• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG (STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS) SSEB-01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG (STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS) SSEB-01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

SSEB-01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Kode : INA.5233.212.26.01.07– Judul : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PELATIHAN

AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG

(STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS)

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

(2)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) i

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan 111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :

- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,

mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi

- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat

2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja

- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan

pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan

pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.

(3)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) ii

Jakarta, November 2007

Kepala Pusat

Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE

NIP. 110 016 435

Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.

(4)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) iii

PRAKATA

Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan. Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu, metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Struktur Baja Bangunan

Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) merupakan salah satu jabatan kerja

yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung gambar arsitektur bidang cipta karya.

Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel

Structure Engineer Of Buildings) ini terdiri dari 1 (satu) modul kompetensi umum 5

(lima) modul kompetensi inti, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung

(Steel Structure Engineer Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, November 2007

(5)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) iv

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i PRAKATA ... iii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR GAMBAR ... vi

SPESIFIKASI PELATIHAN ... viii

PANDUAN PEMBELAJARAN ... ix

BAB I : PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Umum ... I-1 1.2. Ringkasan Modul ... I-2 1.3. Ringkasan SKKNI ... I-3

1.4. Batasan Dan Rentang Variabel ... I-5

1.5. Panduan Penilaian ... I-5 1.4.1. Kualifikasi penilaian ... I-5 1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk

mendemonstrasikan kompetensi ... I-6

1.4.3. Konteks penilaian ... I-7

1.4.4. Aspek penting penilaian ... I-7

1.6. Sumber Daya Pembelajaran ... I-7

BAB II : ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN PERLENGKAPAN K-3... II-1

2.1. Umum ... II-1 2.2. Alat Pelindung Diri (APD) ... II-1 2.3. Alat Pemadam Kebakaran ... II-8 2.4. Obat-Obatan Pada Kotak P3K ... II-10 2.5. Rambu-Rambu Keselamatan Kerja ... II-11 RANGKUMAN

(6)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) v

BAB III: PEMERIKSAAN PERLENGKAPAN (K-3) DAN KELAYAKANNYA III-1

3.1. Umum ... III-1

3.2. Pemeriksaan terhadap Alat Pemadam Kebakaran ... III-1

3.3. Pemeriksaan terhadap Ketersediaan dan Kelengkapan Kotak P3K III-2

3.4. Pemeriksaan terhadap Sabuk Keselamatan Kerja (Safety

Harnes/Safety Belt) ... III-3

3.5. Pemeriksaan terhadap Rambu-rambu Keselamatan Kerja ... III-4

RANGKUMAN

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB IV: SOSIALISASI SISTEM K3 DAN LINGKUNGAN ... IV-1

4.1. Umum ... IV-1 4.2. Penerapan Tool Box Meeting ... IV-1 4.3. Evaluasi Pelaksanaan K3 ... IV-2

4.3.1. Pengenalan jenis kecelakaan kerja ... IV-2

4.3.2. Penyebab dan akibat kecelakaan kerja ... IV-3

4.4. Penerapan SOP P3K ... IV-5

4.4.1. Pencegahan kecelakaan kerja... IV-5

4.4.2. Tindak lanjut akibat kecelakaan kerja ... IV-7

RANGKUMAN

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA

(7)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Alat Pelindung Kepala (Helm) ... II-2

Gambar 2.2 Alat Pelindung Tangan (Sarung Tangan) ... II-3

Gambar 2.3 Alat Pelindung Kaki (Sepatu Lapangan)... II-3

Gambar 2.4 Alat Pelindung Telinga ... II-3

Gambar 2.5 Alat Pelindung Ikat Pinggang Pengaman ... II-4

Gambar 2.6 Alat Pelindung Tali Pengaman ... II-4

Gambar 2.7 Penutup Hidung (Masker) ... II-5 Gambar 2.8 Pakaian Kerja (Weir Pack) ... II-5

Gambar 2.9 Pengamanan Pada Pekerjaan Las ... II-7

Gambar 2.10 Pengamanan Kerja Pada Ketinggian ... II-7

Gambar 2.11 Tabung Pemadam (Fire Extinguisher) ... II-10

Gambar 2.12 Pengoperasian Tabung Pemadam (Fire Extinguisher) ... II-10

Gambar 2.13 Kotak P3K ... II-11 Gambar 2.14 Dilarang Merokok ... II-11 Gambar 2.15 Dilarang Menyalakan Api ... II-12 Gambar 2.16 Jangan Dioperasikan ... II-12 Gamabr 2.17 Dilarang Masuk ... II-12

Gambar 2.18 Helm Pengaman Harus Dikenakan ... II-12

Gambar 2.19 Pelindung Mata (Safety Googles) Harus Dikenakan ... II-13

Gambar 2.20 Sabuk Pengaman (Safety Belt) Harus Dikenakan ... II-13

Gambar 2.21 Harus Menggunakan Sarung Tangan Yang Sesuai ... II-13

Gamabr 2.22 Menandakan Daerah Yang Bising... II-13

Gambar 2.23 Pelindung Kaki Safety Shoest / Safety Boot Harus Dikenakan ... II-13

Gambar 2.24 Pelindung Muka Harus Dikenakan ... II-14

Gambar 2.25 Pelindung Pernapasan Masker Harus Dikenakan ... II-14

Gambar 2.26 Awas Bahaya Barang Berat ... II-14 Gambar 2-27 Awas Bahaya Kebakaran ... II-14 Gambar 2.28 Awas Bahaya Ledakan ... II-15 Gambar 2.29 Awas Bahaya Radiasi ... II-15 Gambar 2.30 Awas Bahaya Keracunan ... II-15 Gambar 2.31 Awas Bahaya Listrik... II-15 Gambar 2.32 Awas Bahaya Korosi ... II-16

(8)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) vii

Gambar 2.34 Tempat Bebas Merokok ... II-16

Gambar 3.1 Contoh Penggunaan Safety Belt ... III-4

Gambar 3.2 Papan Petunjuk K3 ... III-5 Gambar 3.3 Slogan K3 ... III-5 Gambar 3.4 Slogan K3 ... III-6

(9)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) viii

SPESIFIKASI PELATIHAN

A. TUJUAN UMUM

Tujuan Umum Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu Melaksanakan pekerjaan

yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan struktur baja. Mencakup pembuatan konsep dan analisis struktur, pemantauan serta pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan bahan baja.

