• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PUBLIC RELATIONS PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PASCA MENGHADAPI KRISIS PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN PUBLIC RELATIONS PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PASCA MENGHADAPI KRISIS PERUSAHAAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PUBLIC RELATIONS PADA PT.

PERTAMINA (PERSERO) DALAM

MEMPERTAHANKAN CITRA PASCA

MENGHADAPI KRISIS PERUSAHAAN

Eka Fibriani

Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480

Telp. (62-21) 534 5830 Email penulis : vibiyuzar@yahoo.co.id

Nama Mahasiswa : Eka Fibriani

Nama Dosen Pembimbing : D3486-MartaSanjaya, S.IP., M.Si

ABSTRACT

The objective of this research, to know the role of public relations are to maintain the image, to

understand the on going crisis, and to know the role of public relations in maintaining the image after facing the crisis in PT. Pertamina (Persero).

The research method which used in this paper is a qualitative and descriptive method. Methods of

data collection through interviews, observations, and documentation.

The results achieved, that communication is important in interacting the process of delivering

information from the communicator to the communicant. Public relations is the management function of PT. Pertamina (Persero) who is responsible for communicating development information to the public by disseminating information that is current and accurate when the crisis as the responsibility in maintaining the company’s image.

Conclusion that researcher get while doing research is the role of public relations at PT. Pertamina

(Persero) is able to maintain corporate’s image after the crisis. This can be evidenced from the ability of PT. Pertamina (Persero) in making a successful program kerosene to LPG Gas 3 kg launched by the Government. It’s proved that the public still believe to use LPG Gas 3 kg so the corporate’s image still good in public.

(2)

ABSTRAK

TUJUAN PENELITIAN, ialah untuk mengetahui peranan public relations dalam mempertahankan

citra, untuk memahami krisis yang terjadi, dan untuk mengetahui peranan public relations dalam mempertahankan citra pasca menghadapi krisis perusahaan pada PT. Pertamina (Persero).

METODE PENELITIAN yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Metode pengumpulan data melalui wawancara, Observasi, dan dokumentasi.

HASIL YANG DICAPAI, ialah komunikasi merupakan hal yang terpenting dalam berinteraksi

dalam proses penyampaian informasi dari komunikator kepada Komunikan. Public Relations merupakan fungsi manajemen PT. Pertamina (Persero) yang bertanggung jawab dalam mengkomunikasikan perkembangan informasi kepada publiknya yaitu dengan penyebarluasan informasi terbaru dan akurat ketika terjadinya krisis sebagai tanggung jawab dalam mempertahankan citra dan reputasi perusahaan.

SIMPULAN yang peneliti dapatkan selama melakukan penelitian adalah peranan public relations

pada PT. Pertamina (Persero) mampu mempertahankan citra perusahaan pasca krisis. Hal ini dapat dibuktikan dari kemampuan PT. Pertamina (Persero) dalam mengsukseskan program Konversi Minyak Tanah ke Gas elpiji 3 kg yang dicanangkan Pemerintah. Hal tersebut membuktikan bahwa publik tetap percaya menggunakan Gas elpiji 3 kg sehingga citra perusahaan tetap baik di mata publik.

Kata kunci : Peranan public relations, Public Relations, Komunikasi, Citra, Krisis.

PENDAHULUAN

Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam menyampaikan informasi, membujuk seseorang dan memberi perintah. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan sehingga pesan yang disampaikan dimengerti atau di terima dengan baik oleh penerima. Komunikasi itu sendiri tidak hanya penting dalam kehidupan sehari-hari bagi individu dalam sebuah keluarga atau masyarakat, komunikasi yang efektif juga dibutuhkan dalam sebuah organisasi atau perusahaan terutama dalam mengimplementasikan visi dan misi perusahaan.

Publik Relations (PR) merupakan teknik komunikasi yang dilakukan sebuah lembaga,

organisasi, ataupun perusahaan untuk menjalin kegiatan, hubungan, dan komunikasi dengan masyarakat atau publik. Aktivitas public relations merupakan proses yang berkelanjutan, dimana manajemen berusaha untuk memperoleh itikad baik dan pengertian dari komunitasnya, dari para pegawainya, dan juga merupakan kelanjutan proses penetapan kebijakan pihak manajemen dalam memberikan masukan dan saran perbaikan untuk mempertahankan citra. Public Relations di dalam hal ini merupakan sosok yang mewakili kepentingan perusahaan. Keberhasilan public relations di dalam menjalankan aktivitasnya dinilai akan membawa nama baik perusahaan di mata khalayaknya, dan juga sebaliknya kegagalan PR akan membawa citra buruk perusahaan.

