• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSATAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

Terdapat beberapa penelitian tentang analisis preferensi konsumen yang menjadi referensi, salah satunya adalah penelitan Arum Wijaya (2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut daging sapi yang menjadi preferensi atau kesukaan konsumen di Kabupaten Purworejo dan mengetahui atribut yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli daging sapi di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa daging sapi yang menjadi preferensi konsumen di pasar tradisional Kabupaten Purworejo adalah daging sapi yang berwarna merah cerah, mempunyai kandungan lemak sedikit, dan bagian daging atas.

Kemudian penelitian Adiyoga (2009) tentang analisis preferensi konsumen perantara terhadap daging itik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen perantara yaitu pedagang olahan daging itik dalam membeli daging itik dan mengetahui preferensinya terhadap daging itik. Hasil penelitian menunjukan bahwa atribut yang dipertimbangkan dalam membeli daging itik adalah harga karkas, berat karkas, kesegaran karkas, kebersihan karkas, warna daging, aroma karkas dan kekenyalan karkas. Responden memiliki preferensi positif terhadap karkas itik dengan pertimbangan harga yang ekonomis (Rp. 33.000 – Rp. 36.000), karkas yang segar dan bersih (memiliki penampakan karkas yang mengkilap, berwarna cerah, tidak berbau asam dan busuk, tidak terdapat kotoran pada kulit dan daging serta tidak terdapat bulu-bulu halus

(2)

8 pada kulit), berat karkas itik 0,9 kg, beraroma amis khas daging itik, tidak berbau asam dan busuk, karkas berwarna putih gelap dan daging yang elastis.

Selanjutnya penelitian Mutiara (2007) yang berjudul Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Daging Ayam Ras di Kota Surakarta. Hasil analisis chi-square pada penelitian ini menunjukkan bahwa semua atribut yang diamati berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95%. Hal tersebut menunjukkan perbedaan signifikan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut daging ayam ras. Atribut yang dimaksud adalah warna, ukuran, kekenyalan kulit dan kebersihan daging ayam broiler. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa preferensi konsumen terhadap daging ayam broiler tersebut tidak sama kaena terdapat perbedaan preferensi konsumen dalam keputusan pembelian. Dari analisis ini juga diketahui bahwa daging ayam broiler yang disukai oleh konsumen adalah daging ayam dengan atribut ukuran sedang, kulit yang bersih, warna daging putih kekuningan, dan tingkat kekenyalan yang elastis. Analisis multiatribut Fishbein menunjukkan bahwa atribut daging ayam ras yang paling dipertimbangkan sampai yang kurang dipertimbangkan oleh konsumen secara berturut-turut adalah warna daging, kekenyalan kulit karkas, kebersihan kulit dan ukuran daging ayam.

2.1 Ayam Broiler

Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama ayam “broiler” adalah jenis ayam ras unggul hasil dari persilangan (perkawinan) antara ayam jantan ras White Cornish dari Inggris dengan ayam betina dari ras Plymouth Rock dari Amerika. Hasil dari persilangan ras tersebut menghasilkan anak-anak ayam yang memiliki pertumbuhan badan cepat dan memiliki daya alih atau konversi pakan (feed conversion ratio) menjadi produk

(3)

9 daging yang tinggi. Artinya, dengan jumlah pakan yang dikonsumsi sedikit mampu bertumbuh dengan sangat cepat (Samadi, 2012).

2.2 Daging Ayam Broiler

Pengertian daging ayam, menurut asumsi masyarakat merupakan bentuk keseluruhan ayam potong tanpa bulu, kepala, kaki dan jeroan. Daging unggas khususnya ayam merupakan bentuk komoditi yang paling banyak dan umum diperdagangkan. Daging ayam adalah produk keluaran proses pemotongan, biasanya dihasilkan setelah melalui tahap inspeksi ante mortem, penyembelihan, penuntasan darah, penyeduhan, pencabutan bulu dan dressing atu pemotongan kaki, pengambilan jeroan, dan pencucian (Abubakar et al., 1991).

