BAB III GAMBARAN UMUM
E. Spesifikasi PT. PLN (Persero)
Sesuai Undang-undang RI no. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, rangkaian kegiatan perusahaan adalah : 1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang
mencakup :
a. Pembangkitan tanga listrik b. Penyaluran tenaga listrik c. Distribusi tenaga listrik
d. Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenga listrik
e. Pengembangan penyediaab tenaga listrik f. Penjualan tenaga listrik
2. Menjalankan usahan penunjang listrik yang mencakup :
a. Konsultasi ketenagalistrikan
b. Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan
c. Pemeriksaan dan pengujian peralatan ketenagalistrikan
d. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan
e. Labotorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik
f. Sertifikasi peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik
g. Sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan
3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup :
a. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya untuk tenaga listrik
b. Jasa operasi dan peraturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik
c. Industri perangkat keras, lunak dan lainnya di bidang ketenagalistrikan
d. Kerjasama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi, dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan
e. Usaha jasa ketenagalistrikan.
59 BAB IV
Temuan Data dan Hasil Wawancara
A. Strategi Public Relations PT. PLN (Persero) Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan
Penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dengan Direktur Utama PT. PLN Sripeni Inten Cahyani dan Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN I Made Suprateka melalui narahubung divisi hubungan kehumasan PLN Intan.
1) PLN sebagai badan publik memiliki tanggung jawab yang lebih luas dan terikat pada ketentuan keterbukaan informasi publik. Sehingga prosedur awal yang dilakukan PT. PLN (Persero) setelah terjadinya krisis atau masalah (blackout) adalah menjelaskan komitmen serta langkah-langkah mitigasi dalam operasional agar kejadian tersebut tidak lagi terulang.
“Strategi kami dalam merespon dengan berbagai macam bentuk mulai dari surat permohnan maaf kepada masyarakat melalui media hingga memberikan kompensasi kepada pelanggan yang terdampak.”1 (Hal tersebut
1 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
diungkapkan saat dihubungi melalui via telepon)
Terkait beragam bentuk respon perusahaan diantaranya ;
a) Melalui siaran pers yang sebar kepada media untuk segera disampaikan kepada masyarakat pada tanggal 4 Agustus hingga 6 Agustus 2019.
b) Perseroan juga membuat konferensi pers untuk menjelaskan secara detail terkait penyebab padamnya listrik dalam waktu yang sangat lama. Karena, dalam konferensi pers tersebut disediakan sesi tanya jawab kepada media.
c) Selain itu ada juga sesi wawancara kepada media yang meminta untuk penjelasan secara eksklusif atas kejadian tersebut.
Masing-masing media di sediakan waktu secara bergantian dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang akan disampaikan oleh masyarakat.
d) Pastinya PT. PLN memberikan pres rilis secara update untuk menginformasikan wilayah-wilayah mana saja yang terdampak dan sudah menyala.
Divisi humas juga menyertakan beberapa jawaban dari pertanyaan penulis atas nama Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN I Made Suprateka.
2) Membangun kepercayaan membutuhkan proses dan kebeneran. Selain itu, PT. PLN (Persero) juga perlu membuat cara sendiri untuk menemukan langkah-langkah komunikasi dengan publik.
Setiap perusahaan memiliki cara berkomunikasi sendiri dalam menyampaikan informasi, secara teori setiap perusahaan dan lembaga memiliki formula berbeda dalam menangani informasi terkait krisis. Secara garis besar, prinsip-prinsip yang harus dilakukan serupa, seperti proaktif, kecepatan dan penyajian fakta dari narasumber kredibel serta konteksnya.
“Kami mohon maaf yang sebesar-sebesarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus dilakukan, bahkan beberapa gardu induk sudah mulai berhasil dilakukan.
Sekali lagi kami mohon maaf dan pengertian seluruh pelanggan yang terdampak akibat gangguan ini, kami berjanji akan melakukan
dan mengerahkan upaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki sistem agar listrik kembali normal.”2
3) PT. PLN (Persero) dan pihak Polri bekerjasama melakukan investigasi terhadap kasus listrik padam di setengah pulau Jawa (blackout). Untuk mengusut kasus mati listrik, tim investigasi menyelidiki pembangkit listrik di Unggaran, pemalang, Gandul, Suralaya, Muara Karang, selain menyelidiki di kantor pusat PLN. Sebelumnya terjadi pemadaman listrik pada tanggal 4 Agustus 2019 pukul 11.48 WIB hingga hampir tengah malam di Jawa Barat, Jakarta dan Banten. Hal itu berawal dari gangguan beberapa kali pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kv Unggaran – Pemalang.
