• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS MENGAJAR METODE BAGIAN DALAM PROSES HASIL BELAJAR MENENDANG BOLA KE GAWANG PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS MENGAJAR METODE BAGIAN DALAM PROSES HASIL BELAJAR MENENDANG BOLA KE GAWANG PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN 2011"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajar bernagai kemampuan gerak dasar, teknik, dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat.

Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran,

penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spritual-sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan Pendidikan Jasmani, siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitanya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki

pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

(2)

Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seseorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.

Permasalahan olahraga sepak bola dimasyarakat salah satunya bisa melalui pengenalan dan pemberian materi olahraga tersebut di sekolah-sekolah. Pengenalan berbagai teknik dasar maupun ilmu pengetahuan tentang

peraturan permainan sepak bola bisa melalui sekolah-sekolah. Akhir-akhir ini sudah banyak sekolah yang mengadakan kegiatan sepak bola, dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi walaupun kadar atau bobot pemberianya tidak sama. Pemberian materi biasanya dilakukan diluar jam pelajaran.

Namun mengingat waktu yang terbatas, maka sekolah yang memiliki fasilitas, minat siswa yang besar dan kemampuan guru yang memadai saja yang sering mengadakan olahraga sepak bola.

(3)

Namun dari maraknya pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan dimasyarakat masih banyak kita lihat minimnya kemampuan teknik dasar dan pengetahuan tentang peraturan permainan sepak bola. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya informasi yang diperoleh masyarakat baik secara formal maupun non formal dalam proses permasalahan.

Beberapa teknik dasar sepak bola seperti mengumpan (passing), menembak (shooting), menyundul (heading), dan lainnya yang tidak kalah penting dalam menunjang keterampilan bermain sepak bola. Teknik dasar tersebut sangat diperlukan dan akan timbul pada situasi pertandingan. Hal tersebut timbul karena kebutuhan dari pemain itu sendiri untuk melakukannya, sehingga bila teknik dasar tersebut tidak dikuasai maka tujuan yang akan dicapai menjadi terhambat. Sebagai contoh dalam melakukan tendangan ke gawang, biasanya untuk pemain pemula akan melakukan gerakan yang salah seperti : pada saat kaki menyentuh bola, kaki tersebut tidak dikunci atau dikeraskan dengan begitu arah dan kecepatan bola tidak memenuhi apa yang diharapkan.

(4)

Dari hasil pengamatan peneliti, masih ada kekurangan yang terdapat pada siswa kelas II SD Negeri 1 Pringsewu Utara yaitu masih minimnya

melakukan tendangan ke arah gawang ( shoting ) yang terarah dan fasilitas yang kurang.

Kelemahan yang terdapat pada siswa kelas II SD Negeri 1 Pringsewu Utara harus segera diperbaiki, sebab jika tidak akan menjadi masalah yang dapat menghambat perkembangan siswa dan prestasi dimasa yang akan datang.

Berdasarkan masalah tersebut diatas, maka latar belakang peneliti berusaha mencari strategi mengajar yang efektif sehingga dapat meningkatkan proses hasil belajar menendang kearah gawang (shooting) dengan menggunakan punggung kaki pada siswa kelas II yang mengikuti sepak bola SD Negeri 1 Pringsewu Utara.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan timbul beberapa pertanyaan yang dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya ketuntasan belajar siswa dalam menendang bola kearah gawang (shooting) pada siswa kelas II SD Negeri 1 Pringsewu Utara. 2. Minimnya pengetahuan siswa dalam menendang bola ke gawang

(5)

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan model belajar bagian dapat mengefektifkan belajar menendang bola ke gawang (shooting) pada siswa kelas II SD Negeri 1 Pringsewu Utara tahun 2011?”

D. Pembatasan Masalah

Untuk menghindar terlampau luasnya ruang lingkup permasalahan, maka peneliti membatasi penulisan ini yaitu efektifitas metode bagian terhadap proses hasil belajar menendang ke arah gawang (shooting) dengan

menggunakan punggung kaki pada siswa kelas II SD Negeri 1 Pringsewu Utara.

E. Tujuan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak diantaranya :

1. Memberikan suatu sumbangan ilmu kepada guru, dosen, pelatih, pembina olahraga tentang strategi mengajar yang efektif terhadap proses belajar menendang ke arah gawang (shooting) pada olahraga sepak bola.

2. Pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang olahraga sepak bola. 3. Sebagai sumber informasi para pelatih yang membutuhkan informasi atau

sumber peneltian tentang sepak bola.

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sepak Bola

Sepak bola adalah salah satu bentuk permainan yang digolongkan kedalam permainan bola besar, karena sudah mempunyai peraturan yang baku. Permainan ini adalah permainan beregu yang dimainkan oleh 11 orang pemain termasuk penjaga gawang dalam setiap regunya.

(7)

B. Menendang ke arah gawang (shooting).

Menendang ke arah gawang (shooting) merupakan salah satu cara untuk menciptakan gol ke gawang lawan. Menurut Ned Mcinstosh dan Jeft Thaler (2004:9) menyatakan menembak (shooting) adalah menempatkan kaki tumpu disamping bola, arahkan ketempat atau sasaran yang dituju. Menempatkan kaki sejajar dengan bola dalam hal ini penendang akan mendapatkan keseimbangan sebelum menendang untuk kekuatan dan ketepatan.

Adapun macam-macam menembak (shooting) menurut Joseph A Luxbacher (1997:28) yaitu : Instep drive, full volley, half volley, side volley dan serving atau melengkung.

Dari uraian di atas maka sasaran utama dari setiap serangan adalah mencetak gol. Untuk dapat mencetak gol ke gawang lawan pemain harus mampu melakukan keterampilan menembak (shooting) dibawah tekanan permainan akan terbatas, ruang yang terikat, fisik yang lelah dan lawan yang agresif. Tiga sasaran utama saat melakukan berbagai teknik menembak adalah

ketepatan, kekuatan dan lintasan tembakan yang rendah. Joseph A. Luxbacher (1997:106) dalam bukunya menjelaskan bahwa tembakan (shooting) ke arah gawang adalah urutanya sebagai berikut :

- Letakkan kaki yang menahan keseimbangan disamping bola, tekuk lutut kaki tersebut. Rentangkan tangan kesamping untuk menjaga

keseimbangan.

(8)

- Luruskan bahu dan pinggul dengan target. Tubuh diatas bola, sentakan kaki yang akan menendang sehingga lurus. Jaga agar kaki tetap kuat. Tendangan bagian tengah dengan instep.

- Daya gerak kedepan melalui point kontak, sempurnakan gerakan terakhir dari kaki yang menendang. Kaki yang menahan keseimbangan terangkat dari permukaan lapangan.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa shooting adalah salah satu teknik dasar bermain sepak bola yang berfungsi untuk mencetak gol ke gawang lawan dengan menempatkan posisi kaki tumpu tepat disamping bola dengan kaki tumpu agak sedikit ditekuk, perkenaan bola tepat di tengah-tengah bola dan akhiri dengan gerakan lanjutan.

C. Metode Belajar.

Adalah satu keputusan paling penting yang harus diambil dalam menyusun strategi mengajar adalah menetapkan suatu strategi mengajar yang dinilai efektif dalam meningkatkan hasil proses belajar, dimana proses penetapan itu harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang mendasari proses belajar

mengajar. Penerapan pada prinsip itu tidak selamanya dapat sepenuhnya tercapai. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan yang secara umum menghasilkan kerangka kerja yang di dalam suatu proses salah satu strategi mengajar.

(9)

mengakali pelaksanaan belajar mengajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik. Sedangkan menurut Supandi strategi merupakan operasi atau gerakan sebelum kegiatan mengajar dilaksanakan. Berdasarkan pengertian strategi diatas, maka dapat dikatakan bahwa fungsi dari strategi adalah suatu cara atau siasat yang dirancang seorang guru agar tujuan belajar mengajar dapat tercapai.

Penggunaan strategi juga akan sangat membantu dalam penyampaian materi, hal ini akan membantu siswa dalam menerima pelajaran. Guru dalam memilih strategi mengajar harus memperhatikan karakteristik dari lingkungan yang dihadapinya, karena keberhasilan suatu strategi mengajar tidak terlepas dari beberapa faktor yang dijelaskan Supandi (1997:17) bahwa : Strategi yang baik tergantung dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tujuan yang akan dicapai, keterampilan guru dalam menggunakan strategi kemampuan siswa, besarnya kelompok yang akan diajar, waktu yang tersedia dan fasilitas yang tersedia.

