• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN KIMIA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN KIMIA SMA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN

E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN KIMIA SMA

TESIS

Diajukan U ntuk M emenuhi Salah Satu Syarat U ntuk M emperoleh Gelar M agister Pendidikan

Pada Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

JEPRI SIPAYUNG

NIM : 8106122047

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRACT

JEPRI SIPAYUNG, Develompment of E-learning Instructional Model in Chemistry at Senior High School. Thesis : Post Graduate Program of UNIMED 2013.

These research is aimed to : (1) find e-learning instructional model in chemistry at senior high school which increase student learning outcomes, (2) examine the efectivenes of e-learning instructional model in chemistry.

This study is developmental research uses Borg and Gall model. The model of development of this instructional product is designed programmaticaly with the procceds in six steps; i.e. developing preliminary product, validating, trying out, revising and producing final product. The subject of preliminary field testing are three experts ini chemistry material, one experts in instrucsional design, three expert in media product., three students for one to one try out, twelve students for small group try out and fourty students for large group try out. The instrumen employed in this study is aquestionnare and analyzed by using descriptive statistics

The finding of study are : (1) the quality of the develop instructional media viewed from the expert in chemistry excellent (93,5%), (2) the quality viewed from the expert in instructional design is excellent (92,5%), (3) the quality viewed from the expert in media product is excellent (87%), (4) in the one to one try out of the three student observation Indicated that the product is excellent (87%), (5) in the small group try out of twelve students observations indicated that the product is good (78,5%), (6) and in the large group try out of fourty students observations indicated that the product is good (79%).

The final product of this e-learning instructional model is continued with effectivenes test. The study to the student of class XI semester 4 academic year 2012-2013 take place in SMA Methodist-1 Medan. The method used in this study is quasi experiment with compare pre tes and post test student learning outcomes. The samples are fourty students.

(6)

ii

ABSTRAK

JEPRI SIPAYUNG, Pengembangan Model Pembelajaran E-learning Pada Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas (SMA). Tesis : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan tahun 2013

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menemukan model pembelajarn e-learning pada mata pelajaran kimia yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa, (2) untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran e-learning yang dikembangkan pada mata pelajaran Kimia.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan produk Borg dan Gall. Model pengembangan produk pembelajaran ini merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutan yang sistematis dan memenuhi karakteristik siswa dalam belajar. Model ini meliputi 5 tahapan, yakni : perencanaan/desain pengembangan, pengembangan produk, validasi ahli, uji coba, revisi dan produk akhir. Subjek uji coba terdiri dari tiga ahli materi pelajaran kimia, satu ahli desain pembelajaran, tiga ahli rekayasa perangkat lunak, tiga siswa uji perorangan, duabelas siswa uji kelompok kecil, dan empat puluh siswa untuk uji lapangan. Data-data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan melalui angket dan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan : (1) uji ahli materi pelajaran kimia berada pada kualifikasi sangat baik (93,5%), (2) uji ahli desain pembelajaran berada pada kualifikas sangat baik (92,5%), (3) uji ahli rekayasa perangkat lunak berada pada kualifikasi sangat baik (87%), (4) uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik (87%), (5) uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi baik (78,5%), (6) uji coba lapangan berada pada kualifikasi baik (79%)

Produk akhir dari pengembangan model pembelajaran ini dilanjutkan dengan uji keefektifan produk. Penelitian dilakukan pad siswa kelas XI semester genap tahun ajaran 2012-2013 di SMA Swasta Methodis 1 Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, dengan membandingkan hasil belajar tes awal dan tes akhir. Sampel penelitian sebanyak 40 siswa.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena berkat

limpahan rahmat dan kasihNya penulis dapat mengatasi berbagai kendala dan

rintangan dalam menyelesaiakan penulisan tesis ini. Tesis yang berjudul

“ Pengembangan Model Pembelajaran E-learning Pada Mata Pelajaran Kimia

SMA” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar magister pendidikan pada program studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis sampaikan rasa hormat dan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Efendi Napitupulu,

M.Pd selaku dosen pembimbing I, dan Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan tenaga dan waktu, memberikan arahan

dan saran membimbing penulis selama penyusunan tesis ini. Selanjutnya ucapan

terimakasih juga penulis tujukan kepada :

Pertama, Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur

Program Pascasarjana, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd sebagai Ketua dan

Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd sebagai sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan beserta staf/pegawai Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas selama penulis mengikuti pendidikan di Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Kedua, Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd.,Bapak Prof. Dr.

Harun Sitompul, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, MSi, selaku nara sumber yang telah memberi masukan dan saran pada tesis ini, juga Bapak/ Ibu dosen

yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di

Pascasarjana di Universitas Negeri Medan.