“Gas Turbin 1 sampai 6 Suralaya mengalami trip, sementara Gas Turbin 7 saat itu dalam posisi mati (off). Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Cilegon juga mengalami gangguan atau trip. Gangguan ini mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek mengalami pemadaman”. Di Jawa Barat
2 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
Jabar terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 KV mengakibatkan padamnya sejumlah area diantaranya, Bandung, Bekasi, Cianjur, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Sukabumi, Gunung Putri, dan Bogor.Dari sisi perbaikan penyebab gangguan, sudah dilaksanakan pengamanan GWS yang putus, dan penyalaan kembali GT di Suralaya.
Dilaksanakan scanning assesmen kondisi GWS yang setype. Serta pengaturan beban dari UP2B untuk meminimalisir pemadaman.”3
4) Kepala Negara Presiden Joko Widodo mendatangi kantor PT. PLN (Persero) untuk mendengarkan penjelasan langsung dari manajemen PT. PLN (Persero) terkait peristiwa listrik padam yang terjadi pada tanggal, 4 Agustus 2019. Presiden Joko Widodo menilai ada hal yang tidak dikalkulasi PT. PLN (Persero) ynag merugikan banyak pihak.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, PLN akan terus berupaya maksimal untuk segera
3 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
menormalkan aliran listrik kepada para pelanggan. Kami bekerja semaksimal mungkin penormalan seluruh pembangkit dan transmisi yang mengalami gangguan, saat itu sejumlah pembangkit sudah mulai masuk sistem mencapai 9.194 MW. Selain itu PLN juga memberikan perkembangan terbaru pada pukul 12.00 WIB dimana pembangkit yang sudah menyala saat ini yakni PLTU Suralaya 3 dan 8, Pembangkit Priok Blok 1 sampai 4, Pembangkit Cilegon, Pembangkit Muara Karang, PLTP Salak, PLTA Saguling, PLTA Cirata, Pembangkit Muara Tawar, Pembangkit Indramayu, Pembangkit Cikarang, PLTA Jatiluhur, PLTP Jabar, serta total 23 Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) telah beroperasi.”4
5) PT. PLN (Persero) telah menstabilkan aliran listrik sejak beberapa menit setelah sistem dikabarkan (blackout). Untuk menstabilkan listrik, PT. PLN (Persero) melakukan pemulihan dengan cara memasok aliran listrik dari wilayah Jawa Timur yang terdampak ke PLTA Saguling dan PLTA
4 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan. Dengan masuknya GITET Balaraja yang akan menuju ke PLTU Suralaya, listrik kemebali beroprasi secara bertahap untuk penormalan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.
“Pasca padamnya listrik yang terjadi pada Minggu (4/8), PLN berhasil menormalkan kembali seluruh sistem kelistrikan. Hingga pada pagi hari, pembangkit yang sudah masuk sistem sebesar 12.378 MW. Dengan 23 GITET telah beroperasi. Untuk pemulihan beban padam Wilayah DKI Jakarta pukul 17.50 WIB, wilayah Banten pukul 21.20 WIB, dan wilayah Jawa Barat pukul 23.27 WIB pada malam harinya (5/8). Beban puncak listrik (6/8) DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat sebesar 13.674 MW dengan daya mampu total 15.378 MW. Adapun pembangkit yang sudah menyala pada 6 Agustus 2019 diantaranya, PLTU Suralaya 7 unit, pembangkit Cilegon 1 unit, pembangkit Muara Karang Blol 1 dan 2, PLTU Muarakarang 2 unit, pembangkit priok blok 1 sampai 4, PLTU Lontar 3 unit, PLTP Salak, PLTA Saguling, PLTA Cirata, PLTU Labuan 1 unit, PLTU Lestari Banten Energi,
PLTP di Jawa Barat, pembangkit Muaratwar blok 2 sampai 5, PLTU Cirebon Electric Power, dan PLTU Indramayu 2 unit. Rencana yang masuk sistem atau proses sinkron pada malam harinya diantaranya, PLTU Pelabuhan Ratu 1, PLTU Pelabuhan Ratu 3, PLTU Suralaya 1. Selain itu, semua jaringan 500 kV dan 150 kV sudah kembali normal.”5
6) Seperti yang diketahui, persoalan kompensasi diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) RI Nomor 27 Tahun 2017. Peraturan tersebut mengatur tentang tingkat mutu pelayanan dan baiya yang terkait dengan penyaluran tenaga listrik oleh PT. PLN (Persero). PT. PLN (Persero) wajib memberikan pengurangan tagihan listrik kepada konsumen apabila realisasi tingkat mutu pelayanan tenaga listrik tidak sesuai dengan tingkat mutu pelayanan tenaga listrik yang diterapkan.
