• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rendahnya konsumsi susu dan produk olahan susu dari masyarakat Indonesia menyebabkan pemahaman yang baik tentang berbagai aspek yang mempengaruhi kons

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rendahnya konsumsi susu dan produk olahan susu dari masyarakat Indonesia menyebabkan pemahaman yang baik tentang berbagai aspek yang mempengaruhi kons"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI

TERHADAP KONSUMSI SUSU DAN PRODUK OLAHAN

SUSU

(Impacts of Socio Economic Factors on Milk and Milk Product

Consumption)

PENDAHULUAN

Susu merupakan bahan pangan bemilai gizi

tinggi

yang dapat diolah menjadi berbagai produk olahan susu seperti susu cair (UHT, pasteurisasi), susu bubuk, susu kental, keju, mentega, yogurt, es krim, permen (karamel), dodol, dan lain sebagainya . Susu merupakan bahan pangan yang sangat bermanfaat bagi manusia, antara lain menunjang pertumbuhan, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah osteoporosis, dan berbagai manfaat lain, sehingga susu baik dikonsumsi sepanjang usia . Akan tetapi, meskipun mempunyai banyak

ENmo ARININGSIH

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebyakan Pertanian, Bogor

ABSTRACT

The purpose of this paper is to analyze the impact of socio-economic factors on milk and milk product consumption . Socioeconomic factors considered were income, degree of urbanization, location from the governmental center, education level of the head of household, family size, and stage of the household in the family life cycle . Data used in this analysis are the primary data of Susenas 2005 from BPS-Statistics Indonesia. The data was analyzed descriptively using cross tabulation . The results showed that income, degree of urbanization, and education level of the head of household had positive impacts on the consumption of milk and milk product, whereas family size showed negative impact . Meanwhile, consumption of milk and milk products were higher in Java than off-Java and higher for the household stage with average age of children less than 6 years .

Keyword : Socioeconomic factor, consumption, milk

ABSTRAK

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap konsumsi susu dan produk-produk olahan susu . Hal tersebut meliputi pendapatan, derajat urbanisasi, letak dari pusat pemerintahan, tingkat pendidikan kepala keluarga, ukuran keluarga, dan tahapan rumah tangga dalam siklus kehidupan keluarga. Data yang digunakan adalah data primer Susenas 2005 . Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabulasi silang . Hasil analisis menunjukkan bahwa pendapatan, derajat urbanisasi, dan tingkat pendidikan kepala keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi susu dan produk-produk olahan susu, sebaliknya ukuran keluarga menunjukkan dampak yang negatif. Sementara itu, konsumsi susu dan produk-produk olahan susu lebih tinggi di Jawa (dimana pusat pemerintahan berada) daripada di luar Jawa dan lebih tinggi pada tahapan rumah tangga dimana usia anak rata-rata kurang dari 6 tahun .

Kata kunci : Faktor sosial ekonomi, kosumsi, susu

manfaat, konsumsi susu dan produk-produk olahan susu masyarakat Indonesia masih sangat rendah (SHIDDIEQY, 2006 ; KHOMSAN

dalam MEDIA INDONESIA, 18 Maret 2004 ; PIKIRAN RAKYAT, 4 September 2007;

SUSUPLUSDOTCOM, 10 Juli 2007 ; KOMPAS CYBER MEDIA, 19 Juli 2005 ; NURYANTI,

2007). Berbagai faktor dikemukakan mengenai penyebab rendahnya susu tersebut, diantaranya faktor sosio budaya, harga susu yang relatif mahal, pola pikir dan pola hidup dan sebagainya, namun pada umumnya hanya mengulas dari satu atau dua sudut pandang saja.

