• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Amang.dkk(1996) menyatakan bahwa minyak goreng dapat dikelompokkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Amang.dkk(1996) menyatakan bahwa minyak goreng dapat dikelompokkan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Minyak Goreng

Berdasarkan sumber bahan baku untuk memproduksi minyak goreng, Amang.dkk(1996) menyatakan bahwa minyak goreng dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok agregat. Kelompok pertama adalah minyak yang dihasilkan dari hewan yang secara awam sering diistilahkan sebagai lemak (fat). Penggunaan minyak hewani untuk konsumsi langsung rumah tangga sebagai bahan pangan relatif terbatas. Biasanya, minyak hewani sebagai bahan pangan lebih bersifat tidak langsung yakni ikutan dari konsumsi daging.

Kelompok kedua adalah minyak nabati, yakni minyak yang dihasilkan dari ekstrak kandungan asam lemak dari tumbuh-tumbuhan. Minyak nabati yang populer dikonsumsi manusia adalah hasil olahan dari ekstrak minyak yang berasal dari sawit, kelapa, kacang tanah, kedelai, jagung, bunga matahari dan lobak. Di Indonesia, lebih dari 95 persen minyak goreng yang berasal dari minyak nabati adalah berasal dari kelapa sawit.

Minyak Jelantah

Selama penggorengan, minyak goreng akan mengalami pemanasan pada suhu tinggi, lebih kurang 170-1800C dalam waktu yang cukup lama. Hal ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi, hidrolisi dan polimerisasi yang menghasilkan senyawa-senyawa hasil degradasi minyak seperti keton, aldehid dan polimer yang merugikan kesehatan manusia. Proses-proses tersebut menyebabkan minyak mengalami kerusakan. Kerusakan utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik, sedangkan kerusakan lain meliputi peningkatan kadar asam lemak bebas

(2)

(FFA), perubahan indeks refraksi, angka perioksida, angka karbonil, timbulnya kekentalan minyak, terbentuknya busa dan adanya kotoran dari bumbu yang digunakan dan dari bahan yang digoreng. Semakin sering digunakan tingkat kerusakan minyak akan semakin tinggi. Penggunaan minyak berkali-kali akan mengakibatkan minyak menjadi cepat berasap atau berbusa dan meningkatkan warna coklat serta flavour yang tidak disukai pada bahan makanan yang digoreng (Wijana,dkk; 2005).

Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah digunakan berkali-kali, sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan yang mempengaruhi kualitas minyak itu sendiri. Faktor pertama yang dapat menyebabkan kerusakan lemak atau minyak adalah penyerapan bau. Lemak dan minyak bersifat mudah menyerap bau. Apabila bahan pembungkus dapat menyerap lemak, maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang menyebabkan seluruh lemak menjadi rusak.

Faktor yang ke dua yang dapat menyebabkan kerusakan lemak atau minyak adalah hidrolisis. Dengan adanya air, lemak dan minyak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak. Dengan adanya lipase, lemak akan diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih dari 10%.

Faktor yang ke tiga yang dapat menyebabkan kerusakan lemak atau minyak adalah oksidasi yang dapat menimbulkan ketengikan (rancidity).

(3)

Kerusakan lemak dan minyak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses autooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Autooksidasi dimulai dengan pembentukan faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat, dan enzim-enzim lipoksidase.

(Mahmudatussa, 2006)

Bahaya Pengkonsumsian Minyak Jelantah

Minyak jelantah, merupakan minyak goreng yang telah tidak layak pakai atau telah melewati batas penggunaan minyak goreng. Minyak goreng yang penggunaannya melewati batas pemakaian sebanyak 3-4 kali dipercaya akan menurunkan mutu dan membahayakan bagi kesehatan apabila minyak goreng tersebut tetap digunakan untuk konsumsi.

Apabila ditinjau dari segi fisik, salah satu tanda bahwa minyak jelantah tidak layak dikonsumsi ialah munculnya bau tengik pada minyak tersebut. Minyak yang tengah mengalami proses tengik, akan mengalami perubahan flavor dan bau sehingga menjadi tidak layak konsumsi. Menurut Ketaren(2008), ada tiga penyebab ketegikan dalam minyak yang dibagi atas tiga golongan, yang pertama adalah ketingikan oleh oksidasi (oxidative rancidity), kedua ialah ketingikan oleh enzim (enzymatic rancidity), dan yang ketiga adalah ketingikan oleh proses hidrolisa (hidrolitic rancidity).

Tetapi bila penggunaan minyak goreng yang melebihi batas ditinjau kerusakannya dari komposisi kimiawinya, maka dapat dilihat, bahwa minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi

(4)

selama proses penggorengan. Perubahan sifat ini menjadikan minyak goreng

tersebut tidak layak lagi digunakan sebagai bahan makanan (Rosita dan Widasari, 2009)

Berdasarkan penelitian juga disebutkan kemungkinan adanya senyawa

carcinogenic dalam minyak yang dipanaskan, dibuktikan dari bahan pangan

berlemak teroksidasi yang dapat mengakibatkan pertumbuhan kanker hati. Selain itu selama penggorengan juga akan terbentuk senyawa Acrolein yang bersifat racun dan menimbulkan rasa gatal pada tenggorokkan (Wijana,dkk; 2005).

