tempat dimana peneliti berdomisili, sehingga

mempermudah untuk mengakses data-data yang diperlukan dalam melakukan

penelitian.

3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti Prasetyo, dalam

buku Burhan Bungin (2001: 119). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

siswa kurang mampu yang tidak berprestasi, yang ada di SMA Negeri I Sei Suka

Tanjung Gading, Kabupaten Batubara. Dalam penelitian ini, populasi penelitian

sebanyak 63 orang, yang terbagi atas: Siswa kurang mampu kelas I: 28 orang, kelas

II: 23 orang, kelas III: 12 orang. Peneliti memutuskan untuk mengambil seluruh

populasi menjadi sampel dalam penelitian ini. Karena di dalam sebuah penelitian

kuantitatif, populasi yang jumlahnya kurang dari 100, akan dijadikan sampel

(37)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan

Teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti

dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah atau surat kabar dan bentuk

tulisan lainnya yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan

Teknik pengumpulan data melalui penelitian langsung dengan turun kelokasi

penelitian untuk mencari fakta/data-data yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti, yaitu dengan cara:

 Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk

mendapat gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

 Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan

menyebarkan angket yang berisi pertanyaan yang diajukan secara tertulis

kepada siswa dan pengurus BPZ sebagai responden.

 Dokumenter, yaitu data yang diperoleh dari suatu dokumentasi. Dalam

penelitian ini memerlukan dokumen sekolah yang merupakan salah satu

(38)

3.5. Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik korelasi rank

Spearman. Dan juga menggunakan teknik analisa tabulasi silang. Effendi, dalam

(Singarimbun, 1995:273) menjelaskan bahwa tabulasi silang merupakan metode

analisa yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk

menjelaskan hubungan antara variabel-variabel.

Rumus yang digunakan adalah:

rs = 1 -

3.5.1. Koefesien korelasi (r,)

1. Kekuatan korelasi (magnitude)

Tabel. 3

Tabel kekuatan korelasi

Nilai Koefisien Kekuatan Korelasi

0 Tidak ada korelasi

0,1 Sangat lemah

(39)

0,5 Sedang

No Jenis Kegiatan

Bln

4 Seminar Penelitian 

5 Revisi Proposal Penelitian 

6 Penyerahan Hasil Seminar 

7 Operasional Penelitian 

8 Bimbingan    

9 Penulisan Laporan Akhir 

(40)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Badan Pengelola Zakat (BPZ).

Badan Pengelola Zakat (BPZ) merupaka suatu organisasi yang berada di

kawasan perumahan PT.Inalum. Organisasi ini merupakan organisasi yang

berlandaskan atas Islam. Segala sesuatu yang ada di dalamnya, baik pengurus

maupun program kerjanya juga berlandaskan atas Islam. Badan Pengelola Zakat

(BPZ), dalam kegiatannya selalu memberikan bantuan atau solusi bagi setiap anggota

masyarakat yang ada di sekitarnya. Baik dibidang pendidikan dengan memberikan

bantuan kepada siswa kurang mampu yang berprestasi, bidang pertanian,

perdagangan serta peternakan yang memberikan pinjaman modal tanpa memberikan

bunga sewaktu mengembalikannya. Tentunya hal ini dilakukan agar terbebas dari

jeratan rentenir.

Meskipun lembaga tersebut berlandaskan atas suatu agama, tidak menutup

kemungkinan para pemeluk agama lain bisa mendapatkan bantuan yang telah ada

dengan mengikuti prosedur yang telah diberlakukan oleh lembaga tersebut. BPZ

sendiri telah berdiri sekitar 10 tahun yang lalu. Sedangkan, dana yang didapat oleh

BPZ merupakan dana yang dikumpulkan setiap bulannya oleh para penghuni

(41)

4.1.2. V i s i d a n M i s i B P Z

Visi BPZ :

" Menjadikan BPZ sebagai wadah yang disenangi oleh Muzaki sebagai pemberi

amanah dan dirindukan oleh Mustahik untuk mengembangkan perekonomian

masyarakat”.

