• Tidak ada hasil yang ditemukan

S ADP 1007123 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S ADP 1007123 Chapter1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber

daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan sehingga

disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi

setiap individu. Peran pemerintah sangat menentukan dalam mengelola bidang

pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul

generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk

hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia akhir-akhir ini

mengalami perkembangan yang pesat. Bahkan di daerah terpencil sekalipun saat

ini sudah dimulai pembangunan fasilitas yang menunjang PAUD. Pemerintah

melalui Direktorat Pembinaan PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis menargetkan pada

tahun 2009 sebanyak 24% anak usia 2-4 tahun dapat terlayani di PAUD Non

Formal, dan sebanyak 53,9% anak usia 0-6 tahun terlayani di PAUD formal dan

non formal. Pada tahun 2014, diperkirakan Angka Partisipasi Kasar (APK)

layanan anak usia dini mencapai 75% di seluruh Indonesia

(http://www.paudni.kemdikbud.go.id/paud/).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan nasional : “PAUD merupakan upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.” Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dimana pada usia

(2)

pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka

potensi otak anak tidak akan berkembang secara optimal. Secara keseluruhan

sampai usia 8 tahun 80% kapasitas kecerdasan sudah terbentuk, artinya kapasitas

kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia 4 tahun hingga mencapai usia

8 tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak tersebut akan mencapai 100%

setelah berusia sekitar 18 tahun (Khasanah, 2013: 3).

Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh

pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya

dan meningkatkan produktifitas kerja di masa dewasa (Sudradjat, 2005: 135).

Perlu dipahami bahwa anak memiliki potensi untuk menjadi lebih baik di masa

mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat berkembang manakala diberi

rangsangan, bimbingan, bantuan, dan/atau perlakuan yang sesuai dengan tingkat

pertumbuhan dan perkembangannya.

Terkait dengan tingginya minat untuk bersekolah di PAUD dan

peningkatan jumlah PAUD dari tahun ke tahun, penting untuk diupayakan

peningkatan kinerja mengajar guru. Kondisi tersebut mengingat tantangan yang

dihadapi oleh guru PAUD antara lain kurang tersedianya fasilitas mengajar yang

memadai, sulitnya untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan hingga faktor latar

belakang siswa yang ikut serta dalam program pendidikan anak usia dini (Unicef,

2012: 5).

Agustin dan Wahyudin (2012: 3) menyatakan bahwa permasalahan

pendidikan anak usia dini bertambah rumit pada saat kompetensi guru juga rendah

khususnya dalam memberikan pelayanan kepada anak usia dini. Fakta di lapangan

menunjukkan bahwa masih banyak guru anak usia dini yang belum memahami

tugas, fungsi, kompetensi dan keterampilan yang selayaknya dikuasai oleh guru

pendidikan anak usia dini.

Salah satu kota yang memiliki jumlah PAUD yang mengalami

(3)

Kanak-Kanak (TK) setiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 3% dari

tahun 2011 sampai tahun 2013 (Sumber : Dinas Pendidikan Kota Serang, 2013).

Salah satu sumber daya atau komponen yang harus dikelola dalam

pendidikan TK adalah guru. Guru mendapatkan perhatian yang besar karena guru

merupakan sumber daya potensial yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Guru merupakan ujung tombak berbagai upaya peningkatan

mutu pendidikan nasional karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung

dalam proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat vital

dalam meningkatkan kualitas anak didiknya.

Kondisi kinerja guru TK di kota Serang dalam hal memahami materi

pelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebelum melakukan

PBM menunjukkan bahwa para guru sering kurang memahami materi pelajaran

sehingga mereka seringkali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan

kurikulum yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam hal melakukan kegiatan

administrasi seperti pencatatan dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering

merasa kesulitan karena kepala sekolah jarang memberikan bantuan dalam hal

administratif, karena berpikir itu menjadi tanggung jawab penuh guru (Sumber:

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru di Kota Serang).

Secara teori kinerja diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi

yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Istilah kinerja berasal dari kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya

yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya (Mangkunegara, 2004: 67).

Kinerja mengajar guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja yang

dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas

kinerja mengajar guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena

(4)

dalam proses pendidikan/pembelajaran di sekolah. Suryosubroto (2004: 20)

mengatakan bahwa kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang

guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya.

Keterampilan guru dalam mengajar merupakan pengintegrasian

keterampilan-keterampilan yang dilandasi oleh seperangkat teori, ilmu dan

teknologi, dan dilengkapi dengan unsur-unsur seni, budaya, dan nilai serta

karakteristik perilaku dan pribadi guru itu sendiri. Hal ini akan tercermin dalam

kinerja guru mulai dari memulai sampai mengakhiri proses belajar mengajar di

kelas.

Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal

maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

kinerja mengajar guru adalah kepemimpinan kepala sekolah. Dalam hal ini

berfokus pada perilaku kepemimpinan kepala sekolah.

Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru memiliki

implikasi bahwa perlu mengalihkan perhatian dari sekedar melakukan pembinaan

administratif menjadi pusat pembinaan profesional dengan perhatian pada

peningkatan kinerja mengajar guru dalam melakukan proses belajar mengajar di

kelas.

Sementara itu dari sisi internal, salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah motivasi kerja. Motivasi juga

merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menunjang terwujudnya kinerja

mengajar guru. Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk

melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri

seseorang (Usman, 2006: 250). Menurut MC Donald (dalam Martinis Yamin,

2011: 216) bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Pengertian yang diungkapkan oleh Mc Donald mengandung tiga

(5)

perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya

tujuan.

Dengan demikian motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam

mewujudkan kinerja mengajar yang efektif. Motivasi dapat menggerakan individu

untuk berbuat dan bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Adapun hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Iis Faridah yang

berjudul Kontribusi Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran

(Instructional Leadership) Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di

Kota Bandung, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

Kompetensi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru TK, Kepemimpinan

Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK terhadap Kinerja Mengajar

guru TK, dan Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran

(Instructional Leadership) Kepala TK secara simultan berpengaruh terhadap

Kinerja Mengajar Guru TK

Selanjutnya penelitian dari Tri Hartati Farida dalam bentuk tesis dengan

judul Peran Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak

(studi Pada TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta), menunjukkan

hasil dimana motivasi kerja guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja

guru TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta dalam melakukan suatu

kegiatan tertentu.

Penelitian lain yang juga berjudul Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang yang ditulis oleh Yuli Indrawati, memperoleh

hasil bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh supervisi

kepala sekolah terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang, begitu pula dengan motivasi kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan

(6)

motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru TK/RA di

UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa perilaku kepemimpinan

dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Namun demikian

masih perlu diteliti lebih jauh khususnya di Kota Serang apakah Perilaku

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Mengajar Guru

TK.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Inti kajian penelitian ini adalah kinerja mengajar guru TK dimana kinerja

mengajar guru TK itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Gibson (1985:

51-53), secara lebih komprehensif mengemukakan adanya tiga kelompok variabel

sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja dan potensi individu dalam organisasi,

yaitu :

1. Variabel individu meliputi : kemampuan keterampilan (fisik), latar

belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), dan demografi (umur,

asal-usul dan jenis kelamin).

2. Variabel organisasi meliputi : sumber daya, kepemimpinan, kepuasan,

struktur, dan desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis meliputi : mental/intelektual, persepsi sikap,

kepribadian, belajar dan motivasi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dan

sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru, yang

paling menonjol adalah perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja

(7)

Gambar 1.1

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Mengajar

(Gibson et al, 2000; Kristianawuri 2007)

Upaya meningkatkan kinerja mengajar guru TK dapat dilakukan dengan

meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Perilaku kepemimpinan

pada dasarnya merupakan tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang

lain dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan situasi organisasi. Agar dapat

melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, seorang guru harus mendapatkan

dukungan dari kepala sekolah dalam hal menegaskan peran guru di sekolah serta

hubungan baik dengan kepala sekolah selama melakukan pekerjaannya. Perilaku

kepemimpinan kepala sekolah akan sangat menentukan kinerja mengajar guru dan

memungkinkan terjadinya kinerja mengajar guru yang lebih efektif dan efisien.

(8)

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja

mengajar guru adalah melalui peningkatan motivasi kerja. Motivasi kerja

merupakan dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang dipengaruhi

dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat

tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirinci faktor-faktor

teridentifikasi yang berkaitan dengan penelitian ini:

1. Guru sering kurang memahami materi pelajaran sehingga mereka

seringkali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan kurikulum

yang telah ditetapkan.

2. Dalam hal melakukan kegiatan administrasi seperti pencatatan dan

pelaporan hasil belajar siswa, guru sering merasa kesulitan karena kepala

sekolah jarang memberikan bantuan dalam hal administratif

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian tentang latar belakang masalah yang telah penulis paparkan

dan berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, bahwa pada prinsipnya

terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru. Berdasarkan

uraian diatas diduga perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja

menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Pertanyaan

penelitian sebagaimana di bawah ini :

1. Bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah TK di Kota

Serang?

