• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aku Cinta Indonesia. Seri Pembelajaran Tematik Terpadu. Tema 4 VII. Buku Guru SMPLB BUKU GURU AUTIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aku Cinta Indonesia. Seri Pembelajaran Tematik Terpadu. Tema 4 VII. Buku Guru SMPLB BUKU GURU AUTIS"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU GURU AUTIS

ISBN:

Buku T

ematik Kurikulum 2013

Tema 4 : Aku Cinta Indonesia

Seri Pembelajaran Tematik Terpadu

TEMATIK

Buku Tematik untuk kelas VII terdiri dari 8 Tema. Pada Tema 4 dengan Aku Cinta Indonesia, terbagi dalam empat subtema. Setiap subtema diuraikan kedalam lima pembelajaran dan satu evaluasi.

Buku ini sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran bagi peserta didik Autis. Tujuan utamanya membantu peserta didik m e n g e m b a n g k a n p e n g e t a h u a n , k e t e r a m p i l a n d a n s i k a p d e n g a n mengintegrasikan nilai PPK, GLS dan tujuan pendidikan abad 21. Proses pembelajaran bagi peserta didik menggunakan pendekatan b e l a j a r a k t i f d e n g a n m e n g a i t k a n m a s a l a h n y a t a y a n g mempertimbangkan karakteristik peserta didik dengan kondisi lingkungan sekitar dan keterampilan yang dapat dilakukan.

Melalui buku ini diharapkan bisa membantu siswa dan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran tentang Aku Cinta Indonesia seperti: indonesia kaya raya, indonesia berbudaya, indonesia cinta damai dan indonesia cerdas.

Buku Guru SMPLB

VII

Aku Cinta Indonesia

Buku Guru SMPLB Autis Kelas VII

Seri Pembelajaran Tematik Terpadu

Aku Cinta Indonesia

Tema 4

(2)
(3)

iv

Disklaimer: Buku ini merupakan buku Guru yang dipersiapkan Pemerintah

dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Dalam buku ini berisi pembelajaran tematik dengan tema Aku Cinta Indonesia yang terdiri dua subtema antaralain: Indonesia Kaya Raya, Indonesia Berbudaya, Indonesia Cinta Dama, dan Indonesia Cerdas. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam penerapan Kurikulum 2013 untuk satuan pendidikan khusus. Buku ini merupakan dokumen yang fleksibel yang senantiasa diperbaiki dan diperbaharui sesuai dengan kondisi, kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta disesuaikan dengan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Aku Cinta Indonesia/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan–Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2018.

xlii, 140-hal, Untuk SMPLB Kelas VII

Seri Pembelajaran Tematik Terpadu Untuk SMPLB Kelas VII ISBN:

I. Tematik Terpadu-Studi dan Pengajaran II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Penulis : Ahmad Damiyanto, S.Pd. Penelaah materi : Dr. Joko Yuwono, M.Pd. Ilustrator : Anggi Yanuariska, S.Sn. Setter : Muhammad Ma’ruf

Diterbitkan Oleh : Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

Cetakan Ke-1, 2018

Disusun dengan huruf Baar Metanoia, 12 pt MILIK NEGARA

(4)

v

KATA SAMBUTAN

Pada tahun pelajaran 2014/2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai memberlakukan Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus di seluruh SLB. Pemberlakuan kurikulum tersebut, diikuti dengan penyiapam buku teks pelajaran sebagai salah satu sarana pendukung dalam implementasi Kurikulum 2013. Kurikulum pendidikan khusus dirumuskan secara terpadu meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Kurikulum ini dikembangkan dengan mengakomodasi kebutuhan siswa pada setiap ketunaan.

Pada tahun pelajaran 2018/2019 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan PK dan LK mempersiapkan buku teks pelajaran untuk SMPLB kelas VII, yang sudah disesuaikan dengan Perdirjen Nomor 10 tahun 2017 tentang Stuktur Kurikulum, Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti dan Pedoman Imlementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.

Buku teks pelajaran untuk guru Tema 4 Aku Cinta Indonesia untuk Autis, ditulis dengan pendekatan Pembelajaran Tematik Terpadu agar siswa Autis lebih mudah memahami pengetahuan faktual. Siswa dapat mencapai kompetensi melalui proses pembelajaran transdisipliner dengan tema-tema tertentu yang dikaitkan dengan keterampilan dan konteks lingkungan yang harus dipahami. Buku teks pembelajaran SMPLB kelas VII dirancang menjadi 8 tema untuk setiap ketunaan. Tema 1 s.d. 7 dikembangkan masing-masing dalam 4 subtema dan setiap subtema dibuat dalam 3 pembelajaran. Untuk tema 8 dikembangkan dalam 3 subtema, masing-masing subtema dibuat dalam 3 pembelajaran.

Buku teks pelajaran ini mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi yang memuat rencana pembelajaran yang berbasis aktivitas dan merupakan penjabaran rerata yang bias dinaikan atau diturunkan oleh guru sesuai dengan kemampuan siswa berkebutuhan khusus. Buku ini merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa yang dapat dipadukan dengan sumber belajar lainnya sesuai dengan kemampuan siswa berkebutuhan khusus.

(5)

vi

Kami berharap buku ini bias bermanfaat bagi siswa dan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di sekolah, Selain itu, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh Kepala Sekolah, Pengawas dan layanan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus.

Selain diperuntukkan bagi siswa yang belajar di sekolah luar biasa, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh siswa berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah inklusif. Saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Melalui kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Saudara Ahmad Damiyanto, S.Pd. sebagai penulis, Dr. Joko Yuwono, M.Pd. sebagai penelaah, Anggi Yanuariska sebagai ilustrator dan Muhammad Ma’ruf sebagai setter yang telah mencurahkan pemikirannya untuk mempersiapkan buku ini dengan baik.

September 2018

Direktur Pembinaan PK dan LK

Poppy Dewi Puspitawati NIP196305211988032001

(6)

vii

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku guru Tematik Terpadu Kurikulum Pendidikan Khusus 2013 dengan Tema: ”Aku Cinta Indonesia”.

Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber belajar siswa dalam proses belajar berbasis aktivitas melalui pendekatan saintifik di sekolah. Penulisan buku ini mengacu pada silabus pembelajaran yang telah ditetapkan serta disesuiakan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Khusus. Buku ini dibagi dalam 4 subtema, setiap subtema terdiri dari 3 pembelajaran, dimana pada pembelajaran ke 3 ditambahkan rangkuman materi, penilaian diri “ayo berlatih kejujuran”, latihan evaluasi dengan materi pembelajaran 1 sampai dengan 3. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat langsung merefleksi materi pelajaran, mengembangkan kreatifitas berbasis fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Pendidikan Khusus dan Layananan Khusus (PKLK) yang telah memfasilitasi penulis dalam menyusun buku ini. Pusat Kurikulum dan Perbukuan (PUSKURBUK) yang telah memberikan bimbingan dan arahan, serta Para Akademisi PLB yang telah memberikan telaah dan kajian mendalam tentang kelayakan buku ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman guru atas masukkan dan saran, serta kepada para siswa berkebutuhan khusus yang telah memberikan inspirasi sehingga buku ini dapat terwujud.

Penulis berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi anak berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kompetensi yang ada. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan, baik substansi maupun teknis penulisannya. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan buku ini.

