• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BP 1007126 Chapter4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BP 1007126 Chapter4"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada bagian ini dideskripsikan tentang hasil penelitian program bimbingan

karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa program studi

pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014. Hasil penelitian yang diungkap

yaitu: (1) profil identitas karier mahasiswa secara umum dan dilihat dari aspek

dan indikator identitas karier, setiap profil identitas karier dikategorikan menjadi

empat kategori status identitas yaitu diffusion, foreclosure, moratorium dan achievement; (2) rumusan hipotetik program bimbingan karier didasarkan pada pendekatan ego identity Marcia yang ditimbang oleh pakar dan praktisi bimbingan dan konseling dan; (3) hasil efektifitas program bimbingan karier untuk

mengembangkan identitas karier mahasiswa.

1. Profil Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi tahun

akademik 2013/2014

Berikut diuraikan profil identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan

akuntansi secara umum, aspek dan indikator.

a. Profil Umum Identitas Karier Mahasiswa

Gambaran umum mengenai identitas karier mahasiswa diketahui dengan

menggunakan angket yang sebelumnya telah disebarkan. Hasil penyebaran

inventori tersebut kemudian disusun dan diolah untuk memperoleh kriteria pada

(2)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Tabel 4.1

Profil Ketercapaian Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014

STATUS IDENTITAS

Komitmen

Rendah Tinggi

Eksplorasi

Rendah Diffusion 6 (6,3%)

Moratorium 16 (16,8%)

Tinggi Foreclosure 10 (10,5%)

Achievement 63 (66,3%)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa data yang didapatkan

dari 95 orang mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik

2013/2014 adalah 6 (6,3%) orang mahasiswa dengan status identitas diffusion, 10 (10,5%) orang mahasiswa dengan status identitas foreclosure, 16 (16,8%) orang mahasiswa dengan status identitas moratorium dan 63 (66,3%) orang mahasiswa dengan status identitas achievement. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 4.1

Profil Umum Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014

Grafik 4.1 menggambarkan profil identitas karier secara umum, terlihat

sangat jelas bahwa mahasiswa pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014

sebagian besar berada di status identitas achievement.

6 10

16

63

(3)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

b. Profil Eksplorasi dan Komitmen

Berdasarkan data yang diperoleh selain profil secara umum, dalam

penelitian ini aspek identitas karier terbagi menjadi dua aspek yakni eksplorasi

dan komitmen.berikut

Tabel 4.2

Ketercapaian Eksplorasi Dan Komitmen

Status

Identitas Eksplorasi Komitmen

Diffusion 5.0 5.1

Foreclosure 8.7 10.4

Moratorium 16.5 14.1

Achievement 69.8 70.3

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat ketercapaian dalam aspek

eksplorasi dan komitmen dari status identitas diffusion tidak berbeda jauh hanya 5% dan 5,1%, status identitas foreclosure aspek komitmen 10,4% dimana lebih tinggi jika dibandingkan dengan aspek eksplorasi hanya sekitar 8,7%, status

identitas moratorium aspek eksplorasi 16,5% dimana lebih tinggi jika dibandingkan dengan aspek komitmen sebesar 14,1%, sedangkan untuk

(4)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Grafik 4.2

Profil Ketercapaian Eksplorasi Dan Komitmen Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014

Berdasarkan grafik 4.2 di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa pada status

identitas diffusion dan achievement aspek eksplorasi dan komitmen hampir sama sedangkan pada status identitas foreclosure aspek komitmen lebih tinggi jika dibandingkan dengan eksplorasi dan pada status identitas moratorium aspek eksplorasi lebih tinggi dibandingkan dengan komitmen.

c. Profil identitas Karier Mahasiswa Perindikator

Lebih lanjut, untuk melihat secara jelas mengenai persentase dari tiap

indikator dalam aspek eksplorasi identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan

akuntansi dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Persentase Tiap Indikator Dari Aspek Eksplorasi

Indikator Diffusion Foreclosure Moratorium Achievement Mean

Pengetahuan diri (E1) 1,5 2,6 5,0 20,6 7,42

Aktifitas untuk

mendapatkan informasi 1,2 2,0 3,9 17,0 6,02

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Diffusion Foreclosure Moratorium Achievement

Eksplorasi

(5)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

mengenai karier (E2) Mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial (E3)

1,0 1,8 3,4 14,6 5,2

Keinginan untuk

membuat keputusan lebih awal (E4)

1,3 2,2 4,2 17,8 6,37

Jumlah 5 8,7 16,5 69,8 25

Pada tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa persentase terbesar secara

keseluruhan terdapat pada status identitas achievement 69,8% dikarenakan jumlahnya memang lebih banyak dibandingkan status identitas lainnya seperti

status identitas diffusion5%, foreclosure 8,7% dan moratorium 16,5%. Pada setiap indikatornya juga tidak jauh berbeda, seperti indikator pengetahuan diri dapat

dilihat bahwa status identitas diffusion1,5%, foreclosure 2,6%, moratorium 5% dan achievement 20,6%. Aktifitas untuk mendapatkan informasi status identitas diffusion1,2%, foreclosure 2%, moratorium 3,9% dan achievement 17%. Indikator mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial status identitas

diffusionsebesar 1%, foreclosure 1,8%, moratorium 3,4% dan achievement 14,6%, jika dibandingkan dengan indikator yang lainnya indikator ini adalah indikator

yang rata-ratanya paling rendah dengan asumsi bahwa banyak diantara mahasiswa

yang tidak mengetahui berbagai alternative pilihan karier lainnya yang potensial

bagi mahasiswa. Untuk indikator keinginan untuk membuat keputusan lebih awal

(6)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Grafik 4.3

Grafik Ketercapaian Tiap Indikator Dari Aspek Eksplorasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014

Selain aspek eksplorasi berikut akan ditampilkan ketercapaian mahasiswa

dalam aspek komitmen yang terbagi menjadi lima aspek, lebih jelas dapat dilihat

dalam tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Persentase Tiap Indikator Dari Aspek Komitmen

Indikator Diffusion Foreclosure Moratorium Achievement Mean

Aktifitas untuk

mengimplementasikan karier yang telah dipilih (K1)

1,2 2,4 3,6 15,8 5,75

Tingkat Emosi (K2) 1,2 2,4 3,2 15,8 5,65

Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya (K3)

0,5 1,2 1,6 8,8 3,28

Proyeksi masa depan

(K4) 1,1 2,2 2,8 14,8 5,23

Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah

dipilihnya (K5)

