MINIMALISASI BIAYA
MENGGUNAKAN
GOLDEN SECTION
AND HOOK JEEVES METHODS
OBJECTIVES
Understand why and where optimization occurs
in engineering problem solving.
Understand the major elements of the general
optimization problem: (1) objective function, (2)
decision variables, and (3) constraints.
Be able to distinguish between linear and
nonlinear optimization, and between constrained
and unconstrained problems
PUSTAKA
James B. Riggs, 1988, “An Introduction to Numerical
Methods for Chemical Engineers”, Texas: Texas Tech
University Press, Chapter 6
Steven C. Chapra & Raymond P. Canale,
2003,“Numerical Methods for Engineers: With Software
and Programming Applications”, 4
thedition, New York:
McGraw-Hill Company Inc,
Part Four
etc.
Cost components
$ / year Pipe diamater (in)
1 1,25 1,5 2,5 Operating Costs 4697 660 312 164 56 Pipe capital costs 168 308 389 474 660 Pump capital
costs
401 192 150 150 150
Total 5266 1160 852 788 866
INTRODUCTORY EXAMPLE
Persoalan pemilihan diameter pipa untuk mengangkut fluida dari satuproses ke proses yang lain.
Diameter pipa optimum, berdasarkan:
Biaya investasi, dan biaya operasi
Diameter pipa mana yang akan Anda pilih? 2
PENGANTAR-1
Definisi optimasi
Jenis optimasi: 1- maksimasi; 2- minimasi
Dua hal penting dalam studi optimasi:
1- fungsi objektif dan decision variables;
2- kendala (constraints)
Contoh-contoh persoalan optimasi dalam bidang
Engineering
Contoh-contoh constraints yang menyertai
persoalan optimasi
Definisi dan Jenis Optimasi
Optimasi merupakan suatu proses untuk mencari
kondisi yang optimum, dalam arti paling
menguntungkan.
Optimasi bisa berupa maksimasi atau minimasi.
Jika berkaitan dengan masalah keuntungan, maka
keadaan optimum adalah keadaan yang memberikan
keuntungan maksimum (maksimasi).
Jika berkaitan dengan masalah
pengeluaran/pengorbanan, maka keadaan optimum
adalah keadaan yang memberikan
pengeluaran/pengorbanan minimum (minimasi).
Fungsi Objektif
Secara umum,
fungsi yang akan dimaksimumkan
atau diminimumkan
disebut fungsi objektif
(objective function), sedangkan
harga-harga yang
berpengaruh dan bisa dipilih
disebut variabel
(perubah) atau decision variable.
Secara analitik, nilai maksimum atau minimum dari
suatu persamaan: y = f(x)
dapat diperoleh pada harga x yang memenuhi:
y’ = f’(x) = 0
Untuk fungsi yang sulit untuk diturunkan atau
mempunyai turunan yang sulit dicari akarnya,
proses optimasi dapat dilakukan secara numerik.
Contoh Persoalan Optimasi dalam Bidang Engineering
Design pump and heat transfer equipment for maximum
efficiency
Design waste water treatment system to meet water-quality
standards of least cost
Optimal planning and scheduling
Optimal pipeline network
Inventory control
Maintenance planning to minimize cost
etc.
Ilustrasi maksimasi (secara grafik):
Beberapa istilah: Maksimum lokal Maksimum global A unimodal function One hump or one valley
PENGANTAR-2
Catatan: Analog,Maksimum dan minimum lokal dan global:
PENGANTAR-3
Perbedaan antara persoalan optimasi dengan pencarian/ penentuan akar persamaan:
PENGANTAR-4
Ilustrasi grafik optimasi dua variabel:
PENGANTAR-5
Tinjaulah sebuah fungsi dengan satu
variabel sbb.:
y = f(x)
Ingin dicari harga x yang memberikan harga y
maksimum (maksimasi) atau minimum
(minimasi). Dalam hal ini, x yang diperoleh
merupakan nilai x optimum fungsi.
Beberapa metode yang akan dibahas
Metode golden section
Metode Newton
Metode interpolasi kuadrat
dsb.
METODE GOLDEN SECTION
Golden section merupakan salah satu cara atau
metode optimasi numerik yang bisa dipakai untuk
fungsi yang bersifat unimodal. Kedua tipe
optimasi, yaitu maksimasi dan minimasi dapat
diselesaikan dengan cara ini.
