PERUSAHAAN Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh : Nur Khafifah NIM: 11180510000270
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1444 H / 2022 M
STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT AMSAFE INDONESIA DALAM MEMBANGUN CITRA
PERUSAHAAN Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh:
Nur Khafifah NIM 11180510000270
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1444 H / 2022 M
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Khafifah NIM : 11180510000270
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika suatu hari terbukti bahwa karya ini hasil plagiat atau jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 September 2022
Nur Khafifah NIM. 11180510000270
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT AMSAFE
INDONESIA DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Skripsi untuk Memperoleh Gelar Strata 1 Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Nur Khafifah NIM: 11180510000270
Pembimbing,
Drs. Wahidin Saputra, M.A.
NIP. 197009031996031001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1444 H / 2022 M
ABSTRAK
Nur Khafifah, “Strategi Public Relations PT Amsafe Indonesia dalam Membangun Citra Perusahaan”
Semakin berkembangnya dunia usaha, maka semakin banyak pula persaingan dalam bisnis. Di tengah-tengah persaingan dengan berbagai perusahaan menjadi hal terberat yang dialami oleh PT Amsafe Indonesia. Perubahan kondisi tersebut menimbulkan kendala pada masyarakat yang belum mengetahui produk-produk yang ada di PT Amsafe Indonesia yang lebih unggul dari perusahaan yang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi public relations untuk membangun citra yang telah dimiliki sebelumnya oleh PT Amsafe Indonesia. Public relations memegang peranan penting dalam sebuah perusahaan, yaitu membangun hubungan dengan lembaga atau perusahaan dengan publik. Hal ini bertujuan untuk menciptakan hubungan baik dari perusahaan kepada masyarakat, serta akan membangun citra positif dari masyarakat kepada perusahaan.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana strategi public relations yang dilakukan PT Amsafe Indonesia untuk membangun citra perusahaan dan peran public relations PT Amsafe Indonesia dalam perusahaan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif yang menggambarkan objek penelitian sesuai dengan kenyataan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Strategi public relations dalam membangun citra PT Amsafe Indonesia dianalisis menggunakan teori Public Relations menurut Scoot M. Cutlip, yang menjelaskan bahwa dalam melaksanakan proses manajemen public relations terdiri atas empat langkah yaitu Fact Finding (Pencarian Fakta), Planning (Perencanaan), Action & Communicating (Aksi dan Komunikasi),
Berdasarkan teori tersebut diperoleh hasil penelitian strategi public relations PT Amsafe Indonesia dalam membangun citra perusahaan yaitu dengan meningkatkan pelayanan, membangun hubungan dengan para stakeholder dan promosi.
Peran public relations PT Amsafe Indonesia dalam perusahaan yaitu sebagai pembina relationship, peranan backup management, dan membentuk corporate image.
Kata kunci: Public Relations, Strategi Public Relations, Peran, dan Citra.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, atas izin Allah SWT dan usaha juga kerja keras yang dilakukan serta do‟a, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Strategi Public Relations PT Amsafe Indonesia dalam Membangun Citra Perusahaan”. Tidak jarang penulis dihadang hambatan dan merasa putus asa. Bersyukur atas kebesaran Allah SWT, penulis dikirimkan orang-orang yang senantiasa memberikan bantuan dan dukungan bahkan dari orang yang tak terduga sekalipun. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa do‟a, bantuan dan dukungan dari semua pihak. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
ii Jakarta.
2. Suparto, M.Ed, Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag, sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Drs.
Cecep Castrawijaya, M.A, sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
3. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Dr. Armawati Arbi, M.Si, beserta Sekretaris Jurusan Dr. H. Edi Amin, MA.
4. Zakaria, M.A, sebagai Dosen Penasihat Akademik KPI G 2018 yang telah bersedia memberi arahan dan menuntun penulis dalam proses perkuliahan dari awal hingga tugas akhir ini.
5. Wahidin Saputra, M.A. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia membimbing dan meluangkan waktu untuk memberikan banyak masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta seluruh Staff Tata Usaha dan Staff Perpustakaan Umum (PU) dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah melayani dengan baik
iii
kepada penulis dari awal perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.
7. Kepada kedua Orang Tua yang sangat penulis cintai dan sayangi, Bapak M. Khadlik M. dan Ibu Sunarti. Terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan do‟a yang selalu diberikan kepada penulis. Kata-kata „terima kasih‟ tidaklah cukup untuk membalas semua jasa-jasa yang sangat luar biasa yang Bapak dan Ibu berikan untuk penulis. Penulis hanya bisa berdoa kepada Allah, semoga Allah selalu menyayangi mereka, memberikan mereka selalu kesehatan, keberkahan, taufik dan hidayah-Nya. Aamiin. Terima kasih kepada Saudaraku Adik Muhamad Fadli Kholil yang menggemaskan karena telah memberi penulis semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini, semoga cepat besar dan selalu berbakti kepada kedua orang tua.
8. Segenap pihak Perusahaan PT Amsafe Indonesia, khususnya Bapak Frans Chandra sebagai Public Relations yang telah bersedia membantu dan menerima penulis dalam melakukan penelitian ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas izin untuk melakukan penelitian.
9. Seluruh Staff dan karyawan PT Amsafe Indonesia yang telah ramah dan membantu penulis setiap melakukan observasi di PT Amsafe Indonesia.
iv
Ibu dengan kebaikan yang banyak. Aamiin.
11. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan, Nurul Farah Florida S. Sos, Syarifatul Mukaromah, Aurora Lazuardini yang telah memberikan support, bantuan dan dukungan kepada penulis untuk menyelasaikan skripsi ini.
12. UKM Forsa divisi Futsal khususnya angkatan 2018. Terima kasih atas pengalaman daan pengembangan kemampuan yang penulis dapatkan. Semoga UKM Forsa kedepannya semakin maju dan dapat menciptakan insan yang unggul dalam setiap bidang olahraga.
Demikian ucapan terima kasih yang penulis sampaikan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dalam hidup. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, khususnya mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Allahumma aamiin.
