LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI/
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)/
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Pada tanggal 30 September 2011 (tidak diaudit), 31 Desember 2010 (diaudit), dan 1 Januari 2010 serta untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2011 dan 2010 (tidak diaudit)/
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS – As of September 30, 2011 (unaudited),
December 31, 2010 (audited) and January 1, 2010 and for the nine-month periods ended September 30, 2011 and 2010 (unaudited)
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi/Consolidated Statement of Financial Position 1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi/Consolidated Statements of Comprehensive
Income 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi/Consolidated Statements of Changes in Equity 4
Laporan Arus Kas Konsolidasi/Consolidated Statements of Cash Flows 5
ASET TIDAK LANCAR NONCURRENT ASSETS
Aset tetap - setelah dikurangi Property, plant and equipment - net of
akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of
Rp 109.961.241 juta tanggal 30 September 2011, Rp 109,961,241 million as of September 30, 2011,
Rp 100.569.402 juta tanggal 31 Desember 2010, Rp 100,569,402 million as of December 31, 2010,
Rp 89.702.877 juta tanggal 1 Januari 2010 6 215.551.269 210.651.868 207.666.612 Rp 89,702,877 million as of January 1, 2010 Pekerjaan dalam pelaksanaan 7 119.562.932 106.839.853 78.482.316 Construction in progress
Properti investasi 8 151.319 145.020 138.442 Investment properties
Investasi jangka panjang 9 1.158.102 919.869 832.827 Long-term investments
Aset pajak tangguhan 49 13.487 11.278 8.059 Deferred tax assets
Aset tidak digunakan dalam operasi 10 1.243.650 1.299.503 1.021.434 Assets not used in operations Piutang pihak berelasi - setelah dikurangi
penyisihan piutang sebesar nihil Receivables from related parties - net of allowance
tanggal 30 September 2011, nihil doubtful accounts of nil as of September 30, 2011,
tanggal 31 Desember 2010, dan nil as of December 30, 2010, and
Rp 80.758 juta tanggal 1 Januari 2010 11,53 501.635 551.817 1.684.286 Rp 80,758 million as of January 1, 2010
Rekening bank dan deposito berjangka dibatasi Restricted cash in banks and
penggunaannya 12 3.912.655 2.407.587 3.210.105 time deposits
Aset tidak lancar lain 13 2.825.533 1.590.501 3.669.502 Other noncurrent assets
Jumlah Aset Tidak Lancar 344.920.582 324.417.296 296.713.583 Total Noncurrent Assets
ASET LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan setara kas 14 17.557.233 19.716.798 13.043.196 Cash and cash equivalents
Investasi jangka pendek 15 952.421 828.739 1.715.844 Short-term investments
Piutang usaha - setelah dikurangi Trade accounts receivable - net of allowance
penyisihan piutang ragu-ragu sebesar for doubtful account of
Rp 528.141 juta tanggal 30 September 2011, Rp 528,141 million as of September 30, 2011,
Rp 330.451 juta tanggal 31 Desember 2010, Rp 330,451 million as of December 31, 2010,
Rp 341.204 juta tanggal 1 Januari 2010 16 4.353.907 2.875.168 2.555.458 Rp 341,204 million as of January 1, 2010 Piutang subsidi listrik 17,40 34.166.344 9.358.747 8.580.474 Receivables on electricity subsidy
Piutang lain-lain 18 1.444.213 801.901 478.570 Other receivables
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan
penurunan nilai sebesar Inventories - net of allowance for decline in value of
Rp 119.162 juta tanggal 30 September 2011 Rp 119,162 million as of September 30, 2011
Rp 98.898 juta tanggal 31 Desember 2010 Rp 98,898 million as of December 31, 2010
Rp 94.557 juta tanggal 1 Januari 2010 19 13.753.068 9.927.314 9.721.258 Rp 94,557 million as of January 1, 2010
Pajak dibayar dimuka 20 1.998.955 550.880 236.375 Prepaid taxes
Biaya dibayar dimuka dan uang muka 21 1.232.893 826.907 668.318 Prepaid expenses and advances
Piutang pihak berelasi 11,53 607.067 256.740 - Receivables from related parties
Jumlah Aset Lancar 76.066.101 45.143.194 36.999.493 Total Current Assets
JUMLAH ASET 420.986.683 369.560.490 333.713.076 TOTAL ASSETS
EKUITAS EQUITY
Modal saham - nilai nominal Rp 1 juta per saham Capital stock - par value of Rp 1 million per share
Modal dasar - 63.000.000 saham Authorized - 63,000,000 shares
Modal ditempatkan dan disetor penuh - Subscribed and paid-up -
46.107.154 saham dan 21.674 saham 22 46.197.380 46.107.154 46.107.154 46,107,154 shares and 21,674 shares Tambahan modal disetor 23 37.662.171 37.122.096 34.819.299 Additional paid-in capital
Saldo laba Retained earnings
Ditentukan penggunaannya 13.720.014 8.248.328 1.894.149 Appropriated
Tidak ditentukan penggunaannya 57.887.211 58.107.990 58.375.483 Unappropriated
Sub jumlah 155.466.775 149.585.568 141.196.085 Sub total
Kepentingan non-pengendali 95.818 97.027 91.911 Non-controlling interests
Jumlah Ekuitas 155.562.593 149.682.595 141.287.996 Total Equity
LIABILITAS TIDAK LANCAR NONCURRENT LIABILITIES
Pendapatan ditangguhkan 24 13.290.861 10.126.136 8.297.478 Deferred revenue
Liabilitas pajak tangguhan - bersih 49 9.775.542 9.979.393 9.397.962 Deferred tax liabilities - net Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi
bagian jatuh tempo dalam satu tahun Long-term liabilities - net of current maturities
Penerusan pinjaman 25 24.988.711 22.803.597 19.111.614 Two-step loans
Utang kepada Pemerintah 26 1.856.318 2.016.668 2.937.926 Government loans
Utang sewa pembiayaan 27 14.027.605 14.166.649 14.363.539 Lease liability
Utang bank dan surat hutang
jangka menengah 28 41.874.414 36.400.362 23.705.248 Bank loans and medium term notes
Utang obligasi 29 46.102.984 46.656.045 46.246.024 Bonds payable
Utang listrik swasta 30 5.852.889 6.049.046 6.494.843 Electricity purchase payable
Utang pihak berelasi 31,53 30.970 - 17.721 Payable to related parties
Liabilitas imbalan kerja 52 18.281.886 16.358.885 13.902.579 Employee benefits obligation
Utang perolehan aset tetap 33 78.208 1.368 46.865 Acquisition of property, plant and equipment payables
Utang lain-lain 34 4.718 - - Other payables
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 176.165.106 164.558.149 144.521.799 Total Noncurrent Liabilities
LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIES
Utang usaha Trade accounts payable
Pihak berelasi 32,53 15.423.274 5.938.951 9.134.333 Related parties
Pihak ketiga 32,56 10.265.181 6.714.064 5.940.675 Third parties
Utang pajak 35 1.239.674 905.656 557.007 Taxes payable
Biaya masih harus dibayar 36 4.337.434 5.162.055 4.531.162 Accrued expenses
Uang jaminan langganan 37 6.520.112 6.544.422 5.961.009 Customers' security deposits
Utang biaya proyek 38 4.000.674 4.059.224 4.064.956 Project cost payable
Liabilitas jangka panjang jatuh
tempo dalam satu tahun Current maturities of long-term liabilities
Penerusan pinjaman 25 1.521.048 2.088.093 2.082.552 Two-step loans
Utang kepada Pemerintah 26 293.793 293.793 293.793 Government loans
Utang sewa pembiayaan 27 1.524.807 1.408.607 1.210.483 Lease liability
Utang bank dan surat hutang
jangka menengah 28 18.283.284 3.343.493 1.842.542 Bank loans and medium term notes
Utang obligasi 29 3.970.002 4.045.950 - Bonds payable
Utang listrik swasta 30 137.593 176.607 175.656 Electricity purchase payable
Utang pihak berelasi 31,53 5.228.025 577.478 434.685 Payable to related parties
Liabilitas imbalan kerja 52 1.519.197 1.438.655 1.566.829 Employee benefits obligation
Utang perolehan aset tetap 33 14.326.843 11.959.683 9.489.335 Acquisition of property, plant and equipment payables
Utang lain-lain 34 668.043 663.015 618.264 Other payables
Jumlah Liabilitas Lancar 89.258.984 55.319.746 47.903.281 Total Current Liabilities
JUMLAH LIABILITAS 265.424.090 219.877.895 192.425.080 TOTAL LIABILITIES
JUMLAH EKUITAS DAN LIABILITAS 420.986.683 369.560.490 333.713.076 TOTAL EQUITY AND LIABILITIES
Penjualan tenaga listrik 85.228.320 39 76.508.582 Sale of electricity
Subsidi listrik Pemerintah 65.779.072 40 41.895.166 Government's electricity subsidy
Penyambungan pelanggan 838.967 24 543.862 Customer connection fees
Lain-lain 522.795 41 390.426 Others
Jumlah Pendapatan Usaha 152.369.154 119.338.036 Total Revenues
BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES
Bahan bakar dan pelumas 88.665.756 42 61.300.437 Fuel and lubricants
Pembelian tenaga listrik 21.835.805 43,53 18.324.299 Purchased electricity
Pemeliharaan 7.958.418 44 6.055.800 Maintenance
Kepegawaian 8.305.021 45 8.245.480 Personnel
Penyusutan 9.980.730 6 9.329.451 Depreciation
Lain-lain 3.082.775 46 3.006.457 Others
Jumlah Beban Usaha 139.828.505 106.261.924 Total Operating Expenses
LABA USAHA 12.540.649 13.076.112 INCOME FROM OPERATIONS
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (CHARGES)
Penghasilan bunga 456.122 445.447 Interest income
Keuntungan kurs mata uang asing - bersih 1.252.145 54 2.133.562 Gain on foreign exchange - net
Biaya keuangan (5.532.440) 47 (4.059.364) Financial cost
Lain-lain - bersih 1.962.551 48 853.704 Others - net
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (1.861.622) (626.651) Other Income (Charges) - Net
LABA SEBELUM PAJAK 10.679.027 12.449.461 INCOME BEFORE TAX
BEBAN PAJAK (882.360) 49 (937.711) TAX EXPENSE
LABA PERIODE BERJALAN DAN INCOME FOR THE PERIOD AND
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN 9.796.667 11.511.750 OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Jumlah laba rugi komprehensif yang Total comprehensive income
dapat diatribusikan kepada: attributable to:
Pemilik Entitas Induk 9.795.907 11.503.947 Owners of the Parent Entity
Kepentingan Non Pengendali 760 7.803 Minority Interest
9.796.667 11.511.750
LABA PER SAHAM DASAR 50 BASIC EARNINGS PER SHARE
(Dalam Rupiah penuh) 212.461 249.674 (In full Rupiah amount)
Catatan/ Notes
dan disetor penuh/Subscribed and paid-up capital
stock
Tambahan modal disetor/Additional paid-in capital
Ditentukan penggunaannya/Ap
propriated
Tidak ditentukan penggunaannya/U nappropriated
non pengendali/
Minority interest
Jumlah ekuitas/Total
equity
Saldo per 1 Januari 2010 Balance as of January 1, 2010
sebelum penyajian kembali 46.107.154 34.819.299 1.894.149 58.375.483 - 141.196.085 before the restatements
Penyesuaian terkait penerapan PSAK No. 1 Adjustment related PSAK No. 1
(Revisi 2009) - - - - 91.911 91.911 (Revised 2009) implementation
