• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.299/ Kpts/OT.140/7/2005, tugas Badan Litbang Pertanian adalah melaksana kan penelitian dan pengembangan pertanian. Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Litbang Perta nian menyelenggarakan fungsi : a) penyiapan perumusan kebijakan penelitian dan pengembangan perta nian, b) perumusan program pene litian dan pengembangan pertanian, c) pelaksanaan penelitian dan

pengembangan pertanian, d) evaluasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian, dan e) pelaksanaan administrasi Badan.

Sejarah

Badan Litbang Pertanian dalam perkembangannya telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi. Sejarah perkembangan organisasi Badan Litbang Pertanian sebelum dan sesudah pembentukannya adalah sebagai berikut :

Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian

Tahun 1962, lembaga-lembaga penelitian pertanian berada di bawah dan dikoordinasikan oleh masing-masing Direktorat Jenderal pada tiap Departemen. Lembaga-lembaga penelitian pertanian berikut : Lembaga Pusat Penelitian Pertanian, Lembaga Penelitian Hortikultura, dan Lembaga Penelitian Tanah berada di bawah Direktorat Jenderal Pertanian berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No. 26 tahun 1969. Lembaga Penelitian Tanaman Industri berada di bawah Direktorat Jenderal Perkebunan berdasarkan Kepmentan No. 331 tahun 1969. Lembaga Penelitian Peternakan dan Lembaga Penelitian Penyakit Hewan berada di bawah Direktorat Jenderal Peternakan berdasarkan Kepmentan No. 118 tahun 1971, serta Lembaga Perpustakaan dan Biologi Pertanian di bawah Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian

(2)

Pembentukan Badan Litbang Pertanian dan Perkembangannya (1974 - 2002)

Periode 1974 - 1980

Berdasarkan Keppres No. 44 dan 45 tahun 1974 dibentuk Badan Litbang Pertanian sebagai unit Eselon I Departemen Pertanian dengan membawahi 12 unit Eselon II, yaitu: Sekretariat Badan, 4 (empat) Pusat yaitu Pusat Penyiapan Program Penelitian Pertanian, Pusat Pengolahan Data dan Statistik, Pusat Perpustakaan Biologi dan Pertanian, dan Pusat Karantina Pertanian, 2 (dua) Pusat Penelitian (Puslit) yaitu, Puslit Tanah dan Puslit Agro-Ekonomi, serta 5 (lima) Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) yaitu, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Kehutanan, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan. Tahun 1975 Badan Litbang Pertanian didukung oleh 14 Unit Pelaksana Teknis (UPT) terdiri dari 12 lembaga penelitian dan 2 instalasi, selanjutnya tahun 1980 lembaga penelitian dan instalasi bertambah menjadi 18 Balai Penelitian (Balit).

Periode 1981 - 1986

Berdasarkan Keppres No. 24 tahun 1983, Badan Litbang Pertanian terdiri atas Sekretariat Badan; 2 (dua) Pusat yaitu, Pusat Pengolahan Data dan Statistik dan Pusat Perpustakaan dan Biologi Pertanian, 2 (dua ) Puslit yaitu, Puslit Tanah dan Puslit Agro-Ekonomi serta 5 (lima) Puslitbang yaitu, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan. Tahun 1984 Badan Litbang Pertanian didukung oleh 16 Balit, 51 Sub Balit, 62 laboratorium, serta 197 kebun/kolam/tambak/kandang percobaan (Kepmentan No. 613/84).

Periode 1987 - 1991

Berdasarkan Keppres No. 4 tahun 1990, struktur organisasi Badan Litbang Pertanian terdiri atas: Sekretariat Badan, Pusat Penyiapan Program Penelitian, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, Puslit Tanah dan Agroklimat, Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan. Berdasarkan Kepmentan No. 75/Kpts/OT.210/2/1991, Badan Litbang Pertanian mendapat tambahan satu unit Eselon II-b yaitu Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian. Jumlah UPT yang ada di lingkungan Badan Litbang Pertanian tidak mengalami perubahan dan masih mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian No. 613 tahun 1984.