Oleh karena itu minyak goreng yang telah dipakai atau minyak jelantah sering kali dibuang begitu saja ke lingkungan baik dari limbah rumah tangga maupun limbah industri penggorengan. Maka dari itulah, harus adanya penanganan limbah minyak jelantah yang dibuang tersebut. Dan salah satunya itu ialah menjadi bahan baku sabun batang.

Sabun Batang

Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak dan telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan kerpeluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci(Lubis, 1999).

Sabun dihasilkan dari proses saponifikasi, yaitu hidrolisi lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam NaOH (minyak dipanaskan dengan NaOH) sampai terhidrolisi sempurna. Asam lemak yang berkaitan dengan natrium ini dinamakan sabun. Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol, selain C12 dam C16, sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat (Ketaren, 1986).

(5)

pembuatan sabun dilupakan orang dalam zaman kegelapan, namun ditemukan kembali selama zaman renaisance. Penggunaan sabun mulai meluas pada abad ke-18. Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada zaman yang lampau (Lubis, 1999).

Sabun buatan sendiri bukan hanya membersihkan, tetapi juga dapat melembabkan dan melembutkan kulit dan meminyaki sel-sel kulit juga. Selain itu, kualitas sabun mandi buatan sendiri dapat melebihi sabun yang dibeli di supermarket, karena selain lebih murah sabun buatan sendiri dapat dibuat sesuai keinginan, baik warna dan harumnya atau dibiarkan apa adanya. Untuk pewarna dapat digunakan pewarna makanan atau buah-buahan dan parfum non alkohol. Pada proses penambahan pewarna dan pewangi dapat dilakukan pada saat sabun mmencapai light trace (adonan sabun berbentuk seperti fla) (Dalimunthe, 2009). Kunyit

Kunyit (Curcuma domestica) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat. Habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia, khusunya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini. Baik sebagai pelengkap bumbu masakan, seperti nasi kuning, rendang, bumbu kari maupun jamu untuk menjaga kesehatan dan atau menyembuhkan penyakit. Kehadiran kunyit dimaksudkan untuk memberikan aroma, rasa, dan warna kuning yang khas baik pada makanan, tekstil, maupun tikar, juga untuk menghilangkan bau amis pada ikan laut, serta untuk membangkitkan selera makan. Selain itu, kunyit juga digukan dalam bidang lain, seperti kecantikan kulit (lulur Jawa) serta menjaga

(6)

kesehatan ternak ayam serta memberikan warna kuning kemerahan pada kuning telur ayam (Nugroho,1998).

Taksonomi Kunyit

Sistematika tanaman kunyit adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Family : Zingiberaceae Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma domestica VAL. (C. Longa Auct) (Nugroho,1998)

Dalam pengolahan kunyit sebagai campuran sabun batang, bagian yang akan digunakan ialah bagian rimpang. Dalam hal ini rimpang kunyit akan diparut, lalu dicampur dengan air agar mengendap patinya, lalu pati yang telah mengendap diambil dan dicampur didalam sabun batang. Jadi selain sebagai pewarna alami pada sabun batang, kunyit juga dapat digunakan untuk kecantikan yang dimana untuk menghaluskan kulit, dan membuat kulit menjadi kuning langsat.

Lidah Buaya

Lidah buaya merupakan tumbuhan berbatang pendek yang tidak terlihat karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang inilah muncul tunas-tunas yang selanjutnya akan menjadi tanaman anak. Lidah buaya yang bertangkai panjang juga muncul dari batang

(7)

tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini, akan muncul tunas-tunas yang baru (Agoes, 2010).

Taksonomi Lidah Buaya

Tanaman lidah buaya termasuk keluarga Lilicaea yang memiliki 4.000 jenis dan terbagi ke dalam 240 marga dan 12 anak suku. Menurut Sulistiawati (2011). Berikut ini penggolongan klasifikasi lidah buaya.

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Bangsa : Liliflorae Suku : Liliceae Genus : Aloe

Spesies : Aloe barbadensis Milleer

Bagian lidah buaya dalam pengolahan minyak jelantah menjadi sabun batang adalah daging daun serta gel yang terdapat di dalam lidah buaya. Gel dalam lidah buaya inilah yang memiliki berbagai manfaat-manfaat yang menguntungkan untuk manusia. Yaitu Lidah buaya bisa mengatasi bengkak sendi pada lutut, batuk, dan luka. Lidah buaya juga membantu mengatasi sembelit atau sulit buang air besar karena gelnya bersifat pahit dan mengandung laktasit, sehingga merupakan pencahar yang baik (Purwaningsih, 2008)

Selain itu, adanya zat lignin yang terdapat pada gel di lidah buaya mampu meresap dan menembus ke dalam kulit. Dimana, lendir ini berfungsi untuk

(8)

menahan kehilangan cairan tubuh pada permukaan kulit. Alhasil, kulit tidak akan cepat kering dan terlihat awet muda.

