Anggota Kelompok :
Vany Chikita Tanjung (130503081)
Tasyah Arvila (130503100)
Anggra Z Harahap (130503131)
Winda
(130503140)
Manusia dan Alam
Semesta
HAKIKAT KEBENARAN
1.Kebenaran (Hakikat) tentang Eksistensi (Dunia/Alam Semesta):
•
Benda,
•
Tumbuhan,
•
Hewan, dan
•
Manusia
2.Kebenaran tentang Alat (Tools) yang Dipakai untuk Memahami Dunia
Ketepatan penggunaan alat (tools) yang dipakai untuk memahami keempat tingkat eksistensi tersebut.
3. Kebenaran tentang Cara Belajar tentang Dunia •Saya–batin
•Saya–lahiriah •Dunia–batin
4.Yang Dimaksud dengan Hidup di Dunia
Dalam kebenaran tentang hidup di dunia,dijumpai dua corak masalah, yaitu:
• Masalah konvergen, yaitu sesuatu yang dapat dipecahkan secara menyeluruh
HAKIKAT EKSISTENSI
(DUNIA/ALAM SEMESTA)
Schumacher mengungkapkan adanya
tingkatan-tingkatan eksistensi alam semesta sebagai berikut:
Benda, dapat dituliskan
P
Tumbuhan, dapat dituliskan P+X
Hewan, dapat dituliskan
P+X+Y
Pitirim Alexandrovich Sorokin (dalam Eko Wijayanto dkk.,
2002) menjelaskan perubahan-perubahan besar dan
fluktuasi sistem nilai yang terjadi dalam sejarah
kehidupan umat manusia berdasarkan skema tiga
sistem nilai, yaitu:
Sistem Nilai Indriawi Sistem Nilai Ideasional Sistem Nilai Idealistis
Chopra (2004) mengemukakan tiga tingkat keberadaan, yaitu:
Domain Fisik
Domain Kuantum Domain Nonlokal
Keberadaan yang bertingkat juga diungkapkan oleh Ilchi Lee (2006)dengan
menganalogikan lapisan keberadaan mirip dengan sistem komputer, yaitu :
lapisan/tubuh fisik (sebagai peranti keras)
lapisan energi (arus listrik)
Dengan memanfaatkan pengetahuan fisika kuantum,
Erbe Sentanu (2007) mengemukakan lapisan/ tingkat
keberadaan suatu benda (alam semesta) dikaitkan
dengan alam kehidupan manusia seperti berikut:
Tampak (Fisika Newton)
Benda
Nasib
Molekul
Karakter
Atom
Kebiasaan
Partikel
Tindakan
Kuanta
Pikiran
Alam Energi
Perasaan
Tidak Tampak (Fisika Kuantum)HAKIKAT MANUSIA
Stevenson dan haberman (2001) mengatakan bahwa meski ada begitu banyak hal yang sangat bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, namun terdapat begitu banyak ketidaksepakatan mengenai apa itu hakikat manusia.
McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2001) mengelompokkan empat teori psikologis dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sebagai berikut:
• Psikoanalisis
• Behaviorisme
• Kognitif
Steiner (1999) melihat hakikat manusia berdasarkan lapisan-lapisan
energi yang melekat pada tubuh manusia sebagai satu kesatuan, yaitu:
Badan Fisik (Physical Body)
Manusia mempunyai lapisan fisik atau materi yang sama dengan semua benda mati, tumbuhan, dan hewan.
Badan Eterik (Etheric Body)
Badan eterik merupakan lapisan/unsur hidup yang memungkinkan sesuatu mengalami siklus hidup, tumbuh, matang, berkembang, dan mati.
Badan Astral (Astral Body)
Badan astral merupakan lapisan yang memungkinkan sesuatu memiliki nafsu (passion), keinginan (desire), serta merasakan senang dan sakit.
Badan Ego (Consciousness-Body)
Lapisan ego memungkinkan timbulnya kesadaran Aku (I atau Myself) dan di luar Aku.
