• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. PLN (PERSERO) DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. PLN (PERSERO) DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN. Skripsi"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

Komunikasi Untuk Memenuhi Persyatan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

RIDMARGUS WANYS NIM. 11140510000235

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/ 2021 M

(2)

1. Skripsi ini merupakan hasil karta asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Maret 2021

Ridmargus Wanys NIM. 11140510000235

(3)

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh :

Ridmargus Wanys NIM : 11140510000235

Pembibing

Ade Rina Farida, M.Si.

NIP. 197705132007012018

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2021 M / 1442 H

(4)
(5)

i ABSTRAK Ridmargus Wanys : 11140510000235

Strategi Public Relations PT. PLN (Persero) Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan

Public relations merupakan salah satu faktor terpenting dalam sebuah perusahaan dalam menjaga image perusahaan, terutama perusahaan BUMN. Mengingat masalah (Blackout) yang dialami PT. PLN (Persero) pada tanggal 4 Agustus 2019, hal ini menyebabkan menurunnya reputasi PT. PLN (Persero) dimata publik.

Maka dari itu sesuai dengan konteks diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seperti apa strategi dan peran public relations PT. PLN (Persero) dalam mempertahankan citranya dimata publik sebagai perusahaan pemasok listrik yang ada di Indonesia.

Penelitian ini menggunankan teori perencanaan strategis dalam public relations oleh Scott M. Cutlip dan Allen Center.

Dimana strategi ini merupakan salah satu strategi public relations yang memilik 4 tahapan diantaranya mendefinisikan problem public relations, Perencanaan, Berkomunikasi, dan Evaluasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang merupakan data ungkapan lisan dan tulisan serta dokumen pendukung dari orang-orang yang diamati dengan melakukan wawancara kepada pihak yang bersangkuatan serata buku yang menunjang kelengkapan data.

Hasil dari penelitian bahwa strategi yang diterapkan PT.

PLN (Persero) ialah menganalisa sebab terjadinya mati listrik, membuat beberapa perencanaan seperti surat permohonan maaf kepada masyarakat melalui media hingga memberikan kompensasi kepada pelanggan yang terdampak, selanjutnya mengkomunikasikan perencanaan tersebut kepada publik secara langsung maupun melalui media, yang terakhir ialah melakukan evaluasi agar dapat terciptanya citra positif dimata publik.

Kata kunci : Strategi, Public Relations, PT. PLN (Persero), Citra, Publik

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :

“Strategi Public Relations PT. PLN (Persero) dalam Mempertahankan Citra Perusahaan”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih setulus- tulusnya kepada :

1. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag. BSW, MSW sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M. Ag.

Sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

iii

3. Ibu Dra. Armawati Arbi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Bapak Dr. H. Edi Amin, S.Ag, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, dan Bapak Zakaria, M.Ag. selaku dosen Pembimbing Akademik.

4. Ibu Ade Rina Farida, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar membimbing dan memberikan motivasi, arahan, saran serta masukkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga apa yang sudah beliau ajarkan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan Perpustakaan Utama yang telah membantu penulis dalam mencari data maupun referensi yang diperlukan.

6. Kedua orang tua saya, Ayahanda Eka Ridwan dan Ibunda Sri Maryati yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, kasih sayang bahkan materi yang tak ternilai harganya kepada penulis selama menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi.

7. Teruntuk kaka Romys Binekasri, terimakasih atas doa, dukungan, motivasi dan kesabaran dalam menghadapi penulis, serta untuk seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan doa dan support demi kelancaran penelitian ini.

(8)

iv

8. Narasumber skripsi Intan dan Anggun selaku divisi humas dan public relations PT. PLN (Persero) yang telah berkenan memberikan waktunya untuk membantu penulis dan mempermudah penulis untuk mengambil berbagai data terkait.

9. Teruntuk teman-teman Universitas Intisari Abdul Rouf, Bayu Tama, Doni Herlambang, Farhan Surya, Bayu Setiawan, Waqid, Alfin, Raga, Rizki, terimakasih telah menemani selama di bangku perkuliahan dan membantu penulis dalam memunculkan ide-ide baru saat mengerjakan skripsi.

10. Teruntuk Nur Meita Khairani, terimakasih sudah rela meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan bertukar pikiran, terimakasih telah menjadi teman setia yang selalu memberikan semangat, memberi masukan, dan yang selalu mendoakan disituasi apapun, serta menemani dalam segala rasa hingga penulis dapat berada dititik ini.

11. Untuk keluarga Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2014 terimaksih banyak atas doa, dukungan dan motivasinya. Dari kalian penulis belajar banyak hal.

Terimakasih telah menjadi keluarga baru selama 7 tahun.

12. Semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas segala dukungan dan doanya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

v

Semoga semua bantuan, dukungan, doa dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan kebaikan yang berlimpah dari Allah SWT. Aamiin.

Jakarta, 25 Maret 2021

Ridmargus Wanys

(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

E. Riview Kajian Terdahulu ... 7

F. Metodologi Penelitian ... 9

1. Pendekatan Penelitian ... 9

2. Paradigma Penelitian ... 10

3. Subjek dan Objek Penelitian ... 10

4. Sumber Data ... 11

5. Pengumpulan Data ... 11

G. Teknik Analisis Data ... 13

H. Sistematika Penulisan ... 14

(11)

vii

BAB II LANDASAN TEORI ... 16

A. Teori Public Relations Scott M. Cutlip ... 16

1. Definisi Problem Public Relations ... 16

2. Perencanaan ... 17

3. Berkomunikasi ... 17

4. Evaluasi ... 17

B. Strategi ... 18

1. Definisi Strategi ... 18

2. Jenis Strategi ... 20

3. Fungsi Strategi ... 22

C. Public Relations ... 23

1. Pengertian Public Relations ... 23

2. Tujuan Public Relations ... 25

3. Fungsi Public Relations ... 27

4. Peranan Public Relations ... 28

D. Teori Citra ... 30

1. Pengertian Citra ... 30

2. Jenis-jenis Citra ... 32

3. Proses Pembentukan Citra ... 36

BAB III GAMBARAN UMUM ... 38

A. Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) ... 38

B. Visi dan Misi PT. PLN (Persero) ... 41

1. Visi... 41

2. Misi ... 41

(12)