Dalam proses belajar mengajar, seorang guru mempunyai peranan penting dalam menciptakan kondisi belajar sehingga dapat tercapai yang dikehendaki. Tindakan seorang guru untuk menciptkan kondisi belajar dapat dikatakan dengan mengajar. Mengajar bisa dikatakan sebagai aktifitas yang disengaja dan direncanakan secara sitematis sehingga tercapai proses belajar.

(10)

seorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembalikan skill atau cita-cita. Jadi yang dimaksud proses mengajar adalah merupakan upaya yang dilakukan secara sistematis oleh seseorang untuk memberikan pengalaman intelektual, psikomotor serta membentuk sikap yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan secara terencana.

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk mencapai kondisi atau lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa maka mengajar sebagai kegiatan guru.

Selain pendapat yang dikatakan diatas ada pula yang mengatakan bahwa strategi mengajar merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam proses belajar mengajar dan pencapaian keberhasilan belajar. Dengan demikian strategi mengajar adalah suatu cara atau siasat yang digunakan oleh guru dalam menyajikan atau menyampaikan suatu bahan pelajaran kepada anak didik dalam usaha untuk memperlancar kelangsungan proses belajar mengajar agar dapat tercapainya tujuan yang sesuai dengan yang diharapkan.

D. Pengertian Belajar.

(11)

Berdasarkan batasan di atas maka belajar itu mempunyai karakteristik sebagai berikut : Belajar selalu mengandung perubahan yang berurusan dengan

pribadi, Perubahan itu berupa tingkah laku atau bahkan juga sering disebut behavior, Upaya atau pengalaman dalam suatu situasi tertentu yang bukan warisan keturunan.

E. Strategi Mengajar Keseluruhan.

Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi belajar mengajar antar guru dan murid yang menjadi syarat utama keberhasilan dari proses belajar mengajar. Hal terpenting dalam pendidikan jasmani adalah praktek menguasai gerakan yang dipelajari, cara belajar praktek ini sering disebut dengan metode praktek (method of practice). Salah satu untuk metode praktek adalah metode yang berorientasi pada bahan ajar. Yang dimaksud bahan ajar disini adalah konsep, faktor yang berupa pengetahuan atau keterampilan yang disampaikan kepada siswa.

(12)

suatu rangkaian gerak pada siswa diajarkan semua unsur rangkaian gerak secara keseluruhan sekaligus. Dalam pelaksanaan strategi secara keseluruhan, kegiatan yang pertama dilakukan oleh guru adalah memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara melakukan gerakan menendang ke gawang (shooting), kemudian guru memberikan contoh gerakan shooting dengan keseluruhan secara berulang-ulang. Kemudian guru menyuruh siswa untuk melakukan gerakan yang telah di demonstrasikan oleh guru, kemudian guru mengoreksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan siswa selama melakukan gerakan teknik shooting tersebut.

Dalam menggunakan strategi mengajar keseluruhan seorang guru perlu mengetahui tingkat kesulitan gerakan materi yang akan diajarkan, apakah gerakan tersebut sulit atau sederhana. Apakah keterampilan yang diajarkan termasuk sederhana dan mudah dipahami, maka keterampilan dapat diberikan secara utuh tanpa dipilih menjadi bagian-bagian.

Harsono (1993:14) mengemukakan bahwa : Jika keterampilan dalam suatu cabang olahraga gerakanya termasuk sederhana dan mudah dipahami, maka keterampilan semacam ini dapat dilatih sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak perlu di pilah-pilah lagi menjadi beberapa bagian dan dipelajari atau dilatih bagian demi bagian.

(13)

semua unsur gerakan secara keseluruhan dan dipraktekkan secara keseluruhan pula. Dengan menggunakan strategi ini diharapkan siswa berkosentrasi pada geraka secara keseluruhan, jika siswa mudah dan cepat untuk menyesuaikan diri dengan strategi keseluruhan maka sebaiknya startegi tersebut digunakan. Hal ini dapat menghemat waktu siswa dalam menghadapi keterampilan siswa secara keseleluruhan.

Adapun pelaksanaan dari strategi mengajar keseluruhan adalah sebagi berikut:

- Guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan instruksional sebelum siswa melakukan kegiatan.

- Guru mendemonstrasikan secara terperinci urutan dalam pelaksaan gerakan menendang tersebut.