Daging yang mengandung nilai nutrisi tinggi adalah sumber utama zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Nilai nutrisi daging yang tinggi disebabkan karena daging mengandung asam amino essensial lengkap dan seimbang. Produk daging ayam merupakan komoditas pangan yang unggul sebab daging ayam broiler banyak kegunaan dan manfaatnya untuk menunjang kebutuhan gizi masyarakat. Daging ayam broiler dapat dikonsumsi dan diterima oleh semua golongan masyarakat dan agama sebagai makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada daging ayam broiler dapat dilihat pada tabel berikut:

(4)

10 Tabel 2.1 Kandungan gizi pada daging ayam broiler

No Jenis Zat Gizi Kandungan Zat Gizi per 100 gram

1 Air (%) 74,00 2 Protein (%) 22,00 3 Lemak (g) 25,00 4 Kalsium (mg) 13,00 5 Fosfor (mg) 190,00 6 Besi (mg) 1,50 7 Energi (kal) 302

Sumber : Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2012

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa dalam 100 gram daging ayam mengandung kalori sebesar 302 kal, lemak sebesar 25 gram, dan protein sebesar 22 gram. Selain itu juga mengandung kalsium, fosfor dan besi masing-masing sebesar 13 mg, 190 mg dan 1,5 mg. Untuk menjaga kualitas daging ayam tetap baik dan kandungan gizinya terjaga maka perlu dilakukan penyimpanan daging pada suhu yang tepat.

Dalam memilih daging untuk dikonsumsi, perlu diketahui ciri-ciri daging ayam yang baik menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) antara lain:

a. Warna karkas ayam putih-kekuningan, cerah, mengkilat dan bersih. b. Bila disentuh, daging terasa lembab dan tidak lengket (tidak kering).

c. Bau spesifik daging (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis, tidak berbau busuk).

d. Konsistensi otot dada dan paha kenyal, elastis (tidak lembek). e. Bagian dalam karkas dan serabut otot berwarna putih agak pucat f. Pembuluh darah di leher dan sayap kosong (tidak ada sisa-sisa darah) g. Terjamin keamanannya serta bebas dari bahan berbahaya.

(5)

11

2.3 Pemasaran

Pemasaran adalah fungsi pokok bagi perusahaan, semua perusahaan berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kotler (2007) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan saling menukar produk dan jasa serta nilai antara seseorang dengan yang lainnya. Jangkauan pemasaran sangat luas, berbagai tahap kegiatan harus dilalui oleh barang dan jasa sebelum sampai ketangan konsumen, sehingga ruang lingkup kegiatan yang luas itu dapat disederhanakan menjadi 4 (empat) kebijakan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing-mix). Bauran pemasaran adalah alat pemasaran yang terdiri atas produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion) yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan terhadap pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2003). Masing-masing penjelasannya dipaparkan berikut ini.

a. Produk

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010), produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk tidak hanya berupa barang, tetapi produk dapat berupa jasa. Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk tersebut. Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut produk. Untuk produk barang misalnya dalam bentuk seperti mutu, ciri dan desain.

(6)

12 b. Harga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Penetapan harga dan persaingan harga telah dinilai sebagai masalah utama yang dihadapi perusahaan. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa. Penentuan harga (pricing) barang atau jasa memainkan peranan strategis di dalam perusahaan (Simamora, 2003).

c. Distribusi/Lokasi

Lokasi adalah tempat untuk menyampaikan produk pada konsumen. Produk tidak akan mempunyai arti apa-apa bagi konsumen apabila tidak disampaikan atau tidak tersedia pada saat dan tempat yang diinginkan oleh konsumen. Lokasi atau tempat memiliki pengaruh yang nyata terhadap perilaku konsomen. Pada umumnya konsumen akan memilih toko terdekat dengan tempat tinggal mereka. Lokasi toko merupakan hal yang kritis bagi kelangsungan hidup toko yang bersangkutan. Pengecer harus mampu menentukan segmen geografik dan daerah tertentu, selanjutnya menentukan wilayah perdagangan. Pemilihan wilayah perdagangan akan menentukan biaya, waktu dan energi yang akan di keluarkan konsumen untuk mencapai lokasi toko. Lokasi atau tempat dari toko harus mampu menggambarkan faktor-faktor seperti mudah dijangkau oleh sarana transportasi, kepadatan penduduk dan distribusinya, pendapatan, stabilitas ekonomi dan persaingan (Kotler, 1992).