“Perusahaan memberikan kompensasi blackout atau pemadaman listrik sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) berdasarkan Peraturan Menteri (Permen)
5 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
ESDM No.27 tahun 2017. Sekitar 21,9 juta pelanggan PLN mengalami indikator lama gangguan, nilai kompensasi untuk setiap pelanggan terdampak bisa di cek melalui web resmi PT. PLN (Persero) www.pln.co.id.
Pelanggan yang terkena dampak pemadaman listrik masal pada 4 Agustus 2019 lalu, pada bulan September mulau menerima kompensasi dari PLN. Maka saat nanti pelanggan membayarkan tagihan listriknya di bulan September, yakni membayar pemakaian di bulan Agustus, pelanggan pasca-bayar akan mendapatkan pengurangan sebesar nilai kompensasi yang diterima.”6
6 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
Gambar 4.1 Sumber : Republika.co.id
7) Per 1 September 2019, PT. PLN (Persero) telah menyalurkan kompensasi atas kejadian pemadaman listrik total yang menimpa wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Total kompensasi mencapai Rp. 840 miliar dengan jumlah total pelanggan yang terdampak mencapai 21,9 juta pelanggan. Metode kompensasi pun beragam, bagi pelanggan pasca bayar akan diberikan potongan tagihan ketika melakukan pengisian pertama kali pasca (blackout).
“Terkait pemadaman yang terjadi di sejumlah wilayah, PLN memberikan kompensasi sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), dengan Indikator Lama Gangguan, Kompensasi akan diberikan sebesar 35 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustmen, dan sebesar 20 persen dari biaya beban atau rekening minimum untk konsumen pada golongan tarif yang tidak dikenakan penyesuaian tarif tenaga listrik (non adjustment). Penerapan ini diberlakukan untuk rekening bulan berikutnya. Khusus untuk prabayar, pengurangan tagihan disetarakan dengan pengurangan tagihan untuk tarif listrik reguler. Pemberian kompensasi akan diberikan pada saat pelanggan memberikan token berikutnya (prabayar). Khusus untuk pelanggan premium, PLN akan memberikan kompensasi seusai service level agreement (SLA) yang telah ditandatangani bersama.”7
7 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
Gambar 4.2
Sumber : Indonesiabaik.id
Gambar 4.3
Sumber : Indonesiabaik.id
8) Untuk mengetahui nilai kompensasi (blackout) yang diterima, dapat melalui laman resmi PT. PLN (Persero) dan akan ada petunjuk untuk mengisi ID pelanggan. Kemudian mengisi nomor ID pelanggan di kolom yang disediakan, setelah itu klik tombol cari, dan secara otomatis akan muncul kwh dan nilai rupiah yang akan diterima sebagai nilai kompensasi.
Gambar 4.4
Sumber : PT. PLN (Persero)
“Buka laman resmi PLN di www.pln.co.id.
pilih menu pada pojok kiri atas laman tersebut, pilih menu „pelanggan‟, setelah itu pilih „layanan online‟. pilih „info kompensasi‟
dengan mengetuk kotak di tengah layar, kemudian masukkan ID Pelanggan seperti nama pelanggan maupun nomor meter, klik
„search‟, kompensasi yang anda dapat akan muncul dengan berbagai informasi didalamnya. Sebagai catatan, kompensasi akan diberikan pada bulan September 2019.
