• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian yang telah disajikan pada Bab IV, dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi penelitian sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Perumusan visi dan misi dalam rangka pengembangan dosen PTAI bermuara pada substansi keilmuan dan kepribadian. Substansi keilmuan meliputi: (a) memiliki pandangan keilmuan yang berbasis world-view yang benar tentang Tuhan, dunia, manusia, kehidupan dan sejarah, (b) menjadikan spiritualitas sebagai unsur pemersatu institusi maupun dalam konteks kesatuan dan hierarki pengetahuan dalam Islam, (c) bukan spesialis dalam arti hanya peduli kepada disiplin ilmunya, melainkan seorang yang universal dalam cara pandangnya terhadap dunia, dan memiliki otoritas dalam beberapa bidang ilmu yang terkait, (d) ia juga tidak hanya memiliki otoritas dalam bidangnya, tetapi juga dalam ilmu-ilmu keislaman, dan (e) memiliki kemampuan berfikir integral dan tidak terjebak kepada cara berfikir yang dikotomik-dualistik.

Pada substansi kepribadian dapat diidentifikasi karakteristik sebagai berikut: (a) berilmu sebagai akhlak, dan berakhlak dengan ilmu. Artinya menuntut ilmu sudah menjadi bagian dari akhlaknya dan bukan untuk kepentingan-kepentingan duniawi semata, demikian juga ilmunya sudah menjadi

(2)

akhlaknya; ilmunya telah menjadi dan menjaga akhlaknya, (b) memadukan misi dengan profesi dosen, tidak hanya dipandang sebagai misi atau profesi saja, melainkan keduanya secara bersamaan, (c) berfungsi sebagai teladan moral serta model kepribadian yang bertanggung jawab tidak hanya dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dan terutama harus ikut bertanggung jawab terhadap proses pembentukan kepribadian mahasiswanya, (d) untuk itu, ia mestilah menjalin hubungan yang hangat berbasis kasih sayang dalam menjalankan proses pembelajarannya, tidak sekedar hubungan formal yang kering dan impersonal, dan (e) senantiasa mengaktualisasikan diri bagi peningkatan etos dan produktifitas kerja yang dihayati sebagai ibadah.

2. Posisi dosen STAIN Cirebon berdasarkan hasil kajian lingkungan internal dan eksternalnya dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada posisi internal, kondisi yang tampak dominan dari hasil analisis SWOT atas dosen STAIN Cirebon adalah: cukup banyaknya dosen yang berpendidikan S 1 dan S 2 yang sebagian besar potensial untuk dikembangkan, di satu sisi, dan tidak meratanya sebaran dosen, serta masih lemahnya tradisi akademik dan etos kerja di sisi lain. Sementara pada posisi eksternal, terdapat peluang peningkatan standar kualitas tenaga dosen dengan semakin banyaknya Program Pascasarjana, di satu sisi dan terbatasnya kemampuan dalam pengadaan dosen baru, di sisi lain. Sementara itu, peningkatan dosen yang berpendidikan S 2 dan S 3 yang sejak tiga tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang signifikan dari segi jumlahnya, ternyata belum

(3)

berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kinerja serta produktifitasnya.

3. Hasil analisis posisi menyarankan isu atau agenda utama pengembangan dosen di lingkungan PTAI adalah pengadaan dan pengembangan dosen yang terencana, berkesinambungan dan sinergis terhadap kebutuhan pengembangan lembaga.

Dari segi manajemen personalia, perencanaan ketenagaan mencakup analisis kebutuhan, sistem rekrutmen, seleksi, penempatan serta pembinaan dan pengembangan. Dengan pendekatan ini kelemahan yang ada dapat diidentifikasi sebagai kelemahan pada tahap analisis kebutuhan, rekruitmen atau seleksi atau penempatan atau pembinaan dan pengembangan.

Berdasarkan isu utamanya, dapatlah diidentifikasi isu-isu turunannya pada dua tahapan manajemen ketenagaan, yaitu pengadaan, serta pembinaan dan pengembangan. Pada tahap pengadaan, isu atau agenda yang disarankan oleh data adalah: (a) belum ada analisis kebutuhan dosen yang didasarkan atas atau sinergis terhadap kebutuhan pengembangan lembaga, (b) masih kurangnya jumlah tenaga dosen, (c) sebaran dosen per Jurusan tidak merata, dan (d) kemampuan pengadaan dosen baru sangat tergantung pada kebijakan nasional, dan (e) masih terbatasnya akses bagi peningkatan kerjasama dalam rangka memenuhi kebutuhan dosen.