viii

C. Logo dan Arti Logo PT. PLN (Persero) ... 42

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal ... 43

2. Petir atau Kilat ... 44

3. Tiga Gelombang ... 45

D. Struktur Organisasi ... 46

E. Spesifikasi PT. PLN (Persero) ... 57

BAB IV TEMUAN DAN DATA HASIL WAWANCARA ... 59

A. Strategi Public Relations PT. PLN (Persero) Dalam Mempetahankan Citra Perusahaan ... 59

B. Temuan Data ... 73

BAB V PEMBAHASAN ... 78

A. Analisis Stategi Public Relations PT. PLN (Persero) dalam Mempertahankan Citra Perusahaan ... 78

B. Peran Public Relations PT. PLN (Persero) ... 83

BAB VI PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial, memiliki dorongan ingin tau, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi. Karenanya, komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia.

Dalam pepatah asing berbunyi: Nature gave us two ears and only one mouth, so that we could listen twice as much as we speak.1 Dengan kata lain pepatah tersebut mengajak untuk lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Berbicara mudah, tetapi berkomunikasi dengan baik tidak demikian halnya. Berbicara saja belum dapat menjamin apa yang dibicarakan sampai kepada yang akan diharapkan memperolehnya.

Sebagai proses komunikasi, public relation merupakan kegiatan yang terorganisasi dan bertujuan, sehingga dapat dibedakan dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan begitu saja dan tak memiliki tujuan yang jelas.

Sedangkan sebagai kegiatan, public relations bertujuan untuk membantu publik memahami organisasi dan produk

1 Widjaja A. W. Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta : Bina Aksara, 1986), 4.

(14)

organisasi tersebut2. Definisi dasar dari public relations adalah kegiatan yang mempunyai peranan penting dengan tujuan untuk menciptakan hubungan baik dari perusahaan kepada masyarakat.

Sedangkan strategi adalah perencanaan dan manajemen untuk mecapai suatu tujuan, strategi sebagai penentu tujuan dan sasaran sebuah perusahaan. Untuk dapat bertindak secara strategis, kegiatan public relations harus menyatu dengan visi dan misi perusahaan. Apabila proses public relations tidak menyatu dengan visi dan misi perusahaan tersebut, maka tujuan yang telah direncanakan tidak tercapai dengan baik.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 67 dijelaskan secara tersirat tentang public relations sebagai berikut:

Artinya :

“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan

2 Yosal Iriantara, Community Relation Konsep dan Aplikasinya, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2007), 6.

(15)

amanat-nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”

Dari ayat tersebut, maka tugas dari seorang public relations yaitu dapat menyebarkan informasi yang berkaitan dengan perusahaan, menyampaikan perintah dari pimpinan kepada karyawan ataupun informasi yang dapat disampaikan kepada khalayak karena public relations itu sendiri mempunyai tujuan menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi atau perusahaan kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi daripada publik yang bersangkutan dan memperbaikinya jika citra tersebut menurun atau rusak.

PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan BUMN di Indonesia yang bertugas menyuplai serta mengatur pasokan listrik. Perusahaan ini pun meruapakan satu- satunya perusahaan milik pemerintah yang melayani jasa kelistrikan, oleh sebab itu mempunyai hak monopoli terhadap penjualan listrik di Indonesia yang mengacu berdasarkan Undang- undang 30 Tahun 2009 Tentang ketenaga listrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133) yang selanjutnya disebut dengan Undang-undang ketenaga listrikan. Dengan adanya hak monopoli tersebut, maka PT. PLN (Persero) memiliki jumlah konsumen yang

(16)

sangat banyak yang terdiri atas perumahan, gedung, perkantoran, serta industri-industri.

Setiap tahunnya kebutuhan akan listrik di Indonesia terus meningkat, sebagai akibat dari peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat diiringi juga oleh perkembangan industri di Indonesia. Sementara PT. PLN (Persero) memiliki keterbatasan dalam memenuhi peningkatan akan kebutuhan listrik tersebut. Namun tentunya PT. PLN (Persero) terus- menerus tetap melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan listrik secara bertahap keseluruh pelosok negeri. Beberapa usaha telah dilakukan seperti memanfaatkan berbagai energi alternatif untuk dapat menghasilkan pasokan listrik yang cukup.

Listrik merupakan kebutuhan masyarakat yang bisa dianggap kebutuhan sangat penting. PT. PLN (Persero) sebagai BUMN yang menjalankan usaha distribusi energi listrik ke pelanggan dituntut untuk menjaga citra perusahaan (corporate image), jangan sampai terjadi implikasi negatif yang dapat megurangi kepercayaan pelanggan kepada perusahaan yang akhirnya mengurangi citra perusahaan dimata pelanggannya.

Pada minggu (4/8/2019) hingga senin (5/8/2019) masalah dihadapi PT. PLN (Persero) ketika listrik di separuh pulau Jawa padam selama beberapa jam lamanya (Blackout),

(17)

pemadaman terjadi akibat gangguan pada transmisi Ungaran dan Pemalang 500kV. Itu mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan dan diikuti gangguan di seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa. Peristiwa padamnya listrik disebagian wilayah di Jawa membuat Presiden Joko Widodo mendatangi kantor PT. PLN (Persero). Dalam kunjungannya, Presiden menegur direksi dan jajaran petinggi PLN. Dia menyebut, “hal ini tidak hanya merusak reputasi PLN, tetapi juga konsumen yang dirugikan”. Ketua umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) Agung Laksamana mengatakan, “PLN sebagai badan publik memiliki tanggung jawab yang lebih luas dan terikat pada ketentuan keterbukaan informasi publik. Termasuk memberikan kompensasi atas kerugian yang diakibatkan. Sehingga kembali terbangun trust dan reputasi PLN yang terjaga”.3

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Public Relations PT. PLN (Persero) dalam Mempertahankan Citra Perusahaan”.