Penambahan periode berjalan 23 - 791.901 - - - 791.901 Additions during the period
Cadangan umum periode berjalan - - 6.354.179 (6.354.179) - - Appropriation during the period
Deviden - - (4.000.000) (1.216) (4.001.216) Dividens
Laba bersih periode berjalan - - 11.503.947 7.803 11.511.750 Net income for the period
Saldo per 30 September 2010 46.107.154 35.611.200 8.248.328 59.525.251 98.498 149.590.431 Balance as of September 30, 2010
Saldo per 1 Januari 2011 46.107.154 37.122.096 8.248.328 58.107.990 149.585.568 Balance as of January 1, 2011
Penyesuaian terkait penerapan PSAK No. 1 Adjustment related PSAK No. 1
(Revisi 2009) - - - - 97.027 97.027 (Revised 2009) implementation
Penambahan periode berjalan 23 90.226 540.075 - - - 630.300 Additions during the period
Cadangan umum periode berjalan - - 5.471.686 (5.471.686) - - Appropriation during the period
Deviden - - - (4.545.000) (1.969) (4.546.969) Dividens
Laba bersih periode berjalan - - - 9.795.907 760 9.796.667 Net income for the period
Saldo per 30 September 2011 46.197.380 37.662.171 13.720.014 57.887.211 95.818 155.562.593 Balance as of September 30, 2011
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan See accompanying notes to consolidated financial statements
Penerimaan kas dari pelanggan 88.505.730 76.975.141 Cash receipts from customers Pembayaran kas kepada pemasok (109.019.347) (83.262.154) Cash paid to suppliers Pembayaran kas kepada karyawan (7.156.002) (7.134.099) Cash paid to employees Kas digunakan untuk aktivitas operasi (27.669.619) (13.421.112) Cash used in operations Penerimaan subsidi listrik 40.971.475 30.665.079 Government subsidy received
Pembayaran bunga (5.330.440) (4.873.537) Interest expense paid
Penerimaan bunga 616.781 640.768 Interest received
Penerimaan restitusi pajak penghasilan 85.984 - Income tax restitution received Pembayaran pajak penghasilan (2.049.376) (624.925) Income tax paid
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 6.624.805 12.386.274 Net Cash Provided by Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Hasil penjualan aset tidak digunakan dalam operasi 22.974 29.180 Proceeds from sale of assets not used in operations Perolehan aset tetap (1.643.256) (886.206) Additions to property, plant and equipment
Perolehan pekerjaan dalam pelaksanaan (19.544.858) (17.977.118) Additions to construction in progress Penerimaan (penambahan) piutang pihak
berelasi (456.989) 769.944 Decrease (additions) in receivables from related parties
Perolehan investasi jangka panjang (75.232) 21.284 Acquisition of long-term investments
Pencairan (penambahan) rekening dan deposito Withdrawal (additions) in restricted cash in banks and yang dibatasi penggunaannya (1.840.359) (149.841) time deposits
Pencairan (penambahan) investasi jangka pendek (136.282) (3.208.990) Withdrawal (additions) of short-term investments
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (23.674.002) (21.401.747) Net Cash Used in Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Hasil emisi obligasi - 6.000.000 Proceeds from issuance of bonds
Pembayaran biaya emisi obligasi - (40.904) Payment of bonds issuance costs
Pembayaran penerusan pinjaman (1.772.545) (1.500.633) Payment of two-step loans Pembayaran hutang kepada pemerintah (293.793) (293.793) Payment of Government loans
Perolehan hutang bank 19.084.815 12.221.386 Proceeds from bank loans
Pembayaran hutang bank (1.316.466) (842.542) Payment of bank loans
Pembayaran hutang listrik swasta (121.105) (227.576) Payment of electricity purchase payable Pembayaran angsuran sewa pembiayaan (691.274) (559.687) Payment of lease installment
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan 14.889.632 14.756.250 Net Cash Provided by Financing Activities
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND
SETARA KAS (2.159.565) 5.740.777 CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 19.716.798 13.043.196 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 17.557.233 18.783.973 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
Aktivitas investasi dan pendanaan yang Noncash investing and financing activities : tidak mempengaruhi kas :
Perolehan aset tetap melalui : Additions to property, plant and equipment through:
Reklasifikasi pekerjaan dalam pelaksanaan Reclassification of construction in progress to
ke aset tetap 13.295.593 7.823.919 property, plant and equipment
Reklasifikasi aset tidak digunakan dalam Reclassification of assets not used in operations
operasi ke aset tetap 309.042 483.014 to property, plant and equipment
Perolehan pekerjaan dalam pelaksanaan melalui: Additions to construction in progress through : Penarikan pinjaman dan hutang biaya proyek 837.709 4.724.646 Drawdown of loans and project cost payable
Bantuan Pemerintah 540.075 350.823 Government equity participation
Kapitalisasi biaya pinjaman (1.065.706) (240.189) Capitalization of borrowing costs Kapitalisasi beban penyusutan 6.770 6.682 Capitalization of depreciation expense
Hutang lain-lain 2.444.000 (500.046) Other payables
Reklasifikasi aset tetap ke aset tidak digunakan Reclassification of property, plant and equipment to
dalam operasi 795.426 1.883.675 assets not used in operations