Jakarta, 12 September 2022
Nur Khafifah
v DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Tinjauan Pustaka ... 7
G. Metodologi Penelitian ... 9
H. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 18
A. Landasan Teoritis ... 18
1. Teori Public Relations Scott M. Cutlip ... 18
B. Kerangka Konsep ... 23
1. Public Relations ... 23
2. Strategi Public Relations ... 33
3. Teori Citra ... 42
BAB III GAMBARAN UMUM ... 50
A. Sejarah PT Amsafe Indonesia ... 50
B. Profil PT Amsafe Indonesia ... 52
C. Logo PT Amsafe Indonesia ... 53
vi
F. Struktur Organisasi Public Relations PT Amsafe Indonesia
... 55
G. Produk PT Amsafe Indonesia ... 57
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 64
A. Strategi Public Relations PT Amsafe Indonesia dalam Membangun Citra Perusahaan ... 64
B. Peran Public Relations PT Amsafe Indonesia dalam Perusahaan... 69
BAB V PEMBAHASAN ... 74
A. Strategi Public Relations PT Amsafe Indonesia dalam Membangun Citra Perusahaan ... 74
B. Peran Public Relations PT Amsafe Indonesia dalam Perusahaan... 86
BAB VI PENUTUP ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran-saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 97 LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo PT Amsafe Indonesia ... 53
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Amsafe Indonesia ... 54
Gambar 3.3 Struktur Public Relations PT Amsafe Indonesia .... 55
Gambar 3.4 Produk-produk PT Amsafe Indonesia ... 57
Gambar 4.1 Program Promosi PT Amsafe Indonesia ... 67
Gambar 5.1 Produk Private Label Alfamart ... 80
Gambar 5.2 Produk Private Label Indomaret ... 80
Gambar 5.3 Produk Amsafe ... 81
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian Indonesia di era sekarang ini sangat pesat dan persaingannya juga cukup ketat. Semua perusahaan harus mampu menjaga dan meningkatkan kualitas produk maupun pelayanannya. Hal tersebut perlu diperhatikan agar perusahaan mampu mengembangkan perekonomian dan bersaing dengan perusahaan lain. Terlebih lagi dengan adanya internet yang bisa mengakses atau mempublikasikan secara luas dan mudah. Adanya internet sebagai perkembangan teknologi yang berdampak pada perkembangan perekonomian juga membawa perubahan pola pikir konsumen menjadi semakin selektif terhadap pengambilan keputusan pembelian suatu barang. Untuk itu, tuntutan bagi produsen dalam meningkatkan kualitas dari produk yang dipasarkan semakin tinggi. Kondisi seperti ini mendorong produsen untuk tidak hanya mampu dalam mengembangkan daya saing produk, tetapi juga memenuhi tuntutan konsumen mengenai informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan melakukan pendekatan pemasaran yang terkait dengan nama baik perusahaan (brand image) atau citra merek dan
2
teknik komunikasi dalam pemberian informasi yang akan menguntungkan konsumen serta dalam membangun citra perusahaan melalui public relations.
Istilah public relations lebih dikenal dengan sebutan hubungan masyarakat. Public relations atau hubungan masyarakat memegang peranan penting dalam membangun hubungan dengan masyarakat dan menjadi yang terdepan dalam mewakili sebuah perusahaan, institusi, lembaga, organisasi, dalam membangun hubungan yang harmonis, dinamis, saling percaya, dan saling mengutungkan dengan publiknya. Keberadaan public relations dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah sebuah indikasi bahwa public relations memiliki peran penting dalam perputaran sistem dan manajemen yang ada dalam perusahaan atau organisasi. Public relations pada praktiknya memiliki keterkaitan dengan ilmu komunikasi karena keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang menunjang kegiatan public relations.
Dari hal tersebut public relations merupakan bagian penting dalam sebuah perusahaan. Tak terkecuali di dalam perusahaan PT Amsafe Indonesia. PT Amsafe Indonesia merupakan perusahaan distributor yang menyediakan beragam produk pisau cukur dengan type yang beragam. Sebagai perusahaan distributor, PT
Amsafe Indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan penjualan, dengan semakin bertambahnya penjualan yang dilakukan oleh perusahaan, maka semakin tinggi pula profit yang di dapat oleh perusahaan.
Semakin berkembangnya dunia usaha, maka semakin banyak pula persaingan dalam bisnis tersebut.
Seperti yang diketahui, di Indonesia banyak produk- produk yang serupa dengan Amsafe seperti Gillette, Schick, Supermax, Bagus dan Lord. Persaingan produk semakin ketat memaksa produsen melakukan berbagai cara untuk memperkuat pondasi bisnis demi mempertahankan khalayak dan eksistensi. Masalah yang dihadapi PT Amsafe Indonesia ketika minat konsumen terhadap produk mulai berkurang dengan munculnya fenomena disruption. Perusahaan tersebut ialah Gillette, Schick, Supermax, Bagus, Lord, dll. Produk tersebut memiliki kelebihan dalam promosi, sehingga orang jauh mengenal perusahaan tersebut dibanding PT Amsafe Indonesia.
Dari permasalahan tersebut, kondisi seperti ini menimbulkan berkurangnya minat masyarakat terhadap PT Amsafe Indonesia. Maka dalam meningkatkan penjualan, PT Amsafe Indonesia perlu untuk menciptakan hubungan baik dari perusahaan kepada masyarakat, hal ini membuat diperlukannya adanya strategi. Strategi adalah
4
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan serta sebagai penentu tujuan dan sasaran perusahaan.
Strategi public relations itu sendiri sangat diperlukan untuk mencapai visi dan misi sebuah perusahaan.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 67, telah dijelaskan secara tersirat:
Artinya: Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanah-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.