3 Rosiana Haryanti,”Reputasi PLN Rusak Akibat Listrik Padam, Bagaimana mengembalikannya?”diakses dari

https://nasional.kompas.com/read/2019/08/05/17343391/reputasi-pln-rusak- akibat-listrik-padam-bagaimana-mengembalikannya?page=all, pada tanggal 24 februari 2021 pukul 21.15.

(18)

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka peneliti membatasi masalah agar penelitian kali ini fokus, terarah dan tidak meluas. Seperti yang telah diketahui masalah yang dihadapi PT. PLN ketika listrik di separuh pulau Jawa padam selama beberapa jam, hal ini menyebabkan menurunnya citra PT. PLN. Agar pembahasan ini terfokus maka peniliti mebatasi penelitian ini pada strategi yang digunakan Public Relations PT. PLN (Persero) di tahun 2019 dalam masalah (Blackout) yang dialami PT. PLN (Persero) area Jakarta.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh public relations PT. PLN (Persero) dalam mempertahankan citra perusahaan?

2. Bagaimana peran dari public relations PT. PLN (Persero) dalam mempertahankan citra perusahaan

(19)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh public relations PT. PLN dalam mempertahankan citra perusahaan.

b. Untuk mengetahui program-program yang dijalankan oleh PT. PLN dalam melakukan strategi public relations tersebut.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi acuan dalam upaya pengembangan wawasan akademis terutama dibidang strategi public relations.

b. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam hal penelitian strategi public relations, serta menjadi pertimbangan praktis perusahaan sebagai upaya peningkatan strategi public relations.

E. Review Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini, langkah awal yang dilakukan adalah mengamati skripsi-skripsi yang ada pada

(20)

perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lalu ditemukan beberapa judul dan objek penelitian yang sama dengan apa yang akan diteliti, yang kemudian menjadi rujukan awal sebagai langkah dalam penelitian ini.

Rujukan pertama berjudul “Strategi Public Relations Bank Muamalat Indonesia (BMI) Dalam Memperthankan Citra Perusahaan”. Disusun oleh Nuraini Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016. Persamaannya adalah sama-sama meniliti public relations dalam mempertahankan citra perusahaan, sedangkan perbedaanya pada objek penelitiannya, objek penelitian ini membahas strategi yang digunakan public relations Bank Muamalat Indonesia dalam mempertahankan citra perusahaan.

Rujukan kedua berjudul “Strategi Public Relations Tunas Bola Dalam Membangun Citra Perusahaan”.

Disusun oleh Bianda Ludwianto Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Persamaannya adalah sama-sama meneliti bagaimana strategi public relations. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitiannya, objek

(21)

penelitian ini membahas strategi public relations pada media-media olahraga.

F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, anlisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.4 Maka pada penelitian ini peneliti akan mengamati dan berhubungan dengan public relations PT. PLN (Persero) melalui teknik pengumpulan data wawancara, dokumentasi dan observasi pada aktivitas Public Relatios yang terkait dengan strategi Public Relatios PT. PLN (Persero) dalam mempertahankan citra perusahaan. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu, penelitian ini merupakan studi mendalam

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), 9.

(22)

mengenai unit sosial tertentu.5 Dengan menempatkan strategi public relations PT. PLN (Persero) dalam mempertahankan citra perusahaan sebagai kasus atau fenomena yang bersifat kontemporer maka peneliti perlu mengumpulkan data dari berbagai sumber agar dapat mengetahui apa yang sedang terjadi.

2. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.6 Penelitian ini mencoba menggunakan paradigma konstruktivisme.

Realitas ada merupakan hasil konstruksi dari kemampuan berfikir seseorang. Perlu tercipta interaksi antara peneliti dan yang diteliti, agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode kualitatif.7 Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian dengan public relations PT. PLN agar mampu merekonstruksi realitas yang ada.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek dari penelitian adalah divisi Public Relations Corporate Communications PT. PLN (Persero) yang menjadi

5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 112.

6 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006), 9.

7 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 238.

(23)

sumber bagi peneliti untuk memperoleh keterangan dan data. Sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah bagaimana PT. PLN (Persero) dalam mempertahnakan citra perushaan melalui kegiatan public relations.

4. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari hasil wawancara dengan officer pada public relations PT. PLN (Persero).

b. Sumber Data Sekunder

Yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen- dokumen yang mendukung penelitian ini.

5. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, antara lain:

a. Wawancara

Metode wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Penelitian melakukan wawancara kepada

(24)

narasumber yang berhubungan dan mengusai tema yang relevan dengan fokus utama penelitian agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.

b. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis.8 Dalam hal ini peneliti mendatangi PT. PLN (Persero), untuk melakukan penelitian secara rinci agar memperoleh data-data mengenai strategi yang digunakan public relations dalam mempethankan citra perusahaan kemudian membuat catatan yang sistematis.

c. Dokumentasi

Menurut Burhan Bungin, teknik dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis.

Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tulisan, gambar, dan karya-karya momentum yang

8 Imam Gunawan, Metode Penelitain Kualitatif: Teori dan Praktik, 143.

(25)

semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.9

G. Teknik Anilisis Data

Analisis data dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif kualitatif, metode penelitian ini berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia apa adanya pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan responden.10 Miles dan Huberman (1992) mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif adalah (1) reduksi data (data reduction); (2) paparan data (data display); dan (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi. Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah pengumpulan data.11 Dengan demikian, akan tergambar bagaimana strategi yang digunakan public relations dalam mempertahankan citra perusahaan.

9 Imam Gunawan, Metode Penelitain Kualitatif: Teori dan Praktik, 178.

10 Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 203.