1,1 2,2 2,9 15,1 5,33

Total 5,1 10,4 14,1 70,3 25,23

0 5 10 15 20 25

E1 E2 E3 E4

Diffusion

Foreclosure

Moratorium

(7)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Berdasarkan tabel 4.4 dapat kita lihat bahwa hasilnya tidak jauh berbeda

bahwa yang paling besar dalam persentase yakni pada status identitas achievement 70,3%, moratorium 14,1%, foreclosure 10,4% dan yang paling kecil adalah 5,1%. Selanjutnya dapat dilihat dari tiap indikator, indikator aktifitas untuk

mengimplementasikan karier yang telah dipilih dari status identitas diffusion1,2%, foreclosure 2,4%, moratorium 3,6% dan status identitas achievement 15,8%. Indikator tingkat emosi status identitas diffusion1,2%, foreclosure 2,4%, moratorium 3,2% dan achievement 15,8%. Indikator identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya status identitas

diffusion 0,5%, foreclosure 1,2%, moratorium 1,6% dan achievement 8,8%, jika dibandingkan dengan indikator-indikator lainnya dalam aspek komitmen aspek ini

adalah aspek terendah karena yang lainnya hampir sama secara rata-rata. Indikator

proyeksi masa depan status identitas diffusion 1,1%, foreclosure 2,2%, moratorium 2,8% dan achievement 14,8%. indikator daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya status identitas diffusion sebesar 1,1%, foreclosure 2,2%, moratorium 2,9% dan achievement 15,1%. Selanjutnya dapat dilihat lebih jelas dalam grafik 4.4 di bawah ini.

Grafik 4.4

Ketercapaian Identitas Karier Dalam Tiap Indikator Komitmen

0 2 4 6 8 10 12 14 16

K1 K2 K3 K4 K5

Diffusion

Foreclosure

Moratorium

(8)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

2. Rumusan Program Hipotetik Bimbingan Karier untuk Mengembangkan

Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi tahun

akademik 2013/2014

Program bimbingan karier dalam penelitian ini secara teoritik dirancang

berdasarkan pendekatan identitas dari Marcia yang terdiri dari eksplorasi dan

komitmen, dan secara praktis didasarkan pada profil identitas karier mahasiswa

jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014.

Program bimbingan karier didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan

yang direncanakan secara sistematis, terarah dan terpadu untuk memahami dan

mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan

kerja atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku

jabatan itu, dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan

pekerjaan yang dimasuki. Untuk mendapatkan program bimbingan karier yang

efektif maka dilakukan uji kelayakan program secara rasional yang dilakukan

kepada pakar bimbingan dan konseling. Deskripsi hasil uji kelayakan pakar

terhadap program sebagai berikut.

a. Rasional Program

Bagian menjelaskan secara rasional dasar penyusunan program bimbingan

karier, serta pentingnya program bimbingan karier untuk mengembangkan

identitas karier mahasiswa.

b. Deskripsi kebutuhan

Bagian ini kebutuhan dideskripsikan berdasarkan hasil pretest yang

dijadikan dasar penyusunan layanan dalam program bimbingan karier. Deskripsi

kebutuhan menurut penimbang cukup dijelaskan secara singkat dan dalam bentuk

deskriptif.

c. Tujuan

Bagian ini menjelaskan mengenai hal-hal yang menjadi tujuan program

bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa. Tujuan

(9)

kelemahan-Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

kelemahan yang ditemukan dan tujuan program adalah untuk mengembangkan

kelemahan tersebut.

d. Sasaran

Bagian ini menjelaskan tentang objek dari program bimbingan karier yang

dilaksanakan. Menurut penimbang, sasaran program sudah memadai dan tidak

perlu ditambahkan.

e. Peran konselor

Peran dan fungsi konselor adalah kemampuan dasar yang perlu dimiliki

konselor untuk melaksanakan layanan. Berdasarkan hasil penimbangan pakar

diketahui sangat memadai. Masukan yang diberikan adalah perlu dijelaskan

dengan bahasa yang lebih deskriptif dan operasional. Terhadap masukan tersebut

dilakukan revisi yang sesuai.

f. Kompetensi konselor

Kemampuan konselor dalam melaksanakan program bimbingan karier

untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa. Menurut penimbang

dianggap sudah memadai. Masukan yang diberikan adalah kompetensi

bimbingan seharusnya memang wajib untuk dimiliki oleh para pendidik.

g. Struktur dan tahapan program

Struktur dan tahapan berisi gambaran singkat langkah kerja dan aktivitas

yang ada dalam setiap layanan. Menurut penimbang, struktur dan tahapan

dianggap sudah memadai. Setiap tahapan dalam dianggap sudah mengakomodir

dalam pencapaian tujuan program. Masukan yang diberikan adalah perlu

ditambah pengembangan tema dan materi program pada setiap tahapan.

h. Evaluasi program bimbingan karier.

Bagian ini menjelaskan mengenai indikator keberhasilan dari program

yang dilaksanakan. Evaluasi dan indikator kegiatan dinilai oleh pakar sudah

sangat memadai. Masukan yang diberikan adalah penjelasan lebih kongkrit

(10)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

3. Proses pelaksanaan program bimbingan karier untuk mengembangkan

identitas karier mahasiswa

Program bimbingan karier yang dilaksanakan dalam penelitian ini terbagi

menjadi enam tahapan yakni tahap pertama pengetahuan diri, tahap kedua

penelusuran informasi karier, tahap ketiga pengelolaan emosi, tahap keempat

identifikasi orang lain yang dianggap penting terhadap pilihan kariernya, tahap

kelima perencanaan masa depan dan tahap keenam ketahanan dalam sebuah

pilihan. Diawal dan diakhir tahapan diberikan tes yang kemudian disebut sebagai

pretestt dan posttest. Berikut rangkuman pelaksanaan program dari tiap tahapan

program.

Tabel 4.5

Rangkuman Pelaksanaan Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa

No Kegiatan Tahap Awal Tahap Inti Tahap Akhir yang telah dilakukan.

(11)

Andi Kiswanto, 2014

(12)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Pada saat kegiatan dilaksanakan, observasi dan evaluasi juga dilakukan.

Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Ringkasan Hasil Observasi dan Evaluasi Pelaksaanaan Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas Karier Mahasiswa

No Kegiatan Hasil Observasi Pada

Aktivitas siswa materi yang disampaikan akan tetapi ada beberapa pertanyaan mengenai bagaimana mengetahui hal-hal yang berada pada bagian blindspot.

Kegiatan dilakukan sesuai dengan alokasi yang sudah ditentukan dan sesuai dengan rencana. genogram diri dan tujuan dari membuat genogram. Ada beberapa mahasiswa yang tidak mengetahui pekerjaan-pekerjaan terutama dari anggota keluarga yang sudah meninggal seperti kakek atau nenek dan keluarga jauh.

Kegiatan dilakukan sesuai dengan alokasi yang sudah ditentukan dan sesuai dengan rencana. Akan tetapi mahasiswa menginginkan

pembuatan genogram dilanjutkan di rumah dikarenakan tidak puas dengan genogram yang sudah dibuat dan ingin mencari informasi lebih jauh kepada keluarga.

