• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan Barat pada bulan September 2011 sekitar 376.120 orang (8,48 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2011 yang berjumlah 380.110 orang (8,60 persen), berarti berkurang sekitar 3.990 orang atau mengalami penurunan 0,12 persen.

Selama periode Maret 2011–September 2011 penurunan persentase penduduk miskin terjadi di daerah perdesaan sedangkan peningkatan persentase penduduk miskin terjadi di daerah perkotaan. Untuk daerah perdesaan turun 0,34 persen dari 9,59 persen menjadi 9,25 persen sedangkan untuk daerah perkotaan naik 0,37 persen dari 6,33 persen menjadi 6,70 persen. Berarti selama satu semester terakhir penurunan persentase penduduk miskin hanya terjadi di perdesaan. Dari sisi jumlah penduduk miskin, di daerah perdesaan masih lebih banyak sebesar 286.240 orang dibanding di daerah perkotaan sebanyak 89.890 orang.

Garis kemiskinan pada Maret 2011 sebesar Rp. 206.850,- perkapita/bulan selanjutnya meningkat menjadi Rp. 219.636,- perkapita/bulan pada September tahun 2011. Apabila dipilah menurut jenisnya, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan September 2011, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 78,82 persen dan selebihnya 21,18 persen adalah sumbangan Garis Kemiskinan Bukan Makanan.

Pada periode Maret 2011 - September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan adanya kenaikan yaitu dari 1,24 menjadi 1,47. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauh dari garis kemiskinan. Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan yaitu dari 0,28 menjadi 0,39.

No. 05/01/61/Th. XV, 2 Januari 2012

TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2011

(2)

1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Barat Maret 2011 -

September 2011

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2011 ke September 2011 menunjukkan kecenderungan menurun, Maret 2011 sebesar 8,60 persen menjadi 8,48 persen atau turun 0,12 poin. Pada periode Maret 2011 ke September 2011 jumlah penduduk miskin turun dari 380.110 orang menjadi 376.130 orang (Gambar.1). Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 3.980 orang.

Jika dilihat dari daerah perkotaan

dan perdesaan, maka persentase

penurunan jumlah penduduk miskin hanya terjadi di daerah perdesaan yaitu 0,34 persen sedangkan di daerah perkotaan naik 0,37 persen. Namun dari sisi kuantitas jumlah penduduk di perdesaan turun sebanyak 9.400 orang dan di jumlah penduduk perkotaan turun sebanyak 5.420 orang.

Untuk menentukan jumlah

penduduk miskin BPS menggunakan

konsep ”kemampuan memenuhi

kebutuhan dasar” jadi kemiskinan yang

dimaksud adalah ketidakmampuan

dalam memenuhi kebutuhan dasar makan dan non makanan (diukur dari sisi pengeluaran) yang di konversi dengan nilai uang yang disebut sebagai garis kemiskinan. Dengan demikian yang disebut penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan.

Garis kemiskinan pada Maret 2011 sebesar Rp. 206.850,- perkapita/bulan selanjutnya pada September 2011 meningkat menjadi Rp. 219.636 perkapita/bulan. Jika dibedakan berdasarkan daerah perkotaan dan perdesaan, garis Kemiskinan perkotaan Maret 2011 sebesar Rp. 225.245,- naik menjadi Rp. 239.411 pada kondisi September 2011. Sementara di daerah perdesaan sebesar Rp.198.886,- pada Maret 2011 naik menjadi 211.069 pada September 2011.

Tidak berbeda dengan kondisi Maret 2011, pada bulan September 2011 Garis Kemiskinan Makanan juga mempunyai peranan yang sangat dominan terhadap Garis Kemiskinan yaitu sebesar 78,82 persen, dan selebihnya 21,18 persen adalah Garis Kemiskinan Bukan Makanan.

84,47 89,89 295,64 286 0 50 100 150 200 250 300 350 Maret Sept Jumlah

Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kota/desa di Kalimantan Maret-Sept 2011

(000)

(3)

Komoditi makanan yang berpengaruh terhadap kenaikan garis kemiskinan September 2011 antar lain beras, Gula pasir, telur, minyak goreng, mie instan, tahu dan tempe. Sedangkan komoditi non makanannya antara lain perumahan, listrik, dan Angkutan.

Tabel 1.

Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kalimantan Barat Maret 2011 – September 2011

Daerah/Tahun

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Jumlah

penduduk miskin (000 orang) Persentase penduduk miskin Makanan Bukan Makanan Total Perkotaan Maret 2011 168.709 56.536 225.245 84,47 6,33 September 2011 179.627 59.784 239.411 89,89 6,70 Perdesaan Maret 2011 160.275 38.611 198.886 295,64 9,59 September 2011 170.293 40.776 198.886 286,24 9,25 Kota+Desa Maret 2011 162.823 44.027 206.850 380,11 8,60 September 2011 173.115 46.522 219.636 376,13 8,48

Sumber: Pengolahan Susenas Triwulanan 2011

2. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

Persoalan kemiskinan bukan hanya menyangkut berapa jumlah dan persentase penduduk miskin tetapi ada dimensi lain yang harus juga menjadi perhatian yaitu tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Jadi kebijakan dalam penanganan masalah kemiskinan seharusnya tidak hanya memperkecil jumlah penduduk miskin, tetapi juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan itu sendiri.

