PENERAPAN STRATEGI DIRECT READING ACTIVITY (DRA) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
KELAS IV
SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU
I Gd Ary Suastawan
1, Ni Nym Garminah
2, I Gd Margunayasa
31,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
email: Ary_Suastawan@yahoo.com
1, Garminyoman@yahoo.co.id
2,
pakgun.pgsd@yahoo.com
3Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa setelah menerapkan strategi Direct Reading Activity (DRA) di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 17 orang dengan 8 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Pengumpulan data kemampuan membaca pemahaman menggunakan metode tes dengan instrumen seperangkat hasil tes. Data tentang kemampuan membaca pemahaman siswa dikumpulkan dengan metode tes kemampuan membaca pemahaman yang berupa tes objektif. Data yang didapatkan dari tes selanjutnya dianalisis dengan teknik deskriptif-kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV semester 1 Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru Tahun Ajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi DRA. Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I mencapai 70,59% yang termasuk kategori cukup baik dan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II mencapai 88,23% yang termasuk kategori sangat baik. Tingkat ketuntasan belajar secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 17,65%.
Kata Kunci: Strategi DRA, kemampuan membaca pemahaman.
Abstract
This study aims to determine the improvement of students' reading comprehension ability after applying the strategy of Direct Reading Activity (DRA) in the fourth grade Elementary School 2 Kampung Baru Buleleng Buleleng District Academic Year 2013/2014. This type of research is a classroom action research conducted in two cycles. The subjects were fourth graders Public Elementary School 2 Kampung Baru Buleleng Buleleng District Academic Year 2013/2014 as many as 17 people with 8 boys and 9 girls. Reading comprehension ability of data collection using the test method with a set of test instruments. Data on students' reading comprehension ability was collected with reading comprehension ability of the test method in the form of an objective test. The data obtained from the tests were then analyzed with descriptive-quantitative technique. The results showed that the ability of reading comprehension fourth grade students semesters 1 Elementary School 2 Kampung Baru 2013/2014 school year can be enhanced through the implementation of the DRA strategy. It can be seen from the level of mastery learning in the classical in the first cycle reaches 70.59%, which is quite good, including the category and level
of mastery learning in the classical cycle II reached 88.23%, which includes the excellent category. The level of mastery learning in the classical an increase of 17.65%.
Keywords: DRA strategy, reading comprehension ability
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini kemampuan membaca benar-benar diperlukan. Sebab kenyataan menunjukkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Seni
(IPTEKS) terus berkembang. Ini berarti bahwa pengetahuan sebagai pengalaman umat manusia terus bertambah sesuai dengan kebutuhan umat manusia yang
semakin meningkat. Perkembangan
IPTEKS dapat dilihat dari media cetak maupun noncetak, seperti banyaknya surat kabar yang terbit setiap hari, banyaknya majalah yang terbit setiap minggu ataupun setiap bulan. Buku-buku yang terbit setiap tahun, juga semakin banyak, demikian juga perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi,
komputer dan internet. Semuanya
menyajikan informasi, baik pengetahuan, peristiwa, maupun telaah perkembangan
politik, ekonomi, teknologi, dan
pendidikan.
Pengetahuan semakin banyak itu tidak mungkin dapat dipelajari seluruhnya, apalagi secara mendetail di dalam kelas. Oleh sebab itu, siswa harus ditugaskan untuk mencari dan menemukan sendiri dari berbagai sumber belajar yang relevan dengan petunjuk yang diberikan guru di dalam kelas. Jika tidak demikian, siswa akan tertinggal dalam perkembangan IPTEKS tadi. Pemerolehan IPTEKS yang paling tepat dan relevan adalah melalui membaca. Melalui kegiatan membaca para siswa atau siapa saja dapat
menimba pengetahuan
sebanyak-banyaknya dari dalam buku-buku ilmu pengetahuan dan sumber-sumber lainnya, seperti surat kabar, majalah, dan internet. Berkaitan dengan hal ini, Tarigan (dalam
Barus, 2010) menyatakan bahwa
“Haruslah disadari benar-benar bahwa orang yang tidak ingin maju sajalah yang tidak menyediakan waktu untuk membaca
dalam hidupnya karena membaca
merupakan usaha yang paling efisien
untuk mengetahui segala kejadian penting di dunia modern sekarang”.