(7)

13 d. Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel dalam marketing mix yang sangat penting dalam kaitannya dengan pemasaran produk. Promosi bertujuan untuk meningkatkan jumlah penjualan dengan cara mempengaruhi konsumen. Disamping itu, promosi juga merupakan suatu proses yang diawali dengan konsumen memperoleh informasi mengenai suatu produk, kemudian tertarik pada produk tersebut, selanjutnya mencoba produk tersebut dan menentukan untuk membelinya (Kotler, 1992).

Menurut Soekartawi (2002), produk yang dihasilkan harus berorientasi pada kebutuhan konsumen. Karena selera dan kebutuhan konsumen terus berubah, maka macam dan kualitas produk perlu ada pembaharuan-pembaharuan sehingga muncul pengertian baru dalam konsep pemasaran, yaitu konsep pemasaran strategis dan konsep pemasaran kemasyarakatan. Pada konsep pemasaran strategis, konsumen individu bukan satu-satunya sasaran. Sedangkan pada konsep pemasaran kemasyarakatan, bukan saja kebutuhan pasar yang dipenuhi tetapi juga upaya bagaimana mempertahankan dan meningkatkan kemakmuran konsumen dan masyarakat. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain konsep pemasaran yaitu identifikasi keinginan konsumen, identifikasi terhadap produk yang dipasarkan dan identifikasi konsumen dan sekaligus menciptakan dan membina konsumen.

Hubungan antara pemasaran dan pasar sangat erat, karena pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli, sedangkan pemasaran merupakan kegiatan bagaimana agar produksi terjual dan dapat memuaskan

(8)

14 keinginan pembeli sehingga pembeli akan membeli produk yang bersangkutan secara berkelanjutan (Widyatmini, 1996).

2.4 Prilaku Konsumen

Menurut Sumarwan (2003), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. Studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumberdaya yang tersedia (waktu, usaha, dan energi). Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa. Pelajaran mengenai perilaku konsumen juga menyangkut analisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Memahami bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian dapat membantu manajer pemasaran (Lamb et al, 2000).

Setidaknya ada dua alasan mengapa perilaku konsumen perlu dipelajari. Pertama, karena konsumen sebagai titik sentral perhatian pemasaran. Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen pada saat ini merupakan hal yang sangat penting. Memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien. Kedua, perkembangan perdagangan pada saat ini menunjukkan bahwa lebih banyak produk-produk yang ditawarkan daripada permintaan. Kelebihan penawaran ini menyebabkan banyak produk yang tidak terjual atau tidak dikonsumsi oleh konsumen. Kelebihan penawaran tersebut bisa disebabkan oleh faktor yang berhubungan langsung dengan konsumen seperti

(9)

15 kualitas barang yang tidak layak atau tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, sudah selayaknya perilaku konsumen menjadi perhatian penting dalam pemasaran (Sutisna, 2003).

2.5 Preferensi Konsumen

Analisis preferensi konsumen adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui apa yang disukai dan yang tidak disukai konsumen, juga untuk menentukan urutan kepentingan dari suatu atribut produk maupun produk itu sendiri. Dengan menggunakan analisis preferensi ini akan diperoleh urutan kepentingan karakteristik produk seperti apa yang paling penting atau yang paling disukai (Oktaviani, 1996). Sedangkan, Kotler (1997) mendefinisikan preferensi konsumen sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada.

