• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya kabupaten Simalungun Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya kabupaten Simalungun Tahun 2010"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN SEHAT DAN GIZI SEIMBANG DI DESA

MEREK RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

NIM : 081000221

FREDDY SUYANTO SARAGIH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN SEHAT DAN GIZI SEIMBANG DI DESA

MEREK RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM : 081000221

FREDDY SUYANTO SARAGIH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN SEHAT DAN GIZI SEIMBANG DI DESA MEREK

RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM : 081000221

FREDDY SUYANTO SARAGIH

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Hari Senin, Tanggal 27 Desember 2010

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

(Ernawati Nasution, SKM,MKes) (Fitri Ardiani, SKM, MPH) NIP. 197002121995012001 NIP. 198207292008122002

Penguji II Penguji III

(dr. Mhd. Arifin Siregar, MS) (Dra. Jumirah, Apt. M.Kes) NIP.195811111987031004 NIP. 195803151988112001

Medan, Desember 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, MS NIP. 196108311989031001

(4)

ABSTRAK

Penyuluhan merupakan salah satu upaya pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku baik, dengan adanya penyuluhan diharapkan ibu mengerti dan memahami serta mau dan mampu melaksanakan apa yang dinasehatkan, sehingga akan terlihat dalam pengaturan menu, keanekaragaman, komposisi maupun cara pengolahannya dan juga dalam memilih, mengatur dan menyajikan makanan bagi keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One-Group Pretest-Posttest. Perlakuan dilakukan dengan penyuluhan gizi yang berupa metode ceramah, dan pembagian leaflet. Pengukuran data pengetahuan dan sikap dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah penyuluhan. Jumlah sampel adalah sebanyak 68 orang ibu. Analisa hasil dilakukan dengan menggunakan paired sampel t-test.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu sebelum penyuluhan gizi tentang makanan sehat dan gizi seimbang adalah kategori cukup (57,4%), setelah penyuluhan pengetahuan ibu menjadi baik (77,9%). Sikap ibu sebelum penyuluhan gizi adalah kategori cukup (76,5%), sesudah penyuluhan gizi sikap ibu menjadi baik (85,3%). Hasil uji menunjukkan ada perbedaan sesudah perlakuan, yaitu pengetahuan dengan nilai t= -17,960 dan p=0,000, sikap dengan nilai t= -24,587 dan p=0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan perubahan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang.

Saran dari penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan pembagian leaflet sebagai salah satu metode baru untuk membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu dalam mewujudkan kesehatan keluarga.

(5)

ABSTRACK

Counseling is an effort to approach that can be done to improve the knowledge so as to produce both behavioral changes, with the extension is expected mothers to understand and comprehend and willing and able to implement what is advised, so that will be seen in the settings menu, diversity, composition and processing means and also in selecting, arranging and serving food for the family.

This research aims to determine the influence of education on knowledge and attitude of mothers about healthy food and balanced nutrition in the village of Brand Raya Raya Subdistrict Simalungun District in 2010. The study was quasi experiment design with pretest-Group One-posttest. Treatment is nutritional counseling in the form of the lecture methode, and the distribution of leaflets. Data measuring knowledge and attitudes carried out 2 times before and after extension is given. The number of samples are as many as 68 people mother. Analysis of the results carried out using paired sample t-test.

The results showed knowledge of the mother before nutritional counseling about healthy eating and balanced nutrition is adequate category (57,4%), after the extension of knowledge to be good mothers (77,9%). The attitude of the mother prior to nutrition education is enough category (76,5%), nutrition counseling after the mother is a good attitude (85,3%). The test results showed no differences after treatment, namely knowledge with value t = -17.960 and p = 0.000, attitudes to the value t = -24.587 and p = 0.000. The conclusion of this research is that there is influence of maternal education on improving knowledge and changing attitudes about healthy eating and maternal balanced nutrition.

Suggestions from this research are expected to health workers to provide counseling to the lecture method and the distribution of leaflets as a new method to help increase public knowledge of the health of especially women in the family.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Freddy Suyanto Saragih

Tempat/Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 2 Januari 1977

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Sudah kawin

Jumlah Anak : 3 orang

Alamat : Jalan Singosari No. 90 Pematang Siantar

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1983 – 1989 : SD Negeri 091322 Merek Raya

2. Tahun 1990 – 1993 : SLTP Negeri 1 Pematang Raya

3. Tahun 1993 – 1996 : SMA Negeri 1 Pematang Raya

4. Tahun 1996 – 1999 : Akademi Keperawatan Abdi Florensia Pematang Siantar

5. Tahun 2008 – sekarang : Fakultas Kesehatan Masyarakat Medan

Universitas Sumatera Utara

Riwayat Pekerjaan : Staf di Puskesmas Pematang Raya Kabupaten Simalungun

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya kabupaten Simalungun Tahun 2010”, ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Selama penulisan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan moril maupun

materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan Ibu

Fitri Ardiani, SKM, MPH selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya serta dengan penuh kesabaran membimbing saya.

Selanjutnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Jumirah, Apt. M.Kes, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji III.

3. Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku Dosen penasehat akademik Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

4. Bapak dr. Mhd. Arifin Siregar, MS, selaku Dosen Penguji II.

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Fakultas Kesehatan Masyarakat

(8)

6. Ayahanda terkasih J. Saragih dan ibunda tercinta L. Br. Damanik (alm) yang

telah mendukung saya baik dalam doa, serta memberi semangat di sepanjang

hidup saya, yang dengan penuh kasih dan kesabaran selalu mengajari saya utnuk

tetap bersyukur dalam segala hal.

7. Teristimewa buat istriku tercinta Desrianti br. Simanjuntak dan tiga jagoan saya

Defry Imanuel C.Saragih, Christian Adinata Saragih dan Marvel Brain Octo

Saragih yang telah banyak memberi dukungan, motivasi, pengorbanan, kesabaran

dan doa sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepala Desa Merek Raya Bapak Jatam Purba yang telah memberikan izin

penelitian kepada saya.

9. Rekan-rekan mahasiswa/i FKM-USU angkatan 2008, Martinus Tambunan, Harry

Damanik, Jhon Wesly Siregar, Lukman Sembiring, Rolika Silalahi dan Erni

Tambunan

10. Seluruh sahabat, teman dan pihak yang telah banyak membantu penulis baik besar

maupun kecil semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dapat memberikan balasan yang

lebih baik..

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kasih karuniaNya kepada semua

yang telah membantu saya.

Saya menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini mungkin masih

terdapat kekurangan yang dapat diperbaiki, maka saya mengharapkan saran dan kritik

(9)

Dan akhirnya semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi

kita semua. Amin.