Kemampuan berbahasa Indonesia, khususnya kemampuan membaca, yang dimiliki oleh siswa di sekolah sesuai
dengan jenjang pendidikannya,
seyogianya sudah relatif baik. Harapan ini
didasarkan pada kurikulumnya yang
sudah semakin baik. Ini mengimpilkasikan bahwa kegiatan membaca merupakan salah satu bagian dari kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh semua kalangan. Wira Bayu (2012) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan
mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Kemampuan berkomunikasi dalam
pengertian yang utuh adalah
kemampuana berwacana yaitu
kemampuan memahami atau
menghasilkan teks lisan/tulisan yang
direalisasikan dalam keempat
keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan masyarakat. Hal ini senada dengan
pendapat Barus (2010: 2) yang
menyatakan bahwa Pengajaran Bahasa
Indonesia pada hakekatnya adalah
pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa.
Keterampilan-keterampilan berbahasa
yang perlu ditekankan dalam pengajaran berbahasa Indonesia adalah keterampilan reseftif (mendengarkan dan membaca) dan keterampilan produktif (menulis dan berbicara). Pengajaran berbahasa diawali dengan pengajaran keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan produktif dapat
turut tertingkatkan pada tahapan
keterampilan tersebut akan menyatu
sebagai kegiatan berbahasa yang
terpadu. Membaca merupakan bagian terpadu dari kemampuan berbahasa.
Membaca sangat bersandar pada
kemampuan berbahasa.
Menurut Heilman (dalam Resmini,
dkk, 2006: 234), membaca adalah
”interaksi dengan bahasa yang sudah dialih kodekan dalam tulisan”. Apabila dihubungkan dengan siswa di SD, berarti tujuan pembelajaran membaca adalah
agar siswa memilki keterampilan
berinteraksi dengan bahasa yang
dialihkodekan dalam tulisan. Apabila seseorang dapat berinteraksi dengan bahasa yang sudah dialih kodekan dalam tulisan orang tersebut dipandang memiliki keterampilan membaca. Burns (dalam Rahim, 2007: 1) mengemukakan bahwa
kemampuan membaca merupakan
sesuatu yang vital dalam suatu
masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar.
Berdasarkan pendapat di atas,
dapat dikatakan bahwa membaca
merupakan bagian dari keterampilan berbahasa. Belajar membaca merupakan usaha yang terus-menerus, dan
anak-anak yang melihat tingginya nilai (value)
membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan
anak-anak yang tidak menemukan
keuntungan dari kegiatan membaca. Setiap kegiatan membaca hendaknya
mempunyai tujuan, karena apabila
seseorang membaca disertai dengan suatu tujuan, maka cenderung orang akan lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri.
Kemampuan berbahasa Indonesia, khususnya kemampuan membaca yang dimiliki oleh siswa di sekolah sesuai
dengan jenjang pendidikannya,
seyogianya sudah relatif baik. Namun, realitas menunjukkan bahwa kemampuan
membaca siswa di sekolah-sekolah
khususnya di Indonesia belum
memuaskan. Hal ini dapat dibuktikan dengan laporan Bank Dunia No.
16369-IND, dan studi IEA (International
Association for the Evaluation of
Education Achievement) di Asia
Tenggara, yang dinyatakan Suyatno
(dalam Sutikno, 2006 : 93-94), yaitu “tingkat terendah membaca anak-anak dipegang oleh negara Indonesia dengan skor 51,7 di bawah Filipina (skor 52,6); Thailand (skor 65,1); Singapura (skor 74,0); dan Hongkong (skor 75,5)”. Senada dengan hal itu, Sutikno (2006 : 94) menyatakan bahwa kemampuan anak-anak Indonesia dalam memahami bahan bacaan rendah, hanya 30 persen.