(7)

viii

DAFTAR ISI

Katalog Dalam Terbitan (KDT) ... iv

Sambutan Direktur PK dan LK Kemendikbud ... v

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar tabel ... x

Tentang Panduan Buku Guru ... xi

Bagaimana menggunakan Buku Panduan Guru ... xii

Tentang Anak Autis ... xiv

Kegiatan Bersama Orangtua ... xxii

Panduan Penilaian ... xxii

Standar Kompetensi Kelulusan ... xxxi

Kompetensi Inti ... xxxi

Pemetaan Kompetensi Dasar ... xxxii

Pemetaan subtema 1 ... 1

Ruang lingkup Pembelajaran Subtema 1 ... 2

Pembelajaran 1 ... 6

Pembelajaran 2 ... 14

Pembelajaran 3 ... 23

Pemetaan subtema 2 ... 35

Ruang lingkup Pembelajaran Subtema 2 ... 36

Pembelajaran 1 ... 40

Pembelajaran 2 ... 50

Pembelajaran 3 ... 57

Pemetaan subtema 3 ... 69

Ruang lingkup Pembelajaran Subtema 3 ... 70

Pembelajaran 1 ... 74

Pembelajaran 2 ... 80

(8)

ix

Pemetaan subtema 4 ... 101

Ruang lingkup Pembelajaran Subtema 4 ... 102

Pembelajaran 1 ... 107 Pembelajaran 2 ... 115 Pembelajaran 3 ... 123 Glosarium ... 135 Daftar Pustaka ... 136 Profil Penulis ... 137 Profil Penelaah ... 138 Profil Setter ... 139 Profil Ilustrator ... 140

(9)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Klasifikasi Tingkatan DSM V ... xvi

Tabel 1.2 Indikator disiplin ... xxiii

Tabel 1.3 Lembar pengamatan sikap disiplin ... xxiv

Tabel 1.4 Lembar pengamatan sikap spiritual ... xxv

Tabel 1.5 Lembar penilaian sikap spiritual ... xxv

Tabel 1.6 Lembar pengamatan sikap sosial ... xxvi

Tabel 1.7 Lembar penilaian sikap sosial ... xxvi

Tabel 1.8 Lembar penilaian diri ... xxvii

Tabel 1.9 konversi nilai ... xxix

Tabel 1.10 Kriteria penilaian unjuk kerja ... xxx

Tabel 1.11 Pemetaan kompetensi dasar ... xxxii

Tabel 1.12 Ruang lingkup subtema 1 ... 2

Tabel 1.13 Ruang lingkup subtema 2 ... 36

Tabel 1.14 Ruang lingkup subtema 3 ... 70

(10)

xi

Tentang Panduan Buku Guru

Buku Panduan Guru disusun untuk memudahkan para guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik terpadu. Buku ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Jaringan tema yang memberi gambaran kepada guru tentang suatu tema yang melingkupi beberapa kompetensi dasar (KD) dan indikator dari berbagai mata pelajaran.

2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran.

3. Kegiatan pembelajaran tematik terpadu untuk menggambarkan kegiatan pembelajaran yang menyatu dan mengalir.

4. Pengalaman belajar yang bermakna untuk membangun sikap dan perilaku positif, penguasaan konsep, keterampilan berpikir saintifik, berpikir tingkat tinggi, kemampuan menyelesaikan masalah, inkuiri, kreativitas, dan pribadi reflektif.

5. Berbagai teknik penilaian siswa.

6. Informasi yang menjadi acuan kegiatan remedial dan pengayaan. 7. Kegiatan interaksi guru dan orang tua, yang memberikan kesempatan

kepada orang tua untuk ikut berpartisipasi aktif melalui kegiatan belajar siswa di rumah.

Petunjuk penggunaan buku guru.

Kegiatan pembelajaran di buku ini dirancang untuk mengembangkan kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) siswa melalui aktivitas yang bervariasi. Aktivitas tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Membuka pelajaran dengan cara yang menarik perhatian siswa, seperti membacakan cerita, bertanya jawab, bernyanyi, melakukan permainan, demonstrasi, dan pemecahan masalah.

2. Menginformasikan tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat mengorganisir informasi yang disampaikan (apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan).

(11)

xii

3. Menggali pengetahuan siswa yang diperoleh sebelumnya agar siswa bisa mengaitkan pengetahuan terdahulu dengan yang akan dipelajari.

4. Memberi tugas yang bertahap guna membantu siswa memahami konsep. 5. Memberi tugas yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat

tinggi.

6. Memberi kesempatan untuk melatih keterampilan atau konsep yang telah dipelajari.

7. Memberi umpan balik yang akan menguatkan pemahaman siswa.

Bagaimana Menggunakan Buku Ini

1. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.

2. Pahamilah setiap kompetensi dasar dan indikator yang terkait dengan tema yang diajarkan.

3. Upaya ketercapaian Kompetensi Inti (KI) I dan II dalam semua kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah guna mendukung pembentukan sikap, pengetahuan, dan perilaku positif

4. Cocokan setiap langkah kegiatan yang terdapat di buku siswa sesuai dengan hal dimaksud.

5. Mulailah pembelajaran dengan pengantar yang sesuai dengan tema dan kaitan tema tersebut dengan lingkungan sekitar anak dan sekolah. Siswa tertarik mengikuti pembelajaran sesuai dengan kondisi yang mereka kenal. Demikian pula pada saat menutup pelajaran, kaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dialami siswa memudahkan siswa memahami makna kegiatan pembelajaran. Pemberian pengantar pada setiap perbindahan tema yang sesuai dengan kondisi dan kegiatan sehari-hari siswa untuk memaksimalkan manfaat dan keberhasilan pendekatan tematik terpadu. 6. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran.

Temukan juga kegiatan alternative apabila kondisi yang terjadi kurang sesuai dengan perencanaan.

(12)

xiii 7. Penyesuaian materi pelajaran dapat dilakukan sesuai kemampuan

individual siswa di kelas. Jika diperlukan pada siswa yang lebih cepat menyelesaikan tugasnya dapat diberikan materi pengayaan yang antara lain berupa bacaan-bacaan yang mendukung pembelajaran. Adapun siswa yang tidak dapat menguasai kemampuan yang ditentukan dapat diberikan pengulangan pada bagian yang belum dapat dikerjakan siswa. Jika telah dilakukan pengulangan berkali-kali siswa belum juga dapat menguasai kemampuan tersebut, guru perlu menganalisis kesesuaian indikator dengan kemampuan siswa.

8. Pilihlah metode pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi yang diajarkan dan tujuan yang ingin dicapai.

9. Jadikanlah lingkungan sebagai media dan sumber belajar siswa.

10. Perhatikan alokasi waktu yang tersedia sesuai dengan struktur kurikulum. Guru kelas perlu memperhatikan kerja kolaborasi dengan guru mata pelajaran (termasuk pelajaran Kemandirian) agar pembahasan materi pelajaran seiring dan berkesinambungan. memperhatikan taraf berfikir dan usia siswa. Sedapat mungkin kaitkan kegiatan pembelajaran tema akademik dengan pendidikan kemandirian dalam bidang ketrampilan. 11. Jalin kerjasama dengan orang tua/wali, tenaga kependidikan, petugas

kantin dan pedagang di sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk mengembangkan pembelajaran.

12. Libatkan semua siswa tanpa kecuali dan yakini bahwa setiap siswa cerdas dengan keunikan masing-masing. Dengan demikian, pemahaman tentang kecerdasan majemuk, gaya belajar siswa serta beragam faktor belajar siswa, sangat dibutuhkan.

13. Buatlah catatan refleksi setelah satu subtema selesai, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya faktor-faktor yang menyebabkan pembelajaran berlangsung dengan baik, kendala-kendala yang dihadapi, dan ide-ide kreatif untuk pengembangan lebih lanjut.

(13)

xiv

Tentang Anak Autisme

Kata autis berasal dari bahasa Yunani, yaitu Autos yang berarti diri sendiri dan Isme yang berarti aliran. Secara harfiah berarti suatu paham atau aliran yang terfokus pada dunianya sendiri, sebab penyandang autis atau autisme seakan-akan hidup dalam dunianya sendiri.

Berk (2003) menuliskan autisme dengan istilah ”absorbed in the self” (keasyikan dalam dirinya sendiri). Wall (2004) menyebutnya sebagai ”aloof

atau withdrawan” dimana anak-anak dengan gangguan autisme ini tidak

tertarik dengan dunia di sekitarnya. Hal yang senada diungkapkan oleh Tilton (2004) bahwa pemberian nama autisme karena hal ini dSyahiraini dari ”keasyikan yang berlebihan” dalam dirinya sendiri. Jadi, autisme dapat diartikan secara sederhana sebagai anak yang suka menyendiri/asyik dengan dunianya sendiri.

Handoyo (2013) mengungkapkan bahwa autistik atau autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks pada seseorang menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Demikian juga dengan Gayatri (2010) mengemukakan bahwa autis atau autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, sering kali gejala tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Gangguan perkembangan ini mempengaruhi kemampuan komunikasi (berbicara dan berbahasa), kemampuan berinteraksi sosial (tidak tertarik untuk berinteraksi) dan perilaku (hidup dalam dunianya sendiri).