11 Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 211.

(26)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini merujuk kepada pedoman umum karya ilmiah civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Agar penulisan skripsi ini bersifat sistematis dan mempermudah tahapan demi tahapan maka penulis membaginya menjadi enam bab dimana setiap bab nya terdiri dari beberapa sub bab, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Terdahulu, Metode Penelitian, Teknik Analisis Data dan Sistematika Penulisan.

BAB II: KAJIAN TEORETIS

Bab ini akan menguraikan kajian teoretis mengenai pengertian strategi, jenis strategi dan fungsi strategi, teori tentang public relations yang menjelaskan definisi public relations, tujuan public relations, fungsi public relations, peranan public relations, dan strategi public relations.

Kemudian menjelaskan tentang citra, meliputi pengertian citra, jenis-jenis citra dan proses pembentukan citra.

(27)

BAB III: GAMBARAN UMUM

Bab ini memaparkan mengenai sejarah PT. PLN (Persero), logo dan arti logo PT. PLN (Persero), visi dan misi PT. PLN (Persero), struktur organisasi Public Relation PT PLN (Persero), serta spesifikasi kegiatan PT. PLN (Persero).

BAB IV: TEMUAN DATA DAN HASIL WAWANCARA Bab ini berisikan tentang temuan dan hasil wawancara kepada divisi public relations PT. PLN (Persero) mengenai strategi yang dilakukan oleh public relations dalam mempertahankan citra perusahaan dan peran public relations PT. PLN (Persero) dalam perusahaan.

BAB V: PEMBAHASAN

Dalam bab ini merupakan bagian yang memuat pembahasan dari rumusan permasalahan yang ada. Pada bab ini juga terdapat analisis-analisis dari setiap temuan penelitian.

BAB VI : KESIMPULAN

Bab ini merupakan bagian akhir dalam lembaran penelitian yang memuat kesimpulan akhir dari permasalahan yang dibahas dalam bab sebelumnya serta memuat kritik dan saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

(28)

16 BAB II

LANDASAN TEORI A. Teori Public Relations Scott M. Cutlip

Scott M. Cutlip dan Allen Center pada bukunya Effective Public Relations mengemukakan bahwa public relations adalah fungsi manajemen yang mebangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.1 Dalam teori ini Cutlip dan Center berpendapat bahwa dalam melaksanakan proses manajemen Public Relations harus terdiri atas empat langkah. Keempat langkah tersebut adalah mendefinisikan problem public relations, Perencanaan, Berkomunikasi, Evaluasi.2 Berikut penjelasannya:

1. Mendefinisikan Problem Public Relations

Public relations perlu memantau terlebih dahulu terkait opini, sikap, dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan.

Seorang public relations harus teliti dalam melihat fakta yang erat kaitannya dengan permasalahan

1 Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Effective Public Relations (Jakarta: Prenadamedia Group, 2006), 6.

2 Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Effective Public Relations (Jakarta: Prenadamedia Group, 2006), 321.

(29)

perusahaan yang akan digarap, yaitu what‟s your problem?

2. Perencanaan

Setelah tahap penelitian dan perencanaan data, public raltions menuju ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini, public relations harus melakukan penyusunan untuk mengatasi masalah-masalah serta mencari orang-orang yang dapat menyelesaikan masalah tersebut, yaitu here‟s what we can do?

3. Berkomunikasi

Seorang public relations harus mampu mengkomunikasikan program-program kepada publik sehingga publik akan terpengaruh untuk kemudian mendorong mereka agar mendukung program yang akan dijlankan oleh public relations, yaitu here‟s what we did and why?

4. Evaluasi

Untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum maka harus diadakan tahap evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil.

Tujuannya adalah untuk mengukur efektif atau tidaknya proses tersebut secara keseluruhan. public relations dituntut untuk lebih teliti terhadap data dan fakta yang telah ada. Tahapan ini juga menjadi acuan

(30)

untuk proses public relations nantinya, yaitu how did we do?

B. Strategi

1. Definisi Strategi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.3 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.4

Jadi, strategi dapat disimpulkan sebagai suatu usaha dari sebuah organisasi atau perusahaan yang sudah direncanakan dan diatur dengan cermat, serta matang untuk pengembangan organisasi agar terciptanya suatu tujuan.

Strategi menurut terminologi banyak dikemukakan oleh beberapa pakar komunikasi, diantaranya:

1) Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck merumuskan strategi adalah rencana yang

3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), 300

4 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), 859

(31)

disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.5

2) Bennet mengartikan bahwa strategi sebagai arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya.6

3) Ahmad S. Adnan Putra menjelaskan bahwa strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.7

Sebuah perusahaan yang tumbuh dan berkembang tentunya tidak akan terlepas dari masalah. Masalah-masalah yang timbul di sebuah peusahaan disebut juga krisis. Dalam menghadapi

5 Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck,

Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan (Jakarta:

Penerbit Erlangga, 1988), 12.

6 Sandra Oliver, Strategi Public Relations ( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), 2.

7 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 133.

(32)

krisis untuk kemudian menanggulanginya, perusahaan kemudian melakukan berbagai strategi jitu.

Dari beberapa penjelasan tentang strategi, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah sebuah rencana untuk merancang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan tersebut, karena rencana merupakan proses dasar dalam sebuah manajemen.

2. Jenis Strategi

George A. Steiner mengatakan bahwa tidak ada klasifikasi atau pengelompokkan strategi yang diterima secara umum. Hanya saja dapat dilakukan penggolongan menurut dimensi strategi nya, yaitu : 1) Klasifikasi ruang lingkup yakni strategi dapat

lebih luas atau sempit sesuai dengan pemahaman.

2) Klasifikasi berdasarkan hubungan nya dengan tingkat organisasi yakni strategi yang berdasar pada jenjang setiap divisi yang memiliki strateginya masing-masing dan merupakan cabang dari strategi utama sebuah perusahaan.