Rahim (2007: 34) menyatakan bahwa kelemahan siswa pada Ujian Nasional Bahasa Indonesia, antara lain kurangnya kemampuan siswa dalam membaca wacana, menafsirkan makna tersirat dalam wacana, dan menentukan pikiran utama serta pikiran penjelas dalam paragraf-paragraf wacana. Selain itu, melalui artikelnya yang berjudul “Reposisi Pendidikan Bahasa” dalam surat kabar
Waspada, Syawal Gultom (2009)
menyatakan “bahwa dalam UN Bahasa Indonesia siswa mengalami kesulitan dalam hal menentukan kalimat penjelas pendukung topik dan menentukan kalimat sumbang dalam paragraf”. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan
membaca pemahaman siswa masih
rendah.
Terkait dengan kemampuan
membaca, membaca pemahaman
merupakan salah satu aspek kemampuan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar terutama pada kelas IV sampai kelas VI. Melalui kegiatan ini
siswa dapat memperoleh berbagai
informasi secara aktif reseptif.
Maksudnya, dengan memiliki kemampuan
membaca pemahaman yang tinggi,
diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai informasi dalam waktu yang relatif singkat. Kemampuan membaca
pemahaman siswa yang kurang
memuaskan dapat disebabkan berbagai hal, di antaranya kurangnya minat baca siswa, rendahnya motivasi belajar siswa,
rendahnya tingkat kecerdasan siswa, rendahnya kemampuan berpikir kreatif
siswa, dan kurangnya strategi
pembelajarannya yang digunakan.
Berdasarkan hasil observasi
peneliti yang sekaligus sebagai guru di kelas IV Sekolah Dasar (SD) Negeri 2
Kampung Baru, terdapat beberapa
permasalahan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia khususnya berkaitan dengan materi membaca. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya (1) siswa sulit memahami isi cerita, (2) siswa sulit menemukan ide pokok di tiap paragraf cerita, (3) siswa mengalami
kesulitan dalam menyampaikan
pemikirannya dan, (4) siswa mengalami kesulitan dalam merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat utuh dalam menyimpulkan isi suatu cerita.
Berdasarkan hasil ulangan harian membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 2 Kampung Baru, diperoleh informasi bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa dalam memahami isi cerita yang diberikan guru.
Observasi awal menunjukkan
sebanyak 11 orang siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65, atau jika dipersentasekan sebanyak 64,7% siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dan hanya sebanyak 35,3% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Dilihat dari ketuntasan belajar secara klasikal kemampuan membaca pemahaman siswa hanya mencapai 35,2%, lebih rendah dari ketuntasan belajar secara klasikal yang ditetapkan sekolah yaitu 75%.
Ada beberapa faktor yang
diidentifikasi sebagai penyebab
rendahnya kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas IV SD N 2 Kampung Baru, diantaranya yaitu 1) guru
jarang menggunakan strategi-strategi
membaca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang beragam, 2) kurangnya minat membaca siswa terhadap suatu bacaan, 3) kurangnya fasilitas sekolah dan tidak adanya dorongan dari pihak sekolah untuk meningkatkan kegiatan membaca.
Berdasarkan faktor-faktor yang
telah disebutkan, kurangnya pemahaman
guru terhadap strategi membaca
merupakan salah satu faktor penyebab
rendahnya kemampuan membaca
pemahaman di kelas IV SDN 2 Kampung Baru. Untuk itu, sangat diperlukan adanya
strategi yang efektif dan mampu
membantu siswa dalam memahami isi cerita termasuk menemukan unsur pokok
dalam cerita itu. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Rahim (2007) yang
menyatakan bahwa membaca
pemahaman memerlukan strategi dalam melakukannya. Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu strategi yang dapat digunakan guru dalam hal meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa
adalah strategi Direct Reading Activity
(DRA). Strategi Direct Reading Activity
(DRA) adalah suatu strategi yang
digunakan untuk memperluas dan
memperkuat kemampuan membaca
siswa. Kelebihan menggunakan strategi
pembelajaran Directed Reading Activity
(DRA) adalah siswa mempunyai tujuan
membaca yang jelas dengan
menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipunyai siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman sebelum
dan sesudah membaca. Asumsinya,
pemahaman bisa ditingkatkan dengan membangun latar belakang pengetahuan,
menyusun tujuan khusus membaca,
mendiskusikan, dan mengembangkan
pemahaman sesudah membaca. Dengan adanya kelebihan dalam strategi DRA ini, maka diharapkan kemampuan membaca pemahaman siswa dapat ditingkatkan.
