• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat (Depkes RI, 2009a). Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita – cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Depkes RI, 2009a

Rumah Sakit Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang adalah Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Malang, terletak diatas tanah seluas 32.140 m

). Menurut UU RI No. 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

2

dengan bangunan yang didirikan dan digunakan untuk operasional pelayanan sampai saat ini seluas 11.550 m2, berada di Malang selatan dan mempunyai jumlah karyawan sebanyak 579 dan 246 tempat tidur

(2)

2

dengan tingkat hunian rata-rata 81,17% per tahun. Wilayah dispersi atau jangkauan pelayanan Rumah Sakit meliputi Malang selatan hingga perbatasan kabupaten Blitar dan Lumajang. Pada tahun 2008 terjadi perubahan nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah ”Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang berdasarkan SK Bupati No.180/ 37/ Kep/ 421.013/ 2008 tentang pemberian nama RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Kemudian diikuti dengan perubahan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 37 Tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah Rumah Sakit Umum Daerah. Berdasarkan SK Bupati Malang No. 180/232/KEP/421.013/2009 tentang Penetapan RSUD Kanjuruhan Kepanjen sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah/ SKPD yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan/PPK BLUD status Penuh (RSUD Kabupaten Malang, 2012). BLUD atau Badan Layanan Umum Daerah merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (Depdagri, 2007).

RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang mempunyai Visi menjadi Rumah Sakit Pendidikan Yang Berkualitas dan Mandiri Dengan Pelayanan Paripurna Tahun 2015, sedangkan misi dari Rumah Sakit adalah :

1. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Kepada Semua Lapisan Masyarakat Secara Cepat, Tepat, Nyaman dan Terjangkau dengan dilandasi Etika Profesi

(3)

3

2. Mewujudkan Pelayanan yang Pro Aktif dan Perluasan Jangkauan Pelayanan Kepada Masyarakat

3. Mewujudkan Pengelolaan Rumah Sakit yang Profesional dengan prinsip Sosio Ekonomi secara Efektif dan Efisien serta mampu berdaya saing. Instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu layanan penunjang di rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Instalasi Farmasi RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada wakil direktur pelayanan rumah sakit . Instalasi Farmasi merupakan salah satu dari bagian atau divisi rumah sakit yang mempunyai pengaruh besar pada perkembangan profesional rumah sakit, ekonomi, dan biaya operasional total rumah sakit. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara pelayanan-pelayanan lain terhadap Instalasi Farmasi Rumah Sakit (Siregar dan Amalia, 2004).

Dalam dunia farmasi khususnya dan kesehatan umumnya, manajemen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap organisasi farmasi atau unit kesehatan. Fungsi-fungsi utama dalam manajemen adalah perencanaan,

pengorganisasian, penyeliaan, memimpin, dan pengontrolan. Pada dasarnya

perencanaan terdiri dari empat hal yang prinsip antara lain : sumbangan kepada tujuan dan obyektif, masalah primer dari perencanaan, penyebaran arti perencanaan, dan efisiensi perencanaan. Perencanaan dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis tujuan atau misi, obyektif, strategi, kebijaksanaan, prosedur, peraturan, program, dan anggaran (Afdhal, 1998). Pengukuran keberhasilan

(4)

4

penerapan manajemen dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dilihat dari kinerja organisasi atau perusahaan tersebut. Kinerja dapat diukur dengan menggunakan beberapa metoda, salah satunya adalah metode Balanced

Scorecard . Balanced Scorecard merupakan alat ukur kinerja dengan

mengkombinasikan ukuran – ukuran finansial dan ukuran – ukuran non finansial yang lebih kaya informasi tentang aktivitas yang harus dikelola oleh manajer. Metode Balanced Scorecard bersifat komprehensif karena tidak hanya dari sisi finansial saja yang diukur, tetapi menyeluruh mencakup sisi non – finansial yang lebih kaya informasi tentang aktivitas yang harus dikelola oleh manajer (Suena, 2011). Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif : finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1996).

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang merupakan salah satu bagian yang terintegrasi dengan bagian lain RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang. Instalasi Farmasi RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang berperan dalam melakukan pelayanan di rumah sakit yaitu pelayanan farmasi rumah sakit, pengelolaan obat, alat kesehatan, dan bahan kimia rumah sakit serta berkontribusi besar terhadap pendapatan rumah sakit sebesar 60,17 % di tahun 2012. Pengelolaan dan pelayanan obat di RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten

(5)

5

Malang dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada wakil direktur pelayanan rumah sakit dan dipimpin oleh seorang apoteker sebagai kepala Instalasi. Instalasi Farmasi RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar RSUD “Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang belum pernah melakukan suatu pengukuran kinerja sehingga belum diketahui sejauh mana keberhasilan pengelolaan tangible dan intangible assets dalam mencapai visi dan tujuan organisasi. Selain itu, pengukuran kinerja juga diperlukan dalam mendukung proses akreditasi rumah sakit.