Analisis preferensi konsumen adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui apa yang disukai dan yang tidak disukai konsumen, juga untuk menentukan urutan kepentingan dari suatu atribut produk maupun produk itu sendiri. Dengan menggunakan analisis preferensi ini akan diperoleh urutan kepentingan karakteristik produk seperti apa yang paling penting atau yang paling disukai (Oktaviani, 1996). Menurut Simamora (2003), ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi.

a. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa yang relevan.

(10)

16 b. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam atribut apa yang paling penting.

c. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut.

d. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut.

e. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

Menurut Nicholson (1994), terdapat banyak aksioma untuk menerangkan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan terhadap suatu produk. Hubungan preferensi biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar, yaitu: a. Kelengkapan (completeness)

Kelengkapan (completeness) mengandung pengertian jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka setiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah A lebih disukai daripada B, B lebih disukai daripada A, atau A dan B sama-sama disukai Tiap orang diasumsikan tidak bingung dalam menentukan pilihan mengacu dasar ini sebab setiap orang tahu mana yang baik dan mana yang buruk, dengan demikian, selalu bisa menjatuhkan pilihan diantara dua alternatif.

b. Transitivitas (transitivity)

Transitivitas (transitivity) adalah pernyataan sseorang lebih menyukai A daripada B, dan lebih menyukai B daripada C, maka orang tersebut harus lebih

(11)

17 menyukai A daripada C. Dengan demikian, seseorang tidak bisa mengartikulasikan preferensi yang saling bertentangan.

c. Kontinuitas (continuity)

Kontinuitas (continuity) adalah pernyataan seseorang lebih menyukai A daripada B ini berarti segala kondisi dibawah pilihan A tersebut disukai daripada kondisi dibawah pilihan B. Diasumsikan preferensi tiap orang akan mengikuti dasar di atas. Dengan demikian, setiap orang akan selalu dapat membuat atau menyusun rangking pada semua situasi ataupun kondisi mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai dari berbagai macam barang dan jasa yang tersedia.

Menurut Simamora (2003) ada 2 metode analisis yang dapat digunakan untuk mengukur preferensi, yaitu metode konjoin dan compensatory model . Metode konjoin digunakan untuk mengetahui bahwa kualitas setiap atribut berkorelasi positif dengan tingkat kepentingannya. Metode compensatory model digunakan untuk mengetahui persepsi kualitas masing-masing merek dan membantu produsen untuk mengetahui pada faktor apa saja yang membuat mereknya unggul ataupun lemah sehingga dapat dilakukan pembenahan. Kedua analisis tersebut sulit dilakukan karena memerlukan perhitungan dan rumus yang rumit dan langkah yang panjang.

Terdapat 2 model pengukuran preferensi yaitu analisis Chi square dan Spearman (Simamora, 2008). Analisis Spearman digunakan untuk menguji reliabilitas kuisioner yang bertujuan untuk mengetahui atribut apa saja yang dipertimbangkan responden dalam memilih sebuah produk

(12)

18

2.6 Atribut Produk

Atribut didefinisikan sebagai karakteristik yang membedakan merek atau

produk dari yang lain. Definisi yang lain menyebutkan bahwa atribut adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori produk, yang melekat pada produk atau menjadi bagian dari produk itu sendiri (Simamora, 2004).

Atribut menggambarkan karakteristik spesifik dari produk yang menimbulkan manfaat. Artinya, pembeli biasanya dapat menyimpan manfaat yang akan mereka terima dari produk dengan meneliti atribut produk tersebut. Seringkali beberapa produk sama dalam sejumlah besar atributnya. Dalam hal seperti ini, adalah penting untuk membedakan satu atau lebih atribut penentu, yaitu atribut yang paling menentukan pilihan pembeli. Suatu atribut akan dianggap penting jika memberikan manfaat yang sangat diinginkan, tetapi jika semua alternatif yang bersaing mempunyai karakteristik yang sama, maka atribut yang lain akan menentukan pilihan merek (Guiltinan dan Gordon, 1992).