Mengingat permasalahan yang
telah diuraikan, akhirnya dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang berjudul
Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman melalui Penerapan Strategi Direct Reading Activity (DRA) pada Siswa Kelas IV SD N 2 Kampung Baru Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014.
METODE
Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research).
Masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: (1) perencanaan tindakan yang terdiri dari menyusun rumusan masalah, menentukan tujuan dan metode
penelitian serta membuat rencana
tindakan; (2) pelaksaan tindakan, apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perubahan yang dilakukan; (3) observasi dan evaluasi, untuk mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap siswa; (4) refleksi,
peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar perencanaan dan tindakan berikutnya sehingga membentuk sebuah siklus.
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru pada tanggal 14 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 8 Nopember 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru yang berjumlah 17 orang dengan 8 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Siswa di kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena pada
kelas ini ditemukan
permasalahan-permasalahan seperti yang diungkapkan
pada latar belakang. Objek dalam
penelitian ini adalah kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru
setelah diterapkannya strategi Direct
Reading Activity (DRA) secara efektif.
Dalam penelitian ini direncanakan dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 3 (tiga) kali pertemuan, yaitu dua kali untuk pelaksanaan tindakan dan
satu kali untuk pelaksanaan tes
kemampuan membaca pemahaman.
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini
terdiri dari empat tahap yaitu:
perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Pada penelitian ini melibatkan 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu Strategi
Direct Reading Activity (DRA) dan
Variabel terikat yaitu kemampuan
membaca pemahaman.
Data dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan menggunakan
metode tes. Pengumpulan data mengenai kemampuan membaca pemahaman siswa dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tes tertulis yang dilakukan pada akhir pembahasan setiap pokok bahasan. Tes kemampuan membaca pemahaman siswa yang digunakan dalam bentuk tes objektif yang terdiri dari 20 butir soal.
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif karena data yang dikumpulkan berupa skor dalam skala interval yang dituangkan dalam bentuk tabel dan grafik. Metode ini digunakan
untuk menentukan tingkatan tinggi
rendahnya kemampuan membaca
pemahaman siswa secara klasikal yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima sebagai berikut.
Tabel 2 Kriteria Tingkat Penguasaan Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Rentang Skor Kategori
90 – 100 Sangat Baik
80 – 89 Baik
65 – 79 Cukup
55 – 64 Kurang
0 – 54 Sangat Kurang
Secara keseluruhan tindakan ini dikatakan berhasil apabila mencapai skor secara individu sesuai dengan KKM
yang ditetapkan yakni 65. Sedangkan
ketuntasan belajar secara klasikal 75% sesuai KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kegiatan penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 8 Nopember 2013 pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 17 orang. Secara umum pelaksanaan pembelajaran di dalam
kelas selama penelitian ini telah
berlangsung sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun
sebagai implementasi strategi Direct
Reading Activity (DRA). Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana tiap
siklus dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan yaitu 2 kali pertemuan untuk pembelajaran dan 1 kali pertemuan
untuk tes kemampuan membaca
pemahaman. Adapun hasil dan analisis data mengenai hasil tes kemampuan
membaca pemahaman dijelaskan
sebagai berikut.
Pada tahap refleksi awal, peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2
Kampung Baru tahun pelajaran
2013/2014. Observasi ini dilakukan
untuk mengetahui kemampuan
membaca pemahaman siswa sebelum diberikan tindakan.