1. UMUM 1. GENERAL
a. Pendirian dan Informasi Umum a. Establishment and General Information
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (“Perusahaan”) didirikan pada tahun 1961 dalam bentuk Jawatan di dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga. Perusahaan merupakan kelanjutan usaha beberapa perusahaan listrik Belanda yang diambilalih oleh Pemerintah Republik Indonesia (Pemerintah). Perusahaan listrik Belanda tersebut meliputi NV ANIEM, NV SEM, NV OJEM, NV EMS, NV EMBALOM, NV GEBEO, NV OGEM dan NV WEMI. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1965, status Perusahaan berubah menjadi perusahaan yang berbadan hukum. Selanjutnya ditetapkan menjadi Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1970 yang dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972. Kemudian berdasarkan akta No. 169 tanggal 30 Juli 1994 dari Sutjipto S.H., notaris di Jakarta, status badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara disingkat PT PLN (Persero). Akta perubahan ini disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. C2-11.519.HT.01.01.Th.94 tanggal 1 Agustus 1994, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 13 September 1994, Tambahan No. 6731.
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (the Company) was established in 1961 as a unit of the Ministry of Energy and Public Works. The Company is a business continuation of several Dutch electricity companies taken over by the Government of the Republic of Indonesia (Government). The Dutch electricity companies include among others: NV ANIEM, NV SEM, NV OJEM, NV EMS, NV EMBALOM, NV GEBEO, NV OGEM and NV WEMI. Based on Government Regulation
No. 19 year 1965, the Company’s status was changed to that of a legal entity. Subsequently, based on Government Regulation No. 30 year 1970, as amended by Government Regulation No. 18 year 1972, and was named Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara or PT PLN (Persero). This change was approved by the
Minister of Justice in his decision letter No. C2-11.519.HT.01.01.Th.94 dated
August 1, 1994 and was published in State Gazette of the Republic of Indonesia No. 73 dated September 13, 1994, Supplement No. 6731.
Anggaran dasar Perusahaan terakhir diubah (i) berdasarkan akta No. 2 tanggal 1 Juli 2008 dari Lenny Janis Ishak S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-46951.AH.01.02 Th 2008 tanggal 1 Agustus 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dengan surat No. AHU-AH.01.10-02240 tanggal 20 Maret 2009.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
In accordance with article 3 of the Company’s
articles of association, the scope of its activities is to run electricity business for public use, which is satisfactory both in quantity and quality and also to earn profit, and perform the assignment from the Government in electricity business in order to support development with the application of the principles of Limited Liability Companies.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan memiliki 49 unit pelaksana yang tersebar di wilayah Indonesia. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Jl. Trunojoyo Blok M I No. 135, Jakarta.
The Company is domiciled in Jakarta, with 49 business unit offices spread all over Indonesia. The Company’s head office is located at Jl. Trunojoyo Blok M I No. 135, Jakarta.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 19 tahun
2003 tentang “Badan Usaha Milik Negara (BUMN)”, Pemerintah wajib memberikan
kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN termasuk margin yang diharapkan kepada BUMN yang diberikan penugasan khusus. Perusahaan merupakan BUMN yang sedang melaksanakan penugasan khusus berupa penyediaan tenaga listrik bersubsidi kepada masyarakat (Catatan 40).
Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010, dan 1 Januari 2010 jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan masing-masing 47.252 karyawan, 46.296 karyawan, dan 45.000 karyawan.
Based on Law No. 19 year 2003, regarding
“State-Owned Enterprises (BUMN)”, the
Government is obliged to provide compensation to these BUMN, which were appointed to perform special assignment, for all expenses which they have incurred, including expected return (margin). The Company is a BUMN, which performs a special assignment of providing electricity power with subsidy to the public (Note 40).
As of September 30, 2011, December 31, 2010 and January 1, 2010 the Company and its subsidiaries had total number of employees of 47,252, 46,296, and 45,000 respectively.
b. Penawaran Umum Efek Hutang Perusahaan b. Public Offering of Bonds of the Company
Majapahit Holding B.V., Belanda, anak perusahaan yang bertujuan khusus yang sepenuhnya milik Perusahaan, menerbitkan Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2020 pada tanggal 6 Nopember 2009, Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2019 pada tanggal 7 Agustus 2009, Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2017 dan 2037 pada tanggal 28 Juni 2007, dan Obligasi Terjamin jatuh tempo tahun 2011 dan 2016 pada tanggal 16 Oktober 2006. Obligasi Terjamin ini dicatatkan pada Bursa Efek Singapura.