Kompensasi tersebut akan diberlakukan pada pemakaian energi listrik bulan Agustus 2019 yang akan dibayar di bulan September 2019.
Untuk pelanggan pasca bayar, kompensasi
akan diberikan dalam bentuk pengurangan tagihan, sedangkan untuk pelanggan prabayar, kompensasi akan diberikan dalam bentuk tambahan token saat pembelian.”8
B. Temuan Data
Total kompensasi kerugian akibat (blackout) pada awal Agustus 2019 yang dibayarkan kepada pelanggan sebasar Rp. 840 miliar. Nilai kompensasi sebesar Rp. 840 miliar tersebut dibayarkan kepada pelanggan sebanyak 21,9 juta pelanggan dengan rincian, 15,1 juta pelanggan subsidi, dan 6,7 juta pelanggan nonsubsidi.
Dari pelanggan subsidi PT. PLN (Persero) membayarkan kompensasi sebanyak Rp. 60 miliar, sedangkan dari nonsubsidi dibayarkan sebesar Rp. 780 miliar. Untuk skema kompensasi pada listrik prabayar atau melalui mekanisme penggunaan token, maka akan ditambahkan dayanya pada bulan September pada pembelian pertama. Sedangkan untuk perhitungan pasca bayar nonsubsidi akan mendapat diskon 35 persen, sedangkan subsidi mendapatkan diskon 20 persen.
8 Wawancara pribadi antara penulis dan Intan sebagai divisi Humas PT. PLN (Persero), 25 Februari 2021.
Gambar 4.5 Sumber : Tempo.co
Gambar 4.6 Sumber : Tempo.co
Gambar 4.7
Sumber PT. PLN (Persero)
Gambar 4.8
Sumber PT. PLN (Persero)
Gambar 4.9 Sumber PT. PLN (Persero)
78 BAB V PEMBAHASAN
A. Analisis Strategi Public Relations PT. PLN (Persero) dalam Mempertahankan Citra Perusahaan.
Strategi public relations merupakan bagian terpenting dalam kesuksesan berdirinya sebuah perusahaan. Menurut Djanid mengungkapkan dua fungsi public relations yang dikutip dari Frida Kusumastuti yakni fungsi konstruktif dan fungsi korektif public relations. Fungsi konstruktif merupakan public relations menjadi garda terdepan perusahaan dalam mencapai berbagai tujuan seperti, tujuan marketing, produksi, personalia, dan sebagainya. Sedangkan fungsi korektif merupakan public relations berperan sebagai jembatan yang mampu menyelesaikan permasalahan dengan tujuan menciptakan opini positif publik dan citra baik dari masyarakat terhadap perusahaan.1
Selain strategi public relations, citra juga merupakan salah satu faktor terpenting dalam sebuah perusahaan, terutama perusahaan BMUN. Mengingat masalah (Blackout) yang dialami PT. PLN (Peersero)
1 Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), 35.
pada tanggal 4 Agustus 2019 PT. PLN (Persero) menerapkan strategi untuk mempertahankan citra perusahaan dengan memberikan kompensasi listrik kepada pelanggan yang terdampak, PT. PLN (Persero) akan memberikan kompensasi sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) dengan indikator lama gangguan sesuai dengan peraturan menteri ESDM nomor 27 tahun 2017.
PT. PLN (Persero) telah mengambil sikap responsif melalui pemberian informasi kepada masyarakat menggunakan media cetak, televisi, radio maupun media online agar masyarakat dapat mengetahui kondisi sebenarnya penyebab mati listrik dalam waktu yang cukup lama. Sebab, listrik merupakan kebutuhan pokok untuk masyarakat menjalani aktivitas sehari-hari maupun berbisnis. Jika listrik dalam keadaan mati maka semua aktivitas maupun roda perekonomian dapat terhambat.
Era transparasi dan perkembangan teknologi informasi telah menjadikan masyarakat lebih kritis dan cenderung mengakibatkan terjadinya perubahan yang cepat di masyarakat. Dalam kondisi ini menuntut PT.
PLN (Persero) dapat mengkomodir atau mengantisipasi keinginan masyarakat atau publik dalam memberikan
pelayanan yang optimal. Perusahaan negara harus mampu membangun komunikasi yang efektif kepada seluruh elemen, baik secara internal maupun eksternal, anatara perseroan dengan masyarakat, perseroan dengan komponen lain maupun antar pemerintah sendiri.