- Gerakan dimulai dengan keseluruhan rangkaian gerakan menendang. Kemudian diadakan perbaikan berdasarkan kekurangan atau kesulitan yang mereka peroleh dalam rangkaian pelaksanaan keseluruhan gerakan, setelah itu melakukan gerakan menendang.

- Koreksi dilakukan pada gerakan elemen yang tidak dikuasai yang tidak terlepas dari rangkaian keseluruhan menendang.

- Gerakan yang masih belum baik lambat laun dilancarkan dan cenderung banyak melakukan pemantapan secara keseluruhan rangkaian gerakan.

F. Metode Mengajar Bagian.

(14)

disusun menjadi unit-unit yang kecil sehingga setiap langkah pelajaran diharapkan dapat dikuasai karena gerakannya menjadi sederhana. Strategi ini merupakan suatu pendekatan dalam mengajar, dimana untuk menguasai suatu rangkaian gerakan diajarkan bagian demi bagian. Sebagaimana telah

dikemukakan oleh Sugiyanto (1993:34) dalam bukunya : Strategi bagian per bagian adalah cara pendekatan dalam mengajar dimana menguasai suatu rangkaian gerakan pada siswa diajarkan demi bagian dari unsur-unsur rangkaian gerakan untuk dipraktekkannya bagaian demi bagian pula.

Pelaksanaan stategi mengajar bagian penyampaian materi pelajaran dilakukan secara bertahap, yaitu dengan cara membagi-bagi materi gerak menjadi bagian yang lebih kecil atau sederhana. Strategi ini biasanya digunakan untuk mempelajari materi gerak keterampilan yang kompleks, agar mudah

dipelajarinya maka bagian-bagian itu dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana.

Dalam proses belajar mengajar menendang atau menembak ke gawang (shooting) menggunakan strategi mengajar bagian. Pada pelaksanaannya

memberikan bahan pengajaran secara unit-unit, yaitu dari gerakan yang paling mudah misalnya melakukan gerakan tanpa alat atau bola sampai ke gerakan yang lebih kompleks posisi kaki tumpu, perkenaan bola-bola dengan punggung kaki, gerakan lanjutan dan posisi tangan untuk menjaga

(15)

Dari pernyataan-pernyataan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi mengajar bagian merupakan suatu cara mengajar dengan cara memberikan pemahaman kepada murid bagian demi bagian, dimulai dari yang mudah sampai ke tingkat yang lebih sulit. Adapun pelaksanaan dari strategi mengajar bagian perbagian adalah sebagai berikut :

- Guru atau pelatih menjelaskan terlebih dahulu tujuan instruksional sebelum siswa atau atlet melakukan gerakan tersebut.

- Guru atau pelatih mendemostrasikan masing-masing elemen gerakan tendangan dengan punggung kaki tersebut.

- Latihan dimulai dengan penguasaan elemen gerakan tendangan dengan punggung kaki, setelah dikuasai baru menuju keseluruhan rangkaian gerakan tendangan menggunakan punggung kaki.

- Koreksi dilakukan pada masing-masing elemen gerakan tendangan dengan punggung kaki.

- Latihan yang masih belum baik lambat laun dilancarkan.

- Perbedaan strategi mengajar keseluruhan dengan strategi mengajar bagian per bagian.

Penggunaan strategi mengajar baik keseluruhan maupan bagian harus

(16)

unsur gerakan, sebaiknya cenderung kearah penggunaan strategi mengajar keseluruhan.

G. Perkembangan Anak.

Manusia yang sejak dalam kandungan sampai dilahirkan kedunia ini akan mengalami suatu proses. Proses yang dimaksud adalah perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohani. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan Zulkifli L (1987:6) : Perkembangan rohani yaitu perkembangan yang dialami sejak lahir hingga dewasa.

H. Pertumbuhan Fisik.

Gejala-gejala pertumbuhan dan perkembangan yang menonjol pada masa ini adalah dalam hal-hal berikut :

1. Pertumbuhan Ukuran Tubuh.

Pertumbuhan ukuran fisik mengalami percepatan pada tahun-tahun awal dan kemudian lambat, yang akhirnya pertumbuhan memanjang akan berhentii setelah usia dewasa. Pada awal masa adolensi ada

kecenderungan anak perempuan lebih tinggi dan lebih berat dibanding laki-laki, namun kemudian anak laki-laki menjadi lebih tinggi.