Ketiga, saya juga berterimakasih kepada Bapak Drs. Bintoni Simatupang

selaku kepala sekolah SMA Methodist-1 Medan, dan juga Bapak/Ibu guru kimia SMA

Methodist-1 Medan yang telah memberikan dukungan penuh serta menyediakan

(8)

iv

Keempat, kepada Ibunda tercinta, Esni Br Saragih yang telah mendidik dan

membesarkan penulis dengan sangat baik. Dukungan abang dan adik dan seluruh

keluarga besar serta doa dan harapan mereka yang tiada putus memberikan memotivasi

dan mendorong semangat belajar yang luar biasa, hingga penulis dapat

menyelesaiakan penulisan tesis ini.

Kelima, kepada istri terkasih, Sariasih Saragih yang selalu berada disisi

penulis memberikan semangat dan cinta yang tulus selama menempuh dan

menyelesaikan tesis ini dan pendidikan pasacasarjana ini

Keenam, kepada seluruh rekan kuliah kelas eksekutif B2 angkatan XVIII

Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah bersama-sama menjalani suka dan

suka selama perkuliahan, yang saling menyemangati dan saling mendukung satu sama

lain. Penulis bangga pernah menjadi bagian dari rekan-rekan semuanya.

Akhir kata, mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan

penyusunan kata ataupun penulisan nama gelar dalam tesis ini, begitu juga kepada

pihak-pihak yang tak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Sekali lagi,

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik yang telah disebutkan

maupun tidak kiranya kasih karunia Allah yang sempurna memberikan berkatnya yang

berlimpah kepada kita semua. Amin

Medan, 18 Juli 2013

Penulis,

(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Batasan Masalah ... 10

D.Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Kimia ... 13

2. Hakikat pembelajaran E-learning ... 19

3. Hakikat Pengembangan Model Pembelajaran ... 33

(10)

vi

B. Penelitian Relevan ... 54

C. Kerangka Berpikir ... 56

D. Hipotesis dan Data Penelitian... 57

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 56

B. Prosedur Pengembangan... 56

C. Subjek penelitian ... 60

D. Teknik Pengumpulan Data ... 60

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 61

F. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian pengembangan Produk 1. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan ... 69

2. Deskripsi Data hasil Perencanaan dan Pengembangan ... 73

3. Deskripsi Data Hasil Uji Coba a. Data Hasil Uji Validator ... 78

b. Data Hasil Uji Coba Perorangan ... 78

c. Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 83

d. Data Hasil Uji Coba Lapangan ... 85

4. Analisis Data a. Analisis Data Produk Awal ... 89

(11)

vii

c. Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 95

d. Analisis Uji Coba Lapangan ... 96

5. Revisi Produk a. Revisi Validasi Ahli ... 98

b. Revisi Uji Perorangan ... 101

c. Revisi Uji Coba Kelompok Kecil ... 101

d. Revisi Uji Lapangan ... 101

B. Hasil Penelitian Uji Efektivitas Produk 1. Data Hasil Tes Awal Produk ... 102

2. Pengujian Persyaratan Data a. Uji Normalitas ... 104

b. Uji Homogenitas ... 105

c. Pengujian Hipotesis... 106

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan Hasil Studi pendahuluan ... 106

2. Pembahasan Hasil Pengembangan Produk ... 108

3. Pembahasan Hasil Uji Efektivitas Produk ... 112

D. Keterbatasan Penelitian ... 116

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 117

B. Implikasi ... 117

C. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 123

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Daftar nilai hasil ujia semester ... 8

Tabel 2.1 Kisi-kisi instrument penelitian untuk ahli materi ... 62

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument penelitian untuk ahli materi Pembelajaran ... 62

Tabel 321 Kisi-kisi instrument penelitian untuk ahli Desain Pembelajaran ... 62

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrument penelitian untuk ahli Rekayasa Perangkat lunak ... 63

Tabel 3.4 Kisi-kisi instrument penelitian untuk peserta didik ... 64

Tabel 3.5 Kisi-kisi instrument tes hasil belajar ... 70

Tabel 4.1 Hasil Angket Studi Pendahuluan Responden Guru ... 74

Tabel 4.2 Hasil Angket Studi Pendahuluan Responden Siswa ... 72

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Ahli Materi ... 79

Tabel 4.4 Komentar Validator Ahli Materi ... 80

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 81

Tabel 4.6 Komentar Validator Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 82

Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Perorangan ... 83

Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 84

Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Lapangan ... 86

Tabel4.10 Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Ahli Materi ... 89

(13)

x

Tabel 4.12 Persentase Rata-rata Hasil Penilaian

Ahli Desain Pembelajaran... 93

Tabel4.13 Persentase Rata-rata Uji Kelompok Kecil ... 95

Tabel4.14 Persentase Rata-rata Uji Coba Lapangan ... 97

Tabel 4.15 Hasil Revisi Ahli Materi ... 99

Tabel 4.16 Hasil Revisi Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 99

Tabel 4.17 Hasil Revisi Ahli Desain Pembelajaran ... 100

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Tes Awal Hasil Belajar Kimia... 102

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Tes Akhir Hasil Belajar Kimia ... 103

(14)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Digital Bloom’s Taxonomy ... 16

