• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Rangka Atap dari Kayu atau Baja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembuatan Rangka Atap dari Kayu atau Baja"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya

Pembuatan Rangka Atap dari Kayu atau Baja

(Berdasarkan hasil Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat)

Tranggono(1)

Fakultas Ekonomi, Universitas Yos Soedarso Surabaya; tranggono@uniyos.ac.id Bahtiar Prabowo(2)

Fakultas Ekonomi, Universitas Yos Soedarso Surabaya; bahtiar.prabowo@uniyos.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this community service is so that the community understands the characteristics and behavior of the construction of the truss, made of wood and steel, the burdens are already working. The method of activities in this PKM activity is presentation and explanation, as well as questions and answers. The steps taken during this activity are: at the beginning of the activity, explaining the functions of the tresses and various forms of wooden and steel trusses. Based on the results of the discussion and question and answer, it is necessary to add more thoroughly, as shown below: River stone foundation, local plate and strous / drill foundation; Concrete column; Concrete and wooden beams; Red brick, bataco and light brick walls; Wooden and aluminum frames; and Ceiling. Supporting factors during the activity were: Community enthusiasm for participating in the activity; A conducive place of activity; and Support from Officials in Kedungringin Village. Meanwhile, the inhibiting factors are: Most of the participants do not master the basic knowledge of building, and the timeliness of attendance of participants in implementing activities.

Key words: Material; roof frame; wood; steel.

ABSTRAK

Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah agar masyarakat mengerti sifat-sifat dan perilaku konstruksi kuda-kuda, dari bahan kayu dan bahan baja, apabila beban-beban nya sudah bekerja. Metode kegiatan dalam kegiatan PkM ini adalah presentasi dan penjelasan, serta tanya jawab. Langkah-langkah yang dilakukan selama kegiatan ini adalah: pada awal kegitan melakukan penjelasan fungsi kuda-kuda dan berbagai bentuk kuda-kuda dari bahan kayu dan baja. Berdasarkan hasil hasil Pembahasan dan tanya jawab kiranya perlu ditambahkan materi secara menyeluruh, seperti tersebut dibawah ini: Pondasi batu kali, plat setempat dan pondasi strous/bor; Kolom beton; Balok beton dan kayu; Tembok bata merah, bataco dan bata ringan; Kusen kayu dan aluminium; dan Plafond. Faktor pendukung selama kegiatan adalah: Antusias warga untuk mengikuti kegiatan; Tempat kegiatan yang kondusif; dan Dukungan dari Pejabat di Desa Kedungringin. Sementara itu faktor penghambatnya adalah: Sebagian besar peserta tidak menguasai ilmu dasar bangunan, dan Ketepatan waktu kehadiran peerta dalam pelaksanaan kegiatan.

Kata kunci: Material; rangka atap; kayu; baja.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Didaerah pedesaan warga jika ingin mendirikan sebuah bangunan untuk rumah tinggal, biasanya dikerjakan dengan cara gotong royong antara warga setempat. Namun kebanyakan warga belum banyak mengenal tentang ilmu bangunan gedung. Jika mereka mengerjakan bangunan biasanya tergantung pada seseorang yang berprofesi sebagai tukang. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat, khususnya warga di Desa Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan untuk mengikuti bimbingan agar dapat mengerti secara garis

(2)

2

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya

besar ilmu bangunan gedung. Pada bimbingan ini kita sampaikan tetang struktur kuda-kuda dari baja dan kayu.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah, agar supaya mengerti sifat-sifat dan perilaku konstruksi kuda-kuda, dari bahan kayu dan bahan baja, apabila beban-beban nya sudah bekerja.

Manfaat

1. Meningkatkan pengetahuan tentang kuda-kuda,

2. Mengetahui sifat-sifat material yang akan dipakai untuk bahan kuda-kuda,

3. Dapat mendisain kuda-kuda dengan bentang maksimum 10 meter, dari bahan kayu maupun baja profil.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran warga bahwa konstruksi kuda-kuda itu kekuatan terhadap beban gravitasi, beban angin dan beban air hujan.

2. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan warga untuk membuat atau mendesain konstruksi kuda-kuda yang isa menaha beban gravitasi, beban angin dan beban air hujan.

METODE Metode Kegiatan.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilakukan dengan metode : a. Presentasi dan penjelasan

b. Tanya jawab

Langkah-langkah kegiatan

Pada awal kegitan melakukan penjelasan fungsi kuda-kuda dan berbagai bentuk kuda-kuda dari bahan kayu dan baja.

Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan

A. Faktor Pendukung

1. Antusias warga untuk mengikuti kegiatan 2. Tempat kegiatan yang kondusif

3. Dukungan dari Pejabat di Desa Kedungringin. B. Faktor Penghambat

1. Sebagian besar peserta tidak menguasai ilmu dasar bangunan. 2. Ketepatan waktu kehadiran peerta dalam pelaksanaan kegiatan.

Pembahasan

Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter. Sedangkan kuda-kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dan lain-lain. Kuda-kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horizontal.

Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda-kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.

Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horizontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup

(3)

3

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya

atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).

2. Dasar Konstruksi Kuda-Kuda

Ide dasar untuk mendapatkan bentuk konstruksi kuda-kuda seperti urutan gambar di bawah ini: a) Akibat adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda bagian atas (P) mengalami perubahan letak yaitu turun ke P’, sehingga kaki kuda- kuda menekan kedua tembok ke arah samping. Bila tembok tidak kokoh maka tembok akan roboh.

Gambar 1. Dasar Kontruksi Kuda-kuda

b) Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak bergerak ke samping perlu dipasang balok horizontal, balok tersebut bekerja untuk menahan kedua ujung bawah balok kaki kuda-kuda. Batang horizontal tersebut dinamakan balok tarik (AB).

c) Karena bentangan menahan beban yang bekerja dan beban berat sendiri kuda-kuda, maka batang tarik AB akan melentur. Titik P bergerak turun ke titik P’, dengan adanya pelenturan, tembok seolah-olah ke dalam.

(4)

4

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya

d) Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik di ujung atas kaki kuda-kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah-tengah batang tarik AB yang disebut tiang gantung.

Gambar 3. Pemasangan tiang gantung

e) Semakin besar beban yang bekerja dan bentangan yang panjang, sehingga kaki kuda-kuda yang miring mengalami pelenturan. Dengan adanya pelenturan pada kaki kuda-kuda maka bidang atap akan kelihatan cekung kedalam, ini tidak boleh terjadi.

Gambar 4. Balok Sokong Desak

f) Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasangi batang sokong/skoor dimana ujung bawah skoor memancang pada bagian bawah tiang gantung ujung atas skoor menopang bagian tengah kuda-kuda. Dengan demikian pelenturan dapat dicegah

g) Pada bangunan-bangunan yang berukuran besar, kemungkinan konstruksi kuda-kuda melentur pada bidangnya karena kurang begitu kaku. Untuk itu perlu diperkuat dengan dua batang kayu horizontal yang diletakkan kirakira ditengah-tengah tinggi tiang gantung.

(5)

5

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya 3. Batang-Batang Konstruksi Kuda-Kuda

Gambar 5. Batang-batang konstruksi kuda-kuda Keterangan:

a. Balok tarik; b. Balok kunci; c. Kaki kuda-kuda; d. Tiang gantung; e. Batang sokong; f. Balok gapit; g. Balok bubungan; h. Balok gording; i. Balok tembok.

Gambar 6. Detail Kuda-Kuda

4. Tipe Kuda-Kuda (Baja)

a. Tipe Pratt

(6)

6

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya

b. Tipe Howe

Gambar 8. Kuda-Kuda Tipe Howe

c. Tipe Fink

Gambar. Kuda-Kuda Tipe Fink

d. Tipe Bowstring

Gambar 9. Kuda-Kuda Tipe Bowstring e. Tipe Sawtooth

Gambar 10. Kuda-Kuda Tipe Sawtooth

f. Tipe Waren

Gambar 11. Kuda-Kuda Tipe Waren

5. Bentuk Kuda-Kuda Kayu

Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda kayu berdasarkan bentang kuda-kuda, yaitu: a). Bentang 3–4 Meter

(7)

7

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya

Gambar 12. Kuda-Kuda Bentang 3-4 Meter b). Bentang 4–8 Meter

Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 4 sampai dengan 8 meter.