Pepaya

Pepaya merupakan tanaman tropis yang bernilai ekonomis tinggi. Buah pepaya yang merupakan hasil utama tanaman ini sangat digemari oleh berbagai ras penghuni bumi ini. Buah pepaya dan hasil olahannya merupakan produk hortikultura yang cukup penting dalam perdagangan dunia. Selain itu, getah pepaya yang mengandung enzim papain juga diolah menjadi produk perdagangan. Papain merupakan enzim proteolitik yang banyak digunakan dalam berbagai industri makanan dan minuman, industri farmasi, dan industri lainnya. Kini, produk pasca panen hortikultura ini semakin banyak dan semakin luas pemakaiannya dalam berbagai industri dunia (Kalie, 1996).

Taksonomi Pepaya

Dari data yang didapat dari Badan POM RI (2008), menyatakan bahwa klasifikasi dari tanaman pepaya ialah sebagai berikut.

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Violales Suku : Caricaceae Marga : Carica

(9)

Pada pengolahan minyak jelantah menjadi sabun batang dengan ekstrak pepaya yang digunakan kali ini adalah daging buah pepaya yang berwarna kemerahan, dimana warna kemerahan pada daging pepaya akan memberikan warna pada sabun batang yang akan diproduksi. Menurut Kalie (1996), menyatakan bahwa kandungan enzim papain pada buah pepaya dapat digunakan sebagai obat luar yang dapat mengobati jerawat, luka goresan, kutil, krim penggugur rambut, pasta gigi, dan operasi plastik langit-langit mulut yang terbelah. Oleh karena itu, maka buah pepaya dipilih menjadi salah satu komoditi pertanian yang akan digunakan sebagai campuran dalam sabun batang yang akan diproduksi.

Syarat Mutu Sabun Mandi

Syarat mutu sabun mandi yang ditetapkan SNI untuk sabun yang beredar di pasaran hanya mencakup sifat kimiawi dari sabun mandi, yaitu jumlah asam lemak bebas, asam lemak, alkali bebas, bagian tak larut dalam alkohol, kadar air, dan minyak mineral. Berikut adalah tabel karateristik dan syarat mutu dari sabun mandi.

Tabel 1. Karakteristik dan Syarat Mutu Sabun Mandi

Karakteristik Syarat Mutu

Kadar air dan zat menguap pada 105 0C Max 15

Asam Lemak Min 71

Asam Lemak Bebas Max 2.5

Bagian tak larut dalam Alkohol Max 2.5 Alkali bebas dihitung sebagai NaOH Max 0.1

Minyak Mineral negatif

(10)

Penentuan Kadar Air dan Zat Menguap pada 105oC

Pada sabun batang yang akan diproduksi dilakukan penentuan kadar air dan zat yang menguap pada suhu 1050C sebgai salah satu indikator apakah sabun batang yang diproduksi telah lulus standarisasi atau tidak.

Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (FFA)

Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lebih. Angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak atau karena proses pengolahan yang asli tanaman ini kurang baik, semakin tinggi angka asam semakin rendah kualitasnya (Lestari, 2010).

Bagian Tidak Larut dalam Alkohol

Bagian tak larut dalam alkohol ialah bagian sabun yang tidak larut dalam larutan alkohol, seperti ampas-ampas dari bekas penggorengan pada proses penggorengan, ataupun ampas-ampas pada ekstrak-ekstark komoditi yang digunakan.

Referensi

Dokumen terkait

Predictors: (Constant), TOTAL ETOS KERJA, TOTAL KECERDASAN EMOSIONAL, TOTAL KEPEMIMPINAN PELAYANAN Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t

Dalam lembar observasi hal yang akan diamati adalah sikap dan kepribadian siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran membaca, serta di gunakan untuk melihat

Pandawa Lima adalah game pengenalan budaya Indonesia yaitu wayang yang bersudut pada legenda Mahabharata dan berjalan pada platform Android, dibuat untuk

Berdasarkan hasil penelitian telah ditemukan beberapa hal sebagai berikut, konstruksi sosial nikah muda di kalangan para pelaku pada Komunitas Klinik Nikah Malang terbentuk dari

Diharapkan para ibu hamil dapat termotivasi dan mau melaksanakan senam hamil secara tepat dan benar, sehingga dapat melakukan persalinan secara lancar, yaitu

Alleluya, Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul: “PENATAAN KEMBALI

Berdasarkan wawancara yang sempat dilakukan peneliti terhadap ibu-ibu Desa Genengduwur pada saat acara PKK, 10 dari 120 Ibu-ibu mengatakan bahwa di Desa Genengduwur belum pernah

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada seluruh spesies kupu-kupu yang diperoleh, menunjukkan bahwa kupu-kupu dari famili Nymphalidae paling banyak