Dari ayat tersebut, maka tugas dari seorang public relations yaitu dapat menyebarkan informasi yang berkaitan dengan perusahaan, menyampaikan informasi yang dapat disampaikan kepada khalayak karena public relations mempunyai tujuan untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari sebuah organisasi atau perusahaan kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari pada publik yang
bersangkutan dan memperbaikinya jika citra tersebut menurun.1
Strategi dalam public relations, mempunyai peran untuk membantu perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan usaha. Perubahan peraturan, kegiatan politik, situasi ekonomi, perkembangan teknologi atau komunikasi, dan perkembangan penduduk.2
Dalam dunia perusahaan tidak lepas dari peranan public relations yang merupakan unsur penting dalam struktur perusahaan. Maka dari itu public relations dituntut untuk mampu membangun dan mempertahankan citra perusahaan yang dinilai positif oleh masyarakat sehingga akan menarik minat pengguna produk pisau cukur.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Public Relatios PT. Amsafe Indonesia dalam Membangun Citra Perusahaan”.
1 Neni Yulianita, Dasar-dasar Public Relations, (Bandung: Pusat Penerbitan
Universitas, 2007), h. 42
2 Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 89
6
B. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis membatasi masalah agar ruang lingkup pada penelitian terfokus dan ter-arah. Maka peneliti membatasi penelitian ini pada strategi yang digunakan public relations PT Amsafe Indonesia di tahun 2021.
C. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi public relations PT Amsafe Indonesia dalam membangun citra perusahaan?
2. Apa peran public relations PT Amsafe Indonesia dalam perusahaan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi public relations PT Amsafe Indonesia dalam membangun citra perusahaan.
2. Untuk mengetahui peran public relations PT Amsafe Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
a. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penerapan strategi public relations dalam suatu perusahaan.
b. Untuk membantu dalam pengembangan ilmu komunikasi dalam konteks public relations.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mahasiswa, masyarakat, atau pihak lainnya sebagai acuan dalam melakukan penelitian tentang strategi public relatios.
b. Penelitian ini dapat dijadikan bahan analisa bagi perusahaan untuk mengkaji strategi public relations yang dilakukan sekaligus evaluasi tentang strategi yang telah dilakukan sebelumnya.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan tinjauan kajian terlebih dahulu untuk dijadikan rujukan awal penulis menemukan beberapa sumber kajian, agar menghindari persamaan judul dan lain-lain. Terdapat perbedaan pada fokus masalah rujukan dengan fokus masalah yang diteliti oleh penulis, diantaranya sebagai berikut:
8
1. Imad Aqil Abdurahman, Universitas Islam Negeri Jakarta tahun 2019 dengan judul, “Peran Public Relations PT. Prima Komunika Media dalam Mempertahankan Citra Perusahaan”. Dalam penelitiannya membahas mengenai sejauh mana upaya PT. Prima Komunika Media dalam mempertahankan citra perusahaan di masyarakat sekitar serta dalam mempertahankan citra perusahaan. Persamaan dengan penelitian ini terketak pada jenis analisis yang digunakan, yaitu analisis deskriptif. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek penelitiannya.3 2. Yunizar Khairunnisa, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar tahun 2016 dengan judul,
“Strategi Public Relations PT. Telkom Indonesia TBK di Makassar dalam Menjaga Citra Perusahaan”. Dalam penelitiannya membahas mengenai strategi public relations dan usaha yang dilakukan PT. Telkom Indonesia dalam menjaga citra perusahaan. Persamaan dalam penelitian ini terletak pada konsep keilmuannya, yakni public relations. Sedangkan
3 Imad Aqil Abdurahman, Peran Public Relations PT. Prima Komunika Media
dalam Mempertahankan Citra Perusahaan. (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2019)
perbedaannya terletak pada fokus subjek dan objek kajiannya.4
3. Nurmala Sari, Universitas Sumatera Utara tahun 2017 dengan judul, “Aktivitas Public Relations dalam Mempromosikan Yayasan Pusaka Indonesia”. Dalam penelitiannya membahas mengenai kegiatan Yayasan Pusaka Indonesia dan menggambarkan aktivitas public relations (external) dalam mempromosikan Yayasan Pusaka Indonesia di Kota Medan. Persamaan dalam penelitian ini terletak pada keilmuan yang digunakan, yaitu public relations. Sementara perbedaannya terdapat pada subjek dan objek kajian penelitian.5
G. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian
Paradigma adalah cara mendasar untuk memahami, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang realitas.6 Paradigma adalah suatu cara pandang untuk
4 Yunizar Khairunnisa, Strategi Public Relations PT. Telkom Indonesia TBK di
Makassar dalam Menjaga Citra Perusahaan. (Skripsi, UIN Alauddin Makassar, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2016)
5 Nurmala Sari, Aktivitas Public Relations dalam Mempromosikan Yayasan Pusaka Indonesia. (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2017)
6 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 49
10
memahami kompleksitas dunia nyata.7 Dalam penelitian ini, paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma konstruktivisme, yaitu temuan suatu penelitian merupakan hasil konstruksi melalui proses interaksi.
Maka dari itu perlu tercipta interaksi antara peneliti dan yang diteliti, agar dapat merekonstruksi yang diteliti melalui metode kualitatif.8 Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian dengan public relations PT Amsafe Indoenesia agar mampu merekonstruksi realitas yang ada.
2. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.9
7 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 9
8 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradifma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat), (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2008), hal. 238
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2018), hal. 9
Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif, yakni dengan mengumpulkan data untuk menjelaskan sesuatu yang terjadi.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada) melainkan berupa deskripsi atas gejala yang diamati.10 Pendekatan ini bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alami dengan mengutamakan proses interaksi komunikasi yang mendalam antar peneliti dengan subjek penelitian. Kemudian hasil analisis data akan dijabarkan ke dalam sebuah kata- kata untuk penggambaran mengenai strategi yang diterapkan oleh public relations PT Amsafe Indonesia dalam membangun citra perusahaan serta peran public relations PT Amsafe Indonesia dalam perusahaan.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah Frans Chandra, Manajer Public Relations PT Amsafe Indonesia yang menjadi sumber bagi peneliti untuk memperoleh keterangan dan data.
Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah bagaimana strategi yang digunakan public relations dalam membangun citra perusahaan, serta peran
10 Raihan, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Universitas Islam Jakarta, 2017), hal. 32
12
public relations PT Amsafe Indonesia dalam perusahaan.
4. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data 1) Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang bersifat sistematis terhadap segala fenomena yang ada dan terjadi di lapangan.11 Berikut merupakan hasil observasi diantaranya yaitu tempat (ruang), objek, dan kegiatan. Peneliti akan melakukan kunjungan ke PT Amsafe Indonesia untuk memperoleh data bagaimana strategi public relations membangun citra perusahaan serta peran public relations PT Amsafe Indonesia dalam perusahaan.
2) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang diajukan kepada narasumber atau responden melalui pertanyaan secara langsung, dan hasil jawaban ditulis melalui catatan atau berupa rekaman melalui alat perekam. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang
11 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosdakarya,
2002), h. 181
dilakukan secara mendalam guna mendapatkan informasi data yang lebih akurat melalui proses tanya jawab mengenai topik penelitian12. Peneliti akan melakukan wawancara langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan public relations di PT Amsafe Indonesia.
3) Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, gambar, dan karya- karya momentum yang semuanya akan memberikan informasi bagi proses penelitian.13 Peneliti akan mengumpulkan informasi berupa arsip-arsip, buku-buku, dan lainnya yang berkaitan dengan pembahasan dalam penulisan. Peneliti akan mendokumentasikan dan menyimpan data yang diperlukan dalam penelitian, berupa artikel-artikel, hasil wawancara, dan dokumentasi foto yang bertujuan untuk mendapatkan data pendukung analisis dan interpretasi data.
12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2018), h. 137
13 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h. 112
14
b. Teknik Analisis Data 1) Reduksi Data
Reduksi data adalah langkah menggolongkan atau memberikan kategori pada data berdasarkan permasalahan ke dalam uraian singkat, dan memisahkan antara data yang diperlukan dan tidak diperlukan. Data yang direduksi tentunya data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
2) Penyajian Data
Penyajian data akan mengarahkan data menjadi lebih terorganisir dan tersusun dalam pola hubungan agar lebih mudah untuk dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dengan membuat uraian naratif, bagan, tabel atau diagram.
3) Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini, peneliti akan menarik kesimpulan dari semua data yang telah direduksi dan disajikan untuk memperoleh jawaban penelitian. Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data kualitatif.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di PT Amsafe Indonesia dan waktu penelitian ini dimulai sejak September 2021.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam karya ilmiah skripsi ini, peneliti membagi pembahasannya ke dalam enam bab yang memiliki sub-sub bab. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penulisan. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab I ini membahas dan menguraikan latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab II peneliti menguraikan landasan teori yang digunakan yaitu teori public relations Scoot M. Cutlip, dan konsep public relations, konsep strategi public relations, dan konsep citra.
16
BAB III : GAMBARAN UMUM
Pada bab III peneliti menuliskan gambaran umum mengenai sejarah dan perkembangan PT Amsafe Indonesia, visi dan misi PT Amsafe Indonesia, struktur organisasi PT Amsafe Indonesia, serta produk-produk PT Amsafe Indonesia.
BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Pada bab IV ini menyajikan data dan temuan penelitian dari hasil kegiatan wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan di PT Amsafe Indonesia.
Data dan temuan peneliti yang akan dibahas dan dianalisisis mengenai temuan penelitian yang berhubungan dengan strategi public relations PT Amsafe Indonesia dalam membangun citra perusahaan dan peran public relations dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap strategi public relations dalam membangun citra perusahaan.
BAB V : PEMBAHASAN
Pada bab V akan dibahas menegnai uraian yang mengaitkan latar belakang, teori public relations Scoot M. Cutlip dan rumusan masalah dari penelitian ini.
BAB VI : PENUTUP
Pada bab VI peneliti akan menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
18 BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Landasan Teoritis
1. Teori Public Relations Scott M. Cutlip
Pada bukunya Effective Public Relations, Scott M.
Cutlip dan Allen Center mengemukakan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan organisasi tersebut.1Dalam teori ini Cutlip dan Center berpendapat bahwa dalam melaksanakan proses manajemen Public Relations harus terdiri atas empat langkah. Berikut penjelasan keempat langkah tersebut:
a. Fact Finding (Penemuan Fakta)
Public Relations perlu memantau terlebih dahulu terkait opini, sikap, dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan. Seorang public relations harus teliti dalam melihat fakta yang erat kaitannya dengan permasalahan perusahaan yang akan digarap, yaitu what’s our problem?
1 Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Effective Public Relations, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2006), h. 6
Mencegah terjadinya permasalahan adalah sebagian tugas public relations. Keluhan yang ditangani sejak dini akan lebih mudah diselesaikan. Penemuan fakta terus-menerus tentang adanya masalah saat masalah itu masih kecil akan membuat organisasi atau perusahaan bisa segera melakukan langkah korektif dan komunikasi yang efektif sebelum masalah itu menjadi isu besar. Dengan mendengarkan presepsi public secara seksama bisa mencegah beredarnya rumor yang merugikan.
Definisi permasalahan dimulai dengan melakukan penilaian tentang adanya sesuatu yang salah, atau sesuatu yang seharusnya berjalan dengan lebih baik. Dalam hal ini terkandung gagasan bahwa tujuan organisasi adalah menyediakan kriteria untuk penilaian tersebut.
Pernyataan tujuan menjadi basis untuk menentukan apakah ada masalah atau kapan sebuah masalah berpotensi muncul. Akan tetapi, setelah melakukan penilaian, proses menjadi tugas riset yang sistematis dan objektif yang dirancang untuk mendeskripsikan secara rinci dimensi- dimensi dari masalah tersebut, faktor-faktor yang
20
memperberat atau meringankan masalah, dan publik yang terlibat atau terkena pengaruh situasi.
b. Planning (Perencanaan)
Dalam tahap ini, public relations harus melakukan penyusunan untuk mengatasi masalah- masalah serta mencari orang-orang yang dapat menyelesaikan masalah tersebut, yaitu here’s what we can do?