Golden-section (search) method merupakan
metode optimasi satu variabel yang sederhana,
dan mempunyai pendekatan yang mirip dengan
metode bisection dalam penentuan akar
persamaan tak linier.
METODE
GOLDEN
SECTION
Tinjaulah fungsi f(x) yang
akan ditentukan maksimumnya,
pada rentang x = xl dan x = xu
(perhatikan gambar di samping).
, ide dasar metode ini adalah
memanfaatkan nilai yang lama
sebagai nilai yang baru.
Secara matematik:
METODE
GOLDEN SECTION
1 2 2 1 1 2 1 0
,
:
l
l
l
l
l
maka
l
l
l
1 2l
l
R
R
R
atau
l
l
l
l
atau
l
l
l
l
l
1
1
:
1
2 1 1 2 2 1 1 2 1
Karena:Ambil kebalikannya dan kemudian definisikan:
0
1
:
R
2
R
Sehingga
... 61803 , 0 2 1 5 : R positifnya akar Nilai(R biasa disebut sebagai Golden ration atau golden number)
ALGORITMA
(kasus maksimasi):
1. Mulai dari 2 nilai tebakan awal xl dan xu, yang mengapit titik maksimum. 2. Tentukan nilai x1 dan x2 di dalam rentang xl dan xu, sesuai dengan golden ratio (R)
d
x
x
d
x
x
X
X
d
u l u
2 1 12
1
5
ALGORITMA (kasus maksimasi):
3. Berdasarkan harga f(x) pada 2 titik tersebut (x1 dan x2), diharapkan ada sebagian interval yang dapat dieliminasi, sehingga salah satu titik lama bisa dipakai lagi pada evaluasi langkah berikutnya. Jadi hanya diperlukan 1 titik baru.
Ada 2 kasus:
(a) Jika: f(x1) > f(x2) Maka: domain x antara xl dan x2 dieliminasi x2 lama = xl baru
x1 lama = x2 baru xu lama = xu baru
x1 baru ditentukan (b) Jika: f(x2) > f(x1) Maka: domain x antara x1 dan xu dieliminasi x1 lama = xu baru
x2 lama = x1 baru xl lama = xl baru
METODE GOLDEN SECTION
Algoritma untuk kasus minimasi kebalikan dari algoritma untuk kasus maksimasi tersebut di atas.Efektivitas evaluasi dengan metode golden section:
Misal diinginkan pengecilan interval sampai menjadi 0,001 dari semula, maka jumlah step yang diperlukan (N) adalah: (0,618)N = 0,001
N = 14,3 ≈ 15
Jumlah evaluasi = 2 + (N – 1) x 1 = 16
Silakan Pelajari Contoh Soal
EXAMPLE : DETERMINING MINIMATION FUNCTION
Y = 2X2 – 8X + 12 KNOWN
XA = LOWER LIMIT (BATAS BAWAH) = 0 XB = UPPER LIMIT (BATAS ATAS) = 4 TOL = 0.001 (SAMPLE) X=XA = 0 YA = (2*02) - (8*0) + 12 = 12 X=XB=4 YB = (2*42 )– (8*4) +12 =12 618 0 2 1 5 . L XP=XA + (1 – L) * (XB – XA) = 0 + ( 1 – 0.618) * (4 – 0) =1,53 YP = (2 * 1,5322) – (8*1,53) +12 = 4,44 XQ=XA + L*(XB – XA) = 0 + 0.618*(4 – 0) = 2,472 YQ= (2*2,4722) – (8*2,472) + 12 = 4,45 XPNEW=1,53 + (1 – L)*(2,472 – 1,53) = 1,8898 YPNEW=( 2*1,88982) – (8*1,8898) + 12 = 4,02 XQNEW=1,53 + 0,618*(2,472 – 1,53) = 1,915 YPNEW = (2*1,9152) – (8*1,915) +12 = 4,01 DST……
METODE NEWTON
Metode ini menggunakan pendekatan yang sama dengan metode Newton dalam penentuan akar persamaan tak linier, melalui pendefinisian fungsi: g(x) = f’(x) Karena pada kondisi optimum: f '(x*) = g (x*) = 0 (x* menyatakan nilai x optimum)
maka, nilai x* dapat diperoleh secara iteratif sebagai berikut:
)
(
"
)
(
'
1xi
f
xi
f
x
x
i
i
Silakan Pelajari Contoh Soal Berikut
METODE INTERPOLASI KUADRAT
Metode ini dapat digunakan untuk melakukan optimasi secara numerik. Hal ini disebabkan oleh penggunaan polinomial orde-dua yang menghasilkan pendekatan cukup baik terhadap bentuk f(x) di dekat titik optimumnya. (Perhatikan gambar di samping…)
METODE INTERPOLASI KUADRAT
Jika mula-mula kita mempunyai tiga buah titik tebakan awal (yakni x0, x1, dan x2) yang mengapit titik optimumnya, maka sebuah parabola dapat di-fit-kan melalui ketiganya.
