BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan
menggunakan rancangan Single Subject Research (Penelitian Subjek Tunggal), yaitu
suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan
melibatkan hasil tentang ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan (intervensi) yang
diberikan secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.
Penelitian yang bersifat eksperimen ini memiliki subjek tunggal dengan
pendekatan Single Subject Research (SSR). Adapun desain penelitian yang digunakan
adalah desain A-B-A yang terdiri dari tiga tahapan kondisi, yaitu A-1 (baseline 1), B
(intervensi), A-2 (baseline 2). Menurut Sunanto (2006, hlm. 44), Desain A-B-A
merupakan salah satu pengembangan dari desain dasar A-B, desain A-B-A ini telah
menunjukan adanya hubungan sebab-akibat antara variabel terikat dan variabel bebas.
Adapun desain A-B-A dapat digambarkan pada grafik dibawah ini :
T
ar
ge
t behavi
or
Baseline 1 (A-1) Intervensi (B) Baseline 2 (A-2)
Grafik 3.1
1. Baseline 1 (A-1) merupakan suatu kondisi awal untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan subjek dalam menggosok gigi sebelum diberikan intervensi.
2. Intervensi (B) merupakan tahap intervensi atau perlakuan. Yaitu kondisi subjek
selama diberikan intervensi bermain bola tangan yang dilakukan dengan cara
menggenggam bola, melempar bola dan menangkap bola. Intervensi ini dilakukan
setelah menemukan data stabil atau konsisten pada tahap baseline (A-1).
3. Baseline 2 (A-2) yaitu pengulangan kondisi baseline 1 sebagai evaluasi sejauh
mana intervensi yang diberikan dapat berpengaruh pada kemampuan menggosok
gigi anak Cerebral Palsy tipe spastik sehingga memungkinkan untuk menarik
kesimpulan adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Tahap ini
dilakukan setelah menemukan data stabil pada tahap baseline (B)
.
B. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu sifat yang akan diteliti atau dipelajari dalam sebuah penelitian. Meneliti yaitu mempelajari setiap perubahan yang dihasilkan dari suatu perilaku atau sikap yang kita berikan sebagai intervensi. Dalam penelitian eskperimen, terdapat dua katagori variabel berdasarkan fungsinya, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Sebaliknya variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian dengan subjek tunggal variabel terikat sering disebut perilaku sasaran (target behavior) dan variabel bebas disebut intervensi (intervension). (Sunanto, J, et.al, 2006, hlm.27).
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengaruh Latihan Kekuatan Dan Kelenturan Melalui Permainan Lempar Tangkap Bola Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar
Menggosok Gigi Pada Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik ” memiliki dua variabel
penelitian, yaitu :
1. Variabel Bebas
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecendent, Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu permainan lempar tangkap bola.
Permainan lempar tangkap bola adalah permainan yang sangat sederhana dan dapat
di mainkan dan disenangi oleh semua tingkatan kemampuan semua orang.
Adapun permainan lempar tangkap bola yang dilakukan adalah berlatih melempar
bola dengan satu tangan, melempar bola dengan dua tangan, melempar bola diatas
kepala, menangkap bola dengan satu tangan, menangkap bola dengan kedua tangan,
memasukan bola kedalam keranjang latihan ini akan melatih aspek kekuatan otot dan
kelenturan pada tangan subjek. Indikatornya adalah ketika anak mampu melakukan
latihan ini dengan baik maka kemampuan otot dan kelenturan tangannya membaik.
Permainan ini sebagai intervensi untuk melatih kemampuan menggosok gigi dengan
menambah kekuatan otot dan kelenturan pada tanganya.
2. Variabel terikat
Variabel terikat (dependent variabel) disebut juga dengan respon atau akibat. “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2014, hlm 61),. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menggosok gigi.
Kemampuan menggosok gigi adalah kemampuan untuk memberihkan gigi
dengan sikat gigi dan pasta gigi sehingga sisa-sisa makanan yang tertinnggal dalam
dalam mulut yang dapat menyebabkan gigi menjadi sakit atau rusak dapat hilang dan
juga mampu menambah percaya diri pada seseorang ketika sedang bersosialisasi.
