• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional secara bertahap ke arah yang dimaksudkan sesuai dengan peraturan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional, harus dilakukan pengembangan dan sekaligus membangun sistem pengendalian mutu pendidikan melalui empat program yang terintegrasi, yaitu: standarisasi pendidikan, evaluasi mutu sekolah, akreditasi sekolah, dan sertifikasi peningkatan mutu pendidik. Standarisasi pendidikan haruslah dimaknai sebagai upaya penyamaan arah pendidikan secara nasional yang memiliki keleluasaan dan sekaligus keluwesan dalam implementasinya.Untuk mencapai kualitas yang optimal maka Standar pendidikan harus dijadikan pedoman oleh stickholderpendidikan yang menjadi penggerak tumbuhnya ide dan kreativitas dalam mencapai standar nasional yang ditentukan.

Badan akreditasi sekolah merupakan badan pelaksana akreditasi menjadi tanggung jawab yang merupakan badan struktural yang secara teknis terdiri dari

(2)

unsur-unsur masyarakat, organisasi penyelenggaraan pendidikan, perguruan tinggi dan organisasi yang relevan. Dalam melaksanakan akreditasi sekolah baik formal maupun non formal, pemerintah juga telah membentuk suatu badan yang dinamakan badan Akreditasi Nasional Sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 ketentuan umum Pasal 1 Nomor 25-26 sebagai berikut: Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut BAN-S/M adalah badan evaluasi mandiri yang menerapkan kesesuaian program dan satuan pendidikan tingkat pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan mengarah pada Standar Nasional Pendidikan. Badan Akreditasi Nasional pendidikan Nonformal yang selanjutnya disebut BAN-PNF adalah Badan evaluasi mandiri yang memutuskan kesesuaian program dan jenjang pendidikan jalur pendidikan nonformal dengan mengarah pada Standar Nasional Pendidikan.

Akreditasi Sekolah yang sesuai dengan standar pendidikan terhadap keserasian maupun kinerja dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan oleh suatu instansi yang mandiri dan profesional. Sebagai

(3)

implikasinya hanya sekolah yang terakreditasi yang berhak mengeluarkan ijasah atau sertifikat kelulusan. Akuntabilitasi dilakukan dalam rangka (1) memberi informasi bahwa sebuah sekolah atau sebuah program dalam suatu sekolah telah atau belum memenuhi standar dan kinerja yang telah ditentukan. (2) membantu sekolah melakukan evaluasi diri dan menentukan kebijakan sendiri dalam upaya peningkatan mutu, (3) membimbing calon peserta didik, orang tua dan masyarakat untuk mengidentifikasi sekolah bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan individual terhadap pendidikan termasuk mengidentifikasi sekolah yang memiliki prestasi dalam suatu bidang tertentu yang mendapat pengakuan masyarakat, (4) membantu sekolah dalam menentukan dan mempermudah kepindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan kerjasama yang saling menguntungkan, (5) membantu mengidentifikasi sekolah dan program dalam rangka pemberian bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.

Akreditasi sekolah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan/atau program pendidikan yang dilakukan sebagai

(4)

bentuk akuntabilitas publik. Di dalam proses akreditasi sebuah dievaluasi dalam kaitannya dengan arah dan tujuannya, serta didasarkan kepada keseluruhan kondisi sekolah sebagai sebuah institusi belajar. Walaupun beragam perbedaan dimungkinkan terjadi antar sekolah tetapi sekolah dievaluasi berdasarkan standar tertentu. Standar diharapkan dapat mendorong dan menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan pendidikan dan memberikan perangsang untuk terus berusaha mencapai mutu yang diharapkan.