(2)

produk tersebut sangat penting untuk dilakukan . Dengan demikian dapat diambil langkah-langkah kebijakan yang tepat dalam upaya untuk meningkatkan konsumsi produk susu . Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap konsumsi susu dan produk-produk olahan susu. Diharapkan hasil penelitian ini akan berguna bagi pengambil kebijakan dalam bidang pangan dan gizi, khususnya dalam upaya peningkatan konsumsi susu dan produk-produk olahannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai cakupan nasional dengan menggunakan adalah data primer Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik . Data dianalisis secara deskriptif-kualitatif dengan menggunakan tabulasi silang . Faktor-faktor yang dianalisis adalah pendapatan, derajat urbanisasi, letak dari pusat pemerintahan, tingkat pendidikan kepala keluarga, ukuran keluarga, dan tahapan rumah tangga dalam siklus kehidupan keluarga.

Pendapatan rumah tangga diproksi dari pengeluaran rumah tangga . Dalam analisis ini pendapatan rumah tangga dikelompokkan menjadi tiga kelompok sesuai dengan pengelompokan yang dilakukan oleh World Bank, yaitu 40 persen kelompok pendapatan rendah, 20 persen kelompok pendapatan sedang/menengah, dan 20 persen kelompok pendapatan tinggi . Derajat urbanisasi ditunjukkan oleh wilayah perkotaan yang menunjukkan derajat urbanisasi yang tinggi dan perdesaan yang menunjukkan derajat urbanisasi yang rendah. Letak domisili rumah tangga dari pusat pemerintahan ditunjukkan oleh Jawa (tempat pusat pemerintahan berada) dan luar Jawa. Tingkat pendidikan kepala keluarga dikelompokkan menjadi tiga, yaitu setingkat SD (atau kurang), SMTP/SMPTA,

dan diploma (atau lebih tinggi) . Ukuran rumah tangga dicirikan dari banyaknya jumlah anggota rumah tangga . Sementara itu, tahapan rumah tangga dalam siklus kehidupan keluarga

12 tahun, (4) usia anak rata-rata 12 hingga 17 tahun, (5) usia anak rata -rata lebih dari 17 tahun, (6) tak ada anak dan usia istri lebih dari 40 tahun .

Pendapatan

Pendapatan merupakan faktor utama penentu daya beli keluarga (SIMATUPANG dan ArUAm (1999), sehingga pendapatan merupakan faktor utama penentu kombinasi barang dan jasa yang dapat diperoleh keluarga . Tabel 1 menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga berdampak positif terhadap konsumsi susu dan produk olahan susu, baik secara keseluruhan maupun untuk masing-masing jenis produk susu yang dianalisis . Dengan kata lain, tingkat konsumsi produk susu meningkat seiring dengan semakin tingginya pendapatan. Dalam hal ini meningkatnya pendapatan berarti meningkat-nya daya beli nunah tangga tersebut, termasuk daya bell terhadap berbagai produk susu .

Sampai saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia beranggapan bahwa susu merupakan barang mahal dan oleh karena itu minum susu merupakan suatu kemewahan . Hal tersebut terutama dirasakan oleh masyarakat berpendapatan rendah . Irawan (2002) menunjukkan bahwa diantara berbagai pangan sumber protein hewani, harga per satuan protein susu adalah yang termahal kedua setelah protein daging ruminansia. Mahalnya harga susu berdampak pada rendahnya konsumsi susu masyarakat Indonesia, yaitu hanya sekitar 5 .516 1/kap/tahun setara susu murni atau 1 .765 kg/kap/th setara susu bubuk (Tabel 1) . Hasil temuan HERMArrro et al.,

(1996) menunjukkan bahwa respon permintaan terhadap perubahan harga produk-produk peternakan, termasuk susu, adalah elastis bagi konsumen yang mempunyai pendapatan rendah dan sedang, sehingga disimpulkan bahwa kebijakan yang mendorong penurunan harga produk peternakan akan berimplikasi luas terhadap pemerataan gizi masyarakat .