Misi/Sasaran BPZ 2008-2011 (3M = Muzaki, Mustahik, Mandiri)

1. Meningkatkan Muzaki yang menyerahkan ZIS melalui BPZ 20% dari tahun

sebelum.

2. Membantu peningkatan kesejahteraan Mustahik (Masyarakat Kecil) melalui

kegiatan pengembangan Sumber daya manusia dan ekonomi.

3. Optimalisasi kualitas penghimpunan dan penyaluran harta ZIS yang transparan,

terukur, berdayaguna, dan dapat dipertanggung jawabkan dalam

mewujudkan kemandirian masyarakat di sekitar Inalum

4.1.3. Strategi Pencapaian Visi & Misi (3S = Sosialisasi, Sumber daya, Sinerji)

1. Sosialisasi/Dakwah kepada para muzaki :

1) Perintah kewajiban zakat bagi kaum muslimin sesuai nisab dan haul yang

telah ditetapkan.

2) Himbauan menunaikan ZIS (Zakat, Infak dan Shodaqah) atau berbagi rezeki

kepada kaum duaffa melalui lembaga BPZ agar lebih sinergi.

3) Laporan/informasi kegiatan sebagai wujud pertanggung jawaban moril

(42)

2. Meningkatkan Sumberdaya manusia yang diperlukan khusus untuk pengelolaan

BPZ secara profesional dan Mandiri serta peningkatan kecerdasan masyarakat

sekitar.

3. Saling bekerjasama dengan pihak terkait, baik secara internal pengurus

maupun eksternal masyarakat dan pemerintahan setempat untuk mencapai

sasaran BPZ sebagai amanah umat.

4.1.4. Pola/Teknik BPZ

1. Saling ingat mengingatkan dalam kebenaran dan selalu mawas diri serta

bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Mengajak kaum muslimin agar menerima dan mengamalkan ajaran islam secara

utuh dengan memberikan hak orang yang ada pada harta kita melalui pengeluaran

zakat, infak dan sedekah.

4.1.5. Peta Kekuatan BPZ

Cukup tingginya tingkat kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat

Tanjung Gading sebagai muzaki utama BPZ.

Prinsip Dasar Manajemen Pengelolaan Zakat

1) Amanah

Bahwa zakat yang dititipkan kepada BPZ merupakan amanah bagi pengurus

sesuai syariat Islam.

2) Profesional

Bahwa keberhasilan pengeloaan zakat diukur dengan meningkatnya ekonomi

(43)

efisien.

3) Transparan

Terbuka adanya kontrol dan pengawasan yang melibatkan semua pihak baik

intern maupun ekstern.

4) Inovatif

Untuk senantiasa berubah dalam hal pengembangan harta ZIS sesuai dengan

kebutuhan dan dinamika ummat.

4.1.6. Kriteria Penerima Bea Siswa BPZ

1. Diutamakan bagi siswa yang berprestasi

2. Mengajukan permohonan untuk menerima beasiswa yang berisikan:

a. Data lengkap siswa

b. Nama orang tua

c. Pekerjaan orang tua

d. Penghasilan orang tua

e. Dengan diketahui kepala sekolah dan ketua rukun warga setempat

4.1.7 Sistem Distribusi

Beasiswa diberikan melalui beberapa cara, sebagai berikut:

1. Langsung

a. diambil dirumah pengurus BPZ yang ditunjuk

b. diantar kerumah penerima beasiswa oleh pengurus BPZ yang ditunjuk

(44)

2. Melalui perantara

a. melalui sekolah tempat penerima beasiswa

b. melalui canel yang mengajukan siswa penerima beasiswa

3. Perioda distribusi

Beasiswa akan di bayar per 3 bulan, kecuali mahasiswa adalah per 6 bulan

4.1.8. Periode Pemberian Beasiswa

Jangka waktu pemberian beasiswa adalah selama satu tahun ajaran

dan dapat diperpanjang apa bila hasil evaluasi siswa memenuhi

persyaratan yang ditetapkan BPZ, yaitu:

1. Prestasi siswa meningkat dari yang sebelumnya, minimal sama

2. Akhlak dan perilaku siswa baik

3. Kondisi perekonomian siswa semakin buruk atau tidak berubah

4.1.9. Bentuk Beasiswa

1. Uang sekolah

a. Beasiswa yang diberikan adalah sejumlah uang SPP dan BP3

yang harus dibayar oleh siswa sesuai dengan tingkatannya

b. Apabila mahasiswa, maka sesuai dengan jumlah SPP persemester

2. Perlengkapan sekolah

(45)

4.1.10. Program Kerja

Berdasarkan visi, misi/sasaran organisasi maka disusunlah program kerja

sebagai berikut:

1. Jangka Pendek

1) Kelengkapan Organisasi Dan Sekretariat

a. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab

b. Penyusunan Program Kerja Tiap Unit

c. Membuat Mekanisme Penyaluran

d. Membuat Kriteria Mustahiq

2) Program Pembinaan Dan Pengembangan

a. Sosialisasi ZIS dan BPZ melalui media yang ada

b. konsolidasi ke Pengurus/Pembina

c. Pendataan Muzakki dan Mustahiq

3) Program Pembiayaan

a. Safari Ramadhan

b. Penyaluran dana produktif pertanian

2. Jangka Menengah

1) Pembinaan Mustahiq

a. Sensus Mustahiq

b. Dakwah dan Penyuluhan

c. Proyek Pemberdayaan Ekonomi Umat

2) Pelatihan Pengelolaan Zakat

(46)

b. Diskusi dan Temu Muka dengan organisasi/badan terkait

3) Kegiatan Bakti Sosial

a. Santunan Anak Yatim

b. Pengobatan sosial dan Khitanan massal

3. Jangka Panjang

1) Membentuk lembaga Baitul Mal wat-Tamwil/Koperasi Syariah

2) Peningkatan kualitas umat :

a. Kiat membentuk keluarga sakinah

b. Kiat mendidik anak soleh

c. Etos kerja muslim

d. Proyek pemberantasan buta huruf AI-Quran (kerjasama dengan

lembaga lain).

4.1.11. Harapan dan Peluang

1. Peta Geographi Tanjung Gading dan Kuala Tanjung

Kota Tanjung Gading (lokasi pemukiman Karyawan) dan Kuala Tanjung

(lokasi Pabrik Peleburan) berada di jalur 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Sei

Suka, Air Putih dan Medang Deras. Kondisi geograpi di sekitar Tanjung Gading

umumnya berupa tanah perkebunan dan persawahan, sementara lokasi Kuala Tanjung

(47)

2. Karakteristik masyarakat

Masyarakat sekitar Tanjung Gading dan Kuala Tanjung pada umumnya

hidup sebagai petani dan pedagang kecil, sebagian sebagai nelayan yang tinggal

di sekitar pantai. Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak sekali umat

Islam yang tingkat ekonominya lemah sangat bergantung kepada renternir. Ini

akibat ketiadaaan sumber dana untuk modal usaha. Kemudahan memperoleh

'suntikan modal' dari renternir tidak menjadi halangan walaupun 'bunga' yang

diberikan cukup tinggi. Kergantungan hidupnya kepada renternir akan

mengakibatkan hasil yang diperoleh dari usahanya sangat tipis sehingga tingkat

kehidupannya akan susah untuk meningkat.

3. Peluang dan harapan

Saat ini harta ZIS yang sudah dihimpun oleh BPZ masih sekitar 20%

(Rp10 juta) per bulan. Jadi masih besar peluang untuk menghimpun dalam jumlah

yang lebih besar. Ini adalah peluang bagi BPZ untuk bisa lebih banyak lagi

menghimpun dana zakat dan harapan bagi masyarakat untuk memperoleh bantuan

lebih banyak lagi.