Autisme mempunyai rentangan kemampuan dari ringan hingga berat sehingga para ahli memberi istilah spectrum. Para dokter dan psikolog mende nisikan kelainan spektrum autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) sebagai keadaan di mana terdapat tiga ketidakmampuan yang berbeda, yaitu: (1) ketidakmampuan dalam berinteraksi secara sosial,(2) hambatan berkomunikasi, dan (3) keterlambatan kemampuan bahasa dan kognitif (Prizant & Wetherby, dalam Volkmar, 2005). Pendapat tersebut didukung oleh Santrock (2008) gangguan spektrum autisme (autism spectrum disorder-ASD) atau gangguan pervasif adalah gangguan yang ditandai dengan adanya masalah-masalah dalam interaksi sosial, masalahmasalah dalam komunikasi verbal dan nonverbal, serta perilaku repetitif. Perbedaan-perbedaan pada area ini biasanya diketahui sebelum anak berusia 3 tahun.

(14)

xv Sedangkan menurut DSM-V (2013) anak autis cenderung memiliki gangguan komunikasi, seperti merespon secara tidak tepat ketika sedang mengadakan percakapan, salah membaca interaksi nonverbal, atau memiliki kesulitan membangun persahabatan yang sesuai dengan usia anak. Selain itu, anak autis terlalu tergantung pada rutinitas, sangat sensitive terhadap perubahan di lingkungannya, atau sangat terfokus pada item yang tidak pantas. Gejala anak autis akan nampak pada sebuah kontinum, dengan beberapa individu yang menunjukkan gejala ringan dan yang mengalami gejala yang lebih parah. Spektrum ini akan memungkinkan menjelaskan variasi gejala dan perilaku dari setiap individu.

Neuro Developmental Work Group (dalam DSM-5) merekomendasikan

sebuah kategori baru tentang Autism Spectrum Disorder (ASD). Kategori ini akan menggabungkan beberapa diagnosa yang sebelumnya terpisah, termasuk autis gangguan asperger, gangguan disintegrasi masa kanakkanak dan gangguan perkembangan pervasif. Usulan penggabungan ini menegaskan bahwa gejala pada keempat gangguan tersebut merupakan kontinum dari ringan sampai berat, bukan diagnosis sederhana yang terpisah untuk gangguan tertentu. Kriteria diagnostik yang diusulkan untuk ASD menentukan tingkat keparahan dan menggambarkan status perkembangan individu secara keseluruhan, terutama dalam komunikasi sosial dan kognitif maupun perilaku motorik. Dalam diagnosa gangguan spektrum autisme (GSA) menurut DSM V (Diagnostic and Statistic Manual V) dalam Kemendikbud (2014) diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan atau level sebagai mana tampak pada Tabel 2 berikut.

(15)

xvi

Tabel 2 Klasifikasi Tingkatan DSM V Tabel. 1.1 : Klasifikasi Tingkatan DSM V

Tingkat/Level Komunikasi Sosial Perilaku

Level 3

Sangat membutuhkan dukungan

Kekurangan yang berat aspek komunikasi verbal dan non verbal menyebabkan

gangguan yang berat dalam keinginan mengawali interaksi sosial dan sangat terbatas terhadap ajakan bersosialisasi dari pihak lain.

Perilaku yang tidak eksibel, kesulitan ekstrim menghadapi perubahan, Kesulitan besar dalam merubah perhatian dan tindakan. Level 2 Memerlukan dukungan atau bantuan sedang Ditandai dengan kekurangan dan keterbatasan dalam berinteraksi serta dalam memberikan respon secara sosial respon yang sedikit atau abnormal terhadap ajakan bersosialisasi dari pihak lain.

Perilaku yang tidak eksibel, kesulitan menghadapi perubahan, atau perilaku-perilaku berulang terbatas lainnya Kesulitan

merubah perhatian dan tindakan. Level 1 Memerlukan dukungan atau bantuan ringan Mengalami kendala atau kekurangan dalam komunikasi social, kurang berinisiasi dalam berinteraksi sosial, dan respon yang tidak normal atau tidak sukses terhadap ajakan orang lain.

Kesulitan beralih diantara beberapa akti tas. Permasalahan dalam mengorganisir dan merencanakan sesuatu.

(16)

xvii

Karakteristik anak autime

Karakteristik yang menonjol pada anak autisme adalah kesulitan membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi serta perasaan orang lain. Cohen (2003) mengemukakan bahwa ada tiga kelompok gangguan tingkah laku yang tampak pada penyandang autisme, yaitu interaksi sosial, imajinasi, dan komunikasi. Hubungan sosial anak autisme memiliki hambatan dalam kualitas berinteraksi dengan individu di sekitar lingkungannya. Anak autisme sering terlihat menarik diri, acuh tak acuh, lebih senang bermain sendiri, menunjukkan perilaku yang tidak hangat, tidak ada kontak mata dengan orang lain, dan nampak merasa cemas apabila ditinggalkan orang tuanya (Volkmar, 2005).

Anak autisme memiliki kesulitan memahami dan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kesulitan berkomunikasi anak autisme dalam menggunakan bahasa menyangkut dua aspek yakni aspek

receptive language (bahasa reseptif) dan expresive language (bahasa ekpresif)

(Alloy dkk, 2005, hal: 426). Maurice (1996) menyebutnya sebagai receptive

speech dan expresive speech. Bahasa reseptif merupakan kemampuan anak

dalam mendengar dan memahami bahasa. Sedang bahasa ekspresif merupakan kemampuan anak untuk menggunakan bahasa baik verbal, tulisan maupun gestur.

Autisme ringan menunjukkan kemampuan menghafal di atas ratarata, mempunyai kelebihan perbendaharaan kata-kata yang banyak, namun tidak mampu menggunakannya dalam kalimat secara benar. Anak autisme ringan mampu mengidenti kasi kata-kata dan dapat membaca pada usia yang sangat muda. Secara umum autisme ringan tidak menunjukkan adanya keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki intelligence quotient (IQ) rata-rata hingga di atas rata-rata (Volkmar, 2005). Secara klinis tidak ada keterlambatan yang berarti pada bahasa, kognisi, kemampuan menolong diri sendiri atau kemampuan adaptasi.

Adapun karakteristik atau ciri-ciri autis yang sering ditemukan adalah tidak bisa bersosialisasi dengan teman sebaya, lebih suka menyendiri, menarik diri dari pergaulan, menghindari kontak mata, tidak peka terhadap rasa sakit, terpaku pada benda-benda tertentu, dan biasanya disertai hiperaktif atau hipoaktif. Triantoro (2004) mengemukakan bahwa gambaran umum anak

(17)

xviii

yang mengalami gangguan autistik atau autism adalah menunjukan kurang respon terhadap orang lain, mengalami kendala

berat dalam kemampuan komunikasi, dan memunculkan komunikasi yang aneh terhadap berbagai aspek lingkungan di sekitarnya, yang semua ini berkembang pada masa 30 bulan pertama anak. Sedangkan Prasetyono (2008) memberikan gambaran bahwa anak autistik memiliki gambaran yang unik dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) anak sangat selektif terhadap rangsangan, sehingga kemampuan anak menangkap isyarat yang berasal dari lingkungan sangat terbatas (2) kurang motivasi, anak tidak hanya seing menarik diri dan asyik sendiri, tetapi juga cenderung tidak termotivasi menjelajahi lingkungan baru atau memperluas lingkup perhatian mereka (3) memiliki respons stimulasi diri tinggi, anak mmenghabiskan sebagian waktunya untuk merangsang dirinya sendiri, misalnya bertepuk tangan,mengepak-ngepakan tangan, memandangi jari-jemari, sehingga kegiatan ini tidak produktif (4) memiliki respons terhadap imbalan, anak mau belajar jika mendapat imbalan langsung dari jenis imbalannya sangat individual, akan tetapi respon ini akan berbeda setiap anak autistik.

Selain itu,menurut Roth (2010) ciri-ciri autistik atau autisme adalah terjadinya gangguan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, gangguan sensoris, gangguan pola bermain, ganguan prilaku dan gangguan emosi. Gangguan-gangguan tersebut meliputi sebagai berikut.

1. Gangguan komunikasi, seperti : (a) perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada; (b) anak seperti tuli,sulit bicara atau pernah bicara kemudian sirna; (c) kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya; (d) mengoceh tanpa arti berulang-ulang, dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang lain; (e) bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi; (f) senang meniru atau membeo; dan (g) senang menarik tangan orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan.

2. Gangguan interaksi sosial, interaksi sosial anak autistik biasanya (a) lebih suka menyendiri; (b) tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan; (c) tidak tertarik untuk bermain bersama teman.