Medan, Desember 2010

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

2.1.3. Penyuluhan sebagai Proses Perubahan Perilaku ... 14

2.1.4. Kekuatan yang Mempengaruhi Penyuluhan ... 15

(11)

2.5. Kerangka Konsep ... 34

4.3. Pengaruh Penyuluhan Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Terhadap Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 46 4.4. Pengaruh Penyuluhan Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Terhadap Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 48 4.5. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan pada Saat post-test ... 50

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Penyuluhan Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Terhadap

(12)

5.1.1. Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang

Sebelum Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya ... 52 5.1.2. Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang

Sesudah Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya ... 54 5.2. Pengaruh Penyuluhan Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Terhadap

Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Desa Merek Raya ... 56 5.2.1. Sikap Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Sebelum

Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya ... 56 5.2.2. Sikap Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Sesudah

Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya ... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 59 6.2. Saran ... 56

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

Tahun 2010 ... 44

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

Tahun 2010 ... 44

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 ... 45

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

Tahun 2010 ... 45

Tabel 4.5. Perbedaan Rata-Rata Nilai Skor pre-test dan post-test Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 ... 47

Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan

Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 ... 48

Tabel 4.7. Perbedaan Rata-Rata Nilai Skor pre-test dan post-test Sikap Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 ... 51

Rabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan sikap Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 ... 65

Lampiran 2 : Leaflet tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang ... 69

Lampiran 3 : Tabel Reliability ... 70

Lampiran 4 : Frequency Tabel ... 72

Lampiran 5 : Hasil Analisis T-Test ... 87

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. : Pedoman Menu Seimbang dalam Piramida Makanan ... 26

Gambar 2 .2. : Kerangka Konsep Penelitian ... 34

Gambar 4.1. : Diagram Pengetahuan Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi

(16)

ABSTRAK

Penyuluhan merupakan salah satu upaya pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku baik, dengan adanya penyuluhan diharapkan ibu mengerti dan memahami serta mau dan mampu melaksanakan apa yang dinasehatkan, sehingga akan terlihat dalam pengaturan menu, keanekaragaman, komposisi maupun cara pengolahannya dan juga dalam memilih, mengatur dan menyajikan makanan bagi keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One-Group Pretest-Posttest. Perlakuan dilakukan dengan penyuluhan gizi yang berupa metode ceramah, dan pembagian leaflet. Pengukuran data pengetahuan dan sikap dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah penyuluhan. Jumlah sampel adalah sebanyak 68 orang ibu. Analisa hasil dilakukan dengan menggunakan paired sampel t-test.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu sebelum penyuluhan gizi tentang makanan sehat dan gizi seimbang adalah kategori cukup (57,4%), setelah penyuluhan pengetahuan ibu menjadi baik (77,9%). Sikap ibu sebelum penyuluhan gizi adalah kategori cukup (76,5%), sesudah penyuluhan gizi sikap ibu menjadi baik (85,3%). Hasil uji menunjukkan ada perbedaan sesudah perlakuan, yaitu pengetahuan dengan nilai t= -17,960 dan p=0,000, sikap dengan nilai t= -24,587 dan p=0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan perubahan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang.

Saran dari penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan pembagian leaflet sebagai salah satu metode baru untuk membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu dalam mewujudkan kesehatan keluarga.

(17)

ABSTRACK

Counseling is an effort to approach that can be done to improve the knowledge so as to produce both behavioral changes, with the extension is expected mothers to understand and comprehend and willing and able to implement what is advised, so that will be seen in the settings menu, diversity, composition and processing means and also in selecting, arranging and serving food for the family.

This research aims to determine the influence of education on knowledge and attitude of mothers about healthy food and balanced nutrition in the village of Brand Raya Raya Subdistrict Simalungun District in 2010. The study was quasi experiment design with pretest-Group One-posttest. Treatment is nutritional counseling in the form of the lecture methode, and the distribution of leaflets. Data measuring knowledge and attitudes carried out 2 times before and after extension is given. The number of samples are as many as 68 people mother. Analysis of the results carried out using paired sample t-test.

The results showed knowledge of the mother before nutritional counseling about healthy eating and balanced nutrition is adequate category (57,4%), after the extension of knowledge to be good mothers (77,9%). The attitude of the mother prior to nutrition education is enough category (76,5%), nutrition counseling after the mother is a good attitude (85,3%). The test results showed no differences after treatment, namely knowledge with value t = -17.960 and p = 0.000, attitudes to the value t = -24.587 and p = 0.000. The conclusion of this research is that there is influence of maternal education on improving knowledge and changing attitudes about healthy eating and maternal balanced nutrition.

Suggestions from this research are expected to health workers to provide counseling to the lecture method and the distribution of leaflets as a new method to help increase public knowledge of the health of especially women in the family.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seorang ibu sangat berarti dalam kehidupan seseorang, figur seorang ibu

mendominasi dalam perkembangan karakter dan kepribadian seorang anak, yang

akan dibawa bersama tumbuh kembang kehidupan anak tersebut. Ibu selalu memberi

dorongan dan semangat untuk maju, memberi lingkungan yang baik, memberi

kesempatan berkembang, memperhatikan keluarga dalam pemberian makanan yang

bergizi dengan menu seimbang (Ida, 2010).

Sudah menjadi kodratnya apabila semua makhluk hidup memerlukan

membutuhkan

ketahanan

Tentunya untuk bisa mewujudkan kegunaan makanan tersebut dengan baik tidak bisa

sembarang makanan yang dimakan. Apalagi di zaman sekarang ini banya

yang diakibatkan ole

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan dan

pemilihan makan adalah faktor ekonomi dan harga, serta faktor sosio-budaya dan

religi. Keadaan ekonomi keluarga relatif mudah diukur dan berpengaruh besar pada

konsumsi pangan dan jenis pemilihan makan, terutama pada golongan miskin.

Pendapatan secara langsung dapat mempengaruhi perubahan konsumsi pangan

keluarga. Meningkatnya pendapatan berarti memperbesar peluang untuk membeli

(19)

pendapatan akan menyebabkan penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas pangan

yang dibeli. Selain pendapatan, adalah harga pangan. Perubahan harga dapat

berpengaruh terhadap besar kecilnya permintaan akan pangan. Yang kedua adalah

faktor sosio-budaya dan religi. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan

yang berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan yang digunakan untuk

dikonsumsi. Aspek sosio-budaya pangan adalah fungsi pangan dalam masyarakat

yang berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan

pendidikan masyarakat tersebut (Khomsan, 2004).

Kegiatan Posyandu dan PKK sebenarnya sangat penting bagi ibu untuk

menambah pengetahuan tentang pemberian makanan yang sehat bagi keluarga,

diantaranya kegiatan penyuluhan yang dilakukan di salah satu kegiatan dari 5 (lima)

meja yang ada di Posyandu dan penyuluhan tentang kegiatan pokok PKK seperti

yang tertuang pada kegiatan pokja III yang memuat tentang keadaan sandang,

pangan, perumahan dan tatalaksana rumah tangga. Beberapa program yang

dilaksanakan dapat menjadi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu

dalam pelaksanaan tatalaksana pangan di rumah tangga. Oleh karena itu untuk

meningkatkan pengetahuan gizi adalah dengan memberikan penyuluhan kepada ibu

tentang makanan sehat dan gizi seimbang (Soekirman, 2002).