4. Masyarakat yang madani

Dengan dihimpunnya harta ZIS oleh lembaga amil maka disinilah sebenarnya

letak kelebihannya penyaluran oleh lembaga Amil. Dengan adanya lembaga Amil ini

maka masyarakat memiliki semacam jaminan/proteksi sosial melalui pengelolaan

dana ZIS yang berupa pinjaman kebijakan (qardhul hasan) ataupun berupa

insentif sosial, yakni rasa kebersamaan melalui ikatan kelompok simpan pinjam

(48)

distribusi rasa kesejahteraan dari masyarakat yang tidak punya kepada masyarakat

yang punya. Dengan demikian, terjadi komunikasi antara dua kelas yang berbeda

yang akan memberikan dampak positif kepada kehidupan sosial ekonomi komunitas

masyarakat sekitar. Apabila rasa kesejahtraan dan keadilan ini sudah terpenuhi maka

diharapkan akan terbentuk masyarakat yang madani.

4.1.12. Struktur Organisasi, Susunan Pengurus dan Tugas Organisasi

Untuk lebih optimal dalam pengelolaan dan pendayagunaan harta

zakat maka telah dibentuk struktur dan tugas organisasi sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi terlampir

2. Tugas Organisasi

1) Ketua

-Bertanggung jawab terhadap kegiatan BPZ

-Memimpin dan mengatur organisasi BPZ

2) Sekretariat

-Memimpin sekretariat

-Melaksanakan administrasi BPZ

-Membuat aturan-aturan dan mekanisme kerja BPZ

-Membuat kriteria penyaluran

-Melakukan riview terhadap organisasi BPZ

(49)

3) Bendahara

-Mengumpulkan ZIS

-Membuat dan monitor cash flow dana BPZ

-Melakukan pembayaran

-Membuat laporan keuangan

-Membuat neraca keuangan

-Membuat rencana anggaran

-Membantu bidang/seksi lain

4) Ketua Bidang Pembinaan Dan Pengembangan

-Koordinator Seksi Muzakki dan Seksi Mustahiq

-Bertanggung jawab terhadap ketua

5) Seksi M u z a k k i

-Melakukan survey dan pendataan kondisi muzaki

-Membuat program untuk peningkatan muzaki.

-Melaksanakan dan mengevaluasi program point-2

-Membuat program untuk dakwah Zakat ke muzaki (Seminar, dll)

-Membuat program dokumentasi dan sosialisasi zakat

-Membuat program pengumpulan dan penyaluran zakat fitrah (Bentuk Panitia)

6) Seksi Mustahiq

-Melakukan survey dan membuat peta kondisi mustahik.

-Membuat program untuk peningkatan ekonomi umat (pedagang, petani, ternak)

(50)

-Membuat program dakwah buat mustahik

-Membuat program bantuan/kegiatan sosial masyarakat

7) Ketua Bidang Pembiayaan

-Koordinator Seksi Konsumtif dan Seksi Produktif

-Bertanggung jawab terhadap Ketua

8) Seksi Konsumtif

-Melakukan penyaluran dana konsumtif

-Membuat laporan kegiatan penyaluran

-Melakukan pengawasan dan evaluasi kondisi mustahik yang jadi binaan

-Memberikan masukan kepada bidang Pembinaan dan Pengembangan mustahik.

9) Seksi Produktif

-Melakukan penyaluran dana produktif

-Membuat laporan kegiatan penyaluran

-Melakukan pengawasan dan evaluasi kondisi mustahik yang jadi binaan

-Memberikan masukan kepada bidang terkait untuk pelaksanaan usaha

10) Komisaris Seksi

-Membantu kegiatan sekretariat

-Sebagai perwakilan seksi/departemen.

