• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

49

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Kedudukan dan Peranan Kabupaten Lampung Selatan dalam Lingkup Provinsi Lampung

Pusat Kegiatan Nasional (PKN) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi atau beroperasi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional serta provinsi. Sedangkan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi Atau beroperasi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor untuk mendukung PKN, serta melayani kegiatan skala provinsi serta beberapa kabupaten/kota. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009-2029 Kota Bandar Lampung berperan sebagai PKN dan Kabupaten Lampung Selatan berperan sebagai PKW. Adapun penetapan PKW di Perkotaan Kalianda berfungsi sebagai :

a) Pusat Pemerintahan Kabupaten b) Pusat Jasa Pendukung Pariwisata c) Pusat Perdagangan dan Jasa

Kemudian Kecamatan Bakauheni sebagai PKWp dengan wilayah pelayanan meliputi Kota Cilegon, Kabupaten Lampung Timur, Kota Bandar Lampung, yang berfungsi sebagai Pusat Koleksi dan Distribusi Pariwisata.

Sehingga secara lebih jelasnya dapat dilihat berdasarkan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung dirincikan kembali hierarki Kabupaten Lampung Selatan yaitu pada tabel sebagai berikut :

(2)

TABEL III. 1

Kedudukan Kabupaten Lampung Selatan Dalam Hierarki Sistem Perkotaan Nasional

PKW kalianda

Pusat Pemerintahan Kabupaten

Pusat Jasa Pendukung Pariwisata

Pusat Perdagangan dan Jasa

Sumber: RTRW Provinsi Lampung, 2009-2029

4.1.2 Peranan Ekonomi Kabupaten Lampung Selatan dalam Provinsi Lampung

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lampung Selatan, secara umum PDRB Kabupaten Lampung Selatan atas dasar harga konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2017 sebesar 27.359.532,8 juta rupiah. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan menurut Lapangan Usaha pada tahun 2017 terjadi kenaikan dari 5,22% menjadi 5,46%. Kemudian dari 9 sektor, sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar dengan nilai tambah sebesar 8,16 triliun rupiah disusul sektor industri pengolahan 6,467 triliun rupiah dan sektor perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor 3,44 triliun rupiah. Sedangkan sektor dengan sumbangan terendah adalah sektor pengadaan listrik dan gas. Berikut ini merupakan tabel PDRB Kabupaten Lampung Selatan :

(3)

TABEL III. 2

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014-2018

No PDRB Menurut Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,272,236.7 7,559,585.6 7,856,729.9 8,156,729.9 8,317,237.7 2 Pertambangan dan Penggalian 353,911.7 387,284.1 414,831.7 451,166.4 469,273.4 3 Industri Pengolahan 5,546,383.4 5,958,742.2 6,149,920.9 6,468,735.9 6,808,677.0 4 Pengadaan

Listrik dan Gas 29,668.6 31,817.5 33,604.2 34,953.2 37,036.3

5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang

29,132.3 30,088.7 31,331.8 33,214.4 34,354.1 6 Konstruksi 2,654,913.7 2,696,897.3 2,968,667.5 3,270,234.4 3,630,961.0 7 Perdagangan 2,951,051.4 3,071,302.0 3,237,274.4 3,404,914.5 3,656,869.8 8 Transportasi dan Pergudangan 1,270,854.6 1,397,033.1 1,522,249.4 1,618,778.3 1,704,889.6 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 281,671.5 312,901.4 332,625.9 357,922.9 387,585.2 10 Informasi dan Komunikasi 753,747.9 816,622.3 883,118.3 941,694.6 1,005,983.4 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 417,117.7 436,932.6 465,674.5 479,315.7 486,216.9 12 Real Estate 551,337.3 584,671.0 613,528.6 649,317.0 669,104.7 13 Jasa Perusahaan 20,027.5 21,277.4 22,140.3 22,884.6 23,575.0 14 Administrasi 471,337.1 494,266.5 518,682.7 540,087.4 575,490.0 15 Jasa Pendidikan 532,763.6 572,189.5 596,765.4 621,038.8 662,926.8 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 128,199.1 137,870.7 146,404.5 152,806.8 162,926.8 17 Jasa Lainnya 134,222.8 144,996.5 149,745.5 155,737.9 165,527.2 PDRB 23,398,572.6 24,654,678.5 25,942,709.0 27,359,532.8 28,798,196.5 Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan, 2019

(4)

3.2 Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

3.2.1 Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Selatan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lampung Selatan, Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105° sampai dengan 105°45° Bujur Timur dan 5°15° sampai dengan 6° Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Lampung Selatan tercatat 2.007,01 Km2 terdiri dari 17 kecamatan. Kecamatan Natar merupakan kecamatan terluas (213,77 Km2), sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Way Panji (38,45 Km2).