3. Penelusuran informasi karier. Membuat mind map.

Mahasiswa sangat antusias dalam pembuatan mind map, walaupun ada beberapa yang tidak antusias.

Kegiatan dilakukan waktunya kurang dari yang sudah

direncanakan karena mahasiswa menginginkan bentuk mind map yang indah sehingga dilakukan di rumah masing-masing.

Kegiatan ini memerlukan tambahan pertemuan untuk mendapatkan mind map yang sesuai dengan yang diharapkan. dirinya. Setelah orang ketiga dan keempat semua berani dan

(13)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

karier. mengajukan diri untuk menceritakan kisahnya.

berkejaran dengan waktu , pada orang keenam dirubah bentuknya menjadi kelompok agar semua mahasiswa mendapatkan giliran antusias pada saat menonton film. Hanya saja ada beberapa

mahasiswa yang sudah pernah menonton filmnya dan mulai kehilangan fokus di pertengahan film dikarenakan jenuh.

Kegiatan yang dilakukan

memerlukan tambahan waktu dan pertemuan dikarenakan film terlalu panjang. Dikarenakan adanya tambahan pertemuan maka referensi film juga ditambahkan dengna yang bertemakan

komunikasi yang berjudul “thank you for smoking” membuat perencanaan hidup.

Kegiatan sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan. Dalam pelaksanaan penyampaian materi diubah perencanaan dibuat dimulai dari kematian untuk membangkitkan antusias dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dan semua siswa dapat mengikuti semua tahapan kegiatan dengan baik.

Pada pelaksanaan program bimbingan karier, mahasiswa sebagai subjek

penelitian diberikan jurnal kegiatan harian untuk membantu mahasiswa memaknai

kegiatan yang dilakukan dan membantu peneliti memantau setiap kegiatan yang

dilakukan. Tabel 4.7 adalah rekapitulasi data kualitatif yang berupa ekspresi

verbal para siswa setelah mengikuti kegiatan dari program bimbingan karier untuk

mengembangkan identitas karier mahasiswa.

Tabel 4.7

Rekapitulasi Jurnal Harian Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014

No EKPERIENTASI IDENTIFIKASI ANALISIS GENERALISASI

(14)

Andi Kiswanto, 2014

(15)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

4. Efektifitas Program Bimbingan Karier untuk Mengembangkan Identitas

Karier Mahasiswa

Sebelum dilakukan pengujian efektivitas, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dan uji homogenitas sebagai prasyarat. Hasil keduanya menunjukkan

bahwa data memiliki distribusi normal dan varians yang homogen. Selanjutnya

dilakukan uji efektivitas hasil pretest dan posttest, dapat dilihat dalam tabel 4.5

berikut.

Tabel 4.8

Hasil Uji Paired T Test Hasil Pretest Dan Posttest

No Kondisi Mean StDev Min Max

kondisi responden sebelum dengan sesudah memperoleh program bimbingan

karier. Dapat dikatakan program bimbingan karier efektif untuk meningkatkan

(16)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Secara umum terdapat peningkatan perolehan uji statistik antara pretest

dan posttest pada profil identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi

tahun akademik 2013/2014 dimana pada saat pretest rata-ratanya 113,66 menjadi

134,28 pada saat posttest begitu pula dengan skor standar deviasi, skor minimal

dan skor maksimalnya terdapat perubahan yang signifikan. Lebih jelas

diperlihatkan dalam grafik berikut ini.

Grafik 4.5

Pretest dan Posttest Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014

Selanjutnya, jika dilihat dari tiap aspek hasil uji t yang dilakukan dengan memanfaatkan software SPSS 17 For Windows disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.9

Hasil Uji Paired Samples Test pada Setiap Aspek

Aspek Penghitungan PRETEST POSTTEST GAIN

Eksplorasi

Standar Deviasi 7,32 6,51 - 0,81

Mean 50,44 58,8 8,36

T 5,060

Df 31

Sig.(2-tailed) ,000

0 2 4 6 8 10 12 14 16

(17)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Aspek Penghitungan PRETEST POSTTEST GAIN

Komitmen

Standar Deviasi 6,57 10,6 4,03

Mean 63,2 68,7 5,5

T 2,306

Df 31

Sig.(2-tailed) ,028

Berdasarkan tebel 4.7 hasil di atas pada aspek eksplorasi diperoleh

p=0,000 dengan =0,05. Selain itu, hasil uji t berpasangan juga menunjukkan bahwa t hitung 5,060 > (lebih besar) dari t tabel 2,037 yang artinya dalam aspek

eksplorasi terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi responden sebelum

dengan sesudah memperoleh program bimbingan karier. Dalam aspek

komitmenpun diperoleh p=0,028 dengan =0,05. Selain itu, hasil uji t berpasangan juga menunjukkan bahwa t hitung 2,306 > (lebih besar) dari t tabel

2,037 yang artinya dalam aspek eksplorasi terdapat perbedaan yang signifikan

antara kondisi responden sebelum dengan sesudah memperoleh program

bimbingan karier.

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa perubahan aspek eksplorasi

identitas karier dalam penelitian ini meningkat signifikan, seperti rata-rata aspek

eksplorasi pada saat pretest 50,44 berubah menjadi 58,8 dan juga pada aspek

komitmen saat pretest 63,2 pada saat posttest berubah menjadi 68,7, jika

dibandingkan perubahannya lebih besar aspek eksplorasi dari pada aspek

komitmen. Dapat ditarik kesimpulan bahwa program bimbingan karier efektif

untuk mengembangkan aspek eksplorasi dan aspek komitmen dalam identitas

(18)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Grafik 4.6

Pretest dan Posttest Tiap Aspek Identitas Karier Mahasiswa

Lebih lanjut jika dilihat dari masing-masing indikator, maka perhitungan

statistik menggunakan uji t dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.10

Nilai Uji t Identitas Karier Setiap Indikator

Indikator T df Sig.(2-tailed)

Eksplorasi

Pengetahuan diri (E1) 3,511 31 ,001

Aktifitas untuk mendapatkan informasi mengenai

karier (E2) 4,618 31 ,000

Mempertimbangkan berbagai alternatif karier

yang potensial (E3) 4,904 31 ,000

Keinginan untuk membuat keputusan lebih awal

(E4) 3,889 31 ,000

Komitmen Aktifitas untuk mengimplementasikan karier yang

telah dipilih (K1) 4,171 31 ,000

Tingkat Emosi (K2) 5,126 31 ,000

Identifikasi dengan orang yang dianggap penting

terhadap karier yang telah dipilihnya (K3) 7,716 31 ,000

Proyeksi masa depan (K4) 7,834 31 ,000

Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada

karier yang telah dipilihnya (K5) 3,095 31 ,004

Pre Test Post Test

0 10 20 30 40 50 60 70

Eksplorasi

(19)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat ketahui bahwa secara keseluruhan nilai

t hitung dari tiap indikator seluruhnya lebih besar dari t tabel sebesar 2,037 dan