Perencanaan yang cermat dengan mengantisipasi perkembangan yang dapat dilihat lebih mungkin untuk menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1) Program terpadu di mana keseluruhan upaya akan menghasilkan pencapaian yang pasti untuk tujuan spesifik.
2) Meningkatkan partisipasi dan dukungan manajemen.
3) Program yang lebih positif, bukan defensive.
4) Pertimbangan yang cermat terhadap pemilihan tema, timing, dan taktik.2
Meskipun manfaat perencanaan sangat jelas dan diakui luas, namun dalam public
2 Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Effective Public Relations, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2006), h. 355
relations langkah ini kurang diperhatikan. Berikut ini adalah rintangan utamanya:
1) Keengganan atasan dan klien untuk memasukkan praktisi ke dalam pembahasan kebijakan dan program; ini sering kali disebabkan oleh kurangnya kepercayaan kepada pejabat atau konselor public relations.
2) Tiadanya sasaran yang disepakati bersama untuk mengimplementasikan program public relationsi.
3) Waktu yang kurang karena tekanan untuk mengatasi masalah sehari-hari.
4) Frustasi dan penundaan yang dihadapi praktisi dalam memberikan penjelasan internal dan dalam berkoordinasi dengan departemen lain.
Perencanaan strategis dalam public relations melibatkan pembuatan keputusan tentang tujuan dan sasaran program, mengidentifikasi publik kunci, menentukan kebijakan atau aturan untuk memandu pemilihan strategi, dan menentukan strategi. Harus ada kaitan erat antara tujuan program keseluruhan, sasaran yang ditentukan untuk masing-masing publik, dan strategi yang dipilih.
22
c. Action and Communicating (Aksi dan Komunikasi)
Public Relations harus mampu mengkomunikasikan program-program kepada publik sehingga publik akan terpengaruh untuk kemudian mendorong mereka agar mendukung program yang akan dijalankan oleh public relations, yaitu here’s what we did and why?
d. Evaluating (Evaluasi)
Evaluasi adalah proses yang terus-menerus dan penting. Riset sumatif setelah program menunjukkan bahwa efek program terjadi atau tidak terjadi adalah riset yang tidak banyak manfaatnya. Riset formatif sebelum dan selama program akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk membandingkan temuan riset sumatif dengan kondisi pada awal program dan untuk membuat koreksi di tengah jalan. Tetapi, meski dilengkapi dengan bukti, harus tetap berhati-hati ketika menginterpretasikan dan menggunakan hasil evaluasi. Evaluasi program yang berguna dibutuhkan perencanaan dari awal hingga akhir proses. Perencanaan program yang efektif dan evaluasi program yang efektif adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan.
Untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum maka harus diadakan tahap evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil.
Tujuannya adalah untuk mengukur efektif atau tidaknya proses tersebut secara keseluruhan.
Public Relations dituntut untuk lebih teliti terhadap data dan fakta yang telah ada. Tahapan ini juga menjadi acuan untuk proses public relations nantinya, yaitu how did we do?
B. Kerangka Konsep 1. Public Relations
a. Pengertian Public Relations
Pengertian public relations menurut Harlow adalah sebuah fungsi manajemen yang khas dalam membangun dan menjaga hubungan mutualistik antara organisasi dan publik, menyangkut aktivitas komunikasi, pemahaman, dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam persoalan atau permasalahan, mampu menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan menggunakan
24
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.3
Menurut Frank Jefkins, public relations merupakan bagian dari bentuk komunikasi yang terencana, baik komunikasi kepada pihak internal, maupun eksternal untuk kepentingan organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan- tujuan yang didasari sikap saling pengertian.
Tujuan tersebut meliputi permasalahan dalam komunikasi yang membutuhkan langkah perubahan ke arah yang lebih baik.4
Dari berbagai definisi mengenai public relations, dapat dikatakan bahwa bagian dari manajemen adalah kegiatan yang dijalankan untuk menentukan keberhasilan atau suksesnya sebuah organisasi, lembaga, atau perusahaan melalui program-program yang telah dirancang terlebih dahulu. Dapat disimpulkan pengertian dari public relations adalah untuk menghubungkan publik atau pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu instansi atau perusahaan, serta untuk mengembangkan hubungan positif dengan masyarakat.
3 Suwatno, Pengantar Public Relations Kontemporer, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018), h. 3
4 Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 10
b. Tujuan Public Realtions
Menurut Frank Jefkins seperti yang dikutip oleh Neni Yulianita dalam bukunya “Dasar-dasar Public Relations”, menyatakan bahwa tujuan public relations adalah untuk meningkatkan citra yang baik dan mengurangi citra yang buruk terhadap organisasi tersebut.5 Sedangkan menurut Charles S. Steinberg juga menyatakan tujuan dari public relations, seperti yang dikutip oleh Neni Yulianita dalam bukunya “Dasar-dasar Public Relations”, bahwa tujuan dari public relations adalah untuk menciptakan opini publik yang favourable tentang aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang bersangkutan.
Penciptaan opini publik tersebut prosesnya dengan melaksanakan dan menerapkan program public relations, yang nantinya setelah dilaksanakan maka public relations mengumpulkan tanggapan dari publiknya tentang program yang telah dilaksanakan, juga tanggapan mengenai perusahaan secara keseluruhan.
Dalam praktik Public Relations organisasi, tujuan Public Relations antara lain:
5 Neni Yulianita, Dasar-dasar Public Relations, h. 42
26
1) Menciptakan pemahaman antara organisasi dengan publiknya. Dengan melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi antara organisasi dengan publiknya. Kecukupan Informasi tersebut merupakan dasar untuk mencegah kesalahpahaman persepsi yang merupakan kesalahan mendasar dalam kegiatan komunikasi.
2) Membangun citra korporat. Citra yang dibangun dari semua komponen organisasi yaitu seperti prilaku karyawan, tanggungjawab sosial terhadap lingkungan atau pengalaman konsumen yang memuaskan tentang pelayanan perusahaan. Citra positif merupakan langkah penting menggapai reputasi perusahaan di mata khalayak.
3) Citra korporat melalui program CSR.
Pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam opera bisnis perusahaan dan interaksi sukarela anatara perusahaan dan para stakeholdernya 4) Membentuk opini yang favourable. Opini ini
merupakan ekspresi publik mengenai persepsi ada sikapnya terhadap perusahaan. Ada tiga
jenis opini, yaitu opini positif (mendukung), negatif (menentang) dan netral.
5) Membentuk goodwill dan kerjasama. Goodwill dan kerjasama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan berulang-ulang oleh Public Relations perusahaan untuk menanamkan saling pengertian dan kepercayaan kepada publiknya. Kemudian diikuti tindakan nyata perusahaan untuk komitmen mewujudkan kepentingan publik.
Secara umum tujuan public relation adalah untuk menciptakan citra yang baik, memelihara citra, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi publik yang bersangkutan, dan memperbaiki citra apabila citra sebuah perusahaan rusak atau menurun. Artinya Public Relations memiliki fungsi yang sangat besar untuk menarik minat dari publik terhadap suatu organisasi atau perusahaan.
c. Fungsi Public Relations
Public relations dikatakan berfungsi apabila mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, dapat berguna atau tidak dalam menunjang visi dan misi perusahaan serta
28
menjamin kepentingan publik.6 Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Hubungan Mayarakat” mengemukakan empat fungsi dari public relations, yaitu:
1) Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai suatu tujuan organisasi.
2) Membina hubungan baik antara organisasi dengan publik, baik publik internal maupun eksternal.
3) Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.
4) Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.
Dapat disimpulkan secara garis besar, bahwa fungsi Public Relations adalah untuk memberikan persepsi yang baik terhadap masyarakat dari suatu lembaga, organisasi, atau perusahaan. Serta untuk menciptakan opini publik yang baik, dan memelihara citra baik bagi sebuah perusahaan.
d. Peran Public Relations
Peran menurut Gross, Mason, dan Mc.
Eachern, sebagaimana yang dikutip oleh David
6 Rachmat Kriyantono, Public Relarions Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 6-20
Berry, didefinisikan sebagai perangkat harapan- harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Di dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran dan harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya.7
Menurut Dozier & Broom (1995) yang dikutip oleh Rosady Ruslan dalam bukunya Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, peran public relations dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu:8
1) Penasehat Ahli (Expert Presciber)
Seorang praktisi public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya.
2) Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
7 David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995), h. 99-101
8 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006), h. 71
30
Dalam hal ini, praktisi public relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)
Peranan public relations dalam pemecahan masalah persoalan. Public relations merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (advisor) hingga pemimpin organisasi mampu mengambil tindakan dan mengeksekusi keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi, secara rasional dan professional.
4) Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Peranan communicatios technician ini menjadikan praktisi public relations sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan of communication in organization.
Menurut Ruslan, dikatakan peranan umum seorang public relations adalah sebagai komunikator atau penghubung antara perusahaan dengan publiknya.
1) Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan publiknya.
2) Peranan backup management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen perusahaan.
3) Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.9
Komponen utama peranan public relations adalah sebagai berikut:
1) Publication, Public Relations mempunyai tugas untuk menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media terkait kegiatan perusahaan atau organisasi untuk diketahui oleh public.
2) Event, seorang Public Relations mempunyai tugas untuk menyusun sebuah program acara tertentu yang nantinya dapat mempengaruhi publik.
9 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2005), h. 10
32
3) News, Public Relations dituntut untuk berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter dan bulletin yang mengacu dengan teknis penulisan 4W + 1H.
4) Community Involvement, seorang Public Relations harus bisa terlibat dengan suatu kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik dengan pihak orgnaisasi atau perusahaan yang diwakilinya.
5) Inform or image, Public Relations mempunyai fungsi dan tugas untuk menyebarkan informasi agar menarik perhatian publik, sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra positif dari publik terhadap organisasi atau perusahaan.
6) Lobbying, Public Relations dituntun untuk mempunyai kemampuan dalam hal melobi secara pendekatan pribadi serta dapat bernegosiasi dengan berbagai pihak, untuk mencapai kesepakatan sehingga timbul saling menguntungkan dari pihak lain.
7) Social Responsibility, peran public relations dalam aspek ini cukup penting, karena public relations harus membuat program-program
dalam hal kepedulian kepada masyarakat untuk mendapatkan dimpati dari publik.
2. Strategi Public Relations a. Pengertian Strategi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.10 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.11
Dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18, telah dijelaskan secara tersirat:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
10 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2003), h. 300
11 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 859
34
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-Hasyr: 18)
Ayat di atas menjelaskan bahwa strategi adalah proses penentuan rencana oleh pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, dan disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Karena strategi merupakan bagian dari manajemen yang terpenting untuk mencapai suatu tujuan organisasi dalam waktu jangka panjang.
Jadi, strategi dapat disimpulkan sebagai suatu usaha dari sebuah organisasi atau perusahaan yang telah direncanakan dan diatur dengan cermat untuk mecapai visi dan misi perusahaan, karena rencana merupakan proses dasar dalam sebuah manajemen untuk pengembangan organisasi agar terciptanya suatu tujuan.
b. Jenis Strategi
George A. Steiner mengatakan bahwa tidak ada klasifikasi atau mengelompokan strategi yang diterima secara umum. Hanya saja dapat dilakukan penggolongan menurut dimensi strateginya, yaitu:
1) Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup yakni strategi dapat lebih luas atau sempit sesuai dengan pemahaman.
2) Klasifikasi berdasarkan hubungannya dengan tingkat organisasi yakni strategi yang berdasar pada jenjang setiap divisi yang memiliki strateginya masing-masing dan merupakan cabang dari strategi utama sebuah perusahaan.
3) Klasifikasi berdasarkan keterkaitan strategi dengan sumber material atau non material yakni dengan melihat bentuk fisik seperti sumber daya manusia, yang tersedia atau gaya manajemen, pola pikir atau falsafah perusahaan.
4) Klasifikasi berdasarkan tujuan dan fungsi sebagai contoh pertumbuhan adalah sasaran utama dari kebanyakan perusahaan dan terdapat banyak strategi yang dapat dipilih untuk menjamin pertumbuhan tersebut.