Manas (Spirit-Self)
Keempat lapisan di atas sudah terbentuk sepenuhnya pada diri manusia, sedangkan lapisan manas baru terbentuk sebagian.
Buddhi (Life-Spirit)
Lapisan Buddhi masih berupa potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Atma (Spirit-Man)
Merupakan lapisan yang paling halus yang menyelimuti manusia berupa roh.
Dalam membahas konsep manajemen baru berdasarkan dharma, Hawley (2001) menganalogikan suatu organisasi seperti manusia
yang memiliki empat agenda (bagian) yang saling melengkapi dan mempunyai saling ketergantungan, yaitu:
Agenda Tubuh
Agenda tubuh berkaitan dengan kesehatan fisik anggota organisasi dan kesehatan kolektif organisasi secara keseluruhan.
Agenda Kepala
Agenda kepala merupakan pikiran rasional yang menjadi fungsi dari otak bagian kiri.
Agenda Hati
Agenda hati merupakan pikiran emosional yang menjadi fungsi otak
bagian kanan yang berurusan dengan masalah emosional/perasaan, serta hubungan antar pribadi dalam suatu organisasi.
Agenda Semangat
Agenda ini berkaitan dengan cara setiap anggota organisasi memaknai kehidupan, hal yang berkaitan dengan aspek spiritual/ketenangan batin.
Ardana (2005) mencoba membuat skema hubungan antar lapisan yang
dikemukakan oleh para ilmuwan sebagaimana tersusun dalam tabel berikut:
Steiner
Fisik
Eterik
Astral
Ego
Manas
Buddhi
Atma
Hawley
Tubuh (body)
Hati (heart)
Kepala (head)
Semangat (spirit) Schumacher P X Y Y Z Agustian dan Kustara FisikJiwa (mind, psikis-mental)
Jiwa (mind, psikis-mental)
HAKIKAT OTAK (BRAIN) DAN
KECERDASAN (INTELLIGENCE)
Menurut Agus Nggermanto (2001), paling tidak ada
sembilan subkomponen didalam otak manusia,
yaitu:
1.
Neocortex
2.
Corpus collasum
3.
Cerebellum
4.
Otak reptile
5.
Hippocampus
6.
Amigdala
7.
Pituitary gland
8.
Hypothalamus
9.
Thalamus
Ilmuan yang pertama kali meneliti tentang belahan otak kiri
(left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere)
adalah Roger Wolkott Sperry (dalam Taugada, 2003).
Otak kiri menjalankan fungsi berfikir secara
kognitif dan rasional dengan karakteristik yang
bersifat logis, matematis, analitis, realitis,
vertikal, kuantitatif, intelektual, objektif, dan
mengontrol sistem motorik bagian tubuh kanan.
Otak kanan memiliki fungsi berfikir secara afektif
dan relasional; memiliki karakteristik kualitatif,
implusif, spiritual, holistik, emosional, artistik,
kreatif, subjektif, simbolis, imajinatif, simultan,
intutif, dan mengontrol gerak tubuh sebelah kiri.
Humphrey (2000) membedakan kerja otak
berdasarkan 4 gelombang elektro, yaitu:
Gelombang delta mempunyai daerah
frekuensi yang paling rendah sekitar
0,5-4 Hz putaran per detik.
Gelombang theta terjadi pada frekuensi
4-7 Hz.
Gelombang alpha yang sa.ngat menarik
terjadi pada frekuensi 8-13 Hz
Gelombang beta timbul pada frekuensi
Fungsi berpikir kognitif.
Fungsi afektif.
Fungsi fisik
Fungsi intuisi.
Clark (dalam Munandar, 1999)
mengembangkan model integratif yang
mengintegrasikan empat fungsi otak, yaitu:
Keempat fungsi otak ini
memunculkan kreativitas. Clark mengartikan kreativitas
sebagai suatu kondisi dan sikap yang mencerminkan ekspresi tertinggi dari suatu bakat yang dimiliki seseorang.