Tujuan Khusus Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) dengan benar selama melakukan pekerjaan.

2. Menentukan konsep dan sistem struktur berdasarkan Peraturan-peraturan Nasional dan Internasional tentang Perenc. Struktur Baja yang berlaku. 3. Melakukan analisis dan desain struktur.

4. Menentukan dan melaksanakan metode pelaksanaan pekerjaan struktur. 5. Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur.

6. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) mempresentasikan unit kompetensi : “Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) dengan

benar selama melakukan pekerjaan”.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan keselamatan dan

kesehatan kerja (K-3) dengan benar selama melakukan pekerjaan.

Kriteria Penilaian

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan menggunakan perlengkapan K-3 sesuai prosedur.

(10)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) ix

(11)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) x

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of

Trainer) atau sejenisnya.

 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.  Konsisten mengacu SKKNI dan SLK

 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini : Nomor

Modul Kode Judul Modul

1

SSEB – 01 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3)

2 SSEB – 02

Menentukan Konsep Dan Sistem Struktur Berdasarkan Peraturan-Peraturan Nasional dan Internasional Tentang Perenc. Struktur Baja.

3 SSEB – 03 Melakukan Analisis Dan Desain Struktur.

4 SSEB – 04 Menentukan Dan Melaksanakan Metode

Pelaksanaan Pekerjaan Struktur.

5 SSEB – 05 Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan

Struktur.

6 SSEB – 06 Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur.

B.2 Uraian Modul

 Seri / Judul : SSEB-01 / Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

 Deskripsi Modul : Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) dengan harapan dapat : memakai Alat Pelindung Diri (APD), menggunakan Alat Pengaman Kerja (APK), dan menggunakan perlengkapan K-3 sesuai prosedur, memeriksa perlengkapan K-3 dan kelayakannya, sosialisasi sistem K3 dan lingkungan yang akan diterapkan.

(12)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) xi

C.PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 1. Ceramah : Pembukaan/

Bab I, Pendahuluan

 Menjelaskan tujuan

instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)

 Menjelaskan maksud dan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja

 Menjelaskan pengertian keselamatan dan kesehatan kerja.

Waktu : 5 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif

 Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja.  Mengikuti penjelasan

pengertian keselamatan dan kesehatan kerja.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

2. Ceramah : Bab II, Alat Pelindung Diri (APD) dan perlengkapan K-3

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Umum

 Memakai Alat Pelindung Diri (APD)

 Menggunakan Alat pemadam kebakaran  Menggunakan Obat-obatan pada kotak P3K  Memasang Rambu-rambu keselamatan kerja Waktu : 50 menit  Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

3. Ceramah : Bab III, Pemeriksaan perlengkapan (K-3) dan

kelayakannya

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Umum

 Kondisi Dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)  Kondisi Dan Fungsi Alat

Pengaman Kerja (APK)  Cara Memakai Alat Pelindung

Diri (APD)

 Cara Menggunakan Alat Pengaman Kerja (APK) Waktu : 40 Menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

(13)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) xii

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 4. Ceramah : Bab IV, Sosialisasi

sistem K3 dan lingkungan

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Umum

 Menerapkan Tool Box Meeting  Kecelakaan Kerja

 Menerapkan SOP P3K Waktu : 45 Menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

(14)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. UMUM

Modul SSEB-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, pakaian kerja, sarung tangan, kacamata, safety harness, safety shoes, safety helmet dan masker dipakai, alat pemadam kebakaran digunakan bila terjadi kebakaran, obat-obatan pada kotak P3K, digunakan bila diperlukan, rambu-rambu keselamatan kerja dipasang, Ketersediaan alat pemadam kebakaran diperiksa, ketersediaan dan kelengkapan kotak P3K diperiksa., sabuk keselamatan kerja (safety harness untuk tempat ketinggian) diperiksa, rambu-rambu keselamatan kerja (sirine, bendera dan tanda-tanda / simbol-simbol) diperiksa, Tool Box Meeting diterapkan secara berkala, pelaksanaan K3 dievaluasi secara berkala, SOP P3K diterapkan apabila terjadi kecelakaan.

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam perencanaan Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of

Buildings) adalah :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi I. KOMPETENSI UMUM

1. INA.5233.212.26.01.07

Menerapkan keselamatan dan

kesehatan kerja (K-3) dengan benar selama melakukan pekerjaan.

II. KOMPETENSI INTI

2. INA.5233.212.26.02.07

Menentukan konsep dan sistem struktur

berdasarkan Peraturan-peraturan

Nasional dan Internasional tentang Perenc. Struktur Baja yang berlaku. 3. INA.5233.212.26.03.07 Melakukan analisis dan desain struktur. 4. INA.5233.212.26.04.07 Menentukan dan melaksanakan metode

(15)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I - 2

5. INA.5233.212.26.05.07 Melakukan pengawasan pelaksanaan

pekerjaan struktur.

6. INA.5233.212.26.06.07 Membuat laporan pelaksanaan

pekerjaan struktur.

III. KOMPETENSI PILIHAN -

1.2. RINGKASAN MODUL

Setiap proyek konstruksi selalu melibatkan berbagai sumber daya yang meliputi material dengan berbagai macam jenis dan volumenya, peralatan dengan berbagai jenis dan kapasitasnya, serta tenaga kerja mulai dari tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga setengah terampil sampai tenaga tidak terampil. Semua tenaga kerja tersebut memiliki berbagai macam latar belakang sosial, tingkat pendidikan, dan karakter kepribadian yang berbeda antara satu dengan lainnya. Dengan demikian wajar jika dalam pelaksanaan proyek tersebut mungkin terjadi kesalahan-kesalahan yang bisa mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja.

Para pemilik proyek dan pelaksana proyek atau Kontraktor, pada dasarnya sudah memahami dan mengetahui tentang kemungkinan gangguan kesehatan dan keselamatan kerja tersebut, sehingga dalam pelaksanaan proyek yang ditangani biasanya sudah diperhitungkan dan diusahakan adanya tindakan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kenyataannya pada setiap pelaksanaan proyek, masih sering terjadi peristiwa-peristiwa tragis yang diakibatkan bukan oleh kesalahan kecil yang sudah diperhitungkan, akan tetapi disebabkan oleh kesalahan fatal dalam mengasumsi dan memperhitungkan batas-batas tindakan atau kegiatan yang diijinkan untuk dilakukan. Atau karena tindakan ceroboh dan tidak mengerti bahwa untuk melaksanakan tindakan atau kegiatan tersebut harus memenuhi criteria tahapan dan pemeriksaan tertentu.