Diferensiasikan persamaan yang diperoleh, set hasilnya menjadi sama dengan nol, dan perkiraan x optimum dapat ditentukan (dalam hal ini sebagai x3) sbb.:
Penentuan x3 dilakukan secara iteratif, melalui strategi yang sama dengan metode golden section, hingga diperoleh penyelesaian yang konvergen.
) )( ( 2 ) )( ( 2 ) )( ( 2 ) )( ( ) )( ( ) )( ( 1 0 2 0 2 1 2 1 0 2 1 2 0 2 2 0 2 2 1 2 2 2 1 0 3 fx x x fx x x fx x x x x x f x x x f x x x f x
OPTIMASI BANYAK VARIABEL
Misal diketahui sebuah fungsi dengan banyak variabel sbb:
y = f(x1, x2, x3, ….., xn)
Ingin dicari harga x1, x2, x3, ….., xn yang memberikan harga y maksimum (maksimasi) atau minimum (minimasi).
Pengelompokan metodenya secara garis besar: (1) non gradient methods, dan (2) gradient methods
Beberapa metode yang akan dibahas: Metode Hooke-Jeeves Metode langsung/ random search
Metode steepest ascent (ascending)/ descent (descending)
METODE HOOKE-JEEVES
Prinsip metode Hooke-Jeeves:(1) Eksplorasi nilai Δxi (2) Mengulangi langkah sukses
Optimasi dengan cara Hooke-Jeeves ditunjukkan dalam contoh berikut. Misal ingin dilakukan minimasi dari suatu fungsi:
y = (x1 – 4)2 + 0,5.(x2 – 9)2 + 3
Sebagai cek, dengan mudah dapat terlihat bahwa minimum terjadi pada x1 = 4, x2 = 9, dan harga ymin =3.
Dipakai cara Hooke-Jeeves dengan titik awal x1 = 1, x2 = 16, serta interval awal Δx1 = 1 dan Δx2 = 2.
Gagal 3,5 8 4 Gagal 7,5 12 4 Gagal 4,5 10 3 Gagal 4,5 10 5 Eksplorasi dengan Δ x1 = 1, Δ x2 =2 Gagal 4,5 8 5 Sukses 3,5 10 4 Sukses 8,5 12 3
Mengulangi langkah sukses
Sukses 19,5 14 2 Gagal 47,5 18 2 Sukses 31,5 16 2 Eksplorasi dengan Δ x1 = 1, Δ x2 =2 Basis 36,5 16 1 Komentar Y X2 X1 Hooke Jeeves -2
Hasil
Perhitungan
Hooke Jeeves -3
Hasil
Perhitungan
Gagal 3,02 8,8 4 Gagal 3,18 9,6 4 Gagal 3,06 9,2 3,8 Gagal 3,06 9,2 4,2 Eksplorasi dengan Δx1 = 0,2 ; x2 =0,4 Gagal 3,02 8,8 4 Sukses 3,02 9,2 4Mengulangi langkah sukses Sukses 3,18 9,6 4 Gagal 4,96 10,4 4 Gagal 3,54 10 3,8 Gagal 3,54 10 4,2 Eksplorasi dengan Δ x1 = 0,2, x2 =0,4 Komentar Y X2 X1 Gagal 3,0008 8,96 4,00 Sukses 3,0008 9,04 4,00
Mengulangi langkah sukses Sukses 3,007 9,12 4,00 Gagal 3,039 9,28 4,00 Gagal 3,021 9,2 3,96 Gagal 3,021 9,2 4,04 Eksplorasi dengan Δ x1 = 0,04, Δ x2 =0,08 Komentar Y X2 X1
Hooke Jeeves -4
METODE LANGSUNG (RANDOM SEARCH)
Sesuai dengan namanya, metode ini secara berulang-ulang mengevaluasi nilai fungsi pada nilai-nilai variabel bebas tertentu (selected values) secara acak. Jika banyaknya sampel yang dicoba mencukupi, maka kondisi optimumnya akan teramati.
tidak efisien…!
