PANDUAN PELAKSANAAN
PENGUATAN INOVASI
PERGURUAN TINGGI DI INDUSTRI
KEMENTERIAN
RISET, TEKNOLOGI, DAN PEDIDIKAN TINGGI
2015
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Landasan Hukum ... 3
1.3. Tujuan ... 3
1.4. Luaran ... 3
BAB 2. RUANG LINGKUP PROGRAM ... 4
2.1. Definisi Program ... 4
2.2. Fokus Prioritas Pelaksanaan Program ... 4
2.3. Persyaratan ... 5
2.4. Informasi Program ... 6
BAB 3. PENGAJUAN PROPOSAL ... 7
3.1. Pengusul Proposal ... 7
3.2. Persyaratan Proposal ... 7
3.3. Format Penulisan Proposal ... 8
3.4. Pendaftaran Proposal ... 14
BAB 4. KLARIFIKASI, MONITORING DAN EVALUASI ... 15
4.1. Klarifikasi Proposal ... 15
4.2. Monitoring dan Evaluasi (Monev) ... 16
BAB 5. SKEMA PENDANAAN ... 17
ii
5.2. Penggunaan Dana ... 17
LAMPIRAN ... 19
Lampiran 1. Cover Proposal ... 19
Lampiran 2. Lembar Pengesahan ... 20
Lampiran 3. Format Penulisan Proposal ... 21
Lampiran 4. Tingkat Kesiapan Teknologi/Technology Readiness
Level (TRL) ... 22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Konsorsium Inovasi ... 5
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komersialisasi hasil penelitian di perguruan tinggi (PT) di Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya, bahkan di Asia Tenggara. Indonesia dinilai sebagai negara dengan urutan indeks inovasi nomor 87 dari 143 negara di dunia dalam tahun 2014 oleh Global Innovation Index. Kedudukan ini masih berada di bawah Singapura berada di peringkat 7, Malaysia peringkat 33, Thailand peringkat 48, dan Vietnam nomor 71; meskipun berada di atas Brunei Darussalam peringkat 88, Filipina peringkat 100, Kamboja peringkat 106 dan Myanmar peringkat 140. Disamping itu, dalam publikasi Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) mengenai ranking daya saing global (The Global Competitiveness
Report) tahun 2014-2015, posisi Indonesia menempati peringkat 34 dari
144 negara. Di kawasan Asia Tenggara, peringkat Indonesia ini juga masih kalah dengan tiga negara tetangga, yaitu Singapura yang berada di peringkat 2, Malaysia di peringkat 20, dan Thailand yang berada di peringkat ke-31. Menurut WEF, pilar pembentuk daya saing berdasarkan 12 kategori yakni institusi atau lembaga, infrastruktur, makroekonomi, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar, efisiensi tenaga kerja, pengembangan pasar keuangan, kesiapan teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis, dan inovasi. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berkontribusi terhadap peningkatan indeks dari pilar kelima (pendidikan dan pelatihan pendidikan tinggi), pilar kesembilan (kesiapan teknologi) dan pilar kedua belas (inovasi) dalam upayanya mendukung daya saing.
2
Komersialisasi hasil penelitian merupakan proses alih teknologi dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian, pengembangan dan perekayasa (litbangyasa) ke industri sampai terjadi proses produksi masal yang dijual di pasar dan memperoleh keuntungan baik bagi industri maupun bagi lembaga pemasok teknologi hasil penelitian. Untuk produk inovatif yang dapat dikomersialisasikan harus mempunyai Tingkat Kesiapan Teknologi atau Technology Readiness Level (TRL) lebih besar dari 7 (TRL>7) dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi atau menyelesaikan permasalahan di industri. Aktivitas inovasi ini harus dikelola dengan baik untuk memaksimalkan proses komersialiasi dan mendapatkan keuntungan yang optimal. Proses alih teknologi ini juga dapat terlaksana dengan lancar apabila ekosistem usaha bersifat kondusif. Dengan demikian peran pemerintah merupakan peran kunci dalam komersialisasi hasil penelitian ke industri dalam bentuk membangun suatu ekosistem yang kondusif yang meliputi baik fisik seperti pembangunan infrastruktur, maupun kebijakan pendanaan; seperti penyediaan program pendanaan untuk hilirisasi atau komersialisasi hasil litbangyasa.Dalam rangka membangun ekosistem usaha yang kondusif untuk komersialisasi hasil penelitian Perguruan Tinggi oleh industri, dan mendukung proses komersialisasi tersebut berjalan lancar, maka Kemenristekdikti mengalokasikan dana pendanaan untuk perguruan tinggi yang kemudian diharuskan untuk bermitra dengan para peniliti di Lembaga Pemerintah Kementerian (LPK)/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) serta industri untuk menghasilkan inovasi melalui program “Inovasi Perguruan Tinggi di Industri”. Pendanaan ini juga merupakan instrumen kebijakan Kemenristekdikti untuk berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
3
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum program ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang 2005–2025.
3. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi
Kekayaan Intelektual Serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
5. Peraturan Presiden No. 13 tahun 2015 Tentang Kementerian, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 13 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015-2019.
1.3. Tujuan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara ABG (Academic-Business-Government) dalam kerangka komersialisasi hasil-hasil litbangyasa di Perguruan Tinggi.
1.4. Luaran
Luaran yang ingin dicapai adalah industri berbasis teknologi yang menghasilkan produk inovasi Perguruan Tinggi.
4
BAB 2. RUANG LINGKUP PROGRAM
2.1. Definisi Program
Program pendanaan inovasi perguruan tinggi di industri adalah pendanaan yang diberikan kepada inovasi perguruan tinggi untuk komersialisasi hasil-hasil litbangyasa menjadi sebuah usaha/industri melalui skema konsorsium inovasi.
Konsorsium inovasi adalah kerjasama antara tiga atau lebih institusi yang dapat terdiri dari unsur perguruan tinggi, politeknik atau lembaga litbangyasa LPK/LPNK dan dunia usaha/industri yang bersepakat, bersinergi, berkomitmen, dan saling berkontribusi dalam hal sumberdaya (sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran) dalam kegiatan komersialisasi produk inovasi. Bentuk konsorsium harus mempunyai legalitas dalam Perjanjian Kerjasama (PKS).
2.2. Fokus Prioritas Pelaksanaan Program
Produk Inovasi Perguruan Tinggi yang akan mendapatkan dana pendanaan difokuskan untuk 8 (delapan) bidang fokus prioritas yang meliputi:
1. Pangan 2. Energi
3. Kesehatan dan Obat 4. Informasi dan Komunikasi 5. Transportasi
6. Pertahanan dan Keamanan 7. Material Maju
5
Gambar 1. Skema Konsorsium Inovasi
2.3. Persyaratan
Produk teknologi atau inovasi yang diajukan merupakan hasil litbangyasa Perguruan Tinggi dan sesuai dengan 8 bidang fokus yang diprioritaskan.
Pendanaan diberikan kepada hasil penelitian yang mempunyai Tingkat Kesiapan Teknologi atau Technology
KONSORSIUM
INOVASI
Perguruan Tinggi
(Leader)
Industri / Dunia Usaha
(Partner)
Perguruan Tinggi,
Politeknik dan Lembaga
Litbangyasa lainnya
(Partner)
PENDANAAN, REGULASI, DEREGULASI,
INFRASTRUKTUR
6
Readiness Level pada tingkat 8 (TRL>7) dan/atau siapmass production.
Produk mempunyai potensi pasar nasional dan internasional.
Perguruan tinggi pengusul harus memiliki status Badan Hukum Milik Perguruan Tinggi (BHMPTN).
Perguruan Tinggi pengusul harus membentuk konsorsium yang melibatkan perguruan tinggi, politeknik, industri dan/atau lembaga litbangyasa lainnya.
Produk dapat dibuktikan melalui proof of concept (POC), seperti prototipe.
Produk yang diajukan juga harus sudah mempunyai studi kelayakan (feasibility study).
2.4. Informasi Program
Informasi program dapat diperoleh melalui:
1. Panduan Pelaksanaan Peguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri 2015.
2. Sosialiasi yang dilakukan oleh tim Kemenristekdikti di beberapa Perguruan Tinggi Negeri.
7
BAB 3. PENGAJUAN PROPOSAL
3.1. Pengusul Proposal
Pengusul proposal adalah perguruan tinggi yang telah disebutkan dalam BAB sebelumnya.
3.2. Persyaratan Proposal
Topik atau judul yang dipilih harus sesuai dengan bidang fokus prioritas yang telah ditetapkan.
Produk teknologi atau inovasi yang diajukan merupakan hasil litbangyasa Perguruan Tinggi.
Proposal wajib disertai dengan lembar pengesahan rektor Perguruan Tinggi pengusul.
Surat dan dokumen kerjasama antar institusi yang terlibat dalam kegiatan pendanaan yang diusulkan harus dilampirkan dalam proposal.
Anggaran disusun dengan pola Rincian Anggaran dan Belanja (RAB) dan mengacu pada standar yang dikeluarkan oleh pemerintah. Penyusunan RAB harus dibuat secara rinci, tidak dibenarkan dalam bentuk paket.
Proposal melampirkan daftar riwayat hidup setiap pelaksana dan anggota tim/program yang terlibat.
Proposal disusun berdasarkan ketentuan dan format yang dijelaskan dalam buku panduan ini.
8
3.3. Format Penulisan Proposal
Proposal ditulis pada kertas A4 dengan huruf Arial font 12, spasi 1,5 serta margin (atas-bawah-kiri masing-masing 2,5 cm dan kanan 2 cm). Informasi yang disajikan dalam proposal adalah sebagai berikut:
1. Cover Proposal 2. Lembar Pengesahan
3. Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman)
Tuliskan secara singkat ringkasan program meliputi pernyataan singkat mengenai potensi komersialisasi, manfaat inovasi, deskripsi produk/proses yang akan dilakukan, dan aspek keuangannya.
4. Daftar Isi 5. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Latar belakang memuat informasi dasar perlunya pendanaan inovasi perguruan tinggi di industri. Latar belakang ini menjelaskan potensi komersialiasi produk yang diajukan terhadap kebutuhan atau problem yang muncul di masyarakat.
b. Tujuan dan Sasaran
Tulis secara jelas tujuan dan sasaran kegiatan.
6. Aspek Teknis / Teknologi / Inovasi
Jelaskan aspek teknis dan teknologi yang digunakan dan dikembangkan. Hal-hal yang dapat dijelaskan dalam bagian ini:
9
b) Pengembangan produk akhir untukkomersialisasi
c) Keunggulan dan/atau keunikan produk inovasi d) Laboratorium-laboratorium pengujian dan
pengembangan yang dibutuhkan e) Uji produk yang akan dilakukan
f) Standardisasi produk yang dibutuhkan (contoh: Standar Nasional Indonesia (SNI), Halal, dan sebagainya). Jika tidak ada standar nasional Indonesia sebagai acuan untuk produk tersebut, maka pengusul dapat mengajukan rencana pembuatan standar nasional Indonesia.
7. Aspek Produksi/Operasional Deskripsikan hal-hal berikut:
a) Rencana kapasitas produksi b) Lokasi pendirian pabrik/usaha c) Layout pabrik/usaha
d) Proses produksi (disertai gambar)
e) Rencana kualitas produk (quality control and
assurance)
f) Manajemen persediaan (bahan baku utama, bahan pendukung, dan produk)
8. Aspek Pemasaran Jelaskan hal-hal berikut:
a) Pangsa Pasar (market share) dan Target Pasar. b) Strategi penetapan harga, promosi dan distribusi.
10
9. Aspek Lingkungan HidupJelaskan mengenai potensi dan dampak industri atau usaha terhadap lingkungan hidup (air, udara, tanah, flora dan fauna) dan kesehatan manusia; termasuk perijinan terkait dengan lingkungan.
10. Aspek Keuangan (Financial)
Jelaskan kebutuhan dana secara keseluruhan dalam membangun industri yang diusulkan, dan meliputi hal-hal berikut: a) Biaya Investasi b) Sumber-sumber pembiayaan c) Biaya Produksi d) Analisis Cashflow e) Analisa sensitivitas
11. Status Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Produk Inovasi
a) Kepemilikan HKI harus jelas b) Penggunaan lisensi harus jelas c) Pembagian royalty harus jelas
12. Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Jelaskan perencanaan SDM untuk industrinya:
a) Jumlah tenaga kerja, rekrutmen, analisis pekerjaan, struktur organisasi.
11
b) Keahlian yang dibutuhkan untuk industri/usaha.13. Work Breakdown Structure (WBS)
WBS adalah suatu cara atau metode dalam perencanaan program/proyek untuk melakukan menguraikan tiap pekerjaan/ tahapan/ kegiatan/ aktivitas menjadi lebih detail secara hierarki. Dalam kegiatan pendanaan inovasi ini, pengusul wajib membuat:
1. WBS dalam perencanaan pengembangan produk akhir. WBS yang disusun untuk menerangkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dan diperlukan untuk menghasilkan produk akhir yang siap dikomersialisasikan atau dipasarkan.
2. dua WBS, yaitu WBS pengembangan produk akhir/product development (seperti riset, pengembangan, perekayasaan, pengujian, dan lainnya) dan WBS komersialisasi produk (seperti standarisasi, konstruksi dan instalasi, produksi, marketing, distribusi dan aktivitas terkait lainnya).
Manfaat dari WBS ini adalah memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasikan sumber daya, menyusun jadwal, dan menghitung biaya; serta menerangkan daftar pekerjaan yang harus diselesaikan.
12
Gambar 2. Contoh Work Breakdown Structure
14. Susunan Organisasi Konsorsium Pelaksana Kegiatan Penjelasan susunan organisasi konsorsium yang meliputi: nama dan deskripsi tugas tanggung jawabnya.
15. Profil Personil Pelaksana Kegiatan
Wajib dicantumkan nama lengkap para pelaksana kegiatan, unit kerja, pendidikan akhir, dan bidang keahlian/kepakaran. Profil para pelaksana kegiatan dapat dilampirkan.
Produk Akhir
KEGIATAN 1 KEGIATAN 2 KEGIATAN 3 KEGIATAN 4
KEGIATAN 1.1. KEGIATAN 1.2. KEGIATAN 1.2.1. KEGIATAN 1.1.1. KEGIATAN 2.1. KEGIATAN 2.2. KEGIATAN 3.1. KEGIATAN 3.2. KEGIATAN 3.2.1. KEGIATAN 4.1. KEGIATAN 4.2.
13
16. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (dalam bentukmanajemen program)
Dalam proposal, rencana kegiatan rinci wajib dimasukan dalam setiap tahapan program. Komponen-komponen di setiap tahapan sebagai berikut:
a) Nama Kegiatan/Tahapan b) Tujuan Kegiatan/Tahapan c) Waktu / Durasi Kegiatan
d) Rincian aktivitas dalam Kegiatan e) Target Kegiatan (harus terukur) f) Resiko yang muncul
g) Rencana alternatif (contingency plan)
Rencana kegiatan juga ditampilkan dalam bentuk chart/ diagram.
17. Rencana Kebutuhan Dana
Dana yang disediakan maksimal 20 Milyar rupiah pengunaannya disusun secara rinci (tidak boleh dalam bentuk paket) yang mengacu pada standar biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah.
18. Analisa Resiko
Jelaskan resiko-resiko (possible risks) yang mungkin muncul (resiko teknologi, financial, waktu) dan akan mempengaruhi implementasi dan penyelesaian kegiatan/program.
14
19. Daftar PustakaTuliskan referensi pendukung untuk penulisan proposal dan inovasi yang sedang dikembangkan.
20. Lampiran
Melampirkan informasi dan dokumen yang dibutuhkan sebagaimana ketentuan pengajuan proposal dan mendukung substansi lainnya.
3.4. Pendaftaran Proposal
Proposal dalam bentuk hardcopy sebanyak 4 (empat) rangkap dan disertakan softcopy yang dimasukan ke dalam external hardisk (USB atau CD) dan diterima oleh tim panitia kegiatan pendanaan ini selambat-lambatnya 15 Oktober 2015. Proposal dikirim ke alamat:
Sekretariat Program
Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri 2015 Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Gedung II BPPT Lantai 22 Jalan MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat
15
BAB 4. KLARIFIKASI, MONITORING DAN
EVALUASI
4.1. Klarifikasi Proposal
Proposal yang dusulkan akan diklarifikasi oleh Tim Penilai. Klarifikasi meliputi :
1. Substansi Kegiatan
Klarifikasi substansi meliputi :
a) Keterbaharuan produk inovasi (novelty) b) Kelayakan teknis (technical feasibility)
c) Kompetensi tim program / pelaksana kegiatan (project team competency)
d) Analisa Financial (Financial Analysis)
e) Strategi pemasaran dan jaringan distribusi (marketing strategy and distribution network)
f) Manfaat dari komersialisasi bagi masyarakat luas (lapangan kerja (human capital development), kontribusi ekonomi, dan lingkungan)
2. Administrasi
Klarifikasi administrasi dilakukan untuk memeriksa hal-hal sebagai berikut:
o Apakah Lembar pengesahan rektor Perguruan Tinggi pengusul sudah dilampirkan dalam proposal.
o Apakah Surat dan dokumen kerjasama antar institusi yang terlibat dalam kegiatan pendanaan sudah dilampirkan dalam proposal
16
o Apakah anggaran sudah dirinci dan mengacu padastandar yang dikeluarkan oleh pemerintah.
o Apakah daftar riwayat hidup setiap pelaksana dan anggota tim yang terlibat sudah dilampirkan.
o Apakah Proposal disusun berdasarkan ketentuan dan format yang ditentukan dalam buku panduan ini.
o Apakah proposal sudah memuat Work Breakdown
Structure
4.2. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
Monitoring dan evaluasi akan dilakukan oleh Tim Monitoring dan Evaluasi yang akan ditunjuk oleh Kemenristekdikti. Aktivitas Monev ini ditujukan untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan atau perkembangan pelaksanaan program, diantaranya seperti:
a. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dengan rencana;
b. Kemajuan pelaksanaan kegiatan;
c. Permasalahan yang dihadapi pelaksana kegiatan dan alternatif penyelesaiannya;
17
BAB 5. SKEMA PENDANAAN
5.1. Kontrak dan Pencairan Dana
Pengusul yang proposalnya dinyatakan lulus untuk dibiayai akan mengikat perjanjian atau kontrak dengan pengelola anggaran Kemenristekdikti. Dokumen kontrak berikut seluruh dokumen pencairan dana pendanaan, harus ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan menguasai rekening lembaga pengusul atau yang dikuasakan (dengan menunjukkan Surat Kuasa). Pembiayaan kegiatan akan dibayarkan beberapa tahap didasarkan persentase penyelesain kerja/aktivitas (the
percentage of work completed) dari penerima pendanaan yang
ketentuannya ditetapkan oleh Kemenristekdikti.
5.2. Penggunaan Dana
Dana dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut: a) Barang habis pakai (contoh: komponen produksi) b) Perjalanan dalam negeri atau luar negeri
c) Sewa Peralatan dan uji laboratorium d) Tenaga kerja
e) Konsultasi tenaga ahli
f) Sertifikasi dan standardisasi (regulatory and standard
compliance)
g) Tes pasar (Market testing) h) Pendaftaran HKI
18
Dana tidak dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:a) Pembelian lahan / tanah untuk industri/usaha b) Pembelian kendaraan operasional
c) Pembangunan gedung industri/ pabrik
d) Jaminan dan pinjaman pihak lain dalam bentuk dan tujuan apapun
LAMPIRAN
Lampiran 1. Cover Proposal
PROPOSAL
INOVASI PERGURUAN TINGGI DI INDUSTRI
NO PROPOSAL: ... (
Diisi Panitia Seleksi
)
BIDANG FOKUS: ...
...
(TAHUN)
...
(
JUDUL PROPOSAL
)
(NAMA PERGURUAN TINGGI)
...
(ALAMAT LENGKAP)Lampiran 2. Lembar Pengesahan
LEMBAR PENGESAHAN
Keterangan Penanggung Jawab di Pelaksana Kegiatan
Nama Pimpinan Kegiatan :
Nama Penanggung Jawab kegiatan
:
Pusat/ Divisi pelaksana kegiatan
:
Alamat :
Telepon/HP/Faksimil/e-mail :
Keterangan Institusi Mitra Kerjasama Nama Institusi Mitra (1) :
Nama Pimpinan Pusat/ Divisi :
Pusat/ Divisi :
Alamat :
Telepon/HP/Faksimil/e-mail :
Nama Institusi Mitra (2)
:
Nama Pimpinan Pusat/ Divisi:
Pusat/ Divisi
:
Alamat
:
Telepon/HP/Faksimil/e-mail
:
Diusulkan oleh Penanggung Jawab Kegiatan di
Perguruan Tinggi ……… ………..
Pimpinan Pusat/ Divisi Institusi dan atau Industri Mitra ……… ……….. Mengetahui,
Rektor Perguruan Tinggi
...………
(JUDUL PROPOSAL)
Lampiran 3. Format Penulisan Proposal
Cover Proposal Lembar Pengesahan Ringkasan Eksekutif Daftar Isi Bab 1. Pendahuluan a. Latar Belakang b. Tujuan dan SasaranBab 2. Aspek Teknis/Teknologi/Inovasi Bab 3. Aspek Produksi/Operasional Bab 4. Aspek Pemasaran
Bab 5. Aspek Lingkungan Hidup Bab 6. Aspek Keuangan
Bab 6. Status Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Produk Inovasi Bab 7. Aspek Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Bab 8. Susunan Organisasi Pelaksana Kegiatan Pendanaan Bab 9. Work Breakdown Structure (WBS)
Bab 10. Susunan Organisasi Konsorsium Pelaksana Kegiatan Bab 11. Profil Personil Pelaksana Kegiatan
Bab 12. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bab 13. Rencana Kebutuhan Dana Bab 14. Analisa Resiko
Daftar Pustaka Lampiran
Lampiran 4. Tingkat Kesiapan Teknologi/Technology
Readiness Level (TRL)
TRL
DEFINISI
DESKRIPSI
1
Prinsip dasar dari suatu teknologi telah diteliti1. Asumsi dan hukum dasar (ex.fisika/kimia) yg akan digunakan pd teknologi (baru) telah ditentukan 2. Studi literatur (teori
/empiris-penelitian
terdahulu) tentang prinsip dasar teknologi yg akan dikembangkan
3. Formulasi hipotesis penelitian (bila ada)
2
Konsep teknologi dan aplikasi telah di formulasikan1. Peralatan dan sistem yang akan digunakan, telah teridentifikasi
2. Studi literatur (teoritis/empiris) teknologi 3. yang akan dikembangkan
memungkinkan untuk diterapkan
4. Desain secara teoritis dan empiris telah teridentifikasi 5. Elemen-elemen dasar dari
dikembangkan telah diketahui
6. Karakterisasi komponen teknologi yang akan dikembangkan telah dikuasai dan dipahami 7. Kinerja dari masing-masing
elemen penyusun teknologi yang akan dikembangkan telah diprediksi
8. Analisis awal menunjukkan bahwa fungsi utama yang dibutuhkan dapat bekerja dengan baik
9. Model dan simulasi untuk menguji kebenaran prinsip dasar
10. Penelitian analitik untuk menguji kebenaran prinsip dasarnya
11.
Komponen-komponen teknologi yang akan dikembangkan, secara terpisah dapat bekerja dengan baik 12. Peralatan yang
reliable
13. Diketahui tahapan eksperimen yang akan dilakukan
3
Konsep dan karakteristik penting dari suatu teknologi telah dibuktikan secara analitis dan eksperimental1. Studi analitik mendukung prediksi kinerja elemen-elemen teknologi
2. Karakteristik/sifat dan kapasitas unjuk kerja sistem dasar telah diidentifikasi dan
3. diprediksi
4. Telah dilakukan percobaan laboratorium untuk menguji kelayakan penerapan 5. teknologi tersebut
6. Model dan simulasi mendukung prediksi kemampuan elemen-elemen teknologi
7. Pengembangan teknologi tsb dengan langkah awal menggunakan model matematik sangat dimungkinkan dan dapat disimulasikan
untuk
9. memprediksi kinerja tiap elemen teknologi
10. Secara teoritis, empiris dan eksperimen telah diketahui komponen-komponen sistem teknologi tersebut dapat bekerja dgn baik