Balanced Scorecard relevan digunakan untuk mengukur kinerja di institusi

kesehatan terutama rumah sakit. Perubahan-perubahan yang terjadi pada organisasi kesehatan sekarang ini adalah karena adanya tekanan untuk menurunkan biaya, meningkatkan kualitas pelayanan serta mengikuti petunjuk-petunjuk dan peraturan-peraturan yang ketat. Semua ini memaksa para profesional di bidang pelayanan kesehatan menguji ulang cara mereka mengevaluasi kinerja organisasi pelayanan kesehatan. Metode Balanced Scorecard mendorong organisasi-organisasi pelayanan kesehatan untuk tidak hanya memperhatikan aspek finansial, tetapi juga mengembangkan pengukuran aspek lain, misalnya pelanggan/pasien (Gaspersz, 2002).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan suatu pengukuran kinerja untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan tangible dan

(6)

6

Kepanjen Kabupaten Malang sehingga dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang dengan Pendekatan Balanced Scorecard”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Bagaimana kinerja dari Instalasi Farmasi RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen jika ditinjau dengan pendekatan Balanced Scorecard melalui empat perspektif yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan; perspektif proses bisnis internal; perspektif pelanggan; dan perspektif keuanga.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen yang ditinjau dengan pendekatan Balanced Scorecard melalui empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses pelayanan serta pembelajaran dan pertumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi rumah sakit

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam mengevaluasi dan mengetahui kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan menjadi pertimbangan selanjutnya untuk peningkatan kinerja secara berkesinambungan dan berorientasi kepada pelanggan.

(7)

7

2. Bagi pengelola farmasi rumah sakit

Dapat memberikan kontribusi jawaban terhadap permasalahan kinerja Instalasi Farmasi RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang sehingga dapat digunakan sebagai dukungan dan gagasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja secara berkesinambungan dan berorientasi kepada pelanggan.

3. Bagi peneliti

Diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat dari perkuliahan ke dalam dunia kerja dan pengalaman dalam melakukan penelitian serta memberikan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian serupa lebih lanjut.

4. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi dan menjadi acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama untuk pengukuran kinerja pada organisasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian lain yang membahas tentang kinerja dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard antara lain tersaji dalam tabel berikut ini :

(8)

8

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian - penelitian sebelumnya adalah :

1. Pada perspektif Financial, dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan unit analisis kecukupan dana dan Inventory Turnover Ratio (ITOR). Sedang pada penelitian - penelitian sebelumnya menggunakan unit analisis nilai pembelian, nilai penjualan, Growth on sales.

2. Pada perspektif Customer, ada persamaan unit analisis yang digunakan dengan penelitian – penelitian sebelumnya, tetapi ada satu penambahan unit analisis untuk mengukur kinerja rumah sakit yaitu unit analisis pertumbuhan pelanggan.

3. Pada perspektif Learning and Growth, ada persamaan dengan penelitian yang lain pada pengukuran kinerja Human Capital, Information Capital, dan Organization Capital dengan menggunakan kuesioner . Sedang pada penelitian – penelitian sebelumnya dilakukan pengukuran kinerja pada produktivitas, pengembangan SIM, semangat kerja, dan persentase pelatihan karyawan, Human capital, Information capital, Organization

capital.

4. Pada perspektif Proses Bisnis Internal, ada persamaan unit analisis yang digunakan dengan penelitian – penelitian sebelumnya, tetapi ada beberapa penambahan unit analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit (SOP, survei medication error) dan ada beberapa unit analisis yang dihilangkan dari penelitian (Pelabelan obat, Tingkat antrian, proporsi obat diserahkan dengan label yang benar.

(9)

9

Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Nama Unit Analisis

Financial Customers Learning & Growth Proses Bisnis Internal

1. Sambodo (2007) a. Nilai persediaan b. Nilai pembelian c. Nilai penjualan a. Survei kepuasan pasien b. Tingkat keterjaringan pasien a. Tingkat produktivitas petugas IFRS b. Pengembangan SIM c. Persentase pelatihan

a. Tingkat ketersediaan obat b. Rata-rata dispensing time c. Tingkat antrian

d. Proporsi obat diserahkan dengan label benar

e. Rata-rata waktu pemberian informasi obat

2. Nurina (2008) a. Nilai penjualan b. Nilai pembelian c. Growth ratio on sales a. Keterjaringan pasien b. Kepuasan pasien c. Identifikasi kesenjangan kualitas pelayanan a. Produktivitas b. Semangat kerja c. SIM a. Dispensing time b. Ketersediaan obat c. Pelabelan obat d. Informasi