Adapun rincian data perolehan hasil belajar siswa Kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman pada refleksi awal adalah 1) Pada penilaian membaca pemahaman, sebanyak 6 orang siswa memperoleh nilai mencapai KKM (65) yang ditetapkan, 2) Pada penilaian membaca pemahaman, sebanyak 11 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM (65) yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil perhitungan,
pada observasi awal rata-rata
kemampuan membaca pemahaman
siswa sebesar 60,58 di bawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65, sedangkan tingkat penguasaan materi
secara klasikal pada pembelajaran
Bahasa Indonesia kelas IV semester 1
baru mencapai 35,29%. Dilihat
berdasarkan rentang ketuntasan
konversi nilai mata pelajaran bahasa indonesia kelas IV Sekolah Dasar Negeri
2 Kampung Baru Tahun ajaran
2013/2014 yang berada pada rentang skor 35% - 54% yang tergolong dalam
kategori sangat kurang.
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini, maka hasil yang ingin dicapai pada siklus I ini adalah mengenai kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran
bahasa indonesia. Siklus I ini
dilaksanakan selama tiga kali
pertemuan, yaitu dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes
kemampuan membaca pemahaman.
Adapun rincian data perolehan hasil belajar siswa Kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman siklus I adalah 1) Pada penilaian membaca pemahaman, sebanyak 12 orang siswa memperoleh
nilai mencapai KKM (65) yang
ditetapkan, 2) pada penilaian membaca pemahaman, sebanyak 5 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM (65) yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil perhitungan pada siklus I, rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa sebesar 60,58 di atas KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65, sedangkan tingkat
penguasaan materi secara klasikal
mencapai 70,59%. Dilihat berdasarkan rentang ketuntasan konversi nilai mata pelajaran bahasa indonesia kelas IV Negeri 2 Kampung Baru tahun pelajaran 2013/2014 yang dimana berada pada rentang skor 65% - 74% masih
Sama seperti pada siklus I, pada siklus II juga dilaksanakan selama tiga kali pertemuan yaitu dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan untuk melaksanakan tes
kemampuan membaca pemahaman.
Siklus II ini dilaksanakan berdasarkan penyempurnaan tindakan pada siklus I. Dengan melakukan perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus II.
Adapun rincian data perolehan hasil belajar siswa Kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman siklus II adalah
1) sebanyak 15 orang siswa
memperoleh nilai mencapai KKM (65) yang ditetapkan, 2) sebanyak 2 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM (65) yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil perhitungan pada siklus II, rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa sebesar 79,94 di atas KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65, sedangkan tingkat
penguasaan materi secara klasikal
mencapai 88,23%. Jika dilihat
berdasarkan rentang ketuntasan
konversi nilai mata pelajaran bahasa indonesia kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru tahun pelajaran 2013/2014 yang dimana berada pada rentang skor 85% - 100% yang tergolong
dalam kategori sangat baik.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data,
penerapan strategi Direct Reading
Activity (DRA) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kampung Baru tahun
pelajaran 2013/2014. Adapun
pembahasan hasilnya sebagai berikut. Berdasarkan data awal bahwa
rata-rata kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 2 Kampung Baru masih rendah yakni
rata-rata nilai membaca 60,58 dan
ketuntasan belajar secara klasikal
sebesar 35,29%. Jika dikonversikan kedalam PAP Skala lima berada pada rentang skor 35% - 54% yang tergolong
dalam kategori sangat kurang. Setelah
dilakukan tindakan dengan penerapan
strategi DRA, pada siklus I rata-rata nilai membaca pemahaman siswa menjadi 72,29 dengan ketuntasan belajar secara
klasikal sebesar 70,58%. Jika
dikonversikan kedalam PAP Skala lima, rata-rata nilai membaca pemahaman siswa berada pada rentangan skor 65% - 74% masih tergolong dalam kategori cukup baik. Hal ini menyatakan adanya
peningkatan kemampuan membaca
pemahaman siswa dari pra siklus ke siklus I. Sebelum tindakan terdapat 11
orang siswa yang nilainya masih
dibawah KKM (65), mengalami
peningkatan pada siklus I yaitu 5 orang siswa nilainya masih dibawah KKM (65).
