BAB IV TEMUAN DAN DATA HASIL WAWANCARA
A. Strategi Public Relations PT. PLN (Persero) Dalam
Penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dengan Direktur Utama PT. PLN Sripeni Inten Cahyani dan Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN I Made Suprateka melalui narahubung divisi hubungan kehumasan PLN Intan.
1) PLN sebagai badan publik memiliki tanggung jawab yang lebih luas dan terikat pada ketentuan keterbukaan informasi publik. Sehingga prosedur awal yang dilakukan PT. PLN (Persero) setelah terjadinya krisis atau masalah (blackout) adalah menjelaskan komitmen serta langkah-langkah mitigasi dalam operasional agar kejadian tersebut tidak lagi terulang.
“Strategi kami dalam merespon dengan berbagai macam bentuk mulai dari surat permohnan maaf kepada masyarakat melalui media hingga memberikan kompensasi kepada pelanggan yang terdampak.”1 (Hal tersebut
1 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
diungkapkan saat dihubungi melalui via telepon)
Terkait beragam bentuk respon perusahaan diantaranya ;
a) Melalui siaran pers yang sebar kepada media untuk segera disampaikan kepada masyarakat pada tanggal 4 Agustus hingga 6 Agustus 2019.
b) Perseroan juga membuat konferensi pers untuk menjelaskan secara detail terkait penyebab padamnya listrik dalam waktu yang sangat lama. Karena, dalam konferensi pers tersebut disediakan sesi tanya jawab kepada media.
c) Selain itu ada juga sesi wawancara kepada media yang meminta untuk penjelasan secara eksklusif atas kejadian tersebut.
Masing-masing media di sediakan waktu secara bergantian dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang akan disampaikan oleh masyarakat.
d) Pastinya PT. PLN memberikan pres rilis secara update untuk menginformasikan wilayah-wilayah mana saja yang terdampak dan sudah menyala.
Divisi humas juga menyertakan beberapa jawaban dari pertanyaan penulis atas nama Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN I Made Suprateka.
2) Membangun kepercayaan membutuhkan proses dan kebeneran. Selain itu, PT. PLN (Persero) juga perlu membuat cara sendiri untuk menemukan langkah-langkah komunikasi dengan publik.
Setiap perusahaan memiliki cara berkomunikasi sendiri dalam menyampaikan informasi, secara teori setiap perusahaan dan lembaga memiliki formula berbeda dalam menangani informasi terkait krisis. Secara garis besar, prinsip-prinsip yang harus dilakukan serupa, seperti proaktif, kecepatan dan penyajian fakta dari narasumber kredibel serta konteksnya.
“Kami mohon maaf yang sebesar-sebesarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus dilakukan, bahkan beberapa gardu induk sudah mulai berhasil dilakukan.
Sekali lagi kami mohon maaf dan pengertian seluruh pelanggan yang terdampak akibat gangguan ini, kami berjanji akan melakukan
dan mengerahkan upaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki sistem agar listrik kembali normal.”2
3) PT. PLN (Persero) dan pihak Polri bekerjasama melakukan investigasi terhadap kasus listrik padam di setengah pulau Jawa (blackout). Untuk mengusut kasus mati listrik, tim investigasi menyelidiki pembangkit listrik di Unggaran, pemalang, Gandul, Suralaya, Muara Karang, selain menyelidiki di kantor pusat PLN. Sebelumnya terjadi pemadaman listrik pada tanggal 4 Agustus 2019 pukul 11.48 WIB hingga hampir tengah malam di Jawa Barat, Jakarta dan Banten. Hal itu berawal dari gangguan beberapa kali pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kv Unggaran – Pemalang.
“Gas Turbin 1 sampai 6 Suralaya mengalami trip, sementara Gas Turbin 7 saat itu dalam posisi mati (off). Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Cilegon juga mengalami gangguan atau trip. Gangguan ini mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek mengalami pemadaman”. Di Jawa Barat
2 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
Jabar terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 KV mengakibatkan padamnya sejumlah area diantaranya, Bandung, Bekasi, Cianjur, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Sukabumi, Gunung Putri, dan Bogor.Dari sisi perbaikan penyebab gangguan, sudah dilaksanakan pengamanan GWS yang putus, dan penyalaan kembali GT di Suralaya.