Beberapa upaya atau strategi yang perlu dilakukan dalam persiapan akreditasi adalah sebagai berikut: (a) pemantapan rencana pengembangan sekolah dan komponen akreditasi, (b) pembentukan/pemantapan tim penjamin mutu sekolah, (c) pemantapan sistem informasi manajemen, (d) pra-evaluasi diri untuk mengetahui kesiapan sekolah, (e) pengembangan dan pemantapan komponen sekolah, (f) evaluasi diri dan penyiapan aplikasi akreditasi. Strategi sekolah atau madrasah dalam pelaksanaan akreditasi antara lain dapat ditempuh dengan : (a) penyiapan warga sekolah, (b) penyiapan dokumen dan komponen akreditasi, (c) pendampingan dan penjelasan selama visitasi, dan (d) klarifikasi temuan. Hasil akreditasi

(5)

sekolah atau madrasah dinyatakan dalam peringkat akreditasi sekolah/madrasah. Peringkat tersebut terdiri atas tiga klasifikasi berdasarkan skor keseluruhan komponen yang diperoleh, yaitu A (Amat Baik); B (Baik); C (Cukup), dinyatakan tidak terakreditasi.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 ada tiga maksud utama dilaksanakannya akreditasi sekolah yaitu :

1. Untuk kepentingan pengetahuan, yakni sebagai informasi bagi semua pihak tentang kelayakan dan kinerja sekolah dilihat dari berbagai unsur yang terkait, dengan mengacu pada standar yang ditetapkan secara nasional beserta berbagai indikatornya.

2. Untuk kepentingan akuntabilitas, yakni sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada masyarakat, apakah layanan yang diberikan telah memenuhi harapan atau keinginan mereka.

3. Untuk kepentingan pembinaan dan peningkatan mutu, yakni sebagai dasar bagi pihak-pihak terkait, baik sekolah, pemerintah maupun masyarakat dalam melakukan pembinaan dan peningkatan mutu sekolah.

(6)

Dari ketiga maksud utama diadakan akreditasi, dapat disimpulkan bahwa agar mutu pendidikan itu sesuai dengan apa yang seharusnya dan apa yang diharapkan oleh pihak-pihak pengguna, maka harus ada yang dijadikan pagu. Setiap lembaga pendidikan secara bertahap berusaha untuk dikembangkan menuju pada pencapaian standar yang menjadi model acuan.Apabila suatu lembaga pendidikan telah mencapai standar mutu yang bersifat nasional, diharapkan lembaga pendidikan tersebut secara bertahap mampu mencapai mutu yang kompetitif secara nasional.Jadi pada dasarnya standar pendidikan nasional merupakan acuan minimal yang harus dicapai oleh setiap satuan pendidikan.PP No. 19 tahun 2005 mengungkapkan bahwa akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan (Pasal 86 ayat 3).

Upaya pencapaian akreditasi menjadi kunci yang sangat penting pada SDNegeri Tlogorejo 1 UPTD DIKPORA Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjadi

(7)

dasar dalam rangka menciptakan dan mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Pemerintah membuat kebijakan-kebijakan dalam dunia pendidikan yang salah satunya adalah kebijakan akreditasi sekolah pada setiap jenjang dan satuan pendidikan guna penjaminan mutu dari sekolah.

Pengawas sekolah dan penilik sekolah (kemudian bernama pengawas sekolah) murni menjadi pejabat fungsional. Jabatan struktural yang melekat padanya dilepaskan oleh keputusan itu. Sejak itulah pengawas sekolah bertugas sebagai penilai dan pembina bidang teknik edukatif dan teknik adminisitratif di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya, (PP 19 Tahun 2005). Sebagai pejabat fungsional dan sesuai dengan nama jabatannya, pengawas sekolah bertugas melakukan pengawasan.Setiap Pengawas Sekolah wajib melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial dan tidak memilih salah satu dari keduanya.Tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial pada satuan pendidikan.Yang dimaksud dengan supervisi akademik meliputi aspek-aspek pelaksanaan proses pembelajaran. Itulah sebabnya supervisi manajerial sasarannya adalah kepala sekolah dan

(8)

staf sekolah lainnya,sedangkan supervisi akademik sasarannya adalah guru.(Mulyasa,2009:28).