Karena hasil pada siklus I belum memenuhi harapan, maka akan diupayakan pemecahan masalah yang ditemukan pada siklus I seperti 1) siswa belum terlalu memperhatikan saat guru menerangkan materi. Hal ini bisa ditanggulangi dengan cara memberikan apersepsi lebih menarik lagi, sehingga dari pertama siswa sudah semangat untuk mengikuti pelajaran, mereka juga akan siap dan memperhatikan terus saat
guru menerangkan materi saat
pembelajaran, 2) siswa belum maksimal dalam berdiskusi dan memahami materi bacaan yang diberikan. Pemecahan masalah ini adalah lebih banyak lagi
membimbing siswa saat proses
pembelajaran serta diberikan waktu
diskusi yang lebih banyak, 3)
kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan teman atau kelompoknya masih
kurang. Pemecahannya adalah,
diberikan motivasi pada siswa agar tidak memilih atau membeda-bedakan teman apalagi saat proses pembelajaran, 4) siswa masih banyak bermain ketika
proses pembelajaran berlangsung.
Masalah ini pemecahannya adalah merangkai sedemikian rupa proses
pembelajaran agar siswa
memperhatikan dengan baik dan senang mengikuti pelajaran, misalnya dengan
memberikan bacaan yang menarik
sehingga siswa lebih antusias dalam membaca, 5) penjelasan belum bisa dengan mudah dimengerti oleh siswa. Pemecahannya bisa dilakukan dengan cara, bahasa yang digunakan oleh guru
sederhana, tetapi bisa dimengerti siswa dan tidak berbelit-belit.
Pada siklus II, rata-rata nilai membaca siswa meningkat menjadi 79,94 dengan ketuntasan belajar secara
klasikal sebesar 88,23%. Jika
dikonversikan kedalam PAP Skala lima, keduanya berada pada rentangan skor 85% - 100% yang tergolong dalam
kategori sangatbaik.
Kemampuan membaca
pemahaman yang diperolah siswa
sebelum dan sesudah diadakan tindakan siklus I dan siklus II, menunjukkan adanya peningkatan baik secara individu
maupun secara klasikal. Hal ini
disebabkan bahwa dalam pelaksanaan tindakan siklus II tidak lagi muncul kendala-kendala seperti pada siklus I.
Kemampuan membaca pemahaman
siswa dapat mencapai target yang ditentukan sehingga penelitian ini dapat dihentikan.
Dalam proses pembelajaran,
siswa sudah terbiasa dan telah terlatih
belajar dengan mengikuti
langkah-langkah strategi DRA yang
diinstruksikan oleh guru. Hal ini terlihat
dari apa yang dilakukan siswa ketika
guru menginstruksikan kegiatan
membaca dalam hati, siswa dengan
antusias melaksanakan apa yang
diinstruksikan oleh guru. Selain itu juga
terlihat kemampuan siswa dalam
memahami isi bacaan, menjawab
pertanyaan terkait isi bacaan secara lisan maupun tertulis, serta saling berdiskusi tentang isi bacaan yang diberikan guru. Di akhir pembelajaran, siswa sudah mampu menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Berdasarkan uraian tersebut,
maka dapat dinyatakan bahwa berbagai macam temuan yang didapatkan dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan
Strategi Directed Reading Activity (DRA)
diantaranya: 1) siswa mampu menjawab
pertanyaan berdasarkan kegiatan
membaca yang dilakukan, 2) siswa
mampu membuat kesimpulan
berdasarkan bacaan yang diberikan, dan
3) siswa mampu mengungkapkan
pendapatnya masing-masing dalam
diskusi kelompok.
Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Rahim (2007) yang
menyatakan bahwa kelebihan Strategi Directed Reading Activity (DRA) adalah mampu memperluas dan memperkuat
kemampuan membaca pemahaman
siswa melalui langkah-langkah
pembelajaran yang sistematis, mulai dari membaca dalam hati atau bersuara sampai pada membuat kesimpulan berdasarkan bacaan yang diberikan.