Dilaksanakan scanning assesmen kondisi GWS yang setype. Serta pengaturan beban dari UP2B untuk meminimalisir pemadaman.”3
4) Kepala Negara Presiden Joko Widodo mendatangi kantor PT. PLN (Persero) untuk mendengarkan penjelasan langsung dari manajemen PT. PLN (Persero) terkait peristiwa listrik padam yang terjadi pada tanggal, 4 Agustus 2019. Presiden Joko Widodo menilai ada hal yang tidak dikalkulasi PT. PLN (Persero) ynag merugikan banyak pihak.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, PLN akan terus berupaya maksimal untuk segera
3 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
menormalkan aliran listrik kepada para pelanggan. Kami bekerja semaksimal mungkin penormalan seluruh pembangkit dan transmisi yang mengalami gangguan, saat itu sejumlah pembangkit sudah mulai masuk sistem mencapai 9.194 MW. Selain itu PLN juga memberikan perkembangan terbaru pada pukul 12.00 WIB dimana pembangkit yang sudah menyala saat ini yakni PLTU Suralaya 3 dan 8, Pembangkit Priok Blok 1 sampai 4, Pembangkit Cilegon, Pembangkit Muara Karang, PLTP Salak, PLTA Saguling, PLTA Cirata, Pembangkit Muara Tawar, Pembangkit Indramayu, Pembangkit Cikarang, PLTA Jatiluhur, PLTP Jabar, serta total 23 Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) telah beroperasi.”4
5) PT. PLN (Persero) telah menstabilkan aliran listrik sejak beberapa menit setelah sistem dikabarkan (blackout). Untuk menstabilkan listrik, PT. PLN (Persero) melakukan pemulihan dengan cara memasok aliran listrik dari wilayah Jawa Timur yang terdampak ke PLTA Saguling dan PLTA
4 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan. Dengan masuknya GITET Balaraja yang akan menuju ke PLTU Suralaya, listrik kemebali beroprasi secara bertahap untuk penormalan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.
“Pasca padamnya listrik yang terjadi pada Minggu (4/8), PLN berhasil menormalkan kembali seluruh sistem kelistrikan. Hingga pada pagi hari, pembangkit yang sudah masuk sistem sebesar 12.378 MW. Dengan 23 GITET telah beroperasi. Untuk pemulihan beban padam Wilayah DKI Jakarta pukul 17.50 WIB, wilayah Banten pukul 21.20 WIB, dan wilayah Jawa Barat pukul 23.27 WIB pada malam harinya (5/8). Beban puncak listrik (6/8) DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat sebesar 13.674 MW dengan daya mampu total 15.378 MW. Adapun pembangkit yang sudah menyala pada 6 Agustus 2019 diantaranya, PLTU Suralaya 7 unit, pembangkit Cilegon 1 unit, pembangkit Muara Karang Blol 1 dan 2, PLTU Muarakarang 2 unit, pembangkit priok blok 1 sampai 4, PLTU Lontar 3 unit, PLTP Salak, PLTA Saguling, PLTA Cirata, PLTU Labuan 1 unit, PLTU Lestari Banten Energi,
PLTP di Jawa Barat, pembangkit Muaratwar blok 2 sampai 5, PLTU Cirebon Electric Power, dan PLTU Indramayu 2 unit. Rencana yang masuk sistem atau proses sinkron pada malam harinya diantaranya, PLTU Pelabuhan Ratu 1, PLTU Pelabuhan Ratu 3, PLTU Suralaya 1. Selain itu, semua jaringan 500 kV dan 150 kV sudah kembali normal.”5
6) Seperti yang diketahui, persoalan kompensasi diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) RI Nomor 27 Tahun 2017. Peraturan tersebut mengatur tentang tingkat mutu pelayanan dan baiya yang terkait dengan penyaluran tenaga listrik oleh PT. PLN (Persero). PT. PLN (Persero) wajib memberikan pengurangan tagihan listrik kepada konsumen apabila realisasi tingkat mutu pelayanan tenaga listrik tidak sesuai dengan tingkat mutu pelayanan tenaga listrik yang diterapkan.