Kabupaten Lampung Selatan memiliki beberapa gunung. Dari gunung yang ada, gunung tertinggi adalah Gunung Rajabasa dengan ketinggian mencapai 1.280 m. Kabupaten Lampung Selatan juga terdiri dari banyak pulau dan Pulau Sebesi adalah pulau yang terluas (4.643 Ha), sedangkan Sungai terpanjang yang melintasi Kabupaten Lampung Selatan adalah Way Kandis dengan panjang aliran 50 Km dan daerah aliran 336 Km2. Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah dataran dengan ketinggian dari permukaan laut yang bervariasi. Daerah dataran tertinggi berada di Kecamatan Merbau Mataram dengan ketinggian 102 m dari permukaan laut. Kalianda sebagai ibukota kabupaten memiliki ketinggian 17 m dari permukaan laut.

Secara administratif Kabupaten Lampung Selatan memiliki batas-batas kabupaten yaitu meliputi :

- Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Timur

- Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Selat Sunda - Sebelah Timur: Berbatasan dengan Laut Jawa

- Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran.

(5)

Sumber: Peneliti, 2020

(6)

Lingkup orientasi wilayah penelitian adalah Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki luas wilayah administrasi ± 2.109,74 Km² yang meliputi atas 17 kecamatan, 4 kelurahan dan 256 desa. Berikut ini adalah pembagian wilayah kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan dan luas dari masing-masing kecamatan, sebagai berikut :

TABEL III. 3

Luas Wilayah Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018 No Kecamatan Luas Wilayah (Km2)

1 Natar 250.88 2 Jati Agung 164.47 3 Tanjung Bintang 129.72 4 Tanjung Sari 103.32 5 Katibung 188.62 6 Merbau Mataran 113.94 7 Way Sulan 46.54 8 Sidomulyo 158.99 9 Candi Puro 84.90 10 Way Panji 38.45 11 Kalianda 179.82 12 Rajabasa 100.39 13 Palas 165.57 14 Sragi 93.44 15 Penengahan 124.96 16 Ketapang 108.60 17 Bakauheni 57.13

Total Luas Wilayah 2.109.74 Sumber:BPS Kabupaten Lampung Selatan, 2020

3.2.2 Topografi

Kondisi topografi di Kabupaten Lampung Selatan secara umum terdiri atas daerah pantai, perbukitan, pegunungan, dataran tinggi, dan dataran rendah. Sehingga menunjukkan adanya berbagai kemiringan yang terdiri atas lima kelas yaitu datar (0-2%), landai (2-5%), agak curam (5-15%), curam (15-40%), dan sangat curam (>40). Secara umum, kecamatan-kecamatan yang berada pada kelas kelerangan (5-<40%) berada pada kecamatan di sepanjang pesisir Kabupaten Lampung Selatan yaitu

(7)

Kecamatan Bakuheni, Rajabasa, Kalianda, Sidomulyo, dan Katibung. Sedangkan secara umum kecamatan-kecamatan yang berada pada kelas kemiringan 0-5% berada pada kecamatan Natar, Jati Agung, Tanjung Sari, Way Sulan, Way Panji, Merbau Mataram, Palas, Penengahan, Sragi, Candipuro, Tanjung Bintang, dan Ketapang. Secara lebih jelas kondisi kelerengan di Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada peta di bawah ini yaitu sebagai berikut :

Sumber : Bappeda Kabupaten Lampung Selatan, 2019

GAMBAR 3. 2 Peta Topografi Kabupaten Lampung Selatan

3.2.3 Aspek Demografi

Dalam gambaran umum Kabupaten Lampung Selatan pada aspek demografi, akan dijelaskan mengenai jumlah penduduk dan kepadatan penduduk.

a. Jumlah Penduduk

Kabupaten Lampung Selatan memiliki total jumlah penduduk 1.011.286 jiwa. yang terdiri dari 518.412 jiwa laki-laki dan 492.785 perempuan. Penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu Penduduk Asli Lampung dan Penduduk Pendatang. Berikut

(8)

ini data yang menunjukkan persebaran penduduk di Kabupaten Lampung Selatan menurut Kecamatan pada tahun 2020.