(3)

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

Tabel 1 . Konsumsi susu dan produk olahan susu menurut kelompok pendapatan (kg/kap/tahun *)

Sumber :SUSENAS(2005), BPS (diolah) Keterangan : *Setara susu bubuk

Produk susu yang biasa dikonsumsi oleh hasil survei yang dilakukan perusahaan riset rumah tangga di Indonesia berupa susu murni, pasar global Canadian pada tahun 2004 yang susu cair produksi pabrik, susu kental manis, mengungkapkan bahwa dibandingkan dengan susu bubuk, dan susu bubuk bayi . Produk negara-negara lain, Indonesia menjadi satu-olahan susu seperti keju, yogurt, dan produk- satunya negara yang konsumsi susu cairnya produk olahan susu lainnya secara umum dapat jauh lebih rendah daripada susu bubuk .

dikatakan tidak biasa dikonsumsi oleh masyarakat, yang ditunjukkan oleh sangat

Derajat urbanisasi rendahnya tingkat konsumsi keju dan produk

olahan susu lainnya yang masing-masing

Derajat urbanisasi dapat merefleksikan hanya mencapai 0,008 dan 0,018 kg/kap/tahun.

pengaruh komposit dari faktor-faktor seperti Di antara berbagai produk susu yang

biasa potensi untuk memasak makanan di nunah, dikonsumsi rumah tangga di Indonesia, tingkat

konsumsi susu kental manis adalah yang paling aksesibilitas terhadap berbagai jenis toko tinggi (0,639 kg/kap/tahun), diikuti oleh susu makanan, termasuk warung/rumah makan/ bubuk (0,618 kg/kap/tahun), sementara tingkat restoran, yang menyediakan pilihan makanan konsumsi susu murni dan susu cair pabrik yang beraneka ragam, perbedaan dalam hal relatif sangat rendah, masing-masing sebesar lingkungan sosial, kultural, dan ekonomi 0,256 dan 0,166 1/kap/tahun atau 0,082 dan seperti kesempatan kerja dan pendidikan, dan 0,053 kg/kap/tahun setara susu bubuk (Tabel pengaruh media massa. Gabungan dari faktor-1),

faktor tersebut menyebabkan konsumsi produk susu semakin meningkat seiring dengan Dengan demikian, profil konsumsi susu di semakin tingginya derajat urbanisasi . Dapat Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas dilihat pada Tabel 2 bahwa urbanisasi konsumen susu di Indonesia memilih susu berdampak positif terhadap konsumsi susu bubuk dan susu kental manis dibandingkan secara keseluruhan maupun untuk tiap-tiap dengan susu cair. Hal senada diungkapkan oleh produk susu .

KHOMSAN dalam PIKIRAN RAKYAT (30 April 2008). Pernyataan KHOMSAN tersebut didasari

Tabel 2 . Konsumsi susu dan produk olahan susu menurut derajat urbanisasi (kg/kap/tahun *)

Sumber :SUSENAS(2005), BPS (diolah) Keterangan : *Setara susu bubuk Letak dari Pusat Pemerintahan

juga dapat merefleksikan pengaruh komposit dari faktor-faktor seperti potensi untuk Seperti halnya derajat urbanisasi, letak memasak makanan di rumah, aksesibilitas domisili rumah tangga dari pusat pemerintahan terhadap berbagai jenis toko makanan,

Kelom ok enda atanp p

p mumiSusu Susu cairSusu kental Susupabrik

manis

bubuk

Susu bubuk

bayi Keju Lainnya Total

Rendah 0,031 0,022 0,263 % 116 0,146 0,001 0,003 0,582

Sedang 0,069 0,053 0,694 0,523 0,413 0,001 0,018 1,172

Tinggi 0,211 0,114 1,282 1,814 0,613 0,037 0,049 4,119

Total 0,082 0,053 0,639 0,618 0,346 0,008 0,018 1,765

Wilayah Susu murni Susu cair pabrik Susu kental

manis Susu bubuk

Susu bubuk

bayi Keju Lainnya Total Kota 0,165 0,075 0,630 1,192 0,586 0,019 0,035 2,901

(4)

perbedaan dalam hal lingkungan sosial, kultural, dan ekonomi seperti kesempatan kerja dan pendidikan, dan pengaruh mass media. Hal ini juga terkait dengan kondisi berbagai infrastruktur yang umumnya lebih baik dengan sema kin dekatnya ke pusat pemerintahan (Jawa), yang terjadi sebagai akibat dari pembangunan yang terlalu bias ke Jawa, yang

berdampak pada ketertinggalan wilayah luar Jawa .