(3)

Periode 1992 - 1997

Dengan Keppres No. 83 tahun 1993 yang dijabarkan dalam Kepmentan No.96/Kpts/OT.210 /2/1994 Badan Litbang Pertanian terdiri dari 11 unit kerja Eselon II, yaitu Sekretariat Badan, Pusat Penyiapan Program Penelitian, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, Puslit Tanah dan Agroklimat, Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Tanaman Industri, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan, serta Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian (BBP Alsintan). Pada reorganisasi tersebut, terjadi perubahan yang sangat mendasar yaitu dengan terbentuknya 11 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan 6 Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) pada 17 provinsi. Disamping itu juga mengelola 16 Balit dan 4 Lolit. Dengan demikian pada periode ini Badan Litbang Pertanian didukung oleh 37 UPT terdiri dari 16 Balai Penelitian dan 4 Loka Penelitian, 11 BPTP dan 6 LPTP.

Tahun 1996, Badan Litbang Pertanian membina 5 (lima) Puslit bidang perkebunan yaitu, Puslit Kelapa Sawit, Puslit Karet, Puslit Teh dan Kina, Puslit Kopi dan Kakao dan 1 (satu) Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis (P2PA) yang tergabung dalam Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (AP2I). Secara fungsional pembinaan dan koordinasi program penelitiannya berada di bawah Badan Litbang Pertanian, dan secara ex-officio, Kepala Badan Litbang Pertanian menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina AP2I.

Periode 1998 – 1999

Berdasarkan Keppres No. 61/1998 Badan Litbang Pertanian mengalami perubahan karena Puslitbang Tanaman Industri masuk ke Departemen Kehutanan dan Perkebunan, sehingga susunan organisasinya sebagai berikut : Sekretariat Badan, Pusat Penyiapan Program Penelitian, Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, Puslit Tanah dan Agroklimat, Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, dan Puslitbang Perikanan serta BBP Alsintan. Jumlah UPT pada tahun 1998 sebanyak 33 yang terdiri dari 13 Balit dan 3 Lolit, 11 BPTP dan 6 LPTP.

Periode 2000 – 2001

Pada pertengahan tahun 2000 Badan Litbang Pertanian melakukan perampingan organisasi berdasarkan Kepmentan No. 160/Kpts/OT.210/3/2000. Periode ini ditandai dengan Puslitbang diubah menjadi Puslit, dan Puslitbang Perikanan masuk ke Departemen Kelautan dan Perikanan. Susunan organisasi Badan Litbang Pertanian terdiri atas 7 (tujuh) unit kerja Eselon II, yaitu

(4)

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (semula namanya Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian) berada di bawah Sekretariat Jenderal Deptan, namun secara teknis fungsional berada di bawah pembinaan Kepala Badan Litbang Pertanian.

Sesuai Kepmentan No. 01/ Kpts/OT.210/1/2001 susunan organisasi Badan Litbang Pertanian mengalami perubahan kembali yaitu perubahan nomenklatur Puslit menjadi Puslitbang dan kembalinya Puslitbang Perkebunan ke lingkungan Departemen Pertanian. Struktur organisasi Badan Litbang Pertanian menjadi 8 unit Eselon II, yaitu Sekretariat Badan, Puslitbang Tanah dan Agroklimat, Puslitbang Sosial Ekonomi Pertranian, Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Hortikultura, Puslitbang Peternakan, Puslitbang Perkebunan, dan BBP Alsintan. Disamping itu, diikuti pula perubahan organisasi BPTP dan LPTP yang semula berjumlah 17, dengan terbitnya Kepmentan No. 350/Kpts/OT.210/6/2001, maka BPTP bertambah menjadi 26.

Periode 2002 – 2004

Pada tahun 2002 terjadi perubahan organisasi yaitu Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian (BBP Alsintan) menjadi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMP) berdasarkan Kepmentan No. 403 tahun 2002. Di samping itu terjadi penataan UPT dengan terbitnya Kepmentan No. 59 sampai dengan 81 tahun 2002; maka UPT Badan Litbang Pertanian berjumlah 23 yang terdiri dari 17 Balai Penelitian/Pengkajian dan 6 Loka Penelitian.

Badan Litbang Pertanian dalam melaksanakan tugasnya terus berupaya membenahi kelembagaan. Pada tahun 2003 telah meningkatkan status Balit (Eselon III) menjadi Balai Besar (Eselon II-b), yaitu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen, Kepmentan No.631/Kpts/OT.140/12/2003), Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen, Kepmentan No.632/Kpts/OT.140/12/2003), dan pembentukan 2 unit organisasi BPTP di 2

Provinsi, yaitu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, dan Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung (Kepmentan No.633/Kpts/OT.140/12/2003).