(18)

xix 3. Gangguan sensoris, seperti : (a) sangat sensistif terhadap sentuhan,

seperti tidak suka dipeluk; (b) bila mendengar suara keras langsung menutup telinga; (c) senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda; dan (d) tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut. 4. Gangguan pola bermain, seperti : (a) tidak bermain seperti anak-anak

pada umumnya; (b) tidak suka bermain dengan anak sebayanya; (c) tidak kreatif, tidak imajinatif; (d) tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik kemudian rodanya diputar-putar; (e) senang akan benda-benda yang berputar, seperti kipas angin, roda sepeda (f) sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa ke mana-mana.

5. Gangguan perilaku, seperti: (a) dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif); (b) memperlihatkan prilaku stimulasi, seperti bergoyang-goyang, mengepak-ngepakan tangan seperti burung, dan berputar-putar; (c) tidak suka terhadap perubahan.

6. Gangguan emosi, seperti : (a) sering marah tampa alasan yang jelas, tertawa-tawa, dan menangis tampa alasan; (b) temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau tidak dipenuhi keinginannya ; (c) kadang suka menyerang dan merusak; (d) berprilaku menyakiti diri sendiri; dan (e) tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain.

Prinsip Pembelajaran Anak Autisme

Beberapa prinsip pembelajaran bagi anak Autisme adalah :

1. Isyarat visual / verbal

Isyarat visual/ verbal adalah pengajaran yang diberikan pada peserta didik dengan autisme untuk membantu mereka melengkapi tugas-tugas yang diinginkan. Ini mungkin dilakukan dengan cara non verbal atau verbal, dengan menggunakan tanda manual atau startegi visual. Strategi visual merupakan strategi pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkret atau semi konkret atau simbol-simbol dalam menyampaikan pembelajaran.

(19)

xx

2. Pemodelan (Modelling)

Pemodelan merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan guruatau teman sebaya untuk menjadi model, terutama ketika mengajarkan keterampilan-keterampilan baru.

3. Visual Support

Visual support digunakan untuk meningkatkan komunikasi, mentransfer

informasi, perilaku dan mengembangkan kemandirian. Ini termasuk daftar visual (jadwal), urutan suatu pekerjaan, ekspresi wajah, gestures dan bahasa tubuh.

4. Prompting

Promting merupakan isyarat tambahan untuk membantu memfasilitasi

respon yang benar. Individu membutuhkan bimbingan secara fisik untuk mengerjakan tugas. Memberikan dorongan secara fisik sering menjamin keberhasilan individu. Reinforcment harus segera diberikan apabila siswa selesai mengerjakan tugas mandirinya.

5. Fading

Fading merupakan pengurangan bantuan secara sistematis. Pengurangan bantuan fisik secara bertahap. Teknik ini berhasil dalam mengajarkan keterampilan baru. Pengurangan ini sangat penting supaya siswa tidak tergantung pada bantuan dan isyarat.

6. Shaping

Perilaku terkadang dapat dibentuk sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau yang ingin dicapai. Shaping merupakan prosedur yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku yang tidak ada pada diri seseorang. Shaping biasanya digunakan untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan yang sulit, seperti memakai baju, makan dan bersosialisasi dengan orang lain.

7. Chainning

Chainning adalah menciptakan perilaku yang rumit dengan menggabungkan perilaku-perilaku sederhana yang telah menjadi bagian dalam diri seseorang. Contohnya dalam menyikat gigi : pertama menorehkan pasta gigi pada sikat gigi, kemudian memasukkan sikat gigi ke mulut dan kemudian mulai menggosok gigi ke atas ke bawah, ke samping kiri dan kanan.

(20)

xxi Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran bersama anak autisme, yaitu:

a. Gunakan bahasa yang sederhana dan hindari bahasa verbal yang berlebihan terlepas dari kemampuan komunikasi anak.

b. Perkenalkan dukungan visual dalam seluruh sesi pembelajaran dan gunakan isyarat visual.

c. Rencanakan perubahan strategi termasuk dukungan visual untuk mempersiapkan siswa untuk perubahan rutinitas.

d. Memahami kecederungan untuk fokus pada detail dan ketidakmampuan untuk memahami gambar yang lebih besar.

e. Memberikan feedback yang positif dan mendorong semua anak untuk mencapai hasil yang gemilang.

f. Menyadari pentingnya konsistensi dan rutinitas dalam membantu individu dengan autisme untuk mengatasi kehidupan sehari-hari. g. Memaksimalkan penggunaan dari dukungan visual dan meminimalkan

ketergantungan pada pemikiran abstrak.

h. Mengurangi faktor yang menyebabkan stres termasuk menunggu, kontak fisik, ambiguitas dan yang berlebihan.

i. Ketika memberi instruksi kepada siswa usahakan sekonkrit mungkin. j. untuk mempersiapkan siswa sebelumnya atas setiap perubahan pada

rutinitas biasa dan menggunakan dukungan visual untuk memastikan bahwa pesan diterima.

k. Menghindari instruksi secara verbal yang kompleks dan gunakan bahasa yang sederhana (kemendikbud, 2014).

Kegiatan bersama Orang Tua

Secara khusus, di setiap akhir pembelajaran pada Buku Siswa, terdapat kolom untuk orang tua dengan subjudul ‘Kegiatan bersama Orang Tua’. Kolom ini berisi informasi tentang materi yang dipelajari dan aktivitas belajar yang dapat dilakukan siswa bersama orang tua di rumah. Orang tua diharapkan berdiskusi dan terlibat dalam aktivitas belajar siswa. Guru perlu membangun komunikasi dengan orang tua sehubungan dengan kegiatan pembelajaran yang akan melibatkan orang tua dan siswa di rumah.

(21)

xxii

Beberapa Singkatan Nama Mata Pelajaran dan Kepanjangannya

1. SBdP : Seni Budaya dan Prakarya

2. PPKn : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Panduan Penilaian

I. Teknik dan Instrumen Penilaian.

Secara umum aspek yang dinilai menjadi 3 ranah, diantaranya sebagai berikut:

a. Penilaian sikap yang terdiri dari sikap religi dan sosial. b. Penilaian pengetahuan.

c. Penilaian keterampilan.

1) Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap

Pada semester I, berbagai sikap atau nilai karakter yang akan dikembangkan meliputi jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, patuh terhadap tata tertib, teliti, kasih sayang, kerja sama, menghargai, dan sebagainya.

Untuk mencapai sikap atau nilai karakter tersebut, selain dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai aktivitas pembelajaran yang dilakukan, guru diharapkan dapat melakukan penilaian secara langsung atas ketercapaian nilai karakter tertentu pada diri siswa. Langkah-langkah di bawah ini dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan penilaian.

(a) Mengingat kendala yang ada, terutama ketersediaan waktu, maka dalam 1 semester, guru dapat menentukan 2 atau 3 nilai karakter yang akan dikembangkan dan dinilai secara langsung. Jenis karakter yang akan dikembangkan, hendaknya menjadi keputusan sekolah, meskipun tidak menutup kemungkinan, dalam satu kelas ada tambahan 1 atau 2 nilai karakter lain, sesuai dengan kebutuhan di kelas tersebut.

(22)

xxiii (b) Misalnya dalam semester 2 ini, nilai karakter yang akan

dikembangkan adalah :

 Disiplin

 Kerja sama

 Percaya diri

(c) Setiap karakter dibuatkan indikator. Contoh indikator disiplin dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. 1.2 : Indikator disiplin

Nilai Karakter yang Dikembangkan

Definisi Indikator

Disiplin Ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan

 Kehadiran ke sekolah tepat waktu

 Senantiasa menjalankan tugas piket

 Menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang disepakati (d) Kembangkan instrumen penilaian, misalnya lembar pengamatan.

Contoh Lembar Pengamatan

Nilai Karakter yang Dikembangkan: Disiplin Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Ket.

Bulan: ... 2018

Tabel. 1.3 : lembar pengamatan sikap disiplin

No Nama

Perkembangan

Ket Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

B T M T M B S M B T M T M B S M B T M T M B S M B T M T M B S M

(23)

xxiv

Keterangan:

Tahapan perkembangan nilai karakter sebagaimana tercantum dalam Kerangka Acuan Pendidikan Karakter (Kemendiknas, 2010) meliputi:

BT: Belum Terlihat

apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator karena belum memahami makna dari nilai itu (tahap anomi).

MT: Mulai Terlihat

apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten karena sudah ada pemahaman dan mendapat penguatan lingkungan terdekat (tahap heteronomi).

