• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kian pesat. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan untuk. menghindari diri agar tidak terisolir, belajar dan untuk mendapatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kian pesat. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan untuk. menghindari diri agar tidak terisolir, belajar dan untuk mendapatkan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I 

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya zaman, komunikasi berkembang kian pesat. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan untuk mendapatkan informasi, mengenal dunia luar, mengetahui orang lain, menghindari diri agar tidak terisolir, belajar dan untuk mendapatkan hiburan. Kebutuhan akan informasi dan hiburan terpenuhi dengan adanya media massa sebagai alat penyampaian pesan yang semakin beragam dan berkembang, seperti surat kabar, radio, telivisi, internet dan lain sebagainya.

Ciptono Setyobudi mengatakan bahwa keberadaan perkembangan arus infornmasi, sebenarnya berjalan secara alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Alfin Tofler dalazm buku “The Third wave”, menjabarkan siklus peradaban manusia dalam tiga kategori utama, yaitu pertama ditandai dengan penemuan-penemuan di bidang pertanian, kedua dengan revolusi industri, dan ketiga dikembangkannya revolusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.1

Pada peradaban ketiga inilah yang sekarang menjadi sorotan seliruh dunia maupun bangsa Indonesia agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Pada industri pertelevisian, era reformasi memiliki pengaruh terhadap kebebasan pers yang kemudian memunculkan

1

(2)

sejumlah stasiun televisi swasta nasional maupun lokal, untuk tingkat propinsi atau kabupaten. Dan masih akan terus tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang.

Dari berbagai media massa yang berkembang, media cetak, radio, dan televisi merupakan media massa pokok. Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Seperti media cetak yang mengandalkan kekuatan visual, radio dengan kekuatan audio, dan televisi yang dapat mengandalkan dua kekuatan sekaligus yaitu audio dan visual sehingga hal inilah yang membuat televisi menjadi lebih menarik perhatian khalayak.

Saat ini pertelevisian di Indonesia terus mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dirasakan sejak lahirnya televisi swasta pertama di Indonesia yaitu RCTI pada tahun 1989 di Jakarta. Lalu disusul dengan kelahiran SCTV di Surabaya pada tahun 1990. Sampai saat ini tak kurang dari 10 stasiun televisi swasta nasional yang melakukan siaran yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV, TRANS 7, GLOBAL TV, dan TV ONE.

Karakter lain yang merupakan keunggulan televisi adalah televisi mampu memberi penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang dituju dengan meng-close-up objeknya, atau memberi pemusatan pandangan. Televisi memberi banyak kemungkinan ilustrasi visual, kaya akan tata gerak, tata warna, dan berbagai bunyi suara.2

Semakin banyaknya jumlah pertelevisian di Indonesia, maka akan

2

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2007, Hal. 19

(3)

lebih memungkinkan terjadinya suatu persaingan antar media. Masing-masing stasiun televisi akhirnya saling berlomba untuk membuat program acara yang berkualitas, dengan tujuan agar stasiun televisi mereka mendapat rating yang tinggi. Karena kata kunci dalam bisnis pertelevisian, yaitu komersial yang identik dengan pemasangan iklan. Disini fakta rating menjadi lebih signifikansi dibanding dengan substansi program itu sendiri.

Menurut WJS Puswodarminto dalam bukunya yang berjudul Dari

Penyusunan Hingga Pengaruh Siaran, pengertian program adalah suatu

jadwal atau perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara3. Menurut Undang-Undang Penyiaran No. 23 Tahun 2002 standar program siaran adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi acuan bagi lembaga penyiaran dan komisi penyiaran Indonesia untuk menyelenggarakan dan mengawasi sistem penyiaran nasional di Indonesia.4

Menurut Morisson dalam bukunya yang berjudul Strategi

Mengolah radio dan Televisi Infotainment berasal dari dua kata, yakni

information berarti informasi dan entertaint yang berarti hiburan, namun infotainment bukan berarti berita yang menyajikan hiburan tetapi infotainment adalah berita yang menyajikan kehidupan orang-orang yang dikenal oleh masyarakat. Karena sebagian besar dari mereka bekerja pada

3

RM. Soenarto, Program TV : dari Penyusunan Hingga Pengaruh Siaran, Jakarta, FFTV-IKJ Pers, 2007 4

(4)

industri hiburan5.

Para pekerja infotainment di Indonesia seharusnya bisa memiliki perspektif yang cukup luas untuk memahami bagaimana struktur dunia hiburan bekerja, aspek lain diluar kehidupan artis, melihat aspek bagaimana kebudayaan budaya lokal berhadapan dengan kebudayaan media, popular culture ( budaya modern ), dan bagaimana kebudayaan seperti ini bisa bertahan. Pencapaian dunia hiburan yang lebih komperhensif harusnya menjadi tujuan dari para pekerja infotainment ini.