Public relations mempunyai peranan. Peranan public relations dalam menjalin hubungan

dnegan publiknya itu sangat penting, baik dengan public internal perusahaan maupun dengan public

eksernal perusahaan. Kegiatan Public relations tidak hanya untuk menyampaikan informasi kepada

publiknya saja melainkan juga sebagai sarana penerangan di dalam perusahaan yaitu menerima dan memberikan segala bentuk informasi yang diperlukan agar dapat membentuk komunikasi yang efektif dengan publik-nya. Public relations memerlukan ruang untuk menggambarkan peran dan fungsinya dalam membangun atau membentuk citra positif bagi perusahaan, menjalin hubungan yang harmonis dengan publik, dan juga menyelesaikan krisis yang terjadi di dalam perusahaan. Krisis merupakan hal yang tidak dapat diprediksi, karena krisis itu datangnya secara tiba-tiba dan juga kehadirannya sangat tidak diharapkan didalam perusahaan.

Hampir semua perusahaan pernah mengalami krisis, salah satunya adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal

(3)

10 Desember 1957, kemudian berganti nama menjadi PT. Pertamina (Persero) pada tanggal 17 September 2003. Krisis yang dialami oleh PT. Pertamina (Persero) pasti sering terdengar, seperti kenaikan harga bbm, meledaknya tabung Gas LPG 3 kg, dan lain-lain. Peranan public relations sangat berpengaruh di masyarakat bahkan dapat diandalkan untuk mempengaruhi dan mengendalikan pemikiran publik. Ketika perusahaan mengalami krisis, yang sangat dibutuhkan pada situasi tersebut adalah public relations. Apabila public relations tidak dapat menjalankan tugasnya untuk menjembatani hubungan antara perusahaan dan publiknya, maka citra perusahaan pun akan dinilai tidak baik di mata publiknya. Terkait dengan adanya krisis yang terjadi pada PT. Pertamina (Persero) pada awal tahun 2007 yaitu pada saat pemerintah mengadakan kebijakan konversi minyak tanah ke Gas LPG (Liquid Petroleum Gas) yang selanjutnya disebut elpiji. Meskipun banyak pro dan kontra karena terkesan terburu-buru, kebijakan pemerintah tersebut tetap dijalankan. Dari berbagai perspektif, kebijakan pemerinta ini sangat logis, mengingat harga minyak mentah internasional cenderung melonjak sangat tajam. Apabila harga minyak tanah dalam negeri dipertahankan, pemerintah harus mengeluarkan dana APBN yang sangat besar untuk mensubsidi. Sementara itu cadangan minyak bumi di Indonesia saat ini sudah makin menipis. Isu cadangan bahan bakar minyak dunia yang semakin menipis menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk melakukan konversi terhadap bahan bakar gas yang masih tersedia dalam jumlah besar. Alasan dilakukannya program konversi minyak tanah ke elpiji adalah berdasarkan nilai kalori yaitu subsidi elpiji lebih rendah dari pada subsidi minyak tanah, selain itu elpiji lebih bersih dari pada minyak tanah. Oleh sebab itu, tujuan kebijakan konversi penggunaan bahan bakar minyak tanah ke gas elpiji yaitu menghemat pengeluaran anggaran publik dan sekaligus mengurangi tingkat polusi. Namun disayangkan pemerintah tindak mengantisipasi keterkejutan masyarakat karena minyak tanah yang telah membudaya sejak lama sebagai bahan bakar andalan secara tiba-tiba harus diganti dengan gas. Sehingga muncul-lah masalah pokok yang dihadapi dalam tahap implementasi yaitu bahwa tidak mudah bagi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan bahan bakar minyak tanah untuk beralih ke elpiji. Meskipun menghadapi cukup banyak kendala, program konversi minyak tanah ke gas elpiji bisa dibilang sukses sejak diluncurkan tahun 2007. Hal ini bisa dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah permintaan akan tabung gas.