2. Bagaimana gambaran motivasi kerja guru TK di Kota Serang?

(9)

4. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan

motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang secara

parsial?

5. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan

motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang secara

simultan?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, berdasarkan rumusan penelitian tersebut, penelitian

inibertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru TK

secara parsial Di Kota Serang. Secara khusus, peneitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah di Kota Serang.

2. Mendeskripsikan Motivasi Kerja Guru TK Di Kota Serang.

3. Mendeskripsikan Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang.

4. Menganalisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan terhadap Kinerja

Mengajar Guru TK Di Kota Serang.

5. Menganalisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru

TK Di Kota Serang.

6. Menganalisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja

secara bersama-sama terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota

Serang.

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Secara garis besar dan berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini

akan memiliki empat aspek manfaat setidaknya. Pertama, secara teoritis,

(10)

mengembangkan administrasi pendidikan pada umumnya. Secara khusus,

penelitian dapat menjadi sumber rujukan untuk kajian manajemen sumber

daya manusia dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan peningkatan

kinerja mengajar guru TK, nantinya akan berdampak pada peningkatan

kualitas hasil peserta didik.

Kedua, penelitian ini memiliki manfaat dalam aspek kebijakan. Hal ini

dikarenakan perkembangan kebijakan formal dalam hal peningkatan kinerja

mengajar guru yang berada di Taman Kanak-Kanak selama ini admibistratif,

belum dilaksanakan sesuai kebutuhan dan perkembangan usia anak didik.

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membuat kebijakan yang tepat

dalam menyusun standar kinerja mengajar guru, sehingga dapat meningkatkan

kualitas pendidikan yang ada di Taman Kanak-Kanak secara signifikan.

Berikutnya, secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai

salah satu bahan pertimbangan bagi para Kepala Sekolah TK agar dapat

digunakan dalam upaya meningkatkan peran kepala sekolah TK terutama

sebagai pemimpin dan pada akhirnya meningkatkan kinerja mengajar guru

pada lembaga TK yang dipimpinnya. Sedangkan Guru TK, penelitian ini

diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam upaya mengembangkan

motivasi kerja guru dalam rangka peningkatan kinerja mengajar guru menuju

pendidikan anak usia dini yang berkualitas.

Terakhir, bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat

memfokuskan objek penelitian pada variabel lain yang dapat meningkatkan

kinerja mengajar guru TK dan mencoba membandingkannya antara satu kota

dengan kota lainnya

F. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini disajikan dalam lima bab, sebagai berikut:

(11)

Bagian ini memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi

masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan

manfaat atau signifikansi penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka sebagai landasan

teoretis dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis.

Kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji

hubungan teoritis antar variabel penelitian. Selanjutnya Hipotesis

penelitian yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

dirumuskan dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjabaran yang rinci mengenai metode

penelitian, termasuk di dalamnya lokasi dan subyek populasi/sampel

penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik

pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan selama

penelitian. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan

berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, dan

tujuan penelitian. Pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan

dasar teoretik yang telah dibahas dalam Bab Kajian Pustaka dan temuan

sebelumnya.

BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menyajikan Kesimpulan dan saran penafsiran dan

Gambar

Gambar 1.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Mengajar

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar adanya perbedaan pendapat definisi agama dan kepercayaan dari sisi pemerintah sedangkan bagi masyarakat agama dan kepercayaan itu merupakan sebuah

menunjukkan identitas diri berupa KTP, tidak terdapat rukun dan syarat sebagaimana dalam fiqh muamalah, yaitu pengenaan bunga dalam penerapannya (2) masyarakat Grugek lebih

Hasil pengujian data keuangan dan data ratio keuangan masing-masing usaha kecil dan menengah yang telah di- training dengan menggunakan parameter yang telah

Secara fisik, sosial ataupun budaya aktivitas pergerakan industri rumah tangga dimulai dari rumah sebagai bisnis keluarga, diturunkan dari rumah orang tua kepada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati berpengaruh

Selain dari data hasil observasi, yang dilakukan, peneliti juga memperoleh data hasil tes kemampuan membaca siswa, dari hasil tes membaca siswa tersebut diperoleh

Tahap ketiga adalah tahap pengambilan data, pengambilan data penelitian dilaksanakan pada umur 50 hari dengan mengambil sampel 1 ekor ayam broiler dari setiap unit

• Fase selanjutnya adalah delivery , yaitu fase dimana Anda menyerahkan proyek kepada pemilik proyek. • Tahapan dalam fase delivery ini terbagi atas tiga bagian utama, yaitu