• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

A. Pengertian Buku

Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lembar kertas yang berjilid. Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.

1. Jenis Buku a) Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Saya novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah atau sepotong berita".

Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel dalam Bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.

b) Majalah

Majalah (bahasa Inggris: magazine, periodical, glossies atau serials) adalah penerbitan yang dicetak menggunakan tinta pada kertas, diterbitkan berkala, misalnya mingguan, dwimingguan, atau

(2)

bulanan. Majalah berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi, yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Biasanya, majalah didanai oleh iklan, harga penjualan, biaya berlangganan yang dibayar di awal, atau ketiganya.

c) Kamus

Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Ia berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi sesuatu perkataan. Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus. Biasanya hal ini terdapat dalam kamus bahasa Perancis.

d) Komik

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

e) Ensiklopedia

Ensiklopedia (/énsiklopédia/) adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-artikel dengan satu topik bahasan pada tiap-tiap artikel yang disusun

(3)

berdasarkan abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak dalam bentuk rangkaian buku yang tergantung pada jumlah bahan yang disertakan.

f) Kitab suci

Kitab Suci adalah gabungan dari dua kata yaitu Kitab dan Suci. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Kitab memiliki arti sebuah buku sedangkan kata Suci memiliki arti ( bersih, dalam arti keagamaan yaitu bebas dari dosa, bebas dari noda, bebas dari kesalahan ). Didalamnya berisi Wahyu Tuhan yang di bukukan yang memuat ajaran-ajaran tentang seluruh aspek kehidupan bagi seluruh umat beragama.

g) Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut. Dalam biografi tersebut dijelaskan secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua, bahkan sampai meninggal dunia. Semua jasa, karya, dan segala hal yang dihasilkan atau dilakukan oleh seorang tokoh dijelaskan juga. 2

B. Sejarah Kesenian Dolalak

Kesenian dolalak muncul dari kesenian yang sudah ada pada sekitar tahun 1915 di desa Trirejo kecamatan Loano, kota Purworejo. Pada awalnya terdapat sekelompok orang / paguyuban

(4)

di sebuah pesantren. Tokoh yang mendirikannya yaitu Ronodimejo, Rejotaruni, Duriyat. Dahulu disana terdapat kesenian kemprang/rebana. Karena sering menyaksikan kebiasaan tentara yang ada di tangsi Belanda saat itu di purworejo, Mereka terinspirasi untuk mengaplikasikan gerakan tentara untuk divariasikan ke dalam kesenian kempran tersebut. Di sinilah keunikan dari usur percampuran kesenian yang sudah ada dan dengan gerak-gerik tersebut (akulturasi).

Kesenian yang semula kaku akhirnya memiliki gerak baru yang lebih variatif. Kostumnya sendiri mirip dengan seragam serdadu/tentara Belanda. Seperti Topi serdadu, Pangkat di pundak dan rumbai, warna dan kacamatanya. Namun tetap ada selendang yang dililtkan sebagai properti atau aksesoris, selendang ini juga menjadi letak akulturasi budaya pada kesenian tari Dolalak.

Walaupun sudah mempunyai gerak, tetap ada masyarakat yang yang menyebut kesenian tersebut dinamakan Tanjidur atau Cidur, angguk atau banginun. Pada akhirnya pada tahun 1970-an kesenian tersebut sepakat dinamakan Dolalak.

Dolalak berasal dari notasi “do”,“la” dan “la”. Dimana penduduk Indonesia tidak asing dengan notasi tersebut dan lebih mudah dipahami. Dengan lafal Jawa kata tersebut diprononsasikan dengan Dolalak.

Iringan awal dolalak yaitu tembang atau syair/pantun yang sudah ada dan diiringi dengan kemprang/rebana, kendang atau lebih dominan dengan Beduk. Akhirnya mereka mempunyai inspirasi menambahkan hal yang bias disajikan dengan gerak tari. Awalnya Dolalak merupakan media penyebaran agama disisipi dengan hiburan, semakin kesini kesenian semakin berkembang dan lebih menjadi hiburan, tetapi tidak merubah syair lagu pengiring.

(5)

Untuk anak-anak, syair pengiring kesenian tari dolalak dapat disesuaikan dengan usia tanpa mengurangi patokan/pakem lirik yang sudah ada.

Lagu pengiring ikan cucut merupakan lagu yang mudah dipahami oleh anak-anak dan terdapat nuansa pergaulan dimana penari harus melakukan dengan minimal 2 orang, karena tari dolalak merupakan tarian masal dan disajikan dengan lebih dari 4 orang. 3

C. Buku Ilustrasi

Secara umum dapat dikatakan, desain komunikasi visual yang tidak disertai ilustrasi cenderung monoton, kurang informatif, kurang menyenangkan, dan tidak memiliki unsur eye catcher. Adanya ilustrasi dimaksudkan untuk memperjelas informasi atau pesan dan sekaligus sebagai alat untuk menarik perhatian pembaca (attention grabber). Kendati demikian, ilustrasi yang kurang berkualitas dapat menjadi bumerang, berbalik merusak desain dan menghancurkan image. Buku ilustrasi adalah buku yang menampilkan hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik sini rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Ilustrasi pada sebuah buku bertujuan untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna. Fungsi khusus ilustrasi antara lain:

a) Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita.

b) Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah.

c) Memberikan bayangan langkah kerja.