Seperti ditunjukkan pada Tabel 3, rumah tangga yang berdomisili di Jawa yang identik dengan pusat pemerintahan mengonsumsi lebih banyak produk susu dibandingkan dengan rumah tangga yang berdomisili di luar Jawa . Hal ini terkait pula dengan distribusi pengembangan sapi perah yang sangat timpang antara di Pulau Jawa dan di wilayah-wilayah lainnya. Statistik menunjukkan bahwa sampai saat ini pengembangan ternak sapi perah praktis terpusat di Pulau Jawa, dimana pada

tahun 2005 sekitar 97,5 persen populasi sapi perah di Indonesia berada di Pulau Jawa (DITJEN PETERNAKAN, 2006). Terpusatnya

pengembangan sapi perah di Jawa

menyebabkan perbedaan tingkat konsumsi susu murni yang mencolok antara Jawa dan luar Jawa. Sifat susu murni yang mudah sekali rusak menyebabkan susu murni hanya dapat dikonsumsi oleh rumah tangga di sekitar peternakan sapi perah tersebut, terlebih kandungan bakteri dalam susu segar yang dihasilkan peternak sapi perah Indonesia masih sangat tinggi, jauh lebih tinggi daripada kandungan bakteri dalam susu segar impor (PIKIRAN RAKYAT, 12 Agustus 2003). Hal tersebut juga menjelaskan penyebab lebih rendahnya konsumsi susu murni dibandingkan susu bubuk dan susu kental manis yang jauh lebih tahan lama dan jauh lebih mudah didistribusikan .

Tabel3 . Konsumsi susu dan produk olahan susu menurut letak domisili rumah tangga dari Pemerintahan (kg/kap/tahun *)

Pusat

Somber :SuSENAS(2005), BPS(diolah) Keterangan: *Set= susu bubuk

Tingkat pendidikan kepala keluarga Ukuran keluarga

Tingkat pendidikan berkorelasi erat dengan Ukuran keluarga, dalam hal mt pendapatan dan pengetahuan tentang pangan direpresentasikan sebagai jumlah anggota dan gizi . Semakin tinggi tingkat pendidikan, keluarga, mempengaruhi konsumsi susu dan maka pendapatan dan pengetahuan tentang produk olahan susu secara negatif . Dengan pangan dan gizi semakin meningkat pula, demikian, penambahan ukuran keluarga dapat sehingga konsumsi susu dan produk-produk diasosiasikan dengan pengurangan konsumsi olahan susu semakin meningkat, seperti susu dan produk-produk olahannya . ditunjukkan oleh Tabel 4 .

Tabel 4. Konsumsi susu dan produk olahan susu menurut tingkat pendidikan kepala keluarga (kg/kap/tahun *)

Somber:SUSENAS(2005), BPS(diolah) Keterangan :*Setarasusu bubuk

Pendidikan Susu murni Susu cair pabrik

Susu kental manis

Susu bubuk Susu bubuk

bayi Keju Lainnya Total

< SD 0,039 0,034 0,454 0,203 0,158 0,001 0,008 0,896

SMTP/A 0,109 0,067 0,919 0,992 0,557 0,006 0,029 2,678

>_ Diploma 0,408 0,174 1,092 3,036 1,210 0,103 0,068 6,092

Lokasi Susu mumi Susu cair Susu kental

pabrik mams

Susu bubuk Susu bubuk

bayi Keju Lainnya Total

Jawa 0,139 0,062 0,608 0,669 0,364 0,013 0,025 1,881

(5)

Hasil ini sejalan dengan temuan beberapa penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh HARIANTO (1994), KEMALAWATY (1999), dan RACHMAN (2001) . Kondisi tersebut terjadi karena pengaruh penambahan anggota keluarga terhadap pengeluaran rumah tangga menurun dengan semakin meningkatnya ukuran keluarga, seperti yang ditunjukkan oleh hasil penelitian BUSE dan SALATHE (1978) .

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

Tahapan rumah tangga dalam siklus kehidupan keluarga

Usia istri dan kehadiran serta rata-rata umur anak-anak dalam keluarga/rumah tangga, seperti direpresentasikan oleh variabel siklus kehidupan keluarga, mempengaruhi konsumsi susu dan produk olahan susu, seperti ditunjukkan pada Tabel 5 .

Tabel 5. Konsumsi susu dan produk olahan susu menurut ukuran keluarga (kg/kap/tahun *)

Sumber:SusENAs(2005), BPS (diolah) Keterangan : *Setara susu bubuk

Tabel 6 . Konsumsi susu dan produk olahan susu menurut tahapan rumah tangga dalam siklus kehidupan keluarga (kg/kap/tahun*)

Sumber:SUSENAS(2005), BPS (diolah) Keterangan : *Setara susu bubuk

Hasil analisis menunjukkan bahwa rumah tangga yang mempunyai anak berumur rata-rata di bawah 6 tahun (tahap 2) mengkonsumsi produk susu dengan jumlah terbesar dibandingkan rumah tangga yang berada dalam tahapan-tahapan Lainnya, dimana sumbangan terbesar berasal dari susu bubuk dan susu bubuk bayi. Pola konsumsi susu seperti tertera pada Tabel 6 tersebut menunjukkan bahwa bagi umumnya masyarakat Indonesia kebiasaan meng-konsumsi susu hanya terdapat

pada masa anak-anak (balita), padahal mengingat kandungan gizi susu yang begitu baik, kebiasaan mengkonsumsi susu seharusnya merupakan kebiasaan semua umur, tidak terbatas pada anak-anak saja .

Hasil kajian CHERNICHCOVSKY dan

MEESOK (1984) menunjukkan bahwa dengan kelahiran anak-anak rumah tangga mengkonsumsi lebih banyak susu, yang berkurang pada rumah tangga yang jumlah anggota dewasanya lebih banyak . Padahal,

Tahapan Susu

mumi

Susu cair Susu kental Susu Susu bubuk pabrik manis bubuk bayi

Keju Lainnya Total Tak ada anak dan usia istri <

40 tahun 0,116 0,062 0,874 0,692 0,000 0,003 0,022 1,801

Usia anak rata-rata < 6 tahun 0,073 0,068 0,795 1,047 1,135 0,012 0,029 3,158 Usia anak rata-rata antara 6

hingga 12 tahun 0,074 0,056 0,620 0,514 0,244 0,009 0,012 1,530

Usia anak rata-rata 12 hingga

17 tahun 0,050 0,047 0,494 0,415 0,159 0,008 0,019 1,192

Usia anak rata-rata lebih dari

17 tahun 0,121 0,045 0,509 0,489 0,101 0,009 0,015 1,290

Tak ada anak dan istri > 40

tahun 0,099 0,025 0,532 0,585 0,014 0,002 0,022 1,280

Jumlah anggota

rumah tangga Susu mumi

Susu cair pabrik Susu kental manis Susu bubuk Susu bubuk bayi

Keju Lainnya Total

<_ 2 0,096 0,053 0,785 0,674 0,055 0,004 0,026 1,694 3 0,081 0,058 0,707 0,689 0,494 0,005 0,018 2,053 4 0,095 0,060 0,657 0,601 0,406 0,008 0,020 1,848 5 0,091 0,054 0,576 0,575 0,378 0,007 0,018 1,699 6 0,048 0,038 0,476 0,566 0,328 0,014 0,010 1,479 >_7 0,038 0,029 0,387 0,505 0,365 0,021 0,010 1,354