Penyuluhan gizi adalah faktor yang berperan dalam peningkatan pengetahuan

gizi ibu yang berpengaruh pada proses pertumbuhan yaitu perubahan status gizi

balita. Pengetahuan gizi yang baik dapat meningkatkan pengetahuan gizi pada ibu

balita yang akan dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas makanan sehari-hari. Hal

(20)

pengolahannya dan juga dalam memilih, mengatur dan menyajikan makanan. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arik Tursiani (2010), di Wilayah

Puskesmas Kedungwaru Kabupaten Tulungagung yang diperoleh hasil bahwa

penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan gizi ibu yang dapat diterapkan dalan

kehidupan sehari – hari pada balitanya sangat berpengaruh terhadap perubahan status

gizi pada balitanya (Tursiani, 2010).

Di suatu kelompok masyarakat, anak balita merupakan kelompok yang paling

rawan terhadap terjadinya kekurangan gizi. Kekurangan gizi dapat terjadi dari tingkat

ringan sampai tingkat berat dan terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu cukup

lama. Keadaan gizi atau status gizi masyarakat menggambarkan tingkat kesehatan

yang diakibatkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan asupan zat-zat gizi yang

dikonsumsi seseorang (Sholihin, 2008).

Menurut data Survei Ekonomi Nasional pada tahun 2005, terdapat 28% dari

jumlah anak Indonesia menderita gizi kurang, 8,8% diantaranya gizi buruk. Di

Sumatera Utara ditemukan adanya penurunan jumlah balita gizi kurang dan gizi

buruk dari tahun 2003 sampai tahun 2005, yakni pada tahun 2003 jumlah gizi kurang

sebanyak 18,59% dan jumlah anak gizi kurang buruk sebanyak 12,35%, sedangkan

pada tahun 2005 jumlah anak gizi kurang sebanyak 18,28% dan jumlah anak gizi

buruk sebanyak 10,5.

Dan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2009), ditemukan

gizi buruk sebanyak 447 balita (0,6%), sementara balita yang gizi kurang sebanyak

6.545 balita (8,9%). Kasus gizi buruk tertinggi di kota Medan terdapat di Kecamatan

(21)

Sementara di daerah Medan Timur ada 7 balita gizi buruk dan gizi kurang sebanyak

16 balita sedangkan data dari Dinas Kesehatan Simalungun tahun 2009 prevalensi

gizi kurang sebesar 9,3% dan dari Puskesmas prevalensi gizi kurang 2,58% (Profil

Dinkes Simalungun, 2009).

Gizi seimbang merupakan pedoman dalam mengonsumsi makanan yang

sehat, aman untuk mempertahankan gizi yang optimal. Gizi seimbang adalah

makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan

memenuhi 5 kelompok gizi dalam jumlah yang cukup tidak kurang dan tidak lebih

(Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, 2002).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan penulis di Desa Merek Raya

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun masih ditemukannya balita gizi kurang 11

orang atau sekitar 17% dari 67 orang, ini disebabkan karena ibu dalam pemberian

makanan bagi keluarga cenderung kurang beragam misalnya dalam menghidangkan

makanan hanya ikan tanpa ada sayur atau buah. Bahkan jumlahnya juga tidak sesuai

dengan kebutuhan zat gizi keluarga. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemasukan

zat gizi apalagi jika di dalam keluarga masih mempunyai balita yang sangat

membutuhkan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Masih kurangya

pengetahuan masyarakat terutama ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang bisa

disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan yang dimilikinya, tidak adanya

waktu karena ibu dituntut harus ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga

serta kurangnya penyebarluasan informasi.

Pengamatan yang dilakukan penulis bahwa di wilayah tersebut ternyata belum

(22)

dilakukan serangkaian upaya untuk menolong mereka, dengan tujuan agar mereka

mampu mengatasi masalah dan memelihara kesehatan serta gizi keluarganya. Salah

satu usaha yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan dengan

menggunakan metode ceramah dan pemberian leaflet. Metode ceramah dapat dipakai

pada sasaran dengan pendidikan rendah maupun tinggi, dan waktu penyuluhan

dilakukan sasaran bisa berpartisipasi secara aktif dan memberikan umpan balik

terhadap materi penyuluhan yang diberikan Leaflet dipilih sebagai media karena

mudah disimpan, ekonomis dan bisa berfungsi sebagai pengingat bagi sasaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh

penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi

seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada

penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan

sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan

Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu

tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya

(23)

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu sebelum dan sesudah penyuluhan

di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

2. Untuk mengetahui perbedaan sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan di Desa

Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

1.4. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini mendorong petugas kesehatan di Puskesmas untuk lebih

meningkatkan penyuluhan terutama informasi mengenai makanan sehat dan gizi

seimbang secara tepat kepada ibu yang datang ke Posyandu.

2. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi masyarakat terutama ibu tentang

makanan sehat dan gizi seimbang sehingga dapat diterapkan sehari-hari dalam

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyuluhan

Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari

system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud

perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan dapat

dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Penyuluhan

merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara

sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa

membuat keputusan yang benar (Adrianto, 2009).

Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar

mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan

produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraanya (Subejo, 2008).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana

individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,

tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan (Brain, 2008).

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar

sasaran yaitu :

1. Tingkat Pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang

terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa

(25)

informasi yang didapatnya. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan, kemajuan dan kemakmuran, karena dengan pendidikan

seseorang dapat menangkap dan menyampaikan informasi yang diperlukan

guna melangsungkan kehidupan. Pendidikan ibu merupakan modal utama

dalam menunjang ekonomi keluarga juga berperan dalam penyusunan menu

makanan keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak. Bagi keluarga

dengan tingkat pendidikan tinggi akan lebih mudah dalam menerima

informasi kesehatan khususnya di bidang gizi sehingga dapat menambah

pengetahuan dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (Depkes

RI, 2002).

2. Tingkat Sosial Ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial

semakin mudah pula dalam menerima informasi baru. Pada golongan miskin,

keadaan ekonomi berpengaruh besar pada konsumsi pangan. Hal ini

disebabkan karena penduduk golongan miskin memakai sebagian besar

pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan makanannya. Jika tingkat

pendapatan naik, maka jumlah dan jenis makanan cenderung membaik juga

(Yayuk,dkk, 2004)

3. Adat Istiadat. Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat

istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan

4. Kepercayaan Masyarakat. Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang

disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada

(26)

5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat. Waktu penyampaian

memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat

kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

2.1.1. Tujuan Penyuluhan Gizi

Tujuan penyuluhan gizi dijabarkan sebagai berikut :

1. Terciptanya sikap positif terhadap gizi

2. Terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan menggunakan

sumber-sumber pangan

3. Timbulnya kebiasaan makan yang baik

4. Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang bertalian

dengan gizi.