Menurut Simamora (2003), yang dipertimbangkan oleh konsumen sebenarnya hanya dua bagian besar, yaitu faktor harga dan bukan harga. Faktor bukan harga terdiri dari faktor produk dan non produk. Faktor produk adalah atribut-atribut yang terkait langsung dengan produk. Sedangkan faktor non-produk adalah hal-hal yang terkait secara tidak langsung dengan produk.

2.7 Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap suatu obyek yang diberikan, seperti halnya suatu merek. Sikap tergantung pada sistem nilai dari seseorang individu yang mewakili standar

(13)

19 pribadi tentang baik dan buruk benar dan salah, dan seterusnya. Jadi sikap akan cenderung lebih tahan lama dan kompleks dibandingkan dengan kepercayaan (Lamb et al, 2000). Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku. Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen mengenai suatu objek apakah disukai atau tidak dan dapat juga menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut (Sumarwan, 2003). Sikap berguna bagi pemasaran dalam banyak cara. Sebagai contoh, sikap kerap digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran. Sikap dapat pula membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di dalam pasar. Keputusan mengenai pengemasan adalah salah satu contoh. Sikap juga sangat berhasil dalam membentuk pangsa pasar dan memilih pangsa target (Engel et al, 1998).

2.8 Pasar

Ma’ruf (2005) menyatakan bahwa pasar memiliki tiga pengertian, yaitu: dalam arti tempat, pasar merupakan tempat bertemunya para penjual atau produsen dengan pembeli atau konsumen. Dalam arti interaksi permintaan dan penawaran, pasar sebagai tempat terjadinya transaksi jual dan beli. Sedangkan dalam arti sekelompok anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan dan daya beli, pasar adalah orang-orang yang menginginkan sesuatu barang atau jasa dan memiliki kemampuan untuk membeli. Menurut Sa’id dan Intan (2001), pasar dapat diartikan sebagai tempat terjadinya penawaran dan permintaan, transaksi, tawar-menawar nilai (harga), dan atau terjadinya pemindahan kepemilikan melalui suatu kesepakatan antara pembeli dan penjual. Kesepakatan tersebut dapat berupa

(14)

20 kesepakatan harga, cara pembayaran, cara pengiriman, tempat pengambilan atau penerimaan produk, jenis dan jumlah produk, spesifikasi serta mutu produk, dan lain-lain termasuk kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan produk. Istilah-istilah seperti supermarket, pasar saham, pasar tradisional, pasar tenaga kerja, pasar ikan, pasar loak bukanlah hal yang asing lagi.

Menurut Lamb et al. (2000), pasar memiliki beberapa karakteristik yaitu: pertama, pasar tersebut terdiri dari orang (pasar konsumen) atau organisasi (pasar bisnis). Kedua, orang-orang atau organisasi-organisasi tersebut memiliki keinginan dan kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh kategori produk tertentu. Ketiga, mereka memiliki kemampuan untuk membeli produk yang mereka cari. Keempat, mereka bersedia untuk menukar sumberdaya yang mereka miliki, umumnya berupa uang atau secara kredit dengan poduk yang mereka inginkan. Pasar adalah sebuah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang melayani transaksi jual dan beli.

Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, ataupun kerjasama dengan swasta, termasuk tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat, koperasi dengan modal dan skala kecil, serta proses jual beli barang dagangan melalui proses tawar-menawar (Perpres No. 112 Tahun 2007). Pasar tradisional biasanya menampung banyak penjual, dilaksanakan dengan manajemen tanpa perangkat teknologi modern, dan mereka lebih mewakili golongan pedagang menengah ke bawah dan tersebar, baik di kampung-kampung, kota-kota kecil maupun kota-kota besar dengan masa operasi rata-rata dari subuh sampai siang atau

(15)

21 sore hari dan sebagian beroperasi malam hari bedasarkan pengamatan langsung di lapangan.