Gambar 2.2 Model of Multimedia Learning ... 28

Gambar 2.3 Pengembangan Model Pembelajaran ADDIE ... 37

Gambar 2.4 Desain Pembelajaran Dick, Carey and Carey... 38

Gambar 2.5 Langkah-langkah Desain Pembelajaran ... 43

Gambar 2.6 Rancangan Awal Desain Model Pembelajaran ... 44

Gambar 2.7 Sintaks Model Pembelajaran ... 47

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Pengembangan ... 59

Gambar 4.1 Tahapan Analisis Model Pembelajaran ... 74

Gambar 4.2 Langkah-Langkah Desain Model Pembelajaran ... 75

Gambar 4.3 Halaman Utama Pembelajaran ... 76

Gambar 4.4 Langkah-langkah Implementasi Pelaksanaan Model Pembelajaran ... 77

Gambar 4.5 Diagram Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Ahli Materi ... 90

Gambar 4.6 Diagram Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 91

Gambar 4.7 Diagram Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Desain Pembelajaran ... 93

Gambar 4.8 Diagram Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Uji Kelompok Kecil... 96

Gambar 4.9 Diagram Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan ... 97

Gambar 4.10 Histogram Tes Awal ... 103

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran ... 123

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 127

Lampiran 3 : Instrument Tes Hasil BelajaR Pre Tes dan Post tes ... 145

Lampiran 4 : Hasil uji coba instrumen data (validitas, relibilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan pengecoh) ... 158

Lampiran 5 : Uji Normalitas dan Homogenitas Hasil Belajar Kimia ... 167

Lampiran 6 : Petunjuk Penggunaan Model pembelajaran ... 169

Lampiran 7 : Angket studi pendahuluan untuk siswa dan guru ... 209

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Salah satu gelombang terdahsyat yang melanda kehidupan umat manusia

dewasa ini adalah globalisasi yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan

(knowledge society) yang akan menjadi wajah dunia masa depan (Tilaar, 2004).

Masyarakat yang tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akan tercecer

bahkan menjadi budak dari masyarakat yang menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Perkembangan teknologi komunikasi dan informsi (TIK) yang sangat cepat

juga telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat dan menciptakan

kultur baru bagi semua orang di seluruh dunia. Dunia pendidikan pun tak luput dari

pengaruhnya. Pengaruh yang paling utama dalam hal penggunaan teknologi

komunikasi dan informasi dalam pembelajaran terkait dengan mata pelajaran di

sekolah adalah bergesernya paradigma pembelajaran dari teacher oriented menuju

student oriented. Rusman dkk (2011: 93) mengungkapkan bahwa di era kemajuan

teknologi pada masa modern saat ini yaitu dengan ditemukannya komputer maka

penggunaan TIK dalam kegiatan pembelajaran harus dikembangkan dalam lembaga

pendidikan untuk memenuhi tuntutan global pendidikan dalam mempersiapkan

sumberdaya manusia yang berkualitas global. Hal senada diungkapkan oleh Sutrisno

(17)

2

(2012) yang mengungkapkan bahwa dalam perspektif pendidikan global,

pembelajaran berbasis TIK keberadaannya dalam dunia pendidikan tidak dapat

dipisahkan dan merupakan soko guru (penopang) efektifnya penyelenggaraan

pendidikan.

Perkembangan TIK juga mengubah paradigma masyarakat dalam mencari

dan mendapatkan informasi yang tidak lagi hanya terbatas pada media cetak, radio

dan televisi, tetapi juga menjadikan teknologi jaringan global, internet sebagai salah

satu sumber informasi utama. Guru dapat memperoleh berbagai informasi yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bahan pembelajaran, seperti teks, foto, video,

animasi, dan simulasi. Teknologi internet juga memberikan kemudahan bagi siswa

untuk mendapatkan tambahan informasi dalam rangka memenuhi tuntutan

kompetensi dan juga pengayaan.

Menyadari bahwa di internet ditemukan berbagai informasi yang dapat

diakses kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu

kebutuhan (Soekarwati, 2007:199). Indonesia sendiri pada tahun 2011 berada di

urutan yang ke-4 terbesar di Asia sebagai pengguna internet

(www.internetworldstarts.com). Hal ini menunjukkan bahwa peluang penggunaan

internet sebagai media penyampaian informasi termasuk pembelajaran sangat

dibutuhkan dan menunjukkan bahwa pembelajaran konvensional bukanlah lagi

satu-satunya andalan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang baru dengan

penggunaan kemajuan teknologi informasi dan tidak hanya mengandalkan guru sudah

(18)

3

Penggunaan TIK dalam pembelajaran diharapkan dapat mendorong timbulnya

komunikasi, kreativitas, dan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

peserta didik. TIK juga membuat pengetahuan atau materi pelajaran yang disajikan

baik berupa verbal dan visual dapat memberi daya ingat lebih lama. Selain itu siswa

yang belajar dengan menggunakan TIK akan lebih siap menghadapi dunia kerja dan

mengembangkan sikap berpikir ilmiah dan kritis dan lebih baik akibat dari pemberian

skill yang memadai.