nilai p seluruhnya berada di bawah nilai =0,05. Selain itu juga hasil uji t di atas

ditunjang oleh perbandingan skor rata-rata pretest dan posttest pada

masing-masing indikator identitas karier mahasiswa. Deskripsi lebih jelas dapat dilihat

pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.11

Nilai Rata-rata Skor Pre-test dan Post-test Identitas karier Tiap Indikator

Indikator Pretest Posttest Gain

stdev Mean stdev Mean stdev Mean Eksplorasi

Pengetahuan diri (E1) 2,67 15,3 2,54 17,5 -0.13 2.2

Aktifitas untuk mendapatkan informasi

mengenai karier (E2) 2,2 11,9 2,21 14 0.01 2.1

Mempertimbangkan berbagai alternatif

karier yang potensial (E3) 1,73 10,3 1,47 12,2 -0.26 1.9

Keinginan untuk membuat keputusan

lebih awal (E4) 2,24 12,8 2,2 15,1 -0.04 2.3

Komitmen Aktifitas untuk mengimplementasikan

karier yang telah dipilih (K1) 2,22 15,3 2,59 17,5 0.37 2.2

Tingkat Emosi (K2) 1,93 14,5 2,52 17,1 0.59 2.6

Identifikasi dengan orang yang

dianggap penting terhadap karier yang telah dipilihnya (K3)

1,5 7,13 1,36 10 -0.14 2.87

Proyeksi masa depan (K4) 1,74 13,2 1,74 16,3 0 3.1

Daya tahan terhadap godaan untuk tetap

pada karier yang telah dipilihnya (K5) 2,2 13,1 2,19 14,7 -0.01 1.6

Pada tabel 4.9 tersebut mengambarkan bahwa seluruh indikator identitas

karier jika dilihat dari rata-rata (mean) meningkat signifikan, artinya program bimbingan karier dapat mengembangkan seluruh indikator identitas karier

mahasiswa. Pertimbangan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh aspek

(20)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

kebutuhan dalam pembuatan program. Seperti yang digambarkan pada grafik

berikut.

Grafik 4.7

Pretest dan Posttest Indikator Identitas Karier Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Tahun Akademik 2013/2014

Grafik 4.6 di atas terlihat jelas bahwa hasil perolehan skor rata-rata antara

aspek eksplorasi dan aspek komitmen identitas karier antara pretestt dan posttest,

terjadi peningkatan di setiap indikator yang diujikan. Dengan kata lain, dapat kita

ambil kesimpulan bahwa program bimbingan karier efektif untuk

mengembangkan seluruh indikator identitas karier mahasiswa.

Selain berdasarkan dari uji efektifitas dengan paired t test, efektifitas program bimbingan karier dapat dilihat berdasarkan jalur perkembangan (path development) dari setiap status identitas setelah mendapatkan program bimbingan karier. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.12

Perubahan Status Identitas Pretestt Dan Posttest

PRETESTT POSTTEST

Status Identitas f Status Identitas f

Diffusion 6 Achievement 6

Foreclosure 10 Achievement 10

(21)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Moratorium 16

Diffusion 1

Moratorium 1 Achievement 14

Jumlah 32 Jumlah 32

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa yang memiliki status identitas

diffusion yakni enam orang setelah mendapatkan program bimbingan karier status identitasnya berubah menjadi achievement keseluruhannya, begitu juga dengan status identitas foreclosure yang didapatkan dengan pretestt setelah mendapatkan program bimbingan karier seluruhnya status identitasnya berubah menjadi

achievement, kecuali mahasiswa dengan status identitas moratorium di pretestt setelah mendapatkan program bimbingan karier 14 orang statusnya menjadi

achievement, satu orang tetap dalam status moratorium dan satu orang lainnya berubah statusnya menjadi diffusion.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Bagian ini berisi mengenai pembahasan tentang hasil penelitian program

bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa jurusan

pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014. Pembahasan hasil penelitian

yang diungkap yaitu: (1) Profil umum identitas karier mahasiswa jurusan

pendidikan akuntansi; (2) Profil per aspek dan per indikator identitas karier

mahasiswa; dan (3) Efektivitas program bimbingan karier untuk mengembangkan

identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi.

1. Profil Umum Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi

Identitas karier dapat dikatakan sebagai pemaknaan diri terhadap peran

karier yang dimilikinya seperti pengalaman, tujuan karier, nilai-nilai,

kepercayaan, minat dan kemampuan dengan pendidikan yang ditempuh saat ini

dan pekerjaan yang dianggap sesuai di masa depan. Seseorang akan memiliki

ketidakjelasan identitas karier apabila tidak bisa memaknai peran karier apa yang

(22)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Peralihan dari SMA ke perkuliahan, pemilihan jurusan dan perkuliahan

tahun pertama merupakan masa yang sangat krusial dalam pembentukan identitas

karier seseorang. Karena menurut Moesono (Sawitri, 2010) bahwa ternyata siswa

SMA tidak pernah betul-betul tahu apa yang diinginkannya, tidak terbiasa

tertantang menggali informasi sampai tuntas, namun hanya bermodal informasi

yang hanya 40%, petunjuk orang tua, dan keberanian berisiko. Sehingga tidak

sedikit yang memiliki kebingungan terhadap identitas karier yang dimilikinya dan

banyak yang menghadapi keraguan dalam mengambil langkah, menyerahkan

tanggung jawab pada orang lain, atau menunda dan menghindar dari tugas, yang

dapat mengakibatkan perkembangan kariernya tidak optimal. Hal ini mengarahkan

perhatian peneliti pada penelitian yang telah dilakukan para ahli mengenai kaitan

antara kurangnya eksplorasi dan atau komitmen dalam beragam domain

kehidupan terutama dalam domain pendidikan dan pekerjaan (Vondracek, Skorikov,

1995; Osipow, 1994).

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tahun pertama jurusan

pendidikan akuntansi dan hasil yang didapatkan adalah 63 orang dari 95 orang

berada pada status identitas achievement, dan sisanya yakni 16 orang pada status identitas moratorium, 10 orang pada status identitas foreclosure dan 6 orang pada status identitas diffusion.

Erikson mengatakan bahwa seharusnya pada usia remaja akhir seseorang

berada pada status identitas achievement. Mahasiswa tingkat pertama seharusnya sudah memiliki gambaran jelas dan stabil mengenai dirinya sendiri terutama

setelah memilih jurusan dalam perkuliahan. Menurut Marcia (1993), seseorang

yang memiliki status identitas achievement akan kukuh pada pilihannya, tidak akan dapat digoyang oleh godaan yang menghampirinya. Jika ternyata mahasiswa

tidak memilih jurusan dengan keadaan dirinya maka dikhawatirkan akan

memunculkan masalah di masa yang akan datang dalam hal ini adalah mahasiswa

dengan status identitas diffusion, foreclosure dan moratorium.