Pelaksanaan tugas pengawasan tersebut yakni pengawasan akademik dan pengawasan manajerial meliputi:

1. Menyusun program pengawasan manajerial.

2. Melaksanakan pengawasan manajerial berdasarkan program yang telah disusun.

3. Mengevaluasi pelaksanaan program pengawasan pengawasan manajerial agar diketahui keberhasilan dan kegagalan pengawasan yang telah dilaksanakannya,

4. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pengawasan atau kita sebut pembinaan,

5. Menyusun pelaporan hasil pengawasan manajerial serta menindaklanjutinya untuk penyusunan program pengawasan berikutnya.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, manajerial. Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengelolaan kepala sekolah.

(9)

Pendampingan pengawas dilakukan terus-menerus dan sistematis dalam memfasilitasi kelompok maupun komunitas di sekolah untuk mencapai perubahan yang baik. Pendampingan adalah pembimbingan yang dilakukan oleh pengawas sekolah kepada guru dan kepala sekolah ditingkat satuan pendidikan melalui kegiatan pemantauan, konsultasi, penyampaian informasi, modeling, mentoring dan coading (Permendikbud 104tahun 2014).

Pendampingan kepala sekolah dalam supervisi manajerial dilakukan oleh pengawas secara konsisten terjadwal, untuk mencapai tujuan yang telah di programkan.

1.2. Rumusan Masalah

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sekolah adalah dengan melakukan akreditasi sekolah. Sebelum dilaksanakannya akreditasi sekolah ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sekolah dalam penyelenggaraan akreditasi tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut.

1.2.1. Bagaimanakah strategi yang ditempuh untuk persiapan pelaksanaan akreditasi sekolah di SD

(10)

Negeri Tlogorejo 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak?

1.2.2. Bagaimanakah pendampingan partisipatifdalam persiapan pelaksanaan akreditasi sekolah di SD Negeri Tlogorejo 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1.3.1. Untuk menjalankan strategi pendampingan partisipatif dalam persiapan pelaksanaan akreditasi di SD Negeri Tlogorejo 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.

1.3.2. Untuk menyiapkan sekolah dalam menghadapi pelaksanaan akreditasi sekolah melalui pendampingan partisipatifdi SD Negeri Tlogorejo 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.

1.4. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian tentang penyelenggaraan akreditasi sekolah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

(11)

1.4.1. Manfaat Teoritis

1.4.1.1. Diharapkan dapat memperdalam kajian pengetahuan dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui akreditasi sekolah. 1.4.1.2. Sebagai rujukan informasi bagi peneliti lain

dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.4.2. Manfaat Praktis

1.4.2.1. Sekolah diharapkan dapat memberikan informasi persiapan, pelaksanaan, bahan kajian tentang akreditasi sekolah.

1.4.2.2. Bagi dinas pendidikan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam kegiatan evaluasi dan pengambilan keputusan berkaitan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan.

1.4.2.3. Bagi komite sekolah dan masyarakat diharapkan menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk peningkatan mutu pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Mulai dari cara pandang yang baru terhadap sumber daya manusia yang ada sampai kepada peningkatan kualifikasi dan spesifikasi sumber daya manusia yang diperlukan serta

Anak menalar dengan mampu mengetahui:  Nama tempat pemberhantian kendaraan di darat (stasiun dan terminal)  Bentuk angka 17  Menghitung Jumlah kendaraan di darat

Dengan demikian, perhatian lebih besar seharusnya diberikan pada aspek status gizi maternal, baik status gizi pra hamil, status gizi kehamilan, dan status gizi laktasi karena

Penggunaan teknologi anaerobik dengan menggunakan reaktor rektor fixed bed (reaktor unggun tetap), selain dapat membantu menyelesaikan permasalahan pencemaran lingkungan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari gusjigang dan penerapan akuntansi terhadap literasi keuangan pra-nikah.. Jenis penelitian yang digunakan

Dengan demikian, maka variabel independen yang terdiri dari Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Kepemilikan Asing dapat menjelaskan atau mempengaruhi

Aplikasi Pengelolaan Pengajuan Kegiatan dari Masyarakat Desa Cipagalo adalah suatu aplikasi yang dibuat untuk memberikan kemudahan pada masyarakat maupun pihak Kantor

Literatürdeki çalışmaların çoğundan farklı olarak bazı kesit tesirlerinin de doğrudan belirlendiği bu çalışmada radyal doğrultuda değişken kalınlıklı