Pada tahun ke tiga implementasi, yaitu pada tahun 2010, petaka mulai melanda. Berbagai kejadian seperti kebocoran yang menimbulkan ledakan tabung gas telah banyak memakan korban. PT. Pertamina (Persero) yang berperan sebagai penyedia dan pengatur pemasaran Gas elpiji 3 kg mendapatkan dampak dari kejadian buruk yang terjadi di masyarakat. Karena masyarakat tahu bahwa yang mengatur dan memasarkan Gas elpiji adalah PT. Pertamina (Persero), sehingga PT. Pertamina (Persero) dianggap harus bertanggung jawab atas beberapa kecelakaan yang terjadi. Salah satunya ledakan Gas elpiji 3 kg pada tanggal 25 Juli 2010lalu yang terjadi di Jalan Mandalika 1 RT 06/06 Kelurahan Tanjungduren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Ledakan tabung gas ini melukai 10 warga dan salah satu diantaranya meninggal dunia. Krisis tersebut pasti juga akan berdampak pada citra PT. Pertamina (Persero) yang pada awalnya dinilai sangat profesional. Saat krisis seperti itu dapat dijadikan tantangan bagi public relations perusahaan untuk menangani permasalahan dan menggunakan peranan public relations, yaitu mempertahankan citra positif publik terhadap perusahaan yang mengalami krisis. Penulis mengangkat kasus krisis ledakan Gas elpiji 3 kg Tanjung Duren yang terjadi pada tanggal 25 Juli 2010 ini karena kejadian tersebut merupakan kejadian krisis yang berdampak pada citra perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang terkenal profesional dalam setiap pelayanan. Ketika krisis itu terjadi mengakibatkan 10 orang luka-luka dan salah satu diantaranya meninggal dunia, sehingga jelas sekali krisis tersebut berdampak terhadap citra perusahaan PT. Pertamina (Persero) yang terkenal dengan pelayanannya.

Dalam menangani masalah krisis tersebut pasti akan menemukan hambatan dalam proses penyelesaian masalah. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian mendalam yaitu mengenai PERANAN PUBLIC RELATIONS PADA PT. PERTAMINA (Persero) DALAM MENPERTAHANKAN CITRA PASCA MENGHADAPI KRISIS PERUSAHAAN. Penulis memilih judul ini dimaksudkan guna penulis mengetahui sejauh mana peranan public relations pada PT. Pertamina (Persero) dalam mempertahankan citra pasca menghadapi krisis perusahaan. Krisis yang menjadi studi kasus ini adalah ledakan Gas elpiji 3 kg pada tanggal 25 Juli 2010lalu yang terjadi di Jalan Mandalika 1 RT 06/06 Kelurahan Tanjungduren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

(4)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan oleh penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif-kualitatif. Dengan menggunakan metode tersebut, peneliti bertujuan untuk menganalisa pelaksanaan Peranan Public Relations Dalam Mempertahankan Citra Pasca Menghadapi Krisis Perusahaan Pada PT. Pertamina (Persero). Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu melibatkan dua metode utama yang meliputi Data Primer: yaitu pendekatan wawancara dengan narasumber, serta observasi atau pengamatan dengan memperlihatkan proses kerja dan pelaksanaannya. Sedangkan Data Sekunder meliputi dokumentasi yang didapat peneliti dalam teks, jurnal, maupun sumber tulisan lainnya termasuk internet.

HASIL DAN BAHASAN

Data-data yang peneliti jabarkan berdasar dari data hasil wawancara dengan berbagai narasumber baik internal maupun eksternal dan hasil observasi yang diperoleh selama penelitian, maka peneliti mencoba untuk mengaitkan antara teori yang digunakan dengan hasil observasi dan wawancara guna meneliti hasil dari tujuan diadakan penelitian ini.

Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi dari komunikator ke komunikan, tujuannya tak lain ialah untuk memberikan pesan atau informasi dari narasumber kepada masyarakat atau publik. Komunikasi merupaka proses yang dilakukan oleh public relations PT. Pertamina (Persero) dalam menyampaikan suatu pesan atau infoemasi kepada masyarakat atau publik. Public relations merupakan komunikator dan juga sebagai narasumber terpercaya dalam memberikan atau menyampaikan suatu pesan atau informasi. Public relations PT. Pertamina(Persero) menggkomunikasikan segala bentuk informasi atau pesan melalui berita pers dan juga konferensi pers yang dilakukan oleh VP Corprate Communications.