Majapahit Holding B.V., Netherlands, a wholly-owned special-purpose subsidiary of the Company, issued Guaranteed Notes due in 2020 on November 6, 2009, Guaranteed Notes due in 2019 on August 7, 2009, Guaranteed Notes due in 2017 and 2037 on June 28, 2007 and Guaranteed Notes due in 2011 and 2016 on October 16, 2006. These Guaranteed Notes are listed in the Singapore Exchange Securities Trading Limited.
c. Susunan Pengurus dan Informasi Lain c. Management and Other Information
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut:
As of September 30, 2011 and December 31, 2010, the Company’s management consisted of the following:
2011 dan/and 2010
Komisaris Utama Yogo Pratomo President Commissioner
Komisaris Wimpy S.Tjetjep Commissioners
Syahrial Loetan Rahmat Waluyanto Abdul Azis
Komisaris Independen Lutfi Hamid Independent Commissioners
Adang Firman
Direktur Utama Dahlan Iskan President Director
Direktur Operasi Jawa-Bali I.G.A Ngurah Adnyana Director of Java-Bali Operations Direktur Operasi Indonesia Barat Moch. Harry Jaya Pahlawan Director of West Indonesia Operations Direktur Operasi Indonesia Timur Vickner Sinaga Director of East Indonesia Operations
Direktur Energi Primer Nur Pamudji Director of Primary Energy
Direktur Pengadaan Strategis Bagiyo Riawan Director of Strategic Procurement Direktur Perencanaan dan Teknologi Nasri Sebayang Director of Planning & Technology Direktur Bisnis dan Manajemen Resiko Murtaqi Syamsuddin Director of Business and Risk Management Direktur SDM dan Umum Eddy D. Erningpraja Director of Human Resource & General Affairs
Direktur Keuangan Setio Anggoro Dewo Director of Finance
Komite Audit Audit Committee
Ketua Lutfi Hamid Chairman
Wakil Ketua Adang Firman Vice Chairman
Anggota Elok Tresnaningsih Members
Sugianto Sugeng Rochadi Lilik Safrudin Ismail Djuprianto
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, sekretaris Perusahaan adalah Ida Bagus GD Mardawa Padangratha.
As of September 30, 2011 and December 31, 2010, the Company’s corporate secretary is Ida Bagus GD Mardawa Padangratha.
Dewan Komisaris Perusahaan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. KEP-253/MBU/2009 tanggal 22 Desember 2009 sebagaimana tercantum dalam akta No. 31 tanggal 28 Desember 2009 dari notaris Devi Yunanda S.H., Mkn, sebagai pengganti dari Lenny Janis Ishak S.H.
The Company’s Board of Commissioners
Direksi Perusahaan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. KEP-252/MBU/2009 tanggal 22 Desember 2009 sebagaimana tercantum dalam akta No. 30 tanggal 28 Desember 2009 dari notaris Devi Yunanda S.H., Mkn, sebagai pengganti dari Lenny Janis Ishak S.H.
Pada tanggal 20 Oktober 2011, Direktur Utama Perusahaan diangkat menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara, dan digantikan oleh Nur Pamudji yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Energi Primer yang dilantik pada tanggal 1 November 2011.
The Company’s Directors were appointed
based on Decision Letter of the Minister of State-Owned Enterprise of the Republic of Indonesia No. KEP-252/MBU/2009 dated December 22, 2009, as stated in notarial deed No. 30 dated December 28, 2009, of Devi Yunanda S.H., Mkn, substitute of Lenny Janis Ishak S.H.
As of October 20, 2011, President Director of the Company were appointed as State Owned Enterprises Minister, and replaced with Nur Pamudji, previously as Director of Primary Energy which sworn in as of November 1, 2011.
2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN
INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN (ISAK)
2. ADOPTION OF NEW AND REVISED
STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING
STANDARDS (PSAK) AND
INTERPRETATIONS OF PSAK (ISAK)
a. Standar yang berlaku efektif pada periode berjalan
Perusahaan dan anak perusahaan telah mengadopsi semua standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Institut Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasi dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar-standar baru dan standar-standar revisi serta interpretasi telah menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan pada bidang berikut yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk periode berjalan atau tahun sebelumnya.
PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan
Standar revisi ini telah mengatur perubahan dalam format dan isi laporan keuangan, termasuk judul laporan keuangan yang telah direvisi.
a. Standards effective in current period
The Company and its subsidiaries have adopted all of the new and revised Standards and Interpretations issued by the Financial Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of Accountants that are relevant to their operations and effective for accounting periods beginning on or after January 1, 2011. The adoption of these new and revised Standards and Interpretations has resulted in changes to the accounting policies in the following areas that have affected the measurement of some financial instruments in the prior and the financial statement presentation and disclosures for the current and prior period.
PSAK 1 (Revised 2009), Presentation of Financial Statements
Sebagai hasil dari adopsi standar yang direvisi ini, Perusahaan dan anak perusahaan menyajikan semua perubahan pemilik dalam ekuitas (atau laba rugi komprehensif) pada laporan perubahan ekuitas. Semua perubahan nonpemilik dalam ekuitas disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif. Selanjutnya, pengungkapan tambahan dibuat sehubungan dengan manajemen modal, penilaian akuntansi kritis dan sumber-sumber utama ketidakpastian estimasi.