Berdasarkan kenyataan diatas, maka pemahaman terhadap pentingnya

keselamatan dan kesehatan kerja perlu ditindaklanjuti dengan penerapannya. Secara ringkas modul ini berisikan tentang pentingnya pencegahan terjadinya kecelakaan, sehingga sosialisasi terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK) terus diupayakan terutama bagi pekerja yang langsung berhubungan dengan rentannya kecelakaan. Selain itu, dibahas juga bagaimana penanganan jika terjadi kecelakaan, maka standar pertolongan pertama pada kecelakaan perlu dipahami, termasuk pemahaman dan penggunaan rambu-rambu keselamatan kerja. Dan yang tidak kalah pentingnya perlunya pemeriksaan

(16)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I - 3

terhadap semua perlengkapan APD, APK dan Kotak P3K sebelum proyek atau kegiatan konstruksi dilaksanakan.

1.3. RINGKASAN SKKNI

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut:

a. Judul unit :

Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit

dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya

menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :

Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :

Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :

Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk

(17)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I - 4

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai berikut:

1. KODE UNIT : INA.5233.212.26.01.07

2. JUDUL UNIT : Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) dengan benar selama melakukan pekerjaan.

3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,

keterampilan dan sikap perilaku yang

diperlukan untuk mampu menerapkan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) dengan benar selama melakukan pekerjaan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Memakai Alat Pelindung Diri

(APD) dan menggunakan

perlengkapan K-3 sesuai

prosedur.

1.1 Pakaian kerja, sarung tangan,

kacamata, safety harness, safety shoes, safety helmet dan masker dipakai.

1.2 Alat pemadam kebakaran digunakan bila terjadi kebakaran.

1.3 Obat-obatan pada kotak P3K,

digunakan bila diperlukan.

1.4 Rambu-rambu keselamatan kerja

dipasang. 2. Memeriksa perlengkapan K-3

dan kelayakannya.

2.1 Ketersediaan alat pemadam

kebakaran diperiksa.

2.2 Ketersediaan dan kelengkapan kotak

P3K diperiksa.

2.3 Sabuk keselamatan kerja (safety

harness untuk tempat ketinggian)

diperiksa.

2.4 Rambu-rambu keselamatan kerja

(sirine, bendera dan tanda-tanda / simbol-simbol) diperiksa.

3. Sosialisasi sistem K3 dan

lingkungan yang akan

diterapkan.

3.1 Tool Box Meeting diterapkan secara berkala.

3.2 Pelaksanaan K3 dievaluasi secara berkala.

3.3 SOP P3K diterapkan apabila terjadi kecelakaan.

(18)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I - 5

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)

Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

1.4. BATASAN / RENTANG VARIABEL

Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah :

1. Kompetensi ini diterapkan dalam tim kerja pelaksana pekerjaan

2. Dokumen Peraturan Perundang-undangan tentang K-3 beserta daftar simak

harus tersedia

3. Diberi kewenangan menganalisis waktu pelaksanaan, kebutuhan APD, dan

kebutuhan perlengkapan K-3 serta P3K.

4. Dokumen pelaksanaan SOP P3K tersedia

1.5. PANDUAN PENILAIAN

Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk kerja yang meliputi :

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu.

- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.

- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.5.1. Kualifikasi Penilaian

a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain :

 Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji Kompetensi)

(19)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I - 6

 Mereview Penilaian.

b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri perusahaannya lainnya muncul bias disyartkan untuk :

 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang dinilai.

 Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang

diperukan dalam proses penilaian.

c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut termasuk :

 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang

 Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan  Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman

subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart padapross tersebut Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut :

1.5.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi

terdiri dari :

1. Pengetahuan mengenai Perundang-undangan K-3 2. Dokumen Kontrak.

(20)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I - 7

3. Perencanaan pelaksanaan. 4. Metoda pelaksanaan.

5. Gambar rencana dan spesifikasi. 6. Dokumen pelaksanaan SOP P3K.

1.5.3. Konteks Penilaian

1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya

2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori

3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

1.5.4. Aspek Penting Penilaian

1. Kemampuan terhadap pemahaman Perundangan K-3 dan lingkungan. 2. Kemampuan terhadap pemahaman dokumen kontrak yang berhubungan

dengan K-3 dan lingkungan.

3. Kemampuan mengidentfikasi bahaya.

4. Kemampuan menganalisis metoda kerja dan instruksi kerja.

1.6. SUMBER DAYA PEMBELAJARAN

Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori :

- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top.

- Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.

- Materi pembelajaran.

b. Sumber daya pembelajaran praktek :

- PC lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang

tidak familiar dengan komputer.

- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta

(21)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 1

BAB II

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN

PERLENGKAPAN K-3

2.1. UMUM

Pada pekerjaan konstruksi, khususnya pekerjaan konstruksi baja sangat rentan dengan kecelakaan, untuk itu pemahaman terhadap indikasi-indikasi kemungkinan terjadinya kecelakaan perlu diantisipasi. Untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang mungkin terjadi, maka pengetahuan dan keterampilan akan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK) beserta perlengkapannya sangat penting bagi seorang ahli struktur baja.

2.2. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diperlukan terdiri dari 2 bagian pokok yaitu : Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK). Alat Pelindung Diri (APD) adalah Alat Pengaman Diri yang digunakan dan dipakai oleh pekerja pada pekerjaan konstruksi, agar terhindar dari kecelakaan kerja, maupun penyakit akibat kerja.