3) Klasifikasi berdasarkan keterkaitan strategi dengan sumber material atau non material yakni dengan melihat bentuk fisik seperti sumber daya manusia,

(33)

yang tersedia atau gaya manajemen, pola pikir atau falsafah perusahaan.

4) Klasifikasi berdasarkan tujuan dan fungsi sebagai contoh pertumbuhan adalah sasaran utama dari kebanyakan perusahaan dan terdapat banyak strategi yang dapat dipilih untuk menjamin pertumbuhan tersebut.

5) Klasifikasi berdasarkan strategi pribadi manajer.

Semakin tinggi tingkat manajer, semakin penting artinya strategi ini bagi kehidupan organisasi8.

Berdasarkan klasifikasi strategi diatas, maka strategi satu perusahaan dapat dilihat dari ruang lingkupnya pada lingkungan internal maupun eksternal yang tujuan tidak lain untuk mencapai misi perusahaan. Strategi dapat dilihat juga dari segi materil maupun non materil, seperti adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan pola manajemen dalam sebuah organisasi. Nantinya semakin tinggi tingkat manajer, maka semakin penting strategi bagi perusahaan.

8 George A. Streiner & John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen (Jakarta: Erlangga, 1997), 18-19

(34)

3. Fungsi Strategi

Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Terdapat enam fungsi yang harus dilakukan secara simultan, yaitu:

1) Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada orang lain. Strategi dirumuskan sebagai tujuan yang diinginkan, dan mengkomunikasikan tentang apa yang akan dikerjakan, oleh siapa, bagaimana pelaksanaan pengerjaannya, untuk siapa hal tersebut dikerjakan, dan mengapa hasil kinerjanya dapat bernilai.

2) Menghubungkan dan mengaitkan kekuatan atau keunggulan oraganisasi dengan peluang dari lingkungannya.

3) Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru.

4) Menghasilkan dan membangkitkan sumber- sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.

5) Mengoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi ke depan.

(35)

6) Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu.9

C. Public Relations

1. Pengertian Public Relations

Public relations jika diartikan secara universal adalah “public” mempunyai arti sekelompok orang yang mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap suatu hal. Sedangkan istilah “relations”

dalam bahasa Indonesia berarti ”hubungan-hubungan”

dalam arti menyangkut banyak hubungan.10 Sedangkan secara terminologi pengertian public relations adalah:

1) Definisi public relations menurut Frank Jefkins adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayak nya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.11

2) Baskin et al (1997), mendefinisikan public

9 Sofjan Assauri, StrategicManagement : Sustainable Competitive Advantages, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 5-8

10 Neni Yulianita, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung : P2U- LPPM UNISBA, 2007), 21.

11 Frank Jefkins, Public Relations (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2002), 9.

(36)

relations sebagai fungsi manajemen yang membantu mencapai tujuan organisasi, mendefinisikan filosofi, dan memfasilitasi perubahan organisasional. Para praktisi public relations melakukan komunikasi dengan semua publik internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan positif dan untuk menciptakan konsistensi antara tujuan organisasional dengan harapan masyarakat. Public relations, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program organisasional yang mempromosikan pertukangan pengaruh dan pemahaman antara bagian konstitusi organisasi dan publik.12

3) Menurut Dr. Rex Harlow, public reations adalah fungsi manajemen khas yang mendukung pembinaan dan membangun upaya saling menguntungkan melalui komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama yang baik antara organisasi dan publiknya.13 Dapat disimpulkan pengertian dari public relations adalah untuk menghubungkan public atau

12 Sandra Oliver, Strategi Public Relations (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), 11

13 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations(

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), 8.

(37)

pihak-pihak yang berkepentingan didalam suatu instansi atau perusahaan. Serta untuk mengembangkan hubungan positif dengan masyarakat.

2. Tujuan Public Relations

Tujuan merupakan sesuatu yang terarah, ingin dicapai, dituju dan diraih. Tujuan dapat juga disebut objective. Tujuan merupakan sesuatu yang mengarahkan kegiatan public relations, sehingga tidak salah sasaran. Ada dua acara menetapkan tujuan dalam public relations. Cara yang pertama adalah dengan mengadakan riset khusus guna mengidentifikasi masalah yang memerlukan penyelesaian public relations. Ada pun cara yang kedua adalah dengan mengadakan serangkaian diskusi atau konsultasi secara mendalam dengan para pimpinan departemen atau kalangan staf inti guna mengungkapkan kebutuhan komunikasi paling mendasar yang mereka rasakan.14

Dalam realita praktik public relations organisasi, tujuan public relations antara lain:

a. Menciptkan pemahaman antara organisasi dengan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi

14 Frank Jefkins & Daniel Yadin, Public Relations, alih bahasa Haris Munandar (Jakarta:Erlangga, 2003) edisi ke-5, 76.

(38)

diharapkan terjadi kondisi kecupakan informasi antar organisasi dengan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk mencegah kesalahpahaman persepsi yang merupakan kesalahan dasar dalam kegiatan komunikasi.

b. Membangun citra korporat. Citra yang dibangun dari semua komponen organisasi seperti perilaku karyawan, tanggung jawab sosial terhadap lingkungan atau pengalaman konsumen yang memuaskan atau tidak memuaskan tentang pelayanan perusahaan. Citra positif merupakan langkah penting menggapai reputasi perusahaan dimata khalayak.

c. Citra korporat melalui program CSR.

Penginitegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam opera bisnis perusahaan dan interaksi sukarela perusahaan dan para stakeholdernya.

d. Membentuk opini yang favourable. Opini ini merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Ada tiga jenis opini, yaitu opini positif (mendukung), negatif (menentang) dan netral.

e. Membentuk Goodwill dan kerjasama. Goodwill dan kerjasama dapat tercipta karena ada inisiatif

(39)

yang dilakukan oleh public relation perusahaan untuk menanamkan saling pengertian dan kepercayaan kepada publiknya. Kemudiaan diikuti tindakan nyata perusahaan untuk komitmen mewujudkan keepentingan publik.15

Secara tujuan public relation adalah untuk menciptakan, memelihara dan menciptakan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi publik yang bersangkutan, dan memperbaikinya jika citra itu menurun atau rusak.16

3. Fungsi Public Relations

Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh public relations sesuai dengan kedudukan seorang public relations. Jadi, public relations dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajiban dengan baik, berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik.17

15 Rakhmat Krisyantono, Public Relation Writing: Teknik Produksi Media Publik Relations Dan Publisitas Korporat (Jakarta: Kencana, 2012), 6- 20

16 Neni Yulianita, Dasar-Dasar Public Relations, 43

17 Rakhmat Krisyantono, Public Relation Writing: Teknik Produksi Media Publik Relations Dan Publisitas Korporat (Jakarta: Kencana, 2012), 21

(40)

Menrut Onong Uchjana Effendi dalam bukunya “hubungan masyarakat” mengemukakan empat fungsi dari public relations, yaitu:

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik ekstern maupun intern.

c. Menggunakan komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal) dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

d. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.18

4. Peranan Public Relations

Peran public relations adalah memelihara komunikasi timbal balik di dalam maupun diluar organisasi, meluaskan serta mempertahankan komunikasi yang baik sehingga dapat mengurangi masalah yang akan muncul. Peran public relations dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu :

a. Penasehat Ahli (Expert prescriber), seorang public

18 Neni Yulianita, Dasar-Dasar Public Relations, 50

(41)

relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi, dapat membantu mencarikan solusi dan penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship).

b. Fasilitator komunikasi (communication fasilitator), public relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.

c. Fasilitator proses pemecah masalah (Problem solving pocess fasilitator), peran public relations dalam pemecah masalah merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksud untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.

d. Teknis komunikasi (Communication technician), peran teknisi komunikasi ini menjadikan public relations sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis atau dikenal dengan method of communication in organization.19

Peran public relations pada intinya adalah sebagai berikut :

19 Wahidin Saputra & Ruli Nasrullah, Public Relations 2.0: Teori dan Prektik Public Relations di Era Cyber, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), 50

(42)

a. Sebagai communicator atau penghubung antar organisasi atau lembaga yang diawali dengan publiknya.

b. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak dan publiknya.

c. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.

d. Membentuk corporate image, artinya peran public realtions berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.

D. Teori Citra

1. Pengertian Citra

Menurut Sandra Oliver ia berpendapat, studi terkini menunjukkan bahwa citra tidak hanya terdiri dari sebuah realitas tunggal yang dipegang oleh individu, tetapi juga mereka yang memegang serangkaian gambaran yang saling terhubung yang terdiri dari banyak unsur atau objek yang menyatu dan yang diinterpretasikan melalui bahasa.20

20 Sandra Oliver, Strategi Public Relations, 52

(43)

Citra perusahaan di mata publik dapat terlihat dari pendapat atau pola pikir komunal pada saat mempersepsikan realitas yang terjadi. Satu hal yang perlu dipahami sehubungan dengan terbentuknya sebuah citra perusahaan adalah adanya persepsi yang berkembang di benak publik terhadap realitas.

Realitas dalan public relations adalah apa yang tertulis di media.21

Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi yang hendak di capai bagi dunia hubungan masyarakat atau public relations.

Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya.

Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut berkaitan dengan timbulnya rasa hormat, kesan-kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu citra atau lembaga organisasi atau produk barang, dan jasa pelayanan nya yang diwakili oleh pihak humas atau public relations. Landasan citra itu berakar dari nilai-

21 Firsan Nova, Crisis Public Relations (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 297

(44)

nilai kepercayaan yang kongkritnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan atau persepsi, serta terjadinya proses akumulasi dari amanat kepercayaan yang telah diberikan oleh individu- individu tersebut, akan mengalami suatu proses yang cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu sering dinamakan citra (image).22

2. Jenis-Jenis Citra

Citra perushaan adalah persepsi yang berkembang dalam benak publik mengenai realitas (yang terlihat) dari perusahaan itu. Adapun Frank Jefkins menjelaskan, bahwa ada beberapa jenis citra (image), yakni: citra bayangan (mirror image), citra yang berlak (current image), citra yang diharapkan (wish image), citra persahaan (corporate image) serta citra majemuk (multiple image).23

1) Citra Bayangan (Mirror Image)

Citra bayangan adalah citra pandangan orang dalam perusahaan mengenai pandangan masyarakat terhadap organisasinya. Citra ini sering kali tidaklah tepat bahkan hanya sekedar ilusi sebagai akibat dari tidak memadainya

22 Elvinaro Ardianto, Public Relations: Suatu pendekatan Praktis, 118

23 Frank Jefkins, Public Relations, 20

(45)

informasi, pengetahan atau pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi ini mengenai pendapat atau pandangan dari pihak luar.24

2) Citra yang Berlaku (Current Image)

Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku adalah citra atau pandangan orang luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra yang terbentuk belum tentu sesuai dengan kenyataan. Biasanya citra ini cenderung negatif. Karena citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang didapatkan oleh mereka yang mempercayainya. Munculnya sifat kecurigaan, prasangka buruk (prejudice), kesalah pahaman (misunderstanding) yang membuat citra berkesan negatif.

3) Citra yang diharapkan (Wish Image)

Citra harapan adalah citra yang diingankan oleh perusahaan. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenernya. Biasanya citra yang diharapkan itu biasanya dirumuskan dan ditetapkan untuk sesuatu yang relative masih baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai.

4) Citra Perusahaan (Corporate Image)

24 Firsan Nova, Crisis Public Relations, 298

(46)

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Bukan hanya citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan terbentuk dari banyak hal seperti sejarah atau kinerja persahaan, stabilitas keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan untuk tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset. Public relations dituntut untuk ikut bertanggung jawab dalam membangun citra perusahaan untuk berkompetisi dengan perusahaan swasta.