Hal ini didukung oleh penelitian Vondracek et al. (1995) yang

(23)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

seseorang dengan status identitas achievement (telah bereksplorasi dan telah

berkomitmen berdasarkan eksplorasinya tersebut) memiliki keraguan mengambil

keputusan karir yang lebih rendah daripada seseorang dengan status identitas

moratorium (sedang bereksplorasi namun belum berkomitmen), foreclosure (tidak

bereksplorasi namun berkomitmen), maupun diffusion (tidak bereksplorasi dan

belum berkomitmen). Selain itu, ditemukan pula fakta diluar dugaan bahwa partisipan

foreclosure ketika dibandingkan dengan kelompok lain yang belum berkomitmen,

tidak menunjukkan perbedaan dalam tingkat keraguan mengambil keputusan,

padahal kelompok foreclosure diharapkan memiliki tingkat keraguan mengambil

keputusan yang lebih rendah daripada moratorium dan diffusion. Ketika keempat

status identitas diukur dengan skor kontinyu, sehingga pada tiap seseorang bisa

diperoleh skor achievement, moratorium, foreclosure, maupun diffusion, penelitian

Wallace-Broscious, Serafica, dan Osipow (1994) menunjukkan hasil yang senada.

Status identitas achievement berhubungan negatif, sedangkan status identitas

moratorium, foreclosure, dan diffusion, berhubungan positif dengan keraguan

mengambil keputusan karir.

Terdapat berbagai alasan-alasan memasuki perguruan tinggi, Herr &

Crammer (1984) mengelompokkannya menjadi tiga kategori (1) untuk kepuasan

diri, mahasiswa-mahasiswa yang tergolong kategori ini terutama mencari identitas

pribadi dan pemenuhan diri; (2) untuk mengejar karier, mahasiswa-mahasiswa

yang tergolong dalam kategori ini menerima persiapan khusus atau menyiapkan

diri untuk latihan dan pendidikan yang lebih tinggi. Pengalaman perguruan tinggi

dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan dan bukan sebagai tujuan itu

sendiri; (3) untuk menghindar, terdapat mahasiswa dalam peguruan tinggi

motivasinya adalah untuk menghindari pernikahan atau wajib militer. Ketiganya

memiliki motivasi yang berbeda dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi

sehingga memerlukan pelayanan bimbingan karier yang berbeda pula.

Menurut Clark & Trow (Suherman, 2013) terdapat empat budaya

mahasiswa yang dominan (1) Kolegiat, mengejar kesenangan; (2) vokasional,

memandang perguruan tinggi sebagai suatu jenis latihan di luar jabatan, suatu

(24)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

pekerjaan yang lebih baik daripada yang mungkin diharapkan; (3) akademik,

mengejar pengetahuan; (4) nonkonformis, mahasiswa-mahasiswa yang mencari

ide biasanya menggunakan kelompok luar kampus sebagai produk.

Seperti halnya dengan motivasi memasuki perguruan tinggi, budaya

mahasiswa masing-masing tidak berdiri sendiri. Mahasiswa dapat bergeser dari

yang satu ke yang lainnya. Perubahan dalam identifikasi cultural mahasiswa

biasanya membawa serta perubahan dalam pemikiran karier, sehingga perlu

direspon secara serius.

Erikson (Marcia, 1993) mengemukakan bahwa tugas perkembangan

mahasiswa adalah mencapai berbagai aspek identitas, eksplorasi dan pembuatan

keputusan karier (komitmen) merupakan peran yang paling penting dalam sebuah

proses pembentukan identitas. Seligman (1994) mengatakan bahwa kemampuan

memilih dan menentukan keputusan karier pada mahasiswa merupakan

pemecahan masalah identitas, sehingga ketidakmampuan memilih dan

menentukan karier pada mahasiswa akan mengganggu perkembangan diri

mahasiswa.

2. Profil Per Aspek Dan Per Indikator Identitas Karier Mahasiswa

Identitas karier dibentuk oleh eksplorasi dan komitmen (Marcia, 1993),

artinya untuk mencapai identitas karier (achievement) selain melakukan eksplorasi terhadap bidang karier harus disertai juga dengan adanya komitmen. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang memiliki status identitas

achievement, hal tersebut merupakan sesuai dengan tingkat perkembangan menurut Erikson. Yang akan dikhawatirkan muncul menjadi masalah adalah

mahasiswa dengan status identitas diffusion, foreclosure dan moratorium. Menurut Suherman (2013) masalah-masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa

adalah (1) belum memiliki pemahaman yang mantap tentang program studi yang

(25)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

memahami jenis pekerjaan yang cocok dengan kemampuan sendiri; (4) masih

bingung untuk memilih jenis pekerjaan yang sesuai minat atau kemampuan; (5)

merasa pesimis bahwa setelah lulus akan mendapat pekerjaan yang diharapkan.

Kelima permasalahan mahasiswa tersebut akan muncul dan dihadapi apabila

mahasiswa-mahasiswa tidak mendapatkan layanan bimbingan karier dan tidak

memahami identitas karier yang dimilikinya, terutama eksplorasi dan

komitmennya dalam bidang karier.

a. Eksplorasi

Eksplorasi dalam penelitian ini mengacu pada aktivitas pengetahuan dan

sikap (Marcia, 1993), seperti usaha mahasiswa secara aktif untuk mencari, dan

memahami masalah-masalah yang menyangkut karier (pendidikan dan pekerjaan).

Seseorang melakukan eksplorasi sebagai salah satu cara untuk mencari informasi

tentang diri dan lingkungan, dengan tujuan mengembangkan diri dan

mengembangkan karier. Walaupun eksplorasi karier secara proaktif adalah hal

yang biasa ketika seseorang menjalani transisi karier dan ketika menghadapi

kebutuhan untuk membuat keputusan karier, eksplorasi selalu dipicu oleh rasa

ingin tahu dan hasrat secara alami.

Eksplorasi dalam konteks yang lebih luas, menegaskan bahwa proses

eksplorasi membantu perkembangan antara self atau identitas. Melibatkan

eksplorasi meningkatkan otonomi dan integrasi diri. Lalu, hasil dari eksplorasi

adalah self-construction, mengarah kepada proses pengembangan identitas yang koheren, bermakna dan mengimplementasikan identitas pada rencana hidupnya.

Eksplorasi dapat dilihat sebagai makna yang penting oleh seseorang sepanjang

rentang hidup dan peran hidupnya. Dalam eksplorasi, seseorang melihat diri dan

informasi minatnya secara relevan. Satu yang paling penting dalam eksplorasi

karier adalah pembuatan keputusan kerja. Eksplorasi secara umum digunakan

dalam informasi tentang dirinya dan pekerjaan alternative, lalu membantu

seseorang membuat keputusan kerja yang tepat

(26)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

kata lain, seseorang yang memahami

identitas kariernya akan mempermudahnya

m e n c a p a i tu j u a n k a r i e r n y a .

