• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. a. Sikap partisipasi aktif berpengaruh signifikan terhadap intensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. a. Sikap partisipasi aktif berpengaruh signifikan terhadap intensi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Sikap partisipasi aktif berpengaruh signifikan terhadap intensi partisipasi aktif anggota koperasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi (a1) sebesar 0,232, nilai t hitung sebesar 2,321, dan nilai signifikansi sebesar 0,023. Karena nilai koefisien regresi (a1) positif maka terdapat hubungan positif variabel sikap terhadap variabel intensi partisipasi anggota koperasi. Kemudian, nilai signifikansi (p) sebesar 0,023 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel sikap berpengaruh secara signifikan terhadap variabel intensi partisipasi aktif anggota koperasi.

Sikap yang terbentuk pada anggota koperasi bergantung pada proses pembentukan sikap tersebut. Proses pembentukan sikap pada anggota Koperasi Kompa melalui proses kognitif yang bersumber dari pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung yang dialami anggota. Pengalaman langsung dan tidak langsung yang dialami oleh anggota bersifat positif sehingga membentuk sikap yang positif terhadap perilaku partisipasi aktif. Proses komunikasi yang intensif antar anggota menyebabkan sikap yang bersumber dari pengalaman tidak langsung anggota lebih dominan dalam membentuk sikap terhadap perilaku partisipasi aktif.

(2)

b. Norma Subyektif partisipasi aktif berpengaruh signifikan terhadap intensi partisipasi aktif anggota koperasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi (a2) sebesar 0,322, nilai t hitung sebesar 3,245, dan nilai signifikansi sebesar 0,002. Karena nilai koefisien regresi (a2) positif maka terdapat hubungan positif variabel norma subyektif terhadap variabel intensi partisipasi anggota koperasi. Kemudian, nilai signifikansi (p) sebesar 0,002 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel norma subyektif berpengaruh secara signifikan terhadap variabel intensi partisipasi aktif anggota koperasi.

Norma yang terbentuk pada lingkungan anggota Koperasi Kompa banyak dipengaruhi oleh karakteristik dan budaya lingkungan tersebut. Pada Kecamatan Sukahening dan Kecamatan Rajapolah mulai terdapat perubahan struktur masyarakat yang mulai bergerak di sektor industri dan peran wanita yang mulai terlibat pada pengelolaan keuangan dan ekonomi rumah tangga sehingga norma tersebut mempengaruhi norma dan pandangan positif anggota serta orang-orang di sekitarnya mengenai perilaku aktif pada koperasi. Maka dari itu, masyarakat terdorong untuk memunculkan perilaku aktif pada koperasi dan dia juga terdorong untuk mendukung orang-orang di sekitarnya untuk memunculkan perilaku tersebut.

c. Kontrol perilaku partisipasi aktif berpengaruh signifikan terhadap intensi partisipasi aktif anggota koperasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi (a3) sebesar 0,313, nilai t hitung sebesar 3,736, dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai koefisien regresi (a3) positif maka terdapat hubungan positif variabel kontrol perilaku terhadap variabel intensi

(3)

partisipasi anggota koperasi. Kemudian, nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel kontrol perilaku berpengaruh secara signifikan terhadap variabel intensi partisipasi aktif anggota koperasi.

Terdapat 9 sumber-sumber yang dipersepsikan dapat mempermudah atau mempersulit anggota dalam memunculkan perilaku partisipasi aktif pada koperasi, yaitu :

1) Peningkatan atau penurunan penghasilan anggota

2) Tingkat kebutuhan rumah tangga anggota yang harus dipenuhi 3) Kualitas Pelayanan pada Koperasi

4) Peraturan yang tidak kaku dan tidak memberatkan anggota

5) Jenis simpanan dan pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan anggota 6) Program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan anggota

7) Dukungan dari anggota lain

8) Waktu luang yang dimiliki anggota

9) Pemberian uang transportasi dan uang saku pada suatu kegiatan

d. Sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap intensi partisipasi aktif anggota koperasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 27,449 dengan nilai signifikansi F sebesar 0,000 < dari 0,05 maka sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap intensi partisipasi aktif anggota koperasi. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,460 atau 46%. Nilai koefisien determinasi tersebut menunjukkan 46% intensi partisipasi aktif anggota koperasi dapat dijelaskan oleh variabel sikap, norma subyektif dan

(4)

kontrol perilaku sedangkan sisanya sebesar 54% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis maka berikut merupakan saran yang dapat menjadi pertimbangan untuk penelitian maupun pembuatan kebijakan berkaitan dengan pengelolaan koperasi :

a. Upaya pembentukan sikap positif terhadap perilaku partisipasi aktif yang dapat meningkatkan intensi anggota untuk berpartisipasi aktif pada koperasi dapat dilakukan dengan cara mengutamakan pendidikan perkoperasian sebagai dasar utama. Pendidikan perkoperasian harus dilakukan sejak masa pengkaderan calon anggota. Pendidikan tersebut sebaiknya dilakukan oleh pihak internal koperasi baik itu manajemen, pengurus, maupun anggota sehingga proses penyampaian pesan sesuai dengan kondisi koperasi dan karakter calon anggota tersebut seperti yang telah dilaksanakan oleh Koperasi Kompa.

b. Memanfaatkan anggota sebagai agen promosi pengkaderan calon anggota sebagai upaya membentuk sikap positif melalui proses pengalaman tidak langsung yang diterima oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan intensi masyarakat untuk berpartisipasi pada koperasi.