Sejarah program infotaiment di Televisi Indonesia berawal dari keseragaman program acara berita. Artinya, ketika kita nonton acara berita di salah satu stasiun televisi, pada prinsipnya sama dengan yang di stasiun lainnya. Sehingga program berita berkembang tidak hanya berita pada umumnya, namun juga menghadirkan depth reporting (laporan mendalam). Keragaman program berita semakin bertambah dengan hadirnya acara infotaiment yang mencoba mengangkat berita dan peristiwa seputar artis dan selebritis. Kebanyakan, acara infotaiment ini diproduksi oleh production house yang menjadi rekan stasiun televisi.

Dalam perkembangannya masing-masing stasiun televisi memiliki program infotaiment dengan nama yang beranekaragam diantaranya Obsesi di Global TV, Silet di RCTI, Was-was di SCTV, Kiss di Indosiar, I gossip di Trans dan lain-lain. Masing-masing program infotainment tersebut memiliki ciri atau tampilan penyajian program yang berbeda-beda dan pada dasarnya sama yaitu menyampaikan

5

Morisson, Managemen Media Penyiaran : Strategi Mengolah radio dan Televisi, Prenada Media Grup, Jakarta 2008 hal. 101

(5)

informasi dan hiburan.

Global TV sebagai salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia berdiri pada tanggal 22 Maret 1999 di Jakarta. Setelah melakukan siaran percobaan, maka pada tanggal 8 Oktober 2002 Global TV resmi mengudara dengan segmentasi anak muda. Global TV sebagai stasiun televisi yang memiliki program infotaiment Obsesi yang penyajiannya ini dikemas secara menarik, aktual, dan heboh di dalam satu acara tersebut ada beberapa segment, yang masing-masing segmantnya menyampaikan informasi tentang artis dari kesibukan sampai kehidupan pribadinya. Diharapkan agar program ini dapat menarik banyak minat para pemirsanya yang menyaksikan serta dapat memberikan informasi dan hiburan khusunya para remaja dan ibu-ibu rumah tangga.

Acara infotaiment OBSESI (Obrolan Seputar Selebriti) di Global TV merupakan acara yang diproduksi sendiri oleh stasiun televisi. Obsesi (Obrolan Seputar Selebriti) tayang di Global TV setiap senin sampai dengan jum’at pada pukul 09.45 WIB dengan presenter Dewi Kumala dan Adriana Bustami. Tayangan ini menyajikan berita tentang sisi kehidupan selebritis berupa fenomena sosial, gaya hidup, dan maslah-masalah yang masih dianggap tidak biasa oleh masyarakatumum. Penayangannya bertujuan untuk memberikan informsi dan hiburan kepada masyarakat sehingga kru bekerja keras dan dituntut memiliki kecepatan tinggi dalam penyelesaian tugas, termasuk dalam menyunting atau mengedit bahan berita sehingga siap tayang tepat waktu.

(6)

merupakan kerja tim yang terdiri dari Eksekutif Produser, Produser, Production Assistence (PA), Kordinator Liputan (Korlip), Reporter, Juru Kamera, dan Editor. Dalam dunia pertelevisian Juru Kamera memiliki peran penting disetiap peliputan sebuah peristiwa karena dituntut untuk mendapatkan moment gambar yang bagus, mempunyai nilai estetika dan memiliki makna disetiap gambarnya, karena gambar merupakan unsur pertama dalam tayangan. Mereka harus mampu melakukan perannya tersebur karena mereka merupakan bagian dalam suatu redaksi pemberitaan.

Program sebagai faktor yang paling penting dan menentukan dalam mendukung keberhasilan finansial suatu penyiaran televisi. Program yang membawa audien mengenal suatu stasiun penyiaran, program atau acara yang disajika adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan.

Program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton.6 Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.

Infotainment itu sendiri merupakan sebuah jembatan bagi pemirsa

6

(7)

yang ingin mengetahui perkembangan info artis idolanya. Penayangan yang menarik, membutuhkan hasil gambar dan editing yang baik sehingga diperlukan juru kamera dan editor yang profesional dalam pengambilan gambar, oleh karena itu peranan juru kamera sangatlah penting guna memperoleh hasil gambar yang memuaskan. Sebab shot-shot gambar yang monoton tidak akan menarik mata, sehingga berdampak pada ketidak tertarikan pemirsa pada setiap isi beritanya.

Juru Kamera (Camera person) adalah orang yang bertugas mengoprasikan kamera video dan bertangung jawab atas semua aspek teknis pengambilan dan perekaman gambar.7 Semua juru kamera liputan bekerja dilapangan dalam pengawasan kordinator liputan dan selalu berinteraksi dengan reporternya.

Dalam menjalani perannya seorang juru kamera liputan mempunyai tugas yang sangat penting karena gambar yang dihasilkan pemberitaan dari sebuah station televisi adalah hasil dari seorang juru kamera liputan. Peran juru kamera adalah sebagai sutradara dilapangan. Jadi, semua keputusan yang berkaitan dengan gambar yang akan diliput atau tidak, yang menentukan adalah juru kamera tetapi juga harus berkoordinasi dengan kordinator liputan (korlip).

Seorang juru kamera dituntut untuk dapat mengambil gambar dengan baik, tetapi tidak hanya itu, ia juga harus memahami gambar apa saja yang diperlukan bagi suatu program televisi. Juru kamera dengan

7

En.wikipedia.com "Cameraman" redirects here. For the 1928 comedy film, see The Cameraman.

