ABSTRAK
CIRI-CIRI TOKOH DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA
INDONESIA DI SMA
Oleh Erlin Mayesti
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ciri-ciri tokoh dalam novel
Edensor karya Andrea Hirata dan kelayakannya sebagai bahan ajar sastra
Indonesia di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Ciri-ciri tokoh diidentifikasi dengan menggunakan dua hal,
yakni (1) melalui ciri-ciri tokoh, yaitu jasmaniah dan rohaniah; (2) melalui
jenis-jenis tokoh, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan tokoh
antagonis, tokoh pipih dan tokoh bulat. Sumber data penelitian ini adalah novel
Edensor karya Andrea Hirata, tebal 294 halaman, terbit 2008, penerbit PT.
Bentang Pustaka, Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) ciri-ciri tokoh, yakni (a) ciri tokoh Ikal
secara jasmaniah adalah rambut ikal, berkumis, lemah, kostum lucu, penampilan
menarik, Dan ciri tokoh Ikal Secara rohaniah adalah cerdas, tidak perduli orang
lain, tulus, keras kepala, penakut, optimis, taat beribadah;
(b) ciri tokoh Arai secara jasmaniah adalah kurus tinggi, berpenampilan norak,
Erlin Mayesti cerdas, pekerja keras, suka menolong, lembut, pemarah, berani; (c) ciri tokoh Weh
secara jasmaniah adalah gagah, tubuh yang kuat, terserang penyakit dan ciri tokoh
Weh secara rohaniah adalah tidak beragama, jiwa penolong, cerdas, berani; (d)
ciri tokoh ayah secara jasmaniah adalah wajah yang redup, pekerja keras, dan ciri
tokoh ayah secara rohaniah adalah sensitif, pendiam, bersyukur; (e) ciri tokoh ibu
secara jasmaniah adalah berwibawa, dan ciri tokoh secara rohaniah adalah keras
kepala; (f) ciri tokoh Katya secara jasmaniah adalah cantik jelita, menarik dan ciri
tokoh Katya secara rohaniah adalah cerdas, tidak perduli orang lain, penyayang,
sombong. 2) jenis-jenis tokoh, yakni (a) tokoh utama Ikal dan tokoh tambahan
Weh, Arai, Ayah, Ibu, Katya; (b) tokoh protagonis Ikal, tokoh Antagonis Weh dan
Van Der Wall; (c) tokoh pipih Ayah, tokoh bulat Arai.
Novel Edensor karya Andrea Hirata relevan dijadikan alternatif bahan ajar sastra
Indonesia di SMA karena sesuai dengan komponen dasar kegiatan belajar
mengajar bahasa dan sastra Indonesia,yaitu memberikan pelajaran moral yang
tinggi, memberikan kenikmatan/hiburan, memberikan ketepatan dalam wujud
pengungkapan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang ciri-ciri tokoh dalam novel Edensor karya
Andrea Hirata yang dilihat dari ciri-ciri tokoh secara jasmaniah dan secara
rohaniah dan jenis-jenis tokoh dilihat dari, tokoh utama dan tokoh tambahan,
tokoh protagonis dan tokoh antagonis, tokoh pipih dan tokoh bulat, dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Ciri-Ciri Tokoh
1.1. Tokoh Ikal
Ciri tokoh Ikal secara jasmaniah, yaitu rambut ikal, berkumis, lemah,
kostum lucu, penampilan menarik.
Ciri tokoh Ikal secara rohaniah, yaitu cerdas, pintar, tidak perduli
orang lain, tulus, keras kepala, penakut, rasa ingin tahu, optimis, taat
beribadah.
1.2. Tokoh Arai
Ciri tokoh Arai secara jasmaniah, yaitu kurus tinggi, berpenampilan
Ciri tokoh Arai secara rohaniah, yaitu mudah marah, penyayang,
cerdas, pekerja keras, suka menolong, lembut, pemarah, berani, moral
yang tidak baik.
1.3. Tokoh Weh
Ciri tokoh Weh secara jasmaniah, yaitu gagah, tubuh yang kuat.
Ciri tokoh Weh secara rohaniah, yaitu tidak beragama, jiwa penolong,
cerdas, berani.
1.4. Tokoh Ayah
Ciri tokoh Ayah secara jasmaniah, yaitu wajah yang redup, pekerja
keras.