(17)

2. Perkembangan Jaringan Tubuh.

Perubahan secara proposional terjadi pada tulang otot dan jaringan lemak pada masa adolensi. Pertumbuhan tulang dan otot sejalan dengan

peningkatan tinggi dan berat badan. Sedangkan penurunan jumlah jaringan lebih nampak pada laki-laki dibandingkan perempuan. Pertumbuhan tulang dan otot sama, tetapi lemak tidak sama. Perkembangan jaringan tubuh pada masa adolensi ditandai dengan semakin cepatnya perkembangan jaringan otot (mesornop) terutama pada laki-laki sedangkan pada perempuan semakin cepatnya perkembangan jaringan lemak. Laki-laki semakin tampak berlemak.

3. Perkembangan Kemampuan Fisik

(18)

Dengan kecenderungan peningkatan kemampuan fisik tersebut, biasa dikatakan bahwa pada masa adolensi merupakan saat yang paling baik untuk meningkatkan kemampuan fisik yang optimal karena pada masa ini anak pertumbuhanya sangat pesat yang ditandai dengan pertumbuhan biologis yang sangat pesat.

Semua siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi tentang keseluruhan tugas dan teknik pelaksanaan gerakan menendang ke gawang (shooting). Lingkup penjelasanya meliputi sikap awal yang dimulai dengan meletakan kaki yang menahan keseimbangan disamping bola dengan lutut sedikit ditekukan. Jaga kepala agar tidak bergerak dan fokuskan perhatian pada bola. Tarik kaki yang akan menendang dan luruskan. Pada pola pola ini , lutut harus tepat berada diatas bola. Semakin kaki lurus dan tending bagian tengah bola dengan sikap instep siswa. Luruskan bahu dan pinggul dengan target. Gunakan gerakan akhit yang penuh untuk menghasilkan tenaga yang maksimum pada tendangan dan diakhiri dengan gerakan lanjutan ( follow-through).

Setelah guru selesai menjelaskan teknik menendang ke gawang (shooting), siswa memperhatikan demonstrasi gerakan (shooting ), yang dilakukan oleh guru atau salah satu siswa.

(19)

I. Strategi Mengajar Bagian

Strategi mengajar bagian merupakan strategi yang cara penyajian materinya dilakukan secara bertahap. Tujuan metode ini adalah untuk mempermudah siswa menerima materi pelajaran karena materi tersebut disusun dari yang sederhana sampai yang kompleks.

Dalam hubunganya dalam mempelajari teknik gerakan menendang ke gawang(shooting), penerapan strategi mengajar bagian sebagai berikut: 1. Semua siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi tentang

bagian-bagian dari urutan tugas dan teknik pelaksanaan menendang ke gawang (shooting).

2. Siswa melakukan teknik gerakan menendang ke gawang (shooting) berdasarkan demonstrasi guru, misalnya guru mendemonstrasikan bagian dari sikap awal, siswa mengikuti atau melakukan gerakan yang

didemonstrasikan guru dan dilanjutkan dengan bagian yang selanjutnya. 3. Setelah dapat melakukan bagian demi bagian dari gerakan menendang ke

gawang (shooting), kemudian bagian-bagian dari gerakan tersebut digabungkan secara keseluruhan membentuk rangkaian gerakan menendang ke gawang (shooting).

(20)

J. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir, maka pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut :

(21)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian.

Metode yang dipergunakan dalam penelitan ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang meliputi tiga siklus, sedangkan setiap siklus terdiri dari observasi, rencana, dan refleksi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian a) Tempat

Tempat penelitian yang digunakan dilapangan sepak bola SDN 1 Pringsewu Utara.

b) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan termasuk tes awal dan tes akhir, pertemuan berlangsung selama 60 menit dengan frekuensi 2 kali seminggu.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 1 Pringsewu Utara.

(22)

Instrumen Alat 1) Bola kaki 1 buah

2) Alat tulis, peluit dan cone 3) Gawang sepak bola 4) Form Penilaian 5) Kamera digital

Instrumen Penelitian

Tes menendang ke gawang (shooting) 1) Form Penilaian

Pengukuran kemampuan menendang ke gawang (shooting)

(23)

Berikut ini merupakan format penilaian yang digunakan Peneliti :

NO Aspek Penilaian Shooting

Poin

1 2 3 4

1

Berdiri dengan meletakan kaki tumpu yang menahan

keseimbangan disamping bola dengan lutut agak sedikit ditekuk

2 Berdiri dengan merentangkan kedua tangan untuk menjaga keseimbangan

3

Berdiri dengan menarik kebelakang kaki yang akan menendang secara maksimal dan pandangan tetap fokus pada bola.