Indek Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan

pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan Indek Keparahan Kemiskinan merupakan ukuran ketimpangan penduduk miskin.

(4)

Pada periode Maret 2011 - September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan adanya kenaikan yaitu dari 1,24 pada keadaan Maret 2011 menjadi 1,47 pada September 2011 (Tabel 2). Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauh dari garis kemiskinan. Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan adanya kenaikan yaitu dari 0,28 pada Maret 2011 menjadi 0,39 pada September 2011. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif semakin besar selama Maret 2011 sampai September 2011.

Tabel 2

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di

Kalimantan Barat Menurut Daerah, Maret 2011- September 2011

Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Maret 2011 0,91 1,38 1,24

September 2011 1,47 1,47 1,47

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Maret 2011 0,21 0,32 0,28

September 2011 0,41 0,38 0,39

Apabila disimak menurut daerah untuk Maret 2011 berbanding lurus dibandingkan kondisi September 2011, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perkotaan lebih rendah dibanding daerah perdesaan. Pada bulan Maret 2011, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan dan perdesaan masing-masing sebesar 0,91 dan 1,38 sedangkan keadaan September 2011 di daerah perkotaan tidak ada perubahan yaitu tetap 1,47. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk daerah perkotaa sebesar 0,21 pada Maret 2011 sedangkan di daerah perdesaan mencapai 0,32 pada Maret 2011. Pada September 2011 untuk perkotaan naik menjadi 0,41 dan untuk perdesaan juga naik menjadi 0,38.

(5)

Perbandingan Tingkat Kemiskinan Regional Kalimantan dan Nasional

Untuk Garis Kemiskinan Maret 2011, Kalimantan Barat masih terendah di regional Kalimantan yaitu sebesar Rp. 219.636,- dan tertinggi di Kalimantan Timur sebesar Rp. 336.019,-. Adapun dalam hal jumlah dan persentase penduduk miskin, Kalimantan Barat merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 369,11 ribu orang (8,48 persen) sedangkan jumlah penduduk miskin yang terendah di Kalimantan Tengah sebesar 147,08 ribu orang dan persentase penduduk miskin terkecil di Kalimantan Selatan sebesar 5,35 persen.

Tabel 3

Perbandingan Beberapa Indikator Kemiskinan Untuk Regional Kalimantan dan Nasional September 2011

Provinsi Garis Kemisikinan

(Rp/Kapita/Bln) Jumlah (000 orang) Persentase Penduduk Miskin (P0) Kalimantan Barat 219.636 376,12 8,48 Kalimantan Tengah 256.245 150,02 6,64 Kalimantan Selatan 249.487 198,61 5,35 Kalimantan Timur 336.019 247,13 6,63 NASIONAL 243.729 29.890 12,36

Sumber: Pengolahan Susenas Triwulanan 2011

(6)

Penjelasan Teknis dan Sumber Data

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.

Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).

Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.

Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2011 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi Triwulanan Tahun 2011.

(7)

Informasi lebih lanjut hubungi: Duaksa Aritonang, SE, MM Kepala Bidang Statistik Sosial

Telepon: 0561-735345 E-mail : sosial6100@bps.go.id Website : http://kalbar.bps.go.id

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Gambar

Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin Menurut  Kota/desa di Kalimantan Maret-Sept 2011

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini didasarkan pada perubahan reaksi plant jika diberi input dan respon keluaran sistem tersebut dijadikan dasar untuk membuat pemodelan matematika dengan

Fakta-fakta tersebut diatas menimbulkan keinginan peneliti untuk menggali persoalan ini lebih dalam apakah benar locus of control dapat mempengaruhi tinggi atau

indikator, jika merah langsung titrasi dengan HCL 0,02 N sampai tidak berwarna, catat ml titran = (A ml), kemudian tambahkan 3-4 tetes BCG+MR, lanjutkan titrasi dengan HCl 0,02

No No Peserta Nama Mata Pelajaran Instansi Keterangan Lokasi Ruang Waktu.. 11 15290522010322 FARLINA

Dengan menggunakan analisis regresi multilinier, sebanyak 20 senyawa xanton yang sudah diketahui nilai IC50-nya digunakan sebagai senyawa fitting untuk mendapatkan

Arah daya paduan yang dihasilkan oleh konduktor yang membawa arus dalam medan magnet boleh ditentukan dengan menggunakan petua tangan kiri Fleming. Catapult field is the

Pada data penelitian diketahui ibu dengan pola asuh baik dan memiliki balita dengan status gizi normal sebanyak 33 orang dari 52 sampel yang memiliki anggota

Islam dalam perkembangan dakwahnya yang makin meluas mengharuskan islam berinteraksi dengan peradaban dan agama lain. Sehingga timbul pergolakan pemikiran antara