Komunikasi ini harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap informasi yang dibutuhkan. Dengan kondisi ini tentunya diperlukan kelembagaan public relations yang kuat dan memiliki kompetensi di setiap instansi pemerintahan untuk memberikan pelayanan informasi yang optimal dan kredibel serta memberikan perimbangan arus informasi di masyarakat. Public relations mempunyai peran penting dalam membuka ruang untuk mendapatkan akses informasi publik.
Menurut Scott M. Cutlip dan Allen Center pada bukunya Effective Public Relations mengemukakan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.2 Menurut Cutlip, proses PR mengacu kepada pendekatan manajerial. Proses perencanaan strategis dalam public relations ini terdiri dari: Mendefinisikan
2 Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Effective Public Relations, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2006), 6.
Problem Public Relations, Perencanaan, Berkomunikasi, dan Evaluasi.
1. Mendefinisikan Problem Public Relations
PT. PLN (Persero) menganalisa dan mengkaji permasalahan serta berita yang terkait dengan masalah ketika mati listrik di separuh pulau Jawa dalam beberapa jam lamanya (blackout). Yang mana pada tanggal 4 Agustus 2019 sampai dengan 5 Agustus 2019 terjadi gangguan pada transmisi Ungaran dan Pemalang 500kV. Itu mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan dan diikuti gangguan di seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa. Hal tersebut menjadi acuan PT. PLN (Persero) dalam membuat perencanaan selanjutnya.
2. Perencanaan
Melihat dai fakta yang telah ada dilapangan.
PT. PLN (Persero) segera melakukan langkah selanjutnya yakni membuat perencanaan atas fakta yang ada. PT. PLN (Persero) merespon dengan berbagai macam bentuk mulai dari surat permohonan maaf kepada masyarakat melalui media hingga memberikan kompensasi kepada pelanggan
yang terdampak. PT. PLN (Persero) memberikan kompensasi sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), dengan Indikator Lama Gangguan, Kompensasi yang diberikan sebesar 35 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustmen, dan sebesar 20 persen dari biaya beban atau rekening minimum untk konsumen pada golongan tarif yang tidak dikenakan penyesuaian tarif tenaga listrik (non adjustment). Bukan hanya memberikan program kompensasi, PT. PLN (Persero) juga menganilisa kondisi luar dan dalam perushahaan. Seperti bekerjasama dengan lembaga-lembaga terpercaya demi menumbuhkan hubungan kerja yang semakin baik, strategi perusahaan dalam menyebarkan informasi kepada publik.
3. Berkomunikasi
Langkah selanjutnya, PT. PLN (Persero) mengkomunikasikan atau menyampaikan perencanaan tersebut kepada publik. Terdapat beberapa cara PT. PLN (Persero) dalam menyampaikan serangkaian informasi, mulai dari konferensi pers yang dilakukan divisi humas PT.
PLN (Persero), pemberitaan di media televisi hingga
di Website resmi PT. PLN (Persero).
4. Evaluasi
PT. PLN (Persero) melakukan kegiatan evaluasi yang dapat mengatasi masalah tersebut dan kekurangan dari serangkaian strategi serta kegiatan yang akan dilakukan. Dengan melakukan kegiatan evaluasi, PT. PLN (Persero) dapat merumuskan strategi yang akan digunakan pada tahap kedepannya, sehingga dapat meminimalisir kejadian tersebut ataupun meminimalisir kelemahan dan kekurangan dari strategi yang telah diterapkan.
B. Peran Public Relations PT. PLN (Persero)
Peran merupakan dimana seseorang melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang seharusnya menjadi tugasnya. Divisi public relations PT. PLN (Persero) sangat berperan dalam membangun dan menjaga citra perusahaan serta menjalankan tugas sebagaimana fungsinya dalam membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal. Public relations memliki peran sebagaimana penunjang manajemen dan memnina hubungan baik dengan publik. Selain itu public realtions juga dapat melakukan peran sesuai dengan hak
dan kewajibannya.
Tugas dan tanggung jawab divisi public relations PT. PLN (Persero) ialah menjaga nama baik perusahaan dimata publik, meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan agar menarik minat publik, dan menciptakan citra positif dimata publik.