2.1.2. Metode dan Media Penyuluhan 2.1.2.1. Metode Penyuluhan

Menurut Van deb Ban dan Hawkins yang dikutip oleh Lucie (2005), pilihan

seorang agen penyuluhan terhadap suatu metode atau teknik penyuluhan sangat

tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran

yang ingin dicapai, penggolongan metode penyuluhan ada tiga :

1. Metode berdasarkan pendekatan perorangan

Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak

langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena

sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus

(27)

Sementara itu adapun kelemahan metode ini adalah dari segi sasaran yang

ingin dicapai, kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk

mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu, selain itu ada juga

membutuhkan banyak tenaga penyuluh dan membutuhkan waktu yang lama.

2. Metode berdasarkan pendekatan kelompok

Dalam metode ini, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara

kelompok. Metode ini cukup efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk

melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerjasama. Dalam

pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, disamping dari transfer

informasi juga terjadi tukar pendapat dan pengalaman antara sasaran penyuluhan

dalam kelompok yang bersangkutan. Serta memungkinkan adanya umpan balik dan

interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun

pengaruh terhadap perilaku dan norma anggotanya. Kelemahan metode ini adalah

adanya kesulitan dalam mengkoordinir sasaran karena faktor geografis dan aktivitas

sasaran. Salah satu cara yang efektif dalam metode pendekatan kelompok adalah

dengan metode ceramah, metode ini cocok digunakan untuk masyarakat yang

memiliki tingkat pengetahuan tinggi maupun rendah.

3. Metode berdasarkan pendekatan massal.

Sesuai dengan namanya, metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah

banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun

terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran atau keingintahuan semata. Beberapa

penelitian mengatakan bahwa metode pendekatan massa dapat mempercepat proses

(28)

dalam metode ini antara lain : rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film,

surat kabar dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti memilih metode pendekatan kelompok

dengan metode ceramah untuk melakukan penyuluhan gizi, dengan tujuan terjadinya

proses perubahan perilaku ke arah yang diharapkan melalui peran aktif sasaran

penyuluhan dalam memberikan umpan balik terhadap penyuluh serta adanya saling

tukar informasi dan pengalaman sesama peserta penyuluhan.

2.1.2.2. Media Penyuluhan

Media sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat

bervariasi antara lain (Lucie, 2005) :

1. Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui lembaran

yang dilipat.

Keuntungan menggunakan media ini antara lain : sasaran dapat

menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena mengurangi kebutuhan

mencatat, sasaran dapat melihat isinya disaat santai dan sangat ekonomis,

berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh anggota kelompok

sasaran, sehingga bisa didiskusikan, dapat memberikan informasi yang

detail yang mana tidak diberikan secara lisan, mudah dibuat, diperbanyak dan

diperbaiki serta mudah disesuaikan dengan kelompok sasaran

Sementara itu ada beberapa kelemahan dari leaflet yaitu : tidak cocok

untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama dan mudah hilang,

leaflet akan menjadi percuma jika sasaran tidak diikutsertakan secara aktif,

(29)

2. Flitf chart (lembar balik)

Media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk

buku di mana tiap lembar berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya

berisi kalimat sebagai pesan kesehatan yang berkaitan dengan gambar.

Keunggulan menggunakan media ini antara lain : mudah dibawa,

dapat dilipat maupun digulung, murah dan efisien, dan tidak perlu peralatan

yang rumit. Sedangkan kelemahannya yaitu terlalu kecil untuk sasaran yang

berjumlah relatif besar, serta mudah robek dan tercabik.

3. Film dan Video

Keunggulan penyuluhan dengan media ini adalah : dapat memberikan

realita yang mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran,

dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, efektif untuk sasaran

yang jumlahnya relatif penting dapat diulang kembali, mudah digunakan dan

tidak memerlukan ruangan yang gelap.

Sementara kelemahan media ini antara lain : memerlukan sambungan

listrik, peralatannya beresiko untuk rusak, perlu adanya kesesuaian antara

kaset dengan alat pemutar, membutuhkan ahli profesional agar gambar

mempunyai makna dalam sisi artistik maupun materi, serta membutuhkan

banyak biaya.

4. Slide

Keunggulan media ini antara lain : dapat memberikan berbagai realita

walaupun terbatas, cocok untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar, dan

(30)

digunakan. Sedangkan kelemahannya memerlukan sambungan listrik,

peralatannya beresiko mudah rusak dan memerlukan ruangan sedikit lebih

gelap.

5. Transparan OHP

Keunggulan menggunakan OHP sebagai media penyuluhan adalah :

dapat dipakai untuk mencatat point-point penting saat diskusi sedang berjalan,

murah dan efisien karena alatnya mudah didapat dan dibuat serta tidak

memerlukan ruangan yang gelap, dapat digunakan untuk sasaran yang relatif

kecil maupun besar, peralatannya mudah digunakan dan dipelihara.

Sedangkan kelemahannya memerlukan aliran listrik, sukar

memperkenalkan gerakan dalam bentuk visual, lensa OHP dapat menghalangi

pandangan kelompok sasaran apabila pengaturan tempat duduk komunikan

yang tidak baik.

6. Papan Tulis

Keunggulan menggunakan papan tulis ini adalah murah dan efisien,

baik untuk menjelaskan sesuatu, mudah dibersihkan dan digunakan kembali,

tidak perlu ruang gelap, sedangkan kelemahannya yaitu terlalu kecil untuk

sasaran yang jumlah relatif besar, tidak efektif karena penyuluh harus

membelakangi kelompok sasaran saat sedang menulis sesuatu, terkesan kotor

apabila tidak dibersihkan dengan baik.

Berdasarkan uraian diatas peneliti memilih leaflet sebagai media dalam

(31)

Dalam melakukan penyuluhan, maka penyuluh yang baik harus melakukan

penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan kepada masyarakat

yaitu sebagai berikut : 1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat, 2) Menetapkan

masalah kesehatan masyarakat, 3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu

ditangani melalui penyuluhan kesehatan masyarakat, 4) Menyusun perencanaan

penyuluhan dengan cara : (a) Menetapkan tujuan, (b) Penentuan sasaran,

(c) Menyusun materi atau isi penyuluhan, (d) Memilih metoda yang tepat, (e)

Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan, (f) Penentuan kriteria evaluasi,

(g) Pelaksanaan penyuluhan, (h) Penilaian hasil penyuluhan, (i) Tindak lanjut dari

penyuluhan.

2.1.3. Penyuluhan sebagai Proses Perubahan Perilaku

Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan

dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan

perubahan-perubahan dalam kehidupannya demi tercapainya perbaikan kesejahteraan keluarga

yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan.

Titik berat penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah penyuluhan

yang berkesinambungan. Dalam proses perubahan perilaku dituntut agar sasaran

berubah tidak semata-mata karena adanya penambahan pengetahuan saja, namun

diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus sikap mantap yang

menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif dan menguntungkan.

Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku tidak mudah, hal ini menuntut

suatu persiapan yang panjang dan pengetahuan yang memadai bagi penyuluh maupun

(32)

waktu yang relatif lama juga membutuhkan perencanaan yang matang, terarah dan

berkesinambungan (Lucie, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2003), untuk merubah perilaku, seseorang harus

mengikuti tahap-tahap proses perubahan : pengetahuan (knowledge), sikap (attitude)

dan praktek (pratice). Dalam hal ini penyuluhan berperan sebagai salah satu metode

penambahan dan peningkatan pengetahuan seseorang sebagai tahap awal terjadinya

perubahan perilaku.

2.1.4. Kekuatan yang Mempengaruhi Penyuluhan

Penyuluhan adalah sebagai proses perubahan perilaku melalui suatu kegiatan

pendidikan non formal, oleh karena itu selalu saja ada berbagai kendala dalam

pelaksanaanya di lapangan. Secara umum ada beberapa faktor atau kekuatan yang

memengaruhi proses perubahan keadaan yang disebabkan karena penyuluhan di

antaranya adalah :

1. Keadaan pribadi sasaran

Beberapa hal yang perlu diamati pada diri sasaran penyuluhan adalah ada

tidaknya motivasi pribadi sasaran penyuluhan dalam melakukan suatu

perubahan. Berikutnya adanya ketakutan atau trauma di masa lampau yang

berupa ketidakpercayaan pada pihak lain karena pengalaman

ketidakberhasilan atau kegagalan, kekurangsiapan dalam melakukan

perubahan karena keterbatasan pengetahuan, keterampilan dana, sarana dan

pengalaman serta adanya perasaan puas dengan kondisi yang dirasakan

(33)

2. Keadaan lingkungan fisik

Yang dimaksud lingkungan fisik dalam hal ini adalah lingkungan yang

berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam keberhasilan

penyuluhan.

3. Keadaan sosial dan budaya masyarakat

Sebagai pola perilaku sudah sewajarnya apabila kondisi sosial budaya di

masyarakat akan memengaruhi efektivitas penyuluhan, karena kondisi sosial

budaya merupakan suatu pola perilaku yang dipelajari, dipegang teguh oleh

setiap warga masyarakat dan diteruskan secara turun temurun, dan akan

sangat sulit merubah perilaku masyarakat jika sudah berbenturan dengan

keadaan sosial budaya masyarakat.

4. Keadaan dan macam aktivitas kelembagaan yang tersedia dan menunjang

kegiatan penyuluhan.

Ada tidaknya peran serta lembaga terkait dalam proses penyuluhan akan

menentukan efektivitas penyuluhan . Dalam hal ini lembaga berfungsi sebagai

pembuat keputusan yang akan ditetapkan sehingga harus dilaksanakan oleh

masyarakat.

2.1.5. Proses Adopsi dalam Penyuluhan

Berbicara tentang penyuluhan tidak terlepas dari bagaimana agar sasaran

penyuluhan dapat dimengerti, memahami, tertarik dan mengikuti apa yang kita

suluhkan dengan baik dan benar atas kesadarannya sendiri berusaha untuk

(34)

Menurut Wiriaatmaja yang dikutip oleh Lucie (2005), indikasi yang dapat

dilihat pada diri seseorang pada setiap tahapan adopsi dalam penyuluhan adalah

sebagai berikut :

1. Tahap sadar (awarness), pada tahap ini seorang sudah mengetahui sesuatu

yang baru karena hasil dari berkomunikasi dengan pihak lain.

2. Tahap minat (interest), pada tahap ini seseorang mulai ingin mengetahui lebih

banyak tentang hal-hal baru yang sudah diketahuinya dengan jalan mencari

keterangan atau informasi yang lebih terperinci.

3. Tahap menilai (evalution), pada tahap ini seseorang mulai menilai atau

menimbang-nimbang serta menghubungkan dengan keadaan atau kemampuan

diri, misalnya kesanggupan serta resiko yang akan ditanggung baik dari segi

sosial maupun ekonomis.

4. Tahap mencoba (trial), pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau

mencoba dalam skala kecil sebagai upaya mencoba untuk meyakinkan apakah

dapat dilanjutkan

5. Tahap penerapan atau adopsi (adoption), pada tahap ini seseorang sudah yakin

akan hal baru dan mulai melaksanakan dalam skala besar.

2.2. Perilaku Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu

respons seseorang (organisme) terhadap stimulus (rangsangan) yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.

(35)

melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera.

Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau

mahluk hidup yang bersangkutan. Menurut Notoatmodjo, (2003), membuat

klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan yaitu :

1. Perilaku hidup sehat, adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya

kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.

Perilaku ini mencakup antara lain :

a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang dalam arti

kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh) dan kuantitas (tidak

kurang, tetapi juga tidak lebih).

b. Istirahat cukup.

Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian

dengan lingkungan modern mengharuskan orang untuk bekerja keras dan

berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat

c. Mengendalikan stres.

Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. Agar stres tidak

mengganggu kesehatan maka kita harus dapat mengendalikan atau mengelola

stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

d. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misal : penyesuaian

(36)

2. Perilaku sakit (illness behavior)

Perilaku sakit mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,

persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit,

pengobatan penyakit dan sebagainya

3. Perilaku peran sakit ( the sick role behavior)

Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran, yang mencakup

hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation).

2.2.1. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan adalah informasi, fakta, hukum prinsip, proses, kebiasaan yang

terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman.

Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak

dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya, ataupun pengetahuan diperoleh

langsung melalui catatan-catatan (buku-buku, kepustakaan). Pengetahuan adalah hasil

aktivitas tertentu. Makin sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin

banyak pengalaman kita dalam praktek, maka semakin besar persiapan kita

dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan (Jalaluddin dan Abdullah,

2002).

Pengetahuan gizi seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat

memengaruhi konsumsi pangan dan status gizinya. Demikian juga pada remaja putri

yang mempunyai pengetahuan tentang kebutuhan tubuh akan gizi, ia akan dapat

menentukan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsinya. Pengetahuan gizi

seseorang didukung oleh latar belakang pendidikannya. Rendahnya pendidikan

(37)

masalah gizi dan kesehatan, sekalipun di daerah tempat tinggalnya banyak tersedia

bahan makanan (sayuran dan buah), serta pelayanan kesehatan yang memadai, yang

dapat menyampaikan informasi tentang bagaimana mengkonsumsi makanan yang

sehat dan bergizi (Ginting, 2002 dalam Cyntia, 2008).

Ibu memiliki peran besar dalam keluarga. Ibu-ibu di Indonesia

bertanggungjawab dalam belanja pangan, mengatur menu keluarga, mendistribusikan

makanan, dan berperan langsung dalam pemeliharaan anak. Pengetahuan gizi ibu

akan sangat berpengaruh terhadap keadaan gizi keluarga (Suhardjo, 2005).