3. Pulung (2008) a. Nilai Pembelian b. Nilai Penjualan c. Growth ratio a. Keterjaringan Pasien b. Kepuasan Pasien a. Produktivitas b. Semangat Kerja c. Pengembangan SIM a. Dispensing time b. Tingkat antrian c. Ketersediaan obat d. Pelabelan obat e. Informasi 4. Karisma (2010) a. Rata-rata Penjualan perhari b. % Perubahan Penerimaan IFRS c. % Penerimaan IFRS terhadap Penerimaan RS d. ITOR a. Keterjaringan Pasien b. Kepuasan Pasien c. Customer Growth a. Human capital (konowledge, talent, employee skill) b. Information capital (Teknologi informasi, database, network) c. Organization capital (Budaya organisasi, Leadership, Teamwork, Alignment) a. Dispensing Time b. Ketersediaan Obat c. Pelabelan Obat yang Benar d. Waktu Pemberian Informasi

Obat e. Tingkat Antrian f. Analisis ODDD 5. Anggraini (2011) a. Tingkat Penjualan b. Pertumbuhan Pendapatan c. ITOR a. Kepuasan Pasien b. Keterjaringan Pasien c. Pertumbuhan Customer a. Ketersediaan Obat b. Dispensing Time c. Pelabelan Obat d. Informasi Obat a. Produktivitas b. Semangat Kerja c. Human Capital d. Information Capital e. Organizational Capital 6. Erwinayanti (2013) a. TOR b. Tingkat pendapatan c. Gross Profit Margin a. Tingkat Keterjaringan Pasien b. Kepuasan Pelanggan c. Pertumbuhan Pelanggan a. Ketersediaan Obat b. Disensing time c. SOP d. Dokumentasi medication error a. Human capital 1. Jumlah Apoteker dibanding jumlah bed

2. % Pelatihan karyawan 3. Semangat Kerja karyawan b. Organization capital 1. Budaya Organisasi 2. Leadership 3. Teamwork 4. Alignment c. Information System capabilities 1. Database 2. Networking 3. Pengembangan SIM 7. Penelitian yang

dilakukan a. Inventory Turnover Ratio (ITOR) b. Kecukupan dana a. Survei kepuasan pasien b. Keterjaringan pelanggan c. Pertumbuhan pelanggan a. Human Capital b. Information Capital c. Organization Capital a. Dispensing time b. Ketersediaan obat c. Medication error d. Standard Operating Procedure (SOP)

(10)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Balanced Scorecard

Sebuah visi untuk rumah sakit adalah suatu sasaran di mana direksi mengarahkan sumber daya dan tenaga organisasi untuk dapat maju ke depan walaupun ada hambatan dan tantangan dari segala hal. Sedangkan misi suatu organisasi adalah pernyataan umum arah perusahaan yang dapat menimbulkan perasaan emosional anggota organisasi. Misi organisasi merupakan tujuan didirikannya organisasi tersebut (Aditama, 2003). Balanced scorecard merupakan hasil eksperimen yang dilakukan oleh divisi riset kantor akuntan publik KPMG di U.S.A, dan Nolan Norton Institute pada tahun 1990 sampai dengan 1995 sebagai suatu measurement system yang mencoba untuk menyeimbangkan alat ukur lama yang hanya berorientasi pada profitabilitas dengan dimensi – dimensi yang baru seperti aspek kualitas yang memiliki elemen – elemen penyeimbangnya. Dengan scorecard yang di balanced lebih lanjut diharapkan dapat mengintegrasikan energi, kemampuan dan pengetahuan organisasi yang spesifik (specific knowledge and assets specificity) dari organisasi agar dapat mencapai long-term strategic goals (Nasution, 2007).

Balanced Scorecard terdiri dari dua kata : (1) kartu skor (scorecard) dan

(2) berimbang (balanced). Pada tahap eksperimen awal, Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor hasil kinerja eksekutif. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan eksekutif di masa

Referensi

Dokumen terkait

Ikan-ikan hasil tangkapan yang masih berukuran kecil ini pada umumnya digunakan nelayan sebagai pakan hidup ikan-ikan budidaya keramba yang terdapat pada Rawa Bawang

Berdasarkan pada hasil simulasi dan analisa yang telah dibahas pada bab 4, dapat diketahui kinerja dari LDPC yang dihasilkan adalah dalam bentuk ukuran matriks saat

Dari hasil penilaian berdasarkan bentuk-bentuk partisipasi yang telah dijelaskan dari masing masing tabel dalam pengambilan keputusan dalam rapat koperasi,

Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliad, lumut, serta lumut kerak yang hidup melekat di cabang

Hasil penelitian ini mendukung penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Starko, Starko 21 mengatakan bahwa banyak manfaat atau efek dari metode

Bila pasien pulang diluat jam kerja untuk urusan administrasi akan dilakukan di hari berikutnya DOKTER SPESIALIS RAWAT JALAN YANG TIDAK KERJASAMA DENGAN ALLIANZ. Bambang

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas guru yang timbul dalam proses pembelajaran. Menentukan jumlah klasifikasi yang

Selain itu untuk mengurangi limbah radioaktif yang ada di hotcell PTBBN, maka PTBBN bekerja sama dengan PTKMR- BATAN untuk melakukan suatu kegiatan penelitian