Public relations PT. PLN (Persero) melakukan perannya sesuai dengan teori yang penulis gunakan yakni:
1. Sebagai komunikator, divisi public relations PT.
PLN (Persero) melakukan hubungan timbal balik dengan publik, yang mana divisi public relations menerima kritik dan mendengarkan apa yang disampaikan publik baik secara langsung maupun melalui media.
2. Membina hubungan baik dengan publik dan pelanggan. Menjalin hubungan baik serta saling menguntungkan antara satu dengan yang lainnya ialah cara terbaik divisi public relations menjalankan tugasnya.
3. Berperan sebagai back up management dimana divisi public relations dapat pula menjadi bagian pendukung dalam fungsi manajemen PT. PLN
(Persero).
4. Berperan membentuk citra positif perusahaan terhadap publik dan berperan sebagai fasilitator perusahaan serta stabilitator perusahaan dikala mengalami keadaan yang tidak diinginkan perusahaan.
Terbentuknya citra sebuah perusahaan merupakan hasil kerja keras dari semua tim serta public relations terhadap perusahaan. PT. PLN (Persero) menginginkan citra yang tercipta secara murni dari hasil kerja keras seluruh tim. Public relations berusaha menjalankan kegiatan sesuai dengan hak dan kewajibannya dalam meningkatkan citra perusahaan.
86 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan
Dari analisis dan temuan data penelitian mengenai
“Strategi Public Relations PT. PLN (Persero) Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan”, maka kesimpulan yang didapat ialah sebagai berikut :
1. Strategi yang digunakan PT. PLN (Persero) dalam mempertahankan citra perusahaan yakni sesuai dengan teori Scott M. Cutlip dalam buku Effective Public Relations mengemukakan bahwa proses perencanaan strategis dalam public relations ini terdiri dari :
a. Mendefinisikan problem public relations, PT.
PLN (Persero) menganalisa dan mengkaji permasalahan serta berita terkait dengan mati listrik sebagian pulau Jawa (blackout) secara keseluruhan.
b. Perencanaan, berdasarkan fakta yang telah ditemukan, PT. PLN (Persero) membuat perencanaan atas fakta yang ada seperti merespon dengan berbagai bentuk mulai dari surat permohonan maaf kepada masyarakat
melalui media hingga memberikan kompensasi kepada pelanggan yang terdampak.
c. Berkomunikasi, PT. PLN (Persero) merealisasikan perencanaan yang telah disusun dengan mengkomunikasikan atau menyampaikan perencanaan tersebut kepada publik mulai dari konferensi pers hingga pemberitaan di berbagai media.
d. Evaluasi, PT. PLN (Persero) melakukan kegiatan evaluasi yang dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan dari serangkaian strategi serta kegaitan yang sudah dilakukan dengan cara konsisten terhadap pelayanan, sehingga dapat meminimalisir jika masalah terulang kembali.
2. Peran public relations dalam PT. PLN (Persero) memiliki fungsi dan tanggung jawab yang bertindak sebagai ujung tombak perusahaan dalam menjaga dan membina hubungan baik dengan publik.
Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan agar menarik minat publik, dan menciptakan citra positif dimata publik. Public Relations juga berperan sebagai fasilitator serta stabilitator perusahaan dikala mengalami hal yang tidak diinginkan perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisi dan kesimpulan diatas maka penulis ingin mengemukakan saran kepada PT. PLN (Persero) sebagai berikut:
1. Strategi public relations yang telah dijalankan, dapat dipertahankan dan dimodifikasi sebaik mungkin agar dapat lebih berkembang lagi.
2. Pertahankan citra positif yang sudah PT. PLN (Persero) miliki. Dalam penyebaran informasi melalui media maupun website resmi, PT. PLN (Persero) dapat lebih aktif lagi mengunggah kegiatan perusahaan agar publik dapat mengetahui bukan hanya dari satu sisi atau dua sisi saja.
3. Meningkatkan kualitas manajemen reporting karyawan PT. PLN (Persero), kemampuan karyawan dalam laporan harian, mingguan, bulanan dan
3. Meningkatkan kualitas manajemen reporting karyawan PT. PLN (Persero), kemampuan karyawan dalam laporan harian, mingguan, bulanan dan