Metode ini dapat diterapkan untuk fungsi yang discontinuous dan non-differentiable sekalipun.
Pendekatan ini pada umumnya akan menghasilkan titik
optimum global (bukan optimum lokal) Silahkan Pelajari Contoh
METODE STEEPEST ASCENT/DESCENT
Merupakan jenis metode gradien yang paling sederhana. Terminologi:
steepest ascent untuk pencarian maksimum fungsi steepest descent untuk pencarian minimum fungsi
Prinsip pencarian optimum:
Dilakukan serangkaian proses transformasi untuk mengubah sebuah fungsi dengan banyak variabel (multidimensional function) menjadi sebuah fungsi dengan variabel tunggal (one-dimensional function), berdasarkan gradien arah pencarian. Langkah pencarian optimum ini selanjutnya dilakukan secara berulang-ulang (iteratif).
PENCARIAN TITIK OPTIMUM
Sebagai ilustrasi, f(x,y) tinjaulah fungsi 2 variabel f(x,y) yang akan ditentukan titik maksimumnya. (lihat gambar di samping) Berdasarkan nilai awal x = x0 & y = y0, dapat ditentukan
nilai gradien (atau arah steepest ascent)-nya, yakni
sebesar h0.
Berdasarkan h0, nilai maksimum fungsi dapat ditentukan, yakni pada titik “1”. Demikian seterusnya, proses ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh titik optimum sesungguhnya.
Secara Numerik:
Misal, untuk sebuah fungsi 2 variabel: f(x,y) yang akan dicari titik optimumnya, dengan nilai awal:
x = x0 dan y = y0
Pada langkah iterasi pertama, nilai x dan y yang baru dapat ditentukan dengan:
h y f y y and h x f x x 0 0 0 0 y , x 0 y , x 0
merupakan turunan parsial fungsi f(x,y) terhadap x dan y
Dalam hal ini, vektor gradien fungsinya dinyatakan sbg:
Pada kasus ini, sebuah fungsi 2 variabel dalam x dan y, f(x,y), ditransformasikan menjadi sebuah fungsi satu variabel dalam h, g(h).
Nilai x dan y yang diperoleh pada langkah iterasi ini selanjutnya menjadi x0 dan y0 pada langkah iterasi berikutnya. Demikian seterusnya. y f and x f
j
y
f
i
x
f
f
Silahkan Pelajari Contoh
Contoh Aplikasi:
LOKASI OPTIMUM PENGOLAH LIMBAH TERPADU
Sejumlah N pabrik dengan posisi koordinat masing-masing (xi,yi) menghasilkan limbah masing-masing sejumlah Qi. Akan dibangun suatu unit pengolah limbah terpadu untuk seluruh pabrik tersebut. Ongkos pengangkutan limbah dari pabrik ke unit pengolah limbah berbanding lurus dengan debit pangkat 0,6. Ingin ditentukan posisi (koordinat) unit pengolah limbah agar ongkos pengangkutan limbah minimum.
Analisis:
Misal: Lokasi pengolah limbah berada di titik P (xP, yP) Jarak pabrik (xi,yi) ke lokasi pengolah limbah:
Ongkos transport dari pabrik (xi, yi): 6 , 0
)
)(
(
arg
a
k
jarak
debit
H
2 2 ( ) ) (p i p i i x x y y d 2 2 6 , 0( ) ( ) .i p i p i i kQ x x y y C Ongkos transport total:
Dicari nilai xP dan yP yang memberikan nilai CT minimum. Misal:
OPTIMASI FUNGSI 2 VARIABEL SECARA ANALITIK (sebuah perbandingan) Tinjaulah sebuah fungsi 2 variabel: f(x,y) Kriteria optimumnya dapat dibagi menjadi 3 kategori: f(x,y) mempunyai minimum lokal:
jika det(H) > 0 dan f(x,y) mempunyai maksimum lokal: jika det(H) > 0 dan f(x,y) mempunyai titik belok (saddle point):
jika det(H) < 0 det(H) merupakan nilai determinan matriks Hessian yang dinyatakan sebagai