(6)

gula susu) pada masa dewasa karena enzim laktase di dalam tubuhnya rendah . Oleh karena itu, kebiasaan minum susu sebaiknya dipraktikkan terus sejak usia dini sampai dewasa, sehingga tubuh akan senantiasa terlatih untuk mencerna susu . KHOMSAN (MEDIA INDONESIA, 18 Maret 2004) menyatakan bahwa sekitar 60 persen masyarakat Indonesia memiliki sifat lactose intolerance.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pendapatan, derajat urbanisasi, dan tingkat pendidikan kepala keluarga ber-pengaruh positif terhadap konsumsi susu dan produk-produk olahan susu, sebaliknya ukuran keluarga menunjukkan dampak yang negatif. Konsumsi susu dan produk-produk olahan susu lebih tinggi di Jawa (dimana pusat pemerintahan berada) daripada di luar Jawa dan lebih tinggi pada tahapan rumah tangga di mana usia anak rata-rata kurang dari 6 tahun.

Karena pendapatan merupakan faktor determinan yang penting dalam upaya peningkatan konsumsi susu dan produk-produk olahan susu, maka implikasinya adalah upaya peningkatan pendapatan rumah tangga merupakan hat yang krusial, khususnya rumah tangga berpendapatan rendah. Upaya peningkatan pendapatan ini dapat dilakukan melalui program-program pemberdayaan masyarakat, yang hendaknya diarahkan kepada usaha-usaha produktif yang mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Supaya konsumsi susu, khususnya susu murni, terdistribusi secara lebih merata di seluruh wilayah Indonesia, pengembangan peternakan sapi perah juga seyogyanya dilakukan di luar Jawa mengingat banyaknya wilayah di luar Jawa yang berpotensi bagi pengembangan peternakan sapi perah . Upaya ini hendaknya diiringi dengan pengembangan infrastruktur, baik secara fisik maupun kelembagaan, di wilayah-wilayah tersebut .

untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat susu bagi kesehatan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pemanfaatan berbagai media massa yang dapat menjangkau hingga ke pelosok patut untuk dioptimalkan . Untuk melatih dan menjaga kesinambungan konsumsi susu pada anak-anak, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah pemberian susu gratis atau bersubsidi kepada anak-anak sekolah .

Terkait dengan ukuran keluarga, program Keluarga Berencana Nasional seyogyanya lebih memberikan kemudahan akses, khususnya kepada masyarakat miskin, yang disertai dengan peningkatan penyuluhan terkait program Keluarga Berencana dengan penekanan pentingnya untuk mengikuti program tersebut .

DAFTAR PUSTAKA

BUSE, R .C . and L .E . SALATHE. 1978 . Adult equivalent scales : An alternative approach . American Journal of Agricultural Economics 60(3): 460-468.

CHERNICHCOVSKY, D . and O .A . MEESOK. 1984 . Patterns of food consumptions and nutrition in Indonesia: An Analysis of the National Socioeconomic Survey 1978 . World Bank Staff Working Paper No. 670 . World Bank . Washington, D .C .

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN . 2006 . Statistik Petemakan 2006 . Direktorat Jenderal Petemakan, Jakarta .

HARIANTO. 1994. An empirical analysis of food demand in Indonesia : A Cross-Sectional Study . Thesis for Doctor of Philosophy . La Trobe University . Bundoora, Victoria .

HERMANTO, T . SUDARYANTO, dan A. PuawoTo . 1996 . Pola konsumsi dan pendugaan elastisitas produk peternakan . Dalam S .

1-iASTIONO et al. (eds.) . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner . Cisarua, 7-8 Nopember 1995 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.

(7)

IRAwAN, B . 2002 . Elastisitas konsumsi kalori dan protein di tingkat rumah tangga . Jurnal Agro Ekonomi 20 (1) : 25-47 .