Public relations adalah fungsi manajemen yang membangun, mempertahankan, serta

menjaga hubungan baik dan bermanfaat antara perusahaan dengan publik atau stakeholders-nya yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan pada PT. Pertamina (Persero). Public relations menjalin hubungan agar ada timbal balik yang kondusif antara suatu perusahaan yaitu PT. Pertamina (Persero) dengan para stakeholders-nya guna membangun dan mempertahankan citra perusahaan dan juga dapat menyelesaikan permasalahan krisis perusahan yang timbul secara tiba-tiba.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis. Penulis menarik kesimpulan bahwa public relations PT. Pertamina (Persero) dapat menyelesaikan krisis secara tepat dan melakukan btanggung jawabnya terhadap peningkatan citra dan reputasi perusahaan.

Peranan public relations PT. Pertamina (Persero) dalam menghadapi isu atau krisis perusahan yaitu sebagai penasehat ahli harus mampu menangani krisis, seperti memberikan solusi yang baik bagi kelangsungan perusahaan. sebagai fasilitator komunikasi harus mampu menjadi mediator yang dapat membantu pihak manajemen mendengarkan apa yang diinginkan atau yang diharapkan oleh publknya. Sebagai fasilitator pemecahan masalah public relations disisni harus bisa dalam proses pemecahan masalah dan juga ini merupakan bagian dari tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi sebagai penasehat hingga mengambil tindakan untuk mengatasi persoalan. Dan yang terakhir yaitu sebagai teknisi komunikasi public relations ini memperaktikan layanan teknis komunikasi. Apabila dikaitkan dengan penjelasan di atas, peranan public relations PT. Pertamina (Persero) menurut Bapak Marlo selaku Officer Cybermedia secara keseluruhan melakukan ke empat peranan tersebut.

(5)

Aktifitas public relations pada PT. Pertamina (Persero) yaitu menyelesaikan masalah atau krisis yang timbul di dalam perusahaan. Public relations lebih banyak menangani hal-hal yang berkaitan untuk mempertahankan citra atau reputasi perusahaan dengan baik dan benar tanpa adanya persepsi yang salah terhadap perusahaan. kemudian melangsungkan event-event serta program-program yang sedang dijalankan perusahaan. kemudian berkaitan dengan krisis public relations membuat berita pers dan mengadakan konferensi pers dengan media cetak maupun media televise guna memperbaiki citra perusahaan PT. Pertamina (Persero). Dan juga memulihkan rasa ketidak percayaan publik, yang diakibatkan oleh krisis yang terjadi yaitu sesuai dengan permasalahan krisis yang penulis angkat yaitu ledakan Gas elpiji 3 kg.

Menurut penulis citra adalah merupakan suatu pola pikir terhadap pandangan atau penilaian terhadap suatu perusahaan, lembaga, atau pun organisasi yang dapat dilihat dari sudut pandang opini publik. Opini dari publik tersebut dapat berbentuk penilaian yang positif maupun negatif, tergantung dari bagaimana publik tersebut memandang suatu permasalahan atau krisis di dalam perusahaan. Perusahaan yang mengalami suatu permasalahan atau krisis sudah pasti akan mendapat dampak buruk, yaitu salah satunya publik akan menilai negatif terhadap citra perusahaan tersebut. Publik disini sangat berpengaruh dalam penilaian citra perusahaan.

Terkait dengan terjadinya suatu krisis pada perusahaan PT. Pertamina (Persero) yaitu peristiwa ledakan gas elpiji 3 kg di salah satu rumah warga di Jalan Mandalika 1 RT 06/06 Kelurahan Tanjungduren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada 25 Juli 2010 yang memakan korban luka-luka sebanyak 10 orang dan salah satu korbanya meninggal dunia. Publik pun pada saat itu melihat citra perusahaan PT. Pertamina (Persero) jatuh karena banyaknya kejadian tersebut di tahun 2010. Namun melihat hal itu public relations PT Pertamina (Persero) giat melakukan pembenahan, mulai dari aktifnya melakukan sosialisasi di berbagai wilayah di Jakarta dan di luar daerah. Sehingga citra yang tadinya sempat dipandang jatuh oleh public pada saat itu menjadi pulih kembali, dengan suksesnya program konversi minyak tanah ke Gas elpiji 3 kg sekarang ini, dan terus dilakukannya peningkatan citra tersebut.

