• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

V.1. Perencanaan Parkir Pelataran

V.1 Kebutuhan Ruang Parkir

Standar kebutuhan ruang parkir untuk tiap kendaraan di pelataran parkir BIJB dapat dilihat

dari mpai dengan Tabel 2.8.

Unt maksimalkan luas lahan yang ada, konfigurasi sudut parkir yang digunakan dalam

perencanaan adalah 900. Agar lebih mudah, resume ukuran-ukuran yang digunakan untuk

desain pelataran parkir ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini.

Tab

.1. Standar

Tabel 2.3 sa uk me

el 5.1 Dimensi Ruang Parkir yang Digunakan pada Desain Pelataran Parkir BIJB Panjang Lebar Lebar Gang Luas desain

m2 Mobil 5,5 2,5 6,2 30,0 Taksi 5,5 2,5 6,2 30,0 Bus Mot Je 13,0 3,0 - 75,0 m nis or 2,5 1,5 1,5 5,0 V.1

Dari data persentase penggunaan kendaraan adalah sebagai berikut:

- 5 %

- m nggunakan tak = 49 %

- Penumpang yang menggunakan angkutan umum = 6 %

Sehingga perhitungan untuk kebutuhan jumlah ruang parkir untuk jenis kendaraan tersebut adalah sebagai berikut:

a. pang Pesawat

tuk i ini

layover untuk kendaraan pribadi adalah

.2. Kebutuhan Ruang Parkir

Penumpang yang menggunakan mobil = 4

Penumpang yang e si

Ruang Parkir untuk Penum

Persentase calon penumpang pesawat yang menggunakan kendaraan pribadi un enuju bandara adalah 45 %. Dengan asumsi durasi parkir untuk kendaraan pribad m

pada jam puncak adalah 30 menit, sehingga

60/30 = 2. Dengan menggunakan Safety Factor (SF) sebesar 1,1, maka kebutuhan ruang parkir untuk kendaraan pribadi adalah:

Tahun 2020 Mobil Pribadi = 0,45 (3.282 :1,2 / ) 1,1=677 / 2 × × pnp pnp kend ruang parkir ruang kend

(2)

Banyaknya calon penumpang pesawat yang menggunakan taksi dan bus asumsinya masing-masing adalah 49 % dan 6%. Durasi parkir pada jam puncak untuk taksi adalah 10 menit dan untuk bus 20 menit, sehingga layover untuk taksi 60/10 = 6 dan untuk bus 60/20 = 3. Dengan asumsi taksi mengangkut 2 penumpang per kendaraan dan bus mengangkut 20 penumpang per kendaraan.

Maka kebutuhan ruang parkirnya adalah sebagai berikut:

Tahun 2020 Taksi = 147 / 6 1 , 1 ) / 2 : 282 . 3 ( 49 , 0 = × × ruang kend kend pnp pnp ruang parkir. Bus = 4 / 3 1 , 1 ) / 20 : 282 . 3 ( 06 , 0 × × = ruang kend kend pnp pnp ruang parkir.

b. Ruang Parkir untuk VVIP dan Karyawan

anyaknya pegawai di BIJB yang didapat data yang diperoleh dari master plan rencana

Seh B

induk pembangunan BIJB adalah 582 orang, namun jumlah karyawan yang bekeja di sekitar gedung terminal adalah sebanyak 442 karyawan saja.

Asumsi persentase kendaraan yang digunakan karyawan sebagai berikut:

Karyawan yang menggunakan mobil = 40%

-- Karyawan yang menggunakan motor = 20%

Karyawan yang menggunakan bus = 40%

-ingga kebutuhan ruang parkir untuk karyawan adalah:

Mobil = 65 3 1 , 1 442 4 , 0 × × =

shift ruang parkir.

Motor = 33 3 1 , 1 442 2 , 0 = shift ru × × ang parkir. Bus = 4 3 1 , 1 ) / 20 : 442 ( 4 , 0 = × × shift kend pnp pnp ruang parkir.

Dan VVIP = diasumsikan ruang parkir yang disediakan sebanyak 50 ruang parkir. c. Kebutuhan Luas Pelataran Parkir

Dengan luas lahan untuk tiap ruang parkir mobil dan taksi 30 m2, luas lahan untuk bus

seluas 75 m2 , dan untuk kendaraan motor untuk karyawan seluas 4,875 m2 tiap ruang

parkir motor yang dibulatkan menjadi 5 m2 untuk kemudahan dalam perencanaan.

Kebutuhan luas pelataran parkir untuk penumpang, VVIP, dan karyawan dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Indra Susatyo_15003011 58

(3)

Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang Parkir Minimum di Bandara Internasional Jawa Barat Ruang parkir Ruang/kendaraan Luas lahan

(buah) (m2) (m2) Mobil Penumpang U Tahun 2020 677 30 20310,00 Taksi 147 30 4410,00 24720,00 Mobil 50 30 1500,00 1500,00 Mobil 65 30 1950,00 Motor 33 5 165,00 Karyawan Sub Total VVIP Bus Sub Total 2115,00 8 75 600,00 600,00 28.335,00 TOTAL Sub Total mum Sub Total

Sedangkan dari hasil desain (menggunakan program AutoCad), total luas keseluruhan

lahan parkir yang dibutuhkan mencapai 32.479,24 m2, hal ini disebabkan oleh hal-hal

berikut:

- Jumlah ruang parkir mobil yang tersedia sebanyak 712 ruang, sedangkan kebutuhan

minimum (sesuai demand) hanya sebanyak 677 ruang.

- Jumlah ruang parkir mobil (karyawan) yang tersedia sebanyak 66 ruang, sedangkan

kebutuhan minimum (sesuai demand) hanya sebanyak 65 ruang.

- Jumlah ruang parkir motor (karyawan) yang tersedia sebanyak 50 ruang, sedangkan

kebutuhan minimum (sesuai demand) hanya sebanyak 33 ruang.

- Jumlah ruang parkir VIP yang tersedia sebanyak 52 ruang, sedangkan kebutuhan

minimum (sesuai demand) hanya sebanyak 50 ruang.

Tabel 5.3 Luas Lahan Parkir Tersedia

Mobil 20475,30 842,31 Taksi 5485,66 775,29 Karyawan Parkir A 1534,09 328,93 Parkir B 1492,81 155,07 Bus 1762,24 132,63 VIP 1729,14 328,21 460,51 32479,24 3022,94 29456,30 Total

= Lahan parkir - Taman = Total pekerjaan perkerasan Lain-lain

Luas (m2) Lahan P

Penumpang

(4)

Penambahan luas lahan terjadi dikarenakan adanya penambahan ruang parkir pada ruang

-in

ajur khusus untuk menaikkan dan menurunkan penumpang ini diletakkan di muka bangunan maupun telah menggunakan jasa penerbangan, sehingga tidak perlu menyeberangi jalan. Ukuran-ukuran yang digunakan sesuai dengan standar Young (1993), yang dapat dilihat pada T bel 2.9. Untuk perencanaan fasilitas ini digunakan sudut parkir 0º dengan panjang ruang parkir 6 m dan lebar 2,3 m.

yang tersisa dari lahan yang ada. Karena bila tidak dimanfaatkan untuk ruang parkir, lahan ini akan mengganggu sirkulasi dan tidak efisien, serta tidak bagus dilihat dari segi estetikanya.

V.1.3. Fasilitas Drop-off dan Drop

L

terminal penumpang dengan maksud memudahkan penumpang yang akan

a

Drop-in pada BIJB

13 3 - 90

Motor 2,5 1,5 1,5 90

Off dan Drop In

Mobil 6 2,3 3 0

Taksi 6 2,3 3 0

Bus 13 3 5 0

n e

Gambar 5.1 Ruang Drop-off dan Drop-in pada BIJB Tabel 5.4 Dimensi Ruang Drop-off dan

Panjang Lebar Lebar Gang Konfigurasi

P D M Sudut D sain Ruang Parkir (derajat) Pe taran Parkir Mobil 5,5 2,5 (m) Je is la 6,2 90 Taksi 5,5 2,5 6,2 90 Bus Drop Indra Susatyo_15003011 60 Bagja Munggaran_15003081

(5)

V.2. Perencanaan Struktur Perkerasan Pelataran Parkir BIJB

Tipe perkerasan yang akan didesain dan direncanakan untuk pelataran parkir kendaraan di

rkerasan lentur. Perencanaan ini dida aknya kendaraan yang

parkir yang dihitung dalam total kumulatif beban sumbu standar kendaraan pada setiap

e e yang digunakan untuk menentuka n pelataran parkir adalah

Metode Analisis Komponen (MAK).

m enentukan ITP dengan Metode Analisis Komponen (MAK):

BIJB adalah pe sarkan pada bany

harinya. M tod n tebal perkerasa

Ru us untuk m ) 3 ( 372 , 0 1 log 5 , 1 2 , 4 982 , 3 ) 54 , 2 ( log 36 , 9 ) 650 . 3 (LER× = ITP+ − + ⎝ − ⎠ + ⎛⎜ ⎟⎞+ DDTLog ) 54 , 2 ( + 5,19 ITP 072 . 138 4 , 0 log ⎠ ⎝ + ⎟ ⎞ ⎜ ⎛ − FR IPt IPo n ,

i nd memaksimumkan tebal lapisan pondasi bawah. Penyelesaian

ilakukan secara berurutan dari mulai persamaan untuk ITP yang mendapatkan tebal lapis

P3 yang akan mendapatkan

untuk ITP4 yang akan mendapatkan tebal

lapis pondasi bawah. Masing-masing tebal yang didapatkan harus dikontrol dengan tebal

mini l dari tebal minimum, maka digunakan tebal

minimum sesuai persyaratan seperti pada Tabel 2.13. Parameter desain yang digunakan adalah sebagai berikut:

- n = 6 %

- IPo = 4

- t = 1,5

-

De gan menggunakan persyaratan ketebalan minimum ketebalan lapisan perkerasan

dih tung dengan ko isi

d 2

permukaan kemudian dilanjutkan dengan persamaan untuk IT tebal lapis pondasi, dan terakhir dengan persamaan

mum. Jika tebal yang didapat lebih keci

CBR desai IP

- FR = 0,5

DDT = 4,3 Log(6)+1,7=5,046

Untuk contoh perhitungan, digunakan bahan material sebagai berikut:

- Tanah dasar dengan CBR = 6 %

- Lapisan pondasi bawah menggunakan pasir batu (SIRTU) kelas C dengan koefisien

relatif (a3) 0,11, CBR = 30 %, dan tebal minimum 10 cm.

- ntuk lapisan pondasi, digunakan batu pecah kelas B dengan koefisien relatif (a2) = 0,13,

% dan tebal minimum 15 cm.

- erm ON dengan koefisien relatif (a1) 0,32 dan tebal

m 5 c U

CBR = 80

Lapisan p ukaan menggunakan LAST

inimu

(6)

Pro

-yeksi penumpang harian pada tahun 2010 = 32.145 penumpang

Mobil = 0,45 12.054 / 2 , 1 145 . 32 × = kend pnp kendaraan/hari. 876 . 7 49 , 0 / 2 145 . 32 - Taksi = × = kend kendaraan/hari. -pnp 96 06 , 0 Bus = / 20 pnp ke 145 . 32 × = nd kendaraan/hari. Sed ada - ob

angkan dari sebanyak 442 karyawan, maka kendaraan yang digunakan oleh karyawan lah:

M il = 0,4×442=176,8≈177 kendaraan/hari.

- Motor = 0,2×442=88,4≈89 kendaraan/hari.

- Bu = s 0,4×(442pnp:20pnp/kend)=8,84≈9 kendaraan/hari.

Berikut langkah-langkah perhitungan tebal struktur perkerasan:

a. erhitungan Angka Ekivalen Kendaraan (AE)

AE mobil = P 000451 , 0 16 , 8 1 16 , 8 1 4 4 = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ AE taksi = 0,000451 16 , 8 1 16 , 8 1 4 4 = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 3006 , 0 16 , 8 94 , 5 06 , 3 4 4 = ⎟ ⎞ ⎜ ⎛ + ⎟ ⎞ ⎛ AE bus = 16 , 8 ⎜ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠

b. en Permulaan), LEA (Lintas Ekivalen Akhir), LET

intas Ekivalen Tengah), LER (Lintas Ekivalen Rencana) Perhitungan LEP (Lintas Ekival

(L

= × × = n j j j j C E LHR LEP 1

= LHRj LEA ( = n j j UR E C i) 1

HR : lalu lintas harian rata-rata

n : Jenis kendaraan

i : Faktor pertumbuhan lalu lintas

Cj : Koefisien Distribusi K

Ej : Angka ekivalen beban sumbu kendaraan

× × + j 1 Dengan: L endaraan Indra Susatyo_15003011 62 Bagja Munggaran_15003081

(7)

Nilai koefisien distribusi kendaraan dapat dilihat dari Tabel 2.10 diketahui besar Cj = 0,4 dan Cj = 0,5 untuk kendaraan berat (bus), dengan erencanaan jumlah jalur sebanyak 3 jalur (2 jalur utama dan 1 jalur bahu). Sehingga

- LEP mobil

untuk kendaraan ringan (mobil, taksi) p

perhitungannya adalah sebagai berikut:

175 , 2 000451 , 0 4 , 0 054 . 12 × × = = - LEP taksi =7.876×0,4×0,000451=1,421 - LEP bus =96×0,5×0,3006=14,493

LEP total penumpang =18,089

Dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas pertahun i = 3 % dan umur rencana UR=10 tahun, maka:

- LEA mobil

0451=

- LEA bus

LEA total penumpang

923 , 2 000451 , 0 ) 03 , 0 1 ( 4 , 0 054 . 12 × × + 10× = = - LEA taksi =7.876×0,4×(1+0,03)10×0,00 1,910 477 , 19 3006 , 0 ) 03 , 0 1 ( 5 , 0 96× × + 10× = = 310 , 24 = 199 , 21 2 310 , 24 089 , 18 2 = + = + = LEP LEA LET 199 , 21 10 UR 10 10 =21,199× = × = LET

Sedangkan untuk lalu lintas kendaraan karyawan adalah sebagai berikut:

- LEP mobil LER 0319 , 0 000451 , 0 4 , 0 177× × = = 353 , 1 3006 , 0 5 , 0 9× × = = - LEP bus

LEP total karyawan

ngan tahun 2020 adalah tetap, engan kata lain tingkat pertumbuhan pertahun i = 0 % dan umur rencana UR=10 tahun, maka: - LEA mobil 385 , 1 =

Dengan jumlah karyawan dari tahun 2010 sampai de d 0319 , 0 000451 , 0 4 , 0 177× × = = 353 , 1 3006 , 0 5 , 0 9× × = = - LEA bus 385 , 1 = LEA total karyawan

385 , 1 385 , 1 385 , 1 = + = + = LEP LEA LET 2 2 385 , 1 10 10 385 , 1 × = = × =LET UR LER 10

(8)

Indra Susatyo_15003011 Bagja Munggaran_15003081

64

LER total = LER penumpang + LER karyawan LER total = 21,199 + 1,385 = 22,584

c. Perhitungan Tebal Lapisan Permukaan

= 4,0 dan IPt = 1,5. Nilai ini perhitungan untuk menentukan tebal perkerasan. Perhitungan berikut mengambil contoh perhitungan alternatif 14.

883 , 9 7 , 1 ) 80 ( 3 , 4 2 = Log + = DDT

ari Tabel 2.12 dan Tabel 2.13 diperoleh nilai IPo D digunakan dalam ) 3 883 , 9 ( 372 , 0 5 , 0 1 log 072 . 138 4 , 0 5 , 1 2 , 4 5 , 1 4 log 982 , 3 ) 54 , 2 log( 36 , 9 ) 650 . 3 584 , 22 ( 2 ⎟⎟+ − ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − + − + = × ITP

Dengan cara iterasi didapat besar nilai ITP2 = 1,888 cm.

cm D D D a ITP 900 , 5 32 , 0 888 , 1 1 1 1 1 2 = × = × =

Karena D1 = 5,900 cm ka untuk lapisan permukaan digunakan tebal lapisan

permukaan sebesar 6,0 cm (pembulatan ke atas). d. Perhitungan Tebal Lapisan Pondasi

1 ) 30 ( 3 , 4 3 = Log + DDT ) 54 , 2 ( 5,19 2+ ITP Log , ma 052 , 8 7 , = ) 3 052 , 8 ( 372 − , 0 5 , 0 1 log ) 54 , 2 ( 072 . 138 4 , 0 5 , 1 2 , 4 5 , 1 4 log 982 , 3 ) 54 , 2 log( 36 , 9 ) 650 . 3 584 , 22 ( 19 , 5 3 3 ⎟+ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + + + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − + − + = × ITP ITP Log

Dengan cara iterasi didapat besar nilai ITP3 = 2,697 cm.

cm D D D a a ITP 13 , 0 6 697 , 2 2 2 2 2 1 3 = × + × = × D 977 , 5 32 , 0 1 × + 2 =

Karena D < tebal minimum lapis pondasi, m digunakan ketebalan lapisan pondasi

minimum sebesar 15 cm (Tabel 2.13). e. Perhitungan Tebal Lapisan Pondasi Bawah

046 , 5 7 , 1 ) 6 ( 3 , 4 4 = Log + = DDT aka

(9)

) 3 046 , 5 ( 372 , 0 5 , 0 1 log ) 54 , 2 ( 072 . 138 4 , 5 , 1 2 , 4 5 , 1 4 log 3+ + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − ITP = 4,362 cm. 0 982 , 3 ) 54 , 2 log( 36 , 9 ) 650 . 3 584 , 22 ( 19 , 5 3 ⎟⎟+ − ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + − + = × ITP Log

Dengan cara iterasi didapat besar nilai ITP4

cm D D D a D a D a ITP 4732 , 4 11 , 0 15 13 , 0 6 32 , 0 362 , 4 3 3 3 3 2 2 1 1 4 = × + × + × = × + × + × =

Dengan D3 < tebal minimum lapis pondas tebalan lapisan

pondasi bawah minimum sebesar 10 cm (Ta

i bawah, maka digunakan ke

(10)

66

_15003011 aran_15003081

Tabel 5.5 Ketebalan Lapisan Permukaan

Jenis a CBR (%) tebal (cm) Jenis a CBR (%) tebal (cm) Jenis a CBR (%) tebal (cm)

1 LASTON 0,3 0,30 - 7,5 batu Pecah kelas C 0,12 60 20 Lempung Kepasiran 0,10 20 10

2 LASTON 0,3 0,30 - 6,5 batu Pecah kelas B 0,30 80 20 Lempung Kepasiran 0,10 20 10

3 LASTON 0,3 0,30 - 6,0 batu Pecah kelas A 0,14 100 20 Lempung Kepasiran 0,10 20 10

4 LASTON 0,32 0,32 - 6,5 batu Pecah kelas C 0,12 60 20 Lempung Kepasiran 0,10 20 10

5 LASTON 0,32 0,32 - 6,0 batu Pecah kelas B 0,13 80 20 Lempung Kepasiran 0,10 20 10

6 LASTON 0,32 0,32 - 5,5 batu Pecah kelas A 0,14 100 20 Lempung Kepasiran 0,10 20 10

7 LASTON 0,3 0,30 - 7,0 batu Pecah kelas C 0,12 60 15 Sirtu kelas C 0,11 3

3 3

0 10

8 LASTON 0,3 u Pe elas B 0,13 80 15 Sirtu kelas C 0,11 0 10

9 LASTON 0,3 u Pe elas A 0,14 100 15 Sirtu kelas C 0,11 0 10

10 LASTON 0 0,30 0,30 -6,5 6,0 bat bat cah k cah k

,3 0,30 - 7,0 batu Pecah kelas C 0,12 60 15 Sirtu kelas A 0,13 0 10

11 LASTON 0,3 0,30 - 7,0 batu Pecah kelas C 0,12 60 15 Sirtu kelas B 0,12 70 10

12 LASTON 0,32 0,32 - 6,5 batu Pecah kelas C 0,13 60 15 Sirtu kelas B 0,12 50 10

13 LASTON 0,35 0,35 - 6,0 batu Pecah kelas C 0,12 60 15 Sirtu kelas B 0,11 50 10

14 LASTON 0,32 0,32 - 6,0 batu Pecah kelas B 0,13 80 15 Sirtu kelas C 0,11 30 10

15 LASTON 0,35 0,35 - 5,0 batu Pecah kelas A 0,14 100 20 Lempung kepasiran 0,10 30 10

16 LASTON 0,35 0,35 - 5,5 batu Pecah kelas B 0,13 80 20 Lempung kepasiran 0,10 20 10

Alternatif

La erm Lapis Pondas

2

pis P ukaan i Lapis Pondasi Bawah

CB 6 %

Tan asar

TO Batu Pecah Lempung n

R = ah D

LAS N Kepasira

Dari Tabel 5.5 di atas yang isi ngan k ala isan struktur perkerasan dengan berbagai jenis Lapis Perm si, dan Lapis Pondasi

Bawah, kami mengambil a nat i desa teb nya. Alternatif ini kami pilih dengan alasan dengan penggunaan aspal berkualitas “sedang” sudah

mampu melayani lalu-lintas di ata baik. n i da proses konstruksi nantinya akan mampu menghemat biaya de n ketebalan lapisan permukaan

yang dikerjakan hanya menambah tas ket n perhitungan, sehingga tidak banyak biaya tambahan yang dikelu an. Hasil perhitungan alternatif

14 tersebut kami sertakan pada Ta

ukaan, Lapis Ponda nga ark n lap alan tu pa hasil eteb in ke Selai ebala hasil perhitu if 14 sebaga snya dengan sedikit di a bel 5.6. ber lter Indra Susatyo Bagja Mungg

(11)

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Alternatif 14

CBR tanah = 6 % Lapisan Permukaan Lapis Pondasi Lapis Pondasi Bawah Jenis LASTON 0,32 batu Pecah kelas B Sirtu kelas C

Koef kekuatan relatif 0,32 0,13 0,11

CBR (%) - 80 3

ITP 1,888 2,697 4,3620

Tebal hitung 5,900 5,977 4,473

Tebal Konstruksi 6 15 10

Di bawah ini digambarkan potongan melintang dengan mengambil potongan pada ruas jalan sirkulasi di dalam pelataran parkir.

Gambar 5.2 Potongan Melintang Tebal Perkerasan Rencana

V.3. Perencanaan Sistem Drainase Pelataran Parkir BIJB V.3.1. Penentuan Curah Hujan Regional

enentuan curah hujan regional dilakukan dengan metode rata-rata, yaitu menjumlahkan curah hujan maksimum harian dari setiap stasiun hujan pada tahun tertentu dibagi dengan

mlah stasiun hujan. Hasil perhitungan penentuan hujan regional terdapat pada Tabel 5.7. onal rata-rata tahun 1979:

P ju

Contoh perhitungan Ch regi

mm stasiun majalengka Ch kadipaten Ch pakumbahan Ch rata rata Ch 86 3 98 65 94 3 = + + = + + = −

(12)

Tabel 5.7 Curah Hujan Regional dengan Metode Rata-rata

Pakumbahan Kadipaten Majalengka

1979 94 65 98 86 1980 145 56 115 105 1981 128 150 122 133 1982 140 105 90 112 1983 77 91 90 86 1984 135 79 110 108 1985 64 99 115 93 1986 68 98 115 94 1987 69 102 131 101 1988 71 105 150 109 Tahun Ch (mm) Ch rata-rata (mm) V. Se 3.2. Analisis Hidrologi

telah pengumpulan data curah hujan dan penentuan curah hujan regional dilakukan analisis ga ekstrim curah hujan untuk mendapatkan curah hujan rencana . Metode yang digunakan tuk analisis harga ekstrim adalah dengan metode Distribusi Normal, Log Normal, Gumbel

bel 5.8 Perhitungan Curah Hujan

n CH (mm) (x-xrata)^2 logx (logx-logx rata)^2 (logx-logx rata)^3

81 0,00556 -0,00041 0,00023 0,00000 1981 133 946,588 2,12494 0,01382 0,00163 1982 112 82,810 2,04792 0,00164 0,00007 1983 86 274,454 1,93450 0,00531 -0,00039 1984 108 29,521 2,03342 0,00068 0,00002 1985 93 98,010 1,96692 0,00164 -0,00007 1986 94 79,210 1,97159 0,00128 -0,00005 1987 101 3,610 2,00289 0,00002 0,00000 1988 109 37,210 2,03610 0,00083 0,00002 1.025,67 1844,678 20,07365 0,03101 0,00082 XRata-rata 102,57 2,01 har un

dan Distribusi Log Pearson III.

Ta Tahu 7 19 9 86 285,610 1,932 1980 105 7,654 2,02257 Indra Susatyo_15003011 68 567 , 102 10 667 , 1025 = = =

N X Xrata rata 0 , 07 2 10 074 , 20 log log =

= = N X X rata rata

(

)

317 , 14 9 678 , 1844 1 2 = = − − =

N x x Sx rata rata

(

)

059 , 0 9 007 , 2 1 log log logx=

S 2 = = − − N rata ratax x Bagja Munggaran_15003081

(13)

Tabel 5.9 Perhitungan Distribusi Normal m P(weilbull) Tr Kt Xtr 1 0,091 11,000 1,313 121,368 2 0,182 5,500 0,886 115,251 3 0,273 3,667 0,468 109,264 4 0,364 2,750 0,211 105,580 5 0,455 2,200 0,056 103,370 6 0,545 1,833 -0,392 96,961 7 0,636 1,571 -1,007 88,151 8 0,727 1,375 -1,468 81,544 9 0,818 1,222 -1,827 76,405 10 0,909 1,100 -2,115 72,294 Distribusi Normal

Contoh perhitungan distribusi normal untuk data (m) ke 1:

- 0,09091 1 10 1 1 ) ( = + = + = n m Weilbull P 11 09091 , 0 1 1 = = = P Tr - - Cs untuk normal =0 - Kt=1,313 4 313 , 1 567 , 102 - Xtr=Rratarata+KtSx= + ×1 ,317=121,368mm

bel 5.10 Perhitungan Distribusi Log Normal Ta m P(weilbull) Tr Kt Xtr 1 0,091 11,000 1,313 121,465 2 0,182 5,500 0,886 114,649 3 0,273 3,667 0,468 108,348 4 0,364 2,750 0,211 104,646 5 0,455 2,200 0,056 102,485 6 0,545 1,833 -0,392 96,467 7 0,636 1,571 -1,007 88,769 8 0,727 1,375 -1,468 83,401 9 0,818 1,222 -1,827 79,452 10 0,909 1,100 -2,115 76,427

Distribusi Log Normal

Contoh perhitungan distribusi log normal untuk data (m) ke 1: 09091 , 0 - 1 10 1 + + n 1 ) (Weilbull = m = = P 11 09091 , 0 1 1 = = = P Tr -- -

Cs untuk log normal =0 Kt=1,313

- logXtr=logRratarata +Kt×Slogx=2,007+1,313×0,059=2,084mm

(14)

Tabel 5.11 Perhitungan Distribusi Gumbel m P(weilbull) Tr Kt Xtr 1 0,091 11,000 1,383 122,373 2 0,182 5,500 0,803 114,058 3 0,273 3,667 0,442 108,900 4 0,364 2,750 0,169 104,989 5 0,455 2,200 -0,060 101,712 6 0,545 1,833 -0,265 98,775 7 0,636 1,571 -0,459 95,992 -0,655 93,196 -0,866 90,163 10 0,909 1,100 -1,133 86,353 Distribusi Gumbell 8 0,727 1,375 9 0,818 1,222

Contoh perhitungan distribusi Gumbel untuk data (m) ke 1:

- 0,09091 1 10 1 1 ) ( = + = + = n m Weilbull P 11 09091 , 0 1 1 = = = P Tr - ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − = 1 ln ln 5772 , 0 6 Tr Tr π - Kt - 1,383 1 11 ln ln 5772 , 0 = ⎭ ⎬ ⎩ ⎨ ⎥ ⎦ ⎢ ⎣ ⎜⎝ − ⎟⎠ + − = π - Xtr Rrata rata Kt Sx 102,567 1,383 14,317 122,373mm 11 6⎧ ⎡ ⎛ ⎞⎤⎫ = × + = × + = −

Tabel 5.12 Perhitungan Distribusi Log Pearson III

m P(weilbull) Tr Kt Xtr

1 0,091 11,000 1,366 122,341

2 0,182 5,500 0,855 114,171

3 0,273 3,667 0,404 107,424

4 0,364 2,750 0,130 103,520

Distribusi Log Pearson III

5 0,455 2,200 0,033 102,159 6 0,545 1,833 -0,399 96,375 7 0,636 1,571 -0,878 90,328 8 0,727 1,375 -1,238 86,044 9 0,818 1,222 -1,517 82,852 10 0,909 1,100 -1,741 80,385

Contoh perhitungan distribusi log Pearson untuk data (m) ke 1:

- 0,09091 1 10 1 1 ) ( = + = + = n m Weilbull P 11 09091 , 0 1 1 = = = P Tr - Indra Susatyo_15003011 70 Bagja Munggaran_15003081

(15)

566 , 0 - Cs = ) 317 , 14 ( 8 9 ) )( 2 )( 1 ( 3 3 log = × × = − − N S x N

- Kt=1,366 (hasil interpolasi Tabel 2.20) R

Xtr log rata rata log 2,007 1,313 0,059 2,088 00982 , 0 10 ) log (log 3 × −

x xrata−rata N - log = +Kt×S x= + × = mm -

error relatif (D), yaitu nilai mutlak hasil selisih dari data

Tabel 5.13 Perhitungan Error Relatif

n III Normal Log Normal Gumbel Log Pearson III 133 121,368 121,465 122,373 2,341 11,965 11,869 10,961 10,992 112 115,251 114,649 114,058 114,171 3,584 2,982 2,391 2,505 109 109,264 108,348 108,900 107,424 0,597 0,318 0,233 1,243 0,530 6,623 4,163 3,148 86 72,294 76,427 86,353 80 5 13,373 9,239 0,686 5,282 Rata-rata Error Relatif 6,384 5,552 2,981 4,508

CHmax (mm) error relatif (|Chdata-Chperhitungan|)

mm Xtr=122,341

Selanjutnya dilakukan perhitungan

aktual dan data hasil perhitungan dari 4 metode distribusi harga ekstrim. Hasil perhitungan error relatif dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Data Normal Log Normal Gumbel Log Pearso 12 108 105,580 104,646 104,989 103,520 2,420 3,354 3,011 4,480 105 103,370 102,485 101,712 102,159 1,963 2,848 3,622 3,174 101 96,961 96,467 98,775 96,375 3,706 4,199 1,892 4,292 94 88,151 88,769 95,992 90,328 5,516 4,898 2,325 3,338 93 81,544 83,401 93,196 86,044 11,123 9,265 86 76,405 79,452 90,163 82,852 9,595 6,548 ,38

Dari Tabel 5.13 diperoleh metode analisis harga ekstrim yang sesuai untuk menentukan curah hujan rencana adalah Metode Gumbel, karena mempunyai harga rata-rata D yang lebih kecil yaitu 2,981. Selanjutnya dicari nilai D yang minimum dari setiap nilai D maksimum setiap metode, didapat nilai D maksimum yang mempunyai nilai minimum dari Metode Gumbel adalah 10,961 mm. Nilai D tersebut harus dibandingkan dengan nilai Smirnov-Kolmogorov. Dari Tabel 5.14 untuk data N = 10 dan tingkat probabilitas 5 % didapatkan nilai D = 0,41 x 100% = 41. Sehingga perhitungan dengan metode Gumbel memenuhi syarat untuk menentukan curah hujan maksimum rencana karena nilai Dmaks yaitu 10,961 lebih kecil dari D yang ditetapkan Smirnov – Kolmogorov, yaitu 41.

(16)

0,20 0,10 0,05 0,01 5 0,45 N Nilai Kritis 0,51 0,56 0,67 10 0,32 0,37 0,41 0,49 15 0,27 0,30 0,34 0,40 20 0,23 0,26 0,29 0,36 0,21 0,2 0,32 0,19 0,2 0,29 0,18 0,2 0,27 0,17 0,1 0,16 0,1 0,15 0,1 19 0,23 25 4 0,27 30 2 0,24 35 0 0,23 40 9 0,21 0,25 45 8 0,20 0,24 50 7 0,

Cu ah r hujan maksimum rencana dengan periode ulang 10 tahun dengan metode Gumbel:

305 , 1 1 Indra Susatyo_15003011 72 - Kt 10 ⎣ ⎝ 10 ln n⎢⎡ ⎜⎛ − − = 6 0,5772 l = ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ ⎥ ⎦ ⎤ ⎟ ⎠ ⎞ + π - Xtr= Xratarata +Kt×Sx mm 35 , 121 317 , 14 305 , 1 567 , 102 + × = =

3.3. Kurva Intensitas Hujan

nentuan Intensitas hujan rencana berdasarkan Rumus van Breen dimana curah hujan harian terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah hujan sebesar 90% dari jumlah hujan

ama 24 jam. V. Pe sel mm Xtr I 27,3 4 35 , 121 % 90 4 % 90 = × = =

nsitas basis pada waktu intensitas t=240 menit, ik garis lengkung yang searah dengan garis lengkung intensitas basis. Kurva ini merupakan

itas hujan rencana. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.3. Harga I = 27,3 mm diplotkan pada kurva inte

tar intens

(17)

Gambar 5.3 Kurva Intensitas Hujan

Kurva Intensitas Rencana

V.3.4. Perencanaan Dimensi Saluran Drainase

tchment area, kemudian air yang berasal dari tiap c area ini akan dialirkan menuju saluran drainase yang telah ditentukan dan

a dari beberapa sa i akan bergabung menuju kolam penampungan (storage).

asing-masing catchment area dan skema arah aliran dapat dilihat pada bar lampiran.

Contoh perhitungan penentuan dimensi saluran L4:

Amobil = 4.512,42 m2

- Ataksi = 2.485,4 m2

- total = 6.997,2 m2

nd = 0,013 (koefisien hambatan untuk aspal beton)

s = 0,02

v = 1,5 m/s (kecepatan maksimum ijin untuk bahan beton = 1,5 m/s)

Lomobil = 52,47 m

taksi

L = 86 m

-Pelataran parkir dibagi beberapa ca

cat hment

akhirny luran in

Untuk lebih jelasnya m lem -A - - -- Lo = 28,9 m - menit s 0,02nd lof mobil 1,482 013 , 0 * 47 , 52 * 28 , 3 * 3 2 * * 28 , 3 * 3 2 0,167 0,167 = ⎟ ⎟ ⎞ ⎜ ⎜ ⎛ = ⎟⎟ ⎞ ⎜⎜ ⎛ = t1

(18)

menit s nd l t taksi of 1,341 02 , 0 013 , 0 * 9 , 28 * 28 , 3 * 3 2 * - Indra Susatyo_15003011 74 * 28 , 3 * 3 2 1 167 , 0 167 , 0 = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ = - -menit t t

t1total = 1mobil+ 1taksi =2,823

menit ik v L t 57,33det 0,96 5 , 1 86 2= = = = - Tc=t1+t2=3,783menit

- I = 190 mm/jam (dari Gambar 5.3)

- Q CI A 0,7 190 6.997,2 0,259m /s 000 . 600 . 3 1 1 . . 000 . 600 . 3 3 = × × × = =

- Perhitungan dimensi saluran, saluran yang digunakan segi empat

2 173 , 0 5 , 1 259 , 0 m v Q A= = = 2 2d A= 2 ;b d d b A= × = m d b m d d 588 , 0 294 , 0 2 2 294 , 0 0865 , 0 2 173 , 0 2 173 , 0 2 = × = = = = = =

- Tinggi jagaan (freeboard)

m d 0,5 0,294 0,383 5 , 0 = × = W =

- Panjang Saluran = 86,00 m (dari layout drainase)

-

(

)

0,147 176 , 1 172872 , 0 588 , 0 294 , 0 2 294 , 0 588 , 0 2 × + = = × = + = = b d bd P A R - 0,0074 0,74% 147 , 0 016 , 0 5 , 1 2 3 / 2 2 2 ⎟⎟ = = ⎞ ⎜⎜ ⎛ × = ⎟ ⎟ ⎞ ⎜ ⎜ ⎛ × = V n S 3 ⎟ ⎝ ⎠ ⎜ ⎝ R

Namun karena kemiringan saluran pada beberapa saluran sangat besar, maka kami mengubah besar kecepatan aliran air dari 1,5 m/s menjadi 1,0 m/s dan 0,5 m/s. Hal ini akan mempengaruhi dimensi saluran menjadi lebih besar.

Berikut adalah contoh perhitungan penentuan dimensi saluran L4 setelah mengubah kecepatan aliran: 12,42 m2 taksi 2 - Atotal = 6997,2 m - Akend.pribadi = 45 - A = 2485,4 m 2 Bagja Munggaran_15003081

(19)

- nd = 0,013 (koefisien hambatan untuk aspal beton) -

-

s = 0,02

v = 1,0 m/s (kecepatan maksimum ijin untuk bahan beton = 1,5 m/s)

- Lomobil = 52,47 m Lotaksi = 28,9 m - L = 86 m -- menit s nd l t mobil of 1,482 02 , 0 013 , 0 * 4 , 52 * 28 , 3 * 3 2 * * 28 , 3 * 3 2 1 167 , 0 167 , 0 = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ = - menit s nd l t taksi of 1,341 02 , 0 013 , 0 * 9 , 28 * 28 , 3 * 3 2 * * 28 , 3 * 3 2 1 167 , 0 167 , 0 = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ = menit t t

t1total = 1mobil+ 1taksi =2,823

-- menit v L t 1,433 0 , 1 86 2= = = menit t t Tc= 1+ 2=4,257 I = 190 mm )

-- /jam (dari Gambar 5.3

- Q CI A 0,7 190 6.997,2 0,259m /s 000 . 600 . 3 1 . . 000 . 600 . 3 1 3 = × × × = =

Perhitungan dimensi saluran, saluran yang digunakan segi em

- pat 2 259 , 0 0 , 1 259 , 0 m v Q A= = = 2 2 2 ; d A d b d b A = = × = m d b m d d 720 , 0 360 , 0 2 2 360 , 0 1295 , 0 2 259 , 0 2 259 , 0 2 = × = = = = = =

Tinggi jagaan (freeboard)

-m d

W = 0,5 = 0,5×0,360 =0,42

Panjang Saluran = 86,00 m (dari layout -- drainase)

(

)

1 0,1798 2 720 , 0 360 , 0 2 360 , 0 720 , 0 2 × + = × = + = = b d bd P A R - 440 , 592 , = % 25 , 0 00252 , 0 1798 , 0 016 , 0 0 , 1 2 3 / 2 2 3 2 ⎟⎟ = = ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ × = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ × = R n V S

(20)

_15003011 Bagja Munggaran_15003081

76

Indra Susatyo

Dimensi ini merupakan dimensi optimum yang didapat dari perhitunga emperkecil

kecepatan aliran rencana, dengan debit Q yang sama dengan debit seb un untuk

memudahkan pelaksanaan konstruksi di lapangan, maka dilakukan pengelom n dimensi

saluran menjadi beberapa tipe. Contohnya adalah untuk saluran L4 m ensi

100 cm x 70 cm (Lebar x Tinggi), dengan demikian maka ketinggian aliran akan berubah dari

0,36 m menjadi 0,26 m (dengan semakin membesarnya lebar saluran da enjadi

1,00 m).

Untuk perhitungan dimensi tersebut, berarti perhitungan dimensi optim digunakan. Maka perhitungannya menjadi seperti perhitungan berikut.

Luas area tangkapan, panjang saluran, dan waktu aliran sama besar, yang berbeda mulai dari perhitungan dimensi salurannya.

Dimensi yang digunakan tetap persegi panjang. -- -- -- n dengan m elumnya. Nam pokka enggunakan dim ri 0,72 m m

um tidak bisa lagi

2 259 , 0 0 , 1 259 , 0 m v Q A= = = b A d d b A= × ; = m d d 259 , 0 00 , 1 259 , 0 00 , 1 259 , 0 = = × =

Tinggi jagaan (freeboard)

m d

W = 0,5 = 0,5×0,259 =0,36

Panjang Saluran = 86,00 m (dari layout drainase)

(

)

1,517 0,1704 259 , 0 00 , 1 259 , 0 2 259 , 0 00 , 1 2 × + = = × = + = = b d bd P A R % 27 , 0 0027095 , 0 1704 , 0 016 , 0 0 , 1 2 3 / 2 2 3 2 ⎟⎟ = = ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ × = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ × = R n V S

(21)
(22)

78

_15003011 aran_15003081

Tabel 5.15 Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Drainase Dengan Kecepatan Aliran Rencana Maksimum (v = 1,5 m/s)

Debit Tinggi (d) Lebar (b) Freeboard Luas Basah Keliling

Basah R s

Panjang

Saluran v rencana delta H

(m3/s) m2 m m m m/s m L1 0,157 0,23 0,46 0,34 0,105 0,916 0,1145 1,04% 59,00 1,5 0,611 L2 0,209 0,26 0,53 0,36 0,139 1,056 0,1319 0,86% 37,40 1,5 0,321 L3 0,005 0,04 0,08 0,14 0,003 0,158 0,0198 10,78% 31,70 1,5 3,418 L4 0,259 0,29 0,59 0,38 0,172 1,174 0,1468 0,74% 86,00 1,5 0,640 L5 0,273 0,30 0,60 0,39 0,182 1,206 0,1508 0,72% 97,45 1,5 0,699 L6 0,228 0,28 0,55 0,37 0,152 1,103 0,1378 0,81% 97,45 1,5 0,788 L7 0,668 0,47 0,94 0,49 0,445 1,887 0,2359 0,40% 86,00 1,5 0,340 L8 0,260 0,29 0,59 0,38 0,173 1,178 0,1472 0,74% 86,50 1,5 0,641 L9 0,266 0,30 0,60 0,39 0,178 1,192 0,1490 0,73% 97,40 1,5 0,710 L10 0,006 0,05 0,09 0,15 0,004 0,186 0,0232 8,70% 16,80 1,5 1,461 L11 0,050 0,13 0,26 0,25 0,034 0,519 0,0648 2,21% 35,90 1,5 0,794 L12 0,062 0,14 0,29 0,27 0,041 0,573 0,0716 1,94% 75,05 1,5 1,454 L13 0,496 0,41 0,81 0,45 0,330 1,626 0,2032 0,48% 86,50 1,5 0,417 L14 1,163 0,62 1,25 0,56 0,776 2,491 0,3114 0,27% 86,50 1,5 0,236 G1 0,273 0,30 0,60 0,39 0,182 1,206 0,1508 0,72% 8,00 1,5 0,057 G2 0,006 0,05 0,09 0,15 0,004 0,186 0,0232 8,70% 4,00 1,5 0,348 G3 0,266 0,30 0,60 0,39 0,178 1,192 0,1490 0,73% 8,00 1,5 0,058 Nama Saluran m Indra Susatyo Bagja Mungg

Dari hasil perhitungan di atas, kemiringan saluran (s) maksimum yang terjadi adalah s = 10,78 % pada saluran L3 dan yang terkecil s = 0,27 % pada saluran L14. Dari berbagai kemiringan saluran tersebut, yang menghasilkan perbedaan tinggi terbesar di hulu dan hilir saluran adalah pada saluran L3 sebesar 3,418 m. Hal ini akan membuat ketidaksesuaian ketinggian pada pertemuan antar saluran sehingga perlu dilakukan perhitungan ulang. Perhitungan ulang dilakukan dengan mengurangi kecepatan aliran dari 1,5 m/s menjadi 1,0 m/s dan 0,5 m/s.

(23)

Tabel 5.16 Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Drainase Optimum Dengan Memperkecil Kecepatan Aliran Rencana

Debit Tinggi (d) Lebar (b) Freeboard Luas m 0,1 0,2 0,0 0,2 0,2 0,2 0,6 0,2 0,2 0,0 0,1 0,1 0,4 1,1 0,2 0,0 0,2 Bas R s Panjang

Saluran v rencana delta H

(m3/s) 2 m m m/s L1 0,157 0,28 0,56 0,37 57 0,1402 0,35% 59,00 1,0 0,207 L2 0,209 0,32 0,65 0,40 09 0,1616 0,29% 37,40 1,0 0,109 L3 0,005 0,07 0,14 0,18 09 0,0342 0,58% 31,70 0,5 0,183 L4 0,259 0,36 0,72 0,42 59 0,1798 0,25% 86,00 1,0 0,217 L5 0,273 0,37 0,74 0,43 73 0,1847 0,24% 97,45 1,0 0,237 L6 0,228 0,34 0,68 0,41 28 0,1688 0,27% 97,45 1,0 0,267 L7 0,668 0,58 1,16 0,54 68 0,2889 0,13% 86,00 1,0 0,115 L8 0,260 0,36 0,72 0,42 60 0,1803 0,25% 86,50 1,0 0,217 L9 0,266 0,37 0,73 0,43 66 0,1825 0,25% 97,40 1,0 0,241 L10 0,006 0,08 0,16 0,20 13 0,0402 0,46% 16,80 0,5 0,078 L11 0,050 0,22 0,45 0,34 01 0,1123 0,12% 35,90 0,5 0,042 L12 0,062 0,25 0,50 0,35 23 0,1240 0,10% 75,05 0,5 0,078 L13 0,496 0,50 1,00 0,50 96 0,2489 0,16% 86,50 1,0 0,141 L14 1,163 0,76 1,53 0,62 63 0,3813 0,09% 86,50 1,0 0,080 G1 0,273 0,37 0,74 0,43 73 0,1847 0,24% 8,00 1,0 0,019 G2 0,006 0,08 0,16 0,20 13 0,0402 0,46% 4,00 0,5 0,019 G3 0,266 0,37 0,73 0,43 66 0,1825 0,25% 8,00 1,0 0,020 Nama Salura m ah Keliling Basah m 1,121 1,293 0,274 1,438 1,478 1,350 2,311 1,442 1,460 0,322 0,898 0,992 1,991 3,051 1,478 0,322 1,460 m n

Hasil perhitungan di atas menggunakan perhitungan dengan erkecil kecepatan aliran rencana, dengan demikian kemiringan saluran menjadi

lebih landai. Kemiringan saluran (s) maksimum yang terjadi adalah s = 0,58 % pada saluran L3 dan yang terkecil s = 0,09 % pada saluran L14. Dari

berbagai kemiringan saluran tersebut, yang menghasilkan perbedaan r saluran adalah pada saluran L6 sebesar 0,267 m

dari kem gan s = 0,27 %. Dimensi saluran di atas merupaka nsi optimum yang didapatkan dari hasil perhitungan drainase setiap saluran.

tinggi terbesar di hulu dan hili memp

n dime irin

(24)

ndra Susat 30 Bagja Mungg 80 yo_1500 aran_1500 11 3081

Tabel 5.17 Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Drainase Dengan Pengelompokkan Tipe Saluran

De (m 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 1, 0, 0, 0, bit T (d) nc L1 0, 3% 1,0 L2 0, 3% 1,0 L3 0, 4% 0,5 L4 59 0, 7% 1,0 L5 73 0, 6% 1,0 L6 28 0, 0% 1,0 L7 68 0, 4% 1,0 L8 60 0, 7% 1,0 L9 66 0, 6% 1,0 L10 0,3 13 0, 9% 0,5 L11 0,7 01 0, 3% 0,5 L12 0,7 23 0, 1% 0,5 L13 1,5 96 0,229 8% 1,0 L14 1,5 63 0,381 9% 1,0 G1 1,0 73 0,176 6% 1,0 G2 4 0,3 13 0,033 9% 0,5 G3 7 1,0 66 0,173 6% 1,0 Nama Saluran inggi 3/s) 157 0,1 209 0,2 005 0,0 259 0,2 273 0,2 228 0,2 668 0,4 260 0,2 266 0,2 006 0,0 050 0,1 062 0,1 496 0,3 163 0,7 273 0,2 006 0,0 266 0,2 Lebar 1,00 1,00 0,30 1,00 1,00 1,00 1,50 1,00 1,00 m (b) Freeboard Luas B m 0,28 0,1 0,32 0,2 0,12 0,0 0,36 0,2 0,37 0,2 0,34 0,2 0,47 0,6 0,36 0,2 0,37 0,2 0 0,15 0,0 0 0,27 0,1 0 0,30 0,1 0 0,41 0,4 0 0,62 1,1 0 0,37 0,2 0 0,15 0,0 0 0,37 0,2 asa 2 57 09 09 h Keliling Basah 1,314 1,418 0,362 1,517 1,546 1,456 2,390 1,520 1,533 0,386 0,988 1,052 2,161 3,051 1,546 0,386 1,533 R m 1196 0,4 1473 0,3 0258 0,8 1704 0,2 1766 0,2 1566 0,3 2793 0,1 1711 0,2 1738 0,2 0335 0,5 1021 0,1 1170 0,1 4 0,1 3 0,0 6 0,2 5 0,5 8 0,2 s Panjang Saluran v re m 59,00 37,40 31,70 86,00 97,45 97,45 86,00 86,50 97,40 16,80 35,90 75,05 86,50 86,50 8,00 4,00 8,00 ana delta H m/s 0,256 0,123 0,265 0,233 0,252 0,296 0,121 0,233 0,257 0,100 0,048 0,084 0,158 0,080 0,021 0,024 0,021 m m 6 1 3 6 7 3 5 6 7 4 4 8 3 8 7 ng t

Tabel perh gu n data le dikel mun d gelom mensi erjadi

me ) skipun s rbesar salur sar 0, kemir cil pada

saluran L14 sebesar 0,09 %. Pengelompokkan na embul s terh dimensi

saluran ya at er gan. Pen ran dr apat dilih bel 5.

saluran ya ingan terke adap besar pokkan di 84 %, dan atan ke ata 18. ompokkan terdapat p

se, yaitu dengan cara m ainase ini d engan men an L3 sebe elakukan p at pada Ta . Na ada bar saluran yang telah

edikit. Kemiringan te dimensi saluran drai gelompokkan tipe salu naka , me hitun itungan ng didap di atas meng njadi lebih besar (lebih curam

dari hasil p

(25)

Tabel 5. L2 L3 L5 1,00 Tipe 3 L6 1,00 Tipe 3 L7 0,668 1,50 1,00 1,00 Tipe 4 1,00 Tipe 3 0,50 Tipe 1 L11 0,050 0,70 0,50 0,50 Tipe 2 L ,50 0,50 Tipe 2 L L Nama Sal

18 Pengelompokkan Dimensi Saluran Lebar (b) Tinggi (d) Desain Desain Debit Hitung Tipe Saluran v rencana (m3/s) m/s 0,157 1,00 0,70 1,00 Tipe 3 0,209 1,00 0,70 1,00 Tipe 3 0,005 0,30 0,20 0,50 Tipe 1 uran m L1 L4 0,259 1,00 0,70 1,00 Tipe 3 0,273 1,00 0,70 0,228 1,00 0,70 L8 0,260 1,00 0,70 1,00 Tipe 3 L9 0,266 1,00 0,70 L10 0,006 0,30 0,20 12 0,062 0,70 0 13 0,496 1,50 1,00 1,00 Tipe 4 14 1,163 1,50 1,50 1,00 Tipe 5 G1 0,273 1,00 0,70 1,00 Gorong 1 G2 0,006 0,30 0,20 0,50 Gorong 2 G3 0,266 1,00 0,70 1,00 Gorong 1

gelompokkan dimensi saluran ini terbagi menjadi 5 tipe saluran dan 2 tipe gorong-ng. Saluran terkecil adalah tipe 1 dengan dimensi (lebar x tinggi) 30 cm x 20 cm, dan ran terbesar adalah tipe 5 dengan dimensi 150 cm x 150 cm.

Pen goro salu n Parkir BIJB Dal ada satu

V.4. Estimasi Biaya Konstruksi Pelatara

am perencanaan biaya yang akan dilakukan, dilakukan pemecahan jenis pekerjaan yang dalam konstruksi pelataran parkir BIJB. Jenis pekerjaan yang dilakukan akan dijabarkan

-persatu seperti WBS (Work Breakdown Structure) berikut.

(26)

V.4 Unt tepa dim drai

nstruksi pelataran parkir.

ri awal, etelah persiapan lahan telah selesai dilakukan.

Berikut adalah penjelasan metode pelaksanaan pembuatan saluran drainase:

1. Setelah pekerjaan persiapan selesai dilakukan, kita bisa langsung melakukan pekerjaan tanah dan pekerjaan pelapisan saluran drainase dengan adukan semen (plesteran). Salah satu yang termasuk pekerjaan persiapan ini adalah pengukuran (longitudinal dan cross

section).

2. Pekerjaan tanah

Pekerjaan tanah dalam membuat saluran drainase merupakan pekerjaan galian saluran. Saluran drainase dibuat dengan cara menggali dan membentuk saluran drainase, setelah pekerjaan galian dan timbunan pada pekerjaan persiapan telah mencapai rata datar meja. Lahan yang telah diberi tanda-tanda untuk membatasi saluran drainase kemudian digali dengan cangkul. Pekerja menggali tanah saluran drainase itu hingga mencapai kedalaman yang diinginkan. Setelah selesai digali, kemudian dilakukan pengecekan elevasi dan hasil kerja, sehingga dapat langsung diperbaiki bila terjadi kesalahan.

3. Pekerjaan dinding saluran drainase

Berikut adalah pelaksanaan pekerjaan plesteran:

a. Buat batas dengan tali (benang kasur) untuk membuat batas ketebalan dinding yang sama (3-5 cm), baik horisontal maupun vertikal.

b. Setelah dibuat adukan semen dan pasir (bahan plesteran) dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir, maka dilakukan pemasangan batu bata untuk dinding saluran dan dasar saluran sesuai dengan batas tali yang telah ditentukan, sekaligus dilakukan penempelan dengan menggunakan adukan semen dan pasir tadi.

c. Setelah pasangan batu bata tersebut telah cukup kuat, maka dilakukan pemlesteran dengan campuran semen dan pasir lagi. Pemlesteran dilakukan pekerja dengan cara .3. Metode Pelaksanaan Konstruksi Pelataran parkir BIJB

uk pelaksanaan konstruksi pelataran parkir, tentunya dibutuhkan metode pekerjaan yang t agar tidak terjadi pemborosan bahan, waktu, dan biaya konstruksi. Urutan pekerjaan ulai dari pekerjaan di bagian bawah pelataran parkir, termasuk pekerjaan galian saluran nase.

Berikut adalah metode yang dilakukan untuk pekerjaan pada ko

Konstruksi pelataran parkir BIJB secara garis besar terbagi menjadi tiga (3) pekerjaan, yang meliputi: pekerjaan saluran drainase, pekerjaan struktur perkerasan, dan pekerjaan perlengkapan jalan.

Yang pertama kali akan dijelaskan dalam sub-bab ini adalah pekerjaan saluran drainase. Pekerjaan saluran drainase ini biasanya dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan struktur perkerasan, maksudnya adalah tahap penggalian tanah dapat dilakukan mulai da

s

Indra Susatyo_15003011 82

(27)

kamprotan dengan jarak lemparan + 50 cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 3-5 cm. Ratakan dengan roskam, sehingga dinding saluran halus dan rata. d. Bersamaan dengan kamprotan pada dinding saluran, kemudian langsung dilanjutkan

dengan membuat lapisan pada dasar saluran dengan ketebalan + 5 cm. Kemudian jangan lupa juga diratakan dan dihaluskan, agar air dapat mengalir dengan baik. e. Setelah plesteran kering, dilakukan curing dengan menyiram dengan air untuk

menghindari retak pada plesteran.

Sedangkan untuk pembuatan struktur lapis perkerasan pelataran parkir, metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan Sub Base dan Base

Pekerjaan sub base dilakukan setelah pekerjaan pemadatan tanah selesai. Selanjutnya dilakukan pencampuran dan pembuatan material sub base. Pencampuran dilakukan dengan motor grader atau alat lain pada kadar air yang dikehendaki. Setelah dilakukan penebaran material dan perataan, dilakukan pemadatan dengan menggunakan mesin gilas (three steel rollers), mesin gilas roda karet (pneumatic tired rollers). Penggilasan dilakukan dari tepi menggeser ketengah, berjalan dengan paralel dengan as jalan dan diusahakan berlangsung terus tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. 2. Pekerjaan Lapis Permukaan (LASTON)

Material bitumen harus dipanaskan terlebih dahulu, pemanasan tersebut harus diusahakan tetap dan kontinu agar dapat mensupply mixer dengan aspal pada temperatur yang ditentukan. Agregat yang akan dipakai dalam campuran harus dikeringkan dan dipanaskan sebelum pengadukan. Pemanasan hendaknya diatur agar agregat tidak menjadi rusak dan kotor.

Setelah dipanaskan agregat disaring menjadi 3 fraksi dan diangkut ke bin-bin yang terpisah untuk persiapan dicampur dengan aspal. Pencampuran dilakukan pada temperatur yang disyaratkan dimana temperatur agregat tidak boleh berbeda lebih besar

dari 140C terhadap temperatur bitumen.

Pengadukan dilakukan dengan menggunakan batching plant, campuran agregat harus terlebih dahulu diaduk dalam keadaan kering, kemudian aspal dalam jumlah tertentu ditambahkan dalam campuran dan diaduk paling sedikit 45 detik atau lebih lama agar semua partikel dari agregat telah tercampur dengan aspal. Setelah mixing dilakukan, adukan tersebut diangkut ke lokasi untuk proses penghamparan.

Setelah adukan dihamparkan, segera permukaannya harus diperiksa lagi yaitu kepadatannya, bentuk dan ketebalannya, bila perlu harus segera diperbaiki. Pemadatan

(28)

Indra Susatyo_15003011 Bagja Munggaran_15003081

84

dilakukan dengan roller ini hendaknya dimulai dari tepi, berangsur-angsur menggeser ke tengah. Pada tempat-tempat dimana roller tidak dapat bekerja karena sempitnya ruangan atau terdapat rintangan-rintangan, maka lapisan aspal dipadatkan dengan alat pemadat tangan. Penggilasan harus dilakukan terus menerus untuk mencapai kepadatan yang merata.

V.4.4. Perhitungan Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB

Untuk perhitungan biaya konstruksi pelataran parkir ini dibutuhkan data-data untuk menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan. Data-data itu antara lain: luas lahan yang akan dikerjakan, spesifikasi material dan kualitas bahan yang akan digunakan, jumlah pekerja, jumlah alat yang digunakan, dan lain-lain. Namun dalam menghitung Rincian Anggaran Biaya sudah ada faktor pengali tiap-tiap bahan, alat, dan upah yang dipengaruhi dari produktifitas alat, pekerja, dan jumlah bahan yang terbuang. Rincian koefisien alat, bahan material, dan upah pekerja dapat dilihat contohnya dalam

Tabel 5.19.a Analisis Harga Satuan Untuk Pekerjaan Lapis Per

perhitungan berikut:

mukaan (1 dari 3) N0 KODE

I ASUMSI

1 Menggunakan cara mekanik 2 Lokasi pekerjaan: parkir pelataran

L 3 Jarak Rata-rata base camp ke lokasi pekerj t 4 Tebal Lapisan permukaan

Tk 5 Jam Kerja efektif 6 berat jenis bahan

D1 - AC

D2 - Agregat kasar (72,5%) D3 - Agregat halus (22,5%) D4 - Filler (5%)

D5 - Aspal(7%)

7 faktor kehilangan material Fh1 - Agregat kasar

Fh2 - Agregat halus

askan dengan AMP untuk dimuat langsung ke dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan

3 campuran panas AC dihamprkan dengan asphalt finisher dan dipadatkan dengan tandem roller dan pneumatic tire roller 4 selama pemadatan,sekelompok pekerja merapihkan

tepi hamparan dengan alat bantu

URAIAN KOEF SATUAN

aan 0,5 Km 0,06 m 7,00 Jam 2,35 ton/m3 2,68 ton/m3 2,44 ton/m3 2,71 ton/m3 1,03 ton/m3 1,05 1,09 Fh3 - Filler 1,03 Fh4 - Aspal 1,02 II URUTAN KERJA

1 Wheel Loader memuat agregat dan asphalt ke dalam AMP 2 Agregat dan aspal dicampur dan dipan

(29)

Tabel 5.19.b Analisis Harga Satuan Untuk Pekerjaan Lapis Permukaan (2 dari 3)

III PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA 1 Bahan m1 1.a AC =D1x1m2xtx0,93 0,13113 Ton 1.b Agregat m2 -Kasar = 0,725x((D1x0,06 m3)/D2)*Fh1 0,04005084 m3 m3 -Halus = 0,225x((D1x0,06 m3)/D3)*Fh2 0,01417223 m3 m4 -Filler = 0,05xm1 0,0065565 ton m5 1.c Aspal = 0,07xD5x1m2xt 0,00987 ton

2 Alat dan tenaga kerja 2.a Wheel Loader

V -Kapasitas Bucket 1,5 m3

Fb -Faktor Bucket 0,9

Fa -Efisiensi alat 0,9

Waktu siklus

T1 -waktu muat 0,75 menit

T2 -lain-lain 0,25 menit

TS1 1 menit

Q1 kap prod/jam= (VxFbxFax1m2x60)/(m2+m3+m4)xTs1 1199,41612 m2/jam

Koef alat/m2 0,00083374 jam

2.b Asphalt Mixing Plant(AMP)

V -Kapasitas produksi 50 Ton/jam

Fa -Faktor efisiensi alat 0,9

Q2 kap. prod/jam = (VxFa)/(D1xt) 319,148936 m2/jam

Koef alat/m2 0,00313333 jam

2.c Genset

Q3 kap produksi=AMP 319,148936 m2/jam

Koef alat/m2 0,00313333 jam

2.d Dump truck

V kapasitas 8 Ton

fa faktor efisiensi alat 0,9

v1 kec rata-rata bermuatan 25 km/jam

v2 kec rata-rata bermuatan kosong 50 km/jam

Q2b kap AMP/Batch 0,5 ton

tb waktu menyiapkan 1 batch AC 0,5 menit

waktu siklus

T1 - waktu mengisi =(V:Q2b)xtb 8 menit

T2 - waktu angkut = (L/v1)x60 mneit 1,2 menit

T3 - waktu tunggu+dump+putar 0,5 menit

T4 - waktu kembali= (L/v2)x60 mneit 0,6 menit

TS2 10,3 menit

Q4 kap prod/jam=(Vxfax60)/(D1xtxTS2) 297,459203 m2/jam

(30)

_15003011 Bagja Munggaran_15003081

86

Indra Susatyo

Tabel 5.19.c Analisis Harga Satuan Untuk Pekerjaan Lapis Permukaan (3 dari 3)

2.e TANDEM ROLLER

v Kec rata-rata alat 1,5 km/jam

b Lebar efektif pemadatan 1,2 m

n Jumlah lintasan 6 lintasan

Fa Faktor efisiensi alat 0,9

Q4 kap prod/jam=vx1000xbxFa/n 270

koef alat/m2 0,0037037 m2/jam

tenaga kerja

-mandor 1 orang

-pekerja 2 orang

Qt produksi HRS/hari = Tk x Q1 1890 m2/hari

koefisien tenaga/m2

-mandor = (Tk*M)/Qt 0,0037037 orang -pekerja = (Tk*P)/Qt 0,00740741 orang

2.f PNEUMATIC TIRE ROLLER

v Kec rata-rata alat 1,5 km/jam

b Lebar efektif pemadatan 1,5 m

n Jumlah lintasan 6 lintasan

Fa Faktor efisiensi alat 0,9

Q5 kap prod/jam=vx1000xbxFa/n 337,5

koef alat/m2 0,00296296 jam

2.g Ashpalt Finisher

V -Kapasitas produksi 40 Ton/jam

fa -Efisiensi alat 0,9

Q6 Kap prod/jam =(VxFa)/(D1xt) 255,319149 m2/jam

koef alat/m2 0,00391667 jam

2.h Alat Bantu

-kereta dorong 2 buah

-sekop 3 buah

-garpu 2 buah

-tongkat kontrol ketebalan penghamparan

Selanjutnya sebelum berapa volum

yang akan dibangun. Berikut ad berdasarkan luas dari

menghitung besar biaya pembangunan tersebut, kita harus mengetahui e pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam hal ini adalah luas pelataran parkir alah rincian luas alahan parkir yang akan dibangun,

(31)

Tabel 5.20.a Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB (1 dari 5)

No. Keterangan

Kode dan Nama Kegiatan Satuan

Ukur Volume

Satuan Ukur

Harga per

Satuan Ukur Volume Jumlah Biaya (Rp)

Indeks Harga 1 2 3 4 6 7 8 9 = 7*8 10=9/8 11 PEMBANGUNAN BARU M2 29.456,30 29.456,30 9.170.102.614 PELATARAN PARKIR 101.232.844 1 Galian Drainase M3 10.219,86 909,72 9.297.186,37 10.220 A UPAH

- Pekerja galian (L01) jam 4.700,00 0,2142 1.006,69

- Mandor (L03) jam 7.865,00 0,0535 421,15

B BAHAN

C ALAT

- Dump Truck (E8) jam 81.600,00 0,0955 7.792,02

- Alat Bantu Ls 1.000,00 1,0000 1.000,00

2 Plesteran Saluran Drainase M3 119.206,87 744,53 88.753.567,22

A UPAH - Pekerja (L01) jam 4.700,00 4,0161 18.875,50 - Tukang (L02) jam 7.600,00 1,2048 9.156,63 - Mandor (L03) jam 7.865,00 0,4016 3.158,63 B BAHAN - Semen (PC) (M12) zak 70,90 78,8618 5.591,43 - Pasir (M01) M3 55.708,37 0,2365 13.176,36

- Batu bata merah M2 17.400,00 3,4000 59.160,00

C ALAT

- Conc. Mixer (E06) jam 46.200,00 0,1967 9.088,32

- Alat Bantu Ls 1.000,00 1,0000 1.000,00

3 Gorong2 pipa beton 60 cm x 75 cm M1 159.104,53 20 3.182.090,60

A UPAH

- Pekerja (L01) jam 4.700,00 1,3364 6.280,91

- Tukang Batu (L02) jam 7.600,00 0,1670 1.269,55

- Mandor (L03) jam 7.865,00 0,1670 1.313,81 B BAHAN - Beton K-300 (M37) M3 719.600,23 0,1500 107.940,03 - Baja Tulangan (M39) Kg 7.596,60 4,5633 34.665,55 - Urugan Tanah (M08) M3 15.193,19 0,0444 674,97 - Mat. Pilihan (M09) M3 21.776,91 0,2737 5.959,71 C ALAT - Alat Bantu Ls 1.000,00 1,0000 1.000,00 I. DRAINASE

Keluaran (Output) Masukan (Input)

Jenis/Rincian Masukan

(32)

Tabel 5.20.b Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB (2 dari 5)

PEMBANGUNAN BARU 4.064.111.868,45

PELATARAN PARKIR II.1 PERKERASAN BERBUTIR

1 Lapis pondasi bawah M2 19.923,81 29.456,30 586.881.753,90

Sirtu kelas C A UPAH - Pekerja (L01) jam 4.700,00 0,0037 17,41 - Mandor (L03) jam 7.865,00 0,0074 58,26 B BAHAN - Sirtu (M16) M3 62.726 0,1200 7.527,08 C ALAT

- Wheel Loader (E15) jam 223.200,00 0,0357 7.967,87

- Dump Truck (E09) jam 81.600,00 0,0060 486,42

- Motor Grader (E13) jam 208.800,00 0,0009 193,35

- Vibratory Roller (E19) jam 192.000,00 0,0037 711,17

- P. Tyre Roller (E18) jam 81.600,00 0,0030 241,78

- Water Tanker (E23) jam 81.600,00 0,0211 1.720,48

- Alat Bantu Ls 1.000,00 1,0000 1.000,00

2 Lapis pondasi M2 118.047,08 29.456,30 3.477.230.114,55 Luas perkerasan (M2)

Batu pecah kelas B 29.456,30

A UPAH

- Pekerja (L01) jam 4.700,00 0,0037 17,41

- Mandor (L03) jam 7.865,00 0,0074 58,26

B BAHAN

- Bahan Agr.Base Kelas B (M27) M3 165.822 0,5400 89.543,91

C ALAT

- Wheel Loader (E15) Jam 223.200,00 0,0357 7.967,87

- Dump Truck (E09) Jam 81.600,00 0,1454 11.866,32

- Motor Grader (E13) Jam 208.800,00 0,0117 2.445,78

- Tandem Roller (E17) Jam 192.000,00 0,0178 3.427,04

- Water Tanker (E23) Jam 81.600,00 0,0211 1.720,48

- Alat Bantu Ls 1.000,00 1,0000 1.000,00

II. STRUKTUR PERKERASAN

(33)

PEMBANGUNAN BARU II.2 PERKERASAN ASPAL 2.465.842.156,31

PELATARAN PARKIR 1 Laston Lapis Permukaan (AC-WC) M2 65.477,64 29.456,30 1.928.728.865,83 tebal = 6 cm

A UPAH - Pekerja (L01) jam 4.700,00 0,0037 17,41 - Mandor (L03) jam 7.865,00 0,0074 58,26 B BAHAN - Agregat Kasar (M03) M3 70.901,56 0,0401 2.839,61 - Agregat Halus (M04) M3 71.914,44 0,0142 1.019,19 - Filler (M05) Kg 820,43 6,5000 5.332,81 - Aspal (M10) Kg 5.064,40 9,8700 49.985,60 C ALAT

- Wheel Loader (E15) Jam 223.200,00 0,0008 174,10

- AMP (E01) Jam 1.066.540,19 0,0031 3.338,27

- Genset (E12) Jam 97.200,00 0,0031 304,24

- Dump Truck (E09) Jam 97.200,00 0,0034 326,59

- Asp. Finisher (E02) Jam 122.400,00 0,0039 479,81

- Tandem Roller (E17) Jam 97.200,00 0,0037 360,22

- P. Tyre Roller (E18) Jam 81.600,00 0,0030 241,54

- Alat Bantu Ls 1.000,00 1,0000 1.000,00

2 Lapis resap pengikat (PC) Liter 12.156,16 44.184,45 537.113.290,48 1,5 L / M2

A UPAH

- Pekerja (L01) jam 4.700,00 0,0602 283,13

- Mandor (L03) jam 7.865,00 0,00

Tabel 5.20.c Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB (3 dari 5)

B BAHAN 0,0000

- Aspal (M10) Kg 5.064,40 1,5019 7.605,99

- Kerosene (M11) liter 4.051,52 0,7419 3.005,78

C ALAT

- Asp. Sprayer (E03) Jam 45.600,00 0,0060 274,70

- Compressor (E05) Jam 52.800,00 0,0094 495,00

(34)

90

PEMBANGUNAN BARU 57.778.

Tabel 5.20.d Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Pelataran Parkir BIJB (4 dari 5)

004,46 .229,52 177,57 355,51 589,88 548,60 444,66 .960,81 .420,00 .960,00 000,00 P N PA Marka Thermoplastis M2 7,03 55 7.036 s = 10 cm, UPAH is total = 5569,25 m - Pe 2. - T 1. - Ma BA - C 55. - T 7. - Bl 8 AL - C 3 - Dump T 3 - Alat Ban 1. Rambu jal 6.823.528,84 10 bh UPAH - Pekerja B 3.639,37 - Tukang 3.530,96 - Mandor 1.218,03 BAHAN - Pelat Ra 232.962,28 - Pipa Ga 415.280,59 - Beton K 9.084,54 - Cat, dan 2.000,00 ALAT - Dump T 12.637,12 - Alat Ban 2.000,00 Patok pen 1.459.598,00 20 bh UPAH - Pekerja B 3.468,56 - Tukang 2.804,37 - Mandor 725,54 BAHAN - Beton K 20.120,84 - Baja Tu 35.333,07 - Cat, dan 1.000,00 ALAT - Dump T 7.527,52 - Alat Ban 2.000,00 NGKAPAN JALAN ELATARA RKIR 1 A B C 2 A B C 3 A B C III. 84.45 jam 4.7 jam 7.6 jam 7.8 Kg 33.9 Liter 7.0 Kg 23.5 Jam 45.6 Jam 52.8 Ls 1.0 BH 682.3 jam 4.7 jam 7.6 jam 7.8 BH 232.9 Batang 415.2 M3 567.7 Ls 2.0 Jam 81.6 Ls 2.0 BH 72.9 jam 4.7 jam 7.6 jam 7.8 M3 567.7 Kg 7.5 Ls 1.0 Jam 81.6 Ls 2.0 6,93 00,00 0,4633 00,00 0,1784 65,00 0,0750 56,74 1,6359 90,16 1,0500 81,07 0,3800 00,00 0,0750 00,00 0,0750 00,00 1,0000 52,88 10 00,00 0,7743 00,00 0,4646 65,00 0,1549 62,28 1,0000 80,59 1,0000 83,78 0,0160 00,00 1,0000 00,00 0,1549 00,00 1,0000 79,90 20 00,00 0,7380 00,00 0,3690 65,00 0,0922 83,78 0,0354 96,60 4,6512 00,00 1,0000 00,00 0,0922 00,00 1,0000 4 lbr gari pjg gar kerja Biasa (L01) ukang (L02) ndor (L03) HAN at Marka hinner ass Bit AT ompresor (E05) ruck (E08) tu an iasa (L01) (L02) (L03) mbu (M35a) lvanis (M24) -225 (M38) bahan lainnya ruck (E08) tu garah iasa (L01) (L02) (L03) -225 (M38) langan (M39) material lainnya ruck (E08) tu PERLE

(35)

Tabel 5.20.e Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Pelataran Parki BIJB (5 dari 5) r

4 Patok KM BH 245.864,81 10 2.458.648,10 10 bh

A UPAH

- Pekerja Biasa ( jam 4.700,00 0,52

- Tukang (L02) 0,20

- Mandor (L03) 0,10

B BAHAN

- Beton K-225 ( 0,15

- Baja Tulangan 18,90

- Cat, dan mate 1,00

C ALAT

- Dump Truck ( 0,10

- Alat Bantu 1,00

Harga Konstruksi 6.6

PPn+Overhead (10%A 10,0 6

Mobilisasi & Demobil 3,0 2

PPh (10% A+B+C) 10,0 7

8.3

MK 10,0 8

Total biaya Program 9.1

Luas Total Perkerasan Biaya per M2 L01) M38) (M39) rial lainnya E08) ) isasi, dll 43 97 49 12 00 00 49 00 % % % % 2.464,37 1.593,97 824,78 85.848,91 143.575,67 1.000,00 8.557,12 2.000,00 88.964.873,41 68.896.487,34 20.735.840,82 57.859.720,16 36.456.921,73 33.645.692,17 70.102.613,90 jam jam M3 Kg Ls Jam Ls A B 1 C 3 D 1 E F 1 E Rp 7.600,00 7.865,00 567.783,78 7.596,60 1.000,00 81.600,00 2.000,00 0% A % (A+B) 0% (A+B+C) 0% E + F 29.456,30 M 311.312,11 / SUB TOT 2 M2 AL

Dari Tabel 5.20, perhitungan estimasi biaya untuk konstruksi pelataran parkir adalah Rp. 6.688.964.874,-, se bahkan berbagai biaya

seperti pajak, biaya mobilisasi alat, overhead, pajak, keuntungan, dan ma me anya ai 102.614,- un lahan

seluas 29.456 m2, sehingga biaya tiap m2-nya adalah Rp. 311.3

tuk telah ditam Rp. 9.170. namun mencap n konstruksi, biay naje 12,-.

Gambar

Tabel 5.2  Kebutuhan Ruang Parkir Minimum di Bandara Internasional Jawa Barat  Ruang parkir Ruang/kendaraan Luas lahan
Gambar 5.1 Ruang Drop-off dan Drop-in pada BIJB
Tabel 5.5  Ketebalan Lapisan Permukaan
Gambar 5.2  Potongan Melintang Tebal Perkerasan Rencana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penyusunan tugas akhir (skripsi) ini adalah untuk membangun sebuah simulasi pembelajaran metode pencarian relatif hash search yang mendukung proses

MOTIF DAN KEPUASAN KHALAYAK PEREMPUAN PADA CONTENT BEAUTY DALAM PORTAL WOLIPOP.COM ABSTRAK Oleh: Dwita Asri Latar belakang dalam penelitian ini dimana khalayak berperan aktif

Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan

1. Peningkatan partisipasi dan kinerja produksi pada tingkat kelompok sasaran dalam hal pemilihan bahan baku olahan, penanganan serta preparasi bahan baku

Bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan PP SNP Pasal 8 Ayat (3), yang berkaitan dengan ketentuan mengenai kedalaman muatan kurikulum; Pasal 10 Ayat (3), yang berkaitan dengan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Double Exponensial Smoothing dengan Metode Linier Satu Parameter Brown.. Peramalan yaitu suatu kegiatan

[r]

Zat ini dapat membentuk sebuah lapisan pelindung pada permukaan kulit yang akan melindungi kulit atau mukosa dari iritasi, dalam hal ini asam sulfat