4.1.13. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Sei Suka

SMA Negeri 1 Sei Suka didirikan pada tahun 2002 yang dibangun

(51)

Negeri yang ada di Kecamatan Sei Suka yang terletak di sebelah Timur Ibu

Kota Kecamatan Sei Suka Kabupaten Asahan.

Sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2007 tentang pemekaran Kabupaten Asahan

menjadi 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batu Bara

dan sesuai dengan letak geografisnya SMA Negeri 1 Sei Suka terletak di

Kabupaten Batu Bara, dengan posisi segitiga antara Kabupaten Asahan,

Simalungun dan Serdang Bedagai.

4.1.14. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Sei Suka

VISI

”Mewujudkan sekolah sebagai lembaga pusat pengembangan Sumber Daya Manusia

yang kreatif dan inovatif serta menghasilkan lulusan yang bermoral Pancasila dengan

wawasan IPTEK dan IMTAQ”.

MI S I

1.Menyelenggarakan dan meningkatkan kualitas kegiatan intrakurikuler.

2.Mengembangkan dan melaksanakan secara berkesinambungan

kegiatan ekstrakurikuler.

3.Menyatukan dan memantapkan pemahaman warga sekolah tentang

wawasan wiyata mandala.

4.Memelihara dan meningkatkan ketahanan sekolah.

(52)

meningkatkan kualitas sekolah.

4.1.15. Tujuan

1. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah

2. Unggul dalam persentase kelulusan UN

3. Unggul dalam persaingan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur

PMP dan SPMB

4. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4.1.16. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sei Suka

Alamat : Jln. Beringin No. 1 Tanjung Gading

Kecamatan : Sei Suka

Kabupaten : Batu Bara

Propinsi : Sumatera Utara

N S S : 301070618047

NPSN : 10204058

Tahun Berdiri : 4 Februari 2003

(53)

Nama Bank : Bank Sumut

Alamat Bank : Jln. Sudirman No. Indrapura

Luas Tanah : 14.703 m2

4.1.17. Kepala Sekolah

N a m a : Drs. YAHYA SHAMADI

NIP : 1 3194 755 1

Pangkat/Golongan : Pembina, IV/a

Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 22 September 1961

Agama : Islam

Pejabat Yang Mengangkat : Bupati Asahan

Nomor dan Tanggal : 291 – BKD / 2004 Tanggal 6 Juli 2004

(54)

4.2. Karakteristik Responden

Untuk mengeahui pengaruh pemberian beasiswa dari BPZ terhadap prestasi

belajar siswa SMA Negeri 1 Sei Suka, dilakukan penelitian kepada 63 responden

yang terdaftar sebagai responden, yang memiliki karakteristik-karakteristik sebagai

berikut:

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian

untuk Karakteristik responden berdasarkan usia dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 5

Usia Frekuensi Persen

<= 15 tahun 31 49,2%

16 - 18 tahun 32 50,8%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki usia <= 15

tahun sebanyak 31 orang (49,2%), sedangkan yang berusia 16 - 18 tahun sebanyak 32

orang (50,8%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki

usia 16 - 18 tahun.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian

untuk Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel di

(55)

Tabel. 6

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

Laki-laki 29 46,0%

Perempuan 34 54,0%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 29 orang (46,0%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 34 orang (54,0%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan.

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Kelas

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian

untuk Karakteristik responden berdasarkan kelas dapat di lihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel. 7

Kelas Frekuensi Persen

Satu 28 44,4%

Dua 23 36,5%

Tiga 12 19,0%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden kelas I sebanyak 28 orang

(44,4%), responden kelas II sebanyak 23 orang (36,5%), sedangkan kelas III

sebanyak 12 orang (19,0%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

Gambar

Tabel. 1 Indikator Variabel
Tabel. 2
Tabel. 3 Tabel kekuatan korelasi
Tabel. 4 Jadwal kegiatan
+7

Referensi

Dokumen terkait