Pada tahap pembinaan dan pengembangan, isu atau tema yang muncul adalah: (a) adanya kesenjangan yang tinggi antara posisi ideal jabatan

(4)

akademik dosen dengan posisi saat ini, (b) demikian juga terdapat kesenjangan yang tinggi antara jenjang pendidikan dosen pada posisi ideal dengan posisinya saat ini, (c) diperlukan pemetaan kebutuhan dosen, baik berdasarkan jabatan akademik maupun jenjang pendidikan yang mengacu kepada strategi pengembangan lembaga, (d) masih rendahnya disiplin, dedikasi dan etos kerja dosen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dan pengajaran serta bimbingan, dan (e) belum terbangunnya iklim yang kondusif bagi peningkatan produktifitas penelitian dan tradisi keilmuan dosen.

4. Posisi bidang ketenagaan dosen secara internal lebih dominan kelemahan dibanding kekuatannya, sementara pada faktor eksternal lebih dominan peluang dibanding tantangan, sehingga posisinya berada pada sel 3. Strateginya adalah strategi putar-balik, yaitu mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mengatasi kelemahan internal agar peluang eksternal dapat dimanfaatkan. Kelemahan itu ada pada semua tahap manajemen ketenagaan: analisis kebutuhan, pola rekrutmen, seleksi, penempatan serta pembinaan dan pengembangan. Karena itu prioritas pengembangan perlu ditekankan pada seluruh tahapan manajemen ketenagaan, baik pada dimensi subtansial maupun instrumental.

Karena ciri utama renstra adalah fokus pada penyelesaian isu melalui strategi pengembangan yang tepat, maka prioritas pengembangan dosen perlu ditekankan pada upaya menemukan berbagai langkah yang diperlukan

(5)

guna mengatasi kelemahan-kelemahan internal yang dihadapinya guna memanfaatkan peluang eksternal.

Atas dasar itu, maka pada tahap pengadaan, prioritas pengembangan perlu ditekankan kepada: (a) membuat analisis kebutuhan dosen yang lebih memberi perhatian kepada substansi keilmuan dan kepribadian serta penghayatan yang memadai terhadap visi dan misi serta karakter esensial pendidikan tinggi Islam, sehingga sinergis terhadap kebutuhan pengembangan lembaga, (b) mengurangi kesenjangan antara jumlah dosen dengan jumlah mahasiswa menuju rasio ideal yang ditetapkan, (c) mengurangi kesenjangan dalam sebaran dosen agar lebih proporsional terhadap jumlah mahasiswanya pada tiap Jurusan dan Program Studi, (d) mengurangi ketergantungan kepada Pemerintah Pusat dalam pengadaan dosen baru, antara lain melalui (e) penguatan dan perluasan akses bagi peningkatan kerjasama dalam rangka memenuhi kebutuhan dosen, maupun dalam rangka penguatan citra serta produktifitas.

Pada tahap pembinaan dan pengembangan, prioritas perlu ditekankan pada upaya: (a) mengurangi kesenjangan antara posisi ideal jabatan akademik dosen dengan posisi saat ini, melalui sistem akselerasi kenaikan pangkat/jabatan, (b) mengurangi kesenjangan antara jenjang pendidikan dosen pada posisi ideal dengan posisinya saat ini, antara lain melalui pola bantuan finansial yang lebih memadai dan akontabel, (c) membuat pemetaan kebutuhan dosen, baik berdasarkan jabatan akademik maupun berdasarkan jenjang pendidikan, sehingga lebih proporsional baik terhadap kebutuhan

(6)

saat ini, dan lebih-lebih lagi agar proporsional terhadap pengembangan Program/Fakultas/Jurusan/Program Studi yang mengacu kepada proyeksi serta strategi pengembangan lembaga, (d) peningkatan disiplin, dedikasi dan etos kerja dosen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dan pengajaran serta bimbingan, antara lain dengan memanfaatkan momentum peningkatan kualifikasi jenjang pendidikan dosen melalui pengelolaan yang tepat sehingga beriring paralel dengan upaya peningkatan mutu secara keseluruhan, dan (e) membangun iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan penelitian, pengabdian masyarakat dan produktifitas keilmuan dosen, agar berkontribusi terhadap penguatan citra, diversifikasi produk, dan pada gilirannya menjadi aktor penggerak utama bagi peningkatan kemampuan lembaga untuk berkembang.