c. Koperasi harus mampu menyusun strategi informasi dengan memperhatikan faktor-faktor pembentukan kepercayaan, kaitan pesan dengan keadaan, kejelasan pesan, kesinambungan dan konsistensi komunikasi, kemampuan atau kapasitas, muatan isi dan saluran pesan sehingga terbentuk

(5)

proses pertukaran informasi positif yang membentuk sikap positif anggota khususnya dalam meningkatkan intensi partisipasi aktif pada koperasi.

d. Berkaitan dengan norma di masyarakat yang mendukung pembentukan norma subyektif yang positif dapat meningkatkan intensi partisipasi aktif anggota koperasi, maka koperasi maupun pemerintah dalam menjalankan programnya terkait dengan perkoperasian harus memperhatikan karakteristik masyarakat yang dituju apakah sudah memiliki pandangan yang memadai berkaitan dengan lembaga keuangan. Apabila karakteristik masyarakat yang dituju masih tradisional maka pendirian dan pengelolaan koperasi harus menyesuaikan dengan karakteristik dan budaya setempat dan dimulai dengan memberikan pemaham kepada masyarakat terkait seluk beluk pengelolaan keuangan beserta lembaganya salah satunya koperasi. Maka dari itu peran sektor-sektor lain sangat dibutuhkan dalam hal ini baik itu pendidikan, infrastruktur, kesehatan dan sektor lainnya untuk menunjang perekonomian masyarakat. Apabila pemahaman masyarakat sudah baik maka pandangan masyarakat terhadap proses keterlibatan mereka pada lembaga keuangan akan positif dan terbentuk pandangan untuk terlibat dan mendukung orang-orang di sekitarnya aktif pada pengelolaan koperasi.

e. Kontrol perilaku yang paling tinggi dipersepsikan mempermudah anggota untuk berpartisipasi aktif sehingga meningkatkan intensi partisipasi aktif anggota adalah peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan penghasilan. Maka dari itu, peningkatan intensi partisipasi anggota koperasi harus mempertimbangkan upaya-upaya peningkatan kesejahteraan anggota. Contoh upaya-upaya pada Koperasi Kompa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

(6)

kesejahteraan anggota diantaranya pelayanan usaha simpan dan pinjam yang disesuaikan dengan kebutuhan anggota, peningkatan SHU yang dibagikan, dana bantuan sosial, dana perlindungan bersama, dan pembinaan usaha anggota yang juga disesuaikan dengan konteks permasalahan dan kebutuhan anggota.

5.3. Keterbatasan Penelitian

a. Penelitian ini hanya meneliti tiga variabel yaitu sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dapat menjelaskan intensi partisipasi aktif anggota koperasi sebesar 45%. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian yang mengikutsertakan variabel lain yang dapat mempengaruhi intensi partisipasi aktif anggota koperasi.

b. Berdasarkan temuan penelitian, di dalam hasil uji beda menunjukan bahwa terdapat perbedaan intensi partisipasi aktif anggota koperasi berdasarkan status pekerjaan. Kemudian, berdasarkan hasil wawancara, pihak Koperasi Kompa menyatakan bahwa dinamika partisipasi anggota pada Koperasi Kompa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masing-masing anggota. Maka dari itu, variabel status pekerjaan serta pendidikan dapat diduga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi intensi partisipasi anggota sehingga disarankan untuk diikutsertakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

c. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan tingkat signifikansi 10% dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga peneliti. Diharapkan adanya

(7)

penelitian yang dapat menggunakan pengambilan sampel dengan taraf signifikansi minimal 5%.

d. Lokasi penelitian yang digunakan hanya pada koperasi yang dalam pengelolaannya dapat dikatakan sudah baik. Maka dari itu, diperlukan penelitian yang mengambil lokasi pada koperasi yang pengelolaannya kurang baik sehingga hasil penelitian dapat lebih beragam dan didapatkan data pembanding.

e. Penelitian dengan metode kualitatif dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat sehingga hasil analisis yang dilakukan kurang mendalam dan hanya sebagai data pendukung. Maka dari itu, perlu adanya penelitian yang dapat meneliti lebih dalam dan fokus untuk meneliti sikap, norma subyektif, kontrol perilaku dan intensi partisipasi aktif anggota dengan metode kualitatif.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memeriahkan HUT Paroki SanMaRe yang ke-3, akan diadakan bazar pada hari Minggu, 25 Agustus 2013, bazar terbuka bagi seluruh umat. Bagi yang berminat membuka

pola pikir penulis dalam membuat konsep dan cara penggarapan tulisan yang baik dan benar sehingga mudah untuk dimengerti orang lain. Warsana, S.Sn., M.Sn., selaku dosen penguji

Prolaps tali pusat adalah kejadian dimana di samping atau melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketuban pecah. Terhentinya aliran darah yang melewati tali

Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel diperoleh nilai F hitung &gt; F tabel , maka tolak H 0 sehingga nilai F hitung signifikan pada α =

Kematian ibu ini terkait dengan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan K4 yaitu angka kunjungan ke 4 ibu hamil yang mana pencapaiannya di puskesmas Aek Kota Batu

Penelitian bertujuan untuk menganalisis adanya hubungan antara tingkat kesehatan rumah meliputi komponen rumah (langit- langit, dinding, lantai, jendela kamar

Sementara hadis adalah hasil interaksi Nabi dengan realitas dan kondisi tertentu, di mana keduanya merupakan model atau hasil dari model interaksi Islam pada penggal ruang dan

Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian dari salah satu dari keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menulis khususnya menulis permulaan di kelas I