Dengan anak mampu untuk menggosok gigi dengan baik dan benar maka anak pun
dalam aktivitasnya sehari-hari tidak akan terganggu dengan gigi yang sakit. Sebab
sakit gigi atau kerusakan gigi terjadi karena anak tidak mampu menggosok gigi
dengan baik dan benar. Mempraktekan setiap tahapan menggosok gigi seperti yang
telah dicontohkan akan membuat anak mengerti dan mampu menggosok gigi dengan
baik dan benar, adapun kemampuan yang akan di ukur adalah sebagai berikut:
1. Anak dapat mempersiapkan peralatan menggosok gigi seperti gelas berisi air
2. Anak dapat memegang sikat gigi dengan benar
3. Anak mampu menuangkan pasta gigi ke atas sikat gigi dengan baik dan benar
4. Anak dapat melakukan proses menggosok gigi dengan benar
a. Berkumur terlebih dahulu sebelum menyikat gigi
b. Menyikat permukaan gigi yang menghadap langit langit lidah
c. Menyikat permukaan gigi yang menghadap pipi dan bibir
d. Menyikat permukaan gigi yang dipakai untuk mengunyah
e. Setelah permukaan gigi disikat berkumur 3 kali saja agar sisa flour optimal
f. Sikat gigi dicuci bersih dan disimpan dengan tegak dengan posisi kepala sikat
di atas
g. Mengelapkan handuk kerning ke bagian bibir dan pipi yang basah setelah
berkumur membersihkan setelah menggosok gigi.
C. Tempat dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB – D YPAC kota Bandung, yang beralamat
di jalan Mustang No. 46 kota Bandung.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjasi subjek adalah satu orang siswa cerebral
palsy tipe spastik diplegia yang duduk di bangku Sekolah Dasar
D. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
yang dilakukan pada saat penelitian untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti.
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2010, hlm.203) yaitu alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
mudah diolah. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang dilakukan pada saat penelitian untuk mengukur nilai
variable yang akan diteliti.
Penyusunan instrumen penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data yang di
buat berdasarkan variabel-variabel yang telah ditentukan peneliti dan selanjutnya
menetapkan indikator yang akan diukur dari setiap variabel tersebut. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu instrument tes perbuatan Instrument yang
digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan menggosok
gigi anak.
Tes perbuatan untuk mengukur kemampuan menggosok gigi
Tes ini berfungsi untuk mengukur kemampuan menggosok gigi subjek. Dalam tes
ini subjek diberikan perintah untuk melakukan beberapa gerakan dalam menggosok
gigiseperti menyiapkan alat dan keperluan apa saja yang diperlukan dalam
menggosok gigi, seperti menyiapakan handuk, pasta gigi, sikat gigi , gelas untuk
2.1Membuka pasta gigi dengan baik (tutup pasta gigi tidak terlempar atau jatuh)
2.2Memegang sikat gigi (dengan pegangan yang nyaman namun kuat) 2.3 Mengoleskan isi pasta gigi pada sikat gigi yang sudah dipegang (tidak acak acakan)
yang lain kecuali hanya mulut) 2.5Menyikat permukaan gigi bagian
luar yang mengadap ke bibir dan pipi bagian rahang atas dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan ke atas
2.6Menyikat permukaan gigi bagian luar yang mengadap ke bibir dan pipi bagian rahang atas dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan ke bawah
2.7Menyikat permukaan gigi bagian luar yang mengadap ke bibir dan pipi bagian rahang bawah dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan keatas.
2.8Menyikat permukaan gigi bagian luar yang mengadap ke bibir dan pipi bagian rahang bawah dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan kebawah
2.9Menyikat seluruh permukaan kunyah gigi (gigi geraham) pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur sebanyak 10 kali pada bagian rahang atas.
2.10 Menyikat seluruh permukaan kunyah gigi (gigi geraham) pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur sebanyak 10 kali pada bagian rahang bawah.
2.11 Menyikat permukaan dalam gigi yang menghadap ke lidah dan langit - langit untuk lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan cara Menggunakan ujung sikat dengan gerakan menarik dari gusi ke arah mahkota gigi pada rahang atas. 2.12 Menyikat permukaan dalam gigi
Menggunakan ujung sikat dengan gerakan menarik dari gusi ke arah mahkota gigi pada rahang atas. 2.13 Membersihkan kembali sikat
yang sudah digunakan
2.14 Berkumur hingga bersih (tidak membasahi bagian lain selain mulut).
2.15 Mengeringkan bagian mulut yang basah setelah dibilas oleh air. 2.16 Menaruh kembali handuk pada
tempatnya
2.17 Menaruh kembali pasta gigi pada tempatnya
2.18 Menaruh kembali sikat gigi pada tempatnya
2.19 Mencuci gelas pada tempatnya 2.20 Menaruh kembali gelas pada
tempatnya Kriteria penilaian:
0= jika anak tidak mampu melakukan apa yang diperintahkan.
1= jika anak mampu melakukan apa yang diperintahkan namun tidak sempurna.
2= jika anak mampu melakukan apa yang diperintahkan dengan sempurna.
E. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang telah dibuat yang berupa tes kemudian diuji validitasnya berupa
expert-judgement dengan teknik penilaian oleh para ahli atau tenaga pengajar di SLB
– D YPAC Kota Bandung. Menurut Sugiyono (2014, hlm, 125) “untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli.
Penilaian validitas instrumen dilakukan oleh dua orang dosen dan satu orang guru
di SLB – D YPAC Kota Bandung. Penilain tersebut mencocokkan indikator yang ada
dalam kisi-kisi instrumen dengan butir soal yang dibuat oleh penguji. Apabila penilai
maka di beri nilai 0. Instrumen yang sudah di judgement oleh ahli kemudian dihitung
dengan rumus :
Keterangan :
P = Skor / presentase
F = Jumlah cocok
N = Jumlah Penilai
Kriteria butir validitas dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Valid = × 100% = 100%
2. Cukup Valid = × 100% = 66,6%
3. Kurang Valid = × 100% = 33,3%
4. Tidak Valid = × 100% = 0%
Berdasarkan hasil judgement terhadap satu dosen dan dua guru diperoleh hasil
dengan presentasi 100%. Artinya dengan demikian instrumen yang digunakan dapat
dikatakan valid atau layak digunakan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiono ( 2014, hlm. 153 ) “ kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara – cara yang digunakan untuk mengumpulkan data ”. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara tes, tes
merupakan serentetan pertanyaan ataupun latihan serta alat lainnya yang digunakan
untuk dapat mengukur keterampilan pengetahuan dan intelegensi kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh subjek. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
perbuatan, dengan cara pengamatan atau observasi pada fase A-1 (baseline 1), fase B
tes yaitu tes untuk mengukur kekuatan (otot) dan tes ketepatan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tes Perbuatan
Pemberian tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan subjek menggosok gigi.
Adapun yang dilakukan dalam pemberian tes adalah sebagai berikut.
a. Melakukan pengumpulan data pada fase baseline – 1. Pengumpulan data pada
fase baseline dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal menggosok gigi
pada subjek. Fase ini dilakukan selama empat sesi dan setiap sesinya
dilakukan selama 30 menit.
b. Setelah mendapat angka – angka yang stabil pada fase baseline – 1, peneliti
melakukan intervensi agar dapat meningkatkan kemampuan menggosok gigi.
Fase intervensi ini dilakukan selama delapan sesi yang setiap sesinya
dilakukan selama 30 menit.
c. Setelah melakukan intervensi fase baseline – 2 dilakukan agar dapat
mengetahui apakah intervensi yang telah diberikan memberikan pengaruh
positif pada kemampuan menggosok gigi pada subjek. Fase baseline – 2 ini
dilakukan sebanyak empat sesi dan setiap sesinya dilakukan selama 30 menit.
Skoring dilakukan berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan berdasarkan
butir instrumen yang telah disusun. Setelah semua data terkumpul, kemudian
dijumlahkan. Jumlah tes perbuatan yang dilakukan dengan benar dibagi jumlah skor
keseluruhan dikalikan seratus (100%).
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini merupakan kegiatan dimana peneliti menggunakan
dokumen – dokumen untuk megumpulkan informasi mengenai kemampuan
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian untuk
mengolah data yang didapat dari lapangan. Kegiatan ini merupakan upaya yang
dilakukan oleh peneliti agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat
ditarik suatu kesimpulan atau jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pengukuran
presentase. Persentase (%) yaitu dengan cara menghitung jumlah tes perbuatan
yang dikerjakan dengan benar dibagi jumlah maksimum dikalikan seratus.
∑ = � � �� � � ��ℎ� � � x 100
Setelah data terkumpul kemudian diolah dan dianalisis ke dalam statistic
deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil
intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan. Menurut Sugiyono (2014, hlm.
207) :
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Gambaran perubahan prilaku yang lebih jelas tentang kemampuan menggosok
gigi subjek yang pada awalya berupa angka – angka dapat lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk grafik. “ Pada penelitian Subject Single Research,
grafik memegang peranan yang utama dalam proses analisis ” ( Sunanto, 2006, hlm. 30). Pembuatan grafik memiliki dua tujuan utama yaitu :
a. Membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumulan data yang
b. Memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target
behavior yang akan membantu dalam proses penganalisa hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
Proses analisis dengan visual grafik dalam penellitian ini diharapkan dapat
lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan kemampuan menggosok
gigi pada anak Cerebral Palsy tipe spastik dengan permainan bola tangan.
2. Analisis Data
Analisis data merupakan tahapan akhir dalam sebuah penelitian sebelum
menarik kesimpulan. Analisis data pada penelitian dengan subjek tunggal ini
menggunakan statistik deskriptif, yang disajikan dalam table dan grafik, grafik
yang digunakan yaitu grafik garis. Penggunaan tabel dan grafik diharapkan dapat
memperjelas dan mempermudah dalam memahami data hasil kemampuan
koordinasi motorik dalam aspek kelenturan kekuatan dan ketahanan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data-data
tersebut adalah:
a. Menskor hasil penilaian pada kondisi A-1 (baseline 1),.
b. Menskor hasil penilaian pada kondisi B (intervensi).
c. Menskor hasil penilaian pada kondisi A-2 (baseline 2).
d. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi A-1
(baseline 1), kondisi B (intervensi) dan A-2 (baseline 2).
e. Membandingkan hasil skor pada kondisi A-1 (baseline 1), skor B (intervensi)
dan A-2 (baseline 2).
f. Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara
langsung perubahan yang terjadi dari ketiga tahap.
g. Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi.
Komponen – komponen analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Analisis perubahan dalam kondisi adalah menganalisis perubahan data dalam
suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi, sedangkan
komponen yang akan di analisis meliputi :
1) Panjang kondisi (Condition length), adalah banyaknya data point dalam
kondisi yang menggambarkan banyaknya sesi pada setiap kondisi
(baseline dan intervensi)
2) Estimasi kecenderungan arah (Estimate of trend direction), digambarkan
oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi. Terdapat
dua carauntuk menentukan kecenderungan arah grafik, yaitu dengan
metode freehand dan metode split-middle. Metode tangan bebas
(freehand) adalah mengamati secara langsung terhadap data point pada
suatu kondisi kemudian menarik garis lurus yang membagi data point
menjadi dua bagian. Metode belah tengah (dplit-middle) adalah
menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median data point
nilai koordinatnya.
3) Kecenderungan stabilitas (Trend stability), menunjukkan tingkat
homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan data dapat
ditentukan dengan menghitung banyaknya data point yang berbeda di
dalam rentang, kemudian dibagi banyaknya data point, dikalikan 100%.
4) Jejak data (Data path), yaitu perubahan data satu ke data lain dalam suatu
kondisi, yang dapat terjadi dalam tiga kemungkinan yaitu: menaik,
menurun, dan mendatar. Menentukan kecenderungan jejak data sama
dengan menentukan estimasi kecenderungan arah.
5) Rentang (Range), yaitu selisih nilai terendah dan nilai tertinggi pada setiap
fase.
6) Perubahan level (Level change), mennjukkan besarnya perubahan data
dalam suatu kondisi dan dapat dilihat dari selisih antara data terakhir dan
data pertama pada setiap fase.
Analisis antar kondisi adalah perubahan data antar kondisi, misalnya dari
kondisi baseline ke kondisi intervensi. Komponen – komponen anlisis antar
kondisi meliputi :
1) Jumlah variabel yang diubah, sebaiknya difokuskan pada suatu variabel
terikat.
2) Perubahan kecenderungan dan efeknya, menunjukkan makna perubahan
target behavior yang disebabkan oleh inrevensi.
3) Perubahan stabilitas, menunjukkan tingkat stabilitas perubahan dari
serentetan data.
4) Perubahan level data, menunjukkan seberapa besar data berubah yang
ditunjukkan oleh selisih antara data terakhir pada kondisi pertama
(baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya (intervensi)
Data overlap (tumpang tindih), yaitu terjadi data yang sama pada pola kedua
kondisi, baseline dengan intervensi. Hal ini menunjukkan tidak adanya
perubahan pada kedua kondisi dan semakin banyak data yang tumpang tindih,