B. Rekomendasi

Sejalan dengan temuan serta diskusi hasil penelitian, serta sifat permasalahan dan kegunaan penelitian, berikut dikemukakan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait:

1. Untuk Manajemen Departemen Agama

a. Sejauh ini perencanaan di lingkungan Departemen Agama, termasuk di lingkungan pendidikan tinggi agama Islam, secara formal masih menggunakan pendekatan perencanaan jangka panjang, long-range planning, yang menganut azas rencana induk, master planning. Mengingat alasan-alasan teoritik sebagaimana dikemukakan pada Bab II, serta

(7)

implementasinya pada kasus perencanaan strategik pengembangan dosen STAIN Cirebon, sebagaimana dikemukakan pada Bab IV, disarankan untuk meninjau-ulang Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 1995 tentang Sistem Perencanaan Departemen Agama.

b. Problem struktur keilmuan dan kurikulum di lingkungan PTAI serta hierarki ilmu fardlu ‘ain dan ilmu fardlu kifayah, yang merupakan akar permasalahan dari problem kualifikasi tenaga dosen di lingkungan PTAI, tampaknya tidak mungkin diselesaikan secara institusional oleh masing-masing PTAI secara sendiri-sendiri, mengingat lingkup serta sifat permasalahan serta kondisi tiap PTAI sendiri, padahal secara metafisis dan epistemologis, ia merupakan keniscayaan karena menjadi salah satu karakter esensial pendidikan tinggi Islam. Karena itu, ia akan berimplikasi tidak saja terhadap kualifikasi tenaga dosennya, tetapi juga terhadap bentuk pendidikan tinggi sebagai wadah yang diperlukan untuk pengembangannya. Jadi, akan diperlukan upaya yang lebih serius, komprehensif dan berskala nasional dari pihak otoritas pengambil kebijakan PTAI.

c. Mengingat problem tenaga dosen di lingkungan PTAI lebih dirasakan sebagai problem substantif daripada instrumental, maka direkomendasikan untuk memberikan prioritas pada program pembinaan dan pengembangan dosen, yakni program-program pengembangan yang berorientasi mutu secara substantif, setelah sekian lama sampai saat ini pihak manajemen PTAI lebih banyak berkonsentrasi pada program pengadaan dosen baru.

(8)

2. Untuk Manajemen STAIN Cirebon

a. Perencanaan tenaga dosen sebagai bagian dari pengembangan ketenagaan dalam keseluruhan strategi pengembangan STAIN hanya dapat dilakukan secara komprehensif bila ditempatkan dalam konteks besarnya, yakni strategi pengembangan STAIN. Karena itu, setelah menetapkan universitas sebagai bentuk pengembangan pendidikan tinggi yang optimal melalui keputusan Senat STAIN Cirebon pada April 2003, perlu segera diikuti oleh penetapan dokumen perencanaan formal dengan pendekatan rencana strategik, untuk menggantikan pendekatan perencanaan sebelumnya, yakni perencanaan jangka panjang yang menganut azas rencana induk, mengingat kelemahan-kelemahan yang melekat pada pendekatan perencanaan yang sejauh ini masih digunakan itu.

b. Manajemen personil pada level institusi STAIN Cirebon disarankan lebih fokus pada pembinaan dan pengembangan dosen. Peningkatan jumlah dosen yang sejak tiga tahun terakhir menunjukkan penambahan yang cukup signifikan, kini sudah saatnya diimbangi dengan peningkatan kualitasnya. Program-program pembinaan dan pengembangan yang dapat ditingkatkan adalah: studi lanjut gelar, pertemuan ilmiah, lokakarya/workshop, bimbingan dosen senior terhadap dosen yunior, produksi dan publikasi bahan ajar, dan peningkatan fasilitas penelitian dan pengabdian masyarakat.

c. Untuk keperluan itu, masih dibutuhkan suatu evaluasi yang lebih komprehensif dan akurat terhadap kinerja dosen atas seluruh pelaksanaan

(9)

tugasnya: pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, bimbingan mahasiswa, serta tugas-tugas administratif. Hasil evaluasi itu nantinya digunakan sebagai titik-tolak bagi perumusan program pembinaan dan pengembangan yang lebih sinergis terhadap pengembangan lembaga. d. Khusus untuk program studi lanjut gelar yang sejak tiga tahun terakhir juga

menunjukkan peningkatan cukup signifikan, perlu dipetakan berdasarkan proyeksi kebutuhan pengembangan lembaga agar lebih proporsional terhadap pengembangan Program/Fakultas/Jurusan/Program Studi. Pemetaan itu sekaligus guna memenuhi tuntutan penguatan citra lembaga serta produktifitasnya, yang pada gilirannya diharapkan memberikan kontribusi signifikan terhadap kemampuan lembaga untuk berkembang.