As the result of adopting this revised standard, the Company and its subsidiaries present all owner changes in equity (i.e. comprehensive income) in the statement of changes in equity. All non-owner changes in equity are presented in the statement of comprehensive income. Further, additional disclosures were made with respect to capital management, critical accounting judgement and key sources of estimation uncertainty.
PSAK 1 ini diterapkan secara retrospektif efektif 1 Januari 2011, sesuai dengan masa transisi standar. Oleh karena itu, reklasifikasi informasi komparatif tahun 2010, dilakukan sehubungan dengan implementasi standar tersebut.
PSAK 1 is implemented retrospectively effective January 1, 2011, in accordance with the transitional provision of the standard. Therefore, a reclassification to the 2010 comparative information was made in relation to the implementation of the standard.
31 Desember 2010/ 1 Januari 2010/ 31 Desember 2010/ 1 Januari 2010/
December 31, 2010 January 1, 2010 December 31, 2010 January 1, 2010
Laporan posisi keuangan Statements of financial position
Kewajiban Lancar Current Liabilities
Hutang lain-lain Others payable
(Kepentingan non pengendali) 97.027 91.911 - - (Non controlling interest)
Ekuitas Equity
Kepentingan non pengendali - - 97.027 91.911 Non controlling interest
Laporan laba rugi komprehensif Comprehensive statements of income
Lain-lain bersih Others - net
(Kepentingan non pengendali) (Non controlling interest)
Pendapatan komprehensif lain
Kepentingan non pengendali Non controlling interest 7.803
- 7.803
Before reclassification After reclassification
30 September 2010/September 30, 2010 30 September 2011/September 30, 2011
-Sebelum reklasifikasi/ Setelah reklasifikasi/
Before reclassification After reclassification
PSAK 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim
PSAK 3 (Revisi 2010) mengatur, antara lain, isi minimum serta periode penyajian yang disyaratkan untuk disajikan dalam laporan keuangan interim, serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan interim baik lengkap ataupun ringkas.
PSAK 3 (Revised 2010), Interim Financial Reporting
PSAK 3 (Revised 2010) prescribes, among other things, the minimum content and the period for which interim financial statements are required to be presented, as well as the recognition and measurement principles in complete or condensed interim financial statements are required to be presented.
Dalam menyusun laporan keuangan interim, Perusahaan dan anak perusahaan menggunakan prinsip akuntansi yang sama dengan prinsip yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, dan mengatur periode penyajian yang disyaratkan untuk disajikan dalam laporan keuangan interim.
In preparing these interim financial statements, the Company and its subsidiaries follows the same accounting principles that have been applied in the preparation of the annual financial statements for the year ended December 31, 2010, and presented the prescribed periods for which interim financial statements are required to be presented.
PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK ini mensyaratkan konsolidasi atas entitas yang dikontrol oleh Perusahaan dan menyajikan kepentingan nonpengendali dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
PSAK 4 (Revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements
This PSAK requires consolidation of entities controlled by the Company and to present non-controlling interests in the consolidated statements of financial position within equity, separately from the equity of the owners of the parent.
Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.
Penerapan PSAK ini tidak mengubah
susunan perusahaan yang
dikonsolidasikan oleh Perusahaan menurut standar yang lama tetapi mengubah cara penyajian kepentingan nonpengendali.
Total comprehensive income must be attributed to the owners of the parent and to the non-controlling interest even if this results in the non-controlling interest having a deficit balance.
PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi
PSAK ini mensyaratkan agar informasi
segmen diungkapkan untuk
memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis dimana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Standar ini mensyaratkan entitas untuk menyajikan pelaporan segmen yang digunakan oleh Pengambil Keputusan Operasional entitas dalam proses pengambilan keputusan.
PSAK 5 (Revised 2009), Operating Segments
This PSAK requires segment information to be disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates. This standard requires entities to present the segment reporting which is used by their Chief Operating Officer for decision making process.
Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan bahwa segmen operasi yang dilaporkan berdasarkan PSAK revisi dan disajikan dalam catatan laporan keuangan.
The Company and its subsidiaries have determined that the reportable operating segments under the revised PSAK and presented such in the notes to the financial statements.
PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.
Standar ini memperluas definisi pihak-pihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen dan menyederhanakan penjelasan untuk hubungan entitas Pemerintah. Standar ini juga mengharuskan pengungkapan hubungan antara entitas induk dan entitas anak terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. Selanjutnya anggota personil manajemen kunci merupakan pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan dan anak perusahaan telah mengevaluasi hubungan pihak-pihak berelasi dan mengungkapkan sesuai dengan standar revisi ini.