TABEL III. 4

Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019

No Kecamatan

Jumlah Penduduk 2019 Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan 1 Bakauheni 12628 11869 24497 2 Candipuro 28616 27464 56080 3 Jati agung 60222 56466 116687 4 Katibung 35506 33608 69114 5 Kalianda 47081 43304 90385 6 Ketapang 26109 24788 50897 7 Merbau mataram 25441 24146 49587 8 Natar 99953 96311 196264 9 Palas 29408 28457 57955 10 Penengahan 19524 18301 37825 11 Rajabasa 11958 10787 22745 12 Sidomulyo 29674 28291 57965 13 Sragi 17263 16598 33861 14 Tanjung Bintang 39366 38044 77410 15 Tanjung Sari 15158 14532 29690 16 way panji 8671 8598 17269 17 way sulan 11834 11221 23055

Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka, 2020

Berdasarkan tabel diatas, Kecamatan Natar adalah kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu sebesar 196.264 jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Way Panji yaitu sebesar 17.269 jiwa.

b. Kepadatan Penduduk

kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Selatan menurut kecamatan pada tahun 2020, menunjukkan bahwa kecamatan Natar merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu sebesar 772 jiwa/km². Sedangkan untuk kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Rajabasa yaitu sebesar 225 jiwa/km².

(9)

TABEL III. 5

Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019 No Kecamatan Kepadatan Penduduk

(Km2) 1 Bakauheni 422 2 Candipuro 654 3 Jati agung 701 4 Katibung 382 5 Kalianda 498 6 Ketapang 465 7 Merbau mataram 434 8 Natar 772 9 Palas 348 10 Penengahan 302 11 Rajabasa 225 12 Sidomulyo 365 13 Sragi 361 14 Tanjung Bintang 590 15 Tanjung Sari 285 16 way panji 448 17 way sulan 492 Jumlah Total 7744

Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka, 2020

c. Kelompok Umur

Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan kelompok umur, jumlah penduduk didominasi oleh penduduk berusia 5-9 tahun. Berdasarkan rentang usia tersebut, maka Kabupaten Lampung didominasi oleh penduduk belum produktif. Kategori umur tersebut termasuk kedalam penduduk yang rentan terhadap bencana, karena memiliki kemampuan yang rendah dalam menghadapi bencana. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(10)

TABEL III. 6

Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok

Umur

Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 49439 47454 96893 05-9 50910 48284 99184 10-14 47043 44087 91130 15-19 44397 40108 84505 20-24 40313 37097 77410 25-29 41233 39178 80411 30-34 40728 38628 79358 35-39 39094 37472 76566 40-44 36312 34611 79923 45-49 31150 29880 61030 50-54 26608 25812 52420 55-59 21241 20232 41473 60-64 15884 14959 30843 65+ 17588 17459 35047 Total 509303 483460 992763

Sumber : BPS Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka, 2018

d. Penduduk Rentan

Bencana alam memiliki pengaruh terhadap masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan. Adanya penduduk rentan dalam suatu wilayah dapat menimbulkan dampak kerugian pada wilayah tersebut yaitu timbulnya kerugian secara ekonomi maupun korban jiwa yang besar sehingga perlunya antisipasi agar kemungkinan tersebut dapat diminimalisir. Berdasarkan data yang dihimpun dari dinas sosial Kabupaten Lampung Selatan, berikut ini adalah data yang menunjukan penduduk miskin pada tahun 2018.

