• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKN 1103096 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKN 1103096 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran tidak hanya sekedar menekankan kepada pengertian atau konsep-konsep, tetapi lebih menekankan pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan penerapan konsep dalam kehidupan nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Syaifurahman dan Ujiati (2013, hlm. 60) mengemukakan bahwa “pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena ke dalam struktur pengetahuan mereka”. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa pembelajaran yang baik adalah pempelajaran yang melibatkan pengalaman siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan pengalaman memberikan kebermaknaan dalam proses pembelajaran karena siswa dituntut mampu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan atau fenomena-fenomena yang terjadi disekitarnya yang kemudian secara aktif dan kritis mencari solusi penyelesainnya. Mengenai hal ini Hamalik (2003, hlm. 212) mengungkapkan bahwa:

“… pengajaran berdasarkan pengalaman memberi para siswa seperangkat/serangkaian situasi-situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru. Cara ini mengarahkan para siswa ke dalam ekplorasi yang alami dan investigasi langsung ke dalam suatu situasi pemecahan masalah”.

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Zuckerman (dalam Warsono dan Hariyanto, 2012, hlm. 4) yang mengatakan bahwa :

Belajar akan diperoleh melalui pengalaman (learning from experience), melalui pembelajaran aktif (active learning), dan dengan cara melalukan interaksi dengan bahan ajar maupun dengan orang (interacting with learning materials and with people).

(2)

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung merupakan salah satu sekolah yang dalam proses pembelajaran telah menerapkan sistem pembelajaran yang mengfokuskan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan ilmiah yang telah diterapkan oleh SMA Negeri 3 Bandung tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran tertentu, tetapi sudah diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran PPKn. Pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam prosesnya, sementara guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator dapat diterapkan dengan pendekatan ilmiah.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa di SMA Negeri 3 Bandung, diketahui bahwa pendekatan ilmiah sudah diterapkan khususnya dalam mata pelajaran PPKn dan telah memberikan dampak bagi peningkatan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat pada proses pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa, sementara guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Pembelajaran yang dilakukan seperti adanya penayangan video yang kemudian siswa harus menganalisis video tersebut dan mengemukakan hasil analisisnya. Pembelajaran yang dilakukan tersebut menggunakan model pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) yang didalamnya mencakup unsur-unsur pendekatan ilmiah yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

(3)

mencoba menalar permasalahan yang dijadikan bahan pembelajaran. Kemudian hasil karya tersebut nantinya dituntut untuk dipublikasikan dan sekaligus akan dipersentasikan di depan guru dan siswa lain. Dari hasil ini dapat dilihat kemampuan siswa untuk mencoba dan mengkomunikasikan atau menyajikan hasil pekerjaannya.

Berdasarkan fakta di lapangan tersebut, pendekatan ilmiah sudah diterapkan dengan cukup baik di SMA Negeri 3 Bandung. Namun demikian, masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan pendekatan ini, diantaranya terkait kesiapan siswa untuk melakukan pembelajaran. Tidak semua siswa secara aktif dan cepat merespon tugas yang berikan oleh guru. Selain itu juga tidak semua siswa merasa senang dengan model pembalajaran aktif yang diterapkan guru. Dengan kata lain, belum sepenuhnya motivasi belajar siswa belajar siswa muncul dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam hal ini diperlukan pemahaman yang lebih terkait penerapan pendekatan ilmiah serta inovasi- inovasi yang mampu dilakukan dalam penerapan pendekatan ini. Dengan demikian hasil yang diharapakan berupa peningkatan motivasi belajar siswa dapat dicapai secara baik. Hal ini dirasa perlu menjadi perhatian, karena pada dasarnya pendekatan ilmiah bertujuan untuk membantu mengembangkan kompetensi siswa yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif berupa pengetahuan, afektif diwujudkan dalam sikap, dan psikomotor dalam bentuk keterampilan.

Saminanto (2013, hlm. 25) mengemukakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah (scientific approach), ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu ‘mengapa’. Ranah keterampilan mengapit transformasi substansi atau materi ajar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggapit transformasi substansi atau materi ajar peserta didik tahu tentang ‘apa’.

Pengembangan kompetensi tersebut dapat diterapkan melalui aktivitas pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa, yaitu dalam aktifitas mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan yang ada dalam pendekatan ilmiah. Hal ini sejalan dengan yang dijabarkan oleh Kemendikbud (Atsnan &

(4)

perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan”.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah ini lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Atsnan & Rakmita (2013) membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10% setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25%. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90% setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50–70%. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa banyaknya informasi yang dimiliki oleh guru dapat dipahami secara kontekstual dengan baik oleh siswa hingga tingkat pemahaman lebih dari 50 % dari informasi yang disampaikan. Dengan demikian proses pembelajaran secara tradisional, informasi yang disampaikan oleh guru cenderung sulit dan lambat diterima oleh siswa. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) lebih efektif dalam pengembangan kemampuan dan taraf berpikir siswa.