PSAK 7 (Revised 2010), Related Party Disclosures
b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tetapi belum diterapkan pada periode berjalan
i. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:
PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja
PSAK 28 (revisi 2010) Akuntansi Asuransi Kerugian
PSAK 33 (revisi 2010), Aktivitas Pengupasan Tanah dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pada
Pertambangan Umum
PSAK 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi
PSAK 36 (revisi 2010), Akuntansi Asuransi Jiwa
PSAK 45 (revisi 2010), Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
b. Standards and interpretations in issue not yet adopted in the current period
i. Effective for periods beginning on or after January 1, 2012:
PSAK 10 (revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
PSAK 18 (revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans
PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits
PSAK 28 (revised 2010), Accounting for General Insurance
PSAK 33 (revised 2010), Stripping Cost and Environmental Management in General Mining
PSAK 34 (revised 2010), Construction Contracts
PSAK 36 (revised 2010), Accounting for Life Insurance
PSAK 45 (revised 2010), Financial Reporting for Non-profit Organizations
PSAK 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan
PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK 53 (Revisi 2010), Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham
PSAK 56 (revisi 2010), Laba per Sahan
PSAK 46 (revised 2010), Income Taxes
PSAK 50 (revised 2010), Financial Instruments: Presentation
PSAK 53 (revised 2010), Accounting for Stock-Based Compensation
PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan
PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
PSAK 62, Kontrak Asuransi
PSAK 63, Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi
PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya
ISAK 16, Perjanjian Jasa Konsesi
ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi
ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali Dalam PSAK 63
ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya
ISAK 22, Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan
ISAK 23, Sewa Operasi: Insentif
ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa
PSAK 60, Financial Instrument: Disclosures
PSAK 61, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance
PSAK 62, Insurance Contracts
PSAK 63, Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
PSAK 64, Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
ISAK 13, Hedges of Net Investment in a Foreign Operation
ISAK 15, The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction
ISAK 16, Service Concession Arrangements
ISAK 18, Government Assistance – No Specific Relation to Operating Activities
ISAK 19, Applying the Restatement Approach Under PSAK 63
ISAK 20, Income Taxes – Changes in the Tax Status of an Enterprise or its Shareholders
ISAK 22, Service Concession Arrangements Disclosures
ISAK 23, Operating Lease Incentives
ISAK 24, Evaluating the Substance of Transaction Involving the Legal form of a Lease
Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasi.
These new/revised standards and interpretations resulted from convergence to International Financial Reporting Standards.
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7. tanggal 13 Maret 2000.
a. Statement of Compliance
The consolidated financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia which are Statement of Financial Accounting Standard and Bapepam’s Rule No. VIII.G.7 dated March 13, 2000. The consolidated financial statements are not intended to present the financial positions, results of operation and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp), dan laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
b. Consolidated Financial Statement
Presentation
The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah (Rp), while the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan pengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
c. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan dan anak perusahaan (entitas yang bertujuan khusus). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari
investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.
c. Principles of Consolidation
Kepentingan dari pemegang saham nonpengendali terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya kombinasi bisnis dan bagian kepentingan nonpengendali dari perubahan ekuitas sejak tanggal terjadinya kombinasi bisnis. Sebelum 1 Januari 2011, kerugian yang menjadi bagian nonpengendali yang melebihi hak nonpengendali dialokasikan kepada bagian induk perusahaan, efektif 1 Januari 2011, jumlah laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali bersaldo defisit.
The interest of non-controlling shareholders consists of the amount of those interest at the date of original business combination and non-controlling interest share of movements in equity since the date of the business combination. Prior to January 1, 2011, any losses applicable to the non-controlling interest in excess of the non-controlling interest are allocated against the interests of the parent. Effective January 1, 2011, total comprehensive income is attributed to the owners of the parent and to the controlling interest even if this result in non-controlling interests having a deficit balance.
Hasil dari anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual selama periode berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.
The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statements of comprehensive income from the effective date of acquisition or up to the effective date of disposal, as appropriate.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company.
Seluruh transaksi, saldo, penghasilan dan beban antar perusahaan dieliminasi pada saat konsolidasi.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas induk dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada entitas induk dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Changes in the parent’s interest in
subsidiaries that do not result in a loss of control are accounted for as equity transactions. The carrying amount of the
Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka keuntungan atau kerugian pelepasan merupakan perbedaan antara (i) nilai wajar pembayaran yang diterima dan nilai wajar dari sisa investasi pada entitas anak dan (ii) jumlah tercatat asset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak serta setiap kepentingan non-pengendali. Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka entitas induk mencatat semua jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait dengan entitas anak tersebut (contoh reklasifikasi ke laba atau rugi atau transfer secara langsung ke saldo laba) dengan dasar yang sama yang diisyaratkan jika entitas induk melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait.
When the parent loses control of a subsidiary, the profit or loss on disposal is calculated as the difference between (i) the aggregate of the fair value of the consideration received and the fair value of any retained interest and (ii) the previous carrying amount of the assets (including goodwill), and liabilities of the subsidiary and any non-controlling interests. Amounts previously recognized in other comprehensive income in relation to the subsidiary are accounted for (i.e. reclassified to profit or loss or transferred directly to retained earnings) in the same manner as would be required if the relevant assets or liabilities were disposed of.
Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan, Pengakuan dan Pengukuran, atau (jika sesuai) biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas.
d. Kombinasi Bisnis
Sebelum 1 Januari 2011, kombinasi bisnis dicatat dengan menerapkan metode pembelian. Biaya akuisisi adalah biaya yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi. Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan liabilitas non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun. Hak milik pemegang saham nonpengendali dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih.
d. Business Combinations
Prior to January 1, 2011, business combinations were accounted for using the purchase method. Transaction costs directly attributable to the acquisition formed part of identifiable net assets acquired is recognized as goodwill and amortized using the straight-line method over five years. When the cost of acquisition is less than the interest in the fair value of the identifiable assets and liabilities acquired as at the date of acquisition (i.e. discount on acquisition), the fair values of the acquired non-monetary assets are reduced proportionately until all the excess is eliminated. The excess remaining after reducing the fair values of non-monetary assets acquired is recognized as negative goodwill treated as deferred revenue and recognized as revenue on a straight-line method over 20 years. The interest of the non-controlling shareholders is stated at the
minority’s proportion of the historical cost of the net assets.