(11)

TABEL III. 7

Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018

No Kecamatan Jumlah penduduk miskin 1 Bakauheni 1185 2 Candipuro 2694 3 Jati agung 5239 4 Katibung 6542 5 Kalianda 5046 6 Ketapang 2808 7 Merbau mataram 3937 8 Natar 7878 9 Palas 3884 10 Penengahan 2624 11 Rajabasa 5046 12 Sidomulyo 3615 13 Sragi 3050 14 Tanjung Bintang 3924 15 Tanjung Sari 2078 16 way panji 663 17 way sulan 2231 Jumlah Total 62444

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Lampung Selatan, 2018

e. Keadaan Sosial Budaya

Kabupaten Lampung Selatan secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu penduduk asli Lampung dan penduduk pendatang. Penduduk asli khususnya sub suku Lampung Peminggir berkediaman disepanjang pesisir pantai. Kemudian penduduk sub suku yang lain tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Penduduk pendatang yang berdomisili di Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari beragam suku yang ada di indonesia antara lain Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali dan Sulawesi. Seluruh suku pendatang yang ada, pendatang terbesar berasal dari pulau jawa.

(12)

3.3 Potensi Bahaya Kabupaten Lampung Selatan

Kabupaten Lampung Selatan mempunyai potensi-potensi yang beraneka ragam, dimulai dari potensi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan, pertambangan, dan pariwisata. Selain itu, kabupaten ini merupakan pintu gerbang menuju Provinsi Lampung dan Pulau Sumatera, sehingga berada di lokasi yang strategis. Besarnya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten ini, tidak dapat menutupi bahwa daerah ini merupakan daerah yang rawan terhadap bencana. Laut di Kabupaten Lampung Selatan menyimpan potensi bencana alam seperti gempa bumi tektonik, gunung api dan tsunami. Di laut selatan terdapat gunung anak krakatau yang aktif, yang bersifat eksplosif. Gunung Krakatau pernah mengalami letusan pada tahun 1883 yang memicu gelombang setinggi 40 m. peristiwa tersebut telah menyapu pantai lampung dan banten, dan menewaskan kurang lebih 36.000 jiwa, menghancurkan ratusan kapal, menenggelamkan banyak pulau kecil, dan menghancurkan ratusan perkampungan. Kemudian pada tahun 2018 tsunami kembali terjadi akibat dari longsoran bawah laut Gunung Anak Krakatau yang berdampak pada pesisir provinsi banten dan lampung khususnya di Kabupaten Lampung Selatan, yang menyebabkan kerugian korban jiwa, permukiman hancur, kapal nelayan hancur, dan rusaknya fasilitas umum sertafasilitas sosial di wilayah pesisir pantai. Berikut ini merupakan tabel probabilitas kejadian tsunami di Provinsi Lampung :

TABEL III. 8

Probabilitas Kejadian Tsunami dan Ketinggian Maksimum Untuk Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung

Peringkat Kabupaten Probabilitas (>3m/tahun) Ketinggian tsunami maksimum tiap 100 tahun Ketinggian tsunami maksimum tiap 500 tahun Ketinggian tsunami maksimum tiap 2500 tahun 1 Pesisir Barat 7,30% 6,9 m 15,8 m 37,1 m 2 Tanggamus (Kota Agung) 3,20% 4,1 m 11,5 m 30,9 m 3 Lampung Selatan (Kalianda) 0,60% 2,2 m 6,3 m 16,1 m

4 Kota Bandar Lampung 0,50% 2,2 m 6,2 m 15,3 m

5 Lampung Timur 0,10% 0,7 m 1,5 m 5,5 m

6 Tulang Bawang <0,1% 0,2 m 0,4 m 1,5 m

(13)

Berdasarkan tabel diatas, posisi pertama adalah Kabupaten Pesisir Barat, dimana Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Sedangkan untuk Kabupaten Lampung Selatan menempati peringkat ke 3 khususnya pada Kecamatan Kalianda merupakan ibukota Kabupaten Lampung Selatan.