Peralatan pelindung diri untuk pekerja pada dasarnya mempunyai masalah tersendiri. Rendahnya motivasi dari pihak pekerja untuk menggunakan peralatan itu hendaknya diimbangi dengan kesungguhan kontraktor menerapkan aturan pengggunaan peralatan itu. Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian sekaligus pemecahan masalahnya, seperti :

1. Untuk pertama kalinya pekerja menggunakan alat pelindung diri, seperti helm, sepatu kerja dan ikat pinggang pengaman, memang kurang menyenangkan bagi

pekerja. Memanjat dengan menggunakan sepatu bahkan dirasakan,

menghambat, kurang aman dan nyaman bagi pekerja yang belum terbiasa. Menggunakan sarung tanganpun dirasakan risih oleh pekerja. Memang diperlukan waktu agar menggunakan pelindung diri itu menjadi kebiasaan. Tetapi yang terpenting adalah para pekerja harus menyadari tujuan utama menggunakan Alat Pelindung Diri tersebut adalah untuk keselamatan dirinya terhadap kemungkinan adanya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.

(22)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 2

2. Diperlukan adanya safety engineer, ahli K3 (safety officer) yang selalu menginspeksi penggunaan Alat Pelindung Diri ini dan akan menegur operator

tower crane yang lupa menggunakan alat pelindung dirinya sewaktu mulai

bekerja mengoperasikan tower crane .

3. Peralatan pelindung diri yang disediakan harus memadai dan berfungsi dengan baik, untuk itu penyedia jasa atau kontraktor harus menyediakan dana khusus untuk pengadaannya , hal ini tidak bisa dihindari demi untuk keselamatan dan kesehatan pekerjanya disamping adanya ketentuan dari Undang Undang ; Permen ; Kepmen dari pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan K3 disektor konstruksi .

a. Jenis-jenis APD yang umum digunakan, diantaranya :

1. Helm penutup kepala: merupakan alat pelindung kepala dari: jatuh dari ketinggian; terkena benda benda jatuhan; terbentur saat menaiki tangga dll. Helm yang digunakan harus helm standar baik nasional maupun internasional.

Gambar 2.1 Alat pelindung kepala (helm)

2. Sarung tangan: merupakan alat pelindung tangan, dari: lecet akibat mengoperasionalkan alat kerja atau luka akibat teriris/tersenggol alat pertukangan kayu; terpelesetnya tangan pada waktu memegang tangga karena licin. Sarung tangan yang digunakan adalah sarung tangan dari katun yang khusus digunakan untuk memegang alat alat pertukangan kayu.

(23)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 3

Gambar 2.2 Alat Pelindung Tangan (sarung tangan)

3. Sepatu lapangan : merupakan alat pelindung kaki, dari: terkena jatuhan benda benda keras atau kaki terkena benda benda tajam lainnya.

Gambar 2.3 Alat pelindung kaki (sepatu lapangan)

4. Alat pelindung telinga: merupakan alat pelindung dari suara bising yang ditimbulkan oleh mesin gergaji, gerinda dll. Biasanya gangguan suara ini terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, yaitu selama pekerja mengoperasikan alat alat pertukangan kayu, sehingga bisa berakibat pada pekak atau tulinya telinga pekerja tersebut.

(24)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 4

5. Ikat pinggang pengaman: merupakan alat pelindung diri pada waktu mandor tukang kayu bekerja diketinggian, agar jika terpeleset tidak fatal akibatnya bila jatuh dari ketinggian.

Gambar 2.5 Alat pelindung ikat pinggang pengaman

6. Tali pengaman: merupakan alat pelindung diri dari jatuh dari ketinggian, akibat terpeleset pada waktu bekerja diketinggian. Biasanya tali ini diikatkan pada ikat pinggang pengaman yang dipakai pekerja yang bekerja diketinggian dan ujung yang lain dikaitkan pada besi pagar pengaman.

Gambar 2.6 Alat pelindung tali pengaman

7. Penutup hidung (masker): digunakan pada saat bekerja pada daerah yang berdebu atau yang mengandung unsur kimia seperti debu semen yang dapat menimbulkan gangguan pada pernapasan.

(25)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 5

Gambar 2.7 Penutup hidung (masker)

8. Pakaian yang dikenakan juga harus dipilih yang kira-kira tidak terlalu ketat juga tidak terlalu longgar. Pakaian yang terlalu ketat akan menyulitkan pada saat memanjat, sedangkan pakaian yang terlalu longgar dapat tersangkut pada bagian-bagian tertentu sehingga bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Gambar 2.8 Pakaian kerja (weir pack)

9. Disamping alat alat pengaman diri seperti tersebut diatas, masih ada

beberapa lagi alat alat pelindung diri yang lain seperti : kartu pengenal (name

tag), senter, tas pinggang dll.

b. Cara memakai Alat Pelindung Diri (APD)

1. Cara memakai topi lapangan ( helm lapangan ) :

Buka dulu tali pengikat helm, pasang dikepala, pasang tali pengikat helm, tali pengikat tidak boleh terlalu kencang maupun kendor, agar nyaman dipakai dan berfungsi dengan baik .

(26)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 6

2. Cara memakai sarung tangan lapangan :

Buka sarung tangan, masukkan tangan kita sampai seluruh sarung tangan membungkus tangan kita, kerjakan satu persatu boleh tangan kanan atau tangan kiri terlebih dahulu .

3. Cara memakai sepatu lapangan :

Ambil sepatu sebelah kanan, masukkan kaki kanan kita, lakukan hal yang sama dengan sepatu sebelah kiri .

4. Cara memakai ikat pinggang pengaman :

Buka ikat pinggangnya, pakai kebadan kita, kencangkan ikat pinggangnya dengan cukup, jangan terlalu kendor maupun kencang .

5. Cara memasang tali pengaman :

Buka kait tali pengaman masukkan kedalam ring yang terdapat pada tali pinggang kita, pastikan bahwa pengait telah terkait dengan baik ke ikat pinggang kita dan ke besi pada pagar pelindung diluar kabin .

6. Cara memakai alat penutup hidung: masukkan talinya/pengikat masker kepala, letakkan masker tepat pada hidung.

7. Cara memakai alat pelindung diri yang lain: seperti pakaian kerja (wear

pack), kartu pengenal, senter, ikat pinggang kecil, dipakai seperti sehari hari

kita gunakan.

c. Contoh Penggunaan APD dan APK 1. Pekerjaan Pengelasan

 Setiap memulai pekerjaan pengelasan harus mengajukan ijin kerja (work

permit).

 Tukang las harus mempunyai sertifikat yang sesuai.