3. Untuk Pengembangan Ilmu Administrasi/Manajemen Pendidikan

a. Dari diskusi hasil penelitian sebagaimana dikemukakan pada Bab IV, terungkap betapa kesenjangan antara kualifikasi tenaga pendidik dalam tradisi pendidikan Islam dengan realitasnya di lingkungan PTAI. Sejarah pendidikan tinggi Islam sangat kaya dengan warisan keteladanan karena keluasan dan kedalaman ilmu yang menjaga akhlak para pendidiknya. Kinerja dan performancenya menyatu dengan keagungan kepribadiannya karena dijaga oleh ilmunya. Karena itu, diperlukan penelitian lanjutan guna menggali khazanah klasik untuk memperkaya khorizon pemikiran serta teori-teori manajemen pendidikan modern, khususnya dalam memperkaya dimensi substantif kualifikasi tenaga dosen.

(10)

b. Lebih jauh dapat pula dikemukakan secara hipotetik, dan karena itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut, bahwa eksplisitasi perumusan “... memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan ...” dalam pengertian pendidikan, dan “... membentuk watak serta kepribadian bangsa yang bermartabat ...” dalam rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif ...” dalam prinsip penyelenggaraan pendidikan, “Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: ... c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan ...”, dalam pendidik dan tenaga kependidikan, yang tercantum dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yang lahir di tengah pergumulan mencari solusi atas krisis yang menimpa bangsa kita, dapat dipandang sebagai pengakuan diam-diam atas “sumbangan” sistem pendidikan nasional kita selama ini terhadap munculnya krisis nasional itu. Karena itu, akan diperlukan jenis penelitian pendidikan berorientasi kebijakan yang memadai guna menindak-lanjuti serta memberi isi terhadap muatan sistem pendidikan nasional itu, serta guna memberi bobot pengaruh yang sifnifikan terhadap implementasinya, sehingga pada gilirannya sistem pendidikan akan berkontribusi terhadap upaya mencari jalan keluar dari krisis yang berkepanjangan itu. Sejarah pendidikan Islam menunjukkan bahwa pasang-surut kemajuan dan kemunduran suatu bangsa tercermin pada kondisi perguruan tingginya, yang hampir sepenuhnya tergantung pada kualifikasi

(11)

tenaga dosennya, karena basis kepemimpinan di lingkungan pendidikan tinggi adalah dosen. Seperti salah satu butir kesimpulan yang sangat tegas dan sebenarnya sangat inspiratif bagi penelitian lanjutan, dari Konferensi Dunia tentang Pendidikan Islam, bahwa begitu kita memperoleh orang-orang yang tepat dalam profesi pendidikan dan pengajaran, maka sebagian besar permasalahan kita akan selesai dengan sendirinya.

Referensi

Dokumen terkait

bertanya jawab seputar ruas garis yang membatasi bangun ruang Dikarenakan kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring maka evaluasi pembelajaran dilakukan melalui

Telah dilakukan proses pembuatan poster media edukasi PSBB, materi pelatihan pembuatan kompos dan materi budidaya tanaman sawi. Poster media edukasi PSBB materi pelatihan

Dari gambar diatas dapat di simpulkan bahwa jalur yang paling besar nilainya adalah pengaruh variabel guna lahan terhadap biaya kecelakaan melalui tarikan pergerakan dan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam bentuk tidak tutur ilokusi dalam novelSurga yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia terdapat 5

Dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah ada yang disebut miqat artinya batas atau ketentuan, miqat ada dua yaitu :1. Miqat Zamani (ketentuan waktu), untuk ibadah haji miqat

Berdasarkan pada bentuklahan dan arahan penggunaan lahan, maka dapat dijelaskan bahwa daerah yang memiliki lereng datar-landai dengan tanah yang subur dan tersedia sumber air yang

DEPUTI PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KUKM ASDEP PEMBIAYAAN SYARIAH Bidang Literasi dan Penumbuhan KSPPS & USPPS Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan KSPPS & USPPS

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk; (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis drama dan (2) meningkatkan keterampilan menulis drama dengan metode