Krisis kedatangannya memang secara tiba-tiba atau secara mendadak dan kedatangannya tidak diinginkan oleh suatu perusahaan. Hal itu dikarenakan krisis pada dasarnya merupakan titik penentu yang dapat mengarah pada kehancuran atau kejayaan perusahaan atau lembaga. Arah perkembangan menuju kehancuran atau kejaan itulah yang menjadi tanggung jawab public relations memandang, mengambil sikap dan tindakan dalam menyelesaikan krisis yang dialami oleh perusahaan. Apabila krisis itu berhasil diselesaikan dengan tepat, pada umumnya akan melahirkan nama besar dan reputasi yang baik bagi perusahaan.

Sesuai dengan krisis yang penulis bahas yaitu ledakan Gas elpiji 3 kg pada 25 Juli tahun 2010 lalu di Jalan Mandalika 1 RT 06/06 Kelurahan Tanjungduren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Pada kejadian krisis tersebut, public relations-nya langsung menghubungi SR (Seles Representations) untuk terjun langsung ke tempat kejadian dan membawa langsung korban ke rumah sakit terdekat. Kemudian public relations membuat dan memberikan berita pers kepada media, agar tidak adanya kesimpangsiuran berita yang ada. Setelah itu menyelidiki apa dih penyebab terjadinya ledakan tersebut disini pihak perusahan bekerja sama dengan mabes polri untuk menyelidiki penyebab terjadinya tersebut. Kemudian setelah itu dua minggu kemudian diadakanya sosialisai kepada warga sekitar guna mengembalikan kepercayaan dan mengsukseskan program Pemerintah yaitu konversi minyak tanah ke Gas elpiji 3 kg. dengan demikian PT. Pertamina (Persero) dapat menunjukan suatu kebangkitan dalam perusahaannya.

Berdasarkan tujuan dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan judul penelitian yaitu untuk mengetahui peranan public relations pada PT. Pertamina (Persero) dalam

(6)

mempertahankan citra pasca menghadapi krisis perusahaan. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa PT. Pertamina (Persero) mampu mempertahankan citra pasca menghadapi krisis perusahaan beberapa tahun yang lalu, terbukti dengan adanya peningkatan pada PT. Pertamina (Persero), seperti berhasil dan suksesnya program konversi minyak tanah ke Gas elpiji 3 kg yang di canangkan oleh Pemerintah kepada masyarakat. Hal tersebut membuktikan bahwa public tetap percaya menggunakan Gas elpiji 3 kg dan citra perusahaan tetap baik dimata publik. Pencapaian kesimpulan ini disarkan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan narasumber.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian deskriptif dengan melakukan pendekatan kualitatif, yaitu dengan dilakukannya kegiatan wawancara dan observasi dari narasumber dari internal perusahan maupun eksternal perusahaan yang telah dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan peranan public relations pada PT. Pertamina (Persero) dalam mempertahankan citra pasca menghadapi krisis perusahaan sebagai berikut: 1. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan hal yang

paling penting proses penyampaian informasi dari komunikator (public relations) ke komunikan (publiknya). Public relations merupakan fungsi manajemen dalam teknik komunikasi yang dilakukan di sebuah perusahaan yaitu PT. Pertamina (Persero) untuk melaksanakan tanggung jawab dalam memberikan informasi yang di komunikasikan kepada publiknya.

2. Public relations PT. Pertamina (Persero) sudah menjalankan perannya dengan baik yaitu memberikan informasi yang akurat, menyelesaikan segala sesuatu dengan tepat, yaitu ketika terjadinya krisis public relations.

3. Peranan public relations PT. Pertamina (Persero) menjalankan keseluruhan sesuai dengan ke empat peranan public relations yaitu sebagai penasihat ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator pemecahan masalah, dan teknisi komunikasi dalam menunjukan tanggung jawabnya guna mempertahankan citra perusahaan PT. Pertamina (Persero).

4. Peranan public relations pada PT. Pertamina (Persero) mampu mempertahankan citra perusahaan pasca menghadapi krisis perusahaan. Terbukti dengan suksesnya program yang dicanangkan Pemerintah mengenai konversi minyak tanah ke Gas elpiji 3 kg pada saat ini.