Sejak 1 Januari 2011, kombinasi bisnis dicatat dengan menerapkan metode akuisisi. Biaya akuisisi merupakan nilai agregat dari imbalan yang dialihkan yang diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Biaya terkait akuisisi diakui sebagai beban pada periode biaya tersebut terjadi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill.
Starting January 1, 2011, business combinations are accounted for using the acquisition method of accounting. The cost of an acquisition is measured as the aggregate of the consideration transferred, measured at acquistion date - fair value, and the amount of any non-controlling interest in the acquiree. For each business combination, the acquirer has the option to measure the non-controlling interest in the acquiree either at fair value or the proportionate share of the
acquiree’s indentifiable net assets.
Acquisition - related costs incurred are expensed. Any excess of the cost of acquisition over the fair values of the identifiable net assets acquired is recognized as goodwill.
Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang diperoleh pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan liabilitas non-moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif dan diakui langsung dalam laba atau rugi.
e. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Majapahit Holding B.V. (MH) dan Majapahit Finance B.V. (MF) diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.
e. Foreign Currency Transactions, Balances and Translation
The books of accounts of the Company and its subsidiaries, except for Majapahit Holding B.V. (MH) and Majapahit Finance B.V. (MF), are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made.
Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif yang bersangkutan, kecuali selisih kurs mata uang asing yang dikapitalisasi sebagai biaya pinjaman.
At each reporting date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations, except those foreign exchange differences which are capitalized as borrowing costs.
Kegiatan usaha MH dan MF merupakan bagian integral dari kegiatan usaha Perusahaan, dengan demikian pembukuan MH dan MF yang diselenggarakan dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan prosedur yang sama dengan Perusahaan.
Operating activities of MH and MF are an
integral part of the Company’s activities,
hence the books of accounts of MH and MF, which are maintained in foreign currency, are translated into Rupiah using the same procedures adopted by the Company.
f. Transaksi Pihak Berelasi
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (dalam hal ini dirujuk
sebagai “entitas pelapor”).
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. memiliki pengaruh signifikan atas pelapor atau entitas pelapor; atau
iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
f. Transactions with Related Parties
A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements (referred to as the
“reporting entity”).
a. A person or a close member of that person's family is related to a reporting entity if that person:
i. has control or joint control over the reporting entity;
ii. has significant influence over the reporting entity; or
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
b. An entity is related to a reporting entity subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).
ii. One entity is an associate or joint third entity and the other entity is an associate of the third entity.
v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
vi. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a).
vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those transacted with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
g. Aset Keuangan g. Financial Assets
Aset keuangan Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut: tersedia untuk dijual dan pinjaman yang diberikan dan piutang.
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi.
All financial assets are recognised and derecognised on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the time frame established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs.
Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)
Investasi ekuitas AFS dinyatakan sebesar biaya apabila investasi tidak memiliki harga pasar yang berlaku di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur dengan andal. Rugi penurunan, jika ada, diakui dalam laba rugi.
Available-for-sale financial assets (AFS)
AFS equity investments are stated cost since they do not have a quoted market price in an active market and fair value cannot be reliably measured. Impairment losses, if any, are recognized in profit or loss.
Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Perusahaan untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.
Dividends on AFS equity instruments are recognised in profit or loss when the Company and its subsidiaries right to receive the dividends is established.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas di bank, piutang pelanggan dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif serta uang jaminan diklasifikasi
sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Loans and receivables
Cash in bank, receivable from customers and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in
an active market are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are
measured at amortised cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Effective interest method
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan.
Penurunan nilai aset keuangan
Aset keuangan dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap akhir tanggal palaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti obyektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
Impairment of financial assets
Financial assets are assessed for indicators of impairment at the end of each reporting period. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been impacted. For unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
For all other financial assets, objective evidence of impairment could include:
significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual tetapi penurunan secara kolektif. Bukti obyektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan
default atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the
Company’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the
difference between the asset’s carrying
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun cadangan kerugian penurunan. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun cadangan kerugian penurunan. Perubahan nilai tercatat akun cadangan kerugian penurunan piutang diakui dalam laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in profit or loss.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan dan anak perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan anak perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan anak perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan anak perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
Derecognition of financial assets
The Company derecognises a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Company recognises its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Company retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company continues to recognise the financial asset and also recognises a collateralised borrowing for the proceeds received.
h. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
h. Financial Liabilities and equity
Instruments
Classification as debt or equity
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan anak perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Equity instruments
An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Company after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Liabilitas keuangan
Penerusan pinjaman, hutang kepada pemerintah, utang bank dan surat utang jangka menengah, utang obligasi, utang listrik swasta dan pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.
Financial liabilities
Two step loans, government loans, bank loans and medium term notes, bonds payable, electricity purchase payable and other borrowings are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognised on an effective yield basis.
Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.
Any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the settlement or redemption of borrowings is recognized over the term of the borrowings.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan dan anak perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
Derecognition of financial liabilities
The Company and its subsidiaries derecognise financial liabilities when, and
only when, the Company’s and its subsidiaries’ obligations are discharged,
cancelled or they expire.
i. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
i. Use of Estimates