 Lokasi harus bersih dari kotoran, potongan-potongan yang mudah ter-bakar, cecerann oli dsb.

 Sedia APAR yang sesuai.

 Tukang las harus mempunyai APD yang sesuai : helm, sarung tangan, kaca mata las, pelindung muka, celemek dan pelindung kaki.

(27)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 7

Gambar 2.9 Pengamanan pada pekerjaan Las

 Jika menggunakan las listrik, gunakan sarung tangan, pakaian, sepatu boot, jangan dalam keadaan basah, kabel-kabel harus terisolasi dengan baik.

 Jika menggunakan las oksigen, tabung harus dalam keadaan tegak,

meng-gunakan sandaran, tabung tidak berdekatan dengan panel listrik,

yang memercikkan listrik dan bahan yang mudah terbakar.

2. Bekerja Diketinggian

Untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada ketinggian > 2 meter, ada resiko untuk jatuh dari ketinggian.

 Lantai terbuka, dinding terbuka dilindungi dengan diberi pagar pengaman yang tingginya 1 – 1,5 meter.

 Lubang pada shaft harus diberi penutup sementara.

 Lubang pada lantai dilindungi dengan penutup atau pagar pengaman.

(28)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 8

 Penutup harus rata dengan lantai  Tangga sementara harus diberi railing

 Akses keatas dapat menggunakan tangga atau passenger hoist.  Pintu pada passenger hoist harus dalam keadaan tertutup.  Operator passenger hoist harus mempunyai sertifikat.

 Bekerja diketinggian di sekitar bangunan perlu dibuat platform.

 Lebar platform minimal 60 cm posisinya rapat dan dilengkapi dengan toe

board (penahan kaki) lebar 15 cm.

 Di sekeliling platform di pasang railing yang kuat.  Lengkapi dengan jaring pengaman (safety net)

 Bekerja di ketinggian di tepi bangunan harus mengenakan safety belt,

safety belt diikatkan pada kedudukan yang kuat.

 Sebelum bekerja tarik safety belt beberapa kali untuk mengecek apakah sudah dikaitkan dengan kuat atau belum.

2.3. ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Bahaya kebakaran adalah bencana api yang sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian baik terhadap harta maupun jiwa manusia. Kebakaran bisa terjadi di lingkungan perumahan, pusat perbelanjaan, perkantoran dan lain-lainnya, bahkan pada proyek pembangunan gedung yang sedang dikerjakan sekalipun.

Dengan demikian pengetahuan tentang alat-alat dan bahan pemadam kebakaran perlu dikuasai oleh para pelaksana pekerjaan gedung, selaku penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan dalam rangka antisipasi seandainya terjadi bahaya kebakaran.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran dengan berbagai alat, baik yang bersifat manual (konvensional) maupun peralatan khusus, diantaranya :

1. Batang pengait

Digunakan untuk merobohkan bagian-bagian bangunan yang dekat dengan api tetapi belum terbakar, dengan tujuan agar api tidak menjalar lebih luas lagi ke bagian lain.

2. Tangga

Tangga digunakan untuk membantu merobohkan bagian bangunan yang tidak terjangkau oleh batang pengait.

(29)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 9

3. Karung yang telah dibasahi/dimasukkan ke dalam air

Untuk memadamkan api yang relatif masih kecil bisa digunakan karung yang telah dibasahi/dimasukkan ke dalam air, yakni dengan cara menutupkannya pada sumber api/bagian yang terbakar.

4. Pasir

Pasir digunakan untuk memadamkan api yang relatif masih kecil, yakni dengan cara menuangkannya pada sumber api/bagian yang terbakar. Sebagai tindakan pencegahan biasanya pasir dimasukkan ke dalam drum dengan volume ± 0,25 m3 dan ditempatkan pada lokasi tertentu.

5. Hidran

Pada daerah perkotaan atau instansi tertentu biasanya dipasang fasilitas hidran yang sumber airnya disuplai dari PDAM setempat atau dari sumber lainnya. Kondisi hidran biasanya diperiksa secara berkala baik kelengkapan fasilitas maupun fungsinya, sehingga selalu ada dalam keadaan siap pakai jika sewaktu-waktu diperlukan.

Hidran digunakan untuk memadamkan api kebakaran yang telah membesar,, yakni dengan cara:

a. Menyambungkan pipa airnya (water hose) dengan moncong hidran b. Membuka/memutar katup air (water valve) pada hidran

c. Menyemburkan air pada bagian-bagian yang belum terbakar, untuk mencegah api supaya tidak meluas

d. Menyemburkan air pada sumber api yang sedang berkobar

6. Fire Extinguused

Alat pemadam kebakaran , yang disediakan biasanya adalah tabung pemadam kebakaran (fire extingused) , alat ini bentuknya tidak terlalu besar tetapi sangat diperlukan untuk mengatasi bila ada kebakaran kecil , yang diakibatkan oleh korsleiting listrik dll , di kabin dan sekitarnya .

Alat pemadam jenis ini biasanya dibuat di pabrik dalam bentuk tabung dari logam yang diisi dengan cairan kimia atau bubuk kimia kering. Kondisi tabung harus diperiksa secara berkala bahkan isinya harus diganti dalam batas waktu tertentu sesuai petunjuk pabrik yang membuatnya.

(30)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 10

Gambar 2.11 Tabung pemadam (fire extinguisher)

Alat ini biasanya ditempatkan di ruang kantor atau di lorong-lorong dan digunakan untuk memadamkan sumber api yang masih kecil, dengan cara seperti berikut :

a. Melepas kunci pengaman pada bagian atas tabung. b. Memegang alat dalam keadaan tegak.

c. Melepas pipa dari penjepitnya (clip). d. Menekan pengatup (pembuka katup).

e. Mengarahkan moncong pipa ke sumber api dan menyemburkannya secara merata.

Gambar 2.12 Pengoperasian tabung pemadam (fire extinguisher)

2.4. OBAT-OBATAN PADA KOTAK P3K

1. Kotak P3K , kotak ini amat diperlukan untuk mengatasi gangguan kecil kecil yang terjadi pada waktu sedang bekerja , misalkan ada luka kulit , gatal gatal ,

(31)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 11

kurang sehat (pusing pusing ) , flu , batuk dll. Sehingga gangguan tersebut dapat diatasi .