Seperti dalam halnya penelitian ini, dimana didapatkan skor rata-rata

mahasiswa dalam aspek eksplorasi yakni status identitas diffusion 5, foreclosure 8,7, moratorium 16,5 dan achievement 69,8. Secara keseluruhan terdapat 16 orang mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun akademik 2013/2014 yang

memiliki eksplorasi yang rendah. Eksplorasi dalam penelitian ini terbagi kedalam

indikator pengetahuan diri, aktifitas untuk mendapatkan informasi mengenai

karier, mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial dan keinginan

untuk membuat keputusan lebih awal.

1) Pengetahuan diri

Indikator pengetahuan diri dalam penelitian ini diketahui bahwa hasilnya

dengan skor rata-rata yakni status identitas diffusion 1,5, foreclosure 2,6, moratorium 5,0 dan achievement 20,6. Pengetahuan diri dalam penelitian ini merupakan gabungan dua hal. Yang pertama bagaimana dalam relasi interpersonal

seseorang mempersepsi kebutuhan, kemampuan, kelebihan, dan keterampilannya

sendiri; yang kedua bagaimana dalam relasi interpersonal, seseorang mempersepsi

penilaian orang lain mengenai dirinya, termasuk bagaimana seseorang

mempersepsi penilaian/harapan/tuntutan orang lain tentang kebutuhan,

kemampuan, kelebihan, dan ketrampilan dirinya. Hal ini akan memicu suatu

persepsi mengenai bagaimana tanggung jawab seseorang terhadap diri dan

terhadap lingkungannya.

2) Aktifitas untuk mendapatkan informasi mengenai karier

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan pendidikan

akuntansi tahun akademik 2013/2014 memiliki skor rata-rata status identitas

(27)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

(kelanjutan pendidikan atau pekerjaan) tertentu dan informasi tentang orang lain

dalam dunia kariernya. Dalam hal ini mahasiswa harus melakukan aktivitas yang

diarahkan kepada pengumpulan informasi dan memperluas serta memperdalam

pengetahuan yang diperlukan untuk memilih alternatif yang akan digunakan untuk

menentukan suatu pilihan terutama dalam bidang karier yang kemudian

diimplikasikan pada perkuliahannya saat ini.

3) Mempertimbangkan berbagai alternatif karier yang potensial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indikator ini menunjukkan angka

yang paling kecil dibandingkan dengan indikator lain dalam aspek eksplorasi

yakni status identitas diffusion 1,0, foreclosure 1,8, moratorium 3,4 dan achievement 14,6. Hal tersebut menggambarkan bahwa masih rendahnya mahasiswa menyadari kemungkinan-kemungkinan dan peluang-peluang yang

dapat dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya dengan pertimbangan yang

matang. Mahasiswa dalam menentukan suatu pilihan harus didahului dengan

mempertimbangkan aspek-aspek yang potensial untuk dipilih beserta

konsekuensinya.

4) Keinginan untuk membuat keputusan lebih awal

Hasil dalam penelitian ini menggambarkan bahwa dalam indikator ini

status identitas diffusion 1,3, foreclosure 2,2, moratorium 4,2 dan achievement 17,8. Keinginan sendiri menurut Supriatna (2009:57) adalah dorongan-dorongan

yang mengarahkan seseorang pada proses pencarian informasi peluang karier.

Saat mahasiswa sudah memiliki peluang atau informasi karier apakah mahasiswa

memiliki keinginan untuk membuat keputusan lebih awal untuk menentukan

pilihan karena Sharf (1992:303) mengatakan bahwa pengambilan keputusan

adalah proses penentuan pilihan, saat pilihan sudah ditentukan kemudian mulai

dengan berkomitmen.

(28)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Komitmen dalam penelitian ini mengacu pada sikap dan keterampilan

(Marcia, 1993). Gambaran komitmen dalam penelitian ini dalam status identitas

diffusion 5,1%, foreclosure 10,4%, moratorium 14,1% dan achievement 70,3%. Waterman (Archer, 1994) menyebutkan bahwa komitmen merupakan penentuan

beberapa pilihan dan merancang aktifitas yang signifikan yang mengarahkan

kepada pilihannya tersebut. sedangkan Greenhaus et.al (2006) mengatakan bahwa

komitmen adalah nilai atau pelengkap emosional terhadap peran perasaan

seseorang dan derajat identifikasi seseorang terhadap peran dan aktifitasnya.

Super (Greenhaus et.al., 2006) menjelaskan bahwa seseorang dengan komitmen

yang tinggi tidak menentukan pemahamannya terhadap kariernya, dalam

penelitian ini ditunjukkan dalam status identitas foreclosure. Sehingga untuk mencapai identitas (achievement) seseorang harus melakukan eksplorasi terlebih dahulu, setelah mendapatkan pengetahuan dan sikap terhadap kariernya

berikutnya mengembangkan komitmen terhadap berbagai pilihannya.

Komitmen dalam penelitian ini terbagi menjadi lima indikator yakni

aktifitas untuk mengimplementasikan karier yang telah dipilih, tingkat emosi,

identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah

dipilihnya, proyeksi masa depan dan daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada

karier yang telah dipilihnya.

1) Aktifitas untuk mengimplementasikan karier yang telah dipilih

Hasil dalam penelitian ini mendapatkan skor dari status identitas diffusion 1,2%, foreclosure 2,4%, moratorium 3,6% dan status identitas achievement 15,8%. Mengimplementasikan karier yang dipilih diarahkan kepada realisasi pada

pilihan identitas yang dibuat. Mahasiswa kebanyakan masih memiliki keinginan

yang tinggi berdasarkan eksplorasi yang dilakukan akan tetapi tidak mengetahui

apa yang harus dilakukan atau realisasi pada pilihan identitas yang dibuat.

(29)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Indikator tingkat emosi status identitas diffusion 1,2%, foreclosure 2,4%, moratorium 3,2% dan achievement 15,8%. Hal tersebut menggambarkan bahwa mahasiswa masih belum memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi

terhadap peran kariernya saat ini. Marcia (1993) mengatakan bahwa seseorang

dengan komitmen yang tinggi memiliki ketenangan dan keyakinan mampu

mengekspresikan perasaannya dengan penuh percaya diri, stabil, optimis,

walaupun pada prosesnya dimungkinkan berhadapan dengan berbagai hambatan

dan kesulitan.

Komitmen memberikan perasaan kepuasan. Seseorang yang pesimis

terhadap masa depannya dengan adanya komitmen akan membuatnya merasakan

optimisme. Seseorang akan memulai untuk fokus pada aspek-aspek diri yang

sesuai dengan keputusannya. Banyak yang mengekspresikan ketetapan tujuan,

ketetapan sikap terhadap arah tujuan, dan keteguhan dan kesabaran untuk

mencapai tujuan kariernya.