Ciri tokoh Ayah secara rohaniah, yaitu sensitif, pendiam.
1.5. Tokoh Ibu
Ciri tokoh Ibu secara jasmaniah, yaitu wibawa.
Ciri tokoh Ibu secara Rohaniah, yaitu keras kepala.
1.6. Tokoh Katya
Ciri tokoh Katya secara jasmaniah, yaitu cantik.
Ciri tokoh Katya secara rohaniah, yaitu cerdas, tidak peduli.
2. Jenis-Jenis Tokoh
Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
Tokoh yang menjadi tokoh utama dalam novel Edensor karya Andrea
Tokoh yang menjadi tokoh tambahan dalam novel Edensor karya
Andrea Hirata adalah tokoh Arai, Weh, Ayah, Ibu, Katya.
Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
Tokoh yang menjadi tokoh protagonis dalam novel Edensor karya
Andrea Hirata adalah tokoh Ikal.
Tokoh yang menjadi tokoh antagonis dalam novel Edensor karya
Andrea Hirata adalah tokoh Weh, dan Van Der Wall.
Tokoh Pipih dan Tokoh Bulat
Tokoh yang menjadi tokoh pipih dalam novel Edensor karya Andrea
Hirata adalah tokoh Ayah.
Tokoh yang menjadi tokoh bulat dalam novel Edensor karya Andrea
Hirata adalah tokoh Arai.
Dilihat dari indikator kelayakan bahan ajar di SMA, yakni ciri-ciri
tokoh dalam novel Edensor dapat dijadikan bahan pembelajaran sastra
Indonesia di SMA. Simpulan tersebut juga meninjau silabus KTSP
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang SMA terlebih
dahulu mempertimbangkan bagaimana keterlibatannya, sehingga layak
dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah
2. Kelayakannya Novel Edensor Ditinjau dari Aspek ciri-ciri tokoh sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Novel Edensor ditinjau dari ciri-ciri tokoh relevan dijadikan alternatif
bahan ajar Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) karena
sesuai dengan kriteria pemilihan bahan pembelajaran sastra menurut
Hardjana (1987:2), yaitu memberikan pelajaran moral, memberi
kenikmatan atau hiburan, memberi ketepatan dalam wujud pengungkapan.
B. Saran
1. Saran Teoritis
Penelitian ini, meneliti penokohan dari aspek ciri-ciri tokoh secara
jasmaniah dan rohaniah. Oleh sebab itu, peneliti menyarankan kepada
peneliti selanjutnya agar dapat meneliti penokohan dari aspek jenis-jenis
tokoh yang lainnya seperti tokoh tipikal yang sebelumnya belum pernah
dilakukan oleh peneliti.
2. Saran Praktis
Siswa agar dapat mengerti tentang ciri-ciri tokoh baik secara
jasmaniah maupun rohaniah dalam setiap novel yang dibaca oleh
siswa. Melalui novel tersebut, siswa diharapkan dapat mengenal serta
mengetahui ciri-ciri tokoh melalui sikap dan tingkah laku
tokoh-tokohnya untuk mengembangkan kepribadian dan memperluas
Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia agar dalam
memilih sebuah karya sastra hendaknya memilih karya sastra yang
erat hubungannya dengan kehidupan siswa sehari-hari dan dapat
memberi inspirasi serta membuat semangat belajar bagi siswa. Jadi,
siswa tidak hanya mendapatkan pembelajaran dalam ilmu sastra,
tetapi juga motivasi yang dapat membuat siswa lebih semangat untuk
belajar dalam meraih cita-cita.
Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya
menggunakan novel Edensor karya Andrea Hirata sebagai salah satu
alternatif bahan ajar sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas
(SMA). Hal ini berdasarkan pertimbangan dan kriteria-kriteria
pembelajaran sastra yang mencakup tiga unsur, yakni memberikan
pelajaran moral, memberikan kenikmatan/hiburan, dan memberikan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan pengungkapan
dari pragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang) dan
terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan
hidup antara para pelakunya (Esten, 1987:12). Umumnya, novel menyajikan
beberapa tokoh yang saling berhubungan satu sama lainnya sehingga
membentuk suatu kisah atau cerita kehidupan seseorang dengan menonjolkan
watak dan sifat setiap pelakunya.