4

Perkenaan kaki yang akan menendang dengan bola tepat pada bagian punggung kaki dan pas pada bagian tengah bola atau intep

5 Tubuh berada tepat di atas bola dengan posisi agak condong kedepan.

6 Gerakan lanjutan kaki melakukan tendangan

7 Target dari shooting

Jumlah

Di adopsi dari Joseph A. Luxbsceh, sepak bola (Jakarta,PT. Raja Grafindor Persada

2) Pelaksanaan Tes

- Tes dilakukan dengan sampel menendang bola sebanyak 1 buah bola tertuju ke gawang diluar cicle.

(24)

- Ada 7 orang tester yang akan mengamati 7 aspek teknik shooting yang dilakukan tester.

- Skor yang paling tinggi diberikan adalah 4 untuk gerakan sempurna - Skor yang paling rendah diberikan adalah 1 untuk gerakan yang

salah

D. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Subyek yang diambil 20 orang dibagi menjadi 2 kelompok

b. Kedua kelompok tersebut melakukan tes awal

(25)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah :

1. Dengan penggunaan alat pembelajaran bola plastik berdiameter 25 cm

dengan metode mengajar bagian pada siklus pertama dapat meningkatkan

efektifitas pembelajaran dengan tingkat efektifitas 21,90% dan

memperbaiki basil belajar gerak dasar menendang bola ke gawang

(shooting) pada siswa kelas II di SD Negeri 1 Peringsewu Utara.

2. Dengan penggunaan alat pembelajaran bola plastik berdiameter 20 cm

dengan metode mengajar bagian pada siklus kedua dapat meningkatkan

efektivitas pembelajaran dengan tingkat efektifitas 33,34% dan

memperbaiki hasil belajar gerak dasar menendang bola ke gawang

(shooting) pada siswa kelas II di SD Negeri 1 Peringsewu Utara.

3. Dengan penggunaan alat pembelajaran bola futsal dengan metode mengajar

bagian pada siklus ketiga dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran

dengan tingkat efektifitas 54,06%.dan memperbaiki hasil belajar gerak

dasar menendang bola ke gawang (shooting) pada siswa kelas II di SD

(26)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran

yang lebih balk, maka perlu mengadakan perbaikan terhadap kualitas

penggunaan metode mengajar yang tepat dengan didukung melalui

penggunaan alat pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan

siswa, dengan tujuan agar siswa agar lebih mudah melakukan togas gerak

dan memperbaiki konsep gerak yang dipelajari sehingga tercapai

efektifitas pembelajaran.

2. Dalam usaha meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar

menendang bola ke gawang (shooting) sebaiknya digunakan metode

mengajar bagian dengan menggunakan alat pembelajaran berupa bola

plastik dan bola futsal.

3. Pada penelitian pembelajaran gerak dasar menendang bola ke gawang

(shooting) masih belum tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau

semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti

kembali guna menentukan tindakan yang lebih tepat dan menarik agar

dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar gerak dasar

(27)

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sepak Bola ... 6

B. Menendang Bola Ke Arah Gawang (Shooting) ... 7

C. Metode Belajar ... 8

D. Pengertian Belajar ... 10

E. Strategi Mengajar Keseluruhan ... 11

F. Metode Mengajar Bagian ... 13

G. Perkembangan Anak ... 16

H. Pertumbuhan Fisik ... 16

I. Starategi Mengajar Bagian ... 19

J. Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

C. Subyek Penelitian ... 21

D. Teknik Pengambilan Data ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25

B. Pembahasan ... 31

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 37

B. Saran ... 38

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Matakupan, J. 1992 Strategi Belajar Mengajar pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Jakarta Dinas Pendidikan dan pengajaran DKI Jakarta Proyek Peningkatan Ekstrakurikuler.

Ma’nun Amung. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak . Jakarta.

Departemen P & K DKI Jakarta.

Nazir, Moh 1988. Metode Penelitian . Jakarta .Ghalia Indonesia.