5. Alternatif pemecah masalah pada PT. Pertamina (Persero) guna menghadapi krisis yaitu dengan dibentuknya unit kendali krisis . unit kendali krisis ini sebagai bentuk tanggung jawab dan bagian dari peranan public relations dalam membantu perusahaan memberikan solusi penyelesaian masalah, mengkomunikasikan, serta menjalin hubungan baik denga media.

Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian di lapangan mengenai peranan public relations pada PT. Pertamina (Persero) dalam mempertahankan citra pasca menghadapi krisis perusahaan, maka saran yang dapat diberikan untuk perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Dalam proses pelaksanaan sosialisai kepada masyarakat, public relations PT. Pertamina (Persero) diharapkan lebih menyeluruh di seluruh bagian wilayah yang ada di Jakarta dan di luar daerah dan juga dilakukan secra terjadwal diharapkan agar tidak ada tempat yang terlewatkan untuk diberi sosialisasi.

2. Sebaiknya public relations PT. Pertamina (Persero) tidak hanya memberikan informasi melalui contact center 500.000 saja, tetapi membuat situs resmi dimana

(7)

informasi-informasi terbaru dapat diakses dengan cepat dan akurat tanpa harus menunggu operator contact center tersebut selesai memberikan informasi kepada pelanggan atau publik yang terlebih dahulu menhubungi contact center tersebut.

REFERENSI

Buku :

Ardianto, Elvinaro. (2010). HandBook Of Publik Relations. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Ardianto, Elvinaro. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Cutlip, Scott M.; Center, Allen H.; Broom Glen M. (2009). Effective Public Relations. Jakarta. Kencana.

Effendy, Onong Uchjana. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Herdiansyah, Haris. (2011). Metodologi Penelitian Kualitataif Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta. Salemba Humanika.

Lattimore, Dan; Baskin, Otis; Heiman, Suzette T.; Toth, Elizabeth L. (2010). Public Relations Profesi

dan Praktik. Jakarta. Salemba Humanika.

Nova, Firsan. (2009). Crisis Public Relations. Jakarta. PT Grasindo.

Riswandi. (2009). Ilmu komunikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Wasesa, Silih Agung dan Jim Macnamara. (2010). Strategi Public Relations. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Wiryanto. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Grasindo.

Jurnal :

Alfikalia dan Anita Maharani. (2009). Faktor-Faktor Pendukung Kompetensi Komunikasi

Interpersonal: Studi Kasus pada Mahasiswa Tingkat Pertama di Universitas Paramadina,

Vol 6;1. Jurnal Ilmu Komunikasi.

Website :

http://www.pertamina.com/index.php/home/read/profil_pertamina

http://www.migas.esdm.go.id/tracking/berita-kemigasan/detil/259152/Pusat-Penanggulangan-Krisis-Wujud-Nyata-Pelaksanaan-GCG

(8)

RIWAYAT PENULIS

Eka Fibriani, lahir pada 26 Februari 1990, di kota Jakarta, dan Berpendidikan formal S-1 Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Jurusan Marketing Communication pada Universitas Bina Nusantara. Selain itu pernah mengikuti organisasi paduan suara SMA selama kurang lebih 1 tahun. Selanjutnya pengalaman magang sebagai public relations di PT. Pertamina Pusat (Persero), Jakarta Pusat periode Maret sampai dengan Mei 2012 kurang lebih selama 3 bulan.

Referensi

Dokumen terkait

Rangkaian yang direncanakan dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini. Mikrokontroler digunakan untuk membangkitkan sinyal PWM untuk MOSFET.. MOSFET digunakan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perspektif keuangan adalah tidak baik (rasio NPM mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, ROA dan ROE mengalami penurunan dari tahun

Skripsi yang berjudul “ Analisis Variasi Genetik Ikan Penja Indigenous Perairan Polewali Mandar dan Ikan Nike (Awaous sp.) Indigenous Perairan Gorontalo ”, yang

Permintaan berasal dari rumah tangga produsen Penawaran berasal dari rumah tangga konsumen Balas jasanya berupa sewa.. Besarnya jasa dipengaruhi oleh tingkat kesuburan,

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu

Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk.. melaksanakan Kuliah Kerja PUSDOKINFO di Perpustakaan

Kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan dan pengembangan diri masyarakat dusun Gowok kelurahan Catur Tunggal dengan

Berdasarkan hasil analisis data melalui pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat mempunyai hubungan yang