Dalam kegiatan mengapresiasikan novel dapat ditinjau dari dua unsur, yaitu
unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik adalah macam unsur
yang berada di luar suatu karya sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran
karya sastra tersebut, misalnya faktor sosial ekonomi, faktor kebudayaan,
faktor sosiopolitik, keagamaan, dan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Unsur
intrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra tersebut seperti
penokohan atau perwatakan, tema, alur, pusat pengisahan, latar, dan gaya
Penokohan atau perwatakan merupakan pelukisan tokoh/pelaku cerita melalui
sifat-sifat, sikap dan tingkah lakunya dalam cerita. Ahmad (dalam zulfahnur,
1996:29) menyebutkan adalah sifat menyeluruh dari manusia yang disorot,
termasuk perasaan, keindahan, cara berpikir, cara bertindak dsb. Selanjutnya
penokohan merupakan unsur yang penting dalam kehidupan tokoh dalam suatu
cerita. Istilah penokohan lebih luas pengertiannya dari pada tokoh, sebab
sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan
bagaimana pelukisan tokoh dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan
gambaran yang jelas kepada pembaca (Nurgiantoro, 2005:165).
Dalam membaca sebuah novel, timbullah dalam pikiran kita bayangan dari
rupa, wajah, dan watak pribadi termasuk ciri-ciri dalam sebuah cerita, salah
satunya adalah penokohan. Penokohan dalam suatu novel bergantung
bagaimana pengarang memberikan sifat-sifat dalam diri tokoh. dengan
mengenal sifat serta ciri, tokoh cerita akan lebih memperjelas pembaca
mengenai maksud cerita yang disampaikan.
Salah satu karya sastra yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas adalah
novel. Perlu diingat bahwa tidak semua karya sastra, khususnya novel baik
untuk dibaca karena tidak semua novel mengandung nilai moral, pendidikan,
budaya, dan agama. Meskipun dalam karya sastra (novel) banyak
pelajaran-pelajaran dan nilai-nilai positif yang dapat dijadikan bahan dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, suatu keharusan bagi guru Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk memilih, membaca, memahami, dan menilai terlebih dahulu
perlu dilakukan demi menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
sebab ada kecendrungan dalam diri siswa untuk mencontoh dan meniru
perbuatan atau tindakan orang lain (dalam novel). Novel yang akan diajarkan
pada siswa hendaknya novel yang mengandung pelajaran moral yang dapat
diteladani oleh siswa.
Kajian yang penulis lakukan ini sejalan dengan kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA.
Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terdiri
atas dua aspek, yaitu aspek kemampuan berbahasa dan bersastra
masing-masing terbagi atas subaspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis.
Pada silabus KTSP SMA, penulis menemukan kompetensi mengenai
pembelajaran sastra, khususnya novel dengan standar kompetensi memahami
berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan, sedangkan kompetensi
dasarnya menganalisis unsur-unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik pada kelas
XI semester 1 (2006:27). Dalam penelitian ini, peneliti hanya memusatkan
pada salah satu unsur intrinsik saja, yaitu unsur perwatakan untuk mencari
ciri-ciri tokoh.
Melalui penelitian ini, penulis akan berusaha menemukan ciri-ciri tokoh yang
disampaikan pengarang dalam novel Edensor karya Andrea Hirata.
Andrea Hirata adalah seorang seniman kata-kata (Nicola Horner, jurnalis di
London, kontributor The Guardian, dan pemerhati kesusastraan Melayu. Ia
setengah juta eksemplar tersebut, merupakan cerita dari kisah nyata dari sang
penulis sendiri. Ia memiliki kemampuan mengolah kata-kata dan
menyampaikannya dengan bahasa sastra yang menarik. Salah satunya novel
Edensor yang diterbitkan pada tahun 2008 merupakan novel ketiga dari
tetrologi Laskar Pelangi yang dianggap sebagai proyek seni pribadinya untuk
Belitong, pulau kelahirannya. Andrea meletakkan budaya orang Melayu dan
Tionghoa pedalaman di Belitong sebagai platform untuk mendefinisikan
tetralogi tersebut.
Novel Edensor menceritakan tentang pertualangan Ikal dan Arai di Eropa.