Ned Mclontosh,T haler.2004. The Bagfled Parents Guide To Coaching Indoor

Younth Soccer.New York. Rangged Mountain Press. NK, Rostiyah. 1992. Masalah-masalah keguruan.Jakarta.Bina Nusa

Sugiyanto. 1993. Belajar Gerak. Jakarta.KONI Pusat Pendidikan dan Penataran Sugiyanto. 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak.Jakarta.Derpartemen

Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta.

.

(29)

SISWA KELAS II SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN 2011

(Skripsi)

Oleh : WIWIK SURIPTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(30)

SISWA KELAS II SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN 2011

Oleh : WIWIK SURIPTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Penjaskes Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(31)

MENENDANG BOLA KE GAWANG PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN 2011

Nama Mahasiswa : WIWIK SURIPTI

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118085

Program Studi : Penjaskes

Juruasan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd.

(32)

Penguji : Drs. Wiyono, M.Pd.. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(33)

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : WIWIK SURIPTI

NPM : 1013118085

Tempat tanggal lahir : Palembang, 14 September 1961

Alamat : Jln. KH. Gholib Gang Kepunden

Kelurahan Pringsewu Utara Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu Provinsi Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Efektifitas Mengajar Metode Bagian Dalam Proses Hasil Belajar Menendang Bola Ke Gawang Pada Siswa Kelas II SD Negeri 1 Pringsewu Utara Tahun 2011.” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 01 Februari – 05 Maret 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 05 Maret 2012

(34)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS MENGAJAR METODE BAGIAN DALAM PROSES HASIL BELAJAR MENENDANG BOLA KE GAWANG PADA

SISWA KELAS II SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN 2011

Oleh

WIWIK SURIPTI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran menendang bola ke gawang (shooting) pada siswa kelas II SD Negeri 1 Pringsewu Utara Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan subyek penelitian adalah siswa kelas 2.

Hasil Penelitan : Pelaksanaan penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil Siklus 1 diperoleh ketuntasan belajarnya dari 20 siswa yang

mencapai nilai diatas atau sama dengan 70 sebanyak 8 siswa atau prosentase keberhasilannya 40% sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 70 sebanyak 12 siswa atau prosentase keberhasilannya 60%. Siklus 2 diperoleh ketuntasan belajarnya dari 20 siswa yang mencapai nilai diatas atau sama dengan 70 sebanyak 11 siswa atau prosentase keberhasilannya 55% sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 70 sebanyak 9 siswa atau prosentase keberhasilannya 45%. Siklus 3 diperoleh ketuntasan belajarnya dari 20 siswa yang mencapai nilai diatas atau sama dengan 70 sebanyak 17 siswa atau prosentase keberhasilannya 85% sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 70 sebanyak 3 siswa atau prosentase keberhasilannya 15%.

(35)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 14 September

1961 dari pasangan Bapak Ambyah dan Ibu Poniyem.

Penulis merupakan anak ke dua dari empat bersaudara.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Podomoro, diselesaikan pada tahun

1974. Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama (SMP) Negeri Pringsewu,

diselesaikan pada tahun 1977. Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeri Tanjung

Karang diselesaikan tahun 1982. D2 Universitas Terbuka diselesaikan tahun

1997. Saat ini penulis masih mengikuti Program Pendidikan S1 Penjaskes dalam

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada kesempatan yang lain, Din Syamsudin, cendikiawan Muslim kontemporer Indonesia, pada acara Konferensi Tingkat Tinggi Muslim Dunia (2018) merumuskan bahwa Islam

Peneliti akan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan tekhnik wawancara untuk mendeskripsikan data yang

Hal ini menujukkan bahwa sebuah Kepercayaan konsumen terhadap merek Lifebuoy sabun mandi antiseptik dapat timbul dari adanya Identitas Merek yang dimiliki Lifebuoy

obat sipilis dan herpes - Gejala Penyakit sipilis Pada Wanita akan muncul sekitar 3 minggu - 6 bulan setelah berhubungan seksual dengan penderita, umumnya penyakit

Berdasarkan hasil tambahan dengan kategorisasi melalui uji beda one sample mean empirik terhadap mean teoritis maka diperoleh, baik mean empirik subyek pria (95,91) maupun

[r]

PBJ 1/ APBD/ Distamben/ 2015 tanggal 13 Juli 2015 dan Berita Acara Penetapan Penyedia Barang/ Jasa Nomor: 011/ BA/ Pej-PBJ 1/ APBD/ Distamben/ 2015 tanggal 13 Juli 2015, maka