KEMALAWATY, M. 1999 . Analisis konsumsi pangan sumber protein hewani di Provinsi Daerah Istimewa Aceh . Tesis Magister Sains . Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

KoMPAS CYBER MEDIA . 19 Juli 2005 . Butuh 600 tahun mengejar ketinggalan http ://www . kompas .com/kesehatan/news/0507/19/10215 6 . htm. (14 November 2007) .

NuRYATI, S. 2007 . Tragedi 15 tetes susu. Sinar hlarapan 24 Okt 2007 . http ://www . sinwharapan.co .id/berita107 l 0/24/opi0I .html (15 November 2007) .

MEDIA INDONESIA, 18 Maret 2004. Alergi laktosa, konsumsi susu di Indonesia rendah . http ://www . eizi .net/cgi-bin/berita/fu l inews. cgi?newsid1079595660.4225 (14 November 2007) .

PIKIRAN RAKYAT . 12 Agustus 2003 . Walaupun kadar bakterinya cukup tinggi susu lokal masih aman dikonsumsi . htty ://w ww.pikiran-rakyat.com/cetak/0803/12/0305 .htm (14 November 2007) .

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

PIKIRAN RAKYAT . 30 April 2005 . Rendah, konsumsi cair. h ttp ://www.t)ikiran-ralyat.com/cetak / 2005/0405/30/0605 .htm . (14 November 2007) .

PIKIRAN RAKYAT, 4 September 2007. Konsumsi susu cuma 60 tetes/hari . http://www .pikiraii-fakvat.com/cetak/2007/092007/04/0209 .ht m f15 November 2007) .

RACHMAN, H.P.S . 2001 . Kajian pola konsumsi dan permintaan pangan di kawasan Timur Indonesia . Disertasi Doktor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor . SHIDDIEQY, M.I . 2006. Teknologi pengolahan yang

ketat, cegah keracunan susu . Pikiran Rakyat, 6 April 2006. http : //www .pikiran-rakyat .com /cetak/2006/042006/06/cakrawala/lain06 .htm (15 November 2007) .

SIMATUPANG, P. dan M. ARIANI . 1997. Hubungan antara pendapatan rumah tangga clan pergeseran preferensi terhadap pangan. Majalah Pangan 33(9) : 20-29 .

SUSUPLUSDOTCOM, 10 Juli 2007. Konsumsi susus Indonesia terendah di Asia . h ttp : //www . detikpublishing .com/index .php/home.mediare ad/tahun/2007/bulan/7/tgl/10/idnews/7400/idb rand/124 (15 November 2007) .

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian secara keseluruhan, kisaran parameter kualitas perairan masih dalam batasan toleransi bagi kehidupan mangrove di antara kedua kawasan, dimana pada Stasiun 1

Uraian di atas secara garis besar menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini dengan judul “Pengembangan Instrumen Multiple Choice Reasoning Terbuka dengan

1) Pemberian skor pada jawaban uraian sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua jawaban peserta didik agar konsistensi penskor terjaga dan skor

memutuskan pas ataupun tidaknya strategi yang digunakan dalam menuntaskan soal. Pada saat representasi yang disajikan benar, sehingga strategi yang digunakan untuk

Rancang kampanye yang dibuat diharapkan dapat membantu Pemerintah Kota Bandung dalam menginformasikan program sejuta biopori di Kota Bandung agar masyarakat

s#esialisasi $ang tinggi* maka tata ara #enulisann$a %aring kelihatan se&amp;elum atau#un sesudahn$a' Sesuatu #er&amp;edaan $ang #aling n$ata dari &amp;ahasa ini dengan &amp;ahasa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsumsi energi dan protein sebagian besar wanita usia subur di Desa Selo adalah defisit berat, sedangkan tingkat konsumsi yodium semua

Tesis dengan judul ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KOMODITAS BAWANG MERAH DI KABUPATEN KEDIRI adalah hasil karya saya, dan dalam naskah