5) Klasifikasi berdasarkan strategi pribadi manajer. Semakin tinggi tingkat manajer, semakin penting artinya ini bagi kehidupan organisasi.12
12 George A. Steiner & John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 18-19
36
Berdasarkan klasifikasi strategi diatas, maka strategi suatu organisasi dapat dilihat dari ruang lingkup yang lebih luas ataupun sempit pada lingkungan internal maupun eksternal yang tujuannya untuk mencapai misi organisasi. Dalam sebuah organisasi, tentunya setiap divisi memiliki jenis strategi yang berbeda-beda. Strategi dilihat juga dari segi materil maupun non materil, seperti adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan pola manjemen dalam sebuah organisasi. Nantinya semakin tinggi tingkat manajer, maka semakin pent ing strategi bagi organisasi dalam perusahaan.
Sedangkan menurut Harwood Child, ada beberapa strategi dalam kegiatan public relations untuk merancang suatu pesan dalam bentuk informasi atau berita, yaitu sebagai berikut.
1) Strategy of Publicity
Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan (massage) melalui proses publikasi suatu berita melalui kerja sama dengan berbagai media massa. Selain itu, dengan menggunakan taktik rekayasa suatu berita akan dapat menarik perhatian audiensi sehingga menciptakan publisitas yang menguntungkan.
2) Strategy of Persuation
Berkampanye untuk membujuk atau menggalang khalayak melalui persuasi untuk mengubah opini publik dengan mengangkat segi emosional dari suatu cerita, artikel, atau features berlandaskan humanity interest.
3) Strategy of Argumentation
Strategi ini biasanya dipakai untuk mengantisipasi berita negatif yang kurang menguntungkan (negative news), kemudian dibentuk berita tandingan yang mengemukakan argumentasi yang rasional agar opini publik tetap dalam posisi yang menguntungkan.
4) Strategy of Image
Strategi pembentukan berita yang positif dalam publikasi untuk menjaga citra organisasi atau perusahaan termasuk produknya.
Misalnya tidak hanya menampilkan segi promosi, tetapi bagaimana menciptakan publikasi non komersial dengan menampilkan kepedulian terhadap lingkungan sosial (humanity relations and social marketing) yang menguntungkan citra bagi lembaga atau
38
organisasi secara keseluruhan (corporate image).
c. Tahap-tahap Strategi
Dalam proses penerapan strategi, tahapan strategi menurut Fred R. David menjadi dasar utama atau acuan untuk melaksanakan strategi ke yang lebih khusus dan spesifik, karena hal itu akan membantu keakuratan dari penelitian tersebut.
Dalam bukunya Fred R. David mengemukakan bahwa sebuah strategi dapat teruji keberhasilannya jika telah melalui ketiga tahapan dasar berikut, tahapan-tahapan tersebut diantaranya:
1) Perumusan Strategi
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam melaksanakan strategi yaitu dengan cara merumuskan strategi, atau menyusun strategi apa yang akan digunakan. Pada tahap ini antara lain bertugas menetapkan visi dan misi, mengidentifikasi, peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi dari sudut pandang eksternal, menetapkan kelemahan dan keunggulan yang dimiliki organisasi dari sudut pandang internal, menyusun rencana jangka panjang, membuat strategi-strategi
alternatif dan memilih strategi tertentu yang dicapai.
2) Implementasi Strategi
Setelah melakukan perumusan dan menetapkan strategi yang digunakan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan atau menetapkan strategi yang telah ditetapkan tersebut. Pada tahap ini memerlukan suatu keputusan dari pihak yang berwenang dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki sehingga strategi yang sudah diformulasikan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi atau disebut juga dengan penerapan strategi mencakup pengembangan budaya yang sportif pada strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengarahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.
3) Evaluasi Strategi
40
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam pelaksanaan strategi. Para manajer sangat perlu untuk mengetahui ketika ada strategi yang sudah diformulasikan tidak berjalan dengan baik. Semua strategi terbuka untuk dimodifikasi di masa yang akan datang karena berbagai faktor eksternal dan internal yang terus menerus dapat berubah. Evaluasi strategi terdapat tiga aktivitas yang dianggap sangat krusial, diantaranya mereview faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar untuk strategi saat ini, mengukur performa dan mengambil langkah korektif. Evaluasi juga dapat menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan juga untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah tercapai atau belum.
d. Strategi Public Relations
James E. Grunig dan Fred Repper, mengemukakan model strategic management dalam kegiatan Public Relations, yaitu:
1) Tahap Stakeholders
Sebuah organisasi atau perusahaan mempunyai hubungan dengam publiknya karena perilaku organisasi mempunyai pengaruh terhadap
stakeholder atau sebaliknya. Public Relations harus melakukan survey untuk terus membaca perkembangan lingkungannya, dan membaca perilaku organisasinya serta menganalisis konsekuensi yang dilakukan secara kontinyu dengan stakeholders ini membantu organisasi untuk tetap stabil.
2) Tahap Publik
Publik terbentuk ketika organisasi atau perusahaan menyadari adanya suatu permasalahan. Publik selalu eksis bilamana ada problem yang mempunyai potensi terhadap mereka. Oleh karena itu, public relations perlu terus menerus mengidentifikasi publik yang muncul terhadap berbagai problem.
3) Tahap Isu
Publik muncul sebagai konsekuensi dari adanya problem selalu mengorganisasi dan menciptakan “isu” yang dimaksud dengan
“isu” adalah suatu tema yang dipersoalkan.
