30 IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan
pertimbangan bahwa daerah tersebut memiliki potensi sumber daya perikanan yang cukup besar khususnya ikan bandeng (Chanos chanos), selain itu didukung oleh luas perairan darat maupun perairan bentang pantai yang cukup luas untuk pembudidayaan ikan bandeng menggunakan keramba jaring apung (KJA). Lokasi penelitian ini juga dipilih dengan pertimbangan bahwa lokasi penelitian ditunjuk oleh Dinas Peternakan Perikanan dan Budidaya Kelautan Kabupaten Bekasi sebagai tempat pengembangan budidaya ikan bandeng. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai Oktober 2009.
4.2. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data text dan data image. Data text adalah data yang berbentuk alfabet maupun angka numerik. Data image adalah data yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu melalui foto, diagram, tabel, dan sejenisnya ( Fauzi 2001).
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak-paihak terkait, seperti Kepala Bidang Budidaya dan Penangkapan Dinas Peternakan Perikanan dan Budidaya Kelautan Kabupaten Bekasi, Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Perikanan (UPTD Perikanan) Kecamatan Muara Gembong, Penyuluh dan petani/nelayan.
Data primer yang dikumpulkan meliputi teknik budidaya, biaya investasi, biaya opersional, sumber modal, volume dan nilai produksi. Data sekunder diperoleh dari berbagai lieratur, majalah, instansi terkait serta penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan yang berhubungan dengan budidaya ikan bandeng dengan KJA, baik data biaya investasi, dan data operasional. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi keadaan umum lokasi
31 penelitian, perkembanngan produksi perikanan, perkembangan permintaan dan penawaran ikan bandeng di Indonesia maupun Kabupaten Bekasi dan potensi dari ikan bandeng.
4.3. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Data yang diolah dan dianalisis pada penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif dianalisis untuk mengkaji beberapa aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Sedangkan analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha budidaya ikan bandeng pada keramba jaring apung. Metode analisis kuantatif yang digunakan adalah analisis kelayakan berdasarkan kriteria kelayakan investasi, yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period (PBP). Analisis kelayakan finansial bertujuan untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak untuk dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Data yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan program komputer Ms. Excel dan kalkulator. Selain itu, dilakukan pula analisis sensitivitas untuk melihat sampai berapa besar perubahan harga input dan perubahan harga jual yang masih dapat ditoleransi. Aspek-aspek yang akan dianalisis yaitu :
1. Aspek Pasar
Aspek Pasar melihat tentang permintaan dan penawaran komoditas ikan bandeng, program pemasaran dan perkiraan penjualan yang bisa dicapai oleh usaha.
2. Analisis Aspek Teknis
Analisis aspek teknis dilakukan secara kualitatif. Analisis ini meliputi lokasi budidaya ikan bandeng, penggunaan input, luas produksi, lay out lahan lokasi serta jenis teknologi dan peralatan yang digunakan.
3. Aspek Manajemen
Analisis aspek manajemen dilakukan secara kualitatif. Analisis ini menjelaskan mengenai pengelolaan usaha budidaya ikan bandeng dengan sistem keramba jaring apung, meliputi struktur organisasi, spesifikasi tenaga kerja, wewenang dan tanggung jawab, kebutuhan biaya upah, pelaksana kegiatan dan jadwal kegaiatan usaha.
32 4. Analisis Aspek Hukum
Analisis aspek hukum dilakukan secara kualitatif. Aspek hukum yang dianalisis meliputi bentuk badan dan izin usaha budidaya ikan pada keramba jaring apung di Kecamatan Muara Gembong.
5. Analisis Aspek Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Analisis aspek lingkungan dan Sosial Ekonomi dilakukan secara kualitatif. Aspek lingkungan yang dianalisis mengenai pengaruhnya terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan hidup sekitar baik berupa dampak positif maupun negatif adanya usaha budidaya ikan bandeng.
6. Analisis Aspek Finansial
Penerapan kelayakan investasi dilakukan dengan membandingkan antara besarnya biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima dalam suatu proyek investasi untuk jangka waktu tertentu. Analisis investasi dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai. Dalam analisis finansial diperlukan kriteria investasi yang digunakan untuk melihat kelayakan suatu usaha. Sebagai kriteria investasi digunakan beberapa indikator kelayakan investasi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PBP).
a) Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) usaha pembudidayaan ikan bandeng adalah selisih present value (PV) arus benefit dengan PV arus cost. NPV menunjukkan menfaat bersih yang diterima usaha budidaya ikan bandeng selama waktu tertentu dan tingkat discount rate tertentu atau NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaaan arus tunai . Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
Keterangan :
33 Ct = Biaya yang dikeluarkan dari produksi ikan bandeng yang diperoleh pada
tahun ke-t
N = Umur ekonomis proyek i = Tingkat suku bunga (%)
t = Tingkat Investasi (t= 0,1,2,…n)
Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi, yaitu:
1. NPV ≥ 0 berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.
2. NPV ≤ 0 berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya/tidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan.
3. NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.
b) Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari usaha budidaya bandeng sama dengan nol. IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang berlaku, maka usaha budidaya ikan bandeng dengan KJA layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka usaha budidaya ikan bandeng dengan KJA tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut :
Keterangan :
NPV1 = NPV yang bernilai positif NPV2 = NPV yang bernilai negatif
34 i2 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
c) Net Benefit Cost Ratio
Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger 1986). Net B/C ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Keterangan :
Net B/C = Nilai Benefit-cost ratio
Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke t Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek
i = Tingkat suku bunga (%)
t = Tingkat Investasi (t= 0,1,2,…n)
d) Payback Period
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Metode ini merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengambalian investasi suatu usaha. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik proyek tersebut untuk diusahakan. Akan tetapi analisis payback period memiliki kelemahan karena mengabaikan nilai uang terhadap waktu (present value) dan tidak memperhitungkan periode setelah payback period.
Kriteria penilaiannya yaitu jika PBP lebih pendek dari maksimum PBP-nya , maka usaha bisa dijalankan. SebalikPBP-nya jika PBP lebih lama dari maksimum PBP-nya, maka proyek ditolak.
35 Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
P : Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal I : Biaya investasi
A : Benefit bersih tiap bulan
e) Swicthing Value (Nilai Pengganti)
Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan pada nilai penjualan dan biaya variabel yang akan menghasilkan keuntungan normal yaitu NPV sama dengan nol atau mendekati, IRR sama dengan tingkat suku bunga berlaku, dan Net B/C sama dengan satu.
Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah dengan metode swithcing value, yaitu dengan cara menaikkan harga input yang digunakan serta menurunkan harga jual produk dan penurunan produksi sampai pada tingkat dimana usaha tidak layak lagi untuk dijalankan. Analisis sensisitivitas juga dimaksudkan untuk mengetahui sampai sebatas berapa persen kenaikan harga input variabel, penurunan produksi dan penurunan harga jual produk masih layak untuk dijalankan.
4.4 Definisi Operasional
1. Budidaya ikan badeng pada keramba jaring apung adalah usaha yang dilakukan untuk memelihara ikan bandeng dengan menggunakan sistem keramba jaring apung. Dalam penelitian ini pembudidayaan yang dimaksud hanya kegiatan pembesaran ikan bandeng.
2. Ikan bandeng adalah salah satu ikan yang dapat dibudidayakan di air tawar maupun di air laut atau bersifat eurihalin atau mempunyai toleransi yang besar terhadap perubahan salinitas yang tinggi.
3. Budidaya ikan bandeng pada keramba jaring apung yang akan dikembangkan dalan penelitian ini dilakukan di laut.
36 5. Umur ekonomis proyek adalah tujuh tahun yang ditentukan berdasarkan
umur ekonomis jaring apung.
6. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dan operasional dikeluarkan pada tahun pertama dan biaya reinvestasi yang dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnnya. Biaya oprasional terdiri dari biaya tetap dan variabel. 7. Nilai sisa dari dari investasi sama dengan nol, kecuali barang – barang yang
masih memiliki umur ekonomis.
8. Nilai harga input, output, dan volume produksi diasumsikan konstan berdasarkan nilai yang berlaku di daerah penelitian.
9. Tingkat suku bunga yang digunakan untuk modal sendiri adalah sebesar 7 persen, sedangkan suku bunga pinjaman 13 persen berdasarkan suku bunga yang berlaku di bank pemerintah (BI).
10. Tingkat kematian ikan bandeng 20 persen. Tingkat kematian bisa ini disebabkan oleh faktor cuaca terutama keadaan gelombang pantai, penyakit atau keadaan kesehatan ikan bandeng.
11. Pajak yang dibebankan sebesar 25 persen. Ketetapan tarif pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan per 1 Januari 2009 adalah berubahnya tarif umum Pajak Penghasilan yang diatur dalam Pasal 17. Mulai tahun pajak 2009, tarif PPh badan usaha menganut sistem tarif tunggal atau single tax yaitu 28 persen dan menjadi 25 persen pada tahun 2010. Khusus untuk
perusahaan terbuka yang memenuhi syarat tertentu, tarif PPh adalah 5 persen lebih rendah dari tarif umum. Bila perusahaan mengalami kerugian