3) Identifikasi dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah

dipilihnya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status identitas diffusion 0,5%, foreclosure 1,2%, moratorium 1,6% dan achievement 8,8%. Indikator yang paling kecil jika dibandingkan dengan indikator lain dalam aspek komitmen. Proses

identifikasi tokoh dalam perkembangan komitmen ditujukan untuk memberikan

inspirasi dalam pengembangan diri, bukan sebagai proses imitasi tokoh. Data

yang dihasilkan menunjukan bahwa kemampuan responden dalam

mengidentifikasi tokoh atau orang-orang penting dalam proses karier masih belum

begitu jelas, atau dengan kata lain responden belum memiliki tokoh panutan yang

jelas. Hal tersebut dipengaruhi oleh mahasiswa tahun pertama adalah peralihan

dari SMA ke perkuliahan sehingga masih beradaptasi dengan lingkungan

perkuliahan yang baru beserta perubahan-perubahan nilai yang terjadi. Identifikasi

dengan orang yang dianggap penting terhadap karier yang telah dipilih

(30)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

setiap mahasiswa memiliki perbedaan dan kebingungan dalam menentukan sosok

yang realistis yang dapat membantu baik dalam perkuliahan dan pekerjaan yang

diinginkan di masa depan.

4) Proyeksi masa depan

Hasil penelitian yang didapatkan dari indikator proyeksi masa depan status

identitas diffusion 1,1%, foreclosure 2,2%, moratorium 2,8% dan achievement 14,8%. Proyeksi terhadap masa depan seseorang dalam perkembangan komitmen

belajar adalah kemampuan peserta didik memproyeksikan/merencanakan masa

depan, dan merancang berbagai aktivitas dalam jangka waktu tertentu dengan

tetap konsisten dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu kemampuan

memproyeksikan diri ke masa depan terkait dengan kemampuan merencanakan

diri dan menentukan tujuan. Tujuan ini terkait dengan masalah target-target yang

harus dicapai dalam hidup, dalam kondisi yang masih labil, remaja harus belajar

menetapkan tujuan, yang pada prinsipnya semakin jelas tujuan, semakin jelas pula

aktivitas yang akan dilakukan. Seperti yang dikatakan oleh Greenhaus et.al.

(2006) bahwa komitmen adalah sebuah internal psychological event : sebuah pernyataan diri untuk selalu mengikuti jalur karier yang telah disusunnya. Karena

banyak remaja dalam level tersebut belum secara detail merencanakan untuk

merealisasikan tujuan kariernya. Banyak remaja yang naïf tetang hasil yang

spesifik dari sebuah pekerjaan dan takut untuk membuat komitmen yang final.

Walau bagaimanapun menghindari ketidakpuasan terhadap pekerjaan merupakan

motivasi yang sangat kuat.

5) Daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah dipilihnya

Indikator daya tahan terhadap godaan untuk tetap pada karier yang telah

dipilihnya status identitas diffusion sebesar 1,1%, foreclosure 2,2%, moratorium 2,9% dan achievement 15,1%. Menurut Marcia (1993) mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi mahasiswa mengenai ketahanan terhadap pilihannya

(31)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

arah lainnya. Mahasiswa biasanya sulit untuk menolak godaan terhadap hal lain

selain apa yang sudah menjadi pilihan kariernya. Selain itu juga terkadang

mahasiswa mudah menyerah terhadap apa yang dijalaninya saat ini dan memilih

pilihan lain yang sama sekali tidak diketahui dibandingkan apa yang

ditinggalkannya.

3. Efektivitas Program Bimbingan Karier Untuk Mengembangkan Identitas

Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan mengenai keefektifan

program bimbingan karier berdasarkan hasil pretest dan posttest terdapat perubahan yang signifikan peningkatan rata-rata skor matang 20,62 (gain). Skor rata-rata (pretest) responden sebelum mendapatkan program bimbingan karier adalah 113,66 dan skornya (posttest) berubah menjadi 134,28 setelah mendapatkan program bimbingan karier. Hal tersebut menunjukkan bahwa

program bimbingan karier yang disusun efektif dalam mengembangkan identitas

karier mahasiswa. Suherman (2007) mengemukakan bahwa program bimbingan

yang dikembangkan secara baik akan mendorong pelaksanaan layanannya dengan

lancar, efektif, efisien, serta dapat dilakukan evaluasi baik terhadap program,

proses, maupun hasil.

Identitas karier terbentuk berdasarkan pemaknaan terhadap eksplorasi dan

komitmen yang dilakukan terhadap peran karier yang dimiliki yang selanjutnya

menjadi aspek identitas karier. Berdasarkan data pretest dan posttest aspek eksplorasi dan komitmen sampai dengan indikator keseluruhannya memiliki

peningkatan rata-rata yang signifikan. Perubahan terjadi dari 16 orang mahasiswa

dengan tingkat eksplorasi yang rendah setelah mendapatkan program bimbingan

karier berubah menjadi tinggi, begitu juga pada aspek komitmen dari 22 orang

yang memiliki komitmen rendah setelah mendapatkan program bimbingan karier

20 orang mahasiswa berubah menjadi memiliki komitmen yang tinggi.

(32)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

dengan uji t, diukur pula indikator-indikator dari setiap aspek yang terdiri dari 4 indikator pada aspek eksplorasi dan 5 indikator pada aspek komitmen. Diperoleh

hasil signifikan semua indikatornya, hal ini kemudian menjadikan rekomendasi

dalam pembuatan program lapangan, untuk tidak mengurangi tahapan dan isi

program tapi menambah pertemuannya.

Selain itu perubahan yang terjadi dalam status identitas dari 6 orang

mahasiswa yang memiliki status identitas diffusion keseluruhannya status

identitasnya berubah menjadi achievement, 10 orang yang memiliki status identitas foreclosure keseluruhannya berubah menjadi status identitas achievement, dan dari 16 orang yang memiliki status identitas moratorium hanya

14 orang yang berubah statusnya menjadi achievement dan dua orang lainnya seorang statusnya tetap pada status achievement dan seorang lainnya berubah menjadi diffusion. Dengan demikian perubahan status identitas diffusion dan foreclosure menjadi achievement 100% berubah akan tetapi untuk status identitas moratorium hanya 87,5% berubah menjadi achievement. Perubahan status dari diffusion, foreclosure dan moratorium menjadi status identitas achievement menurut Marcia (1993) merepresentasikan pertimbangan dari tiap alternatif

terhadap identitas atau perkembangan secara personal eksplorasi dan komitmen

yang bermakna. Perubahan status identitas dari moratorium menjadi diffusion terjadi dikarenakan mahasiswa menyerah akan usaha yang dilakukan untuk

menemukan sesuatu yang berguna untuk dilakukan. Sedangkan tetapnya identitas

moratorium (tidak berubah) karena merasa segala sesuatunya tidak mungkin dan tetap dalam sebuah krisis identitas. Karena tingkat kecemasan berhubungan

dengan kurangnya tujuan seseorang, nilai-nilai, dan kepercayaan sebagai

tugas-tugas pembentuk identitas yang dianggap lebih rendah pada individu yang tidak

berhasil menyelesaikan krisis identitas.