Gambar 13. Kuda-Kuda Bentang 4-8 Meter

6. Pemasangan dan Perletakan Kuda-Kuda

(8)

8

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya

Gambar 15. Perletakkan Kuda-Kuda

7. Kuda-Kuda Sistem Knock Down

Kuda-Kuda sistem knock down merupakan terobosan baru untuk mendirikan rumah instan. Bentuk kuda-kuda sangat sederhana dan terbuat dari papan. Tipe kuda-kuda tersebut diperkenalkan dalam rangka pendirian rumah untuk korban bencana alam yang terjadi di Aceh tanggal 26 Desember 2004 dan dikenal dengan rumah tipe RI-A

(9)

9

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya

Gambar 17. Proses Pemasangan Kuda-kuda

Gambar 18. Kuda-Kuda Sistem Knock Down

Hasil

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini telah berhasil dilaksanakan sesuai rencana dan mendapat sambutan yang baik dari peserta bimbingan, terbukti dari antusias peserta dalam mengikuti kegiatan serta dukungan sarana dan prasarana yang memadai, tanggapan yang baik dari masyarakat setempat dan aparat desa. Peserta sangat antusias memperhatikan materi. Melalui kegiatan ini menjadikan warga lebih paham tentang fungsi dari kuda-kuda sebagai salah satu dari komponen bangunan gedung

(10)

10

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya KESIMPULAN

Dari hasil Pembahasan dan tanya jawab kiranya perlu ditambahkan materi secara menyeluruh, seperti tersebut dibawah ini :

1. Pondasi batu kali, plat setempat dan pondasi strous/bor 2. Kolom beton

3. Balok beton dan kayu

4. Tembok bata merah, bataco dan bata ringan 5. Kusen kayu dan aluminium

6. Plafond

DAFTAR PUSTAKA

1. Heinz Frick dan Moediartianto. 2002. Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu. Penerbit Kanisius 2. Yogyakarta.

3. Heinz Frick, 2002, Ilmu Konstruksi Bangunan 2, Penerbit Kanisius Yogyakarta. 4. K.H. Felix Yap, 2001. Konstruksi Kayu. Penerbit Bima Cipta, Bandung.

5. Oentoeng,lr, 2001. Konstruksi Baja. Penerbit Andi, Surabaya.

6. Salmon, Charles G, Thon E Jhonson, 2000. Struktur Baja Desain dan Perilaku. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Dasar Kontruksi Kuda-kuda
Gambar 3. Pemasangan tiang gantung
Gambar 5. Batang-batang konstruksi kuda-kuda  Keterangan:
Gambar 16. Kuda-kuda sistem Knockdown
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas  pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

Akne vulgaris merupakan gangguan dari unit pilosebasea yang sering dijumpai, dikarateristikkan dengan adanya papul folikular non inflamasi (komedo) dan adanya papul

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Telah diperoleh 18 FLT 0,14 mCi ( uncorrected yield : 6,6%) dengan kemurnian radiokimia

Masalah ekonomi terkait dengan masalah biaya dengan adanya kelemahan dalam penyampaian informasi yang dilakukan secara manual maka akan membutuhkan dana yang

Berdasarkan permasalahan terdapat pada Jatar belakang, yaitu rendahnya kinetja karena belum diberikannya perhatian lebih terhadap usaha peningkatan remunerasi,

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan waktu proses pada lokasi dengan koneksi mobile network yang lebih baik disertai keberhasilan dalam proses enkripsi

Dalam penelitian karya ilmiah ini, penulis menggunakan pendekatan empiris, yaitu suatu pendekatan penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan kondisi yang di lihat di

Masalah dalam penelitian ini adalah kebijakan pengendalian persediaan bahan baku menurut Soto Sedeep dinilai kurang efektif karena terdapat kelebihan bahan baku yang