• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, yang merupakan catur tunggal. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama di sekolah. Tarigan (2008: 22) menyebutkan bahwa penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah maksud dan tujuan sang penulis, pembaca, waktu dan kesempatan.

Pembelajaran keterampilan menulis yang dilakukan di sekolah memiliki berbagai bentuk. Salah satunya adalah keterampilan menulis puisi. Hal ini sesuai dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia di SMP kelas VIII yaitu menulis puisi. Dalam pembelajaran menulis puisi siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan menulis puisi, tetapi juga mencermati diksi, dan memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat puisi yang menarik untuk dibaca.

(2)

2

Menurut Waluyo (2005: 1) puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata betul-betul dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan. Kata-kata yang digunakan berima dan memiliki makna konotatif atau bergaya figuratif.

Menulis puisi merupakan satu ketrampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan ketrampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai tulisan (Nurgiyantoro, 2002: 309)

Menurut Supriyoko (via Hartono, 2007: 2), kemampuan membaca dan menulis anak-anak Indonesia berada pada peringkat paling bawah apabila dibandingkan dengan anak-anak Asia. Hal ini terjadi karena siswa kurang mendapat latihan yang cukup dalam pembelajaran menulis. Selain itu terjadi karena siswa kurang mendapat latihan yang cukup dalam pembelajaran menulis. Selain itu, guru juga kurang inovatif dalam mengajar terutama dalam pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Selama ini pembelajaran menulis masih diberikan secara tradisional dengan menekankan pada hasil tulisan siswa, bukan pada proses yang seharusnya dilakukan (Hartono, 2007: 2). Padahal pendekatan pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan proses belajar siswa yang pada akhirnya, dapat meningkatkan hasil belajar.

(3)

3

Dalam praktek pembelajaran menulis puisi di sekolah ditemukan beberapa masalah yang dialami oleh siswa di antaranya: (1) Siswa kurang berminat dalam menulis puisi, (2) Siswa menganggap puisi itu membosankan, (3) Siswa merasa menulis puisi harus mengikuti aturan atau kaidah (terkait tentang pemilihan kata, rima, dan bait), (4) Siswa selalu terbentur dengan ide atau inspirasi. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Rahmanto (2004: 44) bahwa hambatan-hambatan dalam pembelajaran puisi berhubungan dengan anggapan bahwa secara praktis puisi tidak ada gunanya lagi. Di samping itu, adanya prasangka bahwa mempelajari puisi tidak ada gunanya lagi. Puisi sebagai karya sastra bisa terwujud apabila kemampuan siswa tersebut di dukung oleh seorang guru.

Pendapat-pendapat di atas kiranya dapat dimengerti, mengingat ketrampilan menulis merupakan ketrampilan yang produktif dan bersifat mekanistis. Akan tetapi, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa adanya ketidakmampuan siswa dalam menulis puisi sebagai akibat kesalahan siswa sepenuhnya. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran ideal dalam pengajaran Bahasa Indonesia khususnya kemampuan menulis puisi juga bergantung dari pihak pengajar. Guru yang kurang kreatif dalam penyampaian materinya dapat menjadi salah satu faktor penghambat proses pembelajaran.

Salah satu penyebab yang berasal dari guru adalah guru kurang dapat memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif. Berdasarkan permasalahan di atas seorang guru haruslah dapat menjadi fasilitator dan motivator kepada siswa sehingga tujuan dari pembelajaran sastra khususnya menulis kreatif puisi dapat terlaksana dengan baik.

(4)

4

Dari beberapa fenomena yang dijelaskan di atas juga terjadi di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Pada sekolah ini terdapat 10 kelas pada masing-masing kelasnya. Sedangkan dari pihak pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 6 guru. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2011 dengan salah seorang guru Bahasa Indonesia yaitu Ibu Amrik Mahanani S.Pd, terungkap bahwa ketrampilan menulis kreatif puisi siswa kelas VIII D masih kurang memuaskan. KKM yang berlaku dalam kompetensi menulis kreatif puisi di kelas VIII adalah 75, sedangkan hasil rata-rata kelulusan yang diperoleh untuk masing-masing kelasnya adalah kelas VIII A = 85%, kelas VIII B = 80% , dan kelas VIII D = 65%.

Berdasarkan diskusi yang dilakukan antara peneliti dan guru, akhirnya disepakati bahwa pemilihan dan penggunaan pendekatan dalam pembelajaran menulis perlu dikaji dan diteliti lebih lanjut. Kelas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII D. Alasan dipilihnya kelas ini karena pada kelas VIII D hasil rata-rata untuk menulis kreatif puisi masih kurang baik, sedangkan pada kompetensi kebahasaan yang lain dapat diperoleh kelulusan lebih dari 75%. Dari hasil wawancara dengan guru diperoleh keterangan, bahwa Kelas VIII D sebenarnya memiliki potensi akademik yang baik. Permasalahan yang dialami adalah karena kurang tepatnya pemilihan dan penggunaan pendekatan dalam pembelajaran.