(8)

kemampuan yang baru sebatas dapat mengoprasikan kamera saja belum lah dapat dikategorikan seorang juru kamera berita televisi. Siapa pun juga dapat menggunakan kamera, tetapi tidak semua orang dapat menjadi juru kamera yang baik tanpa terlebih dahulu mempelajari landasan teorinya.

Jadi pemahaman teknik editing gambar merupakan landasan teori bagi seorang juru kamera. Dengan kata lain, tempat terbaik untuk mempelajari teknik dasar mengambil gambar adalah diruang editing. Karena dari situlah juru kamera bisa melihat gambar yang juru kamera liput dan juru kamera juga bisa sharre dengan editor tentang gambar yang baik dan benar.

Dalam memperodukasi sebuah tayangan membutuhkan beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu pra-produksi, produksi dan pasca produksi. Pra produksi merupakan perencanaan bahan berita melalui rapat redaksi yakni rapat ini mencakup tema apa yang ingin diangkat, pengumpulan data dan pembagian wewenang tugas. Produksi merupakan tahap pencarian bahan berita atau peliputan dan persiapannya yaitu pada tahap ini reporter dan juru kamera mencari bahan berita dilapangan yakni mewawancarai nara sumber. Dan tahap yang ketiga yaitu pascaproduksi, timecode, pada tahap ini juru kamera diwajibkan menyusun hasil berita yang di dapat dilapangan dengan memberikan kode waktu pada setiap statement narasumber ke dalam tulisan untuk dijadikan sebuah berita. Selain itu juga pada tahap ini juru kamera mengevaluasi hasil tayangan dan penambahan-penambahan materi yang kurang.

(9)

Liputan adalah proses mencari dan mengolah informasi untuk disusun menjadi sebuah berita. Dalam program infotainment gambar yang butuhkan dari hasil peliputan haruslah gambar yang bagus karena gambar merupakan unsur pertama dalam berita televisi. Gambar yang bagus adalah gambar yang mempunyai standarisasi di setiap pengambilan gambarnya, angle dan movement camera yang digunakan pun mempunyai maksud dan arti. Gambar itulah yang menjadi kekuatan berita televisi karena gambar ikut berbicara dan bahkan kadang lebih berbicara dari pada audio dan narasi. Jadi dalam pelaksanaan peliputan juru kamera lah yang sangat berperan. Oleh karena itulah saya mengambil judul penulisan skripsi saya ini untuk memperdalam pengetahuan mengenai aktivitas juru kamera (camera person) dalam proses produksi program infotainment Obsesi di Global TV.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis memiliki pemikiran untuk merumuskan permasalahan tersebut yakni, Bagaimana aktivitas juru kamera (camera person) dalam proses produksi program infotainment Obsesi di Global TV Periode September-Oktober 2010 ?

(10)

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas dengan demikian penelitian ini memiliki tujuan, yaitu untuk mendeskripsikan aktivitas juru kamera dalam proses produksi program infotainment Obsesi di Global TV Periode September-Oktober 2010?

1.4 Signifikansi Penelitian

Signifikansi penelitian dikelompokan dalam Signifikansi akademik dan Signifikansi teknis yaitu:

1.4.1 Signifikansi Akademis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada ilmu komunikasi khususnya dibidang broadcasting mengenai aktivitas juru kamera dalam sebuah program.

1.4.2 Signifikansi Praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi a. Juru kamera program OBSESI (Obrolan Seputar Selebriti) PT.GLOBAL INFORMASI BERMUTU (GLOBAL TV) dan memberikan gambaran mengenai aktivitas juru kamera dalam sebuah program.

b. Sebagai referensi kepada praktisi di dunia Broadcasting, khususnya televisi dalam hal pengambilan gambar.

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa “ best practice ” yang dapat dicontoh dari guru SD di Kota Bandung terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 dalam hal kegiatan perencanaan kurikulum, diantaranya

Audit operasional adalah pemeriksaan yang sistemetis terhadap kegiatan, program organisasi dan seluruh atau sebagian dari aktivitas dengan tujuan menilai dan

Dengan batasan waktu yang telah ditentukan 3 jam sesudah pemberian ekstrak daun belimbing wuluh, pada penggunaan antipiretik ekstrak daun belimbing wuluh dosis 5 mg suhu rektal

Berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian berbagai pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan produktif, hal ini diduga

Sejalan dengan tingginya peranan guru dalam pendidikan Islam, maka Hamka secara ideal memberikan syarat, selayaknya seorang guru sebagai kholifah Allah harus

Panjang dari bagian segmen yang tidak mempunyai sel ganglion (aganglionik) itu biasanya berbeda-beda ; 75% pasien terbatas pada bagian rektum dan sigmoid, 8%

interlayer. Pengembangan bentonit ini dapat terinterkalasi oleh senyawa lain yang ada dalam campuran. Daya pengembangan bentonit dikarenakan banyak kation Na + pada

Menurut PSAK No.34 paragraf 10 pendapatan kontrak terdiri dari : 1. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak. Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan