EDISI III/TAHUN 2014
35
M
eteri menarik denganJudul Dinamika Konflik Di NTT dan Keraifan Lokal Sebagai Instrumen Pencegahan Konflik yang
dipaparkan oleh Kepala Badan KesbangPol Prov. NTT, Dra. Sisilia Sona, pada kegiatan Training Pencegahan Konflikbertempat di Hotel Ima Kupang, Kamis 18 September 2014.
Dijelaskan bahwa dinamika konflik yang terjadi di NTT pada 10 tahun terakhir terjadi dengan skala relative kecil dan beragam sumbernya antara lain tangggal Amanat Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, pemerintah daerah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pemerintah daerah untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembangunan sesuai potensi dan sumber daya yang dimiliki demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Upaya untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya energy terbarukan merupakan program nasional yang telah dicanangkan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan suatu system penyediaan dan pemanfaatan energy berkelanjtan, yang dapat mendorong terciptanya pembangunan nasional
berkelanjutan melalui pemanfaatan energy terbarukan yang optimal, penggunaan teknologi yang efisien dan membudayakan pola hidup hemat energy, demikian sambutan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibacakan oleh asisten Pembangunan dan Perekonomian Sekda NTT, Drs. Jehalu Andereas, pada kegiatan Rakor Pengembangan Energi Listrik dan Pertambangan Mineral dan Batu Bara serta Pemanfaatan Air Bawah Tanah, Tingkat Provinsi NTT Tahun 2014, Kamis, 18 Sepetember bertempat di Hotel Pelangi.
Lebih lanjut Gubernur,
menyampaikan NTT merupakan provinsi Kepulauan yang memiliki lebih lebih kurang 1.192 buah pulau, dengan karateristik wilayah dan potensi alam yang beraneka ragam khususnya potensi energy terbarukan yang tersebar diberbagai daerah di NTT.
Potensi pertambangan dan energy di NTT dapat dikembangkan lebih lanjut antara lain, potensi air untuk pembangkit Listrik Skala Kecil ( PLTMH), tersebar di pulau Sumba, Flores dan Timor, panas bumi di
pulau Flores, Lembata dan Alor, Angin dan panas matahari merata diseluruh pulau, potensi gas dari proses fermentasi bahan-bahan organic atau biomassa, potensi eenergi gelombang dan arus laut, potensi mineral logam dan batuan potensi minyak dan gas.
Karena itu Gubernur berharap terus tingkatkan koordinasi dan sosialisasi terus menerus, bekelnjutan agar masyarakat memahami pentingnya pemanfaatan sumber daya alam yang apat di konfersi menjadi energy baru terbarukan yang dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan semakin berkurangnya ketersediaan sumber daya energy fosil, khususnya minyak bumi yang merupakan komponen utama penghasil energy listrik.
Rakor bertujuan memperoleh gambaran, merumuskan masalah dan terinventarisirnya program dan kegiatan pengembagan energy dan pmenfaatan energy alternative terbarukan, pertambangan Mineral dan Batu Bara serta pemanfaatan Air Bawah tanah di tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota.
Peserta rakor berjumlah 50 orang yang berasal dari kabupaten/kota se NTT dan instansi terkait tingkat Provinsi. Narasumber adalah Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTT dan General Manager PT. PLN ( Persero) Wilayah NTT.