Dalam Strategi DirectedReading Activity
(DRA) terdapat lima komponen kegiatan membaca, diantaranya 1) motivasi dan pengembangan latar belakang, yaitu guru membantu siswa menghubungkan mata pelajaran dengan pengalaman mereka untuk membangkitkan minat membaca siswa, 2) membaca cerita
secara langsung, dimana guru
sebelumnya menyampaikan tujuan
mereka membaca, 3) strategi atau
kegiatan yang membangun
keterampilan, 4) latihan tindak lanjut, dan 5) kegiatan-kegiatan pengayaan.
Yeti Mulyati (2007) menyatakan bahwa penggunaan strategi DRA adalah
untuk mengembangkan kemampuan
membaca secara komprehensif,
membaca kritis, dan mengembangkan
perolehan pengalaman siswa
berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif. Dalam hal ini siswa juga diajak untuk lebih aktif berdiskusi tentang bacaan yang telah dibaca. Adapaun tahapan yang dilakukan adalah 1) guru menyampaikan tujuan kegiatan membaca, 2) guru meminta siswa
membaca dalam hati, 3) guru
memberikan tugas latihan yang ditujukan
untuk mengembangkan pemahaman
dan keterampilan siswa sejalan dengan
kegiatan membaca yang telah
dilakukannya.
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan peneliti dan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
strategi Directed Reading Activity (DRA)
dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru
tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nur Khomariah (2013) dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Activity (DRA) pada Siswa Kelas V SD N Karanganyar 01 Kota Semarang, menyimpulkan bahwa Strategi Directed Reading Activity (DRA)
dapat meningkatkan nilai rata-rata
keterampilan membaca pemahaman
siswa dalam membuat kesimpulan.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca pemahaman
siswa kelas IV semester 1 Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru tahun pelajaran 2013/2014 pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan
melalui penerapan strategi Direct
Reading Activity (DRA). Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I mencapai 70,59% yang berada pada rentang tingkat ketuntasan cukup baik dan
tingkat ketuntasan belajar secara
klasikal pada siklus II mencapai 88,23% yang berada pada rentang tingkat
ketuntasan sangat baik. Tingkat
ketuntasan belajar secara klasikal
mengalami peningkatan sebesar
17,65%.
Dalam penelitian ini dapat
dituliskan saran-saran sebagai berikut 1)
Melalui penerapan strategi Direct
Reading Activity (DRA) maka diharapkan
kemampuan membaca pemahaman
siswa dapat ditingkatkan secara optimal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV Sekolah Dasar, 2) melalui
penerapan strategi Direct Reading
Activity (DRA) maka diharapkan
profesionalisme guru dapat ditingkatkan
dalam pengelolaan proses
pembelajaran, 3) Melalui penerapan
strategi Direct Reading Activity (DRA)
maka kemampuan membaca
pemahaman siswa SD N 2 Kampung
Baru Kabupaten Buleleng tahun
Pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan, 4) Agar peneliti lain tertarik untuk
melakukan penelitian yang lebih
mendalam tentang pengimplementasian strategi pembelajaran, serta mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kemampuan membaca pemahaman
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar.
DAFTAR RUJUKAN
Barus. 2010. Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca
Pemahaman Siswa di Sekolah. Tesis (Tidak Diterbitkan). Medan: Program Pascasarjana UNIMED Bayu, Wira. 2012. “The Implementation
of telling story method with
drawing media to improve
students interest and
achievement in learning reading
and writing English for
beginners”. Jurnal ilmiah
pendidikan dan pembelajaran
Volume 8 nomor 3 Juni 2012
Pascasarjana Undiksha
Singaraja.
Candiasa. 2011. Statistik Univariat dan
Bivariat disertai Aplikasi SPSS. Singaraja: Pascasarjana
Khomariah, Nur. 2013. Peningkatan
Keterampilan Membaca
Pemahaman Melalui Strategi
Directed Reading Activity (DRA) pada Siswa Kelas V SD N Karanganyar 01 Kota Semarang.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Semarang: UNS
Mulyati, Yeti, dkk. 2007. Keterampilan
Berbahasa Indonesia SD.
Resmini, dkk. 2006. Membaca dan
Menulis di SD Teori dan
Pengajarannya. Bandung: UPI