Gambar 2.13 Kotak P3K

2. Umumnya obat-obatan yang terdapat dalam kotak P3K adalah :

- Kapas.

- Obat luka baru, perubalsem.

- Borwater, pembalut luka, tensoplast.

3. Untuk penggunaannya perlu dilakukan pengecekan terhadap obat-obatan yang terdapat dalam kotak P3K secara berkala. Hal ini sangat penting untuk mengetahui masa berlakunya dari setiap jenis obat yang tersedia:

2.5. RAMBU-RAMBU KESELAMATAN KERJA

Dalam melakukan pekerjaan di proyek konstruksi para pekerja harus setiap saat memperhatikan rambu-rambu di lokasi proyek dan Rambu- rambu tersebut dipasang/ditempatkan sesuai dengan kondisi lapangan pekerjaan dan proyek yang sedang dilaksanakan.

Beberapa rambu-rambu keselamatan kerja, diantara adalah :

1. Tanda Larangan

Tanda Larangan Tepi Berwarna Merah

(32)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 12

Gambar 2.15 Dilarang Menyalakan Api

Gambar 2.16 Jangan Dioperasikan

Gambar 2.17 Dilarang Masuk

2. Tanda untuk setiap pekerja harus menggunakan Tanda harus menggunakan Dasar warna biru

(33)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 13

Gambar 2.19 Pelindung mata (Safety Googles) harus dikenakan

Gambar 2.20 Sabuk Pengaman (safety belt) harus dikenakan

Gambar 2.21 Harus menggunakan sarung tangan yang sesuai

Gambar 2.22 Menandakan daerah yang bising

Pekerja harus menggunakan earplug / earmuff untuk mencegah suara yang mengakibatkan berkurangnya pendengaran.

(34)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 14

Gambar 2.24 Pelindung muka harus dikenakan

Gambar 2.25 Pelindung pernapasan masker harus dikenakan

3. Tanda peringatan untuk pekerja, dasar warna kuning kemungkinan adanya bahaya yang timbul sesuai dengan simbul dan mengambil tindakan pencegahan.

Tanda Peringatan Dasar Warna Kuning

Gambar 2.26 Awas bahaya barang berat

Gambar 2.27 Awas bahaya kebakaran

(35)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 15

Gambar 2.28 Awas bahaya ledakan

Menunjukkan kemungkinan terjadi gas yang mudah terbakar / meledak.

Gambar 2.29 Awas bahaya radiasi

Gambar 2.30 Awas bahaya keracunan

Peringatan akan adanya bahan beracun, gas beracun, pekerja harus minta ijin untuk memasuki area.

Gambar 2.31 Awas bahaya listrik

Peringatan akan adanya bahaya listrik tegangan tinggi, kabel telanjang, gardu listrik atau trafo.

(36)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 16

Gambar 2.32 Awas bahaya korosi

Menunjukkan adanya material korosif yang disimpan atau digunakan.

4. Rambu tanda-tanda yang harus diperhatikan pekerja

Rambu tanda arah Warna dasar hijau

Gambar 2.33 Arah menuju ketempat yang aman / jalur evakuasi

(37)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 17

RANGKUMAN

a. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri adalah alat pengaman diri yang digunakan dan dipakai oleh pekerja pada setiap melakukan pekerjaan termasuk pekerjaan konstruksi, agar terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Jenis-jenis APD yang umum digunakan, diantaranya :

- Helm, penutup kepala.

- Sarung tangan.

- Sepatu lapangan.

- Alat pelindung telinga.

- Ikat pinggang pengaman.

- Tali pengaman.

- Penutup hidung (masker).

- Pakaian kerja (weirpack).

b. Alat Pemadam Kebakaran

Kebakaran bermula dari api kecil yang tidak dapat dikendalikan.

Beberapa alat yang dapat digunakan untuk memadamkan api baik yang masih tradisional maupun alat khusus, diantaranya :

- Batang pengait.

- Tangga.

- Karung yang dibasahi.

- Pasir.

- APAR (alat pemadam api ringan) atau Fire Extinguisher.

- Hidran.

c. Obat-obatan pada kotak P3K

Pada setiap jenis pekerjaan Kotak P3K yang berisi obat-obatan ringan harus selalu tersedia karena sangat diperlukan untuk mengatasi gangguan kecil-kecil yang terjadi pada saat sedang bekerja.

Isi kotak P3K, minimal berisi :

- Obat untuk mengatasi pusing.

- Obat untuk mengatasi flu.

(38)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 18

- Obat luka.

- Borwater.

- Verband (pembalut luka).

- Kapas, dll.

d. Rambu-rambu keselamatan kerja

Rambu-rambu keselamatan kerja sangat penting digunakan dalam kegiatan pekerjaan konstruksi yang berfungsi untuk mengingatkan para pekerja dilapangan untuk selalu mentaati pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) dan alat pengaman kerja (APK) serta mentaati larangan yang tidak boleh dilakukan.

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA

UNJUK KERJA (KUK) LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI 1. Memakai Alat Pelindung Diri

(39)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II

Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 19

(APD) dan menggunakan perlengkapan K-3 sesuai prosedur

1 Pakaian kerja, sarung

tangan, kacamata, safety

harness, safety shoes, safety helmet dan masker

dipakai.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan APD dan APK.

2. Apa fungsi dari kedua istilah diatas ?

3. Untuk pekerjaan pemasangan rangka kuda-kuda baja, perlengkapan APD apa yang diperlukan ?

2 Alat pemadam kebakaran

digunakan bila terjadi kebakaran.

1. Apa yang dimaksud dengan kebakaran ? 2. Jika terjadi kebakaran, alat-alat apa saja

yang digunakan untuk memadamkan

kebakaran ?

3. Jelaskan cara pemakaian alat pemadam kebakaran (fire extingused) ?

3 Obat-obatan pada kotak

P3K, digunakan bila diperlukan.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan P3K ? 2. Jelaskan, kenapa Kotak P3K sangat penting

pada kegiatan konstruksi ? 3. Apa isi dari kotak P3K ?

4. Kenapa isi kotak P3K harus selalu di cek ?

4 Rambu-rambu

keselamatan kerja

dipasang.

1. Apa fungsi dari rambu-rambu keselamatan kerja ?

2. Sebutkan 3 buah contoh larangan rambu keselamatan kerja

3. Sebutkan 3 buah contoh tanda peringatan pada pekerjaan konstruksi baja.

(40)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB III

Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 1

BAB III

PEMERIKSAAN PERLENGKAPAN K3

DAN KELAYAKANNYA

3.1. UMUM

Sebelum kita mulai menggunakan alat pelindung diri (APD) dan alat pengaman kerja (APK), pastikan terlebih dahulu bahwa alat alat tersebut diatas berfungsi dengan baik. Untuk memastikan hal ini kita harus terlebih dahulu melakukan cek dan ricek sebelum menggunakannya, dengan membuat program K3 untuk para pekerjanya yaitu, biasanya berupa Check List.

3.2. PEMERIKSAAN TERHADAP KETERSEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Kebakaran bermula dari api kecil yang tidak dapat dikendalikan. Memadamkan api penyebab kebakaran menggunakan zat yang berbeda tergantung dari jenis bahan penyebab kebakaran, karena salah penggunaan tipe APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dapat memperbesar kebakaran.

APAR adalah alat pemadam api ringan yang digunakan untuk memadamkan api kecil penyebab kebakaran.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.04/Men/1980, dilihat dari jenis bahan penyebabnya, kebakaran diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu :

a. Kelas A

Adalah kebakaran dari jenis bahan padat kecuali logam. Aplikasi media yang cocok adalah bahan jenis basah yaitu air. Prinsip kerja air dapat menyerap panas. Dalam memadamkan api, pancaran air harus dikonsentrasikan pada dasar api dan secara berangsur-angsur naik ke atas api tersebut untuk pemadaman keseluruhan.

b. Kelas B

Adalah kebakaran dari jenis bahan cair dan gas. Aplikasi media pemadaman yang cocok adalah bahan cair jenis busa (Foam). Prinsip kerja busa yaitu menutup permukaan cairan yang mengapung pada permukaan. Untuk bahan gas, jenis pemadaman yang cocok adalah yang bekerja atas dasar subtityusi oksigen dan memutuskan reaksi berantai.

(41)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB III

Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 2

c. Kelas C

Adalah kebakaran pada listrik yang bertegangan. Media pemadaman yang

cocok adalah bahan jenis kering yaitu tepung kimia kering atau gas CO2.

d. Kelas D

Adalah kebakaran dari bahan logam. Jangan menggunakan bahan pemadaman air dan bahan yang umum karena dapat menimbulkan bahaya. Prinsip kerja pemadaman dengan menutup permukaan bahan yang terbakar dengan cara menimbun.

Berdasarkan jenis kebakaran yang mungkin terjadi pada pekerjaan konstruksi baja yang umumnya erat dengan pekerjaan pengelasan, pengecatan dimana bahan-bahannya/materialnya rentan terhadap bahaya kebakaran, maka ketersediaan alat pemadam kebakarang ringan (APAR) perlu disiapkan, diantaranya :

- Pemadam Api jenis Air

- Pemadam Api Jenis Buih (Foam)

- Pemadam Api jenis Carbon Dioksida (CO2)

- Pemadam Api jenis Debu kering (Dry Chemical)

3.3. PEMERIKSAAN TERHADAP KETERSEDIAAN DAN KELENGKAPAN P3K

Pada lokasi pekerjaan perlu disiapkan kemampuan untuk dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) serta tindak lanjutnya.

Beberapa komponen yang harus ada di proyek konstruksi agar dapat melaksanakan P3K jika terjadi kecelakaan atau musibah , diantaranya :

a. Adanya orang yang dapat melaksanakan P3K

Adalah orang yang ditunjuk sebagai petugas khusus P3K atau mereka yang pernah mengikuti pelatihan P3K. Mereka merupakan pekerja staf kontraktor, ataupun para pelaksana yang bekerja di proyek-proyek. Untuk itu perlu di daftar orang-orang yang pernah mengikuti pelatihan P3K, bila perlu mengirimkan orang untuk mengikuti latihan P3K.

b. Alat dan bahan P3K

Alat dan bahan P3K di lokasi proyek harus disediakan oleh pihak Pemborong (Kontraktor), minimal terdapat kotak P3K dan kotak tersebut harus dikontrol setiap saat. Jangan sampai terjadi pada saat orang mmerlukan isi kotak P3K kurang atau jumlah tidak memadai.

(42)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB III

Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 3

Isi kotak P3K minimal berisi :

- Obat untuk mengatasi pusing

- Obat untuk flu

- Obat untuk sakit perut

- Obat luka

- Borwater

- Verband (pembalut luka), tensoplast

- Kapas

- Dll

Perlengkapan P3K terdiri dari :

- Tandu

- Selimut

- Tali untuk pencegah pendarahan

- Gunting, dll

c. Daftar nama, alamat dan nomor telepon

Pada kantor proyek harus tersedia daftar nama, alamat, nomor telepon kantor instansi yang harus dihubungi.

d. Petunjuk

Petunjuk yang jelas tentang bagaimana cara mengatasi jika terjadi kecelakaan atau musibah, berupa poster atau papan petunjuk yang dipasang di kantor proyek atau tempat yang strategis.

3.4. PEMERIKSAAN TERHADAP SABUK KESELAMATAN KERJA (SAFETY

HARNES/SAFETY BELT)

Sabuk keselamatan kerja (safety harnes) digunakan pada pekerjaan disuatu ketinggian lebih dari 2 meter dan umumnya dilengkapi juga dengan tali pengaman. Cara memeriksa sabuk keselamatan kerja (safety Harnes) :

 Pastikan bahwa sabuk dalam kondisi baik, tidak terjadi keretakan ataupun sobek.

 Pastikan kunci pengait dalam kondisi utuh tidak cacat ataupun retak-retak.  Sebelum bekerja tarik safety belt beberapa kali untuk mengecek apakah sudah

(43)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB III

Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 4

Gambar 3.1 Contoh Penggunaan Safety Belt

3.5. PEMERIKSAAN TERHADAP RAMBU-RAMBU KESELAMATAN KERJA

Slogan dan rambu-rambu K-3 merupakan bagian penting dalam penerapan K-3 di lingkungan proyek konstruksi dan harus dipasang pada tempat-tempat yang strategis, dalam arti mudah terlihat dan sesuai dengan situasi kerja.