Hal yang kemudian membuat peneliti merasa penelitian ini penting dilakukan adalah bahwa pendekatan ilmiah merupakan pendekatan baru dalam pembelajaran. Walaupun secara konsep pendekatan ini sudah ada sejak lama karena merupakan pengembangan dari pendekatan inkuiri, namun secara aplikatif pendekatan ini merupakan pendekatan baru. Selain itu, pendekatan ilmiah ini pun dirasa sangat penting untuk diterapkan dalam mata pelajaran PPKn, karena paradigma yang ada selama ini bahwa mata pelajaran PPKn cenderung membosankan bagi siswa. Dengan demikian, adanya penelitian ini dapat merubah paradigma tersebut, dan menjadikan pembelajaran PPKn menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

(5)

pengalaman terbaik (best practices) bagi sekolah yang belum atau akan menerapkan pendekatan ilmiah dalam pembelajarannya.

Berdasarkan hasil kajian yang telah dikemukakan di atas, membuat peneliti tertarik untuk lebih meneliti bagaimana implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn dihubungkan dengan motivasi belajar

siswa, sehingga penelitian ini dirumuskan melalui judul penelitian yaitu

“IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA” (Studi Deskriptif di SMA Negeri 3 Bandung).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Belum dilakukan penelitian tentang pendekatan ilmiah (scientific approach) sebagai bagian dari Kurikulum 2013, khususnya dalam pembelajaran PPKn; 2. Perlunya pemahaman guru secara utuh mengenai pendekatan ilmiah (scientific

approach) sebagai implementasi dalam Kurikulum 2013 dalam pembelajaran

khususnya dalam mata pelajaran PPKn;

3. Pentingnya penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) secara utuh dalam pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar siswa;

4. Belum adanya daya dukung kreatifitas guru dalam penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) sebagai implementasi dalam Kurikulum 2013 khususnya dalam mata pelajaran PPKn sehingga mempengaruhi tingkat motivasi belajar siswa.

C. Rumusan Masalah Penelitian

(6)

1. Bagaimana bentuk implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar di SMA Negeri 3 Bandung?

2. Bagaimana peran guru dan siswa dalam penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) pada mata pelajaran PPKn di SMA Negeri 3 Bandung sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?

3. Apa saja hambatan dalam pengimplementasian pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa di SMA 3 Bandung?

4. Apa upaya mengatasi hambatan dalam pengimplementasian pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi siswa belajar di SMA 3 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

1. Mengetahui bentuk implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar di SMA Negeri 3 Bandung.

2. Mengidentifikasi peran guru dan siswa dalam penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) pada mata pelajaran PPKn di SMA Negeri 3 Bandung sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Mengidentifikasi hambatan dalam pengimplementasian pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA 3 Bandung.

4. Mengidentifikasi upaya mengatasi hambatan dalam pengimplementasian pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA 3 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

(7)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan keilmuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) khususnya dalam konteks pendekatannya yaitu dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), dimana sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri yaitu dalam proses pembelajarannya menjadikan kelas sebagai laboratorium demokrasi. Salah satu manfaat menjadikan kelas sebagai laboratorium demokrasi dalam pembelajaran PPKn yaitu dapat diketahui tingkat motivasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis dapat diperoleh baik oleh penulis maupun pembaca dan juga bagi banyak pihak terlebih dalam bidang pendidikan. Manfaat dari penelitian diharapkan dapat dirasakan oleh banyak pihak, diantaranya:

a. Bagi guru PPKn

1) Mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) secara memadai.

2) Meningkatkan profesionalitas guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran sehingga dapat memberikan motivasi belajar pada siswa.

3) Dengan penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) secara memadai, mampu membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Bagi siswa

1) Memberikan pemahaman terkait pentingnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang optimal sehingga siswa mampu melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran, atau dengan kata lain motivasi belajar siswa menjadi meningkat.

2) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan penggunaan pendekatan ilmiah yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

c. Bagi sekolah

(8)

2) Mendukung terwujudnya pembelajaran yang bermakna sebagai upaya terwujudnya sekolah yang berkualitas. Salah satu ciri pembelajaran yang bermakna adalah tingginya motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam penyusunan skripsi ini meliputi, judul,

pernyataan mengenai maksud karya ilmiah, nama dan kedudukan tim pembimbing, pernyataan tentang keaslian karya ilmiah, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran

BAB I: Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, metodologi penelitian, dan stuktur organisasi skripsi.

BAB II: Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

BAB III: Metodologi penelitian. Pada bab ini peneliti menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

BAB IV: Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini peneliti menganalisis hasil temuan data tentang Implementasi Pendekatan Ilmiah (Scientific Aprroach) dalam mata Pelajaran PPKn untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

Referensi

Dokumen terkait

motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Value. Clarification Technique (VCT) pada materi menerima hasil keputusan

saat pembelajaran seni tari melalui VCT Value Clarification Technique) dengan hasil data lapangan siswa mengalami peningkatan, siswa berhasil mencapai rata- rata (84,52),

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul ” Pengaruh Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Terhadap

Setelah siswa menerapkan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) tipe analisis nilai, nilai moral dasar siswa semakin nampak dan terus meningkat

PENINGKATAN NILAI MORAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan

Berdasarkan hasil analisis pembahasan pada kegiatan penelitian belajar PKn dengan pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) pada murid kelas IV A SD Negeri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Draft/Matrik terhadap prestasi belajar dan tanggung

Dalam penelitian ini dipilih tipe Numbered Head Together (NHT) yang dipadukan dengan pendekatan Value Clarification Technique (VCT) karena dalam model pembelajaran