Pengetahuan ibu tentang bahan makanan yang bergizi masih kurang maka

pemberian makanan untuk keluarga biasa dipilih bahan-bahan makanan yang hanya

dapat mengenyangkan perut saja tanpa memikirkan apakah makanan itu bergizi atau

tidak, sehingga kebutuhan gizi energi dan zat gizi masyarakat dan anggota keluarga

tidak tercukupi (Herlianty, 2001 dalam Cyintia, 2008).

Menurut Suhardjo dkk, (2003), suatu hal yang meyakinkan tentang

pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan :

1) Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.

2) Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu

menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal,

pemeliharaan dan energi.

3) Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar

(38)

2.2.2. Sikap (Domain Afektif)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya

kesesuaian antara reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap derajat sosial. Newcomb, salah

seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap

belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdeposisi

tindakan suatu perilaku, sikap masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan

reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk

bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap

suatu obyek (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo, (2003), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :

1. Menerima (receiving), diartikan bahwa seseorang atau subyek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.

2. Merespon (responding), diartikan memberikan jawaban bila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indiksi dari

sikap.

3. Menghargai (valuing), diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga

4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

(39)

Misalnya seorang ibu harus bertanggung jawab terhadap keluarga dalam

pemberian makanan yang sehat dan bergizi.

2.3. Makanan Sehat dan Gizi Seimbang 2.3.1. Pengertian Makanan Sehat

Makanan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat vital. Di

samping oksigen dan air, kita sangat membutuhkan makanan untuk menunjang

kelangsungan hidup. Namun tersedianya makanan saja tidak dengan sendirinya

mengatasi persoalan hidup manusia. Dewasa ini dengan kuantitas makanan yang

melimpah berkat kemajuan iptek justru semakin menurunkan kualitas makanan yang

tersedia (KhenSun, 2009).

Menurut Kepmenkes No. 1098/Menkes/SK/VII/2003, bahwa makanan yang

sehat merupakan makanan yang diolah oleh jasa boga dan langsung disajikan bagi

konsumen. Agar makanan sehat bagi konsumen diperlukan persyaratan khusus, antara

lain cara pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul dan

pengangkutan sesuai dengan ketentuan. Makanan sehat harus memenuhi persyaratan

minimal seperti yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Persyaratan makanan yang

sehat dikonsumsi oleh masyarakat adalah bahan makanan yang akan diolah terutama

yang mengandung protein hewani. Makanan merupakan suatu hal yang sangat

penting di dalam kehidupan manusia. Makanan yang dimakan bukan saja harus

memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman

dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat

(40)

Makanan yang sehat adalah makanan yang tidak membuat kita underweight

atau overweight, tetapi membuat berat badan kita normal atau ideal. Disamping itu

makanan sehat tidak membuat kita mengalami kolesterol atau gula darah tinggi, tetapi

pada pemeriksaan darah secara berkala, gula, lemak, dan asam urat tetap terkontrol

baik, tidak memperburuk fungsi organ penting tubuh, serta tekanan darah kita

menjadi lebih stabil. Pemeriksaan darah secara berkala, gula, lemak, dan asam urat

tetap terkontrol baik, tidak memperburuk fungsi organ penting tubuh, serta tekanan

darah kita menjadi lebih stabil (Arrow, 2009).

2.3.1.1. Fungsi Makanan

Makanan merupakan kebutuhan primer yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup. Dalam ilmu gizi, fungsi makanan dikemukakan sebagai berikut

(Sediaoetama, 2004) :

1. Memenuhi kepuasan jiwa, antara lain : a) memberi rasa kenyang, b) memenuhi

kebutuhan naluri kepuasan jiwa, c) memenuhi kebutuhan sosial budaya

2. Memenuhi fungsi fisiologis antara lain : a) memberikan tenaga (energi) b)

mendukung pembentukkan sel-sel baru untuk pertumbuhan badan (growth) c)

mendukung pembentukan sel-sel atau menggantikan bagian-bagian sel yang rusak

atau aus terpakai (maintenance) d). Mengatur metabolisme zat-zat gizi dan

keseimbangan cairan serta asam basa (regulatory mechanism) e).Berfungsi dalam

pertahanan tubuh.

Masukan makanan dilakukan dengan proses makan, proses makan tersebut

akan memberikan rasa puas atau rasa tidak puas. Makanan yang lezat, sesuai dengan

(41)

memberikan kepuasan. Makanan tersebut diharapkan dapat memenuhi ke 5 fungsi

fisiologis agar dapat memberikan manfaat yang sebaik-baiknya bagi tubuh.

Pengertian makanan yang sehat perlu diresapi agar dalam memenuhi kepuasan jiwa

kita tetap mengerti rambu-rambu, karena salah dalam mengkonsumsi makanan justru

menyebabkan masalah bagi tubuh kita (Faizhal, 2009).

2.3.1.2. Kriteria Makanan Sehat

Untuk memperoleh pola makan yang sehat itu paling tidak ada 3 kriteria yang

harus kita penuhi antara lain (Cardobo, 2010) :

1. Jumlah makanan yang kita konsumsi

Kita harus menyeimbangkan jumlah kalori yang masuk dengan jumlah energi

yang kita keluarkan. Apabila jumlah kalori yang masuk lebih besar dari energi

yang kita keluarkan maka kita akan mengalami kelebihan berat badan. Selain

jumlahnya, komposisinyapun harus seimbang seperti karbohidrat sebanyak

60-70%, protein sebanyak 10-15%, lemak sebanyak 20-25%, vitamin dan mineral

(A, D, E, K, B, C, dan Ca).

2. Jenis makanan yang kita konsumsi

Jenis makanan yang kita konsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, lemak

dan nutrien spesifik. Karbohidrat komplek bisa kita penuhi dari gandum, beras,

terigu, buah dan sayuran. Pilih karbohidrat yang berserat tinggi dan kurangi

karbohidrat yang berasal dari gula, sirup dan makanan yang manis-manis.

Konsumsi makanan yang manis paling banyak 3-5 sendok makan per hari.

Kebutuhan tubuh akan serat sebanyak lebih dari 25 gram per hari. Untuk

(42)

harus lengkap antara protein nabati dan hewani. Sumber protein nabati didapat

dari kedelai, tempe dan tahu, sedangkan protein hewani berasal dari ikan, daging

(sapi, ayam, kerbau, kambing). Tubuh manusia juga membutuhkan lemak, akan

tetapi konsumsi lemak yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang negatif,

untuk itu dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam mengkonsumsi lemak. Sumber

vitamin dan mineral terdapat pada vitamin A (hati, susu, wortel, dan sayuran),

vitamin D (ikan, susu, dan kuning telur), vitamin E (minyak, kacang-kacangan,

dan kedelai), vitamin K (brokoli, bayam dan wortel), vitamin B (gandum, ikan,

susu, dan telur), serta kalsium (susu, ikan, dan kedelai).