Dengan Slogan dan rambu rambu ini terlihat kesungguhan para pemangku kerja yang ada dilingkungan proyek Konstruksi untuk selalu hati hati dalam bekerja dan selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.

Pemeriksaan terhadap rambu-rambu keselamatan kerja, diantaranya :

- Jumlah rambu-rambu keselamatan kerja yang dibutuhkan disesuaikan untuk

setiap jenis pekerjaan yang memerlukan peringatan / tanda keselamatan kerja.

- Kelaikan daripada rambu keselamatan kerja, simbol-simbolnya harus terlihat

jelas dan mudah dibaca.

- Penempatan rambu-rambu keselamatan kerja strategis, mudah dilihat dan

dipahami

Contoh slogan yang sering digunakan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

Prioritas Utama Kami ; Perusahaan memberikan ucapan selamat kepada Tim atas prestasi 1000.000 jam kerja tanpa kecelakaan kerja ( ZERO ACCIDENT)

(44)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB III

Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 5

Gambar 3.2 Papan Petunjuk K3

(45)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB III

Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 6

(46)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB III

Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 7

RANGKUMAN

a. Pemeriksaan terhadap Ketersediaan alat pemadam kebakaran

Kebakaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan beberapa media, untuk itu alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia untuk berbagai jenis kebakaran, diantaranya :

- Pemadam api jenis air

- Pemadam api jenis buih (Foam)

- Pemadam api jenis carbon Dioksida

- Pemadam api jenis debu kering (dry Chemical)

b. Pemeriksaan terhadap ketersediaan dan kelengkapan P3K

Beberapa komponen yang harus ada di lokasi proyek konstruksi agar dapat melaksanakan P3K, jika terjadi kecelakaan atau musibah, diantaranya :

- Adanya orang yang dapat melaksanakan P3K

- Alat dan bahan P3K

- Daftar nama, alamat dan nomor telepon kantor insyansi yang harus

dihubungi

- Petunjuk (SOP) untuk mengatasi jika terjadi kecelakaan

c. Pemeriksaan terhadap sabuk keselamatan kerja

Cara memeriksa sabuk keselamatan kerja :

- Pastikan bahwa sabuk dalam kondisi baik, tidak terjadi keretakan ataupun

sobek (robek)

- Pastikan kunci pengait dalam kondisi utuh tidak cacat ataupun retak

- Sebelum bekerja tarik safety belt beberapa kali untuk mengecek apakah

sudah dikaitkan dengan kuat atau belum

d. Pemeriksaan terhadap rambu-rambu keselamatan kerja

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memeriksa ketersediaan rambu keselamatan kerja, diantaranya :

- Jumlah rambu keselamatan kerja yang dibutuhkan disesuaikan dengan

setiap jenis pekerjaan.

- Kelaikan rambu keselamatan kerja, simbol-simbolnya harus terlihat jelas dan

mudah dibaca serta dipahami.

(47)

MODUL SSEB-01

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB III

Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 8

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA

UNJUK KERJA (KUK) LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI 2. Memeriksa perlengkapan K-3

dan kelayakannya

1 Ketersediaan alat

pemadam kebakaran diperiksa.

1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis

kebakaran berdasarkan klasifikasinya !

2. Untuk memadamkan kebakaran dari

berbagai jenis kebakaran, sebutkan media pemadaman yang cocok untuk masing-masing jenis kebakaran !

3. Jelaskan prinsip kerja dari masing-masing media pemadam kebakaran !

2 Ketersediaan dan

kelengkapan kotak P3K diperiksa.

1. Siapa yang bertanggungjawab terhadap ketersediaan kelengkapan kotak P3K ? 2. Komponen apa saja yang harus tersedia di

proyek agar dapat melaksanakan P3K, jika terjadi kecelakaan !

3. Sebutkan isi kotak P3K !

4. Sebutkan perlengkapan P3K yang harus tersedia di proyek !

3 Sabuk keselamatan kerja

(safety harness untuk

tempat ketinggian)

diperiksa.

1. Sebutkan fungsi dari pada safety harnes atau safety belt !

2. Bagaimana cara memeriksa kondisi safety harnes.

4 Rambu-rambu

keselamatan kerja (sirine, bendera dan tanda-tanda / simbol-simbol) diperiksa.

1. Apa fungsi rambu-rambu keselamatan kerja ditempatkan di proyek ?

2. Apa saja yang harus dilakukan dalam

pemeriksaan terhadap rambu-rambu

keselamatan kerja !

3. Berikan contoh sloga tentang K3 yang sering digunakan di proyek !

Referensi

Dokumen terkait

(Djaali, 2000: 86) menyatakan bahwa koefisien reliabilitas konsistensi gabungan item (butir diskor dikotomi dan sebagian butir diskor politomi) dapat dihitung dengan

Hingga kini aktivitas fisik atau gerak, juga tidak dapat dipi¬sah¬kan dari kehidupan manusia, karena gerak dipandang sebagai kunci untuk hidup dan untuk keberadaan dalam

Berdasarkan hasil analisis frekuensi natural dan amplifikasi dan indeks kerentanan tanah terungkap bahwa daerah Lusi yang terletak di sisi timur laut lokasi penelitian berada di

Berdagang dengan menggunakan area yang bukan semestinya Kurangnya tempat yang dapat digunakan untuk berdagang Kurangnya tempat untuk berdagang berakibat pada penggunaan

Karena banyak bangunan yang berada di daerah pinggiran tanah sungai, maka kekuatan pondasi pada bangunan yang berada di pinggiran daerah sungai ini harus didukung

Dari hasil analisis metode deterministik dengan analisis probabilitas (Crystal Ball), didapatkan angka keamanan yang paling besar pada variasi bidang longsor 5,

Ruang lingkup kegiatan dalam pekerjaan ini adalah mengembangkan Sistem Informasi Aset Migas dengan spesifikasi teknis perusahaan yang telah ditentukan, antara

Pengembangan produk atau perluasan kegiatan usaha telah direncanakan pada tahun ini, yakni produk Konvensional, dimana Perseroan akan menyediakan fasilitas pembiayaan