Pendidikan yang mendapatkan sentuhan media teknologi informasi telah

mencetuskan lahirnya gagasan tentang e-learning atau elektronik learning. E-learning

dapat diartikan sebagai proses penyampaian pembelajaran dengan menggunakan

media elektronik (internet, intranet atau media jaringan komputer lain) yang

dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan belajar (Munir, 2010; Meyer & Clark,

2008). Kelebihan dari pembelajaran e-learning diantaranya adalah (1) memberikan

pengalaman yang menarik dan bermakna bagi peserta didik karena kemampuannya

dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi pembelajarannya

akan lebih bermakna (meaningfull), mudah dipahami, mudah diingat dan mudah pula

untuk diungkapkan kembali, (2) dapat memperbaiki tingkat pemahaman dan daya

ingat seseorang terhadap pengetahuan yang disampaikan, karena konten yang

bervariasi, interaksi yang menarik perhatian, adanya kerjasama komunitas on-line,

sehingga memudahkan berlangsungnya proses transfer informasi dan komunikasi, (3)

Pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik, peserta didik tidak tergantung

sepenuhnya pada guru tetapi peserta didik belajar dengan mandiri untuk menggali

(19)

4

(Munir, 2010: 205). Lebih lanjut Sujono (2009) menyatakan bahwa keuntungan yang

paling penting dari pembelejaran e-learning adalah dalam hal fleksibilitasnya.

Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja,

disamping itu materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber sumber belajar

termasuk multimedia dan dengan cepat dapat diperbaharui oleh pengajar.

Ilmu kimia adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA). Ilmu

kimia, sebagi ilmu pengetahuan alam (IPA). Untuk dapat memahami ilmu kimia

secara konseptual, dibutuhkan kemampuan untuk merepresentasikan dan

menerjemahkan masalah dan fenomena kimia tersebut ke dalam bentuk representasi

makroskopis, mikroskopis, dan simbolik secara simultan (Russel, et al. ,1997; Bowen

,1998). Namun kenyataannya pada umumnya pengajaran kimia biasanya hanya : (1)

menekankan pada level simbolik dan pemecahan masalah. (2) berlangsung pada

tingkat makroskopik, mikroskopik, dan simbolik, namun tidak disertai dengan

penjelasan yang jelas mengenai hubungan di antara ketiga jenis tingkatan tersebut

(Gabel dalam Widhayanti, 2006). Hal senada diungkapkan Kurniawati (2011) bahwa

beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran kimia di sekolah menengah

adalah (1) sebagian besar konsep belajar bersifat abstrak, (2) keterbatasan waktu yang

tersedia untuk mengajarkan materi kimia, dan (3) kurangnya partisipasi siswa dalam

proses pembelajaran. Kurniawati (2011) juga menemukan bahwa masalah pertama

dapat di atasi dengan menggunakan model konkret bahan ajar dalam bentuk gambar,

animasi atau video. Masalah kedua dapat di atasi dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat

(20)

5

memaksimalkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran melalui komunikasi

antara guru dan siswa, dan antar siswa lain di luar kelas, sehingga keterbatasan

kendala waktu dapat di atasi. Sedangkan masalah ketiga dapat di atasi dengan

menyediakan bahan ajar yang dapat dipelajari secara individual oleh siswa di luar

kelas. Hasil berbagai penelitian juga telah menunjukkan bahwa pembelajaran

menggunakan media moodle mampu meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa

terhadap mata pelajaran kimia (Sutrisno dan Tjajadarmawan, 2011; Hendra, 2011).

Pemanfaatan teknologi informasi bukan hanya dapat meningkatkan dinamika proses

pembelajaran dalam sains tetapi juga dapat melatih siswa untuk belajar bagaimana

belajar (learn how to learn) dan menginspirasi siswa menjadi pembelajar sepanjang

hayat (life long learning).

Proses pembelajaran IPA pada abad ini juga telah beralih dari paradigma

behavioristik ke paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik menekankan

bahwa siswalah yang aktif dalam mengkonstruk ilmunya sendiri melalui berbagai

interaksi dengan sumber belajar yang tersedia. Implikasi dari perubahan paradigma

ini untuk pendidikan sains, yaitu: (1) Anak tidak dipandang sebagai penerima pasif

program pengajaran, melainkan bersifat purposif dan bertanggungjawab atas

belajarnya sendiri, (2) Belajar IPA melibatkan perubahan dalam konsepsi anak.

Secara aktif anak akan membangun pengetahuannya untuk mencapai kebermaknaan,

(3) pengetahuan itu tidak bersifat “objektif” tetapi pribadi dan dibangun secara sosial,

(4) Mengajar bukannya pemindahan pengetahuan, tetapi negosiasi kebermaknaan, (5)

(21)

6

belajar, bahan dan sumber yang memungkinkan anak untuk merekonstruksi

gagasannya mendekati gagasan sains sekolah.

Ilmu kimia sebagai salah satu cabang IPA dalam proses pembelajarnnya yang

selama ini berpusat pada guru (teacher oriented) tidaklah relevan lagi dan harus

direformasi dengan bertumpu pada paradigma konstruktivis di atas, dimana siswa

sebagai pusat dalam aktivitas belajar dan memberikan kesempatan pada para siswa

untuk melakukan eksplorasi yang diantaranya dapat dilakukan dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi seperti internet.

Namun kenyataannya pembelajaran kimia saat ini masih dilakukan dengan

cara pandang yang lama. Pada umumnya guru masih menggunakan metode yang

konvensional seperti ceramah dan diskusi yang bersifat teacher center. Proses

pembelajaran kimia juga masih lebih banyak menuntut mempelajari konsep-konsep

dan prinsip-prinsip secara verbalistis yang menyebabkan siswa hanya mampu

mengenal banyak peristilahan dan menghafal tanpa makna. Di pihak lain, konsep

kimia yang abstrak dan banyaknya peristilahan yang ada menyebabkan siswa

menjadi jenuh dan kurang motivasi dalam belajar kimia sehingga siswa menganggap

kimia menjadi pelajaran yang sulit ( Liliasari, 2011).

Dalam pengintegrasian perangkat teknologi informasi dan komunikasi, guru

pada umumnya hanya mempergunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet)

sebagai alat untuk mencari informasi tambahan atau sebagai pelengkap pembelajaran,

sehingga dampak kemajuan teknologi informasi dalam proses pembelajaran dirasakan

masih kurang nyata, dan mengakibatkan proses pembelajaran dengan menggunakan

(22)

7

bernilai tinggi (Jung dan Hun, 2008). Beberapa penyebabnya adalah: (1) Adanya

asumsi bahwa komputer sebagai perangkat keras hanya dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran dengan mengindahkan upaya meningkatkan aspek afektif dan

psikomotoriknya. (2) karena perangkat keras dianggap sesuatu yang berbeda,

teknologi ini akan dengan cepat dikenalkan dan mendapat sambutan karena sesuatu

yang baru, namun karena guru kurang terampil memanfaatkan beberapa saat

kemudian perangkat keras menjadi sesuatu yang biasa dan (3) Guru tidak memiliki

kemampuan untuk mengintegrasikan komputer dalam pembelajaran sehingga

peranannya monoton dan kurang berkembang.

SMA Methodist-1 Medan adalah salah satu sekolah di kota Medan yang

didirikan pada tahun 1956 oleh Yayasan Pendidikan gereja Methodist. SMA

Methodist-1 Medan memiliki nilai akreditasi A (sangat baik). SMA ini mengelola

kelas bertaraf internasional, plus dan reguler. Penelitian ini dilaksankan di kelas

reguler yang seluruhnya ada empat kelas. Hasil wawancara dengan pimpinan

perguruan dan kepala sekolah, peneliti memperoleh informasi bahwa sangat

dibutuhkan pembelajaran e-learning untuk mendukung dan meningkatkan kualiatas

peserta didik, namun belum ada guru yang melaksankan e-learning tersebut karena

belum ada guru yang memiliki kemampuan untuk mengelolanya. Sekolah ini

memiliki fasilitas yang mendukung untuk itu yaitu laboratorium komputer dan akses

internet.

Hasil sebaran angket yang dilakukan peneliti kepada 10 guru kimia yang ada

di kota Medan, diperoleh kesimpulan bahwa, 100% guru menyatakan sangat perlu

(23)

8

memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengoperasikan komputer. Hasil

angket studi pendahuluan juga mengungkapkan bahwa 90% guru tidak pernah

melaksanakan model pembelajaran e-learning karena tidak mampu mengembangkan

dan merasa terlalu sulit untuk dilaksanakan. Sedangkan hasil angket yang diedarkan

kepada sebanyak 100 orang siswa diperoleh kesimpulan bahwa siswa sudah sangat

terbiasa dalam menggunakan teknologi internet dalam mencari informasi dan merasa

tertarik jika dilakukan model e-learning. Kemampuan siswa dalam menggunakan

komputer juga tergolong baik.

Melihat data hasil belajar kimia siswa selama ini ditemukan juga bahwa

proses pembelajaran kimia selama ini belum menunjukkan hasil maksimal karena

masih dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70 (tujuh puluh). Data hasil

belajar siswa kelas XI IPA semester ganjil untuk tahun ajaran 2011/2012 dapat dilihat

pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Daftar Nilai Hasil Ujian Semester Ganjil T.A 2011/2012

Mata Pelajaran Kimia Kelas XI IPA SMA Methodist-1 Medan

Rentang Nilai 0-69,5 70,00 – 7,49 7,50-8,49 8,50-10,00

Jumlah Siswa 105 23 16 11

Persentase 67,00 % 14,80% 10,20% 7,00%

Keterangan Tidak Tuntas TUNTAS

(Sumber : Tata usaha SMA Swasta Methodist-1 Medan)

Dari Tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai tingkat

ketuntasan dalam pembelajaran adalah 50 siswa atau sebanyak 33 %, sedangkan

(24)

9

67,00 %. Rendahnya rata-rata perolehan nilai tersebut kemungkinan disebabkan

rendahnya penguasaan materi oleh siswa. Disamping itu kegiatan pembelajaran

Kimia di SMA Methodist-1 Medan masih berjalan secara konvensional, dimana

masih didominasi kegiatan ceramah dan berpusat pada guru. Dari penelitian awal

yang dilakukan juga ditemukan bahwa guru cenderung hanya mempergunakan satu

teknik penyampaian dan hanya latihan-latihan saja.

Berdasarkan karakteristik mata pelajaran kimia yang abstrak,

kesulitan-kesulitan dan rendahnya minat dan hasil belajar siswa dalam belajar kimia dan

metode pembelajaran guru yang masih konvensional serta peluang integrasi

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran maka

diperlukan sebuah inovasi pembelajaran kimia yang berorientasi pada siswa (student

centered) dan memfasilitasi kebutuhan siswa akan kebutuhan belajar yang

menantang, aktif, menyenangkan dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan

mempersiapkan anak didik siap menghadapi masa depan yang ditandai dengan

perkembangan teknologi informasi dan persaingan global, salah satunya adalah

dengan cara mengintegrasikan proses pembelajaran kimia dengan kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi yang yang dikenal dengan istilah pembelajaran e-learning.

Salah satu aplikasi dari pembelajaran e-learning adalah dengan menggunakan

suatu perangkat lunak (software) yang membantu perencanaan, perancangan,

menganalisis, mengimplementasikan, mengelola pembelajaran, dan memberikan

akses kepada pelajar terhadap materi kapanpun dan dimanapun pelajar ataupun

pengajar berada yang dikenal dengan istilah learning manajemen system (LMS)

(25)

10

menggantikan program pengajaran yang konvensional dengan pembelajaran yang

memberikan penilaian yang sistematis dan meningkatkan kompetensi belajar suatu

individu atau kelompok. LMS terfokus pada pengaturan pelajaran, pengaturan proses

pembelajaran,dan pengaturan kinerja dari semua aktivitas yang ada. Salah satu jenis

LMS yang banyak digunakan saat ini adalah LMS moodle. Moodle merupakan

singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti perlu mencoba untuk

mengembangkan model pembelajaran e-learning berbasis learning manajemen system

untuk mata pelajaran kimia di SMA

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka untuk memperjelas arah kegiatan

penelitian dan pengembangan ini diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Pengembangan model pembelajaran e-learning belum ada di sekolah

2. Model pembelajaran pembelajaran e-learning yang sesuai dengan kebutuhan

dan karaktrisitik siswa belum dikembangkan

3. Mengembangkan materi yang sesuai dengan karaktersitik bidang studi kimia

berbasiskan pembelajaran e-learning belum ada di sekolah

4. Media dan sumber belajar yang sesuai pada model pembelajaran e-learning

belum dikembangkan di sekolah

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan latar belakang masalah di atas, maka batasan

(26)

e-11

learning di SMA Methodist-1 Medan (2) pengembangan model pembelajaran

e-learning yang efektif pada pembelajaran kimia pada topik larutan penyangga (3)

model pembelajaran e-learning yang sesuai dengan kemampuan siswa SMA

Methodist-1 Medan dan (4) fasilitas sarana media komputer yang ada untuk

memfasilitasi model pembelajaran e-learning pada mata pelajaran kimia di SMA

Methodist-1 Medan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah model e-learning yang

dikembangkan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

kimia.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Menemukan model pembelajaran e-learning pada mata pelajaran kimia

yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia

di SMA

2. Mengetahui efektifitas model pembelajaran e-learning yang dikembangkan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia di SMA

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dan pengembangan ini adalah :

1) Secara teoretis, penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan terhadap landasan konsep, prinsip, dan prosedur

(27)

12

2) Manfaat penelitian bagi sekolah, guru, dan siswa adalah :

a) Bagi sekolah, memberikan kontribusi dengan adanya sebuah produk

yang dihasilkan berupa model pembelajaran e-learning

b) Bagi guru, berguna untuk membantu memecahkan masalah belajar

mengajar dengan model pembelajaran e-learning untuk meningkatkan

hasil belajar kimia siswa dan meningkatkan pemanfaatan sumber

belajar dan media pembelajaran yang ada

c) Bagi siswa, dengan metode-metode pembelajaran yang baru berguna

untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dan pembelajaran

(28)

1

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Studi Pendahuluan

Pada tahap ini disimpulkan bahwa terdapat kebutuhan untuk

mengembangkan model pembelajaran e-learning pada mata pelajaran

kimia.

2. Pengembangan Produk

Pada tahap iini disimpulkan bahwa model pembelajaran yang

dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase

hasil masing-masing validasi ahli materi, ahli desain pembelajaran, dan

rekayasa perangkat lunak masing-masing adalah 93,5%, 92,5% dan 87,5 %

3. Hasil uji coba dan efektifitas produk

Pada tahapan ini disimpulkan bahwa model pembelajaran e-learning

yang dikembangkan efektif dalam meningkatkan hasil belajar kimia

siswa. Berdasarkan hasil penelitian pada uji coba perorangan model

pembelajaran e-leaning yang dikembangkan termasuk kategori sangat

baik dengan persentase rata-rata 87%. Pada uji coba kelompok kecil

menyatakan bahwa model pemnbelajaran e-leaning yang dikembangkan

termasuk kategori baik dengan persentase rata-rata 78,5% . Pada uji coba

lapangan menyatakan bahwa model pemnbelajaran e-leaning yang

(29)

2

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan

model pembelajaran e-learning yang telah teruji memiliki implikasi yang

tinggi untuk digunakan oleh guru dalam pembelajaran sebagai berikut :

1. Perubahan paradigma pembelajaran saat ini harus mengubah cara guru

dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Paradigma

pendidikan yang berkembang saat ini adalah siswalah yang

mengkonstruk ilmunya sendiri melalui pengalaman yang diperolehnya

melalui interaksi dengan lingkungannya. Peran guru berubah menajadi

fasilitator, evaluator dan motivator. Para siswa dapat belajar sesui

kebutuhan dan gaya belajarnya masing-masing. Model pembelajaran

e-learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan filosofi

konstruktivisme. Model pembelajaran ini menjadikan proses

pembelajaran menjadi berpusat pada siswa dan menganut filosofi

konstruktivisme sehingga sangat tepat dijadikan salah satu pilihan

dalam melaksanakan proses pembelajaran

2. Keberhasilan penerapan model pembelajaran ini sangat ditentukan

oleh perubahan peran guru menjadi fasilitator, motivator dan evaluator.

Proses pembelajaran harus didesain sekreatif dan semenarik mungkin

agar siswa tertarik untuk belajar sehingga proses pembelajaran adalah

sebuah kegiatan yang menarik dan menantang bagi siswa. Guru

sebaiknya memanfaatkan perkembangan teknologi informasi

(30)

3

mengembangkan proses pembelajaran karena dengan demikian proses

pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam ruang kelas dengan jadwal

yang sudah dditentukan, namun dapat terjai dimana saja, kapan saja

dan dengan siapa saja.

3. Implikasi terhadap guru kimia

Pembelajaran kimia bertujuan untuk membentuk kemampuan berpikir

tingkat tinggi (high orer thinking skill) siswa dan hal tersebut dapat

dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi.

Melalui model pembelajaran e-learning siswa dapat mengakses

berbagai bahan pelajaran yang bermutu, dan dapat belajar dimana saja

dan kapan saja.

4. Model pembelajaran e-learning adalah model pembelajaran yang

inovatif dan sesuai dengan kondisi saat ini. Diharapkan sebagaai

sebuah institusi yang menghasilkan calon-calon pendidik, dengan

adanya penelitian ini akan memberikan pemahaman yang baru dan

lebih mendalam tentang bagaiamana mengembangkan model

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi , secara

khusus pembelajaran yang berbasis web (based).

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan serta implikasi hasil

penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran :

1) Para guru kimia diharapkan mampu membuat dan megembangkan media pembelajaran dengan memanfaatkan internet untuk

(31)

4

2) Kepada kepala sekolah disarankan untuk mendukung guru dalam

mengembangkan proses pembelajaran berbasis teknologi informasi

dan komunikasi

3) Untuk kesempurnaan dan keberlanjutan penelitian ini disarankan

kepada peneliti untuk meneliti lanjutan pengembangan model

pembelajaran e-learning ini pada bagian isi (content) dan melakukan

uji coba yang lebih luas dengan sample yang lebih besar sehingga

diperoleh sebuah model pembelajaran yang dapat dilakukan secara

(32)

121

DAFTAR PUSTAKA

AECT, 2004. Defenisi Teknologi Pendidikan satuan Tugas Defenisi dan

Terminologi AECT : Seri Pustaka teknologi Pendidikan. Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching

and assessing : A revisison of Bloom’s taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman,Inc

Borg, Walter R dan Meredith Damien Gall (1983). Educational Research. New York : Longman

Churces, Andrew. 2008. Bloom Digital Taxonomy. http//: edorigami.wikispaces.com/file/view/Blomm%27+digital+taxonomy. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2012

Chaeruman Uwes. 2008 .Mendorong Penerapan E-learning Di Sekolah. Jurnal Teknodik Vol.XII No.1 Juni . Diakses pada tanggal 6 Agustus 2012

Dahar, Ratna Willis. 2011. Teori-teori belajar dan pembelajaran.Jakarta : Erlangga

Degeng. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud Dirjen Perguruan Tinggi PPLPTK

Dick, Carey and Carey (2005). The systematic Design of Instruction sixth edition. USA : Pearson Allyn and Bacon

Gagne, R. M., Briggs, L. J., & Wager, W. W. 1992. Principles of Instructional

Design. (4th ed.). Chicago: Holt, Rinehart & Winston.