MB: Mulai Berkembang

apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten, karena selain sudah ada pemahaman dan kesadaran juga mendapat penguatan lingkungan terdekat dan lingkungan yang lebih luas (Tahap Sosionomi).

SM: Sudah Membudaya,

apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten karena selain sudah ada pemahaman dan kesadaran dan mendapat penguatan lingkungan terdekat dan lingkungan yang lebih luas sudah tumbuh kematangan moral (tahap autonomi).

Catatan:

Guru diharapkan mengembangkan teknik dan instrumen penilaian lebih lanjut menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah.

(1) Observasi

Sikap dan perilaku keseharian siswa direkam melalui observasi. Berikut adalah contoh format lembar observasi. Aspek sikap dan perilaku yang diobservasi dapat disesuaikan dengan kegiatan pada saat itu.

(24)

xxv

Contoh Lembar Observasi Sikap Spiritual

Nama Dodi

Kelas/semester Kelas VII/Sem 1

Pelaksanaan pengamatan Di luar/di dalam pembelajaran

Tabel. 1.4 : lembar pengamatan sikap spiritual

No Aspek

Kriteria

4 3 2 1

Sangat baik Baik cukup Perlu

bimbingan 1 Berdoa pada awal pelajaran Mandiri dalam melakukan doa pada awal pembelajaran Mandiri dalam melakukan doa dengan sedikit bantuan di ingatkan isi doa Perlu diingatkan dalam melakukan doa di awal pembelajaran Selalu diingatkan dan diajak untuk berdoa pada awal pembelajaran

2 Perilaku syukur Dengan kesadaran sendiri mengucapkan syukur setiap saat atas anugerah Tuhan Mengucapkan syukur setiap saat atas anugerah Tuhan meski kadang diingatkan Mengucapkan syukur atas anugerah Tuhan jika diingatkan Perlu bimbingan dalam mengucapkan syukur atas anugerah Tuhan Penilaian

Tabel. 1.5 : lembar peniaian sikapspiritual

No Nama

Perolehan Nilai per Aspek

Deskripsi Penilaian Ketaatan beribadah Perilaku syukur ...

1 Adi 3 3 .... Adi baik dalam

melakukan doa pada awal pembelajaran

2 Ali 4 3 .... Ali sangat baik dalam

dalam melakukan doa pada awal pembelajaran, dan baik dalam perilaku syukur.

(25)

xxvi

Contoh Lembar Observasi Sikap Sosial

Nama Yudi

Kelas/semester Kelas VII/Sem 1

Pelaksanaan pengamatan Di luar/di dalam pembelajaran

Tabel. 1.6 : lembar pengamatan sikap sosial

No Aspek

Kriteria

4 3 2 1

Sangat baik Baik cukup Perlu bimbingan 1 Tanggung Jawab Selalu melaksanaka n tugas yang menjadi tanggung jawabnya Kadang-kadang melaksanaka n tugas yang menjadi tanggung jawabnya Melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya jika diingatkan Perlu bimbingan dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya 2 Toleransi Mampu dan

mau bekerjasama dengan teman yang memiliki keberagaman suku budaya Kadang-kadang bekerjasama dengan teman yang memiliki keberagaman suku budaya Mau bekerjasama dengan teman yang memiliki keberagaman suku budaya jika diingatkan Perlu bimbingan dalam bekerjasama dengan teman yang memiliki keberagaman suku budaya Penilaian

Tabel. 1.7 : lembar penilaian sikap sosial

No Nama Perolehan Nilai per Aspek Deskripsi Penilaian Disiplin Peduli ...

1 Dodi 1 2 .... Dengan bimbingan dan

pendampingan yang lebih baik, Adi akan mampu meningkatkan sikap tanggung jawab dan menghargai keberagaman.

2 Yudi 3 3 .... Ali baik dalam tanggung

jawab dan sikap menghargai kepada teman

(26)

xxvii

(2) Penilaian diri (self assessment)

Penilaian diri digunakan untuk memberi penguatan (reinforcement) terhadap kemajuan belajar siswa. Penilaian diri memberi peluang kepada siswa untuk memonitor, memberi penilaian dan mengevaluasi perkembangan belajarnya sendiri. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menjadi pembelajar sejati yang mandiri.

Contoh format penilaian diri aspek sikap

Nama ... Kelas ... Semester ...

Kegiatan Bercerita Tanggal

Beri tanda ceklist () untuk setiap pernyataan yang paling menggambarkan sikapmu. Tidak ada pilihan benar atau salah, lakukanlah secara jujur.

Tabel. 1.8 : lembar penilaian diri

No Pernyataan ya Tidak

1 Saya mau bercerita

2. Saya bercerita sesuai dengan isi gambar 3. Saya bercerta dengan runtut

4. Saya bercerita dengan menggunakan bahasa Indonesia

5. Saya memperhatikan saat orang lain bercerita

2) Teknik dan Instrumen Penilaian Pengetahuan a) Instrumen tes tertulis dalam bentuk soal

Tes tulis dilaksanakan berdasarkan indikator setiap KD. Bentuk soal tes tertulis seperti

(1) Memilih jawaban (benar/salah, menjodohkan, pilihan ganda dan bentuk lainnya)

(2) Mensuplai jawaban (mengisi/melengkapi, menjawab dengan singkat, menguraikan).

(27)

xxviii

Contoh penilaian tertulis dikutip dari buku siswa tema 3 subtema 1

1. Perhatikan gambar di samping. Habitat hidup katak adalah....

A. air B. darat

C. darat dan air

2. Berikut ini hewan yang berhabitat di darat adalah .... A. katak, buaya, dan kura-kura

B. singa, gajah, dan semut C. ikan, kerang dan udang 3. 8 x 7 = ....

A. 42 B. 49 C. 56

4. Edi memiliki 5 kandang ayam, setiap kandang berisi 5 ekor ayam. Berapa ekor jumlah ayam Edi ?

A. 25 B. 15 C. 10

5. Perhatikan gambar di samping Alat tersebut termasuk teknologi .... A. produksi B. konsumsi C. informasi Kunci Jawaban: 1. D 2. B 3. C 4. A 5. A

(28)

xxix Penilaian =skor yang diperoleh

skor Maksimal x 100

Keterangan:

 Skor yang diperoleh adalah jumlah skor yang diperoleh siswa dari kriteria 1 dan kriteria 2.

 Skor ideal adalah perkalian dari banyaknya kriteria dengan skor tertinggi. Sebagai contoh ini, skor maksimal = 2 x 5 = 10.

Perhitungan nilai akhir siswa:

 Dodi : 108x 100 = 80

 Yudi : 1010 x 100 = 100

Tabel. 1.9 : konversi nilai

Konversi Nilai (Skala 0-100) Predikat Klasifikasi

81-100 A SB (Sangat Baik)

66-80 B B (Baik)

51-65 C C (Cukup)

(29)

xxx

3) Teknik dan Instrumen Penilaian Keterampilan

Instrumen unjuk kerja dalam bentuk Rubrik Penilaian. Contoh Rubrik Penilaian Menggambar

Tabel. 1.10 : kriteria penilaian unjuk kerja

No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Belum

mampu 1. Membuat pola Memenuhi 3 aspek (pola memiliki kesesuain dengan bentuk, memilik ketepatan ukuran pada pola gambar, teksture garis memiliki keterkaitan) Memenuhi 2 dari 3 aspek Memenu hi 1 dari 3 aspek Belum memenuhi semua

2. Mewarnai Memenuhi 3 aspek (kerapihan dalam mewarnai gambar, ketelitian dalam mewarnai, komposisi warna pada gambar, ) Memenuhi 2 dari 3 aspek Memenu hi 1 dari 3 aspek Belum memenuhi semua

(30)

xxxi

Standar Kopetensi Kelulusan Dan Kompetensi Inti

1. Standar Kopetensi Kelulusan

SIKAP Memiliki prilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertangguang jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

PENGETA-HUAN

Memiliki pengetahuan yang factual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dalam wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain.

KETERAM-PILAN

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan kongkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

2. Kompetensi Inti

1. Menerima, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya

3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

xxxvi i

(37)

xxxvii i

(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

2

Ruang Lingkup Pembelajaran Subtema 1 Tabel 1.12 Ruang lingkup subtema 1

Subtema 1 : Indonesia Kaya Raya

Pembelajaran Langkah-langkah Pembelaran Indikator

Keberagaman hewan

1. Mengamati gambar

penyebaran hewan langkah di Indonesia.