2.9 Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat di Kota Denpasar, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi dan kesehatan juga meningkat. Kesadaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi juga berpengaruh terhadap konsumsi bahan pangan sumber protein, terutama yang berasal dari hewani. Salah satu sumber pangan yang mengandung protein hewani yang cukup lengkap adalah daging ayam.

Preferensi merupakan tahap dimana konsumen memilih suatu produk sebagai pilihan pertama, setelah itu konsumen akan memberikan keyakinan terhadap pilihan tersebut, dan tahap terakhir memutuskan untuk membeli (Simamora U, 2004). Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Pada penelitian ini produk yang digunakan adalah daging ayam broiler.

Sebelum melakukan pembelian, konsumen akan mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada daging ayam broiler. Produsen atau pemasar daging ayam broiler harus mengetahui atribut-atribut yang menjadi preferensi konsumennya karena dengan mengetahui preferensinya diharapkan dapat memuaskan konsumen terutama dalam pembelian daging ayam. Atribut yang diteliti meliputi warna daging, kondisi tulang, bau, kebersihan kulit, bagian, dan ukuran daging. Berdasarkan atribut-atribut daging ayam broiler tersebut dapat diketahui tentang preferensi dan sikap konsumen terhadap daging ayam broiler.

(16)

22 Analisis Multiatribut

Fishbein

Atribut yang menjadi preferensi konsumen

Atribut yang dominan dipertimbangkan oleh konsumen

konsumen Pemenuhan Kebutuhan Gizi

(Protein)

Protein Nabati

Analisis mengenai preferensi daging ayam broiler dengan menggunakan analisis Chi-Square bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi konsumen daging ayam broiler dan juga mengetahui atribut yang menjadi preferensi konsumen daging ayam broiler. Sedangkan analisis mengenai sikap konsumen dengan menggunakan analisis Fishbein bertujuan untuk mengetahui atribut yang paling dipertimbangkan oleh konsumen daging ayam broiler. Dari uraian tersebut di atas, kerangka teori preferensi konsumen dalam membeli daging ayam broiler dapat digambarkan dengan diagram seperti di bawah ini

Kerangka teori preferensi konsumen dalam membeli daging ayam broiler di pasar tradisional Kota Denpasar.

Preferensi Konsumen

Atribut-atribut karkas ayam broiler: a) Ukuran karkas ayam broiler b) Kebersihan kulit c) Warna karkas d) Kondisi tulang e) Bau daging f) Kesegaran daging g) Bagian karkas Analisis Chi Square Protein Hewani Non Daging Ayam Broiler Daging Ayam Broiler

Referensi

Dokumen terkait

Pada Kabupaten Ponorogo diperoleh empat sampel tanaman dari tiga lokasi, ketiga lokasi tersebut terletak pada kecamatan yang sama yaitu Kecamatan Ngrayun, namun

Metode penelitian yang digunakan untuk melakukan pemngembangan metode otentikasi keaslian ijasah dengan memanfaatkan gambar QR code adalah dengan menggunakan model

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah usus kecil dan digesta dari saluran pencernaan ayam petelur, isi (kuning dan albumin) dan kerabang telur serta feses ayam

Pada pembelajaran matematika materi perkalian di kelas II SD/MI dapat digunakan permainan “mangkuk dan permen” untuk penanaman konsep perkalian, dan dilanjutkan permainan

Dalam tahap ini dilakukan penyebaran kuesioner I kepada sejumlah responden yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan admin layanan SIAKAD di jurusan Teknik Industri

perusahaan, setelah diuji maka diperoleh kesesuaian antara hasil dan hipotesis yaitu pengungkapan Sustainability Report berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan dari beberapa fenomena di atas, dalam pelaksanaan PNPM-MP ekonomi bergulir kelompok yang belum optimal, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi inokulasi isolat bakteri diazotrof endofit dengan tanpa pemupukan nitrogen memberikan hasil pertumbuhan vegetatif terbaik untuk