Ghuffron, Muhammad. 2009. Pengembangan Model LMS (learning manajemen sistem) dengan prinsip pedagogis untuk meningkatkan ketrampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Fisika Kelas X MA.

http://repository.upi.edu/tesisview.php?no_tesis=8 Diakses pada tanggal 7 Juli 2012

Hendra, 2011. Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Online dan Offline Terhadap Hasil Belajar Kimia. Tesis. Medan : Pascasarjana Uiversitas Negeri Medan.

Jonassen, D. H., Peck, K. L., & Wilson, B. G. 1999. Learning with technology: A

constructivist perspective. Upper Saddle River, NJ: Merrill/Prentice Hall.

Joyce, B. R., & Weil, M. 2000. Models of Teaching 6th edision.USA: Allyn and Bacon..

(33)

122

Kurnia, Wita. 2011. Model Pembelajaran e-leraning dengan aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di SMA/MA Kota bandar.

http://repository.upi.edu/tesisview.php?no_tesis=1. Diakses pada tanggal 7 Juli 2012

Kurniawati, Laily Ivatul. 2011. Pengembangan modul pembelajaran hybrid

learning pada mata pelajaran kimia.

ht t p:/ / issuu.com/ bimafika/ docs/ bimafika__2011__3__284_-_291.

Diakses pada tanggal 6 Agustus 2012

KTSP 2006. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan tahun 2006. Jakarta : Depdiknas

Liliasari, 2011. Pengembangan Keterampilan Generik Sains untuk Meningkatkan kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Makalah -Joint -Sem UiTM. Diakses pada tanggal 7 Juli 2012

Purba, Michael. 20011. Kimia untuk SMA kelas XI semester 1. Jakarta : Erlangga

Munir . T. 2010. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi. Bandung : Alfabeta

Priyono, Sulih. 2009. Pemodelan Perkuliahan Berbasis Sistem Blended Learning Contoh : Kasus Mata Kuliah Analisa dan Pengembangan Sistem Pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama. http: ejournal narotama. Diakses pada tanggal 7 Juli 2012

Rachmawati, M dan Johari. J.M.C. 2006. Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : Esis

Romizowski, AJ. 1981. Designing Instructional Systems : Decision Making in

Course planning and Curriculum design. London : Nicholas Publising

(34)

123

Russell, J.W. et al. (1997). Use of Simultaneous-Synchronized Macroscopic,

Microscopic, and Symbolic Representations to Enhance the Teaching and Learning of Chemical Concepts . Journal of Chemical Education. 74.

(3). 330-334. Diakses pada tanggal 7 Juli 2012

Sahid dan Wibawanto. 2010. Panduan Pengembangan bahan ajar Berbasis web. Jakarta : Dirjen Kemendiknas

Sujono. 2009. Pengantar E-learning dan Penyiapan Materi Pembelajaran. Yogyakarta : Pusat Komputer Universitas Negeri Yogyakarta

Shank dan Carliener, 2008. The e-learning Handbook : Past Promises, Presents

Challenges. USA: John Wiley and Sons.Inc

Suparno, Paul. 2006. Filsafat Konstruktivime dalam Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Soekamto, Toeti. 1993. Perancangan dan Pengembangan Sistem Instruksional. Jakarta : Intermedia

Tilaar. H. R. 2004. Multikulturalisme : Tantangan-Tantangan Global masa depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta : PT. Grasindo

William F Carrol, Jr &Kristin. M. Sherman. 2010. Chemistry in the National

Science Education Standards. USA: ACS

Gambar

Tabel 4.12
Tabel 1.1 Daftar Nilai Hasil Ujian Semester Ganjil T.A 2011/2012

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas penerapan Sistem Informasi Akademik Berbasis Komputer pada UKI Toraja ditinjau dari variabel keamanan data,

Tabel 1 menampilkan hasil akhir pengukuran rata-rata diameter fuel pin pada daerah pelet bahan bakar (data asli hasil pengukuran menjadi milik JAEA dan

Perubahan-perubahan menghadapi masa pensiun dapat menimbulkan goncangan mental yang tidak dapat dielakkan. Hal ini disebabkan karena adanya perasaan tidak rela untuk

pelayanan penerbitan SIPI di Jawa Tengah belum sepenuhya dipaham oleh masyarakat nelayan. b) Pelaksanaan pelayanan penerbitan SIPI di Jawa Tengah telah diatur dalam

PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah ( problem ) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintregasikan ilmu

pemikirannya dan, (4) siswa mengalami kesulitan dalam merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat utuh dalam menyimpulkan isi suatu cerita. Berdasarkan hasil ulangan

Audit atas persiapan pemilihan barang/jasa meliputi audit atas organisasi pengadaan, rencana pemilihan penyedia barang/jasa, sistem pengadaan, jadwal pemilihan penyedia

Kedatangan pesakit luar - mengikut bangsa, jantina & umur 3 Kedatangan pesakit luar ke klinik-klinik pakar 4 Kedatangan pesakit (baru & ulangan) ke klinik-klinik pakar