42
3. Teori Citra
Keberhasilan sebuah perusahaan tidak hanya tergantung pada mutu produk dan jasanya, tetapi juga pada keberhasilan membangun citra perusahaan. Maka dari itu setiap perusahaan perlu mengetahui dan membangun citranya di masyarakat. Frank Jefkins dalam bukunya, Public relations, mendefinisikan citra sebagai kesan, gambaran, dan impresi sesuai dengan realita yang dalam konteks humas berarti berhubungan dengan kebijakan, anggota, produk, atau jasa sebuah perusahaan. Citra juga dapat dikataan sebagai presepsi masyarakat yang didapatkan dari pengalaman, kepercayaan, perasaan, dan apa yang telah diketahui mengenai sebuah perusahaan, sehingga aspek fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan, serta layanan yang diberikan karyawan kepada khalayaknya dapat mempengaruhi pandangan publik terhadap citra.13
Rosady Ruslan menyebutkan bahwa citra berkaitan dengan suatu penilaian, opini, tanggapan, bentuk pelayanan, nama perusahaan, merek dari produk yang dihasilkan, serta kepercayaan publik terhadap perusahaan yang merupakan khalayak
13 Frank Jefkins, Public Relations, h. 93
sasaran.14 Sementara Sandra Oliver berpendapat bahwa citra tidak semata-mata terbentuk dari relaitas tunggal, namun dibangun oleh gambaran yang saling terhubung dari banyak unsur, kemudian dijabarkan melalui bahasa.15
Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat atau public relations. Citra sendiri dapat diartikan sebagai abstrak yang tidak dapat diukur dengan angka namun wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk seperti penerimaan dan tanggapan, baik positif maupun negatif yang muncul dari pandangan khalayaknya.
Dalam proses pembentukannya, dibutuhkan faktor yang membuat citra tersebut semakin kuat dan memiliki karakter. Identitas dan reputasi menjadi faktor penting dalam pembentukan citra, yang kelak akan berpengaruh kepada kepribadian. Frank Jefkins menyebutkan beberapa jenis citra, diantaranya:
1. Citra Bayangan (Mirror Image)
Citra yang diyakini oleh perusahaan yang bersangkutan (top management) tanpa melihat pandangan dari luar. Citra ini biasanya hanya sekedar ilusi akibat kurangnya informasi yang
14 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, h. 71
15 Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 52
44
dimiliki kalangan dalam perusahaan. Citra ini merupakan gambaran yang dipercaya orang-orang di dalam perusahaan mengenai bagaimana khalayak atau publik memandang organisasi atau lembaganya. Namun citra ini seringkali tidak tepat dan berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kecenderungan untuk berfantasi mengenai pendapat atau pandangan dari luar.
2. Citra yang Berlaku (Current Image)
Citra yang dipercaya oleh pihak-pihak luar mengenai suatu perusahaan. Namun citra ini tidak berlaku selamanya dan jarang sesuai dengan kenyataan karena terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang sifatnya terbatas sehingga cenderung mengarah pada citra yang negatif.
3. Citra Harapan (Wish Image)
Citra yang ingin dicapai oleh pihak manajemen terhadap perusahaannya agar bisa dikenal dan diterima dengan positif oleh publiknya atau masyarakat umum.
4. Citra Perusahaan (Corporate Image)
Citra perusahaan atau citra lembaga merupakan gabungan dari keseluruhan citra yang
ada, bukan hanya sekadar produk atau pelayanan jasa. Citra ini terbentuk dari adanya sejarah, riwayat perusahaan, stabilitas ekonomi, hubungan yang baik, dan banyak lagi faktor yang mempengaruhi citra ini. humas akan bertanggung jawab untuk membangun citra perusahaan agar mendapat keuntungan besar dan menjaga eksistensi perusahaan yang diwakilinya.
5. Citra Majemuk (Multiple Image)
Merupakan kumpulan dari berbagai citra yang mewakili citra perusahaan, yakni di mana public relations akan menampilkan pengenalan (awareness) terhadap identitas perusahaan, atribut logo, brand’s name, seragam para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor, dan penampilan para profesionalnya.16
Citra terbentuk bedasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang, berdasarkan pengetahuan dan pengertian tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui dari sikapnya terhadap obyek tersebut. Pada dasarnya terdapat beberapa komponen dalam pembentukan citra antara lain :
16 Frank Jefkins, Public Relations, h. 21-22
46
1. Stimulus atau Rangsangan
Stimulus adalah segala sesuatu yang mengenai reseptor dan menyebabkan aktifnya organisme. Ini berarti segala sesuatu yang mengenai resptor menyebabkan reseptor itu aktif, dan ini menyebabkan organisme itu aktif.
2. Persepsi
Diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain. Individu akan memberikan makna terhadap rangsang bedasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi inilah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Perspsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi.
3. Kognisi
Yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasi- informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.
4. Motivasi
Motivasi merupakan kedaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong prilaku
ke arah tujuan. Dari pengertian motivasi di atas dapat dikemukakan bahwa motivasi mempunyai tiga aspek pertama kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan. Kedua, prilaku yang timbul dan terarah karena kedaan. Ketiga, goal tujuan yang dituju oleh prilaku tersebut.
5. Sikap
Kecendrungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam mengahadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan prilaku tetapi merupakan kecendrungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, dharapkan dan diinginkan, sikap mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap juga diperhitungkan atau diubah.
6. Prilaku
Tingkah laku atau aktivitas sebagai jawaban atas stimulus rangsangan yang diberikan.17
17 Firsan Nova, Crisis Public Relations ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), H. 304-305
48
Proses menunjukan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus atau rangasangan yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak, maka proses selanjutnya tidak akan berjalan. Hal ini menunjukan bahwa rangsangan tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak adanya perhatian dari individu tersebut. Sebaliknya jika rangsangan itu diterima oleh individu, berarti terdapat komunikasi dan perhatian organisme, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan.
Begitu pula dengan Humas dalam hubungannya dengan publik, haruslah senantiasa mengorganisasi pesan agar stimulus yang ada pada publik akan diterima dengan baik dalam hal ini mencapai citra yang baik. Maka berikut ini terdapat bagan dari orientasi Hubungan Masyarakat, yakni Image Building (membangun citra). Bedasarkan penjelasan diatas penulis memahami bahwa terdapat empat komponen pembentukan citra, yaitu persepsi, kognisi, motivasi dan sikap. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan dimana kemampuan mempersepsi inilah dapat melanjutkan proses pembentukan citra dengan memberikan informasi-informasi kepada individu untuk