3.3.1 Tsunami Kabupaten Lampung Selatan

Berdasarkan RTRW Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011-2031 kawasan rawan bencana tsunami berada di Kecamatan Katibung, Rajabasa, Sidomulyo, Ketapang, dan Bakauheni yang berbatasan langsung dengan Selat Sunda. Kemudian Kabupaten Lampung Selatan pada akhir tahun 2018 merupakan salah satu Kabupaten yang terdampak tsunami akibat dari longsoran bawah laut Gunung Anak Krakatau. Dimana dampak dari tsunami ini 5 kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan mengalami kerugian, dan terdapat 2 desa yang memiliki kerusakan terparah dan menimbulkan banyak korban jiwa. Berikut ini merupakan peta daerah yang terdampak oleh bencana tsunami antara lain :

(14)

Sumber : Peneliti, 2020

(15)

Berdasarkan peta daerah terdampak tsunami diatas, hasil observasi menunjukan bahwa 5 kecamatan yang berbatasan langsung dengan laut, secara langsung terkena dampak akibat tsunami. Adapun 2 desa yang terdampak paling parah adalah Desa Way Muli dan Kunjir, tidak hanya merusak permukiman masayarakat, dampak dari bencana tsunami pada tahun 2018 ini juga merusak area sekitar Pantai yaitu Pantai Kahai, Pantai Kunjir, Pantai Way Muli, pantai Banding, Pantai Canti, dan Pantai Batu Kapal. Secara lebih jelas gambar daerah yang terdampak di Kecamatan Rajabasa dapat dilihat Pada Lampiran D.1.

Kemudian pada Kecamatan Kalianda dampak tsunami meyebabkan beberapa desa mengalami kerusakan dan kerugian seperti dermaga bom Kalianda menjadi daerah terparah karena menyebabkan akses menuju kesana terputus, Selain itu juga merusak area sekitar Pantai di Desa Maja yaitu pantai Maja, Desa Way Urang yaitu Pantai Kedu, Pantai Ketang, Pantai Laguna, desa Merak Belantung yaitu Grand Elty Krakatoa. Secara lebih jelas gambar daerah yang terdampak di Kecamatan Kalianda dapat dilihat pada Lampiran D.2.

Kemudian pada Kecamatan Bakauheni semua pantai yang berada di Kecamatan tersebut mengalami dampak tsunami, seperti di Pantai Tanjung Tuha, Pantai Minang Rua, dan Pantai Belebuk. Secara lebih jelas gambar daerah yang terdampak di Kecamatan Kalianda dapat dilihat pada Lampiran D.3.

Kemudian pada Kecamatan Katibung dampak tsunami juga menghancurkan rumah-rumah warga yang ada di sekitar area pesisir pantai salah satunya di Desa Tarahan. Secara lebih jelas gambar daerah yang terdampak di Kecamatan Kalianda dapat dilihat pada Lampiran D.4.

Kemudian Kecamatan Sidomulyo dampak tsunami menyebabkan kerusakan pada area sekitar pantai dan rumah warga salah satunya di Desa Suak. Secara lebih jelas gambar daerah yang terdampak di Kecamatan Kalianda dapat dilihat pada Lampiran D.5.

Gambar

TABEL III. 1
TABEL III. 2
GAMBAR 3.  1 Peta Administrasi Kabupaten Lampung Selatan
TABEL III. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan Pengetahuan mahasiswi fakultas ilmu keperawatan tentang pemeriksaan payudara sendiri sebelum

Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan sentra industri pengrajin sepatu Krian menjadi salah satu desa wisata industri yang ada di Sidoarjo, sehingga untuk mendukung hal

MATA Bisa menyebabkan iritasi mata pada orang yang rentan. Kulit Bisa menyebabkan iritasi kulit pada orang

Dengan menggunakan metode tersebut, peneliti bertujuan untuk menganalisa pelaksanaan Peranan Public Relations Dalam Mempertahankan Citra Pasca Menghadapi Krisis

Hasil penelitian ini adalah variabel - variabel bebas, yaitu gaya kepemimpinan (X1), lingkungan kerja (X2) dan kompensasi (X3) berpengaruh secara signifikan dan

sekolah oleh kepala sekolah pada SDIT Nurul Fikri Aceh besar, menunjukan bahwa kepala sekolah sudah mengimplementasikan pemberdayaan komite sekolah dengan melibatkan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan akuisisi fisika siswa melalui penerapan model pembelajaran

BPR yang terdapat di desa sebagai pengganti Bank Desa, kedudukannya ditingkatkan ke kecamatan dan diadakan penggabungan Bank desa yang ada dan kegiatannya