5) Citra Majemuk (Multiple Image)

Citra majemuk adalah kmpulan citra yang bersifat individu dalam suatu organisasi. Jumlah citra yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan sama banyaknya dengan jumlah pegawainya. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, maka dilakukan penyeragaman dengan mengurangi variasi citra yang ada.

6) Citra Penampilan (Performance Image)

Citra penampilan ini lebih ditunjukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri (performance image) para profesional pada perusahaan yang bersangkutan dalam memberikan

(47)

berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, seperti etika menyambut telepon, tamu, dan pelanggan serta publiknya yang menyenangkan, nantinya ini akan memberikan kesan yang selalu baik. Hal ini masih kurang diperhatikan atau disepelekan banyak orang tetapi akan sangat berdampak pada citra perusahaan.25

Citra yang baik dari suatu organisasi akan memberikan dampak yang menguntungkan, kebalikannya jika citra suatu organisasi buruk sudah pasti akan memberikan dampak kerugian bagi sebuah organisasi. Groonroos mendefinisikan peran citra bagi perusahaan, yaitu:

a. Citra positif akan memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara efektif dan membuat orang-orang lebih mengerti dengan komunikasi dari mulut kemulut. Citra yang netral atau tidak diketahui mungkin tidak menyebabkan kehancuran, tetapi hal itu tidak membuat komunikasi dari mulut ke mulut berjalan lebih efektif.

b. Citra sebagai alat penyaring untuk mempengaruhi persepsi kegiatan perusahaan.

c. Citra merupakan fungsi dari pengalaman dan

25 Elvinaro Ardianto, Pubic Relations: Suatu Pendekatan Praktis, 121

(48)

harapan konsumen.

d. Citra memiliki pengaruh penting pada manajemen.26

Setiap perusahaan harus memiliki citra di masyarakat, citra itu sendiri dapat bertingkat baik, sedang, ataupun buruk. Dampak dari tingkatan citra tersebut akan berpengaruh pada keberhasilan suatu perusahaan, untuk perusahaan bersaing dengan perusahaan lain nya.

3. Proses Pembentukan Citra

Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertian tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari sikap terhadap objek tersebut.27

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian system komunikasi dijelaskan oleh John S, Nimpoeno dalam laporan penelitian tentang tingkah laku konsumen, seperti yang dikutip Danansaputra sebagai berikut.28

26 Firsan Nova, Crisis Public Relation, 303

27 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relation, 114

28 Firsan Nova, Crisis Public Relations Strategi Menghadapi Krisis, Mengelola Isu, Membangun Citra, dan Reputasi Perusahaan, 304

(49)

Public relations digambarkan sebagai input- output. Proses dalam model ini adalah pembentukan citra sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu.

Citra itu sendiri digambarkan melaui persepsi-kognisi- motivasi-sikap.29

29 Firsan Nova, Crisis Public Relations Strategi Menghadapi Krisis, Mengelola Isu, Membangun Citra, dan Reputasi Perusahaan, 304-305

(50)

38 BAB III

GAMBARAN UMUM PT.PLN (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT.PLN (PERSERO)

Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut kemudia berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV.NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja.

Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan

(51)

dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN).Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.

Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik.Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

Tahun 2003 ditandai dua tantangan besar yang harus dihadapi PLN selaku perusahaan terbesar di bisnis kelistrikan di Indonesia. Pertama, membaiknya perekonomian nasional yang memberikan dampak membaiknya pertumbuhan ketenagalistrikan di Indonesia.

Kedua, diberlakukannya UU No. 20 tahun 2002 yang merubah lingkungan bisnis kelistrikan menjadi sarat dengan kompetisi. Membaiknya perekonomian nasional merupakan tantangan bagi PLN untuk bangkit kembali

(52)

setelah tahun-tahun sebelumnya menghadapi krisis yang berkepanjangan. Sedang, lingkungan bisnis yang sarat dengan kompetisi akan merupakan tantangan bagi PLN sebagai perusahaan yang sebelumnya merupakan perusahaan monopoli untuk menjadi hanya sebagai salah satu pemain dalam bisnis kelistrikan.

Kedua tantangan tersebut harus dapat dijawab PLN agar visi perusahaan untuk menjadi perusahaan kelas dunia dapat terwujud. Untuk itu, upaya-upaya berupa kegiatan-kegiatan korporat yang bernuansa optimisme di seluruh jajaran perusahaan sedang dan terus dilaksanakan.

Program Restrukturisasi Korporat dan Road Map Perusahaan merupakan usaha yang dilakukan perusahaan untuk menuju PLN Baru, yaitu PLN yang mampu menghadapi perubahan lingkungan usaha. Buku Pedoman Good Corporate Government sebagai komitmen perusahaan telah dibuat utuk menjadi acuan bagi Komisaris, Direksi dan seluruh manajemen PLN dalam mengelola perusahaan, baik dalam pembangunan struktur maupun dalam mengembangkan proses bisnis. Good Corporate Government yang berdasarkan kaidah transparansi, kemandirian, akuntabilitas, responsibilitas serta kewajaran akan meningkatkan kinerja dan citra positif bagi perusahaan.

(53)

Upaya untuk meningkatkan investasi sarana penyediaan tenaga listrik dan pelayanan kepada pelanggan, yang merupakan usaha untuk tetap dapat mempertahankan dan melaksanakan tanggung jawab PLN dalam menjamin kelangsungan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat, akan terus ditingkatkan. Upaya peningkatan kemampuan perusahaan tersebut diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi pelanggan, perusahaan dan pemegang saham. Suksesnya penyelesaian semua agenda korporat di atas, pada akhirnya akan memastikan PLN sebagai perusahaan terkemuka untuk mencapai posisi siap tinggal landas menggapai gemerlap di tahun-tahun mendatang menjadi perusahaan kelas dunia selamanya.