Suherman (2013) berpendapat bahwa tujuan-tujuan bimbingan dan

konseling karier di perguruan tinggi adalah sebagai (1) bantuan dalam memilih

bidang studi, banyak mahasiswa baru yang memiliki keinginan untuk mengubah

(33)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

dibantu dalam menemukan identitas pribadi maupun identitas karier; (3) bantuan

dalam memahami dunia kerja; (4) bantuan dalam pengambilan keputusan,

pemberian informasi baik mengenai diri maupun di luar diri mahasiwa yang

diterjemahkan ke dalam tujuan karier jangka pendek dan jangka panjang yang

realistis; (5) bantuan memasuki dunia kerja, penempatan atau menghubungkan

mahasiswa yang mencari pekerjaan dengan pekerjaan yang tersedia; dan (6)

bantuan dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan unik berbagai sub populasi,

minoritas yang kelihatan (etnis Cina, India, Arab dsb.) atau minoritas yang kurang

jelas kelihatan (mahasiswa yang homo atau lesbian), mahasiswa asing, mahasiswa

laki-laki dan perempuan bahkan mahasiswa tertentu dari jurusan tertentu yang

membutuhkan layanan yang berbeda.

Marcia (1993) mengatakan bahwa salah satu keberhasilan status identitas

achievement adalah mampu melaksanakan proses eksplorasi identitas sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal sampai pada kehidupan

masa depan seperti karier. Program bimbingan karier dapat membantu mahasiswa

dengan status identitas diffusion, foreclosure dan moratorium menjadi status

identitas achievement hanya saja perlu diperhatikan bahwa untuk

mengembangkan identitas diperlukan lingkungan yang mendukung (Archer, 1998;

Meijers, 1998) karena lingkungan mendominasi perilaku sadar seseorang, dan

terkadang identitas karier seseorang dapat dilihat berdasarkan definisi

karakteristik seseorang. Menurut Herr & Crammer (1984) perguruan tinggi telah

menggunakan empat pendekatan utama dalam pemberian bimbingan karier: a)

mata-mata kuliah, loka karya, dan seminar yang memberikan pengalaman

kelompok berstruktur dalam perencanaan karier; b) aktivitas bimbingan kelompok

yang biasanya kurang berstruktur dan menekankan pada aspek yang lebih efektif

dari perkembangan manusia dan karier; c) kesempatan konseling individual yang

beraksentuasi pada berbagai orientasi teoretis terhadap karier; dan d) program

penempatan yang merupakan puncak dari proses perencanaan dan pengambilan

(34)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

Pada umumnya hasil penelitian ini mendukung semua teori dan hasil

penelitian yang dirujuk pada tinjauan pustaka dalam BAB II. Program bimbingan

karier efektif untuk mengembangkan identittas karier mahasiswa. Secara spesifik

seluruh aspek dan indikator dalam penelitian inipun diuji keefektifannya, dan pada

hasil akhir diperoleh bahwa seluruh aspek dan indikator dinyatakan efektif untuk

mengembangkan identitas karier mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi tahun

akademik 2013/2014.

C. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji efektivitas program

bimbingan karier untuk mengembangkan identitas karier mahasiswa, namun

masih banyak ditemukan keterbatasan-keterbatasan di dalamnya. Beberapa

keterbatasan dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kesulitan dalam mengembangkan situasi intervensi yang tepat yang

dikarenakan oleh beberapa faktor seperti banyaknya variabel-variabel lain

(extraneous event) yang tidak dapat dikendalikan atau dimanipulasi sehingga cenderung mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu metode, desain dan

prosedur penelitian diharapkan dapat diperbaiki dan disempurnakan lagi pada

penelitian-penelitian selanjutnya sehingga situasi intervensi yang lebih layak

dan mendukung dapat dikembangkan untuk penelitian-penelitian lain di

kemudian hari.

2. Metode penelitian ini hanya menggunakan one group pretest posttest design, dimana menurut Furqon (1999) merupakan rancangan eksperimen yang paling

lemah karena tidak adanya kelompok kontrol yang berimplikasi pada

lemahnya hasil uji efektivitas. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat

membagi kelompok antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,

sehingga efektivitas program bimbingan karier dapat dianalisis lebih

mendalam.

3. Subjek penelitian terbatas pada satu program studi yakni program studi

(35)

Andi Kiswanto, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MENGEMBANGKAN IDENTITAS KARIER MAHASISWA Uni vers i ta s Pendi di ka n Indones i a | repos i tory.upi .edu | perpus ta ka a n.upi .edu

diketahui apabila perlakuan diberikan pada jurusan atau program studi yang

lain, karena tidak mencakup subjek penelitian yang lebih luas. Penelitian

selanjutnya diharapkan dapat mencakup subjek penelitian yang berbeda baik

itu jurusan, program studi, fakultas maupun universitas.

4. Penelitian ini belum mengakomodasikan kebutuhan akan tindak lanjut atau

follow up dalam memonitor perubahan mahasiswa. Hal-hal mengenai berapa lama dampak intervensi akan bertahan terhadap perubahan mahasiswa (terkait

dengan MAMA cycle menurut Marcia), bagaimana bentuk tindak lanjut yang tepat untuk memfasilitasi upaya pengembangan identitas karier mahasiswa,

siapa saja yang harus terlibat dalam pemantauan terhadap perubahan

mahasiswa, serta siapa yang bertanggung jawab untuk memelihara pencapaian

mahasiswa setelah memperoleh program bimbingan karier, juga menjadi

Gambar

Tabel 4.1 Profil Ketercapaian Identitas Karier Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Persentase Tiap Indikator Dari Aspek Eksplorasi
Grafik 4.3 Grafik Ketercapaian Tiap Indikator Dari Aspek Eksplorasi Mahasiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi, merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau

[r]

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan perlindungan yang diberikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

Mengenai hal ini, apa yang telah dilaku- kan oleh pemerintah Iran bisa dijadikan bahan kajian yang tepat, yaitu karena konsekuensi atas pelarangan perkawinan sesama

Subyek penelitian adalah orang – orang yang dapat memberikan sebuah informasi tentang sesuatu yang sedang di teliti. Peneliti akan memfokuskan penelitiannya

Formulir Bimbingan Proposal merupakan formulir kontrol proses pelaksanaan bimbingan dari mahasiswa kepada calon pembimbing proposal. Formulir ini diisi oleh mahasiwa

Hal ini karena kekurangan media dalam mengajar, fasilitas sekolah yang kurang mendukung, kesulitan dalam menentukan media yang sesuai dengan materi yang akan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id.. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id