(6)

d) Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia.

e) Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan. 4

D. Layout Dalam Desain Komunikasi Visual

Menurut wdagdi (1993:31) desain komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari rasionalitas. Ada beberapa macam layout dalam bidang Desain Komunikasi Visual, diantaranya sebagai berikut:

a) Mondrian Layout-Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/portrait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

b) Multi Panel Layout - Bentuk media informasi dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya).

c) Picture Window Layout-Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure).

d) Copy Heavy Layout - Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing teks (copy).

e) Frame Layout-Suatu tampilan media informasi dimana border/bingkai/frame-nya membentuk suatu naratif.

(7)

bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap/ warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan teknik fotografi.

f) Type Specimen Layout - Tata letak media informasi yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa Head Line saja. g) Circus Layout - Penyajian media informasi yang tata letanya

tidak mengacu pada ketentuan baku, komposisi gambar visualnya, bahkan kadang- kadang teks dan susunannya tidak beraturan.

h) Jumble Layout - Penyajian media informasi yang merupakan kebalikan dari circus layout, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

i) Grid Layout - Suatu tata letak media informasi yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain media informasi tersebut seolah olah bagian perbagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.

j) Bleed Layout - Sajian media informasi dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau trim sudah dipotong.

k) Vertical Panel Layout - Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi layout media informasi tersebut. Vertical dan membagi layout media informasi tersebut.

l) Alphabet Inspired Layout - tata letak media informasi yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita)

(8)

m) Angular Layout - penyajian media informasi dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.

n) Informal Balance Layout - Tata letak media informasi yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang.

o) Brace Layout - Unsur-unsur dalam tata letak media informasi membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa terbalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.

p) Two Mortises Layout - Penyajian bentuk media informasi yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.

q) Quadran Layout - Bentuk tampilan media informasi yang gambarnya dibagi menjadi 4 (empat) bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi empat sama besar).

r) Comic Strips Layout - Penyajian media informasi yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captionnya.

s) Rebus Layout - Susunan layout media informasi yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita. 5

E. Tahap Perkembangan Psikologis dan Motorik Anak Usia 9-11 tahun

Masa kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara

(9)

lain sebagai berikut :

a) Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi ( apabila jasmaninya sehat dna banyak prestasi yang diperoleh )

b) Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional

c) Adanya kecenderungan memuji diri sendiri ( menyebut nama sendiri )

d) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain e) Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal

itu dianggap tidak penting. 6

Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau perkembangan motorik anak. Ketrampilan motorik ini dibagi dua jenis, yaitu (a) Ketrampilan atau gerakan kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik dan turun tangga ; dan (b) Ketrampilan motorik halus atau ketrampilan memanipulasi, seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola, serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan. (Audrey Curtis, 1998; Elizabeth Hurlock, 1956).

Perkembangan Ketrampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock (1956) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu, yaitu : a) Melalui ketrampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan

(10)

memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar, dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.

b) Melalui ketrampilan, motorik anak dapat beranjak dari kondisi kehidupannya, ke kondisi yang “independence” (bebas, tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan “self confidence” (rasa percaya diri). c) Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan sekolah (taman kanak-kanak) atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris- berbaris.

d) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk menjadi anak yang “fringer” (terpinggirkan). Perkembangan ketrampilan motorik sangat penting bagi perkembangan “self- concept” atau kepribadian anak. 7

Pada usia 9-11 sebaiknya diisi kegiatan yang dapat merangsang perkembangan motorik anak seperti menari yang dapat merangsang kecerdasan anak, seperti kecerdasan secara musikal, yaitu kepekaan dan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama, pola titinada, dan warna nada serta apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musical dam kecerdasan secara kinestetis yaitu kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengolah objek, respons dan refleks.

7 Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hal. 104-105

Referensi

Dokumen terkait

Bagi orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang

Penggunaan baja ringan dan alumunium untuk kerangka bangunan utama dan atap mulai Penggunaan baja ringan dan alumunium untuk kerangka bangunan utama dan atap mulai dilakukan

Verifikasi terhadap materi pengaduan yang mencakup tugas dan fungsi dalam perangkat daerah tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d diterima oleh UPP

Baik bagian depan maupun belakang kendaraan, sistem suspensi bekerja secara masing-masing atau dengan kata lain dalam kendaraan roda empat memiliki dua sistem yang bekerja

DAPTAR TARF.L. Teori Akusisi Data. Sistem IiO Pacta IBM PC. Slor Fkspansi Pad<t fRM PC... Pro:;rammable Peripheral Interface 8255. Konversi Data Analog Ke Digital. Analog

Izin mendirikan bangunan, yang selanjutnya disingkat IMB, adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemohon untuk membangun baru, rehabilitasi/renovasi,

Nasution, Bismar, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum, disampaikan pada dialog interaktif tentang penelitian hukum dan hasil penulisan

Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang berwenang dalam menyelesaikan perkara Yudicial Review maka melalui Putusan Nomor 10/PUU-VI/2008 yang menyatakan