.

B. Visi dan Misi PT. PLN (Persero) 1. Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2. Misi

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan

(54)

pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.1

C. Logo dan Arti Logo PT. PLN (Persero)

Gambar 3.1 Bentuk Lambang PLN Sumber : PT. PLN (Persero)

Bentuk warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai

1 Profil Perushaan – PT PLN (Persero), diakses dari

https://web.pln.co.id/tentang-kami/profil-perusahaan, pada tanggal 24 Februari 2021 pukul 21.46.

(55)

yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

1. Bidang Persegi PanjangVertikal

Gambar 3.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal Sumber : PT. PLN (Persero)

Menjadi bidang dasar bagi elemen - elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.

Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga

(56)

melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atauKilat

Gambar 3.3 Petir atau Kilat Sumber : PT. PLN (Persero)

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

(57)

3. TigaGelombang

Gambar 3.4 TigaGelombang Sumber : PT. PLN(Persero)

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan.

(58)

D. Struktur Organisasi

Gambar 3.5 Bagan Organisasi PLN (Persero) Sumber: data diperoleh dari humas PT.PLN (Persero)

Organisasi PT. PLN (Persero)

1) Organisasi Kantor Pusat sebagaimana terdiri atas : a) Direktur Utama

b) Wakil Direktur Utama c) Direktorat

d) Satuan

e) Sekertariat Perusahaan

(59)

f) Divisi

2) Direktur Utama sebagaimana membawahi : a) Satuan Pengawas Intern (Intern Audit)

b) Satuan Pusat Keunggulan (Center of Excellence) c) Sekertariat Perusahaan (Corporate Secretariat) 3) Wakil Direktur Utama Sebagaimana Membawahi :

a) Divisi Manajemen Perubahan (Change Management Office Division)

b) Divisi Manajemen Digital (Digital Management Division)

c) Divisi Manajemen Regulator (Regulatory Management Division)

4) Direktorat sebagaimana terdiri atas : a) Direktorat Perencanaan Korporat

b) Direktorat Niaga dan Manajemen Pelanggan c) Direktorat Mega Project

d) Direktorat Energy Primer

e) Direktorat keungan, yang membawahi :

I. Sub Direktorat Manajemen Risiko (Risk Management Sub Directorate)

II. Sub Direktorat Manajemen Aset (Asset Management Sub Directorate)

(60)

f) Direktorat Human Capital dan Management, yang membwahi Sub Direktorat Hukum Korporat (Corporate Legal Sub Directorate)

g) Direktorat Bisnis Regional Sumatra Kalimantan h) Direktorat Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali i) Direktorat Bisnis Regional Sulawesi, Maluku,

Papua dan Nusa Tenggara.

5) Satuan sebagaimana terdiri atas :

a) Satuan Pengawas Intern (Interal Audit), yang terdiri atas :

I. Inspektorat Metodologi, Jaminan Kualitas, dan Pelaporan (Methodology, Quality Assurance and Reporting Inspectorate) II. Inspektorat Audit Sumatera Kalimantan

(Audit Sumatera Kalimantan Inspectorate) III. Inspektorat Audit Regional Jawa, Madura,

dan Bali (Audit Jawa, Madura, and Bali Inspectorate)

IV. Inspektorat Audit Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara (Audit Sulawesi, Maluku, Papua, and Nusa Tenggara Inspectorate)

V. Inspektorat Audit Kantor Pusat 1 (Audit Hardquarter 1 Inspectorate)

(61)

VI. Inspektorat Audit Kantor Pusat 2 (Audit Hardquarter 2 Inspectorate)

VII. Inspektorat Audit Investigasi (Audit Investigation Inspectorate)

b) Satuan Pusat Keunggulan (Center of Excellence) yang terdiri atas :

I. Divisi Pembangkit dan EBT (Generation and NRE Division)

II. Divisi Transmisi dan Distribusi (Transmission and Distribution Division) III. Divisi Enjinering dan teknologi

(Engineering and Technology Division) 6) Divisi sebagaimana Terdiri atas :

a) Divisi di bawah Wakil Direktur Utama Terdiri atas :

I. Divisi Manajemen Perubahan (Change Management Office Division)

II. Divisi Manajemen Regulator (Regulatory Management Division)

III. Divisi Manajemen Digital (Digital Management Division)

b) Divisi di bawah Direktorat Perencanaan Korporat, terdiri atas :

I. Divisi Perencanaan system (System Planning Division)

Gambar

Gambar 3.1 Bentuk Lambang PLN  Sumber : PT. PLN (Persero)
Gambar 3.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal  Sumber : PT. PLN (Persero)
Gambar 3.3 Petir atau Kilat  Sumber : PT. PLN (Persero)
Gambar 3.4 TigaGelombang  Sumber : PT. PLN(Persero)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian berdasarkan konsep strategi Rosady Ruslan yaitu strategi membeli RRI Jakarta untuk mendapatkan pendengar agar berpartisipasi pada setiap event, strategi

Assrul Fathoni K, L100090015, Peran Publik Relations Hotel Lorin Solo (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Peran Public Relations Hotel Lor In Solo dalam Mempertahankan Citra

Analisis Kritis Laporan Keuangan, Penerbit Raja.. Grafindo

Skripsi ini merupakan laporan penelitian penulis untuk mendapatkan gambaran mengenai “Strategi Public Relations PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan

Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Raja Grafindo

Proses implemenyasi Cyber Public Relations PT PLN (Persero) Aceh dalam meningkatkan citra positif perusahaan memanfaatkan media online sebagai sarana yang tepat untuk

Public Relations Erha Clinic menampilkan perusahaan yang selalu berinovasi dalam produk maupun treatment dan memanfaatkan berita-berita positif mengenai produk baru dengan

Skripsi ini membahas tentang strategi Public Relations PT AMSAFE Indonesia dalam membangun citra perusahaan untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Sosial di UIN Syarif Hidayatullah