3. Jadwal makanan

Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah yang sedikit tapi

sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.

2.3.2. Gizi Seimbang

Gizi seimbang merupakan pedoman dalam mengkonsumsi makanan yang sehat, aman

untuk mempertahankan gizi yang optimal (Depkes RI, 2002).

2.3.2.1. Pengertian Gizi Seimbang

Pengertian makanan seimbang ialah penjabaran makanan-makanan yang

memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan. Gizi

Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka

ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan

dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Menu seimbang : menu yang terdiri dari

beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga

(43)

dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2004)

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) merupakan salah satu bahan

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bagi setiap individu/orang untuk mencapai

status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Pengembangan

pedoman gizi seimbang baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu

strategi dalam pencapaian perubahan maupun masyarakat adalah salah satu strategi

dalam mencapai perubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan

tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes RI, 2002).

PUGS lebih menitikberatkan keseimbangan asupan zat gizi, yaitu dengan

konsumsi makanan yang beraneka ragam sehingga zat-zat gizi yang terkandung

didalamnya dapat saling melengkapi. Bahan makanan dikelompokan lebih sederhana

yang didasarkan pada fungsinya, yaitu sumber energi, sumber zat pembangun dan

sumber zat pengatur. Pengelompokan tersebut digambarkan dalam kerucut dengan

urutan menurut banyaknya konsumsi dalam hidangan sehari-hari. Dasar kerucut

merupakan bahan makanan sumber energi yang berupa padi-padian, ubi dan umbi,

tepung-tepungan, sagu, pisang. Bagian tengah kerucut menggambarkan sumber zat

pengatur berupa buah dan sayur. Sedangkan puncak kerucut menggambarkan sumber

zat pembangun, yaitu makanan sumber protein seperti ikan, daging, ayam, telur,

(44)

2.3.2.2. Konsep Dasar Gizi Seimbang

Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan dan manfaat

untuk kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk

untuk kesehatan. Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan

yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal. Pemberian

makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang

untuk mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi tertentu

seperti sakit, hamil, menyusui (Depkes RI, 2002).

Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,

yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur

proses-proses kehidupan (Almatsier, 2004). Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup,

setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, Lauk hewani : 2 - 3 potong

Lauk nabati : 3 potong

Sayur : 1½ - 2 mangkok Buah : 2 - 3 potong

3 - 5 piring nasi

2. Sumber zat pengatur : Sayuran dan buah

3. Sumber energi : Beras, jagung, gandum, ubi, umbi, kentang, sagu, roti, mie, pisang, dll.

1.Sumber zat pembangun : ikan, telur, ayam, daging, susu, keju, kacang -kacangan, oncom, tahu, tempe.

(45)

dan mineral) dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan.

Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai

proses faali dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci,

maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi. Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis

makanan memiliki keunggulan dan kelembahan tertentu. Bebarapa makanan

mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan

bebarapa makanan lain kaya vitamin C tetapi kurang vitamin A.

Peranan berbagai kelompok bahan makanan secara jelas tergambar dalam

logo gizi seimbang yang berbentuk kerucut (Tumpeng). Dalam logo tersebut bahan

makanan dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi yang dalam ilmu gizi

dipopulerkan dengan istilah “TRI GUNA MAKANAN”. Pertama, sumber zat

tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan yang digambarkan

di dasar kerucut. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah

digambarkan pada bagian tengah kerucut. Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu

kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan pada bagian atas

kerucut.

2.3.3. Tujuan Pemberian Makanan Sehat dan Gizi Seimbang

Adapun tujuan pemberian makanan sehat dan gizi seimbang adalah sebagai

berikut (Depkes RI, 2002) :

a. Tercapainya pola konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang yang optimal

untuk seluruh anggota keluarga.

b. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku anggota keluarga untuk

(46)

c. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menanggulangi masalah gizi

keluarga.

2.3.4. Pesan Dasar Gizi Seimbang

Upaya menanggulangi masalah gizi ganda, yakni “gizi kurang” dan “gizi

lebih”, adalah membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat

gizi yang seimbang. Untuk maksud tersebut, ada 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang

(Depkes RI, 2002) :

1. Makanlah aneka ragam makanan

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat untuk kesehatan.

Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat

gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran

ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu makanan yang mengandung zat

tenaga, pembangun dan zat pengatur. Kekurangan salah satu zat gizi tertentu pada

satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain.

Jadi mengkonsumsi makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya

kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Keanekaragaman

makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi, minimal harus berasal dari

satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan zat pembangun dan

satu jenis makan sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip

penganekaragaman yang minimal. Yang ideal adalah jika setiap kali makan,

hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk,

sayur dan buah). Sebagai contoh bila seseorang pada waktu pagi hanya minum

(47)

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Kebutuhan energi dapat tercukupi dengan mengkonsumsi makanan sumber

karbohidrat, protein dan lemak. Tanda kecukupan energi dapat dipantau dengan

keadaan berat badan yang normal. Pemantauan berat badan dilakukan pada bayi,

balita dan usia sekolah dengan menggunakan KMS; pada orang dewasa dengan

penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh); dan pada lansia dengan KMS Usila.

Kelebihan energi disimpan dalam bentuk lemak/jaringan lain. Bila kelebihan

tersebut berlanjut maka akan timbul penyakit (hipertensi, jantung, DM, dan

lain-lain). Sedangkan untuk menutupi kekurangan energi, diambilkan cadangan energi

dari jaringan otak/lemak. Bila keadaan ini berlanjut sebabkan penurunan daya

kerja/produktivitas kerja, prestasi belajar dan kreativitas, penurunan BB dan

kekurangan gizi lain.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi Dua kelompok karbohidrat adalah karbohidrat kompleks dan karbohidrat

sederhana. Golongan karbohidrat kompleks: padi-padian (beras, jagung, gandum);

umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang) serta tepung, sagu dan pisang.

Karbohidrat kompleks penyerapannya lebih lama sehingga tidak membuat mudah

lapar. Golongan karbohidrat sederhana : gula (menyebabkan mudah lapar).

Pembatasaan konsumsi gula dianjurkan sampai 5% dari jumlah kecukupan energi

atau ± 3 – 4 sendok makan setiap hari. Apabila energi yang diperoleh dari

makanan sumber karbohidrat kompleks (selain gula) melebihi 60% atau 2/3

bagian dari energi yang dibutuhkan, maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral

(48)

4. Makanlah makanan sumber zat besi

Fe merupakan unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan Fe

dapat berakibat Anemia Gizi Besi (AGB). Adapun Tanda-tanda AGB : pucat,

lemah lesu, pusing dan penglihatan berkunang-kunang; kadar Hb kurang dari

normal. Resiko AGB bagi ibu hamil adalah BBLR, perdarahan dan kematian.