(5)

Periode 2005

Pada tahun 2005, Badan Litbang Pertanian mengalami reorganisasi. Berdasarkan Permentan No.299/Kpts/ OT.140/7/2005, Badan Litbang Pertanian terdiri dari Sekretariat Badan dan empat Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) yang meliputi 1) Puslitbang Tanaman Pangan, 2) Puslitbang Hortikultura, 3) Puslitbang Perkebunan, dan 4) Puslitbang Peternakan. Di samping itu, dibentuk Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang berkedudukan di bawah Menteri Pertanian melalui Sekjen Deptan, sebagai perubahan dari Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian. Berdasarkan Permentan No. 328/Kpts/OT.220/6/2005 Badan Litbang Pertanian membina Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Dengan terbitnya Permentan No. 329/Kpts/OT.220/6/2005, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dibina sepenuhnya oleh Badan Litbang Pertanian.

Selanjutnya berdasarkan Permentan No. 300/Kpts/OT.140/7/2005 telah dibentuk pula Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian sebagai perubahan dari Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Guna mensinergikan kegiatan penelitian dan pengembangan Sumberdaya lahan pertanian, maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumberdaya di bidang tanah, agroklimat dan hidrologi, lahan rawa, serta pencemaran lingkungan.

Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian berubah menjadi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian berdasarkan Permentan No. 301/Kpts/OT.140/7/2005. Untuk mensinergikan kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian yang mempunyai keunggulan di tingkat nasional, maka Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian mengkoordinasikan kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian yang bersifat spesifik lokasi di 28 BPTP.

Pada Periode tahun 2005 juga tercatat adanya perubahan dalam sistem penganggaran yaitu dengan adanya sistem penganggaran terpadu ”Unified budgeting system”. Sistem ini menekankan penganggaran dengan berbasis

(6)

Periode 2006 – Sekarang

Memenuhi tuntutan peru-bahan lingkungan strategis, tahun 2006 Badan Litbang Pertanian melakukan penata- an organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT). Penataan terse but meliputi peningkatan status eselon yaitu Balai Penelitian Tanaman Padi dari eselon III-a menjadi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi eselon II-b, Balai Penelitian Veteriner menjadi Balai Besar Penelitian Veteriner eselon II-b. Loka

Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik dari eselon IV-a menjadi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika eselon III-a, Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan menjadi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri eselon III-a, dan Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian menjadi Balai Penelitian Lingkungan Pertanian eselon III-a.

Selain itu, UPT yang mengalami perubahan nomenklatur adalah Balai Penelitian Tanaman Buah menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika dan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika. Pada tahun 2006 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) bertambah dua unit organisasi yaitu BPTP Gorontalo dan BPTP Maluku Utara. Oleh karena itu, struktur organisasi Badan Litbang Pertanian pada tahun 2006 terdiri atas Sekretariat Badan, 4 Puslitbang, 2 Pusat, 7 Balai Besar, 15 Balai Penelitian, 30 Balai Pengkajian, dan 3 Loka Penelitian. Struktur organisasi Badan Litbang Pertanian tahun 2006 seperti terlihat pada Gambar 1.

(7)

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian 2006

Referensi

Dokumen terkait

Saat pertama kali sistem disambungkan ke sumber tegangan, maka sistem akan berada dalam kondisi awal dimana seluruh alat yaitu motor servo sebagai penggerak

Dengan tersedianya banyak sumber daya alam hayati yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi bioetanol, maka tak akan khawatir kekurangan bahan bakar..

Walaupun pemburukan yang jelas dan bertahap mungkin tidak ditemukan pada semua kasus, gejala neurologis fokal adalah lebih sering pada demensia vaskular dibandingkan pada demensia

Total bakteri (a), Total Vibrio SKT-b R (b) dari usus udang vaname pada akhir perlakuan sinbiotik dengan frekuensi berbeda (A= Kontrol positif, B= Kontrol negatif, C= Pemberian

PROGRAM STUDI MAGISTER EPIDEMIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 Formula Pasta dan Teh Daun Gedi Merah (Abelmoschus manihot L.) Sebagai

Dengan diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat menggunakan kosakata baku dalam melengkapi kalimat rumpang pada teks informasi teknologi komunikasi dengan

"Sekolah Pascasarjana USAHID memberikan kesempatan dalam mengembangkan professional networking dan menjadi salah satu universitas yang memiliki program