Setelah berhasil memperoleh beasiswa ke Prancis, Ikal dan Arai, mengalami
banyak kejadian yang orang biasa sebut sebagai kejutan budaya. Banyak
kebiasaan dan peradaban Eropa yang berlainan sama sekali dengan peradaban
yang selama ini mereka pahami sebagai orang Indonesia, khususnya melayu.
Novel ini membuat pembaca dibawa ke dalam pertualangan mereka menyusuri
Eropa dengan berbagai pengalaman yang mencengangkan, membuat terbahak,
sekaligus berurai air mata.
Alasan penulis tertarik memilih novel Edensor karya Andrea Hirata sebagai
objek penelitian karena dalam novel Edensor ini memiliki nilai positif sastra
yang memukau, dengan isi yang mengharukan, serta banyak menyajikan
kejutan-kejutan yang sangat menarik. Selain itu novel Edensor mengandung
pesan-pesan moral yaitu mengajarkan kita betapa berartinya sebuah mimpi
untuk meraih cita-cita. Hal ini dapat memotivasi pembaca agar selalu optimis
kalangan, terutama bagi pembaca yang menyukai petualangan yang ingin
meraih cita-cita, novel ini dapat menggugah hati para pembaca khususnya
pelajar untuk dijadikan semangat dan pantang menyerah dalam meraih
cita-cita, serta dapat menambah wawasan.
Alasan penulis memilih ciri-ciri tokoh dalam novel Edensor karya Andrea
Hirata adalah (1) ciri-ciri tokoh merupakan sumber untuk mengetahui sifat, (2)
karakter tokoh, (3) serta dapat mengetahui pengelompokan jenis-jenis tokoh
yang ada dalam novel, sehingga pembaca tertarik untuk membacanya. Selain
itu, ciri-ciri tokoh dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, konkret
tentang keadaan dan para tokoh-tokoh cerita dalam novel, sehingga dapat lebih
jelas dan mengesankan bagi pembaca khususnya untuk diajarkan di SMA.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, peneliti merasa penting untuk
menganalisis tentang ciri-ciri tokoh dalam novel Edensor karya Andrea Hirata
dan kelayakannya sebagai bahan ajar sastra Indonesia di SMA. Hal ini dapat
dilihat dari jenis-jenis penamaan berdasarkan sudut mana penamaan itu
dilakukan, dan mendeskripsikan teknik penyajian tokohnya, seperti ciri-ciri
dari luar dan dalam pribadi tokoh. Ciri-ciri dari luar, seperti raut mukanya,
bagaimana rambutnya, bibirnya, hidungnya, bentuk kepalanya, tubuhnya,
warna kulitnya, dan sebagainya. Sedangkan ciri-ciri dari dalam, yaitu gerak
luar pelaku itu, bagaimana ia berbicara, sifat matanya, suaranya, gerak
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah ciri-ciri tokoh
dalam novel Edensor karya Andrea Hirata dan kelayakannya sebagai bahan
ajar sastra Indonesia di SMA”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. mendeskripsikan ciri-ciri tokoh Edensor karya Andrea Hirata;
2. menilai kelayakan Edensor karya Andrea Hirata untuk dijadikan mata
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA berdasarkan
kriteria-kriteria tentang ciri-ciri tokoh.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal berikut.
1. Memberikan alternatif bahan ajar sastra khususnya bahan ajar novel di
SMA.
2. Memberikan pengetahuan kepada guru mengenai deskripsi ciri-ciri tokoh dalam novel Edensor karya Andrea Hirata sebagai bahan ajar sastra
Indonesia khususnya bahan ajar novel di SMA.
3. Memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai deskripsi ciri-ciri tokoh dalam novel Edensor karya Andrea Hirata sebagai bahan ajar sastra
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah ciri-ciri tokoh dalam novel Edensor karya
Andrea Hirata dan kelayakannya sebagai bahan ajar sastra Indonesia di SMA.
Untuk mendeskripsikan ciri-ciri tokoh yang terdapat dalam novel tersebut,
dalam penelitian ini penulis berpedoman pada pendapat Nurgiantoro dengan
mengidentifikasikan melalui sebagai berikut.
1. Ciri-Ciri Tokoh
a. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan.
b. Tokoh Protagonis dan Antagonis.
c. Tokoh Pipih dan Tokoh Bulat.
2. Jenis-Jenis Tokoh
a. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan.
b. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis.
c. Tokoh Pipih dan Tokoh Bulat.