Bagi anak-anak adalah kemampuan belajar turun. Sedangkan bagi orang dewasa

adalah penurunan produktivitas kerja. Sumber utama zat besi adalah bahan

pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Zat besi

Fe pangan asal hewani/haeme lebih mudah diserap (10-20%) daripada zat besi

pangan asal nabati/non haeme (1-2%). Insidensi atau angka kejadian AGB di

Indonesia : tidak lebih sama dengan 63% bumil dan 55% balita. Zat gizi yang

membantu penyerapan Fe diantaranya protein hewani seperti daging, ikan dan

telur, vitamin C, vitamin A, Zink (Zn) dan asam folat. Program pemberian Tablet

Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil adalah 1 TTD selama 90 hari. Untuk balita

dapat diberikan preparat besi dalam bentuk sirup. Kandungan 1 TTD = 200 mg

ferrosulfat = 60 mg besi elemental + 0,25 mg asam folat.

5. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya

ASI merupakan makanan terbaik bayi. Pemberian : 0-6 bula

pemberian ASI saja tanpa makanan lain). Kegagalan

jumlah sel otak berkurang 15-20%. MP-ASI: makanan/minuman pendamping

(49)

6. Biasakan makan pagi

Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan

daya tahan tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan

konsentrasi belajar. Kebiasaan makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi

sehari-hari. Sedangkan resiko tidak membiasakan makan pagi adalah gangguan

kesehatan yang berupa menurunnya kadar gula darah. Kebiasaan makan pagi juga

membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis

hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesai dengan keadaan.

Namun akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat

pembangun dan sumber zat pengatur.

7. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya

Air yang kita minum harus bersih dan aman (bebas dari kuman). Fungsi air dalam

tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi dalam tubuh; mengatur

keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh; mengatur suhu tubuh;

melancarkan dalam buang air besar dan buang air kecil.

Kebutuhan air minum ± 2 liter sehari/ 8 gelas sehari, dengan kecukupan air

minum dapat mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko batu ginjal.

8. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

Selain bergizi lengkap dan seimbang, makanan juga harus layak konsumsi (aman

untuk kesehatan). Syarat makanan aman adalah “wholesome” (zat-zat gizi tidak

banyak yang hilang dan bentuk fisiknya masih utuh. Kecuali, bila makanan

(50)

makanan yang tidak aman bagi kesehatan antara lain : berlendir, berjamur, aroma

dan rasa atau warana makanan berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik,

bila melewati tanggal kadaluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan,

makanan kaleng tersebut harus segera dimusnahkan. Sebaiknya, makanan dengan

tanda-tanda tersebut tidak dibeli dan tidak dikonsumsi, meskipun harganya sangat

murah. Tanda lain dari makanan yang tidak memenuhi syarat aman, adalah bila

dalam pengolahanya ditambahkan bahan tambahan berbahaya, seperti asam

borax/bleng, formalin, zat pewarna rhomadin B dan methanil yellow, seperti

banyak dijumpai pada makanan jajanan pasar. Oleh karena itu, produsen jajanan

pasar perlu diberi penyuluhan.

Pesan dasar gizi seimbang tersebut diatas diharapkan mampu mempengaruhi

setiap orang Indonesia untuk selalu mengkonsumsi hidangan tradisional yang sehat,

(51)

2.4. Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Dalam kerangka konsep di atas yang ingin diketahui adalah bagaimana tingkat

pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan tentang makanan sehat

dan gizi seimbang. Untuk mengukur pengetahuan dan sikap ibu dalam penyediaan

makanan sehat dan gizi seimbang dilakukan pre-test. Kemudian sebagai intervensi

dilakukan penyuluhan berupa ceramah dan pembagian leaflet. Dan untuk melihat

sejuh mana pengaruh penyuluhan makanan sehat dan gizi seimbang terhadap

pengetahuan dan sikap ibu dilakukan post-test. SEBELUM

- Pengetahuan Ibu - Sikap Ibu

SESUDAH - Pengetahuan ibu - Sikap Ibu

Penyuluhan tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang - Ceramah

(52)

2.5. Hipotesis

1. Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang makanan

sehat dan gizi seimbang

2. Ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan tentang makanan sehat

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One-Group

Pretest-Posttest yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh penyuluhan terhadap

pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek

Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun tahun 2010. Desain ini digambarkan

seperti berikut :

Keterangan :

O1 = nilai pre-test (sebelum diberi penyuluhan)

O2 = nilai post-test (2 minggu setelah diberi penyuluhan)

X = Penyuluhan makanan sehat dan gizi seimbang dengan metode ceramah dan

pembagian leaflet

Hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan

dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2006).

Adapun garis waktu (Time Line) dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 3.1. Garis Waktu (Time Line) Penelitian O1 X O2

Pre-test

1 hari sebelum penyuluhan

Penyuluhan makanan sehat dan gizi seimbang

: metode ceramah dan pembagian leaflet

Post-test

(54)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya

Kabupaten Simalungun. Adapun alasan pemilihan lokasi disebabkan masih di

temukan balita gizi kurang sebanyak 11 orang atau 17% dari 67 orang balita, serta

masih kurangnya pengetahuan dan sikap ibu dalam penyediaan makanan sehat dan

gizi seimbang dan di wilayah tersebut belum pernah dilakukan penyuluhan dengan

metode ceramah maupun pembagian leafleat mengenai makanan sehat dan gizi

seimbang.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian di mulai dari bulan Mei sampai dengan November 2010.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang berada di Desa Merek

Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun yang berjumlah 216 orang ibu.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara Random Sampling populasi

yang berjumlah 216 orang ibu, diambil secara acak agar setiap populasi mampunyai

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan besar sampel

dipergunakan rumus Notoatmodjo (2005) :

Rumus : N n =

Gambar

Gambar 2.1. Pedoman Menu Seimbang dalam Piramida Makanan
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1. Garis Waktu (Time Line) Penelitian
Tabel 4.2.  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010
+6

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENYULUHAN GIZI SEIMBANG DENGAN MEDIA VIDEO, POSTER DAN PERMAINAN KWARTET GIZI TERHADAP PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan gizi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan perilaku gizi seimbang ibu, serta hubungannya

Sikap ibu yang tidak mempengaruhi status gizi balita karena adanya faktor yang lebih kuat untuk mempengaruhi status gizi balita yaitu konsumsi makanan dengan gizi

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan gizi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan perilaku gizi seimbang ibu, serta hubungannya

“Hubungan Sikap Ibu Tentang Pemberian Makanan Sehat Dengan Status Gizi Balita Di Posyandu Anggrek I Puskesmas Kelapa Dua Tangerang” ini ditujukan untuk memenuhi

Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengukur pengaruh edukasi IPE-CP terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang gizi seimbang di Kabupaten Tulang

Berdasarkan uaraian diatas, penelitian tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penyuluhan gizi terhadap pengetahuan ibu dalam pemberian menu seimbang

Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan penyuluhan gizi seimbang pada ibu-ibu Dasawisma Tulip di Kelurahan Bukit Datuk Dumai penting dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan