• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Butir/Item Uji Validitas Uji Reliabilitas. tedi last 10/16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Butir/Item Uji Validitas Uji Reliabilitas. tedi last 10/16"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Butir/Item Uji Validitas Uji Reliabilitas tedi – last 10/16

(2)

LATAR BELAKANG

Scaling yang dibuat sering tidak sempurna, dan

kesalahan mungkin terjadi dalam pengukuran

variabel-variabel yang bersifat abstrak/latent yang tidak dapat

diukur secara langsung (persepsi, sikap, perilaku).

Oleh karena itu sebelum instrumen pengumpul data

(kuesioner) secara final digunakan, perlu dilakukan :

1.

Analisis Butir (Analisis Item)

2.

Uji Validitas

(3)

ANALISIS BUTIR

Analisis item (Analisis butir) digunakan untuk mengetahui apakah item-item dalam instrumen pengumpul data tersebut perlu

disertakan atau tidak.

Dalam hal ini, setiap item pertanyaan/pernyataan diuji

kemampuannya dalam membedakan diantara subjek dengan skor

tinggi dan subjek dengan skor rendah terhadap total skornya *.

Nilai rata-rata skor diuji untuk mendeteksi perbedaan signifikansi

melalui ‘t-value’, dimana item yang memiliki ‘t-value’ tinggi 

disertakan dalam instrumen, sementara yang memiliki ‘t-value’

rendah - tidak disertakan.

Catatan :

* = analisis butir dalam terminologi validitas termasuk dalam teknik pengujian validitas internal.

(4)

UJI VALIDITAS

Uji validitas digunakan untuk memastikan kemampuan instrumen (yang dipilih peneliti) dalam mengukur konsep tertentu yang bersifat abstrak. Terminolodi validitas dalam desain eksperimen terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Validitas Internal (berkenaan dengan keterkaitan sebab-akibat). Suatu instrumen dikatakan valid secara internal bila terdapat kesesuian antara bagian-bagian instrumen dengan instrument secara keseluruhan.

2. Validitas Eksternal (berkenaan dengan kekuatan generalisasi pada lingkungan eksternal). Suatu instrument dikatakan valid secara eksternal jika data yang diperoleh sesuai dengan informasi lain mengenai variabel yang dimaksud.

Tipe validitas yang digunakan dalam Uji kesesuaian pengukuran secara statistik adalah :

1. Content Validity, atau Face Validity

2. Criterion-related Validity

(5)

…lanjutan : uji validitas Content Validity :

validitas isi digunakan untuk memastikan bahwa pengukuran atas satu set item (unsur indikator/ dimensi) telah memadai dan representatif sesuai dengan konsep/teori. Pengujian validitas isi dapat dilakukan melalui pertimbangan para pakar (sebagai panelis).

Criterion-related Validity :

Validitas ini digunakan untuk mengukur perbedaan individual terhadap kriterianya, dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total menggunakan teknik korelasi product moment (metode interkorelasi dengan kaidah keputusan r > 0,3 = valid).

Construct Validity :

diukur dengan Goodness of Fit Index (GFI), bilamana GFI > 0.90 maka instrumen bersangkutan dikatakan valid (Hair et. al., 1992) (software LISREL 8.30 atau AMOS Rel. 4.01) ; Atau dapat diukur dengan analsis faktor konfirmatori, yaitu F1 (satu) faktor yang bermakna bila eigen value > 1 atau keragaman komulatif sekitar 75 %.

(6)

Contoh : Validitas Eksternal.

Faktor-faktor yang digunakan untuk mengukur kecakapan auditor :

1. Tingkat Pendidikan Formal

2. Pendidikan Dan Pelatihan

3. Pengalaman Kerja sebagai Auditor

Bila selama ini kecakapan auditor dinilai berdasarkan sertifikasi, maka faktor yang memiliki validitas tertinggi dapat di ukur sbb :

(7)

Output SPSS :

Ternyata nilai koefisien korelasi tertinggi adalah antara Sertifikasi dengan Tingkat Pendidikan Formal (rsertifikasi pendidikan = 0.803)  jadi faktor yang valid untuk mengukur kecakapan auditor adalah Tingkat Pendidikan Formal dibanding Diklat dan Pengalaman.

H10 fx

A B C D E

1 SERTIFIKASI PENDIDIKAN DIKLAT PENGALAMAN

2 SERTIFIKASI 1.00

3 PENDIDIKAN 0.803 1.00

4 DIKLAT 0.392 0.504 1.00

5 PENGALAMAN 0.560 0.363 0.056 1.00

(8)

Contoh : Uji Validitas Internal.

(9)

Correlations 1.000 .243 .382* .177 -.259 .517** . .098 .019 .175 .084 .002 30 30 30 30 30 30 .243 1.000 .411* .184 -.262 .440** .098 . .012 .165 .081 .008 30 30 30 30 30 30 .382* .411* 1.000 .464** -.302 .631** .019 .012 . .005 .053 .000 30 30 30 30 30 30 .177 .184 .464** 1.000 -.093 .627** .175 .165 .005 . .313 .000 30 30 30 30 30 30 -.259 -.262 -.302 -.093 1.000 .302 .084 .081 .053 .313 . .052 30 30 30 30 30 30 .517** .440** .631** .627** .302 1.000 .002 .008 .000 .000 .052 . 30 30 30 30 30 30 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 TOTX1 X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 TOTX1

Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). *.

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). **.

(10)

Bila diketahui r

tabel (df : n-2)

= 0,374, maka Interpretasi :

 rX1-1 : tot = 0,517 > 0,374 : Valid

 rX1-2 : tot = 0,440 > 0,374 : Valid

 rX1-3 : tot = 0,631 > 0,374 : Valid

 rX1-4 : tot = 0,627 > 0,374 : Valid

 rX1-5 : tot = 0,302 < 0,374 : Tidak Valid. Atau:

 X1-1 : tot = 0,002 < 0,05 : Valid

 X1-1 : tot = 0,008 < 0,05 : Valid

 X1-1 : tot = 0,000 < 0,05 : Valid

 X1-1 : tot = 0,000 < 0,05 : Valid

 X1-1 : tot = 0,052 > 0,05 : Tidak Valid.

(11)

UJI RELIABILITAS

Reliabilitas pengukuran mengindikasikan

stabilitas

dan

konsistensi

instrumen dalam mengukur konsep. Dalam

hal ini pengukuran yang dilakukan secara berulang dan

menghasilkan hasil yang relatif sama (konsisten) maka

instrumen pengukuran tersebut dianggap memiliki

tingkat reliabilitas yang baik.

Uji Reliabilitas dapat dikelompokan :

1.

Stabilitas pengukuran

: Test re test, Alternative-forms

(12)

…lanjutan : uji reliabilitas

Test-Retest Reliability

:

Koefisien

reliabilitas

diperoleh

dengan

mengulang

pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda (across

time). Korelasi diantara skor-skor yang diperoleh pada dua

waktu yang berbeda merupakan koefisien test-retest.

Misalnya:

Pada Hari Ke-1 ditanyakan: “Bagaimana tanggapan bapak/ibu

mengenai pembagian wewenang dan tanggungjawab di

perusahaan ini ?”

Pada hari ke 28 pertanyaan yang sama ditanyakan kembali

kepada responden yang sama.

Bila jawabannya sama, maka reliabilitas instrumen

pengukuran semakin baik dari faktor stabilitasnya.

(13)

…lanjutan : uji reliabilitas

Parallel form Reliability :

Reliabilitas instrumen diperoleh melalui respon yang stabil atas suatu construct yang ditanyakan dengan bentuk (form) – biasanya kalimat - yang berbeda.

Misalnya:

“Menurut pandangan bapak/ibu, pembagian tugas dan tanggungjawab di perusahaan ini seimbang”.

Pada form yang lain (bisa juga urutan nomor yang berbeda) ditanyakan kembali construct yang sama dengan kalimat yang

berbeda, “Apakah di perusahaan bapak/ibu, ditemukan adanya

bagian/unit yang beban tugas dan tanggungjawabnya lebih berat dari bagian/unit yang lainnya ?”

Bila jawabannya mengarah kepada construct yang sama berarti reliabilitasnya semakin tinggi.

(14)

…lanjutan : uji reliabilitas

Internal Consistency Reliability :

Konsistensi internal suatu pengukuran mengindikasikan adanya homogenitas dari item-item dalam suatu pengukuran yang sesuai dengan construct-nya. Reliabilitas ditunjukan bila item dan subset item dalam suatu pengukuran memiliki korelasi yang tinggi.

Pengujian internal consistency reliability yang umum digunakan

adalah Koefisien Cronbach ‘s Alpha, dengan langkah kerja :

1. Menyajikan data dalam Tabel Analisis Butir, lengkap dengan

nilai total skor dan nilai varians .

2. Hitung Statistik Uji Cronbach’s Alpha Coefficient :

) ) ( 1 )( 1 ( 2 2 t b k k    

 3. Gunakan Kaidah Keputusan :

Bila ά > rtable (df : n-2) maka instrument adalah Reliabel

(15)

Contoh : Uji Reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha.

(16)

Hasil perhitungan secara manual :

Atau : Output SPSS :

Bila diketahui rtabel (df : n-2) = 0,374, berarti ά > rtable (df : n-2) Dengan demikian, instrument tersebut Reliabel.

Adaptasi contoh dari : Suliyanto (2015) ) ) ( 1 )( 1 ( 2 2 t b k k    

  ) 0,637 921 , 2 525 , 1 1 )( 1 4 4 (     

(17)

.

Referensi

Dokumen terkait

bantuan pemilihan kelompok peminatan dan skala stigma pada guru BK.. Skala yang diberikan adalah jenis kuesioner tertutup dimana

Transformator yang digunakan mempunyai 3 belitan sehingga untuk mencari daya output pada tanggal 7 maret 2016 s/d 11 maret 2016 dengan menggunakan persamaan (2.48)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah aspek psikologi tokoh utama dalam novel Tarian Ombak

Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya bencana banjir maka dapat dilakukan analisis penilaian tingkat bahaya dan kerentanan wilayah terhadap

a) Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan.. b) Vitamin D berfungsi untuk pembentukan tulang bayi baru lahir, vitamin D juga

3) Penyalahgunaan kewenangan dalam arti menyalahgunakan prosedur yang seharusnya dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi telah menggunakan prosedur lain

Berdasarkan hasil uji kausalitas antara IPM dan pertumbuhan ekonomi pada semua provinsi yang diamati dalam pengujian ini dapat dirumuskan beberapa saran sebagai berikut: 1)

Kepatuhan BUS terhadap aturan yang telah dikeluarkan oleh OJK, yaitu terkait dengan peraturan OJK Nomor 8/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten Atau Perusahaan