BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data pada pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya pada bab IV, maka penelitin dapat menarik kesimpulan bahwa guru bahasa Inggris di SD Negeri Citapen telah menggunakan berbagai jenis reinforcement dalam pembelajaran membaca nyaring bahasa Inggris.
Data hasil analisis dengan menggunakan teori Skinner menunjukkan bahwa
guru lebih sering menggunakan positive reinforcement dibandingkan negative
reinforcement. Positive reinforcement yang diberikan merupakan suatu
penghargaan (reward) atas perilaku siswa yang diharapkan. Sedangkan negative reinforcement merupakan suatu hukuman (punishment) terhadap perilaku siswa
yang tidak diharapkan dalam kegiatan pembelajaran membaca nyaring Bahasa Inggris. Positive reinforcement yang digunakan guru diantaranya, pujian menggunakan kata-kata seperti good, excellent, well done, thank you dan that’s right; tersenyum, menyediakan kegiatan bernyanyi bersama dan permaianan.
Adapun negative reinforcement yang digunakan guru adalah dalam bentuk teguran, nasehat, dan hafalan Q.S al – Lail dari ayat 1- 21.
Sedangkan data hasil analisis dengan menggunakan teori Turney menunjukkan bahwa jumlah dari semua reinforcement yang digunakan guru adalah sebanyak 531 kali. Verbal reinforcement adalah jenis reinforcement lebih sering digunakan oleh guru dibandingkan jenis reinforcement yang lain. Verbal reinforcement digunakan sebanyak 180 kali dengan persentase sebesar 33,90%
selama empat pertemuan. Gesture reinforcement digunakan sebanyak 147 kali dan persentase sebesar 27,68%, proximity reinforcement 88 kali digunakan dena persentase 16,57%, token reinforcement 86 kali digunakan dengan persentase 16,20%, contact reinforcement 23 kali digunakan guru dengan persentase 4,33%, dan activity reinforcement adalah jenis penguatan yang paling sedikit digunakan
Adapun jawdal reinforcement yang digunakan guru SD Negeri Citapen adalah continuous reinforcement schedule. Hal tersebut sesuai dengan data hasil observasi yang dilakukan peneliti selama pembelajaran membaca nyaring bahasa Inggris di kelas V dan data hasil wawancara dengan guru bahasa Inggris. Guru selalu memberikan reinforcement terhadap perilaku siswa baik itu perilaku yang positif maupun perilaku yang negatif. Setiap siswa diberikan konsekuensi terhadap setiap perilaku yang telah ia perbuat. Misalnya, untuk siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar maka guru langsung memberikan pujian dalam bentuk kata-kata maupun benda, sedangkan bagi siswa yang salah menjawab pertanyaan dan berperilaku tidak baik saat pembelajaran diberikan
teguran, nasehat, dan sanksi menghafal Q.S al – Lail ayat 1 – 21.
B. Saran
Didasarkan pada hasil penelitian Reinforcement dalam Pembelajaran Membaca Nyaring Bahasa Inggris di Kelas V SD Negeri Citapen ini, maka dengan segala kerendahan hati peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi semua pihak dalam memberikan reinforcement. Saran dari peneliti ditujukan kepada:
1. Guru Bahasa Inggris
Guru sebagai pelaksana program pembelajaran di kelas hendaknya berkompeten dalam melaksanakan tugasnya sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan optimal. Untuk itu guru dituntut menguasai berbagai keterampilan mengajar, dan salah satunya adalah keterampilan dalam memberikan reinforcement. Reinforcement diberikan untuk memodifikasi perilaku siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Pada dasarnya, kaum behaviorism berpandangan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, dan reinforcement dapat digunakan untuk merubah perilaku siswa agar sesuai dengan
perilaku negatif siswa dapat diperbaiki. Dalam menggunakan reinforcement hendaknya guru mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Reinforcement hendaknya diberikan sesuai dengan perilaku yang telah diperbuat siswa, misalnya bagi perilaku siswa yang positif diberikan positive reinforcement, begitupun sebaliknya.
b. Reinforcement diberikan dengan segera setelah respons yang ditunjukkan siswa, karena jika ditunda-tunda maka reinforcement tidak akan efektif digunakan untuk memodifikasi perilaku siswa.
c. Guru hendaknya menggunakan reinforcement secara bervariasi, hal ini dimaksudkan supaya siswa tidak merasa jenuh.
d. Dalam hal penggunaan jadwal reinforcement pun hendaknya guru menggunakan jadwal yang bervariasi agar reinforcement yang diberikan lebih
bermakna dan efektif.
2. Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar
Sekolah dasar sebagai wadah pertama bagi siswa dalam mengenyam pendidikan formal, seyogyanya mampu menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dapat mendukung terlaksanakannya pembelajaran. Selain itu, sekolah pun harus senantiasa memfasilitasi dan memberikan dukungan kepada guru agar berkompeten dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, khususnya dalam melaksanakan keterampilan reinforcement dalam kegiatan pembelajaran. 3. Peneliti