(5)

5

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan proses sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi. Penggunaan metode ini diharapkan dapat menggantikan pengajaran yang bersifat tradisional yang biasanya menekankan pada hasil tanpa mencermati bagaimana sesungguhnya proses yang dilalui siswa dalam kegiatan menulis.

Pendekatan proses merupakan suatu langkah kegiatan yang dilakukan dari persiapan sampai pemublikasian. Menurut Tompinks (2010: 52-60) pendekatan proses memiliki lima tahapan yaitu pramenulis, membuat draf, merevisi, menyunting dan, mempublikasikan. Dengan melakukan berbagai tahap dalam pendekatan proses diharapkan mampu mengatasi kesulitan siswa dalam menentukan ide, menemukan tema, dan dalam merangkai kata sehingga akan tercipta suatu karya puisi yang utuh. Selain itu, penggunaan prosedur dalam pendekatan proses diharapkan mampu menghasilkan bukan hanya ketrampilan menulis pada siswa, tetapi peningkatan pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas.

Berdasarkan berbagai alasan yang telah diungkapkan di awal maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji tentang implementasi pendekatan proses untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII D SMP Negeri 15 Yogyakarta.

(6)

6 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka timbul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain :

1) Proses menulis puisi melalui pendekatan proses pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta.

2) Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam mengajarkan menulis puisi.

3) Kesulitan- kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menulis puisi dengan pendekatan proses.

4) Hasil peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi dengan pendekatan proses pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta.

5)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi dengan peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi dengan pendekatan proses pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut, kemudian dirumuskan permasalahan pada bagaimana peningkatan ketrampilan menulis puisi dengan menggunakan pendekatan proses pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta?

(7)

7 E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi dengan pendekatan proses siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

1) Bagi siswa hasil penelitian ini dapat dijadikan motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar khususnya dalam apresiasi puisi tingkat yang tertinggi yakni menghasilkan karya puisi.

2) Bagi guru hasil penelitian ini dapat dijadikan inspirasi bahwa guru selalu dituntut untuk menciptakan pembelajarn yang kreatif, inovatif, menyenangkan, dan bermakna.

3) Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dengan selalu memberi peluang kepada guru untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya.

G. Batasan Istilah

Agar diperoleh pemahaman yang sama antara penyusun dan pembaca tentang istilah pada judul penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan istilah.

1) Menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi seseorang kepada pembaca dalam bentuk tulisan yang berisi tentang gagasan, ide, pesan, perasaan, dan pengalamannya.

(8)

8

2) Puisi merupakan sebuah karya sastra seseorang yang merupakan ekspresi pikiran dan pengalaman yang ditungkan dalam bentuk tulisan yang dipadatkan, dipersingkat serta memperhatikan unsur bunyi dan pemilihan kata-kata kias sehingga menciptakan wujud tulisan yang indah.

3) Pendekatan proses merupakan suatu langkah kegiatan yang dilakukan dari persiapan (pramenulis), membuat draf, merevisi, menyunting dan, mempublikasikan.

Referensi

Dokumen terkait

Ada hanya sedikit bukti bahwa pemantauan laboratorium mencegah kematian akibat keracunan obat, tetapi ada sangat banyak bukti bahwa tidak mengobati infeksi HIV yang bergejala

Cooling Water Pump (CWP) berfungsi untuk mensirkulasikan cooling water untuk mendinginkan lube oil dan udara pendingin generator yang terdiri.. dari dua buah

Kedepannya kami berusaha dan berharap Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 ini dapat dimanfaatkan dalam menyusun perencanaan maupun evaluasi program

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu Nomor 4 Tahun 1996 tentang Retribusi Parkir Kendaraan (Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu Nomor 6 Seri B Nomor

bahwa jika berkurangnya penjualan melampaui batas jarak tersebut yaitu lebih dari 11 (sebelas) botol produk maka perusahaan akan menderita kerugian sedangkan bila

• 4 tim yang lolos babak penyisihan akan mengikuti babak final • Lintasan berbeda dari babak seleksi dan babak penyisihan • 2 tim akan bertanding pada satu lintasan yang

Segala puji dan syukur penulis pandjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa izin serta rahmat-Nya yang telah memberikan hidayahnya yang berupa ketekunan dan kemampuan serta

Material According to ASME BPV Code Section II Manufacturing by precision machine (CNC) ENGINEERING.. Calculating and Drawing