11. Telah dilakukan penelitian di laboratorium dengan menggunakan data dummy
12. Teknologi layak secara ilmiah (studi analitik, model / simulasi, eksperimen)
4
Komponen teknologi telahdivalidasi dalam lingkungan laboratorium
1. Test laboratorium komponen-komponen secara terpisah telah dilakukan
2. Persyaratan sistem untuk aplikasi menurut pengguna telah diketahui (keinginan adopter).
3. Hasil percobaan laboratorium terhadap komponen2 menunjukkan
bahwa komponen tersebut dapat beroperasi
4. Percobaan fungsi utama teknologi dalam lingkungan yang relevan
5. Prototipe teknologi skala lab telah dibuat
6. Penelitian integrasi komponen telah dimulai 7. Proses „kunci‟ untuk
manufakturnya telah diidentifikasi dan dikaji di laboratorium
8. Integrasi sistem teknologi dan rancang bangun skala lab telah selesai (low
fidelity)
5
Komponen teknologi telah divalidasi dalam lingkungan yangrelevan
1. Persiapan produksi perangkat keras telah dilakukan
2. Penelitian pasar (marketing research) dan penelitian laboratorium untuk memilih proses fabrikasi
3. Prototipe telah dibuat 4. Peralatan dan mesin
dalam laboratorium
5. Integrasi sistem selesai dgn akurasi tinggi (high
fidelity), siap diuji pada
lingkungan nyata/simulasi. 6. Akurasi/fidelity sistem
prototipe meningkat. 7. Kondisi laboratorium di
modifikasi sehingga mirip dengan lingkungan yang sesungguhnya
8. Proses produksi telah direview oleh bagian manufaktur.
6
Model atau Prototipe telah diuji dalam lingkungan yang relevan1. Kondisi lingkungan operasi 2. sesungguhnya telah
diketahui
3. Kebutuhan investasi untuk peralatan dan proses pabrikasi teridentifikasi. 4. M&S untuk kinerja sistem
teknologi pada lingkungan operasi.
5. Bagian manufaktur/ pabrikasi menyetujui dan menerima hasil pengujian lab.
6. Prototipe telah teruji dengan akurasi/fidelitas laboratorium yg tinggi pd simulasi lingkungan operasional 7. (lingkungan sebenarnya) 8. Hasil Uji membuktikan
layak secara teknis (engineering feasibility)
7
Prototipe telah diuji dalamlingkungan sebenarnya
1. Peralatan, proses, metode dan desain teknik telah diidentifikasi
2. Proses dan prosedur fabrikasi peralatan mulai diujicobakan
3. Perlengkapan proses dan peralatan test / inspeksi diujicobakan di dalam lingkungan produksi 4. Draft gambar desain telah
lengkap
5. Peralatan, proses, metode dan desain teknik telah dikembangkan dan mulai diujicobakan.
6. Perhitungan perkiraan biaya telah divalidasi
(design to cost)
7. Proses fabrikasi secara umum telah dipahami dengan baik
8. Hampir semua fungsi dapat berjalan dalam lingkungan/kondisi operasi 9. Prototipe lengkap telah
didemonstrasikan pada simulasi lingkungan operasional
10. Prototipe sistem telah teruji pada ujicoba lapangan
11. Siap untuk produksi awal (Low Rate Initial
Production- LRIP)
8
Sistem Teknologi telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified)1. Bentuk, kesesuaian dan
fungsi komponen
kompatibel dengan sistem operasi
2. Mesin dan peralatan telah diuji dalam lingkungan produksi
3. Diagram akhir selesai dibuat
diujicobakan pada skala percontohan (pilot-line atau LRIP)
5. Uji proses fabrikasi menunjukkan hasil dan tingkat produktifitas yang dapat diterima
6. Uji seluruh fungsi dilakukan dalam simulasi lingkungan operasi
7. Semua bahan/ material dan peralatan tersedia untuk digunakan dalam produksi
8. Sistem memenuhi kualifikasi melalui test dan evaluasi (DT&E selesai) 9. Siap untuk produksi skala
penuh (kapasitas penuh).
9
Teknologi benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian
1. Konsep operasional telah benar-benar dapat diterapkan
2. Perkiraan investasi teknologi sudah dibuat 3. Tidak ada perubahan
desain yang signifikan. 4. Teknologi telah teruji pada
kondisi sebenarnya 5. Produktivitas telah stabil 6. Semua dokumentasi telah
lengkap
7. Estimasi harga produksi dibandingkan kompetitor 8. Teknologi kompetitor