Zohar dan Marshall (2002) melihat fungsi otak
dari tiga cara berpikir atau tiga ragam
kecerdasan, yaitu:
• Berpikir seri (otak Intellectual
Quotient-IQ) menggambarkan cara
berpikir linier, logis dan tidak
melibatkan perasaan.
• Berpikir asosiatif (otak Emotional
Quotient-EQ) menciptakan asosiasi
antar hal, misalnya nasi dengan rasa
lapar, rumah dengan kenyamanan,
warna merah dengan emosi, dan
sebagainya.
• Berpikir menyatukan (otak Spiritual
Quotient-SQ) mengintegrasikan
fungsi IQ dan EQ sehingga dapat
diperoleh suatu makna atau
HAKIKAT PIKIRAN (MIND) DAN KESADARAN
(CONSCIOUSNESS)
Drever (dalam Sudibyo, 2001) memberikan batasan mengenai pikiran (mind) atau mental sebagai keseluruhan
struktur dan proses-proses kejiwaan baik yang disadari maupun tidak disadari yang merupakan bagian dari psyche yang
terorganisir. Jalaluddin Rakhmat (2001) melihat proses berpikir sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi:
Sensasi merupakan alat penginderaan melalui panca indra yang menghubungkan organisme (manusia) dengan lingkungan.
Persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru.
Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali.
Berpikir adalah mengolah informasi dan menmanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.
Sigmund Freud (dalam Hijelle dan Ziegler,
1992) membedakan tiga lapisan kesadaran,
yaitu:
Lapisan sadar (conscious level),
berhubungan dengan dunia luat dalam
wujud sensasi dan berbagai pengalaman
yang disadari setiap saat.
Lapisan prasadar (preconscious level)
sering disebut memori (Ingatan) yang
tersedia
Lapisan tidak sadar (unconscious level)
yang merupakan lapisan paling penting
dari pikiran manusia
KRISHNA (1999) MEMBAGI KESADARAN MANUSIA KE DALAM LIMA TINGKAT KESADARAN/LAPISAN UTAMA. KELIMA
LAPISAN TERSEBUT ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
Lapisan kesadaran fisik, yang ditentukan oleh makanan.
Lapisan kesadaranpsikis, yang didasarkan atas energi
dari udara yang disalurkan melalui pernapasan.
Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran
pikiran rasional dan emosional.
Lapisan intelegensia (bukan intelek), menyangkut
kesadaran hati nurani atau budi pekerti.
Lapisan kesadaran murni (kesadaran transedental),
merupakan hasil akhir pemekaran kepribadian manusia, yang merupakan tingkat kesadaran tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia. Pada tahap ini manusia telah
TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN
Menurut sutrisna ( 2007 ) ada 3 hal yang membedakan tingkat
kesadaran manusia, yaitu :
•
Kesadaran hewani.
•
Kesadaran manusia.
•
Kesadaran tuhan.
Sejalan dengan evolusi kesadaran yang dikemukakan sutrisna, Ibnu Arabi ( dalam frager, 1999 ) membagi empat tingkat kesadaran berdasarkan pengalaman dan pemahaman akan hakikat kehidupan sebagai berikut : .Tingkat pertama : jalan syari’ah.
.Tingkat kedua : jalan thariqah. .Tingkat ketiga : jalan haqiqah.
ALAM SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN
SISTEM
Pengertian system menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan Poewadarminta ( 1976 ) adalah :
Sekelompok bagian yang bekerja bersama untuk melakukan suatu maksud.
Sekelompok pendapat, pristiwa, kepercayaan, dan sebagainya yang disusun dan diatur baik baik.
Cara yang teratur untuk melakukan sesuatu.
Jogiyanto ( 1998 ) menyebutkan bahwa setiap system mempunyai karakteristik/ ciri ciri
sebagai berikut:
Mempunyai komponen komponen. Ada batas suatu system.
Ada lingkungan luar system. Ada penghubung.
Ada masukan.