“Perusahaan memberikan kompensasi blackout atau pemadaman listrik sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) berdasarkan Peraturan Menteri (Permen)
5 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
ESDM No.27 tahun 2017. Sekitar 21,9 juta pelanggan PLN mengalami indikator lama gangguan, nilai kompensasi untuk setiap pelanggan terdampak bisa di cek melalui web resmi PT. PLN (Persero) www.pln.co.id.
Pelanggan yang terkena dampak pemadaman listrik masal pada 4 Agustus 2019 lalu, pada bulan September mulau menerima kompensasi dari PLN. Maka saat nanti pelanggan membayarkan tagihan listriknya di bulan September, yakni membayar pemakaian di bulan Agustus, pelanggan pasca-bayar akan mendapatkan pengurangan sebesar nilai kompensasi yang diterima.”6
6 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
Gambar 4.1 Sumber : Republika.co.id
7) Per 1 September 2019, PT. PLN (Persero) telah menyalurkan kompensasi atas kejadian pemadaman listrik total yang menimpa wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Total kompensasi mencapai Rp. 840 miliar dengan jumlah total pelanggan yang terdampak mencapai 21,9 juta pelanggan. Metode kompensasi pun beragam, bagi pelanggan pasca bayar akan diberikan potongan tagihan ketika melakukan pengisian pertama kali pasca (blackout).
“Terkait pemadaman yang terjadi di sejumlah wilayah, PLN memberikan kompensasi sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), dengan Indikator Lama Gangguan, Kompensasi akan diberikan sebesar 35 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustmen, dan sebesar 20 persen dari biaya beban atau rekening minimum untk konsumen pada golongan tarif yang tidak dikenakan penyesuaian tarif tenaga listrik (non adjustment). Penerapan ini diberlakukan untuk rekening bulan berikutnya. Khusus untuk prabayar, pengurangan tagihan disetarakan dengan pengurangan tagihan untuk tarif listrik reguler. Pemberian kompensasi akan diberikan pada saat pelanggan memberikan token berikutnya (prabayar). Khusus untuk pelanggan premium, PLN akan memberikan kompensasi seusai service level agreement (SLA) yang telah ditandatangani bersama.”7
7 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
Gambar 4.2
Sumber : Indonesiabaik.id
Gambar 4.3
Sumber : Indonesiabaik.id
8) Untuk mengetahui nilai kompensasi (blackout) yang diterima, dapat melalui laman resmi PT. PLN (Persero) dan akan ada petunjuk untuk mengisi ID pelanggan. Kemudian mengisi nomor ID pelanggan di kolom yang disediakan, setelah itu klik tombol cari, dan secara otomatis akan muncul kwh dan nilai rupiah yang akan diterima sebagai nilai kompensasi.
Gambar 4.4
Sumber : PT. PLN (Persero)
“Buka laman resmi PLN di www.pln.co.id.
pilih menu pada pojok kiri atas laman tersebut, pilih menu „pelanggan‟, setelah itu pilih „layanan online‟. pilih „info kompensasi‟
dengan mengetuk kotak di tengah layar, kemudian masukkan ID Pelanggan seperti nama pelanggan maupun nomor meter, klik
„search‟, kompensasi yang anda dapat akan muncul dengan berbagai informasi didalamnya. Sebagai catatan, kompensasi akan diberikan pada bulan September 2019.
Kompensasi tersebut akan diberlakukan pada pemakaian energi listrik bulan Agustus 2019 yang akan dibayar di bulan September 2019.
Untuk pelanggan pasca bayar, kompensasi
akan diberikan dalam bentuk pengurangan tagihan, sedangkan untuk pelanggan prabayar, kompensasi akan diberikan dalam bentuk tambahan token saat pembelian.”8