2. Menjawab pertanyaan sesuai dengan isi gambar.

3. Mencari tahu tempat habitat hewan langkah di Indonesia. 4. Menuliskan nama hewan di

sekitar lingkungan tempat tinggal.

5. Mencari gambar hewan langka di Indonesia.

6. Menempelkan gambar pada selembar kertas karton. 7. Mengamati gambar hewan

langka di Indonesia.

8. Menjawab pertanyaan sesuai dengan isi gambar.

9. Menyimak bacaan tentang jumlah hewan.

10. Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan.

11. Menuliskan bilangan pada operasional hitung perkalian dengan penjumlahan

berulang.

12. Mengidentifikasi soal cerita sederhana tentang jumlah hewan.

13. Melakukan operasional hitung perkalian.

IPA

3.1.1 Menyebutkan macam-macam habitat makhluk hidup. 3.1.2 Menyebutkan nama hewan

berdasarkan tempat hidup. 3.1.3 Mengidentifikasi hewan

berdasarkan tempat hidup. 4.1.1 Menuliskan nama hewan berdasarkan tempat hidup. 4.1.2 Mengelompokkan gambar

hewan berdasarkan tempat hidup.

4.1.3 Membuat kliping tentang habitat makhluk hidup.

Matematika

3.1.1 Menjelaskan konsep

operasional perkalian sebagai penjumlahan berulang. 3.1.2 Menentukan hasil operasional

perkalian bilangan 1 sampai 20.

3.1.3 Menentukan hasil operasional perkalian dua digit angka dengan satu digit angka bersusun ke bawah tanpa meminjam.

4.1.1 Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang.

4.1.2 Melakukan operasional perkalian bilangan 1 sampai 10.

4.1.3 Melakukan operasional perkalian dua digit angka dengan satu digit angka bersusun ke bawah tanpa meminjam.

(44)

3

Subtema 1 : Indonesia Kaya Raya

Pembelajaran Langkah-langkah Pembelaran Indikator

Keberagaman tumbuhan

1. Mengamati gambar tentang suasana panen.

2. Mendengarkan bacaan sederhana tentang hasil pertanian.

3. Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan.

4. Mencari gambar tumbuhan sebagai bahan makanan. 5. Mengamati gambar kegiatan

pengolahan pangan.

6. Mengidentifikasi gambar alat teknologi produksi pangan. 7. Menuliskan manfaat alat-alat

teknologi produksi pangan. 8. Mencari gambar teknologi

produksi pangan.

9. Membuat kliping dari gambar yang dihasilkan.

10. Menceritakan cara

penggunaan teknologi pangan dari kliping yang telah dibuat. 11. Membuat gambar dengan

tema flora.

12. Mewarnai gambar yang telah di buat.

13. Menceritakan isi gambar flora yang telah diwarnai.

SBdP

3.1.1 Menyebutkan isi hasil kreasi gambar flora.

3.1.2 Mengidentifikasi gambar flora. 3.1.3 Mengidentifikasi warna

tumbuhan pada gambar. 4.1.1 Mewarnai gambar dengan

tema flora.

4.1.2 Menggambar dengan tema flora. 4.1.3 Menempelkan gambar tumbuhan. IPS 3.2.1 Menyebutkan macam-macam teknologi produksi. 3.2.2 Menjelaskan manfaat teknologi produksi bagi kehidupan sehari-hari. 4.2.1 Membuat kliping teknologi

produksi. 4.2.2 Menceritakan contoh penggunaan teknologi produksi. Kekayaan alam 1. Mendengarkan bacaan sederhana tentang keberagaman budaya di Indonesia.

2. Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan.

3. Menyebutkan suku bangsa yang ada di Indonesia. 4. Mengamati gambar suku

bangsa di Indonesia.

PPKn

3.4.1 Menyebutkan makna Bhineka Tunggal Ika.

3.4.2 Menyebutkan keberagaman suku dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

3.4.3 Menentukan cara menghargai keberagaman suku di

(45)

4

Subtema 1 : Indonesia Kaya Raya

Pembelajaran Langkah-langkah Pembelaran Indikator

5. Menuliskan nama suku bangsa dan asal daerah.

6. Berdiskusi cara menghargai suku bangsa di Indonesia. 7. Menuliskan contoh sikap

menghargai suku bangsa. 8. Mencari gambar keberagaman

suku bangsa yang ada di Indonesia.

9. Membuat kliping dari gambar yang dihasilkan.

10. Mempresentasikan hasil membuat kliping

keberagaman suku bangsa. 11. Menjawab pertanyaan sesuai

isi kliping.

12. Mendengarkan bacaan teks dongeng sederhana tentang kampung nelayan.

13. Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan.

14. Menceritakan kembali isi teks dongeng.

15. Melengkapi kalimat rumpang menggunakan kata yang tepat.

4.4.1 Menyajikan tulisan tentang keberagaman suku, ras dan gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 4.4.2 Menceritakan pengalaman

menghargai keberagaman suku di lingkungan. 4.4.3 Membuat kliping gambar

keberagaman suku dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 4.4.4 Mempresentasikan hasil kliping

bergambar.

2.4.1 Menunjukan sikap menghargai keberagaman suku,ras dan gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

2.4.4 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam menghargai keberagaman suku,ras dan gender di sekolah dan masyarakat.

1.4.1 Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberagaman suku, ras dan gender dalam kehidupan sehari-hari.

1.4.2 Menampilkan sikap bersyukur dalam menghargai

keberagaman suku, ras dan gender dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa Indonesia

3.3.1 Membaca teks dongeng sederhana.

3.3.2 Menjelaskan isi pada teks dongeng sederhana.

(46)

5

Subtema 1 : Indonesia Kaya Raya

Pembelajaran Langkah-langkah Pembelaran Indikator

3.3.3 Mengidentifikasi isi teks dongeng sederhana.

3.3.4 Menjawab pertanyaan sesuai isi teks dongeng sederhana. 4.3.1 Menceritakan kembali isi teks

dongeng dengan bahasa yang sederhana.

4.3.2 Mendemonstrasikan peran sesuai dengan teks dongeng sederhana.

(47)

6

Keberagaman Hewan Indikator Pembelajaran IPA

3.1.1 Menyebutkan macam-macam habitat makhluk hidup. 3.1.2 Menyebutkan nama hewan berdasarkan tempat hidup. 3.1.3 Mengidentifikasi hewan berdasarkan tempat hidup. 4.1.1 Menuliskan nama hewan berdasarkan tempat hidup.

4.1.2 Mengelompokkan gambar hewan berdasarkan tempat hidup. 4.1.3 Membuat kliping tentang habitat makhluk hidup.

Matematika

3.1.1 Menjelaskan konsep operasional perkalian sebagai penjumlahan berulang.

3.1.2 Menentukan hasil operasional hitung perkalian bilangan 1 sampai 20.

3.1.3 Menentukan hasil operasional perkalian dua digit angka dengan satu digit. angka bersusun ke bawah tanpa meminjam.

4.1.1 Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang.

4.1.2 Melakukan operasional hitung perkalian bilangan 1 sampai 10. 4.1.3 Melakukan operasional perkalian dua digit angka dengan satu digit

(48)

7

Media dan Alat Pembelajaran.

Gambar/dokumentasi foto hewan langkah dan dilindungi di Indonesia, koran, majalah, internet, karton, spidol, gunting, lem dan alat tulis.

Langkah–langkah Kegiatan. Kegiatan Pendahuluan :

a. Guru mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran dengan diawali berdoa, absensi daftar kehadiran siswa.

b. Guru menstimulus siswa berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.

c. Guru menjelaskan tema yang akan dibahas dalam pembelajaran.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini siswa disajikan sebuah gambar peta penyebaran hewan langka di Indonesia. Guru dapat menyesuaikan gambar dengan kondisi daerah masing-masing. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa mampu memahami makna yang terkandung pada gambar tersebut.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Secara bersama-sama siswa mengamati gambar yang sudah disediakan. b. Siswa menyebutkan nama hewan yang terdapat pada gambar.

c. Siswa menceritakan isi gambar yang telah diamati. d. Siswa melakukan tanya jawab berdasarkan isi gambar.

e. Siswa menyimak penjelasan tentang penyebaran hewan langka dan habitat hidup hewan.

(49)

8

Pada kegiatan mencari tahu ini siswa disajikan kolom yang berisi gambar macam-macam hewan, siswa ditugaskan mencari informasi tempat habitat hewan yang terdapat dalam gambar tersebut.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa mengamati gambar hewan pada lembar kolom yang tersedia pada buku.

b. Siswa mencari informasi dapat diperoleh melalui buku di perpustakaan, media internet dan bertanya kepada teman.

c. Guru mengarahkan tugas mencari informasi ini disesuaikan dengan kemampuan siswa dan kondisi sekolah masing-masing.

d. Siswa menuliskan informasi yang diperoleh pada kolom tugas yang terdapat dalam buku.

e. Guru dapat mengganti gambar pada tugas mencari informasi dalam bentuk lain untuk memudahkan pemahaman siswa.

f. Siswa membacakan hasil lembar tugas yang telah mereka kerjakan.

Pada kegiatan ini siswa disajikan lembar tugas berupa tabel isian dengan memberi tanda centang. Guru memberi penjelasan cara mengerjakan tugas yang akan dilakukan oleh siswa.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa menyimak penjelasan tentang habitat hewan berdasarkan tempat hidupnya.

b. Siswa membaca perintah tugas mencari informasi yang akan dilakukannya. c. Siswa menuliskan nama hewan yang berada di sekitar lingkungan.

d. Guru dapat meningkatkan pengetahuan siswa dengan meminta siswa menulis nama hewan yang tidak berada di sekitar siswa.

(50)

9 e. Siswa mengidentifikasi nama hewan berdasarkan tempat habitatnya.

f. Siswa memberikan tanda centang (  ) pada lembar kolom tugas yang disediakan.

Pada kegiatan siswa ditugaskan mencari gambar hewan langka dan dilindungi yang berada di Indonesia. Mereka dapat mencari dengan menggunakan media cetak atau elektronik disesuaikan dengan kemampuan siswa dan keadaan sekolah.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tugas pencarian gambar hewan langka di Indonesia.

b. Siswa dapat menggunakan media cetak atau elektronik dalam mencari gambar hewan langka di Indonesia.

c. Siswa yang memperoleh gambar melalui media cetak dapat menggunting gambar tersebut dan menyimpannya.

d. Siswa yang memperoleh gambar dari media internet atau elektronik dapat mencetak gambar tersebut dan menyimpannya.

e. Siswa dapat bertanya langsung jika mengalami hambatan dalam mengakses gambar melalui media internet kepada teman atau guru. f. Semua hasil gambar pencarian ditempelkan pada selembar kertas karton. g. Siswa menuliskan nama hewan, tempat habitat dan daerahnya di samping

gambar.

i. Siswa menunjukan hasil pekerjaannya dan membacakannya di depan kelas.

j. Guru memberikan apresiasi setiap hasil laporan yang telah dibuat oleh siswa.

(51)

10

Pada kegiatan ini siswa disajikan gambar hewan langka di Indonesia. Guru dapat menggunakan gambar lain yang sesuai dengan kondisi sekolah yang ada.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa mengamati macam-macam gambar hewan langka di Indonesia yang disajikan melalui buku atau guru.

b. Siswa menyebutkan nama hewan yang terdapat pada gambar. c. Siswa menjelaskan isi gambar yang mereka amati.

d. Siswa melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar yang mereka amati.

e. Siswa menyimak penjelasan asal daerah hewan langka di Indonesia dan tempat habitat hidupnya.

f. Siswa menghitung jumlah hewan pada gambar yang disajikan.

Pada kegiatan ini siswa disajikan sebuah gambar harimau dan teks bacaan tentang jumlah harimau sumatera di kebun binatang yang ada di Indonesia. Guru dapat membuat bacaan lain terkait dengan pembelajaran.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa menyimak bacaan tentang persebaran jumlah harimau sumatera di kebun binatang.

b. Siswa menceritakan kembali isi bacaan yang telah mereka simak. c. Siswa melakukan tanya jawab berkaitan dengan isi bacaan.

d. Siswa mengidentifikasi jumlah harimau sumatera pada masing-masing kebun binatang.

(52)

11 e. Guru dapat menyesuaikan jumlah bilangan disesuaikan dengan

kemampuan anak.

f. Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara melakukan operasional hitung perkalian melalui penjumlahan berulang.

g. Siswa melakukan operasional hitung perkalian melalui penjumlahan berulang dengan menggunakan alat bantu kongkrit.

h. Guru membantu siswa yang mengalami hambatan dalam melakukan operasional hitung perkalian.

Pada kegiatan ini siswa disajikan soal perkalian. Guru dapat mengganti nilai bilangan pada soal perkalian sesuai dengan kemampuan siswa di setiap sekolah.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa mengamati soal perkalian pada lembar tugas yang diberikan.

b. Guru dapat mengganti nilai bilangan pada soal perkalian sesuai dengan kemampuan siswa.

c. Siswa menuliskan nilai bilangan pada isian kosong soal tersebut.

d. Siswa melakukan operasional hitung perkalian dengan penjumlahan berulang.

e. Siswa menceritakan hambatan yang mereka hadapi saat melakukan operasional hitung perkalian.

Pada kegiatan ini siswa disajikan soal cerita perkalian sederhana. Guru memberi penjelasan cara mengerjakan tugas yang akan dilakukan oleh siswa.

(53)

12

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa menyimak bacaan pada soal cerita perkalian.

b. Guru dapat mengganti nilai bilangan pada soal perkalian sesuai dengan kemampuan siswa.

c. Siswa mengidentifikasi nilai bilangan yang terdapat pada soal cerita perkalian.

d. Siswa mengubah soal cerita tersebut menjadi operasional hitung perkalian. e. Siswa dapat menggunakan penjumlahan bersusun, disesuaikan dengan

kemampuan siswa.

f. Siswa melakukan operasional hitung untuk menentukan hasil perkalian pada soal cerita.

g. Guru dapat membimbing siswa untuk melakukan operasional hitung perkalian.

Kegiatan Penutup

a. Guru bersama siswa melakukan refleksi dari materi pembelajaran.

b. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan materi yang belum dipahami siswa agar dapat diberikan pembelajaran yang lebih mudah dipahami siswa.

c. Siswa menjawab pertanyaan guru secara lisan dari materi yang telah di pelajari.

d. Siswa bersama guru membuat kesimpulan bersama dari materi pembelajaran.

e. Pada kegiatan ini guru diharapkan dapat mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi dari pembelajaran yang telah berlangsung dengan meninjau kembali penguasaan siswa.

(54)

13 Interaksi dengan orang tua perlu dilakukan agar terjalin kerja sama yang erat antara orang tua, siswa, dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melakukan praktik di rumah di bawah bimbingan orang tua tentang materi yang dipelajari di sekolah.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Guru menuliskan pada buku penghubung kegiatan yang harus dilakukan orang tua bersama siswa di rumah.

b. Guru menuliskan informasi yang dibutuhkan orang tua dalam pembuatan kliping hewan langka di Indonesia.

c. Guru memberikan kebebasan pada orang tua untuk berkreatifitas bersama siswa dalam membuat kliping hewan langka di Indonesia.

Remidial (Pengulangan)

Remidial ditujukan kepada siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan. Remidial dilakukan dengan cara memberikan pembelajaran melalui penggunaan media dan metode yang lebih tepat, atau dengan memberikan tugas yang dapat meningkatkan penguasaan materi yang diajarkan.

Pengayaan

Pengayaan dilakukan terhadap siswa yang telah mencapai KKM. Pengayaan dilakukan dengan memberikan tugas tambahan atau materi tambahan baik mencakup keluasan materi atau tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

(55)

14

Keberagaman Tumbuhan Indikator Pembelajaran SBdP

3.1.1 Menyebutkan isi hasil kreasi gambar tema flora. 3.1.2 Mengidentifikasi gambar flora.

3.1.3 Mengidentifikasi warna tumbuhan pada gambar. 4.1.1 Menggambar dengan tema flora.

4.1.2 Mewarnai gambar dengan tema flora. 4.1.3 Menempelkan gambar tumbuhan.

IPS

3.2.1 Menyebutkan macam-macam teknologi produksi.

3.2.2 Menjelaskan manfaat teknologi produksi bagi kehidupan sehari-hari.

4.2.1 Membuat kliping teknologi produksi.

4.2.2 Menceritakan contoh penggunaan teknologi produksi.

Media dan Alat Pembelajaran.

Gambar/dokumentasi foto keberagaman tumbuhan, gambar lukisan flora, koran, majalah, internet, karton, spidol, pensil warna, gunting, lem dan alat tulis.

Langkah – langkah Kegiatan. Kegiatan Pendahuluan :

a. Guru mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran dengan diawali berdoa, absensi daftar kehadiran siswa.

b. Guru menstimulus siswa berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.

(56)

15 Pada kegiatan ini siswa disajikan ilustrasi gambar dan teks bacaan tentang kegiatan panen dari bercocok tanam. Guru dapat membuat bacaan lain yang berkaitan dengan kegiatan panen dari bercocok tanam sesuai dengan kondisi daerah.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa menyimak bacaan tentang hasil panen pada lahan pertanian dan ladang.

b. Siswa menceritakan kembali isi bacaan yang telah mereka simak. c. Siswa melakukan tanya jawab berkaitan dengan isi bacaan.

d. Siswa menyimak penjelasan guru tentang penggunaan alat teknologi produksi pada kegiatan pertanian.

e. Siswa menyebutkan contoh alat teknologi produksi yang digunakan petani.

Pada kegiatan ini siswa ditugaskan mencari gambar tumbuhan yang digunakan sebagai bahan makanan. Mereka dapat mencari dengan menggunakan media cetak atau elektronik disesuaikan dengan kemampuan siswa dan keadaan sekolah.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tugas pencarian gambar tumbuhan yang digunakan sebagai bahan makanan.

b. Siswa dapat menggunakan media cetak atau elektronik dalam mencari gambar tumbuhan di Indonesia.

c. Siswa yang memperoleh gambar melalui media cetak dapat menggunting gambar tersebut dan menyimpannya.

d. Siswa yang memperoleh gambar dari media internet atau elektronik dapat mencetak gambar tersebut dan menyimpannya.

(57)

16

e. Siswa dapat bertanya langsung jika mengalami hambatan dalam mengakses gambar melalui media internet kepada teman atau guru. f. Semua hasil gambar pencarian ditempelkan pada kertas gambar. g. Siswa menuliskan nama tumbuhan dari gambar yang telah di dapat. h. Siswa menunjukan hasil pekerjaannya dan mempresentasikannya di

depan kelas.

Pada kegiatan ini siswa disajikan sebuah gambar pengolahan padi secara tradisional dan menggunakan teknologi. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa mampu memahami makna yang terkandung pada gambar tersebut.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Secara bersama-sama siswa mengamati gambar yang sudah disediakan. b. Siswa mengidentifikasi perbedaan gambar yang telah diamati

c. Siswa menjelaskan perbedaan gambar yang telah diamati. d. Siswa melakukan tanya jawab berdasarkan isi gambar.

e. Siswa menyimak penjelasan tentang manfaat penggunaan alat teknologi produksi.

f. Siswa melakukan tanya jawab berkaitan dari materi yang dijelaskan guru. g. Siswa melakukan diskusi manfaat penggunaan alat teknologi produksi.

Pada kegiatan siswa disajikan gambar alat yang menggunakan teknologi, guru menjelaskan cara mengerjakan tugas yaitu dengan memberikan tanda centang () pada gambar alat teknologi produksi pangan pada kolom yang tersedia pada lembar isian tugas.

(58)

17

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara mengerjakan lembar tugas. b. Siswa mengamati gambar penggunaan alat yang menggunakan teknologi

pada buku atau disajikan oleh guru.

c. Siswa menyebutkan kegiatan yang dilakukan pada gambar yang telah diamati.

d. Siswa mengidentifikasi gambar alat teknologi produksi pangan pada gambar yang diamati.

e. Siswa memberi tanda centang (  ) pada kolom yang terdapat gambar alat teknologi produksi pangan.

f. Siswa menunjukan hasil pekerjaannya mengidentifikasi alat teknologi produksi pangan.

g. Guru bersama siswa membahas jawaban yang tepat dari hasil identifikasi tersebut.

Pada kegiatan mencari tahu ini siswa disajikan kolom yang berisi gambar alat produksi, siswa ditugaskan mencari informasi manfaat alat yang terdapat dalam gambar tersebut.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa mengamati gambar alat produksi pengolahan pangan pada lembar kolom yang tersedia pada buku.

b. Siswa mencari informasi manfaat alat tersebut melalui buku di perpustakaan, media internet dan bertanya kepada teman.

c. Guru mengarahkan tugas mencari informasi ini disesuaikan dengan kemampuan siswa dan kondisi sekolah masing-masing.

d. Siswa menuliskan informasi yang diperoleh pada kolom tugas yang terdapat dalam buku.

e. Guru dapat mengganti gambar pada kolom tugas mencari informasi dalam bentuk lain untuk memudahkan pemahaman siswa.

(59)

18

Pada kegiatan guru menjelaskan tugas membuat kliping alat produksi pangan menggunakan teknologi. Contohnya penggunaan mesin penggilingan gabah menjadi beras. Siswa mencari informasi alat produksi pangan menggunakan teknologi, dapat melalui media cetak atau media elektronik.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tugas membuat kliping alat produksi pangan menggunakan teknologi.

b. Guru membagi kelompok, tiap kelompok terdiri dari 2-3 orang.

c. Guru menyediakan koran atau majalah bekas untuk siswa mencari informasi gambar yang mereka butuhkan.

d. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mencari informasi melalui media internet pada lab komputer jika fasilitas tersebut tersedia di sekolah. e. Siswa bersama temannya membagi tugas seperti mencari informasi,

menggunting gambar, mencetak gambar dan menempel gambar.

Pada kegiatan siswa menceritakan cara penggunaan alat produksi pangan menggunakan teknologi berdasarkan hasil penyusunan kliping yang telah mereka kerjakan.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan menceritakan cara penggunaan alat produksi pangan.

b. Guru memberikan kesempatan setiap kelompok diwakili satu siswa untuk menceritakan cara penggunaan alat produksi pangan dari hasil penyusunan kliping kelompok mereka.

(60)

19 d. Guru memberi stimulus bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam

menceritakan cara penggunaan alat produksi pangan.

e. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk menceritakan atau mempresentasikan cara penggunaan alat produksi pangan.

f. Siswa saling bertanya kepada siswa lain dari menceritakan hasil pembuatan kliping.

g. Guru memberikan apresiasi setiap hasil laporan yang telah dibuat oleh setiap kelompok.

Pada kegiatan ini siswa disajikan gambar hasil karya lukisan berupa pemandangan tumbuhan. Guru dapat menggunakan gambar lain yang sesuai dengan kondisi sekolah yang ada.

Langkah-langkah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa mengamati gambar hasil karya lukisan berupa pemandangan tumbuhan yang disajikan buku atau guru.

b. Siswa menjelaskan isi gambar yang mereka amati.

c. Siswa menyebutkan nama tumbuhan yang terdapat pada gambar. d. Siswa melakukan tanya jawab berkaitan dengan gambar yang diamati. e. Siswa menyimak penjelasan tentang keberagaman tumbuhan.

f. Siswa menceritakan pengalamannya menggambar tumbuhan.

Pada kegiatan ini siswa disajikan pola gambar bertema flora. Guru meminta siswa untuk mewarnai pola gambar tersebut dengan serasi dan rapih.

Gambar

Tabel 2 Klasifikasi Tingkatan DSM V

Referensi

Dokumen terkait

The number of days before visible fungal growth was noted for each starch-based food stored for a period of 6 months at the various water activities.. The experiment was repeated

Sebuah benda yang mempunyai kecepatan relatif mendekati kecepatan cahaya ini akan mempunyai massa yang efek yang berbeda jika benda diukur oleh orang yang relatif diam atau

Berdasarkan data- data yang didapat penulis pada saat observasi dapat disimpulkan masih kurangnya pelayanan yang diberikan eMTe Resort Highland Resort akan

Wirausaha merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi produk dan jasa yang dikomplainkan; (2) mengidentifikasi perilaku komplain konsumen; (3) menganalisis tanggapan

Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang individu secara holistik (utuh). Jadi menurut Mooleong Lexy, dalam hal ini tidak boleh mengisolisasikaan individu atau

probiotik dari nira siwalan pada penelitian ini didasarkan pada pembuatan yakulr yaitu dengan menggunakan bakteri asam laktat Lactobacillus casei., jenis bakteri

After many trips through the rumor mill, Mark Prior accepted the Chicago Cubs´ offer